• Tidak ada hasil yang ditemukan

EKSPERIMEN MEDIA AUDIO VISUAL SEBAGAI CARA UNTUK MEMBANTU MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYIMAK DAN BERBICARA MANDARIN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "EKSPERIMEN MEDIA AUDIO VISUAL SEBAGAI CARA UNTUK MEMBANTU MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYIMAK DAN BERBICARA MANDARIN"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

EKSPERIMEN MEDIA AUDIO VISUAL SEBAGAI CARA UNTUK

MEMBANTU MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYIMAK

DAN BERBICARA MANDARIN

TUGAS AKHIR

Oleh

Erina - 1301009552

Fenny Widjaja - 1301009703

Universitas Bina Nusantara

Jakarta

(2)

EKSPERIMEN MEDIA AUDIO VISUAL SEBAGAI CARA UNTUK

MEMBANTU MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYIMAK

DAN BERBICARA MANDARIN

TUGAS AKHIR

Diajukan sebagai salah satu syarat

Untuk gelar kesarjanaan/ diploma pada

Jurusan SastraCina

Jenjang Pendidikan Strata-1

Oleh

Erina - 1301009552

Fenny Widjaja - 1301009703

Universitas Bina Nusantara

Jakarta

(3)

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA

_________________________________________________________________ Fakultas Humaniora

Jurusan Sastra Cina

Tugas Akhir Sarjana

Semester Genap tahun 2012/2013

EKSPERIMEN MEDIA AUDIO VISUAL SEBAGAI CARA UNTUK MEMBANTU MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYIMAK DAN BERBICARA MANDARIN

Erina 1301009552

Fenny Widjaja 1301009703

ABSTRAK

Seiring dengan perkembangan zaman, guru tidak lagi menjadi satu-satunya sumber dalam belajar. Dengan kemajuan teknologi, siswa dapat memperoleh segala informasi dan pengetahuan yang diinginkan, salah satunya menggunakan teknologi media audio visual.Sama hal-nya dengan tujuan dalam penelitian ini, yaitu untuk menawarkan pembelajaran melalui media audiovisual, dengan cara belajar informal dalam suasana yang santai dapat mendorong motivasi dan minat siswa dalam belajar, sehingga menciptakan konsep belajar yang baru. Penelitian ini melibatkan 12 mahasiswa tahun pertama Binus University yang diseleksi melalui kuesioner, dan kemudian mengikuti kelas eksperimen. Urutan kelas eksperimen yaitu pre-test, menyaksikan tontonan, berdiskusi, post-test. Agar lebih memahami keistimewaan belajar pada setiap mahasiswa, penulis melakukan analisa per-individu dan menemukan peningkatan dalam hal mengemukakan pikiran, penguasaan kosakata, minat dan motivasi belajar, serta tumbuhnya konsep belajar baru. Meskipun kebanyakan mahasiswa cocok dengan cara pembelajaran ini, tetapi ditemukan juga beberapa mahasiswa yang lebih cocok dengan metode pembelajaran konvensional. Oleh karena itu, meskipun tidak semua orang cocok dengan pembelajaran ini, namun pembelajaran melalui media audio visual memang dapat menjadi cara untuk membantu meningkatkan pembelajaran bahasa mandarin.

(4)

Kata Pengantar

Pertama-tama penulis panjatkan puji syukur kepada Tuhan yang Maha Esa karena berkat-Nya yang begitu melimpah sehingga skripsi ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Dalam kesempatan ini, Penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada pihak yang telah membantu dan mendukung Penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Terima kasih kepada Bapak Prof. Dr. Harjanto Prabowo, MM selaku Rektor Binus University, Bapak Drs. Johannes A. A. Rumeser, M.Psi selaku Dekan Fakultas Humaniora Binus University, Ibu Andyni Khosasih, SE, BA, selaku Ketua Jurusan Sastra China Binus University yang telah memberikan kesempatan, dukungan, dan kepercayaan. Terutama kepada Ibu Fu Ruomei, BA., M.Lit selaku dosen pembimbing kami, yang telah banyak meluangkan waktunya untuk membimbing dan memberi saran selama penulisan skripsi ini berlangsung. Terima kasih kepada Ibu Cendrawaty Tjong, BA, M.Lit, Ibu Olivia S.S telah memberikan dukungan dan kesempatan untuk kelas eksperimen kami, dan juga kepada Bapak Wong Chuin Leen yang telah memberikan saran-saran yang bermanfaat.

Kami juga sangat berterima kasih kepada Orangtua kami yang telah memberikan dukungan yang begitu besar pada proses penyelesaian skripsi kami, baik moral maupun materil. Terima kasih kepada teman-teman yang telah mendukung. Terima kasih kepada para dosen dan juga karyawan Universitas Bina Nusantara atas segala ilmu dan dukungannya. Terakhir, terima kasih kepada adik-adik kelas 02PAL dan 02PBL yang meluangkan waktu serta tenaganya, dan kesediaannya dalam membantu kami menyelesaikan proses penelitian ini.

Semoga skripsi ini dapat memberikan bantuan kepada para pembaca.

Jakarta, Juli 2013

(5)

Daftar Isi

Abstrak ... i

Kata Pengantar ... ii

Daftar Isi ... iii

Daftar Gambar ... iv

Daftar Lampiran... v

Eksperimen Media Audio Visual sebagai Cara untuk Membantu Meningkatkan

Pembelajaran Mandarin ... 1

Lampiran

(6)

Daftar Gambar

3.1 Proses Seleksi Subjek Eksperimen ... 2

3.2.1 Langkah-langkah Eksperimen ... 2

3.2.2 Proses Berjalannya Eksperimen ... 3

4.1 Analisa Kuesioner sebelum Eksperimen ... 3

4.2

Analisa Individual Responden Eksperimen

4.2.1 Responden 1 ... 4

4.2.2 Responden 2 ... 4

4.2.3 Responden 3 ... 5

4.2.4 Responden 4 ... 5

4.2.5 Responden 5 ... 6

4.2.6 Responden 6 ... 6

4.2.7 Responden 7 ... 7

4.2.8 Responden 8 ... 7

4.2.9 Responden 9 ... 8

4.2.10 Responden 10 ... 8

4.2.11 Responden 11 ... 9

4.2.12 Responden 12 ... 9

4.3 Analisa Keseluruhan Responden Eksperimen ... 10

4.4 Peningkatan Penguasaan Kosakata ... 10

4.5 ... 10

(7)

Daftar Lampiran

L1 Kuesioner

L2 Rencana Pelaksanaan Eksperimen

L3 Form Peminjaman Kelas

L4 Absensi Responden

L5 Soal Pre-test dan Post-test

Love You You

Happy China

Chinese Bridge & Yang Lan One on One

Fearless

Angket

(8)

EKSPERIMEN MEDIA AUDIO VISUAL

SEBAGAI CARA UNTUK MEMBANTU

MENINGKATKAN KEMAMPUAN

MENYIMAK DAN BERBICARA MANDARIN

Erina, Fenny Widjaja, Fu Ruomei

Binus University, Jl. Kemanggisan Ilir III/45, Palmerah, Jakarta Barat, 021-53276730 nanachen91@gmail.com; widjaja.fennyy@gmail.com; rosemary@binus.edu

ABSTRACT

Along with the technology process, learning method has not only relied on classroom teaching. A fast development of audio visual technology makes an audiovisual media’s usage for learning wider. Same thing with the purpose in this research, it was meant to suggest a way of learning through audio visual media. In relaxed circumstances and through an informal way of learning, audiovisual media could be motivating and raising student’s interest in learning. It is also to create a new concept of learning. In this research, there are 12 Binus University first semester students who are selected from a questionnaire to take the experiments activity. Pre-test, watching movies, discussing and post-test are the sequence in the experiment. To understand better about the specific information in the way of learning of every single student. Although most students are suitable with this kind of learning, there are some students who still fit with the conventional way of learning. But learning through an audio visual method could indeed become a good way to help them improving the learning of Chinese language.

Keywords :Audiovisual media, Chinese language skill, Helping method, Experiment

ABSTRAK

Seiring dengan perkembangan teknologi, cara belajar tidak lagi hanya bergantung kepada pembelajaran di kelas. Teknologi audio visual yang berkembang pesat membuat penggunaan media audio visual untuk pengajaran semakin meluas. Sama hal-nya dengan tujuan dalam penelitian ini, yaitu untuk menawarkan pembelajaran melalui media audiovisual, dengan cara belajar informal dalam suasana yang santai dapat mendorong motivasi dan minat siswa dalam belajar, sehingga menciptakan konsep belajar yang baru. Penelitian ini melibatkan 12 mahasiswa tahun pertama Binus University yang diseleksi melalui kuesioner, dan kemudian mengikuti kelas eksperimen. Urutan kelas eksperimen yaitu pre-test, menyaksikan tontonan, berdiskusi, post-test. Agar lebih memahami keistimewaan belajar pada setiap mahasiswa, penulis melakukan analisa per-individu. Meskipun kebanyakan mahasiswa cocok dengan cara pembelajaran ini, tetapi ditemukan juga beberapa mahasiswa yang lebih cocok dengan metode pembelajaran konvensional. Namun pembelajaran melalui media audio visual memang dapat menjadi cara untuk membantu meningkatkan pembelajaran bahasa mandarin.

(9)

PENDAHULUAN

Cara belajar memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap keberhasilan belajar siswa. Menggunakan cara belajar yang cocok mampu membantu siswa belajar dengan maksimal. Menurut Psikolog Deporter dan Hernacki, cara belajar dibagi menjadi tiga, yaitu: visual, auditori dan kinestetik. Psikolog Treicher melalui eksperimen juga telah membuktikan bahwa dalam belajar, manusia memperoleh pengetahuan melalui penglihatan sebanyak 83%, pendengaran 11%, penciuman 3,5%, peraba 1,5%, perasaan 1%. Dari persentase diatas terlihat bahwa indera penglihatan dan pendengaran memiliki peran penting dalam belajar. Dengan demikian, penggunaan media audio visual dapat membantu meningkatkan pembelajaran. Pendidikan kelas konvensional menuntut siswa memperhatikan pelajaran dengan seksama dalam waktu yang panjang sehingga memancing kelelahan mental. Sebaliknya, media audio visual dapat menciptakan suasana belajar yang santai, sehingga siswa dapat menyerap informasi dengan baik. Media audio visual dapat membantu pembelajaran konvensional agar siswa belajar dengan lebih santai, bermanfaat, serta memancing antusiasme, suasana kelas menjadi lebih aktif.

Lidya Tania dari Sastra Jepang Binus University pada tahun 2011 telah meneliti pembelajaran melalui media audio visual dengan skripsi yang berjudul Efektifitas Penggunaan Video Erin ga Chousen!

Nihongo Dekimasu dalam Pengukuran Tahapan Menyimak Model Hurier pada Pembelajaran Verba Bentuk –te (pada Mahasiswa Semester 2 Bina Nusantara). Melalui eksperimen, pengambilan sampling,

analisis kuantitatif dan deskriptif, penelitian ini membuktikan bahwa media audio visual dapat membantu siswa mempelajari verba –te dari segi pemahaman sehingga tercapai hasil belajar yang lebih baik. Tahun 2008, jurnal Li Hongmei berjudul Pengajaran Audio Visual pada Siswa Kejuruan Bahasa Inggris mengemukakan bahwa proses pembelajaran dalam media audio visual melibatkan siswa untuk banyak mendengar, melihat dan meniru sehingga dapat menstimulasi berbagai indera secara menyeluruh. Dengan teknologi pendidikan masa kini mengubah pembelajaran pasif menjadi aktif, gabungan keduanya membuat siswa tanpa sadar memperoleh pengetahuan. Yang juga harus diperhatikan adalah media audio visual hanya menjadi tambahan yang bermanfaat bagi pengajaran.

Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan bahwa media audio visual dapat membantu meningkatkan kemampuan berbahasa mandarin, serta menawarkan cara belajar yang lebih santai, informal, sekaligus mendapatkan pengetahuan.

METODE PENELITIAN

Pertama-tama dilakukan dengan cara penyebaran kuesioner dan observasi kepada mahasiswa tingkat pertama Sastra China Binus University. Melalui hasil kuesioner, penulis menyeleksi responden dengan syarat belajar Mandarin selama 1-3 tahun, sehari-hari nya tidak berbicara dalam bahasa mandarin, dan motivasi belajar bukan dari televisi atau jarang menonton televisi; jenis film sesuai dengan tingkat ketertarikan, yaitu drama, pariwisata, berita wawancara dan film laga yang berkisar 15-30 menit; soal eksperimen berupa isian kosakata, pilihan jawaban benar, atau terjemahan sederhana. Terpilih 12 responden (02PAL berjumlah 6 siswa, 02PBL berjumlah 6 siswa) untuk mengikuti kelas eksperimen sebanyak 4 kali selama 2 minggu. Penulis menganalisa perkembangan masing-masing mahasiswa dalam peningkatan penguasaan kosakata dan kemampuan berdiskusi, serta pendapat para responden mengenai cara pembelajaran ini yang mereka isi pada angket di penghujung kelas eksperimen.

(10)

3.1.2 Proses berjalannya eksperimen

HASIL DAN BAHASAN

Pada bagian ini, terdapat hasil analisa sebelum dan sesudah diadakannya eksperimen.Pada bulan April, penulis membagikan kuesioner pada mahasiswa tahun pertama Sastra China Binus University sebanyak 52 siswa. Berikut adalah isi dari kuesioner :

Berdasarkan tabel diatas, penulis memilih mahasiswa yang memenuhi persyaratan. Dari minat mahasiswa, terpilih 4 jenis tontonan untuk kelas eksperimen. Dari data tersebut, tontonan edukasi yang biasa diberikan di kelas bukanlah tontonan yang paling diminati oleh mahasiswa. Dari motivasi belajar, jawaban terbanyak ada pada 27% mahasiswa memilih televisi, hal ini menunjukkan media audio visual mampu menjadi motivasi belajar yang baik. Oleh karena itu, penulis ingin menawarkan cara belajar ini kepada mereka yang sebelumnya tidak termotivasi belajar melalui media audio visual. Pembelajaran formal dari buku teks malah tercatat sebagai motivasi belajar paling rendah pada angka 3.8%. Dari persentase ini, penulis menemukan bahwa motivasi belajar siswa berasal dari pembelajaran informal. Pernyataan ini memperkuat asumsi keberhasilan penulis dalam eksperimen ini, dan untuk masa akan datang menjadi motivasi belajar bagi para peserta eksperimen.

Diteliti dari kebiasaan belajar, pengaruh paling besar dari menonton terletak pada nada dengan persentase 33.6% dan kosakata sebesar 30%. Berdasarkan data ini, penulis menentukan kegiatan yang akan diberikan dalam kelas eksperimen, yaitu penguasaan kosakata dan berdiskusi. Dari isi tontonan, bentuk soal yang diberikan berupa isian kosakata, pilihan jawaban benar, atau terjemahan sederhana. Penjabaran soal berbentuk kosakata sesuai urutan konten tontonan diberikan agar membantu memori mahasiswa; tontonan dengan pelafalan yang jelas, mengandung unsur kosakata sehari-hari yang mungkin tidak bisa

Data personal

(11)

ditemukan di buku teks. Sedangkan, pilihan jawaban benar atau terjemahan sederhana berfungsi agar siswa dapat memahami isi dalam cerita film tersebut. Soal eksperimen terbagi pre-test dan post-test, tujuannya untuk mengetahui pengetahuan dan perkembangan sebelum dan sesudah eksperimen.

Analisa Individual Responden Eksperimen

Menurut Li Hongmei, pembelajaran melalui media audio visual membuat siswa meniru, memperkuat memori auditori yang baik, meningkatkan kemampuan percakapan siswa. Penulis memakai cara belajar audio visual untuk membantu meningkatkan kemampuan bahasa mandarin peserta eksperimen. Zao Jinghua juga menyebutkan media audio visual dapat melatih minat siswa dalam mempelajari bahasa asing, menumbuhkan inisiatif dan kesadaran untuk mengembangkan konsep pengetahuan, memperluas jumlah kosakata, memungkinkan siswa untuk menguasai pengetahuan dasar tentang bahasa secara menyeluruh. Dibawah ini, terdapat 12 mahasiswa dengan hasil sebelum dan sesudah diadakannya eksperimen, perkembangan inisiatif serta kepercayaan diri masing-masing individu saat berdiskusi, juga peningkatan pengetahuan yang didapat dari mengerjakan tes serta bagaimana menumbuhkan konsep belajar yang baru.

4.2.1 Responden 1

Hasil grafik menunjukkan perkembangan penguasaan kosakata Responden 1, ia memiliki pengetahuan untuk soal yang diberikan, sehingga post-test menyempurnakan nilainya. Ia mengerjakan tes dengan teliti, aktif dalam bertanya dan menjawab. Dia sangat setuju eksperimen meningkatkan penguasaan kosakata baru, kepercayaan diri menggunakan mandarin dalam kehidupan sehari-hari nya. Motivasi Responden 1 belajar mandarin berasal dari saudara, tetapi cara ini sudah cukup akrab baginya. Ia percaya pembelajaran ini mudah dipelajari dan pengaruh pada cara belajarnya. Ia sangat peduli pada konten, dan menganggap durasi tontonan terlalu pendek sehingga tidak ideal. Penulis percaya, saat ia menonton tontonan yang utuh di masa mendatang, ia akan terus menggunakan cara ini sebagai untuk pembelajaran mandarin.

(12)

Responden 2 memiliki dasar pengetahuan mengenai beberapa jenis soal tes dengan nilai post-test yang mendekati sempurna. Ia mengikuti eksperimen dengan tenang, serius dan kritis dalam bertanya. Ia merasa eksperimen ini membantu pengungkapan gagasan dan pemakaian mandarin secara tepat, sangat puas dengan proses eksperimen karena berpengaruh baik pada pembelajarannya. Oleh karena itu, ia sangat setuju bahwa media audio visual dapat menjadi motivasi belajar, sehingga menumbuhkan konsep belajar baru dalam menonton film mandarin, bukan hanya untuk hiburan, namun juga memperoleh pengetahuan baru. Dengan konsep baru ini akan menjadi cara belajar dalam mempelajari bahasa mandarin.

4.2.3 Responden 3

Responden 3 sangat terbuka dan aktif, dari segi pemahaman tidak cukup solid, namun tidak pernah ragu untuk bertanya. Ia sangat setuju cara belajar ini memberikan pengaruh baik pada pembelajaran berbicara dan mendengar dalam mandarin. Ia merasa dapat belajar maksimal dalam suasana gembira dan santai, eksperimen ini telah membantu peningkatan kosakata dan kepercayaan dirinya dalam menggunakan mandarin. Selain itu, ia juga sangat puas dengan hasil pre-test dan post-test, dan untuk selanjutnya akan terus menggunakan cara belajar melalui media audio visual sebagai cara mempelajari bahasa mandarin.

4.2.4 Responden 4

Walaupun memiliki kebiasaan menonton, Responden 4 mengikuti eksperimen atas saran dari dosen mata kuliah agar mampu berbicara mandarin dengan lebih lancar. Dalam berdiskusi, ia cukup tenang dengan

(13)

antuasiasme bertanya yang minim, namun dapat menjawab pertanyaan dengan tepat—seringkali dengan singkat pula. Ia merasa mengalami perkembangan dalam bertanya dan pemahaman konten film. Ini juga merupakan titik awal yang baik, karena dengan pemahaman yang baik akan menimbulkan kepercayaan diri dalam berbicara. Menurutnya, cara belajar ini sangat menyenangkan dan menghibur, yang juga membuktikan bahwa bagi orang yang sudah terbiasa menonton, eksperimen ini juga memberikan pengaruh baik, yaitu meningkatkan motivasi belajar dan menumbuhkan konsep belajar yang baru.

4.2.5 Responden 5

Dalam proses eksperimen, Responden 5 seringkali terlambat, sehingga pemahaman tontonan tidak optimal. Meskipun tingkat pemahaman nya sedikit lamban, Responden 5 memiliki niat belajar yang tinggi untuk bertanya dan berdiskusi. Ia beranggapan tontonan membantunya dalam penguasaan kosakata baru dan menggunakan bahasa mandarin secara tepat. Setelah mengikuti eksperimen, dia merasa puas akan hasil tes yang dicapainya, juga setuju bahwa cara belajar melalui media audio visual dapat menumbuhkan motivasi belajar, dan akan terus menggunakan cara belajar ini, karena dengan konsep belajar baru melalui tontonan dapat menghibur sekaligus memperoleh pengetahuan baru.

4.2.6 Responden 6

Meskipun nilai pre-test Responden 6 terlihat biasa saja, namun dalam post-test mengalami perkembangan yang baik. Media audio visual memberikan pengaruh terhadap pembelajarannya, karena ia dapat bebas bertanya mengenai konten tontonan selama sesi diskusi. Terbukti juga dari keseriusannya menonton dan berdiskusi, dengan pertanyaan yang dijawab dengan baik. Ditambah dengan suasana yang nyaman dan

(14)

kondusif mempermudah penyerapan informasi. Setelah menonton, ia mengalami peningkatan pada penguasaan kosakata dan penggunaan mandarin meningkat, dan dengan konsep belajar ini, ia akan terus menggunakan media audio visual sebagai cara untuk membantu pembelajaran mandarinnya.

4.2.7 Responden 7

Responden 7 kurang serius dalam menonton, terlihat dari nilai pre-test termasuk rendah dan nilai post-test juga tidak tinggi. Saat mengisi tes, ia seringkali menebak jawaban yang tidak selalu benar, namun ini menunjukkan upaya untuk menjawab sesuai dengan apa yang ia ketahui. Adegan film laga yang kaya membuat konten mudah diingat sehingga hasil tes optimal. Sebaliknya, konten berita wawancara membosankan sehingga nilai-pun rendah. Ia sangat setuju eksperimen membantu penguasaan kosakata, pemakaian mandarin secara tepat. Ia sangat puas akan hasil yang telah ia capai dan sangat setuju bahwa konsep belajar baru melalui media audio visual dapat menjadi motivasi dan cara untuk membantu meningkatkan pembelajaran mandarinnya.

4.2.8 Responden 8

Terlihat pada grafik, penguasaan mandarin Responden 8 tidak cukup baik, dalam berdiskusi pun menunjukkan kemajuan yang biasa saja, namun ia beranggapan nilai yang dicapai cukup memuaskan. Responden 8 tenang dan serius dalam menonton serta menyimak, juga sangat teliti mengerjakan tes. Setelah eksperimen, ia merasakan perkembangan dalam mengungkapkan gagasan dalam bahasa mandarin dan penguasaan kosakata. Cara belajar melalui media audio visual sangat berpengaruh dan menumbuhkan

(15)

motivasi belajarnya. Setelah eksperimen ini, ia memperoleh konsep belajar baru, yaitu dengan melalui tontonan dapat memperoleh pengetahuan.

4.2.9 Responden 9

Responden 9 memiliki dasar mandarin yang cukup baik, ia tidak memakai media audio visual sebagai cara belajar dikarenakan terlalu sibuk, sehingga tidak punya waktu menonton. Ini juga menunjukkan bahwa ia memperoleh dasar mandarin yang baik melalui cara belajar lain. Meskipun dalam post-test tidak mengalami kemajuan besar, namun ia merasa puas akan hasil yang dicapainya. Ia setuju bahwa melalui suasana belajar santai dalam eksperimen meningkatkan keberaniannya mengungkapkan pikiran dengan mandarin, memakai kosakata yang telah ia pelajari sebelumnya dengan tepat. Ia merasa belajar melalui media audio visual dapat meningkatkan motivasi belajar sehingga menciptakan konsep belajar baru.

4.2.10 Responden 10

Responden 10 mengalami perkembangan pada nilai pre-test dan post-test, walaupun biasa-biasa saja, namun ia merasa puas akan hasil yang telah dicapai, terlebih pada tontonan film laga. Saat menyimak dan menonton, ia sangat tenang dan terkadang kurang konsentrasi, juga tidak aktif. Ia tidak beranggapan bahwa suasana eksperimen cukup nyaman. Penulis beranggapan Responden 10 lebih cocok dengan pembelajaran formal kelas, sehingga tidak terbiasa dengan suasana eksperimen dan tidak optimal dalam menyerap informasi. Meskipun begitu, ia beranggapan bahwa soal tes sangat membantu penguasaan kosakata baru, media audio visual dapat menumbuhkan motivasi belajar, dan selanjutnya akan menggunakan cara ini dalam mempelajari bahasa mandarin.

(16)

4.2.11 Responden 11

Hasil pre-test Responden 11 termasuk cukup rendah, dan post-test juga tidak menunjukkan hasil yang tinggi. Namun, penulis beranggapan bahwa ia memiliki peningkatan yang cukup signifikan, karena ia mampu menjawab hampir semua kosakata yang pernah penulis jelaskan pada sesi diskusi. Pertama kali mengetahui pembelajaran ini, ia tidak percaya cara ini akan mudah baginya. Walaupun jarang bertanya, ia selalu serius menyimak dan menonton. Sebelumnya, ia tidak menyukai tontonan yang berhubungan dengan bahasa mandarin, namun eksperimen ini telah mengubah konsep berpikirnya, di masa mendatang, media audio visual dapat menjadi motivasi sekaligus cara untuk membantu pembelajaran mandarin.

4.2.12 Responden 12

Nilai pre-test Responden 12 termasuk sedikit rendah, dan pada nilai post-test juga tidak mencapai nilai yang tinggi. Penulis beranggapan bahwa ia lebih cocok dengan pembelajaran formal, karena menurutnya tontonan edukasi sangat menarik—meskipun tontonan pariwisata Happy China yang mengandung edukasi tidak mencapai nilai tertinggi—tontonan edukasi mengandung unsur yang lebih konkrit sehingga bisa belajar secara berurutan. Dia juga beranggapan hal yang paling berpengaruh baik dalam eksperimen ini adalah kebebasan bertanya, suasana santai dan kondusif, serta cara belajar yang menarik. Selain menumbuhkan motivasi dan minat, ia juga sangat setuju bahwa kegiatan eksperimen ini telah menumbuhkan konsep belajar yang baru dan untuk memperoleh pengetahuan.

(17)

Analisa Keseluruhan Responden Eksperimen

Tabel diatas ini menyajikan nilai pre-test dan post-test pada 12 responden, dari analisa diatas juga mencerminkan kemampuan pemahaman yang terbagi menjadi 2 kelompok, yaitu tontonan 夏日乐悠悠

(Love You You) dan 霍元甲 (Fearless) termasuk ke dalam nilai yang tinggi, karena siswa dapat dengan

mudah memahami konten tontonan, juga mengandung unsur keseharian, dan juga memberikan kesan dan pengaruh yang mendalam. Sebaliknya, 快乐中国 (Happy China) dan 汉语桥与杨澜访问录 (Chinese

Bridge & Yang Lan One on One) tercatat memiliki nilai yang cukup rendah dikarenakan kerumitan

bahasa, konten tontonan yang menurut para responden cukup membosankan, serta kecepatan bahasa terlalu tinggi. Hal ini mempengaruhi kemampuan pemahaman dan nilai kebanyakan responden. Pernyataan ini membuktikan bahwa tingkat pemahaman responden akan berpengaruh besar pada penyerapan informasi.

Sementara dari hasil angket dapat dilihat, responden mengalami peningkatan dari berbagai sisi. Aspek pre-test dan post-test membantu peningkatan kosakata mereka, sehingga dapat memahami dengan tepat dan memakai kosakata yang sudah dipelajari, mengingat kembali kosakata yang telah dilupakan. Aspek diskusi meningkatkan keberanian mengungkapkan gagasan, menjawab dan bertanya serta mampu memakai bahasa mandarin dengan tepat dalam kehidupan sehari-hari.Dari empat bahan tontonan tersebut, siswa dalam menguasai kosakata mengalami peningkatan, terlihat dari grafik di bawah ini, menunjukkan nilai rata-rata pre-test dan post-test yang meningkat, yang juga membuktikan bahwa cara belajar ini benar-benar dapat membantu.

(18)

4.4 persentase peningkatan kosakata 4.5

Siswa yang tidak suka menonton tontonan China-pun sekarang sudah tertarik; menonton dalam eksperimen ini juga menciptakan suasana belajar yang nyaman; siswa merasa sangat tertarik; oleh karena itu mereka sangat setuju bahwa media audio visual dapat menjadi motivasi belajar. Di sisi lain, siswa yang setuju menunjukkan mereka telah menyadari manfaat dari media audio visual, namun tidak menjadikan nya sebagai prioritas dalam belajar.

4.6

Dengan adanya perkembangan seperti ini dapat menjadi motivasi belajar siswa, alhasil siswa tidak hanya menonton untuk hiburan saja, namun juga memiliki konsep belajar yang baru, dalam keadaan yang santai dapat memperoleh pengetahuan. Konsep belajar ini menjadikan media audiovisual sebagai salah satu cara membantu pembelajaran mandarin. Dari grafik di atas terlihat, siswa yang memilih “sangat setuju” beranggapan jenis tontonan, suasana, cara belajar yang ditawarkan dalam eksperimen sangat cocok dengan mereka, sehingga berhasil membantu proses belajar mereka. Siswa yang memilih “setuju”, walaupun mereka telah mampu mengaplikasikan pembelajaran media audio visual secara individual, namun mereka telah menyadari cara tersebut.

Walaupun media audio visual memiliki dampak yang baik dalam membantu pembelajaran mandarin, namun beberapa siswa tidak cocok menggunakan cara ini, dikarenakan konten tontonan yang berpengaruh pada kemampuan siswa menyerap informasi, lingkungan sekitar siswa yang tidak selalu kondusif untuk berkomunikasi menggunakan bahasa mandarin.

Bagi guru yang di masa mendatang ingin menggunakan media audio visual dengan tepat, disarankan untuk mempertimbangkan teori “titik penyisipan” oleh Xie Sanlin, yaitu menyisipkan kesempatan dan kondisi agar suasana kelas kembali aktif, dengan demikian pilihan untuk menggunakan “titik penyisipan” sangat penting. Berdasarkan proses keadaan belajar mengajar, dapat dibagi menjadi beberapa bagian, pada 10 menit pertama adalah saat pergeseran perhatian, dimana perhatian siswa dari kondisi yang berisik saat berakhirnya kelas bertransformasi ke dalam kelas. Pada menit ke-10 sampai 20 merupakan tingkat konsentrasi terbaik. Pada saat ini, guru dapat menjelaskan dan mengajarkan pengetahuan baru; pada menit ke-20 sampai 35 tingkat konsentrasi siswa melemah dan mulai hilang, guru perlu memperhatikan periode ini. Menit ke-35 sampai 45, siswa kembali berkonsentrasi dikarenakan waktu menjelang berakhirnya kelas. Penggunaan media audio visual pada menit ke-10 tadi akan menarik minat dan perhatian siswa. Melalui eksperimen ini, penulis juga menyarankan guru untuk tidak hanya memakai tontonan berjenis edukasi, namun mencoba memakai jenis tontonan lain untuk membantu pembelajaran siswa. Memberikan tontonan pada menit ke-10 atau pada saat konsentrasi siswa mulai melemah akan membantu meningkatkan kembali semangat belajar, dan mendapatkan ilmu dalam suasana yang santai dan menyenangkan.

SIMPULAN DAN SARAN

Melalui eksperimen media audio visual, responden mengalami perkembangan dari aspek penguasaan kosakata, kepercayaan diri, motivasi, minat, dan konsep belajar baru. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menggunakan media audio visual sebagai cara belajar untuk membantu pembelajaran yaitu perencanaan jumlah dan jenis soal harus matang, durasi tontonan berpengaruh pada hasil eksperimen, jenis tontonan juga berpengaruh pada pengetahuan yang didapatkan. Peneliti juga harus menyampaikan

(19)

konsep “belajar santai” secara tepat, agar menghindari kesalahpahaman. Dan bagi pembelajar diharapkan dapat menggunakan cara belajar melalui media auidio visual secara tepat dan benar.

REFERENSI

[1] 曹京华.现代教育技术在外语视听教学中的整合应用研究[J]. 云南师范大学外语学 院,2006,3(9):59-60 [2] 郭晓光.视听媒体中字幕对教与学的影响[J].中国电化教育, 2012,5(304) : 90. [3] 蒋志辉,胡许平.视听媒体在教育教学中的实例应用研究[J].湖南科技学院学报,2011,32(4):148. [4] 李红梅.职高英语“视听”教学初探[J].考试周刊,2008,(8): 88. [5] 李彦.多媒体与英美电影视听教学[J].电影评价,2008,(14):67-68. [6] 刘兰英.运用英文原版电影进行英语视听教学的尝试.[J].井冈山医专学报,2004,11(6):39. [7] 刘丽艳,李子扬,郭惠玲. 视听媒体在教学中的作用分析[J].东北农业大学学报 (社会科学报), 2005,3.(2):71. [8] 谢三林.视听媒体对认知,情感的作用和运用策略.[J].教育传播与技术,2007,4(55):16. [9] 许新龙,张有录.论视听教学媒体[J].甘肃广播电视大学学报, 2000,10(2): 7-9. [10] 张凤铸.中国电影电视剧理论纵览.[M]. 北京:中国传媒大学出版社, 2006. [11] 张民生,金宝成.现代教师:走近教育科研.[M]. 北京:教育科学出版社, 2002.

[12] Chen, Wei-Chih. (2006). An Exploratory Study of Multimedia Education. The Journal of Human

Resource and Adult Learning: 2(1): 47

[13] Deporter, Bobbi., Hernacki, Mike. (2007). Quantum Learning: Membiasakan Belajar Nyaman dan Menyenangkan. Ed ke-15. (Alwiyah Abdurrahman), Bandung: Penerbit Kaifa. Terjemahan dari: Quantum

Learning: Unleashing the Genius in You.

[14] Siswantini, Murti. (2010). Peningkatan Aktivitas dan Prestasi Belajar IPS melalui Penggunaan

Media Audio Visual pada Siswa Kelas IV Sekolah Dasar Negeri 5 Metro Timur. Tesis tidak diterbitkan.

Bandar lampung: Program Pascasarjana Magister Pendidikan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

[15] Tania, Lidya. (2011). Efektifitas Penggunaan Video Erin ga Chousen! Nihongo Dekimasu dalam

Pengukuran Tahapan Menyimak Model Hurier pada Pembelajaran Verba Bentuk –te (pada Mahasiswa Semester 2 Bina Nusantara). Tugas Akhir tidak diterbitkan. Jakarta: Sastra China Universitas Bina

Nusantara. Sumber data : [1] CCTV 新闻组. (2011).厦门赛区- 第四届“汉语桥”在华留学生汉语大赛 [新闻节目]. 中国:中国中央电 视台中文国际频道. http://www.youtube.com/watch?v=F81rH3iESC4 [2] 快乐学汉语栏目组. (2010).快乐中国 - 深圳欢乐谷[电视节目].中国:中国中央电视台中文国际 频道. http://www.youtube.com/watch?v=H1FXSfCN0VQ [3] 快乐学汉语栏目组. (2011).快乐中国 - 上海 [电视节目].中国:中国中央电视台中文国际频道. http://www.youtube.com/watch?v=-DpUUHnk9to [4] 马楚成. (导演). (2011). 夏日乐悠悠 [电影]. 中国:DMG 娱乐传媒集团. http://www.youtube.com/watch?v=HFTxK6J1eNk [5] 曲林, 谢漪春, 君达. (导演). (2012). 杨澜访谈录:华语杰出音乐人周杰伦(Jay Chou)专访亚洲流行 天王 [电视节目].中国:北京阳光天女传媒有限公司. http://www.youtube.com/watch?v=HuCPKsN1dpQ

(20)

[6] 于仁泰. (导演).(2006). 霍元甲 [电影]. 中国,香港:安乐影片有限公司,UIP, Rogue Pictures.

RIWAYAT PENULIS

Erina lahir di kota Tembilahan pada 6 Februari 1991. Penulis menamatkan pendidikan SMA di SMAN 1 Tembilahan Hulu pada 2009. Saat ini bekerja sebagai guru mandarin di Multi Knowledge Club.

Fenny Widjaja lahir di kota Medan pada 13 April 1991. Penulis menamatkan pendidikan SMA di Pusaka Abadi pada 2009. Saat ini bekerja sebagai guru privat mandarin.

Fu Ruomei lahir di China. Penulis menamatkan pendidikan S2 Huaqiao University di China pada 2012. Saat ini bekerja sebagai Dosen Sastra China di Universitas Bina Nusantara.

Gambar

Tabel  diatas  ini  menyajikan  nilai  pre-test  dan  post-test  pada  12  responden,  dari  analisa  diatas  juga  mencerminkan  kemampuan  pemahaman  yang  terbagi  menjadi  2  kelompok,  yaitu  tontonan  夏日乐悠悠  (Love You You) dan 霍元甲 (Fearless) termasuk

Referensi

Dokumen terkait

pertama kali, adalah menganalisis konsep investasi yang sesuai dengan prinsip Islam, kemudian dikaitkan dengan mekanisme serta transaksi finansial Pasar Modal. Data Penelitian..

Demikian formulir ini saya isi dengan sesungguhnya apabila keterangan tersebut tidak sesuai dengan keadaan sebenarnya, saya bersedia dikenakan sanksi sesuai ketentuan

Aplikasi ini dibuat untuk menunjang adanya kemajuan komputerisasi dalam menyampaikan infomasi secara cepat dan murah, karena itulah aplikasi ini dijadikan sebagai media

Analisis Makna Majas Perbandingan pada Lirik Lagu yang dipopulerkan oleh Tohoshinki Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu..

Pada penulisan ilmiah yang berjudul Sistem Penjualan dan Pembelian Buku dilatar belakangi karena penggunaan komputer pada saat ini sangatlah dibutuhkan dalam segala bidang,

Model B adalah model antrian jalur berganda (M/M/S).Sistem ini memiliki dua atau lebih jalur stasiun pelayanan yang tersedia untuk menangani pelanggan yang

b) Rumus nilai jumlah. Untuk menulis rumus selalu diawali dengan tanda = , tulis = kemudian pilih cells yang akan dijumlah dengan menkliknya lalu beri tanda +, lanjutkan hingga

Dalam hal terjadi perubahan jenis Akad Syariah, isi Akad Syariah, kegiatan usaha dan atau aset tertentu yang mendasari penerbitan Sukuk sehingga bertentangan dengan