• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pandangan MGB mengenai Model Masyarakat Akademik dan Sistem Governance ITB

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Pandangan MGB mengenai Model Masyarakat Akademik dan Sistem Governance ITB"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

Pandangan MGB mengenai Model Masyarakat Akademik dan Sistem Governance ITB

Dokumen ini berisi pandangan resmi MGB mengenai berbagai aspek pengelolaan ITB, meliputi Tantangan ITB, ITB Badan Hukum Pendidikan, Model Masyarakat Akademik ITB, Kegurubesaran dan Guru Besar ITB, Program Studi di ITB, Program Penelitian di ITB, Sistem Governance ITB, dan Rektor ITB.

New Page 1

Â

Â

Â

Â

Majelis Guru Besar

Institut Teknologi Bandung

Â

Pandangan Mengenai:

Tantangan ITB, ITB Badan Hukum Pendidikan, Model Masyarakat Akademik ITB, Kegurubesaran dan Guru Besar ITB,

Program Studi di ITB, Program Penelitian di ITB, Sistem Governance ITB, dan Rektor ITB

Â

I.      Â

Tantangan Institut Teknologi Bandung

1.     ITB adalah

aset amat penting bagi pembangunan cita-cita kehidupan sejahtera bangsa Indonesia. Oleh karena itu, tantangan bangsa Indonesia untuk mewujudkan

kesejahteraannya adalah juga tantangan ITB dalam menjalankan fungsi, tugas serta kewajibannya. Perwujudan cita-cita kesejahteraan bangsa Indonesia ke depan

(2)

semakin kompleks dengan sasaran yang semakin cepat berubah. Ini pula adalah tantangan yang dihadapi oleh ITB ke depan.

2.     Menyadari

pada keterbatasannya maka ITB perlu konsisten memilih perannya dalam menghadapi tantangannya mewujudkan cita-cita kesejahteraan bangsa Indonesia. Sesuai pula dengan yang diamanahkan oleh visi maupun misinya, ke depan ITB perlu terus memperbaiki perannya lebih tepat serta bijak, baik yang berhubungan dengan fokus maupun kualitas capaiannya, dengan berkolaborasi lebih baik lagi dengan berbagai kekuatan bangsa.

3.     Tantangan ITB ke depan,

di dalam keterbatasannya yang ada, sebaliknya dengan aset berupa berbagai bentuk kepercayaan dari bangsa Indonesia, adalah menjalankan fungsinya sebagai pusat pengembangan ilmu pengetahuan yang unggul dan diakui oleh dunia sekaligus sebagai pusat pengembangan budaya bangsa, yang menghasilkan insan skolar yang bermartabat dan berbudaya, yang mampu menempatkan daya saing bangsa dalam keluhuran martabat, guna terwujudnya kesejahteraan bangsa.

Dalam mengahadapi tantangannya tersebut semua unsur ITB harus konsisten pada roadmap yang menjadi ketetapan Institut. Berfungsi sebagai institusi

akademik di dalam kerangka tantangan yang disebutkan adalah misi untuk mewujudkan visi Institut.

Â

II.    Â

ITB Badan Hukum Pendidikan

4.     Penerapan

UU Badan Hukum Pendidikan

untuk Institut Teknologi Bandung Badan Hukum Pendidikan – ITB BHP – hendaknya memperoleh perhatian sangat cermat dan hati-hati. Beberapa pertimbangan sangat mendasar yang penting dirujuk adalah:

a.     UU BHP

memberikan dan mengatur sifat otonomi ITB di dalam kerangka prinsip-prinsip dasar manajemen pendidikan yang lainnya;

b.     UU BHP

menetapkan cara-cara pengelolaan Institut ke depan, yang dengan demikian akan menentukan pula kinerja serta kualitas Intitut menjalankan fungsinya;

c.      UU BHP

hanyalah satu landasan dasar yang menemani sejumlah landasan dasar normatif (Pancasila, UUD 1945, UU Sisdiknas) yang secara bersama-sama akan menetapkan nilai ITB ke depan dalam menjalankan tanggung jawabnya;

d.     Di balik

kelemahan UU BHP, sistem ITB BHP yang ditetapkan harus dapat dimanfaatkan sebagai peluang/potensi mendukung tercapainya cita-cita ITB kelas dunia, guna mewujudkan cita-cita kesejahteran bangsa melalui keunggulan daya saing serta keluhuran martabat bangsa (Universitas Kelas Dunia Berwawasan Kebangsaan), di dalam kerangka kompleksitas serta kecepatan perubahan sasaran kesejahteraan

(3)

bangsa Indonesia;

e.      Sistem ITB

BHP yang ditetapkan harus dapat diusahakan guna menjamin terwujudnya model masyarakat akademik ITB yang ideal namun bertumpu pula pada budaya, tradisi, aset, serta potensi yang telah dimilikinya, sehingga ITB ke depan mampu menjamin berjalannya dengan baik fungsi utamanya;

f.       Manajemen

ITB BHP yang ditetapkan harus dapat diusahakan untuk mendukung terwujudnya unsur-unsur yang diperlukan dalam membangun model masyarakat akademik ITB guna menghadapi tantangannya, yaitu: (a) keunggulan kinerja pada para pelaku akademik ITB, (b) peningkatan kapasitas serta mutu infrastruktur akademik yang tumbuh dan berkembang, serta (c) penumbuhan kekuatan atas keberadaan ITB sebagai simpul jaringan kerjasama nasional maupun internasional;

g.     Berbagai

produk hukum yang kemudian dibuat untuk ITB BHP hendaknya bukan sekedar menyatakan apa yang boleh dan yang tidak boleh, atau yang harus ada dan yang tidak boleh ada. Sebaliknya di dalamnya harus menampakkan pula jati diri, di samping mampu menjadi guidance serta ukuran keberhasilan Institut, dalam menjalankan perannya sebagai lembaga akademik yang mempunyai komitmen mendapatkan pengakuan kelas dunia demi kebesaran bangsa Indonesia.

Â

III.   Model

Masyarakat Akademik Institut Teknologi Bandung

5.     Menghadapi

kompleksitas serta pergerakan sasaran atas tantangan yang terus berubah semakin cepat, ITB memerlukan model masyarakat akademik yang efektif untuk menjalankan fungsi, tugas serta kewajibannya. Kemampuan menghadapi perubahan membutuhkan model masyarakat akademik yang, bukan saja sensitif, tetapi juga prediktif,

terhadap kebutuhan aktual untuk terwujudnya kesejahteraan masyarakat. Faktor angat penting untuk membangun kemampuan ini adalah kapasitas serta mutu dari potensi, kekuatan, dan keberadaan ITB sebagai simpul jaringan kerjasama nasional maupun internasional.

6.    Â

Model masyarakat akademik ITB ke depan

harus kuat dan unggul dalam memproduksi karya-karya original yang mendukung terwujudnya unsur-unsur kesejahteraan masyarakat. Faktor lain yang sangat penting yang perlu untuk membangun kekuatan ini adalah keunggulan serta kinerja pada para pelaku di dalam kelompoknya yang didukung oleh infrastruktur akademik yang berkualitas dan tumbuh, namun tidak terfragmentasi dari potensi-potensi disekitarnya. Dalam hal ini, pemimpin akademik memegang peran sangat penting untuk menjaga kesatuan visi karya-karya ITB di atas.

7.     Unsur-unsur

penting dan perlu pada model masyarakat akademik ITB yang disebutkan, meliputi:

a.     Sumberdaya

manusia akademik yang bermutu, yang terhimpun di dalam tradisi keterpaduan atas

(4)

keberagaman keilmuan yang multi-dimensi;

b.     Pemimpin

akademik (academic leaders) yang sangat diakui (well recognized)

oleh masyarakat akademik sangat luas, pada berbagai bidang/kelompok keilmuan yang menjadi perhatian Institut serta bermakna bagi pembangunan kehidupan bangsa;

c.      Pusat-pusat

pengembangan ilmu pengetahuan yang didukung oleh infrastruktur akademik yang efektif pada jamannya, di samping mempunyai program pengembangan pada bidang-bidang ilmu pengetahuan yang menjadi perhatian Institut serta bermakna bagi pembangunan kehidupan bangsa;

d.     Jaringan

kerjasama penelitian dan pendidikan yang luas dan kokoh pada tingkat nasional dan internasional, yang didukung oleh program kegiatan bersama yang terencana dan berkelanjutan.

8.     Model

masyarakat akademik ITB yang ideal adalah menggambarkan kehidupan yang dinamik dan konstruktif pada interaksi unsur-unsur di atas, sebagai identitas diri ITB,

yang bertumpu pada kultur, tradisi, aset, serta potensi yang ada, serta yang

mempunyai kemampuan sekurang-kurangnya menjalankan fungsi utama Institut, yaitu:

a.    Â

menyelenggarakan program pendidikan dan pengembangan ilmu pengetahuan yang bermakna bagi kehidupan masyarakat;

b.    Â

menyelenggarakan pengembangan nilai-nilai kultur dan tradisi institusi sebagai

tempat ditumbuh-kembangkannya insan skolar dan ilmu pengetahuan yang bermartabat dan berbudaya, yang menjadi motor perubahan budaya bangsa, dan

c.     Â

menyelenggarakan manajemen perta pengembangan kapasitas serta mutu dari aset dan potensi institusi untuk berfungsinya dengan sangat baik Institut sebagai pusat

pengembangan ilmu pengetahuan dan pusat pengembangan budaya bangsa.

9.     Setiap

kebijakan yang diambil ITB ke depan hendaknya berhubungan dengan usaha untuk terbangunnya unsur-unsur penting yang diperlukan yang mendukung terwujudnya model masyarakat akademik yang telah disebutkan, serta yang merujuk pada:

a.     semakin

tingginya kompleksitas serta kecepatan pergerakan sasaran-sasaran atas tantangan bangsa yang menjadi tanggung jawab ITB,

b.     lesson learned

yang diperoleh menjelang dan selama kurun waktu ITB Badan Hukum Milik Negara (ITB BHMN), serta

(5)

c.      tanggung

jawab ITB BHMN untuk berubah menjadi ITB Badan Hukum Pendidikan (ITB BHP) dalam kerangka menjalankan misi mewujudkan visi ITB.

Â

IV.  Kegurubesaran

dan Guru Besar Institut Teknologi Bandung

10.Â

Kegurubesaran dan Guru Besar

adalah pembawa bendera akademik ITB (pemimpin akademik – academic flag carrier), dan karenanya menentukan kehidupan akademik di dalam kampus. Berangkat dari hakekat jabatan Guru Besar pada suatu perguruan tinggi,

Kegurubesaran dan Guru Besar, dengan demikian, adalah penggerak tumbuhnya keunggulan karya akademik yang menjadi modal dasar untuk pengakuan Institut pada masyarakat dunia. Dengan demikian, Institut ke depan hendaknya melaksanakan berbagai usaha guna meningkatkan mutu staf akademiknya untuk menuju jabatan Guru Besar dengan pengakuan masyarakat akademik sangat luas dalam: (1) menghasilkan karya-karya akademik yang unggul dalam keilmuan yang bermanfaat, (2) menjalankan perannya sebagai academic leadership yang membangun komunitas akademiknya dalam mencapai karya-karya unggul yang bermanfaat, dan (3) menjadikan

keberadaannya sebagai potensi bagi komunitasnya maupun bagi Institut yang kontributif pada terlaksananya misi untuk terwujudnya visi Institut.

11.Â

Guna menjamin berperannya para Guru Besar sebagai motor penggerak karya-karya bermakna Institut maka diperlukan suatu lembaga masyarakat Guru Besar yang

membangun dan menjaga kesatuan visi serta misi kepemimpinan para Guru Besar pada tingat yang berjenjang, yaitu pada tingkat komunitas akademik yang paling

elementer hingga ke tingkat Institut. Kehadiran lembaga masyarakat Guru Besar dipandang sangat penting, yaitu berfungsi sebagai sumber nilai-nilai yang tidak terfragmentasi, yang menyatukan visi kepemimpinan para Guru Besar Institut maupun bagi Institut, yang peran serta tanggungjawabnya meliputi: (1) membina kehidupan akademik dan integritas moral & etika profesional serta kukuhnya kesarjanaan pada Institut, (2) membangun & menjaga academic values

masyarakat Institut, (3) melalui para anggotanya menggali dan mewujudkan karya nyata Institut, dan (4) atas nama Institut, menggali dan membangun pemikiran tentang solusi masalah-masalah kebangsaan. Sesuai dengan hakekatnya, lembaga masyarakat Guru Besar ITB bertanggung jawab kepada masyarakat akademik ITB.

12. Mengingat

pentingnya peran ideal dari lembaga masyarakat Guru Besar pada suatu perguran tinggi (lembaga masyarakat Guru Besar sebagai: a house of learning, a

guardian of values, an agent of changes, a house of culture,

a bastion of academic freedom) dalam membina kehidupan serta nilai-nilai akademik, ke depan, Institut harus dapat menyiapkan suatu sistem kelembagaan untuk keberdayaan lembaga masyarakat Guru Besar ITB yang memungkinkan terlaksananya fungsi dan tanggung jawabnya serta terjadinya proses penggalian, pengembangan, dan pembinaan nilai-nilai kehidupan akademik, sedemikian sehingga model kehidupan masyarakat akademik ITB selalu mampu menjalankan fungsinya dengan lebih baik.

Â

(6)

V.    Program Studi di Institut Teknologi Bandung

13.Â

Program Studi

adalah merupakan bentuk eksistensi penting dari model masyarakat akademik pada suatu perguruan tinggi. Antara lain melalui penyelenggaraan program studi,

Institut menjalankan fungsinya sebagai pusat pengembangan ilmu pengetahuan dan pusat pengembangan budaya bangsa. Oleh karena itu, sesuai dengan tingkatannya, penyelenggaraan suatu program studi harus mampu menjamin berlangsungnya pengembangan ilmu pengetahuan yang menjadi identitas Institut, disamping

menjamin pula dihasilkannya agen pembangun budaya bangsa (lulusan) yang unggul dan bermutu. Hendaknya lulusan setiap program studi di ITB mempunyai nilai lebih yang setara dengan mutu mahasiswa yang ditunjukkan oleh kepercayaan masyarakat kepada ITB. Hendaknya pula, kehadiran setiap program studi di ITB dilakukan

lebih selektif, sehingga menjamin peningkatan kualitas kinerja dari semua pelaksanaan fungsi utama Institut sebagai perguruan tinggi riset kelas dunia.

14. Keberlangsungan

setiap program studi harus dijamin sebagai satu kesatuan proses pembentukan nilai-nilai ITB yang seutuhnya: keunggulan, kepeloporan, kejuangan, dan

pengabdian. Keberlangsungan setiap program studi harus menjamin kehidupan model masyarakat akademik ITB yang didasarkan pada kultur interaksi keilmuan yang menyelesaikan permasalahan bangsa. Setiap program studi di ITB harus diselenggarakan secara terpadu, dan tumbuh berakar pada berbagai usaha

memberdayakan potensi budaya bangsa, guna penguatan daya saing serta martabat bngsa Indonesia pada berbagai bentuk interaksi budaya global yang terus tumbuh dan berkembang.

Â

VI.  Program

Penelitian di Institut Teknologi Bandung

15.Â

Program Penelitian

adalah bentuk eksistensi penting yang lain dari model kehidupan masyarakat akademik pada suatu perguruan tinggi.

Melalui program penelitian, Institut menjalankan fungsi sebagai pusat

pengembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni (IPTEKS), yang menjunjung sangat tinggi aspek serta nilai-nilai sosial dan kemanusiaan, yang bermutu

tinggi, yang pada gilirannya mendukung pembangunan nasional dan kesejahteraan bangsa. Sebagai perguruan tinggi riset dan pengembangan, yang mengusahakan pengakuan internasional (kelas dunia), Institut harus menaruh perhatian dan mengelola program penelitian secara terpadu dengan program pendidikan, mulai dari strata satu hingga strata tiga.

16.Â

Reputasi Institut,

baik di tingkat nasional maupun internasional, sangat bergantung pada pengakuan atas output penelitian yang dihasilkannya. Untuk itu, setiap program penelitian di lingkungan Institut adalah penting untuk terjamin keberlanjutannya di satu sisi, namun mengikuti perkembangan zaman serta kebutuhan masyarakat di sisi lain. Setiap program penelitian

(7)

sangat perlu diselenggarakan secara terencana dan hasilnya

harus terukur. Dampak penelitian pada pembangunan nasional dan kesejahteraan bangsa harus terasakan pula.

17. Guna

menghasilkan produk penelitian maupun pengembangan yang bermutu sekaligus bermakna bagi kehidupan bangsa, Institut sangat penting memberikan insentif bagi terlaksananya program-program penelitian lintas keilmuan, serta yang menjalin kerjasama penelitian pada skala nasional maupun internasional. Termasuk pula, sesuai dengan kapasitasnya, Institut mempunyai tanggung jawab dalam melaksanakan penelitian pada ilmu-ilmu dasar yang akan menjadi tumpuan penting bagi

pengembangan keilmuan yang lainnya. Namun demikian, program-program penelitian maupun pengembangan yang sangat dekat pada peningkatkan keberdayaan

potensi masyarakat harus pula mendapatkan perhatian sangat tinggi.

 VII.

Sistem Governance Institut Teknologi Bandung

18. Sistem

governance ITB ke depan

haruslah mempunyai objektif yang konsisten dan cermat membangun model masyarakat akademik ITB yang menjamin bekerjanya fungsi utama ITB. Setiap kebijakan yang diambil oleh sistem governance ITB, utamanya yang akan berdampak

permanent ataupun semi-permanent memerlukan proses penetapan yang

melibatkan masyarakat akademik, serta mengindahkan kaidah-kaidah pada tradisi masyarakat akademik. Kehadiran unsur-unsur normatif dan eksekutif pada Institut dimaksudkan untuk menjaga tetap tumbuhnya nilai-nilai lembaga pendidikan dalam menghadapi berbagai tantangan serta kendala yang tak terhindarkan.

19. Memperhatikan

constraints yang dihadapi Institut dalam menjalankan fungsinya, berdasarkan pada roadmap pengembangan Institut, sistem governance ITB harus memperhatikan sejumlah objektif sebagai berikut:

a.     Membina,

mengembangkan, dan memberdayakan seluruh aset dan potensi sumberdaya manusia akademik (dosen, peneliti, teknisi/asisten akademik);

b.     Membina,

mengembangkan, dan memberdayakan seluruh aset dan potensi kelompok-kelompok keilmuan srta kelompok riset (pusat/pusat penelitian);

c.      Membina,

mengembangkan, dan memberdayakan seluruh aset infrastruktur akademik (laboratorium, studio, jaringan informasi, perpustakaan);

d.     Membina,

mengembangkan, dan memberdayakan sistem serta proses interaksi antar kelompok keilmuan;

e.      Membina,

mengembangkan, dan memberdayakan jaringan kerjasama nasional dan internasional sebagai bentuk infrastruktur masa depan ITB;

(8)

f.       Merespons

setiap symptom yang berkembang dan memprediksi nilai-nilai baru yang akan dihadirkan oleh setiap kebijakan yang diambil.

20. Menghadapi

kecepatan perubahan pada sasaran serta kompleksitas pada tantangan yang dihadapi, sistem governance ITB memerlukan sejumlah badan kerja yang

memikirkan secara kerkelanjutan konsep-konsep pengembangan dan kebijakan. Guna menjamin fungsi dan kinerjanya, hendaknya lembaga ini mempunyai akses yang baik dengan berbagai unsur sistem governance yang ada.

Â

VIII.         Â

Rektor Institut Teknologi Bandung

21.Â

Rektor ITB ke depan

mempunyai peran sangat kunci bukan saja bagi internal ITB tetapi juga bagi stake holder ITB. Sebagai pembawa bendera Institut, Rektor ITB hadir atas nama Institut sebagai bagian dari kekuatan bangsa Indonesia. Atas dasar bahwa ITB adalah bagian dari kekuatan bangsa, maka peran Rektor ITB akan menjadi tumpuan harapan berbagai lembaga kekuatan bangsa Indoensia yang lainnya. Untuk itu, Rektor ITB ke depan diharapkan memenuhi unsur-unsur sebagai berikut:

a.     Memiliki

integritas sangat tinggi untuk terlaksananya misi mewujudkan visi Institut sebagai perguruan tinggi terkemuka di Indonesia;

b.     Sangat

mengerti dan menguasai fungsi, kewajiban dan tanggung jawab Institut dalam keikut-sertaaanya menyelesaikan berbagai permasalahan bangsa Indonesia;

c.      Ke dalam –

mempunyai kemampuan manajemen dan mengembangkan kapasitas dan mutu seluruh aset serta potensi Institut;

d.     Ke luar –

mempunyai kemampuan memposisikan Institut sebagai simpul jaringan kerjasama nasional dan internasional.

22. Selain yang

bersifat umum dan normatif di atas, Rektor ITB ke depan harus pula mempunyai kemampuan menjalankan tugas-tugas Institut, utamanya:

a.     Menyusun dan

menetapkan kebijakan akademik Institut yang mengacu pada kebijakan umum serta agenda akademik Institut;

b.     Menyusun

RENSTRA Institut yang mengacu pada kebijakan umum serta Rencana Induk Pengembangan yang telah menjadi ketetapan Institut;

(9)

c.      Ke dalam –

mengelola dan mengembangkan kapasitas serta mutu program pendidikan, penelitian, dan pengabdian pada masyarakat, sesuai dengan kebijakan umum dan agenda akademik Institut;

d.     Ke luar –

membawa dan menjaga tetap tegaknya bendera (flag carier) Institut, serta membangun peran serta kontribusi eksternal Institut.f

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian bertujuan menguji efektivitas model belajar berpikir induktif untuk meningkatkan keterampilan berpikir kritis siswa kelas XI Jurusan Pemasaran SMKN

Data Kalimantan Utara tahun 2013 masih bergabung dengan Kalimantan Timur Data tahun 2010, 2011, 2012, 2013 direvisi.. Data dikutip dari Publikasi

 Menurut Keynes, situasi makro suatu perekonomian ditentukan oleh apa yang terjadi dengan permintaan agregat masyarakat apabila permintaan agregat melebihi penawaran agregat (atau

PERSEPSI TENTANG KONSELING KB YANG DIBERIKAN OLEH TENAGA KESEHATAN PADA IBU AKSEPTOR DI.. DUSUN LAMUK DESA KATEKAN KECAMATAN NGADIREJO

Pengesahan bunyi naskah (authentication of the text) yang diterima sebagai naskah yang terakhir, dilakukan menurut cara yang disetujui antara negara-negara peserta yang

antara staf, stakeholders dan masyarakat, diperolehi bahawa sebanyak 41.98% pengetua sekolah di Malaysia mempunyai tahap yang tinggi dan hanya 11.11% responden

Pada alat tenun ini benang lusi dalam posisi vertikal dan selalu tegang karena ada pemberat atau beban, sedangkan benang pakan disisipkan dengan suatu alat yang disebut

bahwa dengan ditetapkannya Peraturan Presiden Nomor 77 Tahun 2007 tentang Daftar Bidang Usaha yang Tertutup dan Bidang Usaha yang Terbuka Dengan Persyaratan Di