• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMBINAAN PROFESIONALISME CALON PENDIDIK MELALUI MICROTEACHING BERBASIS LESSON STUDY

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PEMBINAAN PROFESIONALISME CALON PENDIDIK MELALUI MICROTEACHING BERBASIS LESSON STUDY"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

PEMBINAAN PROFESIONALISME CALON PENDIDIK MELALUI

MICROTEACHING BERBASIS LESSON STUDY

Nego Linuhung1, Nurain Suryadinata2 1,2

Universitas Muhammadiyah Metro

Alamat : Jl. Ki Hajar Dewantara 15A Metro Telp (0725) 42445-42454 fax. (0725) 42445 Email: 1)nego_mtk@yahoo.co.id, 2)math@nsdinata15.com

Abstrak

Perkuliahan microteaching merupakan perkuliahan yang salah satu tujuanya adalah mempersiapkan mahasiswa calon guru agar siap praktik mengajar di sekolah baik ketika mengikuti PPL maupun kelak ketika sudah menjadi pendidik. Lesson Study adalah sebuah model pembinaan pendidik dalam meningkatkan kinerja pendidik yang

dilakukan secara bersama-sama dan berkelanjutan berlandaskan prinsip-prinsip

kolegalitas dan mutual learning serta membangun learning community. Lesson Study dilaksanakan dalam 3 tahapan yaitu Plan (merencanakan), Do (melaksanakan), dan

See (refleksi) yang berupa kegiatan yang berkelanjutan. Pelaksanaan kegiatan microteaching yang dilaksanakan di Universitas Muhammadiyah Metro diintegrasikan

dengan program Lesson Study. Melalui kegiatan Lesson Study mahasiswa calon pendidik di Universitas Muhammadiyah Metro dilatih untuk membuat Perangkat Pembelajaran seperti (RPP, Bahan Ajar, LKS, media pembelajaran dan alat penilaian), selanjutnya melakukan praktek mengajar, sampai dengan tahap refleksi, setiap pendidik anggota tim harus belajar menyampaikan hasil observasi, memperhatikan pendapat observer, dan menghormati hasil diskusi, mengevaluasi proses pembelajaran, yang secara langsung dan tidak langsung akan meningkatkan soft skill mengajar, kompetensi pedagogik dan kompetensi professional mahasiswa calon pendidik Universitas Muhammadiyah Metro.

Kata Kunci: lesson study, microteaching

Abstract

In this course pre-teacher practice to be educators with peers as a student with guided and mentored by lecturers microteaching course aims to prepare pre-teacher to be ready practice teaching at school either when attending Field Experience Program (PPL) or later when becoming a real teacher. Lesson Study is a model of coaching teacher in improving the performance of the teacher who is conducted jointly and sustainably based on the principles of collegiality and mutual learning and build learning community. Lesson Study is implemented in 3 stages: Plan, Do and See in the form of sustainable activities. Implementation of microteaching activities conducted at Muhammadiyah University of Metro is integrated with Lesson Study program. Through Lesson Study pre-teacher activities at Muhammadiyah University of Metro are trained to create lesson plan (RPP), Teaching Materials, student worksheet (LKS), learning media and assessment, then practice teaching, up to reflection stage, every pre-teacher must learn to deliver results observation and respecting the results of the discussion, evaluating the learning process, which directly and indirectly will improve the soft skills of teaching, pedagogical competence and professional competence of pre-teacher at Muhammadiyah University of Metro.

(2)

1. PENDAHULUAN

Dalam upaya meningkatkan profesionalisme pendidik diperlukan model pembinaan profesi pendidik melalui pengkajian pembelajaran secara kolaboratif dan kontinu berlandaskan prinsip-prinsip kolegalitas dan belajar bersama (mutual

learning) untuk membangun masyarakat belajar (learning community). Model

pembinaan profesi pendidik tentu saja harus dimulai sejak dini, sehingga pembinaan tersebut dapat dilakukan pada mahasiswa calon pendidik saat masih dibangku perkuliahan. Salah satu upaya untuk mempersiapkan kemampuan para calon pendidik atau untuk meningkatkan kemampuan para pendidik dalam menghadapi tugas pembelajaran yang serba komplek itu, dapat dilakukan melalui suatu proses latihan atau pembelajaran dengan menggunakan model atau pendekatan pembelajaran yang lebih disederhanakan atau yang lebih populer disebut dengan pembelajaran mikro (microteaching) [1].

Perkuliahan microteaching merupakan perkuliahan yang wajib diikuti oleh mahasiswa calon pendidik. Microteaching merupakan proses pembelajaran yang dilakukan secara sederhana dan singkat, berlatih menjadi pendidik dengan rekan sebayanya sebagai siswanya dengan dipandu dan dibimbing oleh dosen pengampu mata kuliah microteaching untuk menguasai keterampilan dasar mengajar yang dilaksanakan dalam waktu dan jumlah siswa yang terbatas. Pembelajaran mikro (microteaching) memiliki peran yang sangat strategis dalam mempersiapkan dan membina kemampuan pendidik sesuai dengan tuntutan profesional [1]. Sebelum menghadapi proses pembelajaran yang sebenarnya dengan permasalahan yang komplek, terlebih dahulu dipersiapkan khusus berkenaan dengan keterampilan-keterampilan dasar mengajar yang harus dikuasainya. Ketika keterampilan-keterampilan dasar mengajar telah dikuasainya, maka akan berdampak pula pada kesiapan dari segi mental yang harus dimiliki pula oleh setiap pendidik.

Pembelajaran mikro (microteaching) adalah salah satu pendekatan atau cara untuk melatih penampilan mengajar yang dilakukan secara “micro” atau disederhanakan [1]. Penyederhanaan ini terkait dengan setiap komponen pembelajaran, misalnya dari segi waktu, materi, jumlah siswa, jenis keterampilan dasar mengajar yang dilatihkan, penggunaan metode dan media pembelajaran, dan unsur-unsur pembelajaran lainnya. Seperti sudah dipelajari dalam kegiatan belajar 1 bahwa unsur-unsur pokok pembelajaran itu ada empat yaitu: a) tujuan atau kompetensi, b) materi yang harus dipelajari siswa, c) metode dan media, dan d) evaluasi. Adapun yang dimaksud penyederhanaan dalam pembelajaran mikro tersebut termasuk penyederhanaan keempat aspek pembelajaran tersebut. Selanjutnya, dapat diartikan bahwa microteaching merupakan suatu metode latihan yang dirancang sedemikian rupa untuk memperbaiki keterampilan mengajar calon pendidik dan atau mengembangkan pengalaman profesional pendidik khususnya keterampilan mengajar dengan cara menyederhanakan atau memperkecil aspek pembelajaran seperti jumlah murid, waktu, fokus bahan ajar dan membatasi penerapan keterampilan mengajar tertentu, sehingga dapat diidentifikasi berbagai keunggulan dan kelemahan pada diri pendidik/calon pendidik secara akurat [2].

Model pembinaan calon pendidik yang diterapkan untuk mencapai kualitas pembelajaran di sekolah adalah Lesson Study. Lesson Study adalah model pembinaan profesi pendidik melalui pengkajian pembelajaran secara kolaboratif dan berkelanjutan berlandaskan prinsip-prinsip kolegalitas dan mutual learning untuk membangun komunitas belajar [3]. Lesson Study dilaksanakan dalam tiga tahapan yaitu Plan (perencanaan), Do (pelaksanaan), dan See (refleksi). Hal yang sangat penting diperhatikan adalah Lesson Study bukan merupakan metode pembelajaran atau suatu strategi pembelajaran. kegiatan Lesson Study dapat memilih dan menerapkan berbagai metode/strategi pembelajaran yang disesuaikan dengan karakteristik siswa, situasi, kondisi, dan permasalahan yang dihadapi pendidik.

(3)

Lesson Study dikembangkan pertama kali di Jepang yang dilaksanakan sebagai

program pengembangan profesional peserta didik. Lesson Study bukan model

pembelajaran atau strategi pembelajaran. Lesson Study dalam bahasa Jepang

disebut Jugyokenkyu yang merupakan gabungan dari dua kata yaitu “jugyo” berarti

Lesson atau pembelajaran, dan “kenkyu” yang berarti study atau research atau

pengkajian.

Lebih lanjut Lesson Study adalah suatu model pembinaan profesi pendidikan

melalui pengkajian pembelajaran secara kolaboratif dan berkelanjutan berlandaskan pronsip-pronsip kolegalitas dan mutual learning untuk membangun komunitas belajar [3]. Lesson Study dilaksanakan dalam 3 tahapan yaitu merencanakan (Plan), melaksanakan (Do), dan merefleksi (See) yang berupa kegiatan yang berkelanjutan.

Sejalan dengan pendapat tersebut bahwa, Lesson Study merupakan model pembinaan

profesi pendidik melalui pengkajian pembelajaran secara kolaboratif dan berkelanjutan berlandaskan prinsip-prinsip kolegalitas dan mutual learning serta membangun learning community. Lesson Study termasuk model terbaru dalam pengembangan kegiatan pembelajaran [4]. Oleh karena itu, diperlukan upaya sosialisasi secara serius dan berkelanjutan agar model tersebut bisa diterapkan oleh pendidik di sekolah. Dalam implementasinya, ada tiga tahapan yang mesti dilakukan, yakni Plan (merencanakan), Do (melaksanakan) dan See (merefleksikan).

Terdapat beberapa langkah dalam mengimplementasikan Lesson Study [5], yaitu: (1) merancang secara kolaboratif pelajaran yang akan dikaji, (2) menyaksikan pelaksanaan pembelajaran, (3) mendiskusikan pembelajaran yang telah dilaksanakan (4) merevisi pelajaran itu (opsional), (5) mengajarakna versi baru tentang pelajaran itu, (6) refleksi untuk saling berbagi pengalaman dalam pelajaran tersebut.

Lesson Study sebagai proses pelatihan profesionalisme calon pendidik

merupakan pelatihan yang bersifat siklus, diawali dengan: (1) Plan/Perencanaan yang meliputi: analisis minggu efektif, Prota, Prosem, Silabus, KKM, RPP, Bahan ajar, media, LKS dan instrumen penilaian; (2) Do/pelaksanaan pembelajaran berdasarkan perencanaan, serta meminta sejawat sebagai observer dan supervisor; dan (3) refleksi terhadap pelajaran tadi melalui tukar pandangan, ulasan, diskusi dengan para observer dan supervisor. Oleh karena itu, implementasi program Lesson Study perlu dimonitor dan dievaluasi sehingga akan diketahui bagaimana keefektifan, keefesienan dan perolehan pihak-pihak yang terlibat di dalamnya. Para pendidik sekolah dasar dan sekolah menengah di Jepang menyatakan bahwa Lesson Study merupakan salah satu pendekatan pengembangan profesi penting yang telah membantu mereka tumbuh berkembang sebagai profesional sepanjang karir mereka [6].

Lesson Study yang dilaksanakan di Indonesia diadopsi dari negara Jepang

dimana jepang merupakan negara dimana Lesson Study bermula. Pada penerapannya di Indonesia telah disesuaikan dengan karakteristik pembelajaran di Indonesia. seperti adanya tahapan Plan, Do, See. Lesson Study telah diselenggarakan oleh kelompok pendidik di sebagian besar wilayah Indonesia baik kelompok pendidik MGMP, Sekolah, Universitas, untuk melaksanakan Lesson Study. Saat ini setiap instansi pendidikan mulai melaksanakan Lesson Study. Salah satunya Universitas Muhammadiyah Metro, dimana pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan menerapkan microteaching berbasis Lesson Study dan Program Pengalaman Lapangan (PPL) juga menerapkan PPL-Terpatu berbasis Lesson Study.

Berdasarkan uraian di atas sangat menarik untuk dikaji tentang Lesson Study secara khusus lesson study yang diintegrasikan pada mata kuliah microteaching yang diterapkan di Universitas Muhammadiyah Metro sebagai suatu inovasi dalam pendidikan terutama yang berkaitan dengan peningkatan mutu calon pendidik. Berikut adalah topik pembahasan pada artikel ini yaitu: 1) Bagaimana pembinaan profesionalisme calon pendidik melalui microteaching berbasis Lesson Study?; dan 2)

(4)

Bagaimana penerapan microteaching berbasis Lesson Study di Universitas Muhammadiyah Metro?

2. METODE

Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif-kualitatif. Penelitian ini mengidentifikasi pembinaan profesionalisme calon guru melalui microteaching berbasis

Lesson Study yang diterapkan di Universitas Muhammadiyah Metro. Dalam penelitian

deskriptif pada hakekatnya merupakan metode yang digunakan untuk menemukan data yang spesifik dan realitas yang terjadi dalam masyarakat pada waktu tertentu. Untuk memeriksa keabsahan data diperlukan Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data. Adapun mengenai “Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data”, didasarkan atas sejumlah Kriteria-Kriteria Keabsahan Data. Oleh karena itu, usaha-usaha peneliti untuk pengecekan keabsahan data menggunakan teknik-teknik: (1) Perpanjangan keikutsertaan, (2) Ketekunan pengamatan, (3) Triangulasi, (4) Pemeriksaan teman sejawat melalui diskusi.

Teknik pengumpulan data yang dilakukan adalah untuk mengidentifikasi pembinaan profesionalisme calon guru dengan wawancara, observasi dan dokumentasi. Sedangkan subjek penelitian ini adalah mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Semester 5 Universitas Muhammadiyah Metro Tahun Akademik 2016/2017 yang mengambil mata kuliah microteaching.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, selanjutnya akan dikemukakan hasil-hasil penelitian dan pembahasan yang diperoleh, adapun hasil penelitian diuraikan sebagai berikut:

3.1 Tahap-tahap Lesson Study

Adapun tahapan-tahapan Lesson Study sebagai berikut [7]: a. Perencanan (Plan)

Perencanaan dilakukan secara kolaboratif berdasarkan permasalahan di kelas untuk mengembangan model pembelajaran yang berpusat pada siswa melalui

hands-on & minds-hands-on activity, daily life, and local materials. Secara umum kegiatan Plan

berupa penggalian akademik, perencanaan pembelajaran dan penyiapan alat-alat. Perencanaan pembelajaran dilakukan dengan memperhatikan tujuan pembelajaran dan karakteristik serta perkembangan siswa, yang dilakukan secara koligeal dan kolaboratif. Perencanaan bisa juga dilakukan dengan cara: dibuat oleh salah seorang pendidik kemudian dikonsultasikan/dipaparkan dihadapan rekan pendidik yang lain sehingga mendapat saran dan masukan untuk memperoleh perencanaan pembelajaran yang baik.

b. Pelaksanaan (Do)

Kegiatan Do adalah kegiatan di mana seorang pendidik model melaksanakan pembelajaran di kelas, sedangkan pendidik yang lain melakukan pengamatan terhadap seluruh aktivitas belajar siswa selama proses pembelajaran berlangsung. Pengamatan juga dapat dilakukan oleh orang lain yang memiliki kepedulian terhadap pendidikan, dengan catatan sasaran pengamatan tidak ditujukan kepada pendidik, tetapi tertuju pada aktivitas siswa dalam mengikuti proses pembelajaran. Selama kegiatan Do pengamat tidak diperkenankan membantu, menginterfensi, bertanya dan mengganggu siswa selama proses pembelajaran.

c. Refleksi (See)

Kegiatan refleksi dilakukan setelah kegiatan pembelajaran (Do) selesai dilaksanakan, untuk melihat berbagai hal yang ditemukan dalam pelaksanaan

(5)

pembelajaran, baik oleh pendidik model maupun para observer. Pendidik dan para observer melakukan sharing atas temuannya berkaitan dengan aktivitas belajar siswa selama proses pembelajaran. Observer dan pendidik model saling belajar dari pembelajaran yang telah diamati dan hasil sharing digunakan untuk merivisi rencana pembelajaran.

Berikut adalah bagan dari tahapan Lesson Study:

Gambar 1.Tahapan Kegiatan Lesson Study

3.2 Microteaching berbasis Lesson Study Di Universitas Muhammadiyah Metro

Pembinaan Profesionalisme Calon Pendidik yang diterapkan di Universitas Muhammadiyah Metro microteaching berbasis Lesson Study. Hal ini dilakukan karena pada hakekatnya microteaching dan Lesson Study memiliki tujuan yang sama yaitu peningkatan Profesionalisme Pendidik. Kegiatan microteaching yang dilaksanakan diintegrasikan dengan program Lesson Study sehingga dalam pelaksanaanya menggunakan urutan pelaksanaan proses pembelajaran Lesson Study yaitu perencanaan (Plan), pelaksanaan (Do), dan refleksi (See).

Perkuliahan microteaching sendiri yang diterapkan di Universitas Muhammadiyah Metro memiliki beberapa tujuan. Tujuan itu diantaranya adalah:

a. Memberi pemahaman agar mahasiswa calon pendidik mampu menguasai dan mendalami materi subjek sesuai dengan program studinya

b. Memberi pemahaman agar mahasiswa calon pendidik mampu menguasai dan mampu mengimplementasikan berbagai strategi, metode, model, media dan berbagai pendekatan pembelajaran

c. Melatih dan memberi pemahaman pada mahasiswa calon pendidik agar mampu membuat perencanaan pembelajaran/perangkat pembelajaran seperti Silabus, Program semester, Program tahunan, RPP, LKS, Bahan ajar, Media dan Penilaian belajar siswa dengan baik dan benar.

d. Melatih mahasiswa calon pendidik agar dapat melaksanakan pembelajaran di dalam kelas dengan baik.

e. Melatih mahasiswa calon pendidik agar dapat bersikap dan berperilaku sebagaimana layaknya seorang pendidik

(6)

Pelaksanaan perkuliahan microteaching dibagi menjadi beberapa tahap, antara lain:

a. Persiapan

Persiapan merupakan tahap awal dari perkuliahan microteaching. Persiapan yang dilakukan antara lain:

1) Pembukaan pendaftaran calon peserta perkuliahan microteaching 2) Seleksi berkas pendaftaran

3) Pengumuman seleksi berkas mahasiswa yang lulus, dan yang dapat mengikuti perkuliahan microteaching

4) Penyusunan jadwal perkuliahan.

b. Pelaksanaan

Pelaksanaan perkuliahan microteaching sepenuhnya diserahkan kepada dosen pengampu mata kuliah microteaching setiap program studi. Namun, dalam pelaksanaanya dosen pengampu mata kuliah microteaching menggunakan satuan acara perkuliahan yang sudah disepakati bersama. Perkuliahan dilaksanakan selama enam belas kali pertemuan, sudah termasuk ujian akhir semester (UAS).

Kegiatan simulasi microteaching dilaksanakan mengikuti ketentuan sebagai berikut:

1) Simulasi menggunakan waktu antara 10 – 15 menit

2) Simulasi menggunakan mahasiswa sebagai siswa (peer teaching), yang dalam satu kelas berjumlah antara 10-15 orang

3) Setiap mahasiswa calon pendidik melakukan simulasi antara 3-4 kali dengan materi yang berbeda selama perkuliahan

4) Jumlah perkuliahan dilakukan sebanyak 16 kali, yang terdiri dari 1 kali pembekalan, 4 kali Plan, 4 kali Do, dan 4 kali See dan 1 kali UAS.

5) Materi yang digunakan adalah materi kelas VII-IX untuk jenjang Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan kelas X-XII untuk jenjang Sekolah Menengah Atas (SMA) sesuai dengan bidang studinya masing-masing

6) Setiap mahasiswa berkesempatan satu kali simulasi yang direkam menggunakan fasilitas laboratorium microteaching

7) Hasil simulasi praktek melaksanakan pembelajaran di laboratorium Microteaching dapat diputar ulang, melalui DVD ataupun memanfaatkan LCD yang ada, untuk diamati dan direfleksi melalui diskusi tentang kelebihan dan kekurangannya, agar dapat memberikan pengalaman yang lebih bermakna.

c. Tahap evaluasi dan penilaian

Tahap evaluasi dilakukan selama proses pelaksanaan perkuliahan

microteaching. Evaluasi dilakukan baik pada personal calon pendidik, pelaksanaan

pembelajaran dan perangkat pembelajaran yang dibuat. Setelah berakhir perkuliahan, akan diberikan penilain oleh dosen pengampu mata kuliah dan teman sejawat. Akumulasi nilai tersebut yang akan menjadi nilai akhir dari mahasiswa yang mengikuti

perkuliahan microteaching. Adapun tahapan-tahapan Lesson Study yang yang

dilaksanakan di Universitas Muhammadiyah Metro: 1) Perencanan (Plan)

Perencanaan dilakukan secara kolaboratif berdasarkan permasalahan di kelas untuk mengembangan model pembelajaran yang berpusat pada siswa. Mahasiswa calon pendidik diwajibkan untuk membuat RPP, Bahan Ajar, LKS, media pembelajaran dan alat penilaian.

(7)

Gambar 2. Kegiatan Mahasiswa calon pendidik melaksanakan kegiatan PLAN 2) Pelaksanaan (Do)

Kegiatan Do adalah kegiatan dimana seorang pendidik model melaksanakan pembelajaran di kelas, sedangkan pendidik yang lain melakukan pengamatan terhadap seluruh aktivitas belajar siswa selama proses pembelajaran berlangsung. Pada tahap ini mahasiswa calon pendidik melakukan praktik pelaksanaan pembelajaran.

Gambar 3. Kegiatan Mahasiswa calon pendidik melaksanakan kegiatan DO 3) Refleksi (See)

Kegiatan See dilakukan setelah kegiatan pembelajaran (Do) selesai dilaksanakan. Pendidik dan para observer melakukan sharing atas temuannya berkaitan dengan aktivitas belajar siswa selama proses pembelajaran. Observer dan pendidik model saling belajar dari pembelajaran yang telah diamati dan hasil sharing digunakan untuk merivisi rencana pembelajaran.

Gambar 4. Kegiatan Mahasiswa calon pendidik melaksanakan kegiatan See 4. KESIMPULAN

Berdasarkan uraian pembahasan yang telah diuraikan dapat disimpulkan bahwa Lesson Study adalah sebuah model pembinaan pendidik dalam meningkatkan

(8)

prinsip-prinsip kolegalitas dan mutual learning serta membangun learning community.

Lesson Study dilaksanakan dalam 3 tahapan yaitu merencanakan (Plan), melaksanakan (Do), dan merefleksi (See) yang berupa kegiatan yang berkelanjutan.

Pelaksanaan kegiatan microteaching yang dilaksanakan di Universitas Muhammadiyah Metro diintegrasikan dengan program Lesson Study sehingga dalam pelaksanaannya menggunakan tahapan pelaksanaan proses pembelajaran Lesson Study yaitu perencanaan (Plan), pelaksanaan (Do), dan refleksi (See). Melalui kegiatan Lesson

Study mahasiswa calon pendidik di Universitas Muhammadiyah Metro dilatih untuk

membuat Perangkat Pembelajaran seperti (RPP, Bahan Ajar, LKS, media pembelajaran dan alat penilaian), selanjutnya melakukan praktek mengajar, sampai dengan tahap refleksi, setiap pendidik anggota tim harus belajar menyampaikan hasil observasi, memperhatikan pendapat observer, dan menghormati hasil diskusi, mengevaluasi proses pembelajaran, yang secara langsung dan tidak langsung akan meningkatkan soft skill mengajar, kompetensi pedagogik dan kompetensi professional mahasiswa calon pendidik Universitas Muhammadiyah Metro.

DAFTAR PUSTAKA

[1] Sukirman, D. 2012. Pembelajaran Micro Teaching. Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama RI.

[2] Helmiati. 2013. Micro Teaching Melatih Keterampilan Dasar Mengajar. Jogjakarta. Aswaja Pressindo

[3] Hendrayana, S., dkk. 2006. Lesson Study : Suatu Strategi untuk Meningkatkan Keprofesionalan Pendidikan (Pengalaman IMSTEP-JICA). Bandung: UPI Press.

[4] Rusman. 2011. Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

[5] Fernandez, C and M. Yoshida. 2004. Lesson Study. A Japanese Approach to

Improving Mathematics Teaching and Learning. London: Lawrence Erlbaum

Associates, Publishers.

[6] Yoshida, M. 1999. Lesson Study: A Case Study of a Japanese Approach to

Improving Instruction Through School-Based Teacher Development. Disertasi

Doktoral yang tidak diterbitkan, The University of Chicago. Paper ini aslinya diterbitkan secara online pada Agustus 2003.

[7] Suseno, N. dkk. 2016. Buku Panduan Micro Teaching Berbasis Lesson Study.

Gambar

Gambar 1.Tahapan Kegiatan Lesson Study
Gambar 2. Kegiatan Mahasiswa calon pendidik melaksanakan kegiatan PLAN

Referensi

Dokumen terkait

Hal itu membuktikan bahwa model pembelajaran Creative Problem Solving yang diterapkan guru dalam proses pembelajaran telah mampu meningkatkan prestasi belajar

Berdasarkan hasil dari perhitungan yang dilakukan dapat disimpulkan untuk sensitivitas pengemudi mobil usia muda di kota Bandung sudah baik, maka dari itu

Peneliti ingin mengetahui apakah Tsaqofah melihat apa yang sebenarnya dicari oleh masyarakat berkaitan dengan kebutuhan yang diinginkan ( gratification sought ) dengan apa

Pengaruh nyata akibat perlakuan kompos Azolla pada berat umbi perta- naman sampel dan berat umbi per plot dapat lihat bahwa semakin ditambah kompos Azolla

Berdasarkan Perpres 70 Tahun 2012 dan sehubungan dengan telah selesainya evaluasi dokumen kualifikasi untuk pekerjaan PPengadaan Laboratorium Keperawatan Maternitas (Lelang ulang)

penguasa. Syirik merupakan kedhaliman dan penganiayaan terhadap diri sendiri. Sebab orang musyrik menjadikan dirinya sebagai hamba dari makhluk yang merdeka. Syirik juga

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat diambil kesimpulan pada bab-bab sebelumnya sebagai berikut: 1) Perkembangan kosa kata bahasa Inggris anak dalam proses

Hasil penelitian sebelum diberikan layanan bimbingan kelompok terhadap penyalahgunaan smartphone siswa kelas XI ADP SMK Muhammadiyah 2 Pekanbaru lebih dari separo