• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

41 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Subjek

Pada tahapan ini Penulis akan menyajikan data-data hasil penelitian tindakan kelas pada masing-masing siklus yang dimulai dari pra siklus, siklus I sampai pada siklus 2. Adapun penelitian ini dilakukan pada siswa di TK A SWCC Kota Salatiga.

4.2 Kondisi Awal Subjek Penelitian

Kondisi awal merupakan keadaan anak sebelum penelitian tindakan kelas dilakukan. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan guru kelas yang telah dilakukan di TK A SWCC Salatiga menunjukkan bahwa perkembangan kreativitas anak TK A SWCC Salatiga masih rendah, belum sesuai dengan perkembangan kreativitas anak pada umumnya. Hasil wawancara yang dilakukan dengan guru, guru menyatakan sebagian besar anak ketika diajak melakukan kegiatan pembelajaran yang membutuhkan kreativitas didalamnya anak-anak kurang senang, anak lebih memilih bercerita dengan teman dan ada juga anak yang malah asik bermain sendiri. Hasilnya pekerjaan anak tidak terselesaikan.

Pada observasi dalam kegiatan mengecap dengan pelepah pisang, masih banyak anak yang membuat bentuk gambar sama persis dengan teman sebangkunya. anak belum mampu membuat hasil karya sendiri dan masih bergantung dengan contoh yang diberikan oleh guru, dan anak

(2)

42 belum mampu berkreasi menggunakan berbagai warna dalam membuat hasil karya. Dari 15 siswa di kelas, hanya 5 anak yang berkreasi mengecap dengan pelepah pisang. Hasil karya ke tujuh anak tersebut berbeda dengan anak-anak yang lain. Dari masalah tersebut, maka dapat diidentifikasi permasalahan di TK A SWCC Salatiga yaitu perkembangan kreativitas sebagian anak masih rendah. Adapun kondisi awal yang diperoleh melalui observasi Prasiklus dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

Tabel. 4.1

Kreativitas Anak pada Prasiklus

Kategori Jumlah Anak Prosentase

Baik 5 33%

Cukup 6 40%

Kurang 4 27%

Jumlah 15 100%

Grafik. 4.1

Ketuntasan Kreativitas Prasiklus TK A SWCC Salatiga

Berdasarkan prosentase keberhasilan belajar prasiklus dapat dilihat dari grafik diatas. Bahwa dalam perkembangan kreativitas anak TK A SWCC

0% 10% 20% 30% 40%

Baik Cukup Kurang

Pra Siklus 33% 40% 27%

(3)

43 Salatiga belum berkembang dengan baik, hal ini dapat dilihat dari hasilnya sebesar 33% dimana anak belum dapat mengembangkan kreativitasnya, Data yang diperoleh ini akan dijadikan peneliti sebagai bahan pertimbangan membuat perencanaan penelitian agar dapat meningkatkan kreativitas anak TK A SWCC Salatiga melalui kegiatan kolasedengan menggunakan bahan alam.

4.3 Pelaksanaan Penelitian Siklus I 4.3.1 Tahap Perencanaan

Tahap perencanaan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

a) Menyiapkan Rencana Kegiatan Harian (RKH) b) Menentukan materi dan tema kegiatan

c) Menyiapkan bahan berupa kertas HVS dan daun daunan d) Menyiapkan lembar observasi tentang kreativitas anak

e) Membuat lembar evaluasi untuk mengukur kemampuan anak dalam kegiatan pembelajaran kolase.

4.3.2 Tahap Pelaksanaan

Tahap pelaksanaan merupakan implementasi kegiatan

pembelajaran sesuai dengan Rencana Kegiatan Harian ( RKH ) yang telah dibuat ditahap perencanaan oleh peneliti dengan dibantu guru kelas dan satu asisten. Tahap pelaksanaan pada Siklus I ini terdiri dari 3 pertemuan. Adapun gambaran pelaksanaan pembelajaran sebagai berikut:

(4)

44 1) Pertemuan Pertama

Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Senin, tanggal 4 Mei 2015. Sesuai dengan RKH yang telah dibuat pada tahap perencanaan penelitian.

a) Kegiatan Awal

Pembelajaran dimulai dengan membaca doa dan mengabsen anak, menyanyikan lagu selamat datang, di sekolah, lihat kebunku, mengingatkan hari, tanggal, dan tahun kepada anak, menyampaikan tema / sub tema yang akan dipelajari, mengajak anak berkeliling lingkungan sekolah untuk mengamati ciptaan Tuhan.

b) Kegiatan inti

Guru mengajak anak untuk tanya jawab mengenai tanaman bunga. Guru menjelaskan dan memberi contoh kegiatan menempel yang akan dilakukan. lalu membagikan bahan berupa lembar kerja, daun daunan guru memberikan tugas kepada anak untuk menempel pada lembar kerja yang telah dibagikan, guru memberikan bimbingan pada anak yang membutuhkan.

c) Kegiatan Akhir

Guru menanyakan kepada anak pengalaman main yang telah dilakukan selama belajar dan bermain bersama di sekolah. Guru menanyakan perasaan anak selama bermain bersama. Doa pulang.

(5)

45 Pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Selasa, tanggal 5 Mei 2015. Sesuai dengan RKH yang telah dibuat pada tahap perencanaan penelitian, Adapun kegiatan pembelajaran sebagai berikut:

a) Kegiatan Awal

Pembelajaran dimulai dengan membaca doa dan mengabsen anak, menyanyikan lagu selamat datang, dan bungaku, mengingatkan hari, tanggal, dan tahun kepada anak, menyampaikan tema/sub tema yang akan dipelajari, mengajak anak untuk menyiram tanaman.

b) Kegiatan Inti

Guru mengajak anak untuk tanya jawab mengenai tanaman bunga. Guru menjelaskan dan memberi contoh kegiatan menempel yang akan dilakukan. lalu membagikan bahan berupa lembar kerja, daun daunan guru memberikan tugas kepada anak untuk menempel pada lembar kerja yang telah dibagikan, guru memberikan bimbingan pada anak yang membutuhkan.

c) Kegiatan Akhir

Guru menanyakan kepada anak pengalaman main yang telah dilakukan selama belajar dan bermain bersama di sekolah. Guru menanyakan perasaan anak salama bermain bersama. Doa pulang. 3) Pertemuan Ketiga

Pertemuan ketiga dilaksanakan pada tanggal 11 Mei 2015. Sesuai dengan RKH yang telah dibuat pada tahap perencanaan penelitian, adapun kegiatan pembelajaran sebagai berikut:

(6)

46 a) Kegiatan Awal

Pembelajaran dimulai dengan membaca doa dan mengabsen anak, menyanyikan lagu selamat datang, di sekolah, menanam jagung, mengingatkan hari, tanggal, dan tahun kepada anak, menyampaikan tema/sub tema yang akan dipelajari, mengajak anak untuk menirukan gerakan pohon yang sedang tertiup angin.

b) Kegiatan Inti

Guru mengajak anak untuk tanya jawab mengenai bagian-bagian dari tanaman jagung (batang, daun, bunga, buah, akar). Guru menjelaskan dan memberi contoh kegiatan kolase yang akan dilakukan. Lalu membagikan bahan berupa lembar kerja, daun-daunan, guru memberikan tugas kepada anak untuk menempel pada lembar kerja yang telah dibagikan, guru memberikan bimbingan pada anak yang membutuhkan.

c) Kegiatan Akhir

Guru menanyakan kepada anak pengalaman main yang telah dilakukan selama belajar dan bermain bersama di sekolah. Guru menanyakan perasaan anak salama bermain bersama. Doa pulang.

4.3.3 Pengamatan siklus 1

Pada saat pembelajaran siklus 1 dimulai, penulis meminta bantuan observer dan dua orang guru kelas untuk mengamati jalannya pembelajaran dari awal hingga akhir dengan cara mengisi lembar pengamatan siswa yang disediakan. Menurut pengamatan observer ada beberapa anak pada siklus 1 yang tidak menyelesaikan tugasnya dan ada

(7)

47 anak yang merasa bosan saat kegiatan, anak tersebut melamun dan ada yang mengobrol dengan temannya.

4.3.4 Hasil Tindakan Siklus I

Dalam melaksanakan observasi kelas, peneliti dibantu oleh teman sejawat juga guru kelas untuk ikut serta dalam memberikan penilaian terhadap anak yang melakukan kegiatan pembelajaran. Pada hari pertama anak masih banyak yang tidak memperhatikan penjelasan dan perintah guru, dikarenakan anak anak asyik bermain sendiri.

Tabel 4.2

Kreativitas TK ASWCC SalatigaSiklus I

Kategori Jumlah Anak Prosentase

Baik 9 60%

Cukup 4 27%

Kurang 2 13%

Jumlah 15 100%

Berdasarkan prosentase keberhasilan belajar prasiklus dapat dilihat dari grafik diatas. Bahwa dalam perkembangan kreativitas anak TK A SWCC Salatiga belum berkembang dengan baik, hal ini dapat dilihat dari hasilnya dimana anak belum bisa mengembangkan kreativitasnya, dari 15 anak yang mencapai kategori baik sebanyak 9 anak ( 60%), kategori cukup sebanyak 4 anak ( 27%), sedangkan untuk kategori kurang sebanyak 2 orang atau (13%). Kondisi tersebut dapat digambarkan pada diagram sebagai berikut :

(8)

48 Grafik : 4.2

Ketuntasan Kreativitas TK A SWCC Salatiga Siklus I

Berdasarkan prosentase keberhasilan belajar prasiklus dapat dilihat dari grafik diatas. Bahwa dalam perkembangan kreativitas anak TK A SWCC Salatiga belum berkembang dengan baik, hal ini dapat dilihat dari hasilnya sebesar 60% dimana anak belum dapat mengembangkan kreativitasnya, data yang diperoleh ini akan dijadikan peneliti sebagai bahan pertimbangan membuat perencanaan penelitian agar dapat meningkatkan kreativitas anak TK A SWCC Salatiga melalui kegiatan kolase dengan menggunakan bahan alam.

Tabel. 4.3 Rekapitulasi Data Hasil Observasi Kreativitas Siklus I TK A SWCC Salatiga

0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70%

Baik Cukup Kurang

Siklus I 60% 27% 13%

Siklus I

No Kriteria

Siklus I

Pertemuan 1 Pertemuan 2 Pertemuan 3 Jumlah anak % Jumlah anak % Jumlah anak % 1 Baik 6 40 7 47 9 60 2 Cukup 5 33 5 33 4 27 3 Kurang 4 27 3 20 2 13 Jumlah 15 100 15 100 15 100

(9)

49 Dari tabel 4.3 maka dapat dilihat bahwa setelah dilakukan tindakan padasiklus I. Jumlah anak yang mencapai kategori baik mencapai 6 anak atau 40%, kategori cukup 5 anak atau 33%, dan kategori kurang 4 anak atau 27%. Pelaksanakan observasi kelas pada hari kedua, peneliti dibantu oleh guru kelas untuk ikut serta dalam memberikan penilaian terhadap anak yang melakukan kegiatan pembelajaran. Pada hari kedua anak masih banyak yang tidak memperhatikan penjelasan dan perintah guru,sehingga masih ada beberapa yang menyelasaikan tugasnya dengan baik, maka dapat dilihat bahwa terjadi peningkatan setelah dilakukan tindakan pada siklus I. Jumlah anak yang mencapai kategori baik mencapai 7 anak atau 47 %, kategori cukup menjadi 5 anak atau 33%, dan kategori kurang menjadi 3 anak atau 20%.

Pada hari ketiga dilakukan oleh peneliti dibantu oleh teman sejawat juga guru kelas untuk ikut serta dalam memberikan penilaian terhadap anak yang melakukan kegiatan pembelajaran. Pada hari ketiga anak sudah memperhatikan penjelasan dan perintah guru, tetapi masih ada juga beberapa anak yang tidak dapat menyelesaikan tugasnya dengan baik, sehingga masih perlu bantuan dari guru.

Berdasarkan hasil observasi siklus I tentang kreativias anak dapat disimpulkan dari 15 anak, terdapat 60% atau 9 anak berada dalam kategori baik, kategori cukup ada 27 % atau 4 anak, dan 13 % atau 2 anak dalam kategori kurang. Hasil tersebut menunjukkan bahwa adanya peningkatan indikator tingkat kreatifitas anak.

(10)

50 4.3.5 Refleksi Siklus I

Dari kegiatan pembelajaran siklus I yang telah dilaksanakan selama 3 pertemuan, anak dapat melakukan kegiatan menempel dengan baik. Pada siklus pertama pertemuan ketiga belum mampu mencapai target indikator keberhasilan yang ditentukan sebelumnya yaitu sebesar 85%. Capaian pada siklus pertama pertemuan ketiga sebesar 60% untuk kriteria baik, 27% untuk kriteria cukup dan 13% untuk kriteria kurang. Untuk itu diperlukan perbaikan pada siklus kedua supaya dapat memenuhi target indikator keberhasilan sebesar 85%. Dalam siklus I ada beberapa kendala yang muncul saat melaksanakan kegiatan pembelajaran siklus I, diantaranya adalah masih ada anak yang bosan saat melakukan kegiatan dan masih ada anak yang tidak menyelesaikan tugasnya.

Melihat ada beberapa kendala yang dialami dalam siklus I penulis dan guru mendiskusikan solusi untuk memperbaiki pembelajaran disiklus II. Solusi yang didapat adalah memberikan reward berupa pin untuk anak yang mengikuti kegiatan menempel. Tujuannya adalah agar anak lebih termotivasi untuk melakukan kegiatan mencetak dan menyelesaikan tugasnya.

4.3.6 Tahap Perencanaan Perbaikan

Tahap perbaikan perencanaan digunakan penulis dan guru setelah melalui tahap refleksi, perbaikan yang dilakukan adalah merevisi kesalahan dan kekurangan menjadi hambatan dalam siklus sebelumnya

(11)

51 untuk dasar menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran yang lebih baik disiklus selanjutnya.

Kegiatan yang dilakukan dalam tahap perbaikan perencanaan ini mulai dengan menyusun rencana pelaksanaan kegiatan yang akan dilaksanakan pada proses pembelajaran Siklus II dengan langkah-langkah sebagai berikut:

a) Menyusun RKH yang disesuaikan dengan indikator dan tema/sub tema.

b) Menyiapkan alat dan bahan ajar yang sesuai dengan materi kegiatan proses belajar

c) Mempersiapkan reward berupa pin untuk anak yang dapat menyelesaikan tugasnya.

4.4Pelaksanaan Penelitian Siklus II 4.4.1 Tahap Perencanaan

Tahap perencanaan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: a) Menyiapkan Rencana Kegiatan Harian (RKH)

b) Menentukan materi dan tema kegiatan

c) Menyiapkan bahan berupa kertas HVS, daun daunan. d) Menyiapkan lembar observasi tentang kreativitas anak

e) Membuat lembar evaluasi untuk mengukur kemampuan siswa dalam kegiatan pembelajaran.

(12)

52 4.4.2 Tahap Pelaksanaan Siklus II

Tahap pelaksanaan merupakan implementasi kegiatan pembelajaran sesuai dengan Rencana Kegiatan Harian (RKH) yang telah dibuat ditahap perencanaan oleh peneliti dengan dibantu guru kelas dan satu asisten. Tahap pelaksanaan pada siklus II ini terdiri dari 3 pertemuan.

1) Pertemuan Pertama

Pertemuan pertama dilaksanakan pada tanggal 12 Mei 2015. Sesuai dengan RKH yang telah dibuat pada tahap perencanaan penelitian, adapun kegiatan pembelajaran sebagai berikut:

a) Kegiatan Awal

Pembelajaran dimulai dengan membaca doa dan mengabsen anak, menyanyikan lagu selamat datang, di sekolah, anak ikan, mengingatkan hari, tanggal, dan tahun kepada anak, menyampaikan tema/sub tema yang akan dipelajari, mengajak anak meliukkan tubuh menirukan gerakan ikan berenang.

b) Kegiatan Inti

Guru mengajak anak untuk tanya jawab mengenai hewan yang hidup di air. Guru menjelaskan dan memberi contoh kegiatan mencetak yang akan dilakukan. lalu membagikan bahan berupa lembar kerja, pelepah pisang, batang papaya, busa, pewarna., guru memberikan tugas kepada anak untuk mencetak pada lembar kerja yang telah dibagikan, guru memberikan bimbingan pada anak yang membutuhkan.

(13)

53 c) Kegiatan Akhir

Guru menanyakan kepada anak pengalaman main yang telah dilakukan selama belajar dan bermain bersama di sekolah. Guru menanyakan perasaan anak salama bermain bersama. Doa pulang.

2) Pertemuan Kedua

Pertemuan kedua dilaksanakan pada tanggal 13 Mei 2015. Sesuai dengan RKH yang telah dibuat pada tahap perencanaan penelitian, adapun kegiatan pembelajaran sebagai berikut:

a) Kegiatan Awal

Pembelajaran dimulai dengan membaca doa dan mengabsen anak, menyanyikan lagu selamat datang, di sekolah, kura-kura, mengingatkan hari, tanggal, dan tahun kepada anak, menyampaikan tema/sub tema yang akan dipelajari, mengajak satu persatu untuk jalan mengikuti garis lurus. b) Kegiatan Inti

Guru mengajak anak untuk tanya jawab mengenai hewan yang hidup di air. Guru menjelaskan dan memberi contoh kegiatan mencetak yang akan dilakukan. lalu membagikan bahan berupa lembar kerja, pelepah pisang, batang papaya, busa, pewarna., guru memberikan tugas kepada anak untuk mencetak pada lembar kerja yang telah dibagikan, guru memberikan bimbingan pada anak yang membutuhkan.

(14)

54 Guru menanyakan kepada anak pengalaman main yang telah dilakukan selama belajar dan bermain bersama di sekolah. Guru menanyakan perasaan anak salama bermain bersama. Doa pulang.

3) Pertemuan Ketiga

Pertemuan ketiga dilaksanakan pada tanggal 15 Mei 2015. Sesuai dengan RKH yang telah dibuat pada tahap perencanaan penelitian, adapun kegiatan pembelajaran sebagai berikut:

a) Kegiatan Awal

Pembelajaran dimulai dengan membaca doa dan mengabsen anak, menyanyikan lagu selamat datang, di sekolah, kelinciku, mengingatkan hari, tanggal, dan tahun kepada anak, menyampaikan tema/sub tema yang akan dipelajari, mengajak anak meloncat dengan rintangan balok.

b) Kegiatan Inti

Guru mengajak anak untuk tanya jawab mengenai hewan yang hidup di darat. Guru menjelaskan dan memberi contoh kegiatan mencetak yang akan dilakukan. lalu membagikan bahan berupa lembar kerja, pelepah pisang, batang papaya, busa, pewarna., guru memberikan tugas kepada anak untuk mencetak pada lembar kerja yang telah dibagikan, guru memberikan bimbingan pada anak yang membutuhkan.

c) Kegiatan Akhir

Guru menanyakan kepada anak pengalaman main yang telah dilakukan selama belajar dan bermain bersama di sekolah. Guru menanyakan perasaan anak selama bermain bersama. Doa pulang.

(15)

55 4.4.3 Pengamatan/Observasi Siklus II

Observer mengamati proses pembelajaran dari awal hingga akhir, mengamati siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. Menurut pengamatan observer anak-anak pada siklus II ini lebih antusias dan aktif dalam mengikuti pembelajaran dikarenakan setiap siswa yang berhasil menyelesaikan tugasnya akan mendapatkan sebuah reward berupa pin.

4.4.4 Hasil Tindakan Siklus II

Dalam melaksanakan observasi kelas siklus II, peneliti dibantu oleh teman sejawat juga guru kelas untuk ikut serta dalam memberikan penilaian terhadap anak yang melakukan kegiatan pembelajaran. Pada hari pertama anak sudah banyak yang memperhatikan penjelasan dan perintah guru, dikarenakan anak anak berminat dengan kegiatan kolase.

Tabel 4.4

Hasil Observasi Kreativitas TK A SWCC Salatiga Siklus II

Kategori Jumlah Anak Prosentase

Baik 14 93%

Cukup 1 7%

Kurang 0 0%

Jumlah 15 100%

Berdasarkan prosentase keberhasilan belajar prasiklus dapat dilihat dari grafik diatas. Bahwa dalam perkembangan kreativitas anak TK A SWCC Salatiga sudah berkembang dengan baik, hal ini dapat dilihat dari hasilnya dimana anak sudah bisa mengembangkan kreativitasnya, dari 15 anak yang mencapai kategori baik sebanyak 14 anak ( 93%), kategori

(16)

56 cukup sebanyak 1 anak (7%), sedangkan untuk kategori kurang sebanyak 0 orang atau (0%). Kondisi tersebut dapat digambarkan pada diagram sebagai berikut :

Tabel. 4.5 Rekapitulasi Data Hasil Observasi Kreativitas Siklus II TK A SWCC Salatiga

Grafik. 4.4 Rekapitulasi Ketuntasan Kreativitas Siklus II TK A SWCC Salatiga

Berdasarkan prosentase keberhasilan belajar prasiklus dapat dilihat dari grafik diatas. Bahwa dalam perkembangan kreativitas anak TK A SWCC Salatiga sudah berkembang dengan baik, hal ini dapat dilihat dari hasilnya sebesar 93% dimana anak sudah dapat mengembangkan kreativitasnya, data yang diperoleh ini akan dijadikan peneliti sebagai

0% 20% 40% 60% 80% 100%

Baik Cukup Kurang

Siklus II 93% 7% 0%

Siklus II

No Kategori

Siklus II

Pertemuan 1 Pertemuan 2 Pertemuan 3 Jumlah anak % Jumlah anak % Jumlah anak % 1 Baik 10 67 11 73 14 93 2 Cukup 3 20 3 20 1 7 3 Kurang 2 13 1 7 0 0 Jumlah 15 100 15 100 15 100

(17)

57 bahan pertimbangan membuat perencanaan penelitian agar dapat meningkatkan kreativitas anak TK A SWCC Salatiga melalui kegiatan kolase dengan menggunakan bahan alam.

4.4.5. Refleksi Siklus II

Setelah dilaksanakan proses pembelajaran pada siklus II kreativitas siswa meningkat hal ini dapat dilihat dari hasil siklus I pertemuan ketiga untuk kriteria baik sebesar 60%, kriteria cukup sebesar 27% dan kriteria kurang sebesar 13% pada siklus II pertemuan ketiga hasilnya meningkat sebesar 93% untuk kriteria tinggi, 7% untuk kriteria cukup tinggi dan 0 % untuk kriteria rendah. Dengan capaian sebesar 93% pada siklus II pertemuan ketiga maka penelitian tidak perlu dilanjutkan ke siklus selanjutnya, karena hasil dari siklus II pertemuan ketiga sudah mencapai indikator keberhasilan yang ditentukan.

4.5 Pembahasan

Pembahasan mengenai hasil observasi dalam peningkatan kreativitas anak melalui kolase dari bahan alam di TK A SWCC. Berdasarkan kondisi awal, diperoleh gambaran bahwa peningkatan kreativitas anak melalui kolase masih kurang, dimana sebagian besar dari anak mengalami kesulitan waktu diadakan kegiatan kolase. Dengan menggunakan metode permainan anak dapat meningkatkan kreativitasnya dengan menyelesaikan kegiatan. Hal ini didukung oleh pendapat Martini (2006:18), menyatakan bahwa proses yang terjadi secara internal yang berkembang secara bertahap. Definisi ini sangat berkaitan dengan

(18)

58 kreativitas anak di mana peneliti melakukan kegiatan anak dengan cara berulang-ulang yang menggunakan teknik media yang berbeda-beda.

Dockert dan Feer ( dalam Masitoh,2008:.11) mengemukakan bahwa bermain pada anak usia dini memiliki karakteristik simbolik, bermakna, aktif, menyenangkan. Setelah dilakukan permainan kolase dari bahan alam dapat meningkatkan kreativitas anak di TK A SWCC. Dimana 14 orang anak dari keseluruhan anak kelas A yang berjumlah 15 orang 1 orang yang masih belum baik dari keseluruhan anak telah dapat mencapai peningkatan kreativitas anak pada kategori baik, sedangkan kategori kategori rendah rata-rata tidak ada lagi. Pencapaian ini menunjukkan bahwa kegiatan kolase dari daun nangka dapat meningkatkan kreativitas anak di TK A SWCC. Upaya perbaikan terhadap strategi pembelajaran yang berupa peningkatan kreativitas anak dalam permainan kolase dari daun kelihatannya semakin baik dan semakin nyata hasilnya.

Kreativitas bermain kolase bagi anak TK yang dikemukakan oleh Sumanto (2005:94), yaitu kemampuan berolah seni rupa yang diwujudkan dengan keterampilan menyusun dan merekat bahan dari bahan alam, seperti daun nangka. Hal ini kelihatan dari meningkatnya angka indikator, baik terhadap kesenangan belajar maupun hasil belajar yang dicapai oleh anak. Maka penulis menyimpulkan bahwa pelaksanakan kolase dari bahan alam sangat bagus sekali dilakukan pada anak di TK A SWCC khususnya dan dapat dikembangkan kepada TK lainnya. Peningkatan persentase kreativitas anak melalui kegiatan kolase dari bahan alam meningkat. Hal ini memberikan arti bahwa perbaikan yang telah dilakukan terhadap kelemahan yang ditemukan pada siklus I telah berhasil mencapai sasaran

(19)

59 dengan baik. Semakin tinggi ketertarikan anak dalam melakukan kolase dari bahan alam, maka dapat meningkatkan persentase kreativitas anak. Kreativitas anak yang baik akan mempengaruhi pada hasil belajar yang baik. Kegiatan kolase dari bahan alam merupakan salah satu dari banyak cara untuk meningkatkan kreativitas anak, upaya untuk membuat anak lebih cepat mengetahui bermacam-macam bahan secara sederhana. Dalam penelitian ini telah berhasil dalam meningkatkan kreativitas anak.

Menurut Moeslichatoen (dalam Hariyadi 2009:19), Kreativitas merupakan kemampuan anak menciptakan gagasan baru yang asli dan imajinatif, dan juga kemampuan mengadaptasi gagasan baru yang sudah di miliki. Namun demikian kemampuan guru untuk menerapkan strategi pembelajaran yang menyenangkan untuk kreativitas anak jauh lebih penting, artinya tanpa strategi yang menyenangkan bagi anak dan tanpa adanya kemampuan dari guru, maka pembelajaran tidak akan berjalan dengan baik.

Hasil ini membuktikan bahwa observasi yang dilakukan guru dalam pembelajaran memiliki tingkat pencapaian yang baik. Apabila ditelusuri lebih jauh tentang peningkatan kreativitas yang dialami oleh anak erat kaitannya dengan ketertarikan, keberanian, dan secara percaya diri anak dalam melakukan permainan kolase dari daun nangka. Oleh karna itu keberhasilan dalam meningkatan kreativitas anak kemungkinan dipicu oleh suasana belajar sambil bermain yang menyenangkan bagi anak. Dengan ini didasarkan pada beberapa alasan. Pertama, suasana belajar yang menyenangkan telah memberikan stimulus yang menyenangkan dalam pembelajaran, sehingga anak dengan cepat

(20)

60 melaksanakan fungsinya dalam memproses informasi untuk meningkatkan kreativitas anak. Kedua, keberhasilan memberikan rangsangan kepada anak dalam proses pembelajaran agar kreativitas anak dapat meningkat dengan baik, dengan cara memberi penguatan serta pujian kepada anak supaya anak lebih bersemangat dalam belajar.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan, penelitian tindakan kelas dengan menggunakan permainan kolase dari bahan alam dapat meningkatkan kreativitas anak dan dapat memberikan sumbangan yang positif terhadap peningkatan pembelajaran.

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan pelaksanaan kegiatan pada prasiklus didapatkan 10 anak mengikuti pembelajaran dengan hasil terlihat pada tabel 4.3.. Aspek ketepatan membaca

Pengelolahan Waktu.. Berdasarkan prosentase tersebut, maka skor observasi guru pada siklus I belum sesuai dengan harapan karena indikator keberhasilan tercapai apabila skor yang

Berdasarkan hasil uji reliabilitas diatas dapat dilihat bahwa setiap variabel nilai religiusitas, lingkungan sosial, pertimbangan pasar kerja, serta minat berkarir di

Dari grafik diatas menunjukkan bahwa nilai regangan untuk komposit hibrida kenaf/E-glass dengan matriks LDPE cenderung naik kecuali pada fraksi volume serat

Dari hasil observasi terhadap cara guru mengajar diperoleh kesimpulan bahwa dilihat dari hasil refleksi pada siklus I mungkin guru belum tepat dalam menggunakan

Tahun 2003 menjadi awal titik balik dari perkembangan BMT Ki Ageng Pandanaran, dibawah pengurus baru ini BMT dapat berkembang dengan baik, karena pengurus dan anggota koperasi

Keberhasilan pencapaian tujuan komunikasi pemasaran untuk Heineken adalah merupakan dampak positif untuk reposisi Heineken pada tahun 2013 di Indonesia dapat dilihat

Sehingga letak Salatiga yang strategis menyebabkan banyaknya orang-orang kulit putih menetap dan tinggal di Salatiga bahkan lebih dari itu, Salatiga dijadikan