• Tidak ada hasil yang ditemukan

LATAR BELAKANG. Tugas-tugas anggota tim yang lebih rinci :

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "LATAR BELAKANG. Tugas-tugas anggota tim yang lebih rinci :"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

LATAR BELAKANG

Pada kesempatan kali ini kami mewawancarai seorang fotografer yang bernama Badas, dia bisa dibilang sudah profesional karena ia banyak mempunyai pengalaman dalam bidang photography tersebut.

Maksud dan tujuan dari kelompok kami mewawancarai Badas adalah karena menurut kami Badas sudah ahli dan sudah cukup lama terjun dalam bidang fotografi. Kelompok kami juga menyadari bahwa fotografi itu sendiri sudah cukup mewabah dan sangat digemari di berbagai kalangan, remaja khususnya. Banyak remaja yang hanya sekedar memegang kamera dan mulai mengambil gambar disekitarnya. Ini bisa menjadi bukti kecil bahwa fotografi sudah melekat dari kehidupan hampir setiap orang.

Manfaat kami meneliti tentang fotografi karena kami tertarik melihat keadaan saat ini, dengan mudah kita bisa menjumpai orang yang sedang memotret sebuah objek dimana-mana. Fotografi ini sendiri juga memang sangat penting dalam berbagai bidang kehidupan. Disamping itu melalui wawancara ini, kami mendapat beberapa pengetahuan tentang fotografi, karena kelompok kami juga menyukai fotografi .ini sangat berguna bagi kami.

Dalam wawancara kali ini, kelompok kami menggunakan teknik wawancara langsung dengan nara sumber.karena dengan wawancara kita bisa menggali informasi lebih dalam ,lebih luas dan lebih jelas.

Alat yang digunakan kelompok kami antara lain sebuah handycam un tuk merekam selama proses wawancara berlangsung, kamera digital untuk memotret nara sumber dan kelompok kami sebagai bukti kami mengerjakan tugas ini bersama, laptop untuk mendata langsung apa yang dibicarakan oleh kelompok kami dan nara sumber, lalu kertas,pensil/bolpoin,buku.

(2)

1. Merlita Nuryowanda dan Niesya Aditta sebagai pewawancara 2. Arinda Yonigiani sebagai pencatat tingkah laku (non verbal) 3. Wahyu Septina sebagai pencatat hasil wawancara

4. Stefie sebagai perekam proses wawancara

IDENTITAS SUBYEK 1. Nama : Badas

2. Usia : 28 Tahun

3. Suku Bangsa : Aceh – Arab Betawi 4. Status Subyek: Single

5. Anak Ke berapa dari berapa bersaudara : 1 dari 2 bersaudara 6. Pendidikan Formal :

• University of New South Wales – School of Art (Liberal Art) 1998-1999

• New York Institute of Photography – Proffessional Photography ,Black and White Find Art Minor 7. Pendidikan Khusus : Tidak ada

8. Profesi /Jabatan : Fotografer

9. Lama Menjabat profesinya : 10 Tahun

10. Sejak Kapan Anda bekerja : 2001 s/d sekarang (terjun menjadi profesional)

11. Perusahaan/Institusi apa di mana Anda Bekerja : PT Adikarya Visi content provider for ASTRO , Assossiate Photographer for associated press New York Chapter, associated Photographer for comercial photography with Anton Ismail, kantor berita Nasional, kantor berita asing, web magazine, stasiun tv asing, biro iklan dan news agency

12. Berapa lama di perusahaa/institusi ini : Sejak Maret 2007

13. Memiliki anak buah atau tidak, kalau mempunayai berapa? Ya, asisten untuk pengganti, jumlahnya tergantung kebutuhan

14. Hobby : Skate Board, Surfing, Ngeband 15. Olah raga : Lari

(3)

ANGGOTA KELOMPOK & TUGASNYA • Arinda Yonigiani sebagai Pencatat

• Merlita Nuryowanda sebagai Pewawancara • Niesya Aditta sebagai Pewawancara

• Stefie sebagai Perekam Video

• Wahyu Septina Mayang Sari sebagai Pencatat

SEJARAH FOTOGRAFI

Sejarah fotografi bermula jauh sebelum Masehi. Dalam buku The History of Photography karya Alma Davenport, terbitan University of New Mexico Press tahun 1991, disebutkan bahwa pada abad ke-5 Sebelum Masehi (SM), seorang pria bernama Mo Ti sudah mengamati sebuah gejala. Apabila pada dinding ruangan yang gelap terdapat lubang kecil (pinhole), maka di bagian dalam ruang itu akan terefleksikan pemandangan di luar ruang secara terbalik lewat lubang tadi. Mo Ti adalah orang pertama yang menyadari fenomena camera obscura.

Beberapa abad kemudian, banyak orang yang menyadari serta mengagumi fenomena ini, beberapa diantaranya yaitu Aristoteles pada abad ke-3 SM dan seorang ilmuwan Arab Ibnu Al Haitam (Al Hazen) pada abad ke-10 SM, dan kemudian berusaha untuk menciptakan serta mengembangkan alat yang sekarang dikenal sebagai kamera. Pada tahun 1558, seorang ilmuwan Italia, Giambattista della Porta menyebut ”camera obscura” pada sebuah kotak yang membantu pelukis menangkap bayangan gambar (Bachtiar: 10). Menurut Szarkowski dalam Hartoyo (2004: 21), nama camera obscura diciptakan oleh Johannes Keppler pada tahun 1611:

“By the great Johannes Keppler has designed a portable camera constructed as a tent, and finaly give a device a name that stuck: camera obscura… The interior of the tent was dark

(4)

except for the light admitted by a lens, which foucussed the image of the scene outside onto a piece of paper.” (Pada tahun 1611 Johannes Keppler membuat desain kamera portable yang dibuat seperti sebuah tenda, dan akhirnya memberi nama alat tersebut sebuah nama yang terkenal hingga kini: camera obscura… Keadaan dalam tenda tersebut sangat gelap kecuali sedikit cahaya yang ditangkap oleh lensa, yang membentuk gambar keadaan di luar tenda di atas selembar kertas).

Pada awal abad ke-17 seorang ilmuwan berkebangsaan Italia bernama Angelo Sala menemukan, bila serbuk perak nitrat dikenai cahaya, warnanya akan berubah menjadi hitam. Demikian pula Professor anatomi berkebangsaan Jerman, Johan Heinrich Schulse, pada 17127 melakukan percobaan dan membuktikan bahwa menghitamkan pelat chloride perak yang disebabkan oleh cahaya dan bukan oleh panas merupakan sebuah fenomena yang telah diketahui sejak abad ke-16 bahkan mungkin lebih awal lagi. Ia mendemonstrasikan fakta tersebut dengan menggunakan cahaya matahari untuk merekam serangkaian kata pada pelat chloride perak; saying ia gagal mempertahankan gambar secara permanent.

Kemudian sekitar tahun 1800, seorang berkebangsaan Inggris bernama Thomas Wedgwood, bereksperimen untuk merekam gambar positif dari citra pada camera obscura berlensa (pada masa itu camera obscura lazimnya pinhole camera yang hanya menggunakan lubang kecil untuk cahaya masuknya), tapi hasilnya sangat mengecewakan. Akhirnya ia berkonsentrasi sebagaimana juga Schulse, membuat gambar-gambar negatif (sekarang dikenal dengan istilah fotogram) dengan cahaya matahari, pada kulit atau kertas putih yang telah disaputi komponen perak.

Sementara itu di Inggirs, Humphrey Davy melakukan percobaan lebih lanjut dengan chlorida perak, tapi bernasib sama dengan Schulse. Pelatnya dengan cepat berubah menjadi hitam walaupun sudah berhasil menangkap imaji melalui camera obscura tanpa lensa.

(5)

Akhirnya, pada tahun 1824, seorang seniman lithography Perancis, Joseph-Nicephore Niepce (1765-1833), setelah delapan jam meng-exposed pemandangan dari jendela kamrnya, melalui proses yang disebutnya Heliogravure (proses kerjanya mirip lithograph) di atas pelat logam yang dilapisi aspal, berhasil melahirkan sebuah imaji yang agak kabur, berhasil pula mempertahankan gambar secara permanent. Kemudian ia pun mencoba menggunakan kamera obscura berlensa, proses yang disebut ”heliogravure” pada tahun 1826 inilah yang akhirnya menjadi sejarah awal fotografi yang sebenarnya. Foto yang dihasilkan itu kini disimpan di University of Texas di Austin, AS.

Merasa kurang puas, tahun 1827 Niepce mendatangi desainer panggung opera yang juga pelukis, Louis-Jacques Mande’ Daguerre (1787-1851) untuk mengajaknya berkolaborasi. Dan jauh sebelum eksperimen Niepce dan Daguerre berhasil, mereka pernah meramalkan bahwa: “fotografi akan menjadi seni termuda yang dilahirkan zaman.”

Sayang, sebelum menunjukkan hasil yang optimal, Niepce meninggal dunia. Baru pada tanggal 19 Agustus 1839, Daguerre dinobatkan sebagai orang pertama yang berhasil membuat foto yang sebenarnya: sebuah gambar permanen pada lembaran plat tembaga perak yang dilapisi larutan iodin yang disinari selama satu setengah jam cahaya langsung dengan pemanas mercuri (neon). Proses ini disebut daguerreotype. Untuk membuat gambar permanen, pelat dicuci larutan garam dapur dan asir suling.

Fotografi mulai tercatat resmi pada abad ke-19 dan lalu terpacu bersama kemajuan-kemajuan lain yang dilakukan manusia sejalan dengan kemajuan-kemajuan teknologi yang sedang gencar-gencarnya. Pada tahun 1839 yang dicanangkan sebagai tahun awal fotografi. Pada tahun itu, di Perancis dinyatakan secara resmi bahwa fotografi adalah sebuah terobosan teknologi. Saat itu, rekaman dua dimensi seperti yang dilihat mata sudah bisa dibuat permanen.

Januari 1839, penemu fotografi dengan menggunakan proses kimia pada pelat logam, Louis Jacques Mande Daguerre, sebenarnya ingin mematenkan temuannya itu. Akan tetapi, Pemerintah Perancis, dengan dilandasi berbagai pemikiran politik, berpikir bahwa temuan itu sebaiknya dibagikan ke seluruh dunia secara cuma-cuma. Maka, saat itu

(6)

manual asli Daguerre lalu menyebar ke seluruh dunia walau diterima dengan setengah hati akibat rumitnya kerja yang harus dilakukan.

Fotografi kemudian berkembang dengan sangat cepat. Menurut Szarkowski dalam Hartoyo (2004: 22), arsitek utama dunia fotografi modern adalah seorang pengusaha, yaitu George Eastman. Melalui perusahaannya yang bernama Kodak Eastman, George Eastman mengembangkan fotografi dengan menciptakan serta menjual roll film dan kamera boks yang praktis, sejalan dengan perkembangan dalam dunia fotografi melalui perbaikan lensa, shutter, film dan kertas foto.

Tahun 1950 mulai digunakan prisma untuk memudahkan pembidikan pada kamera Single Lens Reflex (SLR), dan pada tahun yang sama Jepang mulai memasuki dunia fotografi dengan produksi kamera NIKON. Tahun 1972 mulai dipasarkan kamera Polaroid yang ditemukan oleh Edwin Land. Kamera Polaroid mampu menghasilkan gambar tanpa melalui proses pengembangan dan pencetakan film.

Kemajuan teknologi turut memacu fotografi secara sangat cepat. Kalau dulu kamera sebesar tenda hanya bisa menghasilkan gambar yang tidak terlalu tajam, kini kamera digital yang cuma sebesar dompet mampu membuat foto yang sangat tajam dalam ukuran sebesar koran.

HASIL WAWANCARA

T : Sudah berapa lama anda menggeluti profesi anda sebagai fotografer ?

J : Gw mulai dari tahun 2001 ,sudah hampir 7 tahun di dunia profesional, kalau mulai motret sih udah dari tahun 1998.

T : Sudah berapa banyak perusahaan yang pernah bergabung dengan anda ?

J : Cukup banyak, agak sedikit sulit kalau di hitung pakai jari. Soalnya kalo gw sebutin nama perusahaannya bakal jadi kaya gw promosiin banget. Ya pokonya lumayan banyak lah

(7)

T : Bagaimana perasaan anda dengan profesi yang anda miliki sekarang ?

J : Kalau dibilang seneng seh ngga, tapi ada kepuasan tersendiri buat gw, soalnya gw bisa bisa ngerasa puas kalau seseorang sudah merasa nyaman ama apa yang udah gw perbuat T : Bagaimana menurut anda makna dari profesi yang anda tekuni ini ?

J : sangat menarik, soalnya jadi fotogafer tuh gw bisa ngeliat dan tau yang orang lain ga tau, terus bisa ketemu sama kenal sama orang-orang baru, dan tentunya cewe-cewe hehe T : Apakah ada pembelajaran khusus sebelum anda menggeluti profesi fotografer ini ? J : iya ada, gw pernah skolah formal khusus photo. di University of New South Wales – School of Art (Liberal Art) 1998-1999 dan New York Institute of Photography – Proffessional Photography ,Black and White Find Art Minor

T : Apa profesi anda sebelum menjadi fotografer ?

J : gw tadinya mau jadi skateboarder tapi menurut gw jadi skater itu ga ada pendapatannya. Jadi, gw lebih memilih menjadi fotografer

T : Bagaimana ceritanya anda bisa mencapai profesi anda yang sekarang ini ?

J : gw ga pernah ngerencanain gw jadi yang seperti sekarang, gw sih ngejalanin aja apa yang ada.

T : Bagaimana pandangan lingkungan anda (teman, lingkungan sosial,keluarga) memandang profesi anda ? coba ceritakan !

J : orang tua gw sih ngga setuju gw jadi fotografer, soalnya menurut mereka mau jadi apa sih kalau jadi fotografer. Justru itu yang jadi cambuk buat gw untuk ngebuktiin kalau fotografer itu ada hasilnya. Dan bisa ngedapetin kepuasan tersendiri buat gw

T : Apakah anda sudah cukup merasa nyaman dengan profesi anda sampai saat ini ? J : belom, karena bukan soal materi yang gw butuhin, tapi dari segi keidealisan gw, gw bisa menghasilkan suatu kreasi yang baru

(8)

T : Penghargaan atau hadiah apa yang pernah anda peroleh dari profesi anda ?

J : menurut gw, kepuasan orang lain itu adalah suatu penghargaan buat gw. Kalass u yang realnya, gw pernah dapet penghargaan World Press Photo di New York.

T : Hal apa yang telah anda lakukan dengan hasil-hasil karya anda ?

J : gw pernah buat pameran Jurnalistik di New York dan kemarin gw baru aja bikin pameran sama anak-anak kelas pagi Anton Ismail

T : Kritikan atau celaan apa yang pernah anda dapatkan selama menjalani profesi anda ini ?

J : banyak banget celaan yang gw dapet untuk foto-foto gw, tapi kalau kritikan itu diberikan oleh senior atau kritisi gw jadikan pembelajaran

T : Pernahkah anda berpikir untuk alih profesi ? jika iya, profesi apa yang anda pilih, dan mengapa ?

J : pernah, gw lebih berpikir untuk jadi kepala rumah tangga.hehehe

T : Pada saat anda mempunyai waktu luang (tidak menjalani profesi) hal apa yang anda lakukan ?

J : gw lebih sering ngisi waktu luang buat ngelakuin hobi gue, misalnya main skate board atau pergi ke Bali atau Carita buat surfing ama temen-temen gw

T : Biasanya, gangguan apa saja yang sering terjadi pada saat anda melakukan profesi anda ?

J : banyak banget gangguan yang gw temuin selama gw kerja, misalnya pada saat ada pemotretan tiba-tiba lampu studio mati atau model yang akan di foto telat dateng. Pokonya banyak deh hal-hal semacam itu yang biasa terjadi

T : Dalam menjalankan tugas, apakah anda selalu sendiri atau anda berada di dalam satu tim ?

(9)

J : Tergantung pekerjaannya, kalau emang itu pekerjaan bisa gw kerjain sendiri ya gw kerja sendiri, tapi kalau gw butuh bantuin orang lain gw bisa jadi kerja tim. Tapi biasanya, gw lebih suka ngerjain sendiri soalnya gw bisa lebih ngerasa puas sama hasil yang gw kerjain

T : Apa kesan-kesan anda yang anda jalani selama bertugas ?

J : banyak banget kesan yang gw dapet. Gw bisa ngedapetin apa yang orang lain ga bisa dapetin, gw jg bisa datengin tempat yang belom tentu orang lain bisa datengin. Bisa keliling-keling dunia, nambah pengalaman dan nambah kenal banyak orang baru , termasuk cewek-cewek.hhe

T : Ceritakan pengalaman paling berkesan yang pernah anda dapatkan selama bekerja ? J : pengalaman berkesan gw, waktu masih banyaknya jaman demo, banyak kejadian-kejadian yang mengerikan. gw sebagai fotografer tadinya pengen foto korbannya, tapi gw malah bingung mau ngambil foto atau mau nolongin orang yang jadi korban itu.

T : Ceritakan pengalaman terburuk yang pernah anda dapatkan selama bekerja ?

J : Suatu hari gw lagi ke Thailand bertiga bareng temen-temen gw, disana kita bertiga menyewa mobil untuk keliling Thailand, terus kami bertiga menuju supermarket untuk beli makanan ama minuman, waktu di tinggal 15menit ke supermarket trus pas balik ke mobil gw liat seperangkat alat foto gw, satu tas kamera beserta isinya hilang. Itu hal paling buruk banget yang pernah terjadi di idup gw, jangan ampe keulang lagi deh. Soalnya seorang fotografer tanpa kamera ga berarti apa-apa

T : Bagaimana menurut anda seni fotografi di dunia pada saat ini ?

J : seni fotografer saat ini udah bisa dibilang maju banget, sudah adanya digital jadi mau bikin foto apa aja juga bisa. Ga hanya orang tertentu aja yang bisa ngelakuinnya, tapi semuanya juga bisa. Semuanya jadi lebih mudah

T : Adakah pesan yang ingin anda sampaikan kepada kami untuk menggeluti profesi yang anda miliki ?

(10)

J : Pesan gw buat kalian ya kalian harusa belajar ama siapa aja, seseorang itu ada lebihnya dan ada juga kurangnya, jadi kita harus pinter-pinter ngemix. Harus tahan banting, konsisten, harus punya karakter dan harus bekerja keras (hard work)

HASIL OBSERVASI

• Tempat wawancara : Burger King Thamrin • Tanggal berapa : 15 Desember 2008 • Hari Apa : Senin

• Waktu : 10 – 11.30 Pagi

• Adakah selain subyek yang Anda wawancara untuk menambah data? Tidak Ada • Siapa yang wawancara? Niesya dan Merlita

• Siapa yang observasi? Arinda

• Pengambilan foto di mana? Burger King Thamrin • Siapa yang mengambil foto subyek? WAhyu • Siapa yang merekam aktifitas ini? Stefie

• Siapa Yang menulis dan mencari teori? Arinda dan Wahyu • Keadaan Tempat wawancara : Cukup ramai

• Gambaran Fisik dan Penampilan subyek : Tidak terlalu rapi dan santai • Ringkasan proses wawancara :

Berjalan dengan lancar walaupun agak sedikit ramai. Karena waktu kita melakukan wawancara adalah pada saat jam makan siang. Jadi, restoran itu menjadi ramai. Tapi hal tersebut tidak terlalu mengganggu proses wawancara

• Hal-hal menarik selama wawancara :

Subyek yang kami wawancarai tidak terlalu formal atau tegang, jadi selama wawancara kami masih bisa bercanda-canda dan dia pun membantu kami mengerjakan tugas ini. Bagaimana cara merekam yang baik dll

• Sikap tubuh subyek selama wawancara (suara, intonasi, gerak tubuh, kontak mata, dsb) :

Matanya suka kedip-kedip, memicingkan mata, kadang-kadang suka melihat ke pewawancara dan kadang tidak, suka menundukkan wajah ke bawah. Tangannya suka

(11)

menjentikkan jari, memain-mainkan kuku, dan menggerakkan tangan. Tubuhnya bergerak maju mundur. Kakinya suka diangkat dan disilangkan.

• Hambatan selama wawancara :

Lebih seringnya bercanda-canda, kurang serius. Pada saat mengambil rekaman harus berulang-ulang. Banyak juga yang mondar-mandir sehingga mengganggu proses perekaman karena suara ramai dan berisik

• Catatan Khusus selama wawancara

Jawaban hasil wawancara dan observasi, dan juga mencatat tingkah laku yang dilakukan obyek wawancara.

• Keadaan yang mengganggu selama wawancara (misal: tempat gaduh, subyek sering terima telepon, dll)

Banyaknya anak-anak sekolah yang mengobrol sehingga keadaan tempat tersebut menjadi ramai

• Keadaan yang mendukung selama wawancara (Subyek cukup ramah, lancar, situasi tenang)

Tempatnya nyaman, orang yang diwawancarai tidak kaku sehingga bisa bercanda-canda TEORI PSIKOLOGI KOMUNIKASI

Teori-Teori :

Preliminaries of Human Communication Purposes of Communication :

.To discover : menemukan .To relate : untuk berhubungan .To help : untuk menolong/membantu .To persuade : untuk meyakinkan .To play : untuk bermain

Listening

The process of listening : .Step 1 : Receiving

(12)

.Step 2 : Understanding .Step 3 : Remembering .Step 4 : Evaluting .Step 5 : Responding Conversation

Five stages of conversation : The opening :

`Greeting : Menyapa

`Reciprocated : Menyapa balik Feed forward :

`Focus of conversation : masuk ke dalam topic `Identify tone : emosi

Business :

`Substance of conversation : inti pembicaraan `Exchange of roles : bertukar peran

`No permanent record : unrepeatable Feedback

Closing :

`Signals end of conversation : memberikan aba-aba bahwa kita akan menyelesaikan pembicaraan

`Express pleasure in interaction : menggambarkan keterangan bahwa relah melakukan konversasi

(13)

ANALISA

Preliminaries of Human Communication Purposes of Communication :

.To discover : kelompok kami menemukan ilmu-ilmu tentang fotografi .To relate : kelompok mendapatkan kesempatan untuk membangun hubungan pertemanan

.To help : wawancara ini dibuat untuk membantu kami dalam mengerjakan tugas psychology

.To persuade : wawancara kali ini bukan untuk meyakinkan siapapun .To play : dalam hal ini,wawancara yang dibuat bukan untuk hiburan Listening

The process of listening : .Step 1 : Receiving

> kami menerima informasi yang kami dapat dari nara sumber .Step 2 : Understanding

> kami mengerti apa yang disampaikan nara sumber .Step 3 : Remembering

> kami mengingat-ingat apa yang nara sumber katakan .Step 4 : Evaluting

> hasil dari wawancara bisa dibilang cukup memuaskan .Step 5 : Responding

> karena mendengarkan kami medapat informasi tentang fotografi Conversation

Five stages of conversation : The opening :

(14)

> kami menyapa nara sumber `Reciprocated : Menyapa balik >nara sumber menyapa balik kami Feed forward :

`Focus of conversation : masuk ke dalam topic

>kami menanyakan pertanyaan yang telah kami siapkan `Identify tone : emosi

>emosi yang ada adalah datar Business :

`Substance of conversation : inti pembicaraan >kami mulsi masuk ke dalam topic pembicaraan `Exchange of roles : bertukar peran

>ada yang ertanya dan ada yang menjawab `No permanent record : unrepeatable

>apa yang telah dikatakan tidak bisa diulang sama persis Feedback

Kami memberikan feedback baik verbal maupun sekedar menganggukan kepala. Closing :

`Signals end of conversation : memberikan aba-aba bahwa kita akan menyelesaikan pembicaraan

>melihat jam yang menandai pembicaraan akan berakhir

`Express pleasure in interaction : menggambarkan keterangan bahwa relah melakukan konversasi

>mengucapkan terima kasih atas waktu yang telah disediakan `Leave-taking cues : memberikan syarat bahwa telah berakhir >si nara sumber pergi setelah selesai wawancara

(15)

KESAN dan UCAPAN TERIMA KASIH

Kesan kelompok kami selama wawancara adalah kami cukup senang karena kami mendapatkan ilmu dalam bidang fotografi, berkaitan dengan hal itu kelompok kami juga ada tugas dalam pelajaran fotografi. Badas cukup membantu kami dalm menyelesaikan 2 tugas sekaligus. Kami sangat menghargai itu. Kami juga senang karena walaupun Badas sedikit terlihat kaku tapi dia juga sempat memasukkan humor-humor, membuat kami lebih santai dalam wawancara.

Pada kesempatan kali ini kami ingin mengucapkan terima kasih kepada : 1. Badas .

Terima kasih atas waktu yang telah diberikan kepada kami,

sehingga kami dapat menyelesaikan tugas ini dengan baik. Terima kasih atas ilmu yang telah dibagikan kepada kami.

2. Ibu Veronica selaku dosen pengajar

Terima kasih atas tugas yang diberikan, karena kami percaya suatu saat tugas ini akan berguna bagi kelompok kami. Selain itu tugas ini juga menambah pengalaman kami. 3. Teman-teman sekelompok

Terima kasih telah membantu dalam penyelesaian tugas ini sehingga tugas ini dapat selesai dengan baik

4. Pihak lain yang telah membantu

Terima kasih telah membantu kami dalam hal-hal yang tidak kami mengerti sehingga kami bisa mengerti dan menyelesaikan tugas ini dengan baik.

KESIMPULAN

Ternyata seorang fotografer belum tentu memiliki hobby memotret, fotografi dilakuakn justru untuk mencari makan dan memenuhi kebutuhan hidupnya, tapi memang untuk

(16)

menjadi seorang fotografi yang handal diperlukan usaha yang keras, mulai dari sekedar iseng lalu belajar kepada semua orang, menerima kritik dan tidak takut untuk berbuat salah ,menekuni hal-hal yang berhubungan dengan fotografi. Tidak ada yang tidak mungkin , apapun yang ingin kita capai pasti dapat menjadi kenyataan asal ada usaha dan kerja keras, mau belajar dan yang paling penting adalah konsisten .

DAFTAR PUSTAKA

Referensi

Dokumen terkait

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada ALLAH SWT Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang atas rahmat, pertolongan dan karunia-Nya sehingga penulis

Sekiranya peminjam tidak pernah mempunyai rekod pembayaran pada Bank, pihak Bank tidak dapat menjejaki keboleh upayaan anda membayar balik pinjaman.. Maka mereka akan

Pengolahan data statistik dilakukan dengan menggunakan SPSS, dari hasil dari analisa statistik diperoleh faktor-faktor yang berpengaruh dalam pekerjaan earthwork

MARIMAS PUTERA KENCANA yang memiliki 11 departemen dengan jumlah karyawan dan buruh kurang lebih 1.200 orang, ternyata menghadapi tantangan dimana seringkali dalam satu atau

 Terdapat perbedaan mendasar dibandingkan dengan KBK tahun 2004 dengan KBK tahun 2006 (versi KTSP), bahwa sekolah diberi kewenangan penuh dalam menyusun rencana pendidikannya dengan

Without the circulation of chi through the channels, muscles and tendons of the body the Tai Chi Chuan movements are only physi- cal exercises. The practice of Tai Chi Chi Kung

Pengecualian dari instrumen ekuitas tersedia untuk dijual, jika, pada periode berikutnya, jumlah penurunan nilai berkurang dan penurunan dapat dikaitkan secara obyektif dengan

In this chapter, we explore what metrics will maximize the delivery of business value, support dealing honestly with ambiguity, foster trust and collaboration, and not take away