• Tidak ada hasil yang ditemukan

KATA PENGANTAR. Penyusunan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Pengadilan Negeri/PHI/

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KATA PENGANTAR. Penyusunan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Pengadilan Negeri/PHI/"

Copied!
83
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

Penyusunan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Pengadilan Negeri/PHI/ Tipikor/Perikanan Ambon Kelas I A Tahun 2020 dimaksudkan sebagai salah satu media untuk memberikan informasi mengenai pencapaian kinerja Pengadilan Negeri/PHI/ Tipikor/Perikanan Ambon Kelas I A Tahun 2020. LKjIP Tahun 2020 juga merupakan alat kendali dan alat pengukuran kinerja secara kuantitatif menuju terwujudnya akuntabilitas keuangan negara yang berkualitas.

Rencana Kerja Tahunan (RKT) yang didokumentasikan dalam Dokumen Penetapan Kinerja menjadi dasar dalam menganalisa pencapaian program atas kegiatan Pengadilan Negeri/PHI/ Tipikor/Perikanan Ambon Kelas I A. Capaian kinerja Tahun 2020 yang tertuang dalam Laporan Kinerja merupakan cerminan kinerja dari seluruh komponen pegawai yang ada di lingkungan Pengadilan Negeri/PHI/Tipikor/Perikanan Ambon Kelas I A.

Laporan Kinerja ini memberikan gambaran tentang keberhasilan maupun kegagalan mencapai kinerja yang telah ditetapkan dalam Penetapan Kinerja Pengadilan Negeri/PHI/Tipikor/Perikanan Ambon Kelas I A Tahun 2020. Penetapan Kinerja tersebut merupakan penjabaran lebih lanjut dari Rencana Strategis ( Renstra) Pengadilan Negeri/PHI/ Tipikor/Perikanan Ambon Kelas I A.

Kami harapkan laporan kinerja ini menjadi media informasi bagi pihak- pihak yang berkepentingan dengan kinerja Pengadilan Negeri/PHI/ Tipikor/Perikanan Ambon Kelas I A sehingga dapat memberikan umpan balik bagi perbaikan kinerja di masa yang akan datang.

(3)

LKjIP ini disusun untuk memenuhi surat Sekretaris Mahkamah Agung RI Nomor : 1931A/SEK/OT.01.2/11/2020, perihal Penyampaian Dokumen SAKIP, maka Pengadilan Negeri/PHI/Tipikor/Perikanan Ambon Kelas I A telah menyusun Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) tahun 2020 dengan berpedoman pada Peraturan Presiden Nomor : 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah serta Permenpan Nomor : 53 tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah.

Demikian LKjIP Tahun 2020 Pengadilan Negeri/PHI/Tipikor/Perikanan Ambon Kelas I A disusun sebagai bahan penyusunan LKjIP Mahkamah Agung Republik Indonesia.

Ambon, Pebruari 2021

KETUA PENGADILAN NEGERI/PHI/TIPIKOR/ PERIKANAN AMBON KELAS I A

(4)

Salah satu azas dalam penerapan tata kepemerintahan yang baik adalah akuntabilitas. Akuntabilitas merupakan pertanggungjawaban dari amanah atau mandat yang melekat pada suatu lembaga. Dengan landasan pemikiran tersebut, Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Pengadilan Negeri/PHI/Tipikor/Perikanan Ambon Kelas I A ini disusun.

Laporan ini menyajikan capaian kinerja dari Pengadilan Negeri/PHI/Tipikor/ Perikanan Ambon Kelas I A selama tahun 2020 yang merupakan pelaksanaan amanah yang diemban oleh organisasi. Walaupun Inpres No. 7 tahun 1999 mensyaratkan penyusunan suatu laporan akuntabilitas, namun laporan ini juga merupakan kebutuhan kami dalam melakukan analisis dan evaluasi kinerja dalam rangka peningkatan kinerja organisasi secara menyeluruh.

LKjIP Pengadilan Negeri/PHI/Tipikor/Perikanan Ambon Kelas I A tahun 2020 ini menyajikan berbagai keberhasilan maupun kegagalan dalam kegiatan kinerja kami dalam satu tahun. Keberhasilan tersebut tentunya bukan hanya menggambarkan keberhasilan kami sebagai satuan kerja Pengadilan Negeri/PHI/Tipikor/Perikanan Ambon Kelas I A namun juga menggambarkan keberhasilan seluruh lembaga kepemerintahan, dukungan dunia usaha serta partisipasi aktif masyarakat secara umum. Mewujudkan kinerja Pengadilan Negeri/PHI/Tipikor/Perikanan Ambon Kelas I A yang profesional, efektif, efisien dan bersih yang merupakan tujuan utama Instansi Pengadilan Negeri/PHI/Tipikor/Perikanan Ambon Kelas I A.

(5)

Negeri/PHI/Tipikor/Perikanan Ambon Kelas I A juga mencatat adanya beberapa ketidakberhasilan dalam mewujudkan Peradilan yang profesional, efektif, efisien dan bersih. Beberapa keluhan dari masyarakat pencari keadilan juga menunjukkan adanya kekurangan dan kesempurnaan kami dalam menjalankan tugas. Hal ini tetap akan menjadi catatan bagi seluruh jajaran karyawan/karyawati Pengadilan Negeri Ambon untuk memperbaiki kinerjanya di masa mendatang sehingga kinerja yang dihasilkan kelak dapat memberi manfaat kepada masyarakat pencari keadilan maupun berbagai pihak yang berkepentingan dengan Instansi Pengadilan Negeri/PHI/Tipikor/Perikanan Ambon Kelas I A.

(6)

KATA PENGANTAR ... i

RINGKASAN EKSEKUTIF ... iii

DAFTAR ISI ... v

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Kedudukan, Tugas Pokok dan Fungsi ... 3

C. Sistematika Penyajian ... 5

BAB II PERENCANAAN KINERJA …... 7

A. Perjanjian Kinerja Tahun 2020 ... 7

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA …... 9

A. Capaian Kinerja ... 9

B. Realisasi Anggaran ... 70

BAB IV PENUTUP ... 76

Kesimpulan ... 76 Lampiran

1. Tabel Rekapan Data Perkara

2. SK Ketua Pengadilan Negeri Ambon tentang Pembentukan Tim Penyusun LKjIP Pengadilan Negeri Ambon Tahun 2020.

(7)

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) pada dasarnya merupakan sistem manajemen berorientasi pada hasil yang merupakan salah satu instrumen untuk menjadikan instansi pemerintah akuntabel, dapat beroperasi secara efisien, efektif dan responsif terhadap aspirasi masyarakat dan lingkungannya; mewujudkan transparansi pada instansi pemerintah; mewujudkan partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan pembangunan nasional; dan memelihara kepercayaan masyarakat kepada pemerintah. Hal ini dimungkinkan karena dengan menerapkan SAKIP setiap instansi pemerintah harus membuat Rencana Strategis (Strategic Plan), Rencana Kinerja (Performance Plan), Penetapan Kinerja (Performance Agreement) serta Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (Performance Report of Government Agencies) yang secara sistematis akan mengarahkan instansi pemerintah dalam pencapaian tujuannya, pelaksanaan tupoksinya sampai dengan pertanggungjawaban atas hasil kinerjanya.

Penyusunan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Pengadilan Negeri/PHI/Tipikor/Perikanan Ambon Kelas I A Tahun 2020 dimaksudkan sebagai perwujudan kewajiban Pengadilan Negeri/PHI/Tipikor/Perikanan Ambon Kelas I A dalam mempertanggungjawabkan keberhasilan atau kegagalan pelaksanaan misi dalam mencapai tujuan dan program yang telah ditetapkan dalam Rencana Kinerja Tahunan, Penetapan Kinerja Tahun 2020 dan juga Rencana Strategis tahun

(8)

2020-Pengadilan Negeri/PHI/Tipikor/Perikanan Ambon Kelas I A yang merupakan salah satu Pengadilan Tingkat Pertama di bawah Pengadilan Tinggi Ambon dalam naungan Direktorat Peradilan Umum di lingkungan Mahkamah Agung Republik Indonesia, sesuai dengan Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, diwajibkan untuk mempertanggung jawabkan tugas dan fungsi, serta perannya dalam pengelolaan sumber daya dan kebijakan yang dipercayakan kepadanya berdasarkan perencanaan strategis yang ditetapkan.

Permasalahan utama (strategic issue) yang sementara dihadapi oleh Pengadilan Negeri/PHI/Tipikor/Perikanan Ambon Kelas I A adalah persoalan sumber daya manusia, dimana jumlah SDM yang ada tidak memadai dibandingkan dengan beban kerja yang ada. Selain itu, kualitas SDM yang ada pun belum maksimal sesuai dengan apa yang diharapkan. Kesiapan SDM untuk memasuki era teknologi informasi belum sepenuhnya baik. Hal ini dikarenakan pola pikir (mindset) yang masih terfokus pada pola-pola lama. Persoalan lain yang juga menjadi permasalahan utama adalah ketersediaan sarana prasarana yang belum memadai dalam menunjang kelancaran pelaksanaan tugas pokok. Sarana prasarana dimaksud dalam kaitannya dengan upaya menciptakan kantor modern yang berbasis teknologi informasi.

Kedua permasalahan tersebut di atas, merupakan masalah internal yang seharusnya dapat segera diselesaikan, namun permasalahan utama (strategic issue) lainnya juga yang dihadapi adalah permasalahan dari luar (eksternal) yaitu kesiapan para pencari keadilan dalam memasuki era teknologi informasi yang belum

(9)

sepenuhnya baik. Hal ini dapat terlihat dari sarana prasarana yang berbasis teknologi informasi yang disediakan oleh lembaga peradilan ternyata belum sepenuhnya digunakan oleh para pencari keadilan (e-litigasi)

B. Kedudukan, Tugas Pokok dan Fungsi

Fokus pelaksanaan tugas pokok dan fungsi badan peradilan adalah melaksanakan fungsi kekuasaan kehakiman yang efektif, yaitu memutuskan suatu sengketa/menyelesaikan suatu masalah hukum guna menegakkan hukum dan keadilan berdasarkan Pancasila dan UUD 1945, dengan didasari keagungan, keluhuran, dan kemuliaan institusi.

Amandemen Ketiga Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 menegaskan sifat dan karakter kekuasaan kehakiman dengan menyatakan “Kekuasaan Kehakiman adalah kekuasaan negara yang merdeka untuk menyelenggarakan peradilan guna menegakkan hukum dan keadilan”.1

Di dalam Undang-undang No. 48 Tahun 2009 juga dikemukakan “Kekuasaan Kehakiman adalah kekuasaan negara yang merdeka untuk menyelenggarakan peradilan guna menegakkan hukum dan keadilan berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, demi terselenggaranya Negara Hukum Republik Indonesia”.2

1. Kedudukan

Pengadilan Negeri/PHI/Tipikor/Perikanan Ambon Kelas I A adalah suatu Pengadilan Tingkat Pertama di bawah Pengadilan Tinggi Ambon dalam Direktorat Jenderal Badan Peradilan Umum dilingkungan Mahkamah Agung RI yang merupakan salah satu pelaku kekuasaan kehakiman bagi rakyat pencari keadilan

(10)

itu Pengadilan Tindak Pidana Korupsi, PHI dan Pengadilan Perikanan yang berada pada Pengadilan Negeri/PHI/Tipikor/Perikanan Ambon Kelas I A, justru mempunyai wilayah hukum yang mencakup keseluruhan Propinsi Maluku

2. Tugas Pokok

Sesuai dengan Pasal 50 BAB Kekuasaan Pengadilan, Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1986 tentang Peradilan Umum, Pengadilan Negeri/PHI/Tipikor/Perikanan Ambon Kelas I A mempunyai tugas dan wewenang memeriksa, memutuskan dan menyelesaikan perkara pidana dan perkara perdata di tingkat pertama.

3. Fungsi

Dalam melaksanakan tugas tersebut, Pengadilan Negeri/PHI/Tipikor/ Perikanan Ambon Kelas I A memiliki fungsi :

a. Melaksanakan penerapan/penegakan hukum yang mandiri dan berkualitas pada tingkat pertama di wilayah hukum Pengadilan Negeri/PHI/Tipikor/ Perikanan Ambon Kelas I A;

b. Memberikan pelayanan dan bantuan tentang hukum bagi masyarakat atau pencari keadilan di wilayah Pengadilan Negeri/PHI/Tipikor/Perikanan Ambon Kelas I A;

c. Memberikan keterangan, pertimbangan dan nasehat tentang hukum kepada instansi pemerintah di wilayah hukum Pengadilan Negeri/PHI/Tipikor/ Perikanan Ambon Kelas I A;

d. Memberikan data dan informasi administrasi perkara, personil, finansial dan sarana prasarana baik kepada instutusi internal maupun eksternal dalam hal

(11)

5

ini baik kepada masyarakat umum/perseorangan, institusi pemerintah, organisasi kemasyarakatan, dalam dunia pendidikan maupun pihak asing. Dalam hal ini setelah data dan informasi tersebut diseleksi mengacu pada Undang Undang No. 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik.

C. Sistimatika Penyajian

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Pengadilan Negeri/PHI/ Tipikor/Perikanan Ambon Kelas I A berpedoman pada Peraturan Menteri Negara Pendayangunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014.

Sistematika penyajian LKjIP Tahun 2020 sebagai berikut :

BAB I Pendahuluan

Menyajikan penjelasan umum organisasi, dengan penekanan kepada aspek strategis Pengadilan Negeri /PHI/Tipikor/Perikanan Ambon Kelas I A serta permasalahan utama (strategic issue) yang sedang dihadapi Pengadilan Negeri/PHI/Tipikor/Perikanan Ambon Kelas I A.

BAB II Perencanaan Kinerja

Menguraikan ringkasan/ikhtisar perjanjian kinerja Tahun 2020.

BAB III Akuntabilitas Kinerja

A. Capaian Kinerja Pengadilan Negeri/PHI/Tipikor/Perikanan Ambon Kelas I A menyajikan pencapaian kinerja Pengadilan Negeri/PHI/Tipikor/ Perikanan Ambon Kelas I A untuk setiap pernyataan kinerja sasaran strategis yang ditetapkan sesuai dengan hasil pengukuran kinerja. Untuk setiap pernyataan kinerja sasaran strategis tersebut dilakukan analisa capaian kinerja sebagai berikut :

(12)

3. Membandingkan realisasi kinerja sampai dengan tahun 2019 dengan target jangka menengah yang terdapat dalam dokumen perencanaan strategis;

4. Analisis penyebab keberhasilan/kegagalan atau peningkatan/ penurunan kinerja serta alternatif solusi yang telah dilakukan;

5. Analisis atas efisiensi penggunaan sumber daya;

6. Analisis program/kegiatan yang menunjang keberhasilan ataupun kegagalan pencapaian pernyataan kinerja.

B. Realisasi Anggaran

Diuraikan realisasi anggaran yang telah digunakan untuk mewujudkan kinerja sesuai dengan dokumen perjanjian kinerja

BAB IV Penutup

Menguraikan kesimpulan umum atas capaian kinerja Pengadilan Negeri/PHI/Tipikor/Perikanan Ambon Kelas I A serta langkah di masa mendatang yang akan dilakukan untuk meningkatkan kinerja.

(13)

BAB II

PERENCANAAN KINERJA

A. Perjanjian Kinerja Tahun 2020

Perjanjian kinerja pada dasarnya adalah pernyataan komitmen yang merepresentasikan tekad dan janji untuk mencapai kinerja yang jelas dan terukur dalam rentang waktu satu tahun tertentu dengan mempertimbangkan sumber daya yang dikelolanya. Tujuan perjanjian kinerja antara lain adalah sebagai wujud nyata komitmen antara penerima dan pemberi amanah untuk meningkatkan integritas, akuntabilitas, transparansi, dan kinerja Aparatur; menciptakan tolok ukur kinerja sebagai dasar evaluasi kinerja aparatur; sebagai dasar penilaian keberhasilan/kegagalan pencapaian tujuan dan sasaran organisasi dan sebagai dasar pemberian penghargaan dan sanksi; sebagai dasar bagi pemberi amanah untuk melakukan monitoring, evaluasi dan supervisi atas perkembangan/kemajuan kinerja penerima amanah; serta sebagai dasar dalam penetapan sasaran kinerja pegawai.

Pengadilan Negeri/PHI/Tipikor/Perikanan Ambon Kelas I A menyusun dokumen Perjanjian Kinerja yang merupakan suatu dokumen pernyataan kinerja/perjanjian kinerja antara atasan dengan bawahan untuk mewujudkan target kinerja tertentu berdasarkan sumber daya yang dimiliki oleh instansi. Pengadilan Negeri/PHI/Tipikor/ Perikanan Ambon Kelas I A telah membuat Perjanjian Kinerja tahun 2020 secara berjenjang sesuai dengan kedudukan, tugas, dan fungsi yang ada. PK ini telah mengacu pada Renstra Pengadilan Negeri/PHI/ Tipikor/Perikanan Ambon Kelas I A 2020 - 2024 yang telah direviuw. Oleh karena itu Indikator-indikator kinerja dan target tahunan yang digunakan

(14)

8

Negeri/PHI/Tipikor/Perikanan Ambon Kelas I A yang telah ditetapkan dan telah diintegrasikan dalam Reviuw Renstra Pengadilan Negeri/PHI/Tipikor/Perikanan Ambon Kelas I A 2020 - 2024 dan Reviuw Indikator Kinerja Utama Tahun 2020.

Perjanjian Kinerja Pengadilan Negeri/PHI/Tipikor/Perikanan Ambon Kelas I A Tahun 2020 adalah sebagai berikut :

Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target

Terwujudnya proses peradilan yang

pasti, transparan dan akuntabel. a. Persentase sisa perkara yang diselesaikan. 100% b. Persentase perkara yang diselesaikan

tepat waktu 96%

c. Persentase Penurunan Sisa Perkara 90% d. Persentase Perkara yang Tidak

Mengajukan Upaya Hukum :  Banding

 Kasasi  PK

82%

e. Persentase Perkara Pidana Anak yang

Diselesaikan dengan Diversi 50%

f. Index responden pencari keadilan

yang puas terhadap layanan peradilan 90% Peningkatan Efektivitas Pengelolaan

Penyelesaian Perkara a. Persentase isi putusan yang diterima oleh para pihak tepat waktu 90% b. Persentase Perkara yang Diselesaikan

melalui Mediasi 10%

c. Persentase berkas perkara yang diajukan banding, kasasi dan PK secara lengkap dan tepat waktu

90%

d. Persentase putusan perkara yang menarik perhatian masyarakat yang dapat diakses secara online dalam waktu 1 hari setelah diputus

100%

Meningkatnya Akses Peradilan bagi

Masyarakat Miskin dan Terpinggirkan a. Persentase Perkara yang Diselesaikan di Luar Gedung Pengadilan 80% b. Persentase Pencari Keadilan Golongan

Tertentu yang Mendapat Layanan Bantuan Hukum (Posbakum)

100%

Meningkatnya Kepatuhan Terhadap

(15)

BAB III

AKUNTABILITAS KINERJA

A. Capaian Kinerja

Pengukuran kinerja merupakan proses sistematis dan berkesinambungan untuk menilai keberhasilan/kegagalan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan program dan atau kebijakan untuk mencapai sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan dalam mewujudkan visi dan misi organisasi. Pengukuran kinerja juga merupakan suatu metode untuk menilai kemajuan yang telah dicapai dibandingkan dengan sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan.

Pengukuran tingkat capaian kinerja Pengadilan Negeri/PHI/Tipikor/Perikanan Ambon Kelas I A dilakukan dengan melakukan perbandingan antara target pencapaian indikator sasaran yang telah ditetapkan dalam perjanjian kinerja Pengadilan Negeri/ PHI/Tipikor/Perikanan Ambon Kelas I A dengan realisasinya, atau dengan kata lain membandingkan antara rencana kinerja (performance plan) yang diinginkan dengan realisasi kinerja (performance result) yang dicapai organisasi. Selanjutnya dilakukan analisis terhadap penyebab terjadinya perbedaan kinerja (performance gap) yang terjadi, serta tindakan perbaikan yang diperlukan dimasa mendatang. Metode ini bermanfaat untuk memberikan gambaran tentang pelaksanaan misi organisasi dalam rangka mewujudkan tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan.

Untuk menentukan capaian kinerja diperoleh dengan rumus :

Capaian = Realisasi x 100 % Target

(16)

Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target (%) Realisasi (%) Capaian Kinerja (%)

Terwujudnya proses peradilan yang pasti, transparan dan akuntabel.

a. Persentase sisa perkara yang

diselesaikan. 100 100 100

b. Persentase perkara yang

diselesaikan tepat waktu 96 97,94 102,02

c. Persentase Penurunan Sisa

Perkara 90 15,72 17,47

d. Persentase Perkara yang Tidak Mengajukan Upaya Hukum :  Banding  Kasasi  PK 82 82 82 98,07 98,05 98,63 119,60 119,57 120,28 e. Persentase Perkara Pidana Anak

yang Diselesaikan dengan Diversi 50 6,25 12,5 f. Index responden pencari keadilan

yang puas terhadap layanan peradilan 90 84,19 93,54 Peningkatan Efektivitas Pengelolaan Penyelesaian Perkara

a. Persentase isi putusan yang diterima oleh para pihak tepat waktu

90 97,32 108,13

b. Persentase Perkara yang

Diselesaikan melalui Mediasi 10 3,88 38,8

c. Persentase berkas perkara yang diajukan banding, kasasi dan PK secara lengkap dan tepat waktu

90 92,67 102,97

d. Persentase putusan perkara yang menarik perhatian masyarakat yang dapat diakses secara online dalam waktu 1 hari setelah diputus 100 57,14 57,14 Meningkatnya Akses Peradilan bagi Masyarakat Miskin dan Terpinggirkan

a. Persentase Perkara yang Diselesaikan di Luar Gedung Pengadilan

80 0 0

b. Persentase Pencari Keadilan Golongan Tertentu yang Mendapat Layanan Bantuan Hukum (Posbakum)

100 100 100

Meningkatnya Kepatuhan Terhadap Putusan Pengadilan

Persentase Putusan Perkara Perdata

(17)

Berdasarkan tabel ini dapat dilihat bahwa pada Tahun 2020 Pengadilan Negeri/ PHI/Tipikor/Perikanan Ambon Kelas I A memiliki 4 sasaran strategis dengan jumlah indikator sebanyak 15 indikator. Capaian kinerja dari masing-masing indikator sangat ditentukan dari realisasi kinerja yang terjadi berdasarkan target yang telah ditetapkan. Predikat nilai capaian kinerja dapat dikelompokkan dalam skala pengukuran ordinal sebagai berikut :

> 100 : sangat berhasil 80 s/d 100 : berhasil

55 s/d 79 : cukup berhasil < 55 : tidak Berhasil

Capaian kinerja dari masing-masing indikator tersebut bila dikelompokkan kedalam skala pengukuran ordinal maka dapat dilihat sebagai berikut :

No Capaian Kinerja Jumlah Indikator

1 < 55 5

2 55 - 79 1

3 80 - 100 3

4 >100 6

Tabel ini menunjukan bahwa capaian kinerja Pengadilan Negeri/PHI/Tipikor/Perikanan Ambon Kelas IA pada tahun 2020 terdiri dari 5 indikator tidak berhasil, 1 indikator cukup berhasil, 3 indikator berhasil serta 6 indikator sangat berhasil.

 Indikator yang tidak berhasil yaitu indikator penurunan sisa perkara, indikator perkara pidana anak yang diselesaikan dengan diversi, indikator perkara yang diselesaikan melalui mediasi, indikator perkara yang diselesaikan di luar gedung pengadilan dan indikator putusan perkara perdata yang ditindaklanjuti (dieksekusi).

(18)

putus.

 Indikator yang berhasil yaitu indikator sisa perkara yang diselesaikan, indikator index responden pencari keadilan yang puas terhadap layanan peradilan dan indikator pencari keadilan golongan tertentu yang mendapat layanan bantuan hukum (posbakum.

 Indikator yang sangat berhasil yaitu indikator perkara yang diselesaikan tepat waktu, indikator perkara yang tidak mengajukan upaya hukum banding, indikator perkara yang tidak mengajukan upaya hukum kasasi dan indikator perkara yang tidak mengajukan upaya hukum PK, serta indikator isi putusan yang diterima oleh para pihak tepat waktu. indikator berkas perkara yang diajukan banding, kasasi dan PK secara lengkap dan tepat waktu,

Berikut ini akan dijelaskan secara rinci tentang masing-masing indikator kinerja tersebut dimulai dari perhitungan realisasi, perhitungan capaiannya sampai kepada perbandingan antara realisasi dengan capaian kinerja yang dibuat dalam bentuk chart.  Indikator Kinerja Persentase Sisa Perkara yang Diselesaikan

Data jumlah sisa perkara tahun 2019 yang harus diselesaikan :

Perkara Jumlah Pidana 111 Perdata 105 PHI 0 Tipikor 13 Perikanan 0 Total 229

(19)

Data jumlah sisa perkara tahun 2019 yang telah diselesaikan di Tahun 2020 : Perkara Jumlah Pidana 111 Perdata 105 PHI 0 Tipikor 13 Perikanan 0 Total 229

Perhitungan realisasi dari indikator persentase sisa perkara yang diselesaikan : Persentase sisa perkara yang diselesaikan :

= jumlah sisa perkara yang diselesaikan X 100% jumlah sisa perkara yang harus diselesaikan

= 229 x 100% 229 = 1 x 100% = 100%

Perhitungan capaian dari indikator persentase sisa perkara yang diselesaikan adalah :

Capaian = 100% x 100%

100%

= 100%

Perbandingan antara target, realisasi dan capaian kinerja Tahun 2020 pada indikator persentase sisa perkara yang diselesaikan dapat terlihat dalam chart berikut ini :

(20)

Indikator persentase sisa perkara yang diselesaikan dengan target yang ditentukan sebesar 100% dan realisasinya juga dapat diperoleh sebesar 100%. Hal ini dikarenakan dari 229 sisa perkara tahun 2019 yang harus diselesaikan, semuanya dapat diselesaikan di Tahun 2020 sebanyak 229 perkara. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa capaiannya sebesar 100%.

 Indikator Kinerja Persentase Perkara yang Diselesaikan Tepat Waktu Data jumlah perkara yang masuk Tahun 2020 :

Perkara Jumlah Pidana 8.790 Perdata 539 PHI 12 Tipikor 27 Perikanan 1 Total 9.369

Data jumlah perkara yang diselesaikan Tahun 2020 :

Perkara Jumlah Pidana 8.702 Perdata 447 PHI 12 Tipikor 14 Perikanan 1 Total 9.176 0 50 Target (%) Realisasi (%) Capaian (%)

(21)

Perhitungan realisasi dari indikator persentase perkara yang diselesaikan tepat waktu : Persentase perkara yang diselesaikan tepat waktu :

= jumlah perkara yang diselesaikan tahun berjalan x 100% jumlah perkara yang ada

= 9.176 x 100% 9.369 = 0,979400 x 100% = 97,9400% = 97,94%

Perhitungan capaian dari indikator persentase perkara yang diselesaikan tepat waktu adalah :

Capaian = 97,94% x 100%

96%

= 102,02%

Perbandingan antara target, realisasi dan capaian kinerja Tahun 2020 pada indikator persentase perkara yang diselesaikan tepat waktu dapat terlihat dalam chart berikut ini :

(22)

Indikator persentase perkara yang diselesaikan tepat waktu dengan target yang ditentukan sebesar 96% dan realisasinya sebesar 97,94%. Hal ini disebabkan karena dari 9.369 perkara yang masuk di Tahun 2020, sebanyak 9.176 perkara yang dapat diselesaikan di Tahun 2020. Oleh karena realisasi lebih besar dari target yang ditentukan sehingga capaiannya sebesar 102,02%.

 Indikator Kinerja Persentase Penurunan Sisa Perkara Data sisa perkara Tahun 2020 :

Perkara Jumlah Pidana 88 Perdata 92 PHI 0 Tipikor 13 Perikanan 0 Total 193

Data sisa perkara tahun 2019 :

Perkara Jumlah Pidana 111 Perdata 105 92 94 96 98 100 102 104 Target (%) Realisasi (%) Capaian (%)

(23)

PHI 0

Tipikor 13

Perikanan 0

Total 229

Perhitungan realisasi dari indikator persentase penurunan sisa perkara : Persentase penurunan sisa perkara :

= sisa perkara tahun sebelumnya - sisa perkara tahun berjalan x 100% sisa perkara tahun sebelumnya

= 229 -193 x 100% 229 = 36 x 100% 229 = 0,157205 x 100% = 15,7205% = 15,72%

Perhitungan capaian dari indikator persentase penurunan sisa perkara adalah :

Capaian = 15,72% x 100%

90%

= 17,47%

Indikator persentase penurunan sisa perkara dengan target yang ditentukan sebesar 90%, sedangkan realisasi yang diperoleh sebesar 15,72% . Hal ini disebabkan karena jumlah sisa perkara di Tahun 2020 yaitu sebanyak 193 perkara lebih kecil bila dibandingkan dengan jumlah sisa perkara tahun 2019 yaitu sebanyak 229 perkara. Dengan demikian capaiannya sebesar 17,47%.

Perbandingan antara target, realisasi dan capaian kinerja Tahun 2020 pada indikator persentase penurunan sisa perkara dapat terlihat dalam chart berikut ini :

(24)

 Indikator Kinerja Persentase Perkara yang Tidak Mengajukan Upaya Hukum Banding, Kasasi dan PK

Data jumlah perkara yang tidak mengajukan upaya hukum banding, kasasi dan PK Tahun 2020 adalah :

Perkara Tidak Banding Tidak Kasasi Tidak PK

Pidana 8.655 8.668 8.700 Perdata 325 310 327 PHI 12 6 12 Tipikor 7 12 10 Perikanan 0 1 1 Jumlah 8.999 8.997 9.050 Total 27.046

Data jumlah perkara yang diputus Tahun 2020 :

Perkara Jumlah Pidana 8.702 Perdata 447 PHI 12 Tipikor 14 Perikanan 1 Total 9.176 0 20 40 60 80 Target (%) Realisasi (%) Capaian (%)

(25)

Perhitungan realisasi dari indikator persentase yang tidak mengajukan upaya hukum banding, kasasi dan PK :

Persentase perkara yang tidak mengajukan upaya hukum banding :

= jumlah perkara yang tidak mengajukan upaya hukum banding x 100% jumlah putusan perkara

= 8.999 x 100% 9.176 = 0,9807105 x 100% = 98,07105% = 98,07%

Perhitungan capaian dari indikator persentase perkara yang tidak mengajukan upaya hukum banding adalah :

Capaian = 98,07% x 100%

82% = 119,60%

Indikator persentase perkara yang tidak mengajukan upaya hukum banding dengan target yang ditentukan sebesar 82%, sedangkan realisasi yang diperoleh sebesar 98,07%. Hal ini disebabkan jumlah perkara yang tidak mengajukan upaya hukum banding sebanyak 8.999 perkara lebih kecil bila dibandingkan dengan jumlah putusan perkara sebanyak 9.176 perkara sehingga capaiannya sebesar 119,60%.

Perbandingan antara target, realisasi dan capaian kinerja Tahun 2020 pada indikator persentase perkara yang tidak mengajukan upaya hukum banding dapat terlihat dalam chart berikut ini :

(26)

Persentase perkara yang tidak mengajukan upaya hukum kasasi :

= jumlah perkara yang tidak mengajukan upaya hukum kasasi x 100% jumlah putusan perkara

= 8.997 x 100% 9.176 = 0,980492 x 100% = 98,0492% = 98,05%

Perhitungan capaian dari indikator persentase perkara yang tidak mengajukan upaya hukum kasasi adalah :

Capaian = 98,05% x 100% 82% = 119,57% 0 20 40 60 80 100 120 Target (%) Realisasi (%) Capaian (%)

(27)

Perbandingan antara target, realisasi dan capaian kinerja Tahun 2020 pada indikator persentase perkara yang tidak mengajukan upaya hukum kasasi dapat terlihat dalam chart berikut ini :

indikator persentase perkara yang tidak mengajukan upaya hukum kasasi dengan target yang ditentukan sebesar 82%, sedangkan realisasi yang diperoleh sebesar sebesar 98,05%. Hal ini disebabkan jumlah perkara yang tidak mengajukan upaya hukum kasasi sebanyak 8.997 perkara lebih besar bila dibandingkan dengan jumlah putusan perkara sebanyak 9.176 perkara. Dengan demikian capaiannya sebesar 119,57%.

Persentase perkara yang tidak mengajukan upaya hukum PK :

= jumlah perkara yang tidak mengajukan upaya hukum PK x 100% jumlah putusan perkara

= 9.050 x 100% 9.176 = 0,986268 x 100% = 98,6268% = 98,63% 0 20 40 60 80 100 120 Target (%) Realisasi (%) Capaian (%)

(28)

82%

= 120,28%

= 120,28%

Perbandingan antara target, realisasi dan capaian kinerja Tahun 2020 pada indikator persentase perkara yang tidak mengajukan upaya hukum PK dapat terlihat dalam chart berikut ini :

Indikator persentase perkara yang tidak mengajukan upaya hukum PK dengan target yang ditentukan sebesar 82%, sedangkan realisasi yang diperoleh sebesar 98,63%. Hal ini disebabkan jumlah perkara yang tidak mengajukan upaya hukum PK sebanyak 9.050 perkara lebih sedikit bila dibandingkan dengan jumlah putusan perkara sebanyak 9.176 perkara sehingga capaiannya sebesar 120,28%.

 Indikator Kinerja Persentase Perkara Pidana Anak yang Diselesaikan Dengan Diversi Data perkara pidana anak yang memenuhi syarat untuk diversi di Tahun 2020 :

Perkara Jumlah

Pidana anak yang memenuhi syarat untuk diversi 16

0 50 100 150 Target (%) Realisasi (%) Capaian (%) 22

(29)

Data perkara pidana anak yang diselesaikan secara diversi di Tahun 2020 :

Perkara Jumlah

Pidana anak diselesaikan secara diversi 1

Total 1

Perhitungan realisasi dari indikator persentase perkara pidana anak yang diselesaikan dengan diversi :

Persentase perkara pidana anak yang diselesaikan dengan diversi :

= jumlah perkara pidana anak yang diselesaikan secara diversi x 100% jumlah perkara pidana anak yang memenuhi syarat untuk diversi

= 1 x 100% 16 = 0,0625 x 100% = 6,25%

Perhitungan capaian dari indikator persentase perkara pidana anak yang diselesaikan dengan diversi adalah :

Capaian = 3,13% x 100%

50%

= 12,5%

Indikator persentase perkara pidana anak yang diselesaikan dengan diversi, ditargetkan sebesar 50%, sedangkan realisasi yang diperoleh sebesar 6,25%. Hal ini disebabkan karena dari 32 perkara pidana anak, 16 perkara yang memenuhi syarat untuk diversi, dan hanya 1 perkara yang dapat diselesaikan secara diversi sehingga capaiannya sebesar 12,5%.

(30)

terlihat dalam chart berikut ini :

 Indikator Kinerja Index Responden Pencari Keadilan yang Puas Terhadap Layanan Peradilan

Data survey index kepuasan masyarakat pada Desember 2020 :

ID

UNSUR NAMA UNSUR

NILAI PER UNSUR NRR PER UNSUR NRR_TERTIMBANG Mutu Pelayanan U1 Persyaratan 347 3,47 0,39 U2

Sistem Mekanisme dan

Prosedur 339 3,39 0,38

U3 Waktu Penyelesaian 337 3,37 0,37

U4 Biaya/Tarif 338 3,38 0,38

U5

Produk Spesifikasi Jenis

Pelayanan 331 3,31 0,37

U6 Kompetensi Pelaksana 341 3,41 0,38

U7 Perilaku Pelaksana 351 3,51 0,39

U8 Penanganan Pengaduan 320 3,20 0,36

U9 Sarana dan Prasarana 330 3,30 0,37

Total NRR 3,368

IKM UNIT PELAYANAN (3.368 * 25) 84,19

A (Sangat Baik)

Dari hasil survei tersebut maka index responden pencari keadilan yang puas terhadap layanan peradilan Tahun 2020 adalah sebagai berikut :

0 10 20 30 40 50 Target (%) Realisasi (%) Capaian (%)

(31)

25

Jumlah index kepuasan pencari keadilan 84,19

Perhitungan realisasi dari indikator index responden pencari keadilan yang puas terhadap layanan peradilan :

Index responden pencari keadilan yang puas terhadap layanan peradilan :

= Index kepuasan pencari keadilan

= 84,19%

Perhitungan capaian dari indikator index responden pencari keadilan yang puas terhadap layanan peradilan :

Capaian = 84,19% x 100%

90%

= 93,54%

Perbandingan antara target, realisasi dan capaian kinerja Tahun 2020 pada indikator index responden pencari keadilan yang puas terhadap layanan peradilan dapat terlihat dalam chart berikut ini :

78 80 82 84 86 88 90 92 94 Target (%) Realisasi (%) Capaian (%)

(32)

84,19% sehingga capaiannya sebesar 93,54%. Hal ini berdasarkan hasil survei yang dilakukan pada Desember 2020, terhadap 100 orang responden yang diyakini dapat mewakili keseluruhan pengunjung dan pengguna layanan pengadilan.

 Indikator Kinerja Persentase Isi Putusan yang Diterima Oleh Para Pihak Tepat Waktu Data jumlah putusan Tahun 2020 :

Perkara Jumlah Pidana 8.702 Perdata 447 PHI 12 Tipikor 14 Perikanan 1 Total 9.176

Data jumlah isi putusan yang diterima oleh para pihak tepat waktu :

Perkara Jumlah Pidana 8.702 Perdata 201 PHI 12 Tipikor 14 Perikanan 1 Total 8.930

Perhitungan realisasi dari indikator persentase isi putusan yang diterima oleh para pihak tepat waktu :

Persentase isi putusan yang diterima oleh para pihak tepat waktu :

= jumlah isi putusan yang diterima tepat waktu x 100% jumlah putusan = 8.930 x 100% 9.176

(33)

= 0,973190 x 100% = 97,3190% = 97,32%

Perhitungan capaian dari indikator persentase isi putusan yang diterima oleh para pihak tepat waktu adalah :

Capaian = 97,32% x 100%

90%

= 108,13%

Perbandingan antara target, realisasi dan capaian kinerja Tahun 2020 pada indikator persentase isi putusan yang diterima oleh para pihak tepat waktu dapat terlihat dalam chart berikut ini :

Indikator persentase isi putusan yang diterima oleh para pihak tepat waktu dengan target yang ditentukan sebesar 90%, sedangkan realisasi yang diperoleh sebesar 97,32%. Hal ini disebabkan karena dari 9.176 perkara yang diputus dalam Tahun 2020, terdapat 8.930

0 20 40 60 80 100 120 Target (%) Realisasi (%) Capaian (%)

(34)

 Indikator Kinerja Persentase Perkara yang Diselesaikan Melalui Mediasi Data perkara yang dilakukan mediasi di Tahun 2020 :

Perkara Jumlah

Perdata gugatan 103

Total 103

Data perkara yang diselesaikan melalui mediasi di Tahun 2020 :

Perkara Jumlah

Perdata gugatan 4

Total 4

Perhitungan realisasi dari indikator persentase perkara yang diselesaikan melalui mediasi :

Persentase perkara yang diselesaikan melalui mediasi :

= jumlah perkara yang diselesaikan melalui mediasi x 100% jumlah perkara yang dilakukan mediasi

= 4 x 100% 103 = 0,0388349 x 100% = 3,88349% = 3,88%

Perhitungan capaian dari indikator persentase perkara yang diselesaikan melalui mediasi adalah :

Capaian = 3,88% x 100%

(35)

= 38,8%

Indikator persentase perkara yang diselesaikan melalui mediasi dengan target yang ditentukan sebesar 10%, sedangkan realisasi yang diperoleh sebesar 3,88%. Hal ini disebabkan karena dari 103 perkara yang dilakukan mediasi, terdapat 4 perkara yang dapat diselesaikan melalui mediasi (mediasi berhasil) sehingga capaiannya sebesar 38,8%.

Perbandingan antara target, realisasi dan capaian kinerja Tahun 2020 pada indikator persentase perkara yang diselesaikan melalui mediasi dapat terlihat dalam chart berikut ini :

 Indikator Kinerja Persentase Berkas Perkara yang Diajukan Banding, Kasasi dan PK Secara Lengkap dan Tepat Waktu

Data jumlah berkas perkara yang masuk di Tahun 2020 dan sisa perkara 2019 yang putus di 2020 yang dimohonkan banding, kasasi dan PK :

Perkara Tahun 2019 Tahun 2020

Banding Kasasi PK Banding Kasasi PK

Pidana 17 25 1 47 34 2 Perdata 28 25 5 15 31 14 0 10 20 30 40 Target (%) Realisasi (%) Capaian (%)

(36)

Total I 110 163

Total II 273

Data jumlah berkas perkara yang masuk di Tahun 2020 dan sisa perkara 2019 yang putus di 2020 yang diajukan banding, kasasi dan PK :

Perkara Tahun 2019 Tahun 2020

Banding Kasasi PK Banding Kasasi PK

Pidana 16 21 1 47 29 2 Perdata 26 25 5 11 31 14 PHI 0 0 0 0 4 0 Tipikor 4 4 0 7 2 3 Perikanan 0 0 0 1 0 0 Jumlah 46 50 6 66 66 19 Total I 102 151 Total II 253

Perhitungan realisasi dari indikator persentase berkas perkara yang diajukan banding, kasasi dan PK secara lengkap dan tepat waktu :

Persentase berkas perkara yang diajukan banding, kasasi dan PK secara lengkap dan tepat waktu :

= jumlah berkas perkara yang diajukan banding, kasasi dan PK secara lengkap x 100% jumlah berkas perkara yang dimohonkan banding, kasasi dan PK

= 253 x 100% 273 = 0,9267399 x 100% = 92,6739% = 92,67%

(37)

Perhitungan capaian dari indikator persentase berkas perkara yang diajukan banding, kasasi dan PK secara lengkap dan tepat waktu adalah :

Capaian = 92,67% x 100%

90%

= 102,97%

= 102,97%

Indikator persentase berkas perkara yang diajukan banding, kasasi dan PK secara lengkap dan tepat waktu dengan target yang ditentukan sebesar 90%, sedangkan realisasi yang diperoleh sebesar 92,67%. Hal ini diakibatkan karena dari 273 berkas perkara yang dimohonkan banding, kasasi dan PK, hanya terdapat 253 berkas perkara yang diajukan banding, kasasi dan PK secara lengkap sehingga capaiannya sebesar 102,97%.

Perbandingan antara target, realisasi dan capaian kinerja Tahun 2020 pada indikator persentase berkas perkara yang diajukan banding, kasasi dan PK secara lengkap dan tepat waktu dapat terlihat dalam chart berikut ini :

82 84 86 88 90 92 94 96 98 100 102 104 Target (%) Realisasi (%) Capaian (%)

(38)

Data jumlah perkara tipikor yang diputus dalam Tahun 2020 :

Perkara Jumlah

Tipikor 14

Total 14

Data jumlah putusan perkara tipikor yang diupload dalam website dan dapat diakses secara online dalam waktu 1 hari setelah putus dalam Tahun 2020 :

Jumlah putusan Tipikor yang di upload 8

Perhitungan realisasi dari indikator persentase putusan perkara yang menarik perhatian masyarakat yang dapat diakses secara online dalam waktu 1 hari setelah diputus :

Persentase putusan perkara yang menarik perhatian masyarakat yang dapat diakses secara online dalam waktu 1 hari setelah putus :

= jumlah putusan perkara tipikor yang diupload dalam website x 100%

jumlah perkara tipikor yang diputus

= 8 x 100% 14 = 0,5714 x 100% = 57,14%

Perhitungan capaian dari indikator persentase putusan perkara yang menarik perhatian masyarakat yang dapat diakses secara online dalam waktu 1 hari setelah diputus :

Capaian = 57,14% x 100%

100%

(39)

33

Indikator persentase putusan perkara yang menarik perhatian masyarakat yang dapat diakses secara online dalam waktu 1 hari setelah diputus, dengan target yang ditentukan sebesar 100%, sedangkan realisasi yang diperoleh sebesar 57,14%. Hal ini disebabkan karena dari 14 jumlah perkara tipikor yang diputus, hanya terdapat 8 putusan perkara tipikor yang diupload dalam website dalam waktu 1 hari setelah putus. Dengan demikian capaiannya sebesar 57,14%.

Perbandingan antara target, realisasi dan capaian kinerja Tahun 2020 pada indikator persentase putusan perkara yang menarik perhatian masyarakat yang dapat diakses secara online dalam waktu 1 hari setelah diputus dapat terlihat dalam chart berikut ini :

 Indikator Kinerja Persentase Perkara yang Diselesaikan Di Luar Gedung Pengadilan Data perkara yang seharusnya diselesaikan di luar gedung pengadilan :

Jumlah perkara masuk dari zitting plaat 0

Data perkara yang diselesaikan di luar gedung pengadilan : 0 20 40 60 80 100 Target (%) Realisasi (%) Capaian (%)

(40)

Persentase perkara yang diselesaikan di luar gedung pengadilan :

= jumlah perkara yang diselesaikan di luar gedung pengadilan x 100%

jumlah perkara yang seharusnya diselesaikan di luar gedung pengadilan

= 0 x 100% 0 = 0 x 100% = 0 %

Perhitungan realisasi dari indikator perkara yang diselesaikan di luar gedung pengadilan adalah :

Capaian = 0 % x 100%

80%

= 0 %

Perbandingan antara target, realisasi dan capaian kinerja Tahun 2020 pada indikator persentase perkara yang diselesaikan di luar gedung pengadilan dapat terlihat dalam chart berikut ini :

0 20 40 60 80 Target (% Realisasi (%) Capaian (%0

(41)

Indikator persentase perkara yang diselesaikan di luar gedung pengadilan dengan target yang ditentukan sebesar 80%, sedangkan realisasi yang diperoleh sebesar 0 %. Hal ini disebabkan karena tidak ada perkara yang diselesaikan di luar gedung pengadilan, sehingga capaiannya sebesar 0 %. Hal ini dikerenakan pandemi Covid-19 sehingga sidang di zettingplaat tidak dapat dilaksanakan.

 Indikator Kinerja Persentase Pencari Keadilan Golongan Tertentu yang Mendapat Layanan Bantuan Hukum

Data jumlah pencari keadilan golongan tertentu dalam Tahun 2020 :

Jumlah pencari keadilan yang terdaftar di Posbakum 106

Data jumlah pencari keadilan golongan tertentu yang mendapatkan layanan bantuan hukum dalam Tahun 2020 :

Jumlah pencari keadilan yang mendapat LBH 106

Perhitungan realisasi dari indikator persentase pencari keadilan golongan tertentu yang mendapat layanan bantuan hukum :

Persentase pencari keadilan golongan tertentu yang mendapat layanan bantuan hukum :

=

jumlah pencari keadilan golongan tertentu yang mendapatkan

layanan bantuan hukum x 100%

jumlah pencari keadilan golongan tertentu

= 106 x 100% 106 = 1 x 100% = 100%

(42)

100%

= 100%

Perbandingan antara target, realisasi dan capaian kinerja Tahun 2020 pada indikator persentase pencari keadilan golongan tertentu yang mendapat layanan bantuan hukum dapat terlihat dalam chart berikut ini :

Indikator persentase pencari keadilan golongan tertentu yang mendapat layanan bantuan hukum dengan target yang ditentukan sebesar 100%, dan realisasinya juga dapat diperoleh sebesar 100%. Hal ini dikarenakan 106 orang pencari keadilan golongan tertentu yang datang ke Pengadilan Negeri/PHI/Tipikor/Perikanan Ambon Kelas IA untuk mendapat layanan bantuan hukum, seluruhnya mendapat bantuan hukum oleh Pos Bantuan Hukum yang ada di Pengadilan Negeri/PHI/Tipikor/Perikanan Ambon Kelas IA tersebut sehingga capaiannya sebesar 100%.

0 20 40 60 80 100 Target (%) Realisasi (%) Capaian (%)

(43)

 Indikator Kinerja Persentase Putusan Perkara Perdata yang Ditindaklanjuti (Dieksekusi)

Data jumlah putusan perkara perdata yang sudah berkekuatan hukum tetap (BHT) dan yang bersifat condemnatoir :

Jumlah putusan perkara perdata yang sudah BHT dan dimohon eksekusi 4

Data jumlah putusan perkara perdata yang ditindaklanjuti (dieksekusi) :

Jumlah Putusan perkara perdata yang dieksekusi 1

Perhitungan realisasi dari indikator persentase putusan perkara perdata yang ditindaklanjuti (dieksekusi) :

Persentase putusan perkara perdata yang ditindaklanjuti (dieksekusi) :

= jumlah putusan perkara perdata yang ditindaklanjuti x 100%

jumlah putusan perkara perdata yang sudah BHT dan bersifat condemnatoir

= 1 x 100% 4 = 0,25 x 100% = 25%

Perhitungan capaian dari indikator persentase putusan perkara perdata yang ditindaklanjuti (dieksekusi) :

Capaian = 25% x 100%

75%

= 33,333%

= 33,33%

Indikator persentase putusan perkara perdata yang ditindaklanjuti (dieksekusi) dengan target yang ditentukan sebesar 75%, sedangkan realisasi yang diperoleh sebesar 25%.

(44)

38

Hal ini disebabkan karena dari 4 putusan perkara perdata yang sudah berkekuatan hukum tetap (BHT) dan yang bersifat condemnatoir, hanya terdapat 1 putusan perkara perdata yang ditindaklanjuti (dieksekusi) sehingga capaiannya sebesar 33,33%.

Perbandingan antara target, realisasi dan capaian kinerja Tahun 2020 pada indikator persentase putusan perkara perdata yang ditindaklanjuti (dieksekusi) dapat terlihat dalam chart berikut ini :

Secara keseluruhan perbandingan antara target, realisasi dan capaian kinerja Tahun 2020 dapat terlihat dalam chart berikut ini :

0 10 20 30 40 50 60 70 80 Target (%) Realisasi (%) Capaian (%)

(45)

39

Keterangan :

1a : indikator persentase sisa perkara yang diselesaikan

1b : indikator persentase perkara yang diselesaikan tepat waktu 1c : indikator persentase penurunan sisa perkara

1d.1 : indikator persentase perkara yang tidak mengajukan upaya hukum banding 1d.2 : indikator persentase perkara yang tidak mengajukan upaya hukum kasasi 1d.3 : indikator persentase perkara yang tidak mengajukan upaya hukum PK 1e : indikator persentase perkara pidana anak yang diselesaikan dengan diversi 1f : indikator index responden pencari kedailan yang puas terhadap layanan

peradilan

2a : indikator persentase isi putusan yang diterima oleh para pihak tepat waktu 2b : indikator persentase perkara yang diselesaikan melalui mediasi

2c : indikator persentase berkas perkara yang diajukan banding, kasasi dan PK secara lengkap dan tepat waktu

2d : indikator persentase putusan perkara yang menarik perhatian masyarakat yang dapat diakses secara online dalam waktu 1 hari setelah putus

3a : indikator persentase perkara yang diselesaikan di luar gedung pengadilan

3b : indikator persentase pencari keadilan golongan tertentu yang mendapat layanan 0 20 40 60 80 100 120 140 1a 1b 1c 1d.1 1d.2 1d.3 1e 1f 2a 2b 2c 2d 3a 3b 4

(46)

2020, perbandingan antara realisasi kinerja Tahun 2020 dengan capaian tahun- tahun sebelumnya yaitu tahun 2017, 2018, dan 2019 serta perbandingan antara realisasi kinerja Tahun 2020 dengan target jangka menengah yang telah ditetapkan dalam dokumen renstra.

1. Perbandingan antara target dan realisasi kinerja Tahun 2020

Untuk dapat mengukur seberapa besar tingkat capaian kinerja dalam satu tahun maka perlu dilakukan perbandingan seberapa besar realisasi dari masing-masing indikator kinerja bila dibandingkan dengan target yang telah ditetapkan. Sehingga dapat dilihat apakah realisasi kinerja yang terjadi lebih besar dari target yang ditetapkan ataukah sama dengan target yang ditetapkah ataukah juga dibawah target yang ditetapkan.

Perbandingan antara target yang ditetapkan untuk Tahun 2020 dan realisasi kinerja di Tahun 2020 dapat dijelaskan dalam tabel berikut ini :

Sasaran

Strategis Indikator Kinerja Target (%) Realisasi (%)

Terwujudnya proses peradilan yang pasti, transparan dan akuntabel.

a. Persentase sisa perkara yang diselesaikan. 100 100 b. Persentase perkara yang diselesaikan tepat waktu 96 97,94

c. Persentase Penurunan Sisa Perkara 90 15,72

d. Persentase Perkara yang Tidak Mengajukan Upaya Hukum :  Banding  Kasasi  PK 82 82 82 98,07 98,05 98,63 e. Persentase Perkara Pidana Anak yang Diselesaikan

dengan Diversi 50 6,25

f. Index responden pencari keadilan yang puas

terhadap layanan peradilan 90 84,19

Peningkatan

Efektivitas a. Persentase isi putusan yang diterima oleh para pihak tepat waktu 90 97,32 39

(47)

Pengelolaan Penyelesaian Perkara

b. Persentase Perkara yang Diselesaikan melalui

Mediasi 10 3,88

c. Persentase berkas perkara yang diajukan banding,

kasasi dan PK secara lengkap dan tepat waktu 90 92,67 d. Persentase putusan perkara yang menarik

perhatian masyarakat yang dapat diakses secara online dalam waktu 1 hari setelah diputus

100 57,14 Meningkatnya Akses Peradilan bagi Masyarakat Miskin dan Terpinggirkan

a. Persentase Perkara yang Diselesaikan di Luar

Gedung Pengadilan 80 0

b. Persentase Pencari Keadilan Golongan Tertentu yang Mendapat Layanan Bantuan Hukum (Posbakum) 100 100 Meningkatnya Kepatuhan Terhadap Putusan Pengadilan

Persentase Putusan Perkara Perdata yang

Ditindaklanjuti (dieksekusi) 75 25

Apabila perbandingan antara realisasi yang tejadi Tahun 2020 dengan target yang ditetapkan untuk Tahun 2020 dibuat dalam bentuk chart maka dapat terlihat sebagai berikut :

Keterangan :

1a : indikator persentase sisa perkara yang diselesaikan 0 20 40 60 80 100 1a 1b 1c 1d.1 1d.2 1d.3 1e 1f 2a 2b 2c 2d 3a 3b 4 Target (%) Realisasi (%)

(48)

42

1c : indikator persentase penurunan sisa perkara

1d.1 : indikator persentase perkara yang tidak mengajukan upaya hukum banding 1d.2 : indikator persentase perkara yang tidak mengajukan upaya hukum kasasi 1d.3 : indikator persentase perkara yang tidak mengajukan upaya hukum PK 1e : indikator persentase perkara pidana anak yang diselesaikan dengan diversi 1f : indikator index responden pencari kedailan yang puas terhadap layanan

peradilan

2a : indikator persentase isi putusan yang diterima oleh para pihak tepat waktu 2b : indikator persentase perkara yang diselesaikan melalui mediasi

2c : indikator persentase berkas perkara yang diajukan banding, kasasi dan PK secara lengkap dan tepat waktu

2d : indikator persentase putusan perkara yang menarik perhatian masyarakat yang dapat diakses secara online dalam waktu 1 hari setelah putus

3a : indikator persentase perkara yang diselesaikan di luar gedung pengadilan

3b : indikator persentase pencari keadilan golongan tertentu yang mendapat layanan bantuan hukum (posbakum)

4 : indikator persentase putusan perkara perdata yang ditindaklanjuti (dieksekusi) Perbandingan antara target dan realisasi kinerja pada Tahun 2020 yang ditunjukan baik melalui tabel maupun chart diatas, memperlihatkan bahwa dari setiap sasaran strategis yang ditentukan, terdapat sebagian indikator kinerja yang dapat terealisasi sesuai dengan target yang ditentukan, bahkan ada juga sebagian indikator kinerja yang dapat terealisasi melebihi dari target yang ditentukan, namun ada juga sebagian indikator kinerja yang realisasinya hanya mencapai cukup dan bahkan kurang dari target yang ditentukan.

Adapun indikator kinerja yang dapat terealisasi sesuai target yang ditentukan antara lain sebagai berikut :

 sasaran strategis : terwujudnya proses peradilan yang pasti, transparan dan akuntabel

(49)

indikator sisa perkara yang diselesaikan : realisasi telah mencapai target yang ditentukan yaitu 100%.

 sasaran strategis : meningkatnya akses peradilan bagi masyarakat miskin dan terpinggirkan

indikator pencari keadilan golongan tertentu yang mendapat layanan bantuan hukum (posbakum) : realisasi telah mencapai target yang ditentukan yaitu 100%.

Indikator kinerja yang dapat terealisasi melebihi dari target yang ditentukan antara lain sebagai berikut :

 sasaran strategis : terwujudnya proses peradilan yang pasti, transparan dan akuntabel

a. indikator perkara yang diselesaikan tepat waktu : realisasi mencapai 97,94% dari target 96%.

b. indikator perkara yang tidak mengajukan upaya hukum banding, kasasi dan PK :

- indikator perkara yang tidak mengajukan upaya hukum banding : realisasi mencapai 98,07% dari target 82%.

- indikator perkara yang tidak mengajukan upaya hukum kasasi : realisasi mencapai 98,05% dari target 82%.

- indikator perkara yang tidak mengajukan upaya hukum PK : realisasi mencapai 98,63% dari target 82%.

 sasaran strategis : peningkatan efektivitas pengelolaan penyelesaian perkara

a. indikator isi putusan yang diterima oleh para pihak tepat waktu : realisasi mencapai 97,32% dari target 90%.

(50)

Indikator kinerja yang realisasinya kurang dari target yang ditentukan antara lain sebagai berikut :

 sasaran strategis : terwujudnya proses peradilan yang pasti, transparan dan akuntabel

a. indikator penurunan sisa perkara : realisasi hanya mencapai 15,72% dari target 90% (tidak mencapai target).

b. indikator perkara pidana anak yang diselesaikan dengan diversi : realisasi hanya mencapai 6,25% dari target 50% (tidak mencapai target).

c. indikator indeks responden pencari keadilan yang puas terhadap layanan peradilan : realisasi hanya mencapai 84,19% dari target 90% (tidak mencapai target).

 sasaran strategis : peningkatan efektivitas pengelolaan penyelesaian perkara

a. indikator perkara yang diselesaikan melalui mediasi : realisasi hanya mencapai 3,88% dari target 10% (tidak mencapai target).

b. indikator putusan perkara yang menarik perhatian masyarakat yang dapat diakses secara online dalam waktu 1 hari setelah diputus : realisasi hanya mencapai 57,14% dari target 100% (tidak mencapai target).

 sasaran strategis : meningkatnya akses peradilan bagi masyarakat miskin dan terpinggirkan

indikator perkara yang diselesaikan di luar gedung pengadilan : realisasi hanya mencapai 0% dari target 80% (tidak mencapai target).

(51)

indikator putusan perkara perdata yang ditindaklanjuti (eksekusi) : realisasi hanya mencapai 25% dari target 75% (tidak mencapai target).

Berdasarkan semua penjelasan diatas maka terhadap sasaran dan indikator yang ada dalam perjanjian kinerja Tahun 2020 apabila diukur perbandingannya antara target yang ditetapkan untuk Tahun 2020 dengan realisasi yang terjadi pada Tahun 2020 maka ditemukan bahwa terdapat 7 dari 15 indikator yang tidak berhasil mencapai target atau sekitar 47% (7/15 x100%) dan terdapat juga 8 dari 15 indikator yang berhasil mencapai target atau sekitar 53% (8/15 x100%). Hal ini menunjukan bahwa pada Tahun 2020 ternyata lebih banyak indikator yang berhasil mencapai target yang ditetapkan dibandingkan dengan indikator yang tidak mencapai target. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa secara umum pada Tahun 2020 realisasi kinerja Pengadilan Negeri/PHI/Tipikor/Perikanan Ambon Kelas IA mencapai target yang ditentukan.

2. Perbandingan antara realisasi kinerja Tahun 2020 serta capaiannya dengan tahun-tahun sebelumnya

Perbandingan antara realisasi kinerja tahun berjalan serta capaiannya dengan tahun-tahun sebelumnya biasanya dilakukan agar dalam menetapkan indikator dan target kinerja untuk perencanaan di masa yang akan datang dapat dilakukan dengan memperhatikan capaian-capaian di tahun sebelumnya.

Perbandingan antara realisasi kinerja dan capaian yang terjadi di Tahun 2020 dengan realisasi kinerja dan capaian yang terjadi pada tahun-tahun sebelumnya yaitu tahun 2017, 2018 dan 2019 pada Pengadilan Negeri/PHI/Tipikor/Perikanan Ambon Kelas IA dapat dijelaskan dalam tabel berikut ini :

(52)

No Indikator Kinerja Realisasi Kinerja (%) Capaian Kinerja (%) 2020 2019 2018 2017 2020 2019 2018 2017 1. a. Persentase sisa 100 100 100 98 100 100 100 98 perkara yang diselesaikan b. Persentase perkara 97,94 98,94 95,75 95 102,02 103,06 99,74 98 yang diselesaikan tepat waktu c. Persentase 15,72 -43,90 42,47 -29 17,47 -48,78 47,19 -32 penurunan sisa perkara d. Persentase perkara yang tidak mengajukan upaya Hukum : -banding 98,07 99,52 68,27 99 119,60 121,37 85,34 123 -kasasi 98,05 99,68 71,29 99 119,57 121,56 89,11 123 -PK 98,63 99,96 78,19 99 120,28 121,90 97,73 123 e. Persentase perkara 6,25 12 33,33 38 12,5 24 111,11 126 pidana anak yang diselesaikan dengan diversi f. Index responden 84,19 93,95 95,45 95 93,54 104,38 106,05 105 pencari keadilan

yang puas terhadap

layanan peradilan

2. a. Persentase isi 97,32 99,33 96,32 99 108,13 110,37 107,02 110

putusan yang

diterima oleh para

pihak tepat waktu

b. Persentase perkara 3,88 1,06 0,76 0 38,8 10,6 5,07 0 yang diselesaikan melalui mediasi c. Persentase berkas 92,67 87,56 61,29 83 102,97 97,29 68,10 92 perkara yang diajukan banding, kasasi dan PK secara lengkap dan tepat waktu

d. Persentase putusan 57,14 44 0 0 57,14 44 0 0

perkara yang

menarik perhatian masyarakat yang

(53)

dapat diakses secara online dalam waktu 1 hari setelah putus 3. a. Persentase perkara 0 0 0 0 0 0 0 0 prodeo yang diselesaikan b. Persentase perkara 0 41,67 47,83 68 0 52,09 59,78 85 yang diselesaikan di luar gedung pengadilan c. Persentase pencari 100 100 100 100 100 100 111,11 111 keadilan golongan tertentu yang mendapat layanan bantuan hukum (posbakum) 4. Persentase putusan 25 25 27,03 0 33,33 33,33 33,78 0 perkara perdata yang ditindaklanjuti (dieksekusi)

Dari tabel diatas menunjukan bahwa terjadi fluktuasi pada realisasi dan capaian kinerja di Pengadilan Negeri/PHI/Tipikor/Perikanan Ambon Kelas I A sejak tahun 2017 sampai dengan Tahun 2020. Fluktuasi ini terjadi karena realisasi dan capaian kinerja dari masing-masing indikator bisa mengalami kenaikan maupun penurunan bila dibandingkan antara tahun sebelumnya dengan tahun yang berikutnya. Fluktuasi pada realisasi dan capaian kinerja dapat diukur dengan menghitung nilai rata per tahun baik nilai rata-rata realisasi kinerja maupun nilai rata-rata-rata-rata capaian kinerja dari tahun 2017 sampai dengan Tahun 2020.

Berikut ini adalah pehitungan rata-rata realisasi kinerja dengan rata-rata capaian kinerja yang terjadi dari tahun 2017 sampai dengan Tahun 2020 :

(54)

99%+0%+83%+0%+0% + 68% + 100%+0%) /16 = 59%

Rata-rata capaian kinerja = (98% + 98% + (-32%)+123% + 123%+ 123% + 126%+ 105%+110%+0%+92%+0%+0%+85%+111%+0%/16 = 72,62%

 Tahun 2018

Rata-rata realisasi kinerja = (100% + 95,75% +42,47%+68,27%+71,29%+78,19%+ 33,33%+95,45%+ 96,32%+0,76%+ 61,29%+ 0%+0%+ 47,83%+100%+27,03%) /16

= 57,37%

Rata-rata capaian kinerja = (100% + 99,74% +47,19%+85.34%+89,11%+97,73%+ 111,11% + 106,05% + 107,02%+5,07%+68,10%+0%+ 0%+59,78%+111,11%+33,78%) /16

= 70,07%  Tahun 2019

Rata-rata realisasi kinerja = (100%+98,94%+(-43,90%)+99,52%+99,68%+99,96% + 12% + 93,95% + 99,33%+ 1,06%+ 87,56%+44%+0%+ 41,67% + 100%+25%)/16

= 59,92%

Rata-rata capaian kinerja = (100% + 103,06% + (-48,78%) + 121,37%+121,56%+ 121,90% + 24%+ 104,38%+110,37%+10,6%+97,29% 44%+0%+52,09%+100%+33,33%) /16

(55)

= 68,44%  Tahun 2020

Rata-rata realisasi kinerja = (100% + 97,94% + 15,72% + 98,07% + 98,05% + 98,63% + 3,13% + 84,19% + 97,32% + 0,97% + 92,67% + 57,14% + 0% + 0% + 100% + 25%) /16

= 57,86%

Rata-rata capaian kinerja = (100% + 102,02% + 17,47% + 119,6% + 119,57% + 120,28% + 6,26% + 93,54% + 108,13% + 9,7% + 102,97% +57,14% + 0% + 0% 100% + 33,33%) /16 = 68,12%

Berdasarkan perhitungan rata-rata realisasi kinerja di atas menunjukan bahwa secara umum realisasi kinerja dari tahun 2017 ke tahun 2018 mengalami penurunan sebesar 1,63% ( 57,37% - 59%). Realisasi kinerja kembali mengalami kenaikan dari tahun 2018 ke Tahun 2019 sebesar 2,55% (59,92%-57,37%). Realisasi kinerja kembali mengalami penurunan dari tahun 2019 ke Tahun 2020 sebesar 2,06% (59,92%-57,86%). Perhitungan rata-rata capaian kinerja diatas menunjukan bahwa secara umum capaian kinerja mengalami penurunan dari tahun 2017 ke tahun 2018 sebesar 2,55% (70,07%-72,62%). Capaian kinerja kembali mengalami penurunan dari tahun 2018 ke Tahun 2019 sebesar 1,62% (68,45%-70,07%). Capaian kinerja kembali mengalami penurunan dari tahun 2019 ke Tahun 2020 sebesar 0,33% (68,12% - 68,45%).

Perbandingan rata-rata realisasi kinerja dengan rata-rata capaian kinerja yang terjadi dari tahun 2017 sampai dengan Tahun 2020 dapat dilihat dalam tabel berikut ini :

(56)

1 2017 59 72,62

2 2018 57,37 70,07

3 2019 59,92 68,44

4 2020 57,86 68,12

Perbandingan antara realisasi dan capaian kinerja dari tahun 2017 sampai dengan Tahun 2020 dapat terlihat dalam chart berikut ini :

3. Perbandingan antara realisasi kinerja Tahun 2020 dengan target jangka menengah yang telah ditetapkan dalam renstra 2020-2024

Indikator kinerja setiap tahun bertujuan untuk menggambarkan tugas, fungsi dan peran dalam penyelenggaraan pemerintahan yang bersih, jujur, serta akuntabel. Hal ini sebagaimana diuraikan dalam indikator kinerja Pengadilan Negeri/PHI/Tipikor/

0 10 20 30 40 50 60 70 80 2017 2018 2019 2020

(57)

51

Perikanan Ambon Kelas I A Tahun 2020. Tujuan yang akan diwujudkan pada Tahun 2020 tersebut selanjutnya dirinci pada pencapaian sasaran setiap tahunnya. Secara umum, sasaran tahunan dari Pengadilan Negeri/PHI/Tipikor/Perikanan Ambon Kelas I A ini menggambarkan kegiatan - kegiatan yang dihasilkan, serta perubahan perbaikan kondisi aparatur yang diakibatkan oleh kegiatan tersebut.

Perbandingan antara realisasi kinerja Tahun 2020 dengan target jangka menengah yang telah ditetapkan dalam dokumen renstra dapat dijelaskan dalam tabel berikut ini :

Sasaran Strategis Indikator Kinerja

Realisasi Tahun 2020 (%) Target Jangka Menengah (%) Terwujudnya proses peradilan yang pasti,

transparan dan

akuntabel.

a. Persentase sisa perkara yang diselesaikan. 100 100 b. Persentase perkara yang diselesaikan tepat

waktu 97,94 96

c. Persentase Penurunan Sisa Perkara 15,72 90

d. Persentase Perkara yang Tidak Mengajukan Upaya Hukum :  Banding  Kasasi  PK 98,07 98,05 98,63 82 82 82 e. Persentase Perkara Pidana Anak yang

Diselesaikan dengan Diversi 6,25 50

f. Index responden pencari keadilan yang

puas terhadap layanan peradilan 84,19 90

Peningkatan Efektivitas Pengelolaan

Penyelesaian Perkara

a. Persentase isi putusan yang diterima oleh

para pihak tepat waktu 97,32 90

b. Persentase Perkara yang Diselesaikan

melalui Mediasi 3,88 10

c. Persentase berkas perkara yang diajukan banding, kasasi dan PK secara lengkap dan tepat waktu

92,67 90

d. Persentase putusan perkara yang menarik perhatian masyarakat yang dapat diakses secara online dalam waktu 1 hari setelah diputus

57,14 100

Meningkatnya Akses

Peradilan bagi

Masyarakat Miskin dan

a. Persentase Perkara yang Diselesaikan di

Luar Gedung Pengadilan 0 80

(58)

Data pada tabel di atas menunjukan bahwa tidak semua realisasi kinerja di Tahun 2020 memenuhi target jangka menengah yang ditetapkan dalam renstra 2020-2024. Dari 15 indikator kinerja terdapat 8 indikator kinerja yang realisasinya memenuhi target jangka menengah dan 7 indikator kinerja yang realisasinya tidak memenuhi target jangka menengah yang ditetapkan dalam dokumen renstra 2020-2024.

Indikator kinerja yang realisasinya memenuhi target jangka menengah yaitu antara lain :

 indikator sisa perkara yang diselesaikan (realisasi sama dengan target jangka menengah)

 indikator perkara yang diselesaikan tepat waktu (realisasi melebihi target jangka menengah)

 indikator perkara yang tidak mengajukan upaya hukum banding (realisasi melebihi target jangka menengah)

 indikator perkara yang tidak mengajukan upaya hukum kasasi (realisasi melebihi target jangka menengah)

 indikator perkara yang tidak mengajukan upaya hukum PK (realisasi melebihi target jangka menengah)

 indikator isi putusan yang diterima oleh para pihak tepat waktu (realisasi melebihi target jangka menengah)

 indikator berkas perkara yang diajukan banding, kasasi dan PK secara lengkap dan tepat waktu (realisasi melebihi target jangka menengah)

(59)

 indikator pencari keadilan golongan tertentu yang mendapat layanan bantuan hukum (realisasi sama dengan target jangka menengah)

Indikator kinerja yang realisasinya tidak memenuhi target jangka menengah yaitu antara lain :

 indikator penurunan sisa perkara (realisasi dibawah target jangka menengah)

 indikator perkara pidana anak yang diselesaikan dengan diversi (realisasi dibawah target jangka menengah)

 indikator index responden pencari keadilan yang puas terhadap layanan peradilan (realisasi dibawah target jangka menengah)

 indikator perkara yang diselesaikan melalui mediasi (realisasi dibawah target jangka menengah)

 indikator putusan perkara yang menarik perhatian masyarakat yang dapat diakses secara online dalam waktu 1 hari setelah diputus (realisasi dibawah target jangka menengah)

 indikator perkara yang diselesaikan di luar gedung pengadilan (realisasi dibawah target jangka menengah)

 indikator putusan perkara perdata yang ditindaklanjuti/dieksekusi (realisasi dibawah target jangka menengah).

Perbandingan antara realisasi kinerja Tahun 2020 dengan target jangka menengah yang ditetapkan di dalam dokumen renstra 2020-2024 dapat terlihat dalam chart berikut ini :

Gambar

Tabel ini menunjukan bahwa capaian kinerja Pengadilan Negeri/PHI/Tipikor/Perikanan  Ambon  Kelas  IA    pada    tahun    2020  terdiri  dari  5  indikator  tidak  berhasil,  1  indikator  cukup berhasil, 3 indikator berhasil serta 6 indikator sangat berhas

Referensi

Dokumen terkait

Pada tahun 2020, realisasi untuk indikator kinerja ini sebesar 50% dihitung dari 120 perkara Perdata, Pidana, Tipikor, Niaga dan PHI yang mengajukan upaya hukum kasasi dimana

Selanjutnya pengukuran kinerja terhadap indikator kinerja yang telah dicapai pada tahun 2020 dan membandingkan antara target dan realisasi pada indikator sasaran

Perbandingan Target dan Realisasi Kinerja Tahun 2020 Hasil pengukuran terhadap indikator Kinerja Persentase sarana produksi Obat dan Makanan yang memenuhi ketentuan menunjukkan

Di sini dapat dilihat bahwa realisasi kinerja dan capaian kinerja perkara perdata yang diselesaikan tepat waktu di Pengadilan Negeri Balikpapan tahun 2020 sebesar

elektromagnetik, kondisi kesehatan dan interaksi antara frekuensi gelombang elektromagnetik dengan kondisi kesehatan terhadap nilai kadar gula darah tikus putih.selain itu

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh proporsi gluten dan jamur tiram putih terhadap mutu organoleptik bakso nabati yang meliputi kekenyalan, tekstur, warna,

23 Tahun 2002 jo Pasal 64 ayat (1) KUHP, yaitu: 1) Unsur barangsiapa; 2) Unsur dengan sengaja; 3) Unsur melakukan tipu muslihat, serangkaian kebohongan atau membujuk anak; 4)

Hal ini bertolak belakang dengan apa yang menjadi esensi dari asas equality before the law yang tertuang dalam Pasal 27 ayat (1) UUD 1945, bahwa semua orang sama di