• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kata Kunci :Lingkungan Kerja, Semangat Kerja dan Disiplin Kerja.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Kata Kunci :Lingkungan Kerja, Semangat Kerja dan Disiplin Kerja."

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

36 Jurnal Investasi Fakultas Ekonomi Unwir Indramayu

PENGARUH LINGKUNGAN KERJA TERHADAP SEMANGAT KERJA MELALUI DISIPLIN KERJA

FITRIA DAMAYANTI,SE.,MM. NIDN. 0415108002

ABSTRAK

Sumber daya manusia adalah kemampuan terpadu dari daya pikir dan daya fisik yang dimiliki individu, perilaku dan sifatnya ditentukan oleh keturunan dan lingkungannya, sedangkan semangat kerjanya dimotivasi oleh keinginan untuk memenuhi kepuasannya.

Pendidikan merupakan salah satu sarana untuk meningkatkan mutu sumberdaya manusia. Dengan pendidikan dapat ditingkatkan pengetahuan dan ketrampilan yang selanjutnya akan berdampak pada peningkatan produktivitas. Pendidikan dapat pula dilihat sebagai investasi sumberdaya manusia dan hasilnya akan diperoleh beberapa tahun kemudian (Tjiptoherijanto P, 1996).

Semangat kerja merupakan salah satu indikator keberhasilan dari suatu organisasi artinya dengan adanya semangat kerja dipastikan tujuan dari organisasi akan tercapai.Bersemangatnya pegawai dalam melaksanakan pekerjaan akan membuat pegawai menjadi lebih mudah dalam melaksanakan tugas-tugas nya.Dengan gairah kerja yang dimilikinya ia akan mampu menyelesaikan pekerjaan tepat pada waktunya, hal tersebut tentulah akan menguntungkan untuk organisasi. Demikian pegawai yang mempunyai kedisiplinan akan mentaati peraturan yang ada dalam lingkungan kerja dengankesadaran yang tinggi tanpa ada rasa paksaan. Pada akhirnya yang mempunyai kedisiplinan kerja yang tinggi akan mempunyai semangat kerja yang baik, karena disiplin kerja adalah salah satu indikator terpenting dalam pencapaian tujuan atau visi, misi suatu organisasi.

Kata Kunci :Lingkungan Kerja, Semangat Kerja dan Disiplin Kerja. II. PENDAHULUAN

II.1. LATAR BELAKANG.

Sekolah sebagai satuan pendidikan yang menyelenggarakan kegiatan belajar mengajar dan merupakan bagian dari pendidikan

yang berjenjang dan

berkesinambungan, tidak dapat dipisahkan dengan keberadaannya

guna sebagai penanggung jawab dalam proses belajar mengajar. Pada hakekatnya dalam proses belajar mengajar guru memegang kendali mutu, kata lain guru memiliki fungsi strategis dalam kegiatan pendidikan di sekolah.

Untuk dapat mendorong terciptanya sikap dan perilaku paraguru serta karyawan

(2)

37 Jurnal Investasi Fakultas Ekonomi Unwir Indramayu

yangmencerminkan adanya semangat dalam bekerja didukung melalui hubungan yang hangat dan harmonis antara kepala sekolah dengan para guru serta karyawan lain di sekolah. Untuk meningkatkan semangat kerja agar lebih baik perlu ditunjang adanya lingkungan kerja yang mendukung. Lingkungan yangmenyenangkandanmemberikan kepuasan serta rasa aman memiliki kecenderungan

mempengaruhipeningkatan

semangat kerja, karena karyawan tidak merasa terganggu dalam melaksanakan tugas- tugasnya, sehingga mereka lebih tenang, aktif, tekun dan serius menghadapi tugas- tugasnya.

Kasus yang terjadi SMPN 1 Sukra karena letak gedung sekolah terlalu dekat dengan jalan raya maka suara bising dari kendaraan bermotor baik kendaraan kecil maupun besar roda dua maupun lebih adalah merupakan salah satu penyebab lingkungan kerja yang tidak kondusif, akibat suara bising mengakibatkan suara guru saat menjelaskan kalah dengan suara mesin – mesin kendaraan bermotor, contoh lain banyaknya ruangan kelas yang kurang memenuhi syarat, semisal pentilasi udara yang tidak di sesuaikan dengan keadaan dan lingkungan sekolah sehingga menyebabkan suasana ruangan menjadi panas akibatnya proses belajar mengajar yang tidak sesuai dengan tata tertib nya seperti jam pelajaran dipercepat guru sering keluar ruangan, siswa siswi gaduh di dalam ruangan, panasnya ruangan

kelas karena pentilasi udara kurang dan tidak didukung dengan penunjang seperti kipas angin apalagi air conditioner, akibat dekatnya kandang para peternak ayam potong mengakibatkan polusi udara yang sangat menggangu proses belajar mengajar seperti bau kotoran ayam manakala angin bertiup ke arah gedung sekolah.

Selanjutnya yang

mempengaruhi semangat kerja pegawai adalah disiplin.Disiplin sendiri merupakan satu dari beberapa faktor yang mempengaruhi semangat kerja pegawai. Karena tanpa adanyadisiplin, maka segala kegiatan yang akan dilakukan akan mendatangkan hasil yang kurang memuaskan dan tidak sesuai dengan

harapan.Hal ini dapat

mengakibatkan kurangnya pencapaian sasaran dan tujuan organisasi atau instansi serta dapat juga menghambat jalannya program organisasi yang dibuat. Seperti menurunnya disiplin kerja, yang terjadi di SMPN 1 Sukra disebabkan kualitas Sumber Daya Manusia yang kurang baik, baik tenaga pengajar maupun karyawan yang ada di lingkungan sekolah untuk

memanfaatkan dan

mendayagunakan sarana dan prasarana yang ada. Contoh misalnya menggunakan alat peraga yang sudah di sediakan oleh pihak sekolah, memanfaatkan infokus karena sebagian besar guru belum bisa atau tidak bisa membuat bahan ajar dengan presentasi aplikasi power point sehingga alat yang ada terbengkalai hanya sebagian kecil

(3)

38 Jurnal Investasi Fakultas Ekonomi Unwir Indramayu

guru saja yang menggunakannya. Begitu pula dengan layanan informasi yang di sediakan seperti wifi yang sudah tersedia, akan tetapi baik guru maupun karyawan kurang bisa memanfaatkan fasilitas jaringan internet. Hal lain juga seperti tanggung jawab guru agar membuat perangkat pembelajaran pada setiap tahun ajaran baru, hal itu kurang begitu di indahkan bahkan ada beberapa guru yang tidak membuat sampai pada akhir tahun ajaran baru, hal ini yang perlu kita perhatikan dan pikirkan bersama.

Dibutuhkan peningkatan semangat kerja pegawai agar dapat melaksanakan tugas yang ada sebaik mungkin.Jika dilihat secara riil, faktor kedisiplinan memegang peranan yang amat penting dalam pelaksanaan tugas sehari-hari para pegawai. Seorang pegawai yang mempunyai tingkat kedisiplinan yang tinggi akan tetap bekerja dengan baik walaupun tanpa diawasi oleh atasan. Seorang pegawai yang disiplin tidak akan mencuri waktu kerja untuk melakukan hal-hal lain yang tidak ada kaitannya dengan pekerjaan. Demikian juga pegawai yang mempunyai kedisiplinan akan mentaati peraturan yang ada dalam lingkungan kerja dengankesadaran yang tinggi tanpa ada rasa paksaan. Pada akhirnya yang mempunyai kedisiplinan kerja yang tinggi akan mempunyai semangat dan kinerja yang baik bila dibanding dengan para pegawai yang bermalas-malasan karena waktu kerja dimanfaatkannya sebaik mungkin untuk melaksanakan pekerjaan

sesuai dengan target yang telah ditetapkan.

Dari uraian diatas berdasarkan pengamatan peneliti banyak permasalahan yang terjadi khususnya mengenai lingkungan kerja, semangat kerja dan disiplin pegawai, Maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian pada SMPN 1 Sukra dengan mengambil judul “Pengaruh Lingkungan Kerja terhadap Semangat Kerja Pegawai

melalui Disiplin Kerja

Pegawai“sehingga akan diketahui seberapa besar pengaruh masing – masing variable.

II.2. PERUMUSAN MASALAH.

Untuk mempermudah

penelitian, maka penulis merumuskan permasalahan penelitian sebagai berikut :

1. Bagaimana lingkungan kerja pada lembaga SMPN 1 Sukra ? 2. Bagaimana disiplin kerja pegawai

SMPN 1 Sukra ?

3. Bagaimana semangat kerja pegawai SMPN 1 Sukra ?

4. Bagaimana pengaruh lingkungan kerja terhadap disiplin pegawai SMPN 1 Sukra ?

5. Bagaimana pengaruh disiplin kerja terhadap semangat kerja pegawai SMPN 1 Sukra ?

6. Bagaimana pengaruh lingkungan kerja pegawai terhadap semangat kerja pegawai melalaui disiplin kerja pegawai?

(4)

39 Jurnal Investasi Fakultas Ekonomi Unwir Indramayu

II.3. TUJUAN PENELITIAN. Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah yang ada, maka penelitian ini dilakukan dengan tujuan :

1. Menganalisis lingkungan kerja pada lembaga SMPN 1 Sukra ? 2. Menganalisis disiplin kerja

pegawai SMPN 1 Sukra ?

3. Menganalisis semangat kerja pegawai SMPN 1 Sukra ?

4. Menganalisis pengaruh lingkungan kerja terhadap disiplin kerja pegawai SMPN 1 Sukra ?

5. Menganalisis pengaruh disiplin kerja terhadap semangat kerja pegawai SMPN 1 Sukra ?

6. Menganalisis pengaruh lingkungan kerja pegawai terhadap semangat kerja pegawai melalui disiplin kerja pegawai?

II.4. MANFAAT PENELITIAN.

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi pengembangan literature manajemen, menambah informasi dan referensi bacaan bagi semua pihak yang membutuhkannya dan dapat dijadikan sebagai bahan rujukan untuk dikembangkan pada penelitian berikutnya.Selanjutnya diharapkan hasil penelitian ini dapat memberikan informasi yang berharga bagi lembaga terkait dalam pengelolaan Sumber Daya Manusia beserta segala kebijakan yang berkaitan langsung dengan aspek-aspek Sumber Daya Manusia secara lebih baik.

II. KAJIAN TEORITIS. 2.1. Lingkungan Kerja.

Menurut Alex S Nitiseminto, (2006; 183)Lingkungan Kerja adalah “segala sesuatu yang ada di sekitar para pekerja dan yang dapat mempengaruhi dalam menjalankan tugas-tugas yang dibebankan”.

MenurutMardiyana (2008:152)bahwa

lingkungankerjaadalah “lingkungan dimana seseorang karyawan

melaksanakan tugas dan

pekerjaannya”.

T Hani Handoko (2009: 192)

mengatakan “Penciptaan

lingkungan kerja yang sehat untuk menjaga kesehatan para karyawan

dari gangguan-gangguan

penglihatan, pendengaran, kelelahan dan lain- lain“.

Menurut Simamora

(2011;81)Lingkungan Kerja adalah“suatu lingkungan internal atau pisikologis suatu organisasi.”

Menurutpendapat Danang Sunyoto (2013: 43).Lingkungan Kerja adalah “segala sesuatu yang ada disekitar para pekerja dan yang dapat mempengaruhi dirinya dalam menjalankan tugas – tugas yang dibebankan”.

Sedangkan Menurut Wursanto (2010 :56). Lingkungan Kerja adalah segala sesuatu yang menyangkut segi fisik dan psikis yang secara langsung maupun tidak langsung berpengaruh terhadap pegawai.

Dari pendapat ahli diatas, dapat disimpulkan bahwa Lingkungan Kerja merupakan hal-hal yang ada

(5)

40 Jurnal Investasi Fakultas Ekonomi Unwir Indramayu

disekitar para pekerja baik dari segi fisik maupun psikis yang secara langsung ataupun tidak langsung akan berpengaruh terhadap pegawai dalam melaksanakan tugas dan pekerjaan nya

2.2. Disiplin Kerja.

Poerwadarminta, 1976 :254 yang dikutip oleh Dolet Unaradjan (2003:9) “ Disiplin adalah latihan watak dan batin agar segala perbuatan seseorang sesuai dengan peraturan yang ada”

MenurutSiagian

(2008:305):“Disiplin adalah suatu bentuk pelatihan yang berusaha memperbaikidanmembentukpengeta huan,sikapdanperilakupegawaisehin ggaparapegawai tersebut secara

sukarela berusaha

bekerjakooperatif dengan para pegawai yang lain serta meningkatkan prestasi kerja.”

Malayu S.P. Hasibuan (2007 : 193) Kedisplinan adalah kesadaran dan kesediaan seseorang menaati semua peraturan perusahaan dan norma – norma sosial yang berlaku.”

Sedangkan menurut Suwanto (2007:228) mengemukakan pengertian Disiplin yaitu :Suatu sikap menghormati, menghargai, patuh dan taat terhadap peraturan – peraturan yang berlaku, baik yang tertulis maupun yang tidak tertulis serta sanggup menjalankannya dan tidak mengelak untuk menerima sanksi sanksinya apabila ia melanggar tugas dan wewenang yang diberikan kepadannya.

Dari pendapat ahli diatas, dapat disimpulkan bahwa disiplin kerja pegawai adalah berusaha bekerja secara jujur, cermat dan koorporatif dengan para pegawai yang lain serta taat pada peraturan tata tertib dan norma-norma sosial yang berlaku 2.3. Semangat Kerja.

Menurut Malayu S.P. Hasibuan (2007 : 94)Semangat kerja adalah “keinginan dan kesungguhan

seseorang mengerjakan

pekerjaannya dengan baik serta berdisiplin untuk mencapai prestasi kerja yang maksimal.”

Westra dalam T. Hani Handoko (2009 : 198)menyatakan bahwa Semangat kerja adalah sikap dari individu ataupun sekelompok orang terhadap kesukarelaannya untuk

bekerjasama agar dapat

mencurahkan kemampuannya secara menyeluruh”.

Moekijat (2005:67) menyatakan bahwa :”Semangat kerja

menggambarkan perasaan

berhubungan dengan jiwa, semangat kelompok, kegembiraan, dan kegiatan. Apabila pekerja tampak merasa senang, optimis mengenai kegiatan dan tugas, serta ramah satu sama lain, maka karyawan itu dikatakan mempunyai semangat yang tinggi. Sebaliknya, apabila karyawan tampak tidak puas, lekas marah, sering sakit, suka membantah, gelisah, dan pesimis, maka reaksi ini dikatakan sebagai bukti semangat yang rendah”.

Yulianta (2007:51)

(6)

41 Jurnal Investasi Fakultas Ekonomi Unwir Indramayu

kerja pegawai dapat tumbuh apabila terjalin suatu hubungan yang harmonis antara atasan dengan bawahan. Dengan adanya pelaksanaan komunikasi organisasi yang baik diharapkan terjalin hubungan antara atasan dengan bawahan yang seimbang, sehingga apa yang dikomunikasikan dapat dimengerti, dipikirkan, dan akhirnya dilaksanakan dengan penuh semangat.

Menurut Alex S Nitisemito (2006 : 110) menyatakan gairah kerja adalah ”kesenangan yang mendalam terhadap pekerjaan yang dilakukan”.

Dari beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan Semangat Kerja adalah keinginan dan kesungguhan dari seseorang maupun sekelompok individu dalam mengerjakan pekerjaannya dengan baik serta berdisiplin untuk mencapai prestasi kerja yang maksimal.

2.4. Hubungan Lingkungan Kerja terhadapDisiplin Kerja Pegawai.

Menurut Wursanto

(2010:56),Lingkungan Kerja adalah “segala sesuatu yang menyangkut segi fisik dan segi pisikis yang secara langsung maupun tidak langsung akan berpengaruh terhadap pegawai.”

Dari pendapat diatas, terlihat bahwa pada dasar nya lingkungan kerja yang sehat dari segi fisik dan psikis akan berpengaruh terhadap displin kerja pegawai, hal –hal yang terdapat disekitar pegawai dapat

mempengaruhi naik turun nya disiplin pegawai, oleh karena itu diperlukan lingkungan kerja yang nyaman agar displin kerja pegawai tetap terjaga dengan baik.

2.5. Hubungan Disiplin Kerja terhadap Semangat Kerja Pegawai.

MenurutSiagian

(2008:305):“Disiplin adalah suatu bentuk pelatihan yang berusaha memperbaikidanmembentukpengeta huan,sikapdanperilakupegawaisehin ggaparapegawai tersebut secara sukarela berusaha bekerja kooperatif dengan para pegawai yang lain serta meningkatkan prestasi kerja.”

Kerja sama yang baik dan koorperatif antar pegawai dapat meningkatkan semangat kerja. Melalui disiplin yang tinggi, pekerjaan akan terselesaikan dengan mudah dan cepat hingga dapat menimbulkan suasana yang kondusif didalam suatu organisasi, suasana yang seperti inilah yang akan selalu membuat pegawai bersemangat dalam melaksanakan pekerjaan nya

2.6. Hubungan Lingkungan Kerja terhadapSemangat Kerja Pegawai melalui Disiplin Kerja.

Menurut Alex S Nitiseminto, (2006; 183)Lingkungan Kerja “adalah segala sesuatu yang ada di sekitar para pekerja dan yang dapat mempengaruhi dalam menjalankan

(7)

42 Jurnal Investasi Fakultas Ekonomi Unwir Indramayu

tugas-tugas yang dibebankan”. Hal-hal yang terdapat disekitar lingkungan kerja, sangat perlu diperhatikan karena akan berdampak terhadap tingkat kedisiplinan dan semangat kerja pegawai

Malayu S.P. Hasibuan (2007 : 193) Kedisplinan adalah kesadaran dan kesediaan seseorang menaati semua peraturan perusahaan dan norma – norma sosial yang berlaku.”

Setiap pegawai dalam sebuah organisasi hendak nya dapat mentaati dan mematuhi peraturan serta norma-norma yang berlaku, karena akan berimbas dan berdampak pada lingkungan kerja dan semangat kerja pegawai, jika pegawai tidak berdisiplin maka pekerjaan akan terbengkalai, dari ketidak tuntasan suatu pekerjaan dapat menimbulkan lingkungan kerja menjadi tidak nyaman hingga semangat kerja pun menjadi menurun.

Menurut Malayu S.P. Hasibuan (2007 : 94)Semangat kerja adalah “keinginan dan kesungguhan

seseorang mengerjakan

pekerjaannya dengan baik serta berdisiplin untuk mencapai prestasi kerja yang maksimal.”

Pada dasar nya, semangat kerja merupakan hal yang bersifat individual, karena itu dituntut setiap pegawai harus memiliki semangat kerja yang tinggi, naik turun nya semangat kerja seorang pegawai akan membawa sisi baik dan tidak baik bagi organisasi, maka dibutuhkan lingkungan kerja yang nyaman dan disiplin yang baik agar

semangat kerja dapat terjaga dengan stabil.

III. METODE PENELITIAN.

3.1 Populasi dan Sampel Penelitian.

Menurut Sugiyono ( 2007:72 )menjelaskan bahwa: “Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang

mempunyai kualitas dan

karakteristik tertentu yang di tetapkan oleh peneliti untuk mempelajari kemudian ditarik kesimpulan”.

Menurut Sugiyono

(2007:73)menjelaskan bahwa :“Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut”.

Dalam penelitian ini yang dijadikan sampel adalah para

pegawai pada SMPN 1

SukraKabupaten Indramayu.Teknik sampel yang digunakan adalah dengan menggunakan Rancangan Sampel sensus bahwa suatu teknik pengambilan sampel yang secara menyeluruh memberikan peluang atau kesempatan yang sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel dan dalam penelitian ini yang dijadikan sampel adalah pegawai pada SMPN 1 SukraKabupaten Indramayu yang berjumlah 31 orang pegawai.

3.2 Teknik Pengumpulan Data. 1. Penelitian Kepustakaan

(Library Research)

Metode ini dilakukan dengan cara mempelajari, meneliti dan

(8)

43 Jurnal Investasi Fakultas Ekonomi Unwir Indramayu

menelah berbagai sumber berupa buku-buku yang menunjang, majalah-majalah serta studi yang telah didapat di perkuliahan yang berhubungan dengan masalah yang dibahas. 2. Penelitian Lapangan

(Field Research).

Merupakan metode

penelitian mengenai

permasalahan yang ada secara langsung ke objek penelitian untuk mendapatkan laporan tahunan organisasi/lembaga guna memperoleh data primer berupa laporan dan data lainnya. Penelitian lapangan meliputi :

a. Wawancara, yaitu

melakukan tanya jawab atau berkomunikasi secara langsung dengan pihak-pihak yang mengenai masalah-masalah organisasi.

b. Observasi yaitu,

mengadakan peninjauan atau pengamatan langsung terhadap objek penelitian guna mendapat gambaran dan kegiatan organisasi. c. Kuestioner , yaitu proses

memperoleh keterangan dengan cara mengisi daftar pertanyaan yang diajukan penanya kepada responden. d. Dokumentasi, yaitu

bukti-bukti dan dokumen-dokumen yang berkaitan dengan objek penelitian yang dilakukan penulis untuk dijadikan bahan dalam penyusunan.

3.3. Kerangka Pemikiran.

Untuk meningkatkan semangat kerja agar lebih baik perlu ditunjang adanya lingkungan kerja yang mendukung dan disiplin kerja pegawai yang maksimal.Menurut Alex S Nitiseminto (2006:183) Lingkungan Kerja adalah “ segala sesuatu yang ada disekitar para pekerja dan dapat mempengaruhi dalam menjalankan tugas-tugas yang dibebankan”

Lingkungan

yangmenyenangkan,aman memiliki kecenderungan

mempengaruhipeningkatan

semangat kerja, karena karyawan tidak merasa terganggu dalam melaksanakan tugas- tugasnya, sehingga mereka lebih tenang, aktif, tekun dan serius menghadapi tugas- tugasnya.

Dibutuhkan peningkatan semangat kerja pegawai agar dapat melaksanakan tugas yang ada sebaik mungkin.Karena itu disiplin kerja mempunyai pengaruh serta peran yang penting terhadap peningkatan semangat kerja pegawai.Menurut Saydam (2008:208)tentangbentuk disiplin kerjayang baik akantergambar pada suasana:

a. Tingginyarasakepedulian

pegawai terhadap pencapaian tujuanyangingindicapai. b. Tingginyasemangat dangairah kerjadan inisiatifkerjapegawaidalam melakukan kerjanya. c. Besarnyarasatanggungjawab para pegawaiuntukmelaksanakan tugas sebaik-baiknya.

(9)

44 Jurnal Investasi Fakultas Ekonomi Unwir Indramayu

d. Berkembangnyarasamemiliki dan rasasolidaritasyangtinggi

dikalanganpegawai.

e. Meningkatkan efisiensi dan produktivitas kerja.

Jika dilihat secara riil, kedisiplinan memegang peranan yang amat penting dalam pelaksanaan tugas sehari-hari para pegawai. Seorang pegawai yang mempunyai tingkat kedisiplinan yang tinggi akan tetap bekerja dengan baik walaupun tanpa diawasi oleh atasan. Seorang pegawai yang disiplin tidak akan mencuri waktu kerja untuk melakukan hal-hal lain yang tidak ada kaitannya dengan pekerjaan. Malayu S.P. Hasibuan (2007 : 94) Semangat kerja adalah “keinginan dan kesungguhan

seseorang mengerjakan

pekerjaannya dengan baik serta berdisiplin untuk mencapai prestasi kerja yang maksimal.”

Berdasarkan tinjauan landasan teori diatas dan penelitian terdahulu, maka dapat disusun suatu kerangka pemikiran dalam penelitan ini, seperti yang disajikan dalam gambar berikut ini:

Gambar : I Kerangka Analisis

Hal ini dapat dijelaskan bahwa lingkungan kerja (X1) akan

mempengaruhi disiplin pegawai (X2) yang pada akhirnya disiplin

pegawai akan mempengaruhi semangat kerja pegawai (Y) atau dengan kata lain lingkungan kerja pegawai mempengaruhi semangat kerja pegawai melalui disiplin kerja 3.4 Teknik Analisis Data.Analisis

Deskriptif.Analisis statistika deskriptif ini memiliki tujuan untuk memberikan gambaran (deskripsi) mengenai suatu data agar data yang tersaji menjadi mudah dipahami dan informatif bagi orang yang membacanya. Statistika deskriptif menjelaskan berbagai karakteristik data seperti rata-rata (mean), jumlah (sum) simpangan baku (standard deviation), varians (variance), rentang (range), nilai minimum dan maximum dan sebagainya.

Menurut Sugiyono (2013:29) bahwa statistic deskriptifadalah “statistik yang berfungsi untuk mendeskripsikan atau memberi gambaran terhadap objek yang diteliti melalui data sampel atau populasi sebagaimana adanya, tanpa melakukan analisis dan membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum.”

3.4.1. Analisis Uji Normalitas. Agar data-data yang diperoleh dalam penelitian ini dapat dipertanggung jawabkan, terlebih

dahulu harus diuji

normalitasnya.Hal ini penting untuk mengetahui apakah data yang diperoleh dalam penelitian tersebut r21 P12 P1y P2y ry1 ry2 X1 X2 Y

(10)

45 Jurnal Investasi Fakultas Ekonomi Unwir Indramayu

normal atau tidak. Sehingga akan

mempermudah dalam

menentukanalat analisis nya.

MenurutSugiyono (2013: 79) penguji data dalam penelitian menggunakan Chi Kuadrat (X²). 3.4.2. Analisis Uji Reliabilitas

Instrumen.

Suatu alat pengukur apabila dipakai dua kali untuk mengukur gejala yang sama, dan hasil pengukuran yang diperoleh relatif konsisten, maka alat pengukur tersebut reliabel. Dengan kata lain, reliabilitas menunjukkan konsistensi suatu alat pengukur di dalam mengukur gejala yang sama.

Menurut Sugiyono: (2013 : 354)Pengujian reliabilitas instrument dapat dilakukan secara eksternal maupun internal. Secara eksternal pengujian dapat dilakukan dengan test-retest (stability), equivalent, dan gabungan keduanya. Secara internal reliabilitas instrument dapat diuji dengan menganalisis konsistensi butir-butir yang ada pada instrument dengan teknik tertentu

3.4.3. Analisis Jalur Sugiyono

(2013:297)mengemukakan bahwa :“analisis jalur merupakan pengembangan dari analisis regresi, sehingga analisis regresi dapat dikatakan sebagai bentuk khusus dari analis jalur (regression is special case of path analisis)”.

3.4.4. Analisis Korelasi.

Menurut (Sugiyono,

2013:228),“Teknik korelasi ini digunakan untuk mencari

hubungandan membuktikan

hipotesis hubungan dua variabel bila data kedua variabel bentuk interval atau ratio”.

3.4.5. Analisis Koefesien Determinasi.

Menurut Sugiyono (2013:231) berpendapat:“Koefisien determinasi disebut koefisien penentu, karena varians yang terjadi pada variabel dependen dapat di jelaskan melalui varians yang terjadi pada variabel independen”.

Koefisien determinasi digunakan untuk melihat seberapa besar kontribusi variabel X1

terhadap Y melalui X2 biasanya

dinyatakan dalam persentase (%). 3.4.6. Analisis Uji Hipotesis.

Pengujian hipotesis dimaksudkan sebagai cara untuk menentukan suatu hipotesis tersebut sebaliknya diterima atau ditolak. Dalam penelitian ini, uji hipotesis dilakukan dengan menggunakan uji t.

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan uji t sebagai uji hipotesis penelitian. Rancangan uji hipotesis menggunakan tingkat kepercayaan 95% dimana tingkat presisi = 5% atau 0,05

(11)

46 Jurnal Investasi Fakultas Ekonomi Unwir Indramayu

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN.

4.1 Validitas Angket.

a. Validitas Angket Lingkungan Kerja.

Rekapitulasi Validitas item Angket Lingkungan Kerja No Butir Validitas Kesimpulan r hitung r tabel 1 0.611 0.355 Valid 2 0.607 0.355 Valid 3 0.585 0.355 Valid 4 0.488 0.355 Valid 5 0.683 0.355 Valid 6 0.732 0.355 Valid 7 0.602 0.355 Valid 8 0.720 0.355 Valid

Dari tabel diatas dapat disimpulkan seluruh item tentang Lingkungan Kerja dinyatakan valid.Karena rhitung lebih besar dari

rtabel.maka semua item digunakan

untuk analisis selanjutnya

b. Validitas Angket Disiplin Pegawai.

Rekapitulasi Validitas item Angket Disiplin Pegawai No Butir Validitas Kesimpulan r hitung r tabel 1 0.462 0.355 Valid 2 0.498 0.355 Valid 3 0.557 0.355 Valid 4 0.506 0.355 Valid 5 0.399 0.355 Valid 6 0.621 0.355 Valid 7 0.680 0.355 Valid 8 0.593 0.355 Valid

Dari tabel diatas dapat disimpulkan seluruh item tentang Disiplin dinyatakan valid.Karena rhitung lebih besar dari

rtabel.maka semua item digunakan untuk

analisis selanjutnya.

Validitas Angket Semangat Kerja. Rekapitulasi Validitas item Angket

Semangat Kerja No Butir Validitas Kesimpulan r hitung r tabel 1 0.508 0.355 Valid 2 0.547 0.355 Valid 3 0.506 0.355 Valid 4 0.465 0.355 Valid 5 0.379 0.355 Valid 6 0.443 0.355 Valid 7 0.377 0.355 Valid 8 0.418 0.355 Valid 9 0.459 0.355 Valid 10 0.570 0.355 Valid Dari tabel diatas dapat disimpulkan seluruh item tentang Semangat Kerja dinyatakan valid.Karena rhitung lebih

besar dari rtabel.maka semua item

digunakan untuk analisis selanjutnya. 4.2 Reliabilitas.

1. Uji Reliabilitas Angket Lingkungan Kerja.

hasil perhitungan reliabilitas angket Lingkungan Kerja didapat r = 0,729, dengan N = 31 dan taraf signifikan 5% didapat rtabel = 0,355,

sehingga thitung>rtabel (0,729 > 0,355)

maka dapat disimpulkan bahwa angket Lingkungan Kerjareliabel. 2. Uji Reliabilitas Angket Disiplin

Pegawai.

hasil perhitungan reliabilitas angket Disiplin Pegawai didapat

(12)

47 Jurnal Investasi Fakultas Ekonomi Unwir Indramayu

r = 0,726, dengan N = 31 dan taraf signifikan 5% didapat rtabel = 0,355,

sehingga thitung>rtabel (0,726 > 0,355)

maka dapat disimpulkan bahwa angket Disiplin Pegawaireliabel 3. Uji Reliabilitas Angket Semangat

Kerja.

hasil perhitungan reliabilitas angket Semangat Kerja didapat r = 0,606, dengan N = 31 dan taraf signifikan 5% didapat rtabel = 0,355,

sehingga thitung> rtabel (0,606> 0,355)

maka dapat disimpulkan bahwa angket Semangat Kerja reliabel. 4.3 Analisis Uji Normalitas.

1. Lingkungan Kerja.

Uji Normalitas Data Lingkungan Kerja

interval fo fh fo – fh ( fo – fh)2 ( fo – fh)2/fh 31-33 3 0.663 2.337 5.462 8.238 34-36 6 4.212 1.788 3.197 0.759 37-39 11 10.58 0.42 0.176 0.017 40-42 5 10.58 -5.58 31.136 2.943 43-45 4 4.212 -0.212 0.045 0.011 0 1 0.663 0.337 0.114 0.171 31 31 χ2= 12,128

Berdasarkan dk(derajat kebebasan) 6-1 = 5, dengan taraf kepercayaan α=99%, maka harga Chi kuadrat tabel ( χ2

tabel) = 15,086, Dari hasil perhitungan Tabel 4.35

didapat harga Chi Kuadrat hitung (χ2

hitung) = 12,128Maka dapat disimpulkan karena

X2hitung<X2tabel (12,128 < 15,086), maka sebaran data lingkungan kerja normal

2. Disiplin Kerja.

Uji Normalitas Data Disiplin Pegawai

interval fo fh fo – fh ( fo – fh)2 ( fo – fh)2/fh 31-33 1 0.663 0.337 0.114 0.171 34-36 2 4.212 -2.212 4.893 1.162 37-39 15 10.58 4.42 19.536 1.847 40-42 8 10.58 -2.58 6.656 0.629 43-45 5 4.212 0.788 0.621 0.147 0 0 0.663 -0.663 0.440 0.663 31 31 χ2= 4,619

Berdasarkan dk(derajat kebebasan) 6-1 = 5, dengan taraf kepercayaan α=99%, maka harga Chi kuadrat tabel ( χ2

(13)

48 Jurnal Investasi Fakultas Ekonomi Unwir Indramayu

didapat harga Chi Kuadrat hitung (χ2

hitung) = 4,619. Maka dapat disimpulkan karena

X2hitung< X2tabel (4,619<15,086), maka sebaran data disiplin pegawai normal

3. Semangat Kerja.

Uji Normalitas Data Semangat Kerja

interval fo fh fo – fh ( fo – fh)2 ( fo – fh)2/fh 31-33 1 0.663 0.337 0.114 0.171 34-36 3 4.212 -1.212 1.469 0.349 37-39 12 10.58 1.42 2.016 0.191 40-42 14 10.58 3.42 11.696 1.106 43-45 1 4.212 -3.212 10.317 2.449 0 0 0.663 -0.663 0.440 0.663 31 31 χ2= 4,929

Berdasarkan dk(derajat kebebasan) 6-1 = 5, dengan taraf kepercayaan α=99%, maka harga Chi kuadrat tabel ( χ2

tabel) = 15,086. Dari hasil perhitungan Tabel 4.43

didapat harga Chi Kuadrat hitung (χ2

hitung) = 4,929.Maka dapat disimpulkan karena

X2hitung< X2tabel (4,929 <15,086), maka sebaran data Semangat Kerja normal.

4.5. Analisis Korelasi.

1. Analisis Koefisien Korelasi Lingkungan kerja (X1)

dengan Disiplin kerja (X2)

Karena sebaran data Lingkungan kerja normal dan sebaran data Disiplin Kerja normal maka menggunakan Rumus Analisis Korelasi Produk Momen Pearson , dengan rumus



    2 2 2 2 2 1 2 1 2 1 2 1 12 X X N X X N X X X X N r



9,590 6,868

372 , 4 12  r r23 = 0.539

Dari hasil perhitungan diatas, didapat koefisien korelasi sebesar 0,539 dengan taksiran koefisien

korelasi sedang juga positif, jadi dapat disimpulkan bahwa pengaruh lingkungan kerja terhadap disiplin kerja dalam kategori sedang.

2. Analisis Koefisien Korelasi Disiplin (X2) dengan Semangat

kerja (Y)

Karena sebaran data Displin Kerja normal dan sebaran data Semangat Kerja normal maka menggunakan Rumus Analisis Korelasi Produk Momen Pearson dengan rumus     

 

   

       2 2 2 2 2 2 2 2 2 Y Y N X X N Y X Y X N ry   

6,868 6,392

824 , 2 2yr r23 = 0.426

(14)

49 Jurnal Investasi Fakultas Ekonomi Unwir Indramayu

Dari hasil perhitungan diatas, didapat koefisien korelasi sebesar 0,426 dengan taksiran koefisien korelasi sedang juga positif, jadi dapat disimpulkan bahwa pengaruh lingkungan kerja terhadap semangat kerja dalam kategori sedang.

3. Analisis Koefisien Korelasi Lingkungan Kerja (X1) dengan

Semangat Kerja (Y)

Karena sebaran data Lingkungan Kerja normal dan sebaran data Semangat Kerja normal maka menggunakan Rumus Analisis Korelasi Produk Momen Pearson , dengan rumus

    

 

   

       2 2 2 1 2 1 1 1 1 Y Y N X X N Y X Y X N ry



9,590 6,350

439 , 2 1yr r13 = 0.313

Dari hasil perhitungan diatas, didapat koefisien korelasi sebesar 0,313 dengan taksiran koefisien korelasi sedang juga positif, jadi dapat disimpulkan bahwa pengaruh lingkungan kerja terhadap semangat kerja dalam kategori sedang

4. Analisis Koefisien Korelasi Lingkungan kerja (X1)

terhadap Semangat kerja (Y) melalui Disiplin (X2)

Untuk menghitung Koefisien Korelasi Lingkungan kerja (X1)

terhadap Semangat kerja (Y)

melalui Disiplin (X2),

menggunakan korelasi ganda dua variable

Keterangan:

r

Y.X1.X2 = Koefisien Korelasi Lingkungan kerja (X1)

terhadap Semangat kerja (Y) melalui Disiplin (X2)

r

YX1 = Koefisien korelasi antara Lingkungan kerja

(X1) dengan

Semangat kerja (Y)

r

YX2 = Koefisien korelasi

antara Disiplin (X2)

dengan Semangat kerja (Y)

r

X1X2 = Koefisien korelasi antara Lingkungan kerja (X1) dengan Disiplin (X2) Berdasarkan perhitungan diperoleh nilai

r

YX1 = 0,313

r

YX2 = 0,426

r

X1X2 = 0,539

Dari hasil perhitungan diatas, didapat koefisien korelasi sebesar 0,437 dengan taksiran koefisien

(15)

50 Jurnal Investasi Fakultas Ekonomi Unwir Indramayu

korelasi sedang juga positif, jadi dapat disimpulkan bahwa hubungan lingkungan kerja terhadap semangat kerja melalui disiplin dalam kategori sedang.

4.6. Koefesien Determinasi. 1. Koefisien

Determinasi terhadap dipe roleh hasil sebesar .. Berarti kontribusi yang diberikan Komunikasi

terhadap Motivasi

sebesar % sedangkan sisanya 78,1% dipengaruhi faktor lain, yang tidak diteliti. 2. Koefisien Determinasi

terhadap Y diperoleh hasil

sebesar .. Berarti

kontribusi yang diberikan Motivasi terhadap Prestasi

Kerja sebesar %

sedangkan sisanya 10,7% dipengaruhi faktor lain, yang tidak diteliti.

3. Koefisien Determinasi X1terhadap Y melalui

X2diperoleh hasil

sebesar .. Berarti

kontribusi yang diberikan Komunikasi terhadap Prestasi Kerja melalui Motivasi sebesar % sedangkan sisanya 98,8% dipengaruhi faktor lain, yang tidak diteliti. 4.7. Analisis Jalur.

Koefesien jalur intervening secara total variable X1 terhadap

variable Y melalui variable X2.

Ptotal = P21 + (Pintervening. P1y)

= 0.539 + (0.363) . (0.117) = 0.539 + 0.043

= 0.582

Dari perhitungan diatas, diperoleh Ptotal= 0.582, artinya

lingkungan kerja terhadap semangat kerja melalui disiplin pada SMPN 1 Sukra mempunyai pengaruh secara total termasuk dalam kategori sedang.

4.8. Uji Hipotesis.

1. Uji Hipotesislingkungan kerja terhadap disiplin kerja.

Berdasarkan perhitungan tersebut diatas maka diketahui bahwa t hitung sebesar 3,448.Selanjutnya dibandingkan dengan harga t tabel. Untuk kesalahan 5% atau taraf kepercayaan 95% dengan uji dua pihak dengan dk (derajat kebebasan) = 31 – 2 = 29 didapat t tabel sebesar 2,045.

Dengan demikian harga t hitung lebih besar dari t tabel (3,448 > 2,045), maka H1 di terima

dan H0ditolak , artinya terdapat

pengaruh antara lingkungan kerja terhadap disiplin kerja

2. Uji Hipotesis disiplin terhadap semangat kerja

Berdasarkan perhitungan tersebut diatas maka diketahui bahwa t hitung sebesar 2,535.Selanjutnya dibandingkan dengan harga t tabel. Untuk kesalahan 5% atau taraf kepercayaan 95% dengan uji dua pihak dengan dk (derajat

(16)

51 Jurnal Investasi Fakultas Ekonomi Unwir Indramayu

kebebasan) = 31 – 2 = 29 didapat t tabel sebesar 2,045.

Dengan demikian harga t hitung lebih besar dari t tabel (2,535 > 2,045), maka H1 di terima

dan H0di tolak , artinya terdapat

pengaruh antara disiplin terhadap semangat kerja.

3. Uji Hipotesis lingkungan kerja terhadap semangat kerja melalui disiplin kerja pegawai.

Berdasarkan perhitungan tersebut diatas maka diketahui bahwa t hitung sebesar 5,563.Selanjutnya dibandingkan dengan harga t tabel. Untuk kesalahan 5% atau taraf kepercayaan 95% dengan uji dua pihak dengan dk (derajat kebebasan) = 31 – 2 = 29 didapat t tabel sebesar 2,045.

Dengan demikian harga t hitung lebih besar dari t tabel (5,563 > 2,045), maka H1 di

terima dan H0di tolak , artinya

terdapat pengaruh antara lingkungan kerja terhadap semangat kerja melalui disiplin kerja pegawai.

V. KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil kesimpulan peneliti, peneliti memberikan saran sebagai berikut :

a. Lingkungan kerja yang ada perlu banyak diperbaiki dan direnovasi agar pihak sekolah dapat lebih membuat pegawainya merasa aman dan nyaman yang berimas pada pekerjaan para pegawainya,

lingkungan yang membuat pegawai nya selalu merasa betah akan dapat lebih menggiatkan pola kerja pegawai.

b. Disiplin kerja yang sudah berjalan dan sudah diterapkan, sebaiknya ditingkat kan kembali untuk lebih mendisiplinkan pegawainya, jika pegawai memiliki disiplin yang tinggi, maka tugas dan kewajiban yang harus mereka kerjakan tidak akan merasa berat dan tidak akan

membebani mereka,

pekerjaanpun akan selesai tepat pada waktunya.

c. Semangat kerja yang dimiliki oleh pegawai harus dapat lebih ditingkatkan kembali, pihak sekolah ada baiknya untuk lebih memperhatikan pegawai dengan pemberian-pemberian semangat kerja yang dapat diapresiasikan dalam bentuk reward, baik materiil ataupun non materiil.

d. Lingkungan Kerja dan Disiplin kerja yang ada pada sekolah harus dapat diseimbangkan dan ditingkatkan mutunya, dari segi fisik dilingkungan sekolah harus lebih diperhatikan dan kedisiplinan pun harus lebih ditegakkan karena bila lingkungan kerja kita mendukung maka pegawai tidak akan malas untuk berangkat kerja dan melakukan tugas-tugasnya.

e. Disiplin dan semangat kerja yang ada pada sekolah masih

(17)

52 Jurnal Investasi Fakultas Ekonomi Unwir Indramayu

harus terus dipupuk dan ditingkatkan, kedisiplinan yang ada belum berjalan dengan baik hingga semangat untuk melakukan atau menyelesaikan pekerjaannya masih belum maksimal.

f. Agar lingkungan kerja dengan semangat kerja yang ada melalui disiplin bisa lebih ditingkatkan diantara nya dengan adannya perbaikan sarana prasarana lingkungan kerja agar terjadi penyegaran, penegakan disiplin kepada para karyawan atau pegawai dapat dicontohkan oleh pimpinan atau kepala sekolah bila perlu ketegasan sanki atau hukuman kepada para pegawai yang melanggar perlu di pertegas dan dilaksanakan jadi tidak hanya sekedar aturan atau himbauan. Sehingga semangat kerja baik pimpinan maupun pegawai diharapkan akan meningkat dan tujuan lembaga pun bisa tercapai.

DAFTAR PUSTAKA

AnwarPrabuMangkunegara,2013,Mana jemenSumberDayaManusiaPerusa haan,Cetakan Kesebelas, PT. Remaja Rosdakarya,Bandung. Alex S Nitiseminto 2006, Manajemen

Pesonalia, Gramedia Jakarta Danang Sunyoto. 2013. Sumber Daya

Manusia.CAPS (Center for Academic Publishing Service).PT. Buku Seru. Yogyakarta

Dolet Unaradjan. 2003, Manajemen Disiplin, PT. Grasindo, Jl. Palmerah Selatan 22-28, Jakarta10270 Handoko,HaniT,2009,ManajemenPers onaliadanSumberDayaManusia,ed isikedua,BPFE, Yogyakarta. Hasibuan,MalayuS.P,2007,Manajemen SumberDayaManusia,EdisiRevisi, Cetakan Ke Sembila n ,PT. BumiAksara, Jakarta.

Husein Umar, 2008 Riset Sumber Daya Manusia Dalam Organisasi, PT Gramedia Pustaka Utama Jakarta

Kamus besar bahasa Indonesia 1989, PT Rajagrafindo Persada. Jakarta Nawawi 2006 Performance Appraisal:

Sistem Yang Tepat Untuk Menilai

Kinerja Karyawan Dan

Meningkatkan Daya Saing Perusahaan. PT Rajagrafindo Persada. Jakarta.

Saydam, Gouzali,

2008,ManajemenSumber Daya Manusia, Cetakan Kedua, Jakarta Sedarmayanti,2008,ManajemenSumber

DayaManusia,CetakanPertama, PT.RefikaAditama, Bandung. Siagian,SondangP, 2008, Manajemen

Sumber Daya Manusia, Cetakan Kelima Belas,Bumi Aksara, Jakarta.

Siagian, Sondang. P. 2006.Kiat Meningkatkan Produktivitas Kerja. PT Rineka Cipta.Jakarta.

Simamora, Henry, 2011, Manajemen Sumber Daya Manusia, Edisi Ketiga, STIE YKPN, Yogyakarta. Soejono 2000, Disiplin kerja

terhadapKinerjaKaryawanPT.Sina rSentosaPerkasaBanjarnegara,. Sugiyono, 2007, Metode Penelitian

(18)

53 Jurnal Investasi Fakultas Ekonomi Unwir Indramayu

Bisnis, Alfabeta, Bandung.

Sugiyono.2011Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D..Alfabeta, Bandung.

Sugiyono. 2013. Statistik Untuk Penelitian. Alfabeta., Bandung Suwanto, 2007, Sumber Daya Manusia

dalam Disiplin Pegawai

Perusahaan.BPFE, Yogyakarta. Umi Narimawati 2008. Metode

Penelitian Manajemen. Edisi 2.BP UniversitasDiponegoro. Semarang. Wursanto, 2010.Manajemen Sumber Daya Manusia Untuk Perusahaan. PT Rajagrafindo Persada. Jakarta.

Referensi

Dokumen terkait

Bagi membantu remaja menangani masalah kehidupan keremajaan mereka, pendakwah amat memerlukan kemahiran psikologi agar dakwah yang disampaikan kepada mereka akan

Hipotesis dari penelitian ini adalah ekstrak kental umbi bit dapat diformulasikan sebagai pewarna alami pada sediaan lipstik likuid akan memberi pengaruh terhadap

Dengan adanya pertumbuhan jumlah penduduk tiap tahun, aktivitas ekonomi juga semakin meningkat, sehingga mengakibatkan peningkatan pula pada nilai PDRB ADHB secara

Jika, primary key tidak berada pada pengetikan awal di field pertama, kita masih bisa menentukan primary key yang lainnya, dengan cara simpan terlebih dahulu

Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa selisih N-gain terbesar indikator keterampilan proses sains antara siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol terdapat

Di samping itu Niphow seperti yang dikutip oleh Saut Purba (1994) mengemukakan guru yang masih muda pengalamannya kurang berhasil dalam mengatasi konflik atau

c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud huruf a dan huruf b tersebut di atas, perlu membentuk Peraturan Daerah tentang Pengelolaan Distribusi Gabah;

waktu penyusunan skripsi dapat diperpanjang atas persetujuan Dosen Pembimbing dan Ka. Prodi, apabila pada batas waktu perpanjangan belum dapat diselesaikan, kesempatan