• Tidak ada hasil yang ditemukan

SUMBER-SUMBER PERTUMBUHAN OUTPUT PERIKANAN DALAM PEREKONOMIAN INDONESIA PERIODE

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "SUMBER-SUMBER PERTUMBUHAN OUTPUT PERIKANAN DALAM PEREKONOMIAN INDONESIA PERIODE"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

SUMBER-SUMBER PERTUMBUHAN OUTPUT

PERIKANAN DALAM PEREKONOMIAN INDONESIA PERIODE 1990-2000: Pendekatan Analisis Input-Output Menggunakan Metode Dekomposisi Faktor.

Tajerin¹

ABSTRAK

Kajian ini bertujuan untuk mengetahui sumber-sumber pertumbuhan output perikanan dan perubahannya yang terjadi selama periode analisis. Data yang digunakan merupakan data sekunder dari Tabel Input Output Tahun 1990, 1995 dan 2000 yang disusun oleh Badan Pusat Statistik. Analisis data dilakukan menggunakan kerangka model input-output dengan pendekatan dekomposisi faktor. Hasil kajian menunjukkan bahwa pada periode 1990-1995, pertumbuhan output perikanan primer dan perikanan sekunder didominasi sumber perubahan permintaan akhir domestik, sedangkan pada periode 1995-2000 didominasi sumber perluasan ekspor. Berdasarkan kontribusi terhadap sumber pertumbuhan output total, diketahui bahwa selama periode analisis (1990-2000) belum terjadi (tengah berlangsung) perubahan struktur dari perekonomian yang didominasi kelompok perikanan primer kepada kelompok perikanan sekundernya. Untuk meningkatkan kinerja pertumbuhan output perikanan primer dan perikanan sekunder terkait dengan perubahan strukturnya, diperlukan dukungan penguasaan terknologi yang lebih maju dan lebih mendorong perluasan ekspor bersamaan dengan upaya meningkatkan substitusi impor.

Kata Kunci: Pertumbuhan Output, Perikanan, Industri Pengolahan.

Abstract: Sources of Fisheries Output Growth in the Indonesian Economy During 1990-2000 :

And Input-Output Analysis Approach Using the Decomposition Factor Method. By: Tajerin.

This study was primarily aimed to find out the sources of fisheries' output growth and changes occured to this sector during the analyzed period. Secondary data used in this research were derived from the 1990,

1995 and 2000 I-O tables composed by Central Bureau of Statistics (CBS). Analysis I-O model

framework with factor decomposition approach. Results of the study indicated that during the 1990 – 1995 period, both primary and secondary fisheries' output were dominated by changes in the final demand, while during the 1995 – 2000 period, it was dominated by export expansion. Based on its contribution towards total output growth, during the analysis period (1990 - 2000), fisheries sector had not been experiencing structural changes from a primary-fisheries-dominated economy to secondary-fisheries-dominated

economy. In order to increase t output growth related to

the structural changes, more advanced technologies, support for more export expansion balanced by the efforts to promote import substitution are required.

Keywords: Output Growth, Fisheries, Processing Industry.

carried out by

he performance of primary and secondaryfisheries

¹ Peneliti pada Balai Besar Riset Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan Jl. KS. Tubun Petamburan VI, Jakarta 10260

(2)

I. PENDAHULUAN perikanan sekunder serta hilangnya kesempatan untuk meningkatkan kinerja

Globalisasi dalam bidang ekonomi kelompok perikanan primer secara nyata

seperti yang tengah bergulir saat ini, telah (Nikijuluw, 2005). Oleh karena itu, agar

memberikan banyak dampak bagi negara- ”pemanenan” paling efisien dan kontribusi

negara yang terlibat didalamnya, yang secara maksimal tersebut dapat tercipta maka

langsung maupun tidak langsung telah perikanan sebagai kelompok primer haruslah

mempengaruhinya kondisi perekonomiannya. diintegrasikan secara tepat dalam suatu

Salah satu dampak globalisasi tersebut adalah kerangka sistem bisnis dengan sektor industri

kuatnya keterkaitan ekonomi suatu negara pengolahan hasil perikanan sebagai kelompok

terhadap negara lain serta bebasnya perikanan sekundernya. Pengintegrasian

mobilisasi faktor produksi termasuk modal. tersebut di antaranya dapat dilakukan melalui

Dampak globalisasi ini memaksa Indonesia penggunaan sumber-sumber pertumbuhan

harus menghadapi krisis ekonomi yang o u t p u t y a n g m e m b e r i k a n d o r o n g a n

berkepanjangan (Choeryanto, 2002). Dalam perekonomian sektor hulu maupun hilir,

menghadapi krisis tersebut Indonesia perlu sehingga pada gilirannya dapat menyebabkan

membuat strategi yang lebih mengarah terjadinya transformasi (perubahan) struktural

kepada kebangkitan perekonomian Indonesia dari perekonomian sektor perikanan ”dalam

melalui kekuatan pembangunan yang berakar arti luas” yang semula secara proporsional

pada perekonomian di dalam negeri didominasi kelompok perikanan primer

(domestik), sehingga dicapai 'penggarapan' kemudian didominasi kelompok perikanan

secara maksimum dengan menggunakan sekunder. Secara teoritis, pertumbuhan

sumber-sumber yang ada secara efisien ekonomi yang tinggi akan berkaitan dengan

(Baran dalam Jinghan, 2000; Meier and perubahan strukturnya, oleh karenanya

Baldwin dalam Jinghan, 2000). terjadinya perubahan struktur tersebut

Perikanan dan industri pengolahan hasil merupakan salah satu indikator makro

perikanan merupakan sektor yang memiliki ekonomi suatu sektor telah tumbuh dengan

keunggulan kompetitif, karena berbasiskan baik (Susanti et al., 1999).

sumberdaya alam dan berakar pada K e b e r h a s i l a n m e n i n g k a t k a n

perekonomian domestik serta dibangun pertumbuhan output tersebut akan sangat

melalui penerapan ilmu pengetahuan dan ditentukan oleh hal-hal yang bersifat internal

teknologi (Dahuri, 2003). Melalui pengelolaan maupun eksternal. Secara internal, perikanan

secara tepat dan dengan kebijakan yang dan industri pengolahan hasil perikanan masih

berpihak kepada pembangunan perikanan, d i h a d a p k a n o l e h r e n d a h n y a t i n g k a t

memungkinkan terciptanya keterkaitan pemanfaatan sumberdaya dan teknologi,

ekonomi yang kuat bagi sektor perikanan tingginya tingkat kemiskinan, daya serap

dengan industri pengolahan hasil perikanan kesempatan kerja tinggi namun produktivitas

dan sektor-sektor lainnya, sehingga pada ekonominya rendah, minat investasi terutama

gilirannya dapat tercipta ”pemanenan” yang dalam skala menengah dan besar yang relatif

paling efisien dan mampu memberikan rendah (Kusumastanto, 2001). Sementara itu,

kontribusi maksimal bagi kemakmuran bangsa secara eksternal peningkatan kontribusi

(Dahuri, 1999a; 1999b). ekonomi perikanan maupun industri

Secara empiris, lemahnya keterkaitan pengolahan hasil perikanan tersebut tentunya

ekonomi antara perikanan dan industri tidak terlepas dari pengaruh

kebijakan-pengolahan hasil perikanan terbukti telah kebijakan ekonomi.

menjadi salah satu penyebab penurunan Dari paparan di atas, tampak bahwa di

utilitas dan kapasitas produksi dari kelompok satu sisi terdapat harapan besar pentingnya

Sumber-Sumber Pertumbuhan....Perekonomian Indonesia Periode 1990-2000(Tajerin) 120

(3)

mendorong kontribusi perikanan dan industri harga produsen untuk Tahun 1990, 1995 dan

pengolahan hasil perikanan bagi pemulihan 2000 yang disusun oleh Badan Pusat Statistik

perekonomian Indonesia, namun di sisi lain (1994, 1999, 2004). Agar dapat merekam

baik faktor internal maupun eksternal masih peranan sektor perikanan dan industri

sangat membebani laju pertumbuhan output pengolahan hasil perikanan, dalam kajian ini

yang semestinya dapat diciptakan. Untuk itu, digunakan tabel I-O menurut klasifikasi 161 x

kajian ini dilakukan dengan tujuan mengetahui 161 sektor untuk tahun 1990; 172 x 172 sektor

s u m b e r - s u m b e r p e r t u m b u h a n o u t p u t untuk tahun 1995; dan 175 x 175 sektor untuk

perikanan dan industri pengolahan hasil tahun 2000. Namun mengingat klasifikasi

perikanan; dan kecenderungan pergeseran matrik tabel-tabel I-O tersebut tidak sama,

(perubahan) struktur ekonomi dari dominasi pada tahap awal dilakukan konversi klasifikasi

kontribusi perikanan primer ke perikanan matriks Tabel I-O Tahun 1995 dan 2000 ke

sekunder yang terjadi selama periode 1990- dalam klasifikasi matrik tabel I-O tahun 1990

2000. yang memiliki klasifikasi terendah (161 x 161

sektor). Setelah semua tabel I-O yang

II. METODOLOGI digunakan menjadi sama matriksnya, tahap

s e l a n j u t n y a d i l a k u k a n p r o s e s

Jenis dan Sumber Data pengklasifikasian kembali dengan cara

Data yang digunakan dalam kajian ini

mengagregasi sektor-sektor dari tabel-tabel adalah data sekunder dari sumber buku Tabel

I-O dengan klasifikasi matriks sebesar 161 x Input-Ouput (I-O) transaksi total atas dasar

Tabel 1. Pengklasifikasian Sektor-Sektor dari Tabel Input-Output yang Digunakan dalam Kajian.

Table 1. Sectors Classification from Input-Output Table Used in the Analysis.

Sektor-Sektor dalam Tabel Input -Output/

Sectors in Input-Output Table

Sektor/

Sectors

Deskripsi/ Description

1990 1995 2000

1 Pertanian non perikanan/

Agriculture non fisheries

1 – 28 1 – 31 1 – 30

2

3

Perikanan primer/ Primary fisheries:

Perikanan laut dan hasil perairan

laut lainnya/ Marine fisheries and

other marine resources

Perikanan darat dan hasil

perairan darat lainnya/

Freshwater fisheries and other resources 29 30 32; 34L90* ) 33; 34D90**) 31; 33L00*** ) 32; 33D00****)

4 Pertambangan dan penggalian/

Mining and quarrying

32 – 34 36 – 48 35 – 48

5

Perikanan Sekunder/

Secondary fisheries : Industri pengeringan dan penggaraman ikan dan biota

perairan lainnya/ Drying and

salting of fish and other resources industries

(4)

Lanjutan ( tabel 1)/Continue (table1).

Ta h a p s e l a n j u t n y a , a g a r d a p a t Metoda Analisis Data

Salah satu model yang secara luas diperbandingankan antara perubahan angka

digunakan untuk menganalisis struktur (nilai) riil dan nominal antar Tabel I-O yang

perekonomian baik di tingkat nasional maupun digunakan, dalam kajian ini dilakukan konversi

regional adalah model Input-Output (I-O). besaran harga berlaku dari masing-masing

Dengan membandingkan dua atau lebih Tabel tabel I-O tersebut berdasarkan harga konstan

I-O dari periode yang berlainan dan dianalisis tahun 1993 menurut ”patokan” Produk

menggunakan pendekatan model I-O, dapat Domestik Bruto (PDB) sebagai defaltornya.

diketahui arah perubahan struktur dan Pengaplikasian angka indeks PDB deflator

perubahan faktor-faktor yang mempengaruhi tersebut dilakukan dengan menggunakan

pertumbuhan masing-masing sektor (Liu and teknik seperti yang digunakan oleh Kaneko

Saal, 2000). Analisis mengenai sumber-(1984) dan merupakan salah satu teknik yang

sumber pertumbuhan tersebut menjadi sangat dianjurkan oleh BPS (2000).

Sumber-Sumber Pertumbuhan....Perekonomian Indonesia Periode 1990-2000(Tajerin) 122

Keterangan/Remarks :

)

* Proporsi output sektor 34 (udang) untuk sektor 29 sebesar 54,1% yang berasal dari

udang hasil tangkapan di laut pada tahun 1995 (BPS, 2004b)/ Output proportion of

sectors 34 (shrimp) for sectors 29 is 54.1% from marine in 1995 (BPS, 2004b). )

** Proporsi output sektor 34 (udang) untuk sektor 30 sebesar 45,9% yang berasal dari udang hasil budidaya tambak dan tangkapan di perairan umum pada tahun 1995 (BPS,

2004b)/ Output proportion of sectors 34 (shrimp) for sectors 30 is 54.9% from brackish

water pond and inland water in 1995 (BPS, 2004b). )

*** Proporsi output sektor 34 (udang) untuk sektor 29 sebesar 54,5% yang berasal dari

udang hasil tangkapan di laut pada tahun 2000 (BPS, 2004b)/ Output proportion of

sectors 34 (shrimp) for sectors 29 is 54.5% from marine in 2000 (BPS, 2004b). )

**** Proporsi output sektor 34 (udang) untuk sektor 30 sebesar 54,5% yang berasal dari udang hasil budidaya tambak dan tangkapan di perairan umum pada tahun 2000 (BPS,

2004b)/ Output proportion of sectors 34(shrimp) for sectors 30 is 54.5% from brackish

water pond and inland in 2000 (BPS, 2004b).

Sektor-Sektor dalam Tabel Input -Output/

Sectors in Input-Output Table

Sektor/

Sectors

Deskripsi/ Description

1990 1995 2000

6 Industri pengolahan dan

pengawetan ikan dan biota

perairan lainnya/ Processing and

preserving industries of fish and other biota

48 54 54

7 Industri pengolahan hasil

pertanian non perikanan/

Agriculture non fisheries processing industries 47 – 47; 49 – 83 49 – 52; 55 – 91 49 – 52; 55 – 93

8 Industri pengolahan lainnya/

Other processing industries

84 – 131 92 – 139 94 – 141

9 Jasa-jasa dan lainnya/ Services

and others

(5)

penting karena dalam analisis pembangunan faktor yang memberikan kontribusi terhadap

ekonomi tidak lagi sekedar mementingkan output yang diperoleh berdasarkan formulasi

pertumbuhan ekonomi semata, tetapi juga pada kondisi sistem perekonomian terbuka,

melihat pembagian pertumbuhan antar faktor dimana keseimbangan material dasar antara

p r o d u k s i d a n s u m b e r - s u m b e r permintaan dan penawaran dapat ditulis

pertumbuhannya (Nazara, 1997). sebagai:

Dalam kajian ini, analisis sumber-sumber pertumbuhan output dilakukan dengan

dimana X, D, W, E dan M masing-masing menggunakan metode dekomposisi faktor

menunjukkan vektor dari gross output,

s t r u k t u r a l d a r i p e r t u m b u h a n o u t p u t .

Selanjutnya dengan metode tersebut dapat permintaan akhir domestik, permintaan

pula dianalisis pergeseran (perubahan) antara, permintaan akhir luar negeri (ekspor)

dominasi faktor-faktor (sumber-sumber) yang dan impor. Dengan catatan bahwa permintaan

memberikan kontribusi terhadap pertumbuhan antara dari sektor ke-i dapat ditentukan

output di dalam perekonomian. Menurut dengan mengalikan matriks koefisien

input-Forssell (1988), metode tersebut sangat

output dengan total output sektoral sebagai berguna dalam menyediakan sebuah

dan

(

dimana A

kerangka kerja bagi penelaahan

sumber-adalah matriks koefisien input-output, dan

sumber pertumbuhan output dan perubahan

adalah matriks diagonal rasio impor). struktural dalam sebuah perekonomian.

Metode dekomposisi faktor yang Rasio impor itu sendiri dihitung dengan

digunakan dalam kajian ini adalah seperti yang membagi impor dengan total penawaran

diajukan oleh Chenery (1960) yang kemudian domestik, atau (Chenery,

dikembangkan lebih lanjut oleh Akita (1991). 1979), sehingga persamaan (1) dapat ditulis

Metoda ini secara luas telah digunakan untuk

kembali sebagai: menganalisis perubahan struktur dan

sumber-sumber pertumbuhan ekonomi dari sisi permintaan. Diantaranya adalah oleh Akita

(1991), Akita dan Hermawan (2000) dan Dengan menambah (dimana

Hayashi (2005) masing-masing untuk m e r e p r e s e n t a s i k a n m a t r i k s d i a g o n a l

menganalisis perubahan struktur dan sumber- p e n a w a r a n d o m e s t i k ) , d a n b i l a

sumber pertumbuhan ekonomi di Indonesia; maka persamaan (2) dapat

dan Rashid dan Elameer (1999) untuk kasus di ditulis kembali menjadi :

Malaysia; dan Liu and Saal (1998) untuk kasus di Afrika Selatan.

Dengan mengurangi nilai X pada waktu t Metoda tersebut dimulai dengan

p e r s a m a a n i d e n t i t a s a k u n t a n s i d a r i tertentu (X ) dengan X pada waktu awal (X ) t 0

permintaan dan penawaran, yang membuat sehingga dapat diukur dekomposisi output

model ini dapat menjelaskan perubahan atau yang dikenal dengan “

Ddecomposition

diferensial pada produksi sektoral yang

measure” (seperti yang juga digunakan oleh terdisagregasi sebagai sebuah ekspansi

non-Kubo dan Robinson, 1979), proporsional dari empat faktor, yaitu: (1)

peningkatan permintaan domestik; (2)

perubahan permintaan antara; (3) perluasan Dari persamaan (4), dekomposisi

DX dapat

ekspor; dan (4) substitusi impor. Keempat

diekspresikan sebagai berikut:

…...(1) AX W= E D AX m I X =- ++ Ù ) )( ( …...(2) Ù Ù -=I m p E D p B X =+ Ù …...(3) 0 X X X =t -D …...(4) i i i D W M m= + Ù / Ù p 1 ) ( Ù -=I pA B

)

(

ˆ

D

B

E

B

p

AX

0

B

p

A

0

X

0

D

0

p

B

X

=

t t

D

+

t

D

+

t t

D

+

t

D

+

D

Ù Ù …...(5)

M

E

D

W

X

=

+

+

-)

(

W

D

m

M

=

+

Ù

m

Ù
(6)

D e n g a n d e m i k i a n m e t o d a a n a l i s i s tahun awal/dasar dengan pembobotan di tahun

dekomposisi terhadap sumber-sumber tertentu/terminal; namun dalam prakteknya

pertumbuhan output tersebut dapat difomulasi dapat pula dilakukan sebaliknya, sehingga

sebagai berikut: dapat dirumuskan dalam persamaan 7.

Penggunaan kedua persamaan itu

dimana B adalah invers Leontief domestik; p (persamaan 6 dan 7) akan menghasilkan

adalah struktur impor; X adalah jumlah output; angka yang berbeda. Oleh karena itu, dalam

D adalah permintaan domestik; E adalah kajian ini sesuai dengan yang disarankan oleh

jumlah output yang diekspor; sedangkan t dan Akita (1991) akan digunakan rata-rata

0 menunjukkan tahun dasar dan tahun sederhana dari kedua persamaan tersebut.

terminal. Sehingga pertumbuhan output S e l a n j u t n y a b e r d a s a r k a n p r o p o r s i

dapat didekomposisikan ke dalam empat komponennya, perubahan permintaan

sumber, yaitu: domestik (DD) akan dipilah menjadi empat

(a) Substitusi impor (IS) atau dampak komponen, yaitu:

perubahan output yang berasal dari (1) Perubahan konsumsi rumah tangga

perubahan proporsi impor terhadap (DD1).

p e r m i n t a a n d o m e s t i k d i s e m u a (2) Perubahan konsumsi pemerintah (DD2).

sektor yang harus dipenuhi oleh (3) Pembentukan modal tetap (Dd3)

(4) Perubahan stock (DD4). perekonomian domestik.

Dengan demikian baik persamaan (6) maupun (7) dapat disederhanakan menjadi:

(b) Perubahan teknologi (TC) atau dampak

perubahan output yang bersumber dari perubahan koefisien input-output m a s i n g - m a s i n g s e k t o r d a l a m perekonomian.

S e l a n j u t n y a u n t u k m e n d a p a t k a n persamaan dekomposisi faktor dari yang

© Perubahan permintaan domestik (DD)

diukur berdasarkan ”perubahan output” (X) atau dampak perubahan output yang

menjadi ”pertumbuhan output” (X/X), maka sisi bersumber dari perubahan permintaan

kiri dan kanan pada persamaan (8) masing-domestik masing-masing sektor dalam

masing dibagi dengan nilai X periode awal. perekonomian.

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

(d) Perluasan ekspor (EE) atau dampak

perubahan output yang bersumber dari

Untuk mengetahui sumber-sumber perubahan permintaan ekspor

masing-pertumbuhan output dan perubahan

masing sektor dalam perekonomian . (pergeseran)-nya selama periode analisis,

maka pemaparan analisis disajikan menurut periodesasi (periode 1990-1995 dan periode 1995-2000). Besarnya angka yang dihasilkan Persamaan (6) di atas dirumuskan

dari selisih di antara kedua periode tersebut dengan menggunakan parameter struktur pada

}

{

(

p

p

0

)(

A

X

D

)

p

0

(

A

A

0

)

X

p

0

(

D

D

0

)

(

E

E

0

)

B

X

=

i t

-

t t

+

t

+

t

-

t

+

t

-

+

t

-D

…...(6)

}

{

B

t

(

p

t

-

p

0

)(

A

t

X

t

+

D

t

)

}

{

B

t

p

0

(

A

t

-

A

0

)

X

t

}

{

B

t

p

0

(

D

t

-

D

0

)

( )

E

t

-

E

0

}

{

(

0

)(

0 0 0

)

(

0

)

0

(

0

)

(

0

)

0

p

p

A

X

D

p

A

A

X

p

D

D

E

E

B

X

=

t

-

+

+

t t

-

+

t t

-

+

t

-D

…...(7)

+

+

+

+

+

=

D

X

IS

TC

(

DD

1

DD

2

DD

3

EE

DD

4

)

+

…...(8)

Sumber-Sumber Pertumbuhan....Perekonomian Indonesia Periode 1990-2000(Tajerin) 124

(7)

dalam hal ini mencerminkan besarnya perubahan permintaan akhir domestik (DD),

perubahan (pergeseran) yang terjadi dari yaitu berkisar sebesar 54,32% hingga

masing-masing sektor yang dianalisis. 109,13%, terutama yang diperoleh dari

komponen perubahan konsumsi swasta (DD1)

Periode Pertama (1990-1995) yang mencapai sebesar 33,02 – 105,85%.

Dari Tabel 2 (bagian A) dan Gambar 1 Dengan demikian sektor-sektor dalam periode

diketahui bahwa secara sektoral pada periode pertama ini sebagian besar merupakan

sektor-pertama (1990-1995), sumber pertumbuhan sektor yang sumber pertumbuhan outputnya

output yang terbesar (dominan) dari sektor- d i p e r o l e h d a r i d o m i n a s i p e r u b a h a n

sektor dalam perekonomian Indonesia kecuali permintaan akhir domestik atau disebut

sektor industri pengolahan dan pengawetan sebagai domestic demand driven sectors.

ikan adalah diperoleh dari kontribusi

-40% -20% 0% 20% 40% 60% 80% 100% 120% DD1 DD2 DD3 DD4 EE IS TC

Sektor-1 Sektor-2 Sektor-3 Sektor-4 Sektor-5 Sektor-6 Sektor-7 Sektor-8 Sektor-9

Gambar 1. Diagram Sumber-Sumber Pertumbuhan Output dari Sektor-Sektor dalam Perekonomian Indonesia Tahun 1990-1995 (% dari Pertumbuhan Output Sektoral).

Figure 1. Sources of Output Growth Diagram from Indonesian Economy Sectors During 1990-1995 (% from Sector al Output Growth).

Keterangan/Remarks:

- Sektor-1/Sector 1 = Sektor pertanian non perikanan/Agriculture non fisheries.

- Sektor-2/Sector 2 = Sektor perikanan laut dan hasil perairan laut lainnya/Marine fisheries and other marine resources.

- Sektor-3/Sector 3 = Sektor perikanan darat dan hasil perairan darat lainnya/Freshwater fisheries and other marine resources.

- Sektor-4/Sector 4 = Sektor pertambangan dan galian pemerintah/Government mining and quarrying. - Sektor-5/Sector 5 = Sektor industri pengeringan ikan dan biota perairan lainnya/Drying and salting

processing industries.

- Sektor-6/Sector 6 = Sektor industri pengolahan dan pengawetan ikan dan biota perairan lainnya/ Processing and preserving industries.

- Sektor-7/Sector 7 = Sektor industri pengolahan hasil pertanian non perikanan/Agriculture non-fisheries processing industries.

- Sektor-8/Sector 8 = Sektor industri pengolahan lainnya/Other processing industries. - Sektor-9/Sector 9 = Sektor jasa-jasa dan lainnya/ Service and others.

(8)

T a b e l 2 . S u m b e r-S u m b e r P e rt u m b u h a n O u tp u t S e k to r-S e k to r d a la m P e re k o n o m ia n In d o n e s ia , T a h u n 1 9 9 0 -1 9 9 5 ( % d a ri P e rt u m b u h a n O u tp u t S e k to ra l d a n T o ta l) . T a b le 2 . S o u rc e s o f O u tp u t G ro w th fr o m In d o n e s ia n E c o n o m y S e c to rs d u ri n g 1 9 9 0 -1 9 9 5 ( % fr o m T o ta l a n d S e c to r O u tp u t G ro w th ). S u m b e r : D io la h d a ri T a b e l I n p u t O u tp u t T ra n s a k s i T o ta l m e n u ru t H a rg a P ro d u s e n , 1 9 9 0 d a n 1 9 9 5 b e rd a s a rk a n H a rg a K o n s ta n T a h u n 1 9 9 3 . S o u rc e : E x tr a c te d fr o m I n p u t O u tp u t T o ta l T ra n s a c ti o n T a b le A c c o rd in g t o P ro d u c e rs P ri c e , 1 9 9 0 a n d 1 9 9 5 b a s e d o n C o n s ta n t P ri c e Y e a r 1 9 9 3 . K e te ra n g a n / R e m a rk s : - S e k to r-1 / S e c to r 1 = S e k to r p e rt a n ia n n o n p e ri k a n a n / A g ri c u lt u re n o n fi s h e ri e s - S e k to r-2 / S e c to r 2 = S e k to r p e ri k a n a n la u t d a n h a s il p e ra ir a n la u t l a in n y a / M a ri n e fi s h e ri e s a n d o th e r m a ri n e r e s o u rc e s . - S e k to r-3 / S e c to r 3 = S e k to r p e ri k a n a n d a ra t d a n h a s il p e ra ir a n d a ra t l a in n y a / F re s h w a te r fi s h e ri e s a n d o th e r m a ri n e r e s o u rc e s . - S e k to r-4 / S e c to r 4 = S e k to r p e rt a m b a n g a n d a n g a lia n / G o v e rn m e n t m in in g a n d q u a rr y in g . - S e k to r-5 / S e c to r 5 = S e k to r in d u s tr i p e n g e ri n g a n ik a n d a n b io ta p e ra ir a n la in n y a / D ry in g a n d s a lt in g p ro c e s s in g in d u s tr ie s . - S e k to r-6 / S e c to r 6 = S e k to r in d u s tr i p e n g o la h a n d a n p e n g a w e ta n ik a n d a n b io ta p e ra ir a n la in n y a / P ro c e s s in g a n d p re s e rp in g in d u s tr ie s . - S e k to r-7 / S e c to r 7 = S e k to r in d u s tr i p e n g o la h a n h a s il p e rt a n ia n n o n p e ri k a n a n / A g ri c u lt u re n o n -f is h e ri e s p ro c e s s in g in d u s tr ie s . - S e k to r-8 / S e c to r 8 = S e k to r in d u s tr i p e n g o la h a n la in n y a / O th e r p ro c e s s in g in d u s tr ie s . - S e k to r-9 / S e c to r 9 = S e k to r ja s a -j a s a d a n la in n y a / S e rv ic e a n d o th e rs . - D D = S u m b e r p e rt u m b u h a n a k ib a t p e ru b a h a n p e rm in ta a n a k h ir d o m e s ti k ( = D D 1 + D D 2 + D D 3 + D D 4 )/ G ro w th s o u rc e f ro m c h a n g e o n d o m e s ti c f in a l d e m a n d c h a n g e ( D D 1 + D D 2 + D D 3 + D D 4 ). - D D 1 = S u m b e r p e rt u m b u h a n a k ib a t p e ru b a h a n k o n s u m s i s w a s ta / G ro w th s o u rc e fr o m c o rp o ra te c o n s u m p ti o n c h a n g e . - D D 2 = S u m b e r p e rt u m b u h a n a k ib a t p e ru b a h a n k o n s u m s i p e m e ri n ta h / G ro w th s o u rc e fr o m g o v e rn m e n t c o n s u m p ti o n c h a n g e . - D D 3 = S u m b e r p e rt u m b u h a n a k ib a t p e ru b a h a n in v e s ta s i/ G ro w th s o u rc e fr o m in v e s tm e n t c h a n g e . - D D 4 = S u m b e r p e rt u m b u h a n a k ib a t p e ru b a h a n s to k / G ro w th s o u rc e fr o m s to c k c h a n g e . - E E = S u m b e r p e rt u m b u h a n a k ib a t p e ru b a h a n e k s p o r/ G ro w th s o u rc e fr o m e x p o rt c h a n g e . - IS = S u m b e r p e rt u m b u h a n a k ib a t p e ru b a h a n s u b s ti tu s i i m p o r/ G ro w th s o u rc e fr o m im p o rt s u b ti tu ti o n c h a n g e . - T C = S u m b e r p e rt u m b u h a n a k ib a t p e ru b a h a n t e k n o lo g i/ G ro w th s o u rc e f ro m t e c h n o lo g y c h a n g e . . S u m b e r-S u m b e r P e rt u m b u h a n O u tp u t / S o u rc e o f O u tp u t G ro w th S e k to r/ S e c to r P e rt u m b u h a n O u tp u t/ O u tp u t G ro w th D D 1 D D 2 D D 3 D D 4 D D E E IS T C A . P e rs e n ta s e d a ri P e rt u m b u h a n O u tp u t S e k to ra l/ S e c to ra l O u tp u t G ro w th P e rc e n ta g e 1 . 2. 3. 4. .5 6. 7. 8. 9. 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 8 8 ,3 6 0 0 7 7 4 ,1 2 2 0 6 8 5 ,6 7 7 4 0 0 ,0 1 0 8 5 5 5 ,2 3 8 0 3 -4 ,4 5 3 1 1 1 0 5 ,8 4 9 3 1 3 3 ,0 1 9 4 3 4 6 ,9 0 1 0 3 0 ,0 5 1 3 3 0 ,0 0 0 0 0 0 ,0 0 0 0 0 0 ,0 0 0 0 0 0 ,0 0 0 0 0 0 ,0 0 0 0 0 0 ,2 4 3 3 8 0 ,6 4 5 2 1 1 1 ,4 8 4 3 2 0 ,1 6 2 5 5 0 ,0 0 0 0 0 0 ,0 0 0 0 0 0 ,0 0 0 0 0 0 ,0 0 0 0 0 0 ,0 0 0 0 0 0 ,4 8 5 9 0 3 4 ,7 2 0 5 0 3 0 ,9 1 3 1 1 3 ,0 1 8 1 9 0 ,0 0 0 0 0 1 ,3 1 6 0 3 7 4 ,4 4 9 5 6 -0 ,9 2 2 9 8 -0 ,1 3 1 1 9 2 ,5 5 0 2 0 2 ,4 0 0 9 0 0 ,0 1 0 1 2 9 1 ,5 9 2 1 5 7 4 ,1 2 2 0 6 8 6 ,9 9 3 4 3 7 4 ,4 6 0 4 1 5 4 ,3 1 5 0 5 -4 ,5 9 4 3 1 1 0 9 ,1 2 8 7 9 7 0 ,7 8 6 0 4 8 9 ,3 0 8 5 8 2 0 ,9 1 1 5 3 3 1 ,3 9 0 0 6 1 2 ,2 2 1 3 4 2 3 ,9 2 3 4 0 1 6 ,9 1 1 1 6 1 0 7 ,9 2 6 4 1 3 0 ,9 4 3 3 0 2 6 ,5 9 3 3 9 1 2 ,9 1 7 8 1 -1 2 ,9 5 0 8 4 5 ,2 4 0 9 7 -0 ,0 3 1 9 1 0 ,6 6 5 3 1 3 1 ,7 4 8 8 5 1 7 ,7 6 8 7 8 -3 6 ,5 8 0 4 6 2 ,5 2 9 5 2 -2 ,1 7 4 4 7 0 ,4 4 7 1 6 -1 0 ,7 5 3 0 8 0 ,8 1 7 1 4 0 ,9 5 0 8 8 -2 ,9 7 5 0 6 -2 1 ,1 1 0 8 9 -3 ,4 9 1 6 2 0 ,0 9 1 0 5 -0 ,0 5 1 9 3 B . P e rs e n ta s e d a ri P e rt u m b u h a n O u tp u t T o ta l/ T o ta l O u tp u t G ro w th P e rc e n ta g e 1 . 2. 3. 4. .5 6. 7. 8. 9. 3 ,0 0 6 7 2 1 8 ,6 2 0 6 3 3 5 ,9 3 4 6 4 5 ,0 9 1 9 6 6 ,0 4 6 3 9 1 9 ,8 3 7 6 3 5 ,2 0 9 7 5 4 ,3 9 3 2 6 1 ,8 6 0 0 2 2 ,1 7 1 0 8 1 3 ,8 1 8 3 8 3 0 ,8 1 4 6 6 0 ,0 0 0 5 6 3 ,6 2 7 4 2 1 ,4 3 9 4 6 2 ,1 0 6 7 2 1 ,4 1 2 0 1 0 ,8 5 6 0 1 0 ,0 0 0 2 8 0 ,0 0 0 0 0 0 ,0 0 0 0 0 0 ,0 0 0 0 0 0 ,0 0 0 0 0 0 ,0 0 0 0 0 0 ,0 0 1 3 8 0 ,0 1 0 4 1 0 ,0 3 0 2 0 0 ,0 0 0 2 9 0 ,0 0 0 0 0 0 ,0 0 0 0 0 0 ,0 0 0 0 0 0 ,0 0 0 0 0 0 ,0 0 0 0 0 0 ,0 1 0 3 2 0 ,1 1 1 4 8 -0 ,0 0 1 7 8 0 ,0 0 3 2 2 0 ,0 0 0 0 0 0 ,0 0 3 7 8 0 ,0 3 1 3 1 0 ,0 0 1 9 2 -0 ,0 7 1 0 6 0 ,0 0 2 4 4 -0 ,0 0 0 1 1 0 ,0 0 0 0 0 2 ,1 7 4 8 8 1 3 ,8 1 8 3 8 3 0 ,8 1 8 4 4 0 ,0 3 1 8 6 3 ,6 2 9 3 4 1 ,3 6 8 4 0 2 ,1 1 9 8 6 1 ,5 3 3 7 9 0 ,8 8 4 4 4 0 ,4 9 4 6 6 5 ,5 9 0 6 1 4 ,3 9 7 0 2 1 ,2 1 9 6 1 1 ,0 2 5 2 8 1 8 ,0 6 7 8 0 0 ,6 1 6 5 6 1 ,1 4 2 1 5 0 ,2 3 4 8 8 0 ,1 6 3 7 1 0 ,8 3 7 7 8 -0 ,0 0 0 4 1 0 ,0 1 8 3 1 1 ,5 6 6 1 8 2 ,7 7 1 0 8 2 ,3 1 7 6 6 0 ,2 2 7 2 8 -0 ,0 0 5 1 4 0 ,0 9 7 8 5 -1 ,6 2 6 1 4 0 ,2 5 0 0 4 0 ,0 3 1 3 1 -0 ,1 1 2 8 8 -2 ,4 8 3 1 1 0 ,1 0 4 5 8 -0 ,0 0 3 1 8 0 ,0 0 0 2 7 T o ta l 1 0 0 5 6 ,2 4 5 2 9 0 ,0 4 2 2 7 0 ,0 4 2 2 7 -0 ,0 2 8 4 9 5 6 ,3 7 9 3 7 3 2 ,7 8 8 5 7 7 ,8 9 6 4 4 -3 ,7 4 1 2 6

Sumber-Sumber Pertumbuhan....Perekonomian Indonesia Periode 1990-2000(Tajerin) 126

(9)

Dari sumber kontribusi DD tersebut, bersumber dari dominasi kontribusi akhir

pertumbuhan output perikanan laut dan domestik( DD).

Selanjutnya bila dilihat dari kontribusinya perikanan darat masing-masing sebesar

t e r h a d a p p e r t u m b u h a n o u t p u t t o t a l 74,12% dan 86,99%. Sedangkan untuk

perekonomian Indonesia seperti tertera pada industri pengeringan dan penggaraman ikan di

Tabel 2 (bagian B), diketahui bahwa masing-samping diperoleh dari sumber kontribusi DD

masing sektor yang diamati memberikan sebesar 54,32%, juga bersumber kontribusi

kontribusi yang positif. Dari sembilan sektor perubahan substitusi impor (IS) yang

yang diamati terdapat tiga sektor yang tergolong besar, yaitu sebesar 31,75%.

memiliki kontribusi positif relatif besar Sementara untuk industri pengolahan dan

terhadap pertumbuhan output total. Ketiga p e n g a w e t a n i k a n m e m i l i k i s u m b e r

sektor tersebut adalah sektor-sektor yang pertumbuhan output terbesarnya dari

terkait dengan perikanan dan industri kontribusi perluasan ekspor (EE), yaitu

pengolahan hasil perikanan, yaitu perikanan sebesar 107,93%.

Dari uraian tersebut, dapat diketahui darat, industri pengolahan dan pengawetan

bahwa kecuali sektor pengolahan dan ikan, dan perikanan laut masing-masing

pengawetan ikan yang pertumbuhan output sebesar 35,94%, 19,84 dan 18,62%;

terbesarnya bersumber dari perluasan ekspor sedangkan enam sektor lainnya memiliki

(EE), secara umum sektor-sektor yang terkait kontribusi positif relatif rendah, yaitu berkisar

dengan perikanan (perikanan primer) dan sebesar 1,86% hingga 6,05%.

Selain itu, dari tabel 2 (bagian B) dan industri pengolahan hasil perikanan

Gambar 2 dapat diketahui pula bahwa pada (perikanan sekunder) merupakan

sektor-periode pertama (1990-1995) ini, perubahan sektor yang pertumbuhan output terbesarnya

-5% 0% 5% 10% 15% 20% 25% 30% 35% DD1 DD2 DD3 DD4 EE IS TC

Sektor-1 Sektor-2 Sektor-3 Sektor-4 Sektor-5

Sektor-6 Sektor-7 Sektor-8 Sektor-9

Gambar 2. Diagram Sumber-Sumber Pertumbuhan Output Total dari Sektor-Sektor dalam Perekonomian Indonesia Tahun 1990-1995 (% dari Pertumbuhan Output Total).

Figure 2. Sources of Total Output Growth Diagram from the Indonesian Economy Sectors During 1990-1995 (% of Total Output Growth).

(10)

permintaan akhir domestik (DD) merupakan memberikan kontribusi yang tergolong rendah

s u m b e r p e r t u m b u h a n o u t p u t t o t a l terhadap EE, yaitu berkisar sebesar 0,23%

perekonomian Indonesia yang terbesar hingga 1,22%.

Sementara itu, sumber substitusi impor (dominan) dengan kontribusi sebesar 56,38%.

(IS) hanya memberikan kontribusi yang relatif Perikanan laut dan perikanan darat

rendah dibandingkan dari sumber DD maupun merupakan dua sektor yang memberikan

EE, yaitu sebesar 7,90%. Dua dari tiga sektor kontribusi terbesar terhadap pertumbuhan

yang memberikan kontribusi relatif besar output total perekonomian Indonesia dari

terhadap pertumbuhan output total yang dominasi DD tersebut, yaitu masing-masing

bersumber dari perubahan subtitusi impor (IS) s e b e s a r 3 0 , 8 2 % d a n 1 3 , 8 2 % d a r i

merupakan sektor yang terkait dengan industri pertumbuhan output total. Urutan berikutnya

pengolahan hasil perikanan. Kedua sektor disusul oleh industri pengolahan dan

tersebut adalah industri pengolahan dan pengawetan ikan yaitu dengan kontribusi

pengawetan ikan (2,77%) dan industri sebesar 3,63%.

Pada periode pertama (1990-1995), pengeringan dan penggaraman ikan (1,57%).

Bila pada periode pertama ini, sumber-perluasan ekspor (EE) merupakan sumber

s u m b e r p e r t u m b u h a n o u t p u t t o t a l pertumbuhan output total perekonomian

perekonomian Indonesia dari DD, EE dan IS Indonesia yang tidak tergolong dominan,

m e m b e r i k a n k o n t r i b u s i y a n g p o s i t i f karena masih lebih rendah dibandingkan

(meningkatkan pertumbuhan output total), sumber perubahan permintaan akhir

sebaliknya untuk perubahan teknologi (TC) domestik(DD), yaitu dengan kontribusi

sebagai sumber pertumbuhan output total sebesar 32,89%. Sektor industri pengolahan

justru memberikan kontribusi yang negatif dan pengawetan ikan merupakan sektor yang

(menurunkan pertumbuhan output total). memberikan kontribusi terbesar terhadap

Kontribusi negatif dari sumber perubahan pertumbuhan output total yang bersumber dari

teknologi(TC) ini sebesar -3,74% dari perluasan ekspor (EE), yaitu sebesar 18,07%.

p e r t u m b u h a n o u t p u t t o t a l , t e r u t a m a Dengan kata lain pada periode pertama,

disumbang oleh industri pengolahan dan

sektor ini merupakan export oriented sector.

pengawetan ikan 2,48%), perikanan laut (-Urutan selanjutnya disusul oleh perikanan laut

1,63%) dan industri pengeringan dan dan perikanan darat masing-masing dengan

penggaraman ikan (-0,11%). kontribusi sebesar 5,59% dan 4,40%;

sedangkan sektor lainnya hanya mampu

Sumber-Sumber Pertumbuhan....Perekonomian Indonesia Periode 1990-2000(Tajerin) 128

Keterangan/Remarks:

- Sektor-1/Sector 1 = Sektor pertanian non perikanan/Agriculture non fisheries.

- Sektor-2/Sector 2 = Sektor perikanan laut dan hasil perairan laut lainnya/Marine fisheries and other marine resources.

- Sektor-3/Sector 3 = Sektor perikanan darat dan hasil perairan darat lainnya/Freshwater fisheries and other marine resources.

- Sektor-4/Sector 4 = Sektor pertambangan dan galian pemerintah/Government mining and quarrying . - Sektor-5/Sector 5 = Sektor industri pengeringan ikan dan biota perairan lainnya/Drying and salting

processing industries.

- Sektor-6/Sector 6 = Sektor industri pengolahan dan pengawetan ikan dan biota perairan lainnya/ Processing and preserving industries.

- Sektor-7/Sector 7 = Sektor industri pengolahan hasil pertanian non perikanan/Agriculture non-fisheries processing industries.

- Sektor-8/Sector 8 = Sektor industri pengolahan lainnya/Other processing industries. - Sektor-9/Sector 9 = Sektor jasa-jasa dan lainnya/ Service and others.

(11)

Periode Kedua (1995-2000) sektoralnya, atau disebut sebagai export

Dari tabel 3 (bagian A) dan gambar 3 oriented sectors. Sektor industri pengolahan

dapat diketahui bahwa pada periode kedua dan pengawetan ikan merupakan sektor yang

( 1 9 9 5 - 2 0 0 0 ) , s e k t o r - s e k t o r d a l a m pertumbuhan output terbesarnya berasal dari

perekonomian Indonesia sebagian besar dominasi sumber perluasan ekspor(EE), yaitu

memberikan kontribusi yang terbesar sebesar 177,84%; sedangkan untuk

(dominan) terhadap perluasan ekspor (EE) perikanan darat, perikanan laut dan industri

sebagai sumber pertumbuhan output pengolahan dan pengawetan ikan,

masing--150% -100% -50% 0% 50% 100% 150% 200% DD1 DD2 DD3 DD4 EE IS TC

Sektor-1 Sektor-2 Sektor-3 Sektor-4 Sektor-5

Sektor-6 Sektor-7 Sektor-8 Sektor-9

Gambar 3. Diagram Sumber-Sumber Pertumbuhan Output dari Sektor-Sekto dalam Perekonomian Indonesia Tahun 1995-2000 (% dari Pertumbuhan Output Sektoral).

Figure 3. Sources of Output Growth Diagram from the Indonesian Economy Sectors During 1995-2000 (% from Sectoral Output Growth).

Keterangan/Remarks:

- Sektor-1/Sector 1 = Sektor pertanian non perikanan/Agriculture non fisheries.

- Sektor-2/Sector 2 = Sektor perikanan laut dan hasil perairan laut lainnya/Marine fisheries and other marine resources.

- Sektor-3/Sector 3 = Sektor perikanan darat dan hasil perairan darat lainnya/Freshwater fisheries and other marine resources.

- Sektor-4/Sector 4 = Sektor pertambangan dan galian pemerintah/Government mining and quarrying - Sektor-5/Sector 5 = Sektor industri pengeringan ikan dan biota perairan lainnya/Drying and salting

processing industries.

- Sektor-6/Sector 6 = Sektor industri pengolahan dan pengawetan ikan dan biota perairan lainnya/ Processing and preserving industries.

- Sektor-7/Sector 7 = Sektor industri pengolahan hasil pertanian non perikanan/Agriculture non-fisheries processing industries.

- Sektor-8/Sector 8 = Sektor industri pengolahan lainnya/Other processing industries - Sektor-9/Sector 9 = Sektor jasa-jasa dan lainnya/ Service and others.

(12)

T a b e l 3 . S u m b e r-S u m b e r P e rt u m b u h a n O u tp u t S e k to r-S e k to r d a la m P e re k o n o m ia n In d o n e s ia T a h u n 1 9 9 5 -2 0 0 0 ( % d a ri P e rt u m b u h a n O u tp u t S e k to ra l d a n T o ta l) . T a b le 3 . S o u rc e s o f O u tp u t G ro w th fr o m In d o n e s ia n E c o n o m y S e c to rs d u ri n g 1 9 9 5 -2 0 0 0 ( % fr o m T o ta l a n d S e c to ra l O u tp u t G ro w th ). S u m b e r: D io la h d a ri T a b e l I n p u t O u tp u t T ra n s a k s i T o ta l m e n u ru t H a rg a P ro d u s e n , 1 9 9 0 d a n 1 9 9 5 B e rd a s a rk a n H a rg a K o n s ta n T a h u n 1 9 9 3 . S o u rc e : E x tr a c te d f ro m I n p u t O u tp u t T o ta l T ra n s a c ti o n T a b le A c c o rd in g t o P ro d u c e rs P ri c e , 1 9 9 0 a n d 1 9 9 5 B a s e d o n C o n s ta n t P ri c e i n 1 9 9 3 . S u m b e r-S u m b e r P e rt u m b u h a n O u tp u t / O u tp u t G ro w th S o u rc e s S e k to r / S e c to rs P e rt u m b u h a n O u tp u t/ O u tp u t G ro w th D D 1 D D 2 D D 3 D D 4 D D E E IS T C A . P e rs e n ta s e d a ri P e rt u m b u h a n O u tp u t S e k to ra l/ S e c to ra l O u tp u t G ro w th P e rc e n ta g e 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 -1 4 6 ,6 6 4 0 0 4 7 ,8 8 4 7 5 2 5 ,5 0 6 0 9 9 ,7 2 2 6 1 4 1 ,8 3 7 1 2 -1 3 ,9 5 1 7 7 1 7 9 ,8 3 3 8 6 4 ,6 9 1 3 0 3 3 ,0 7 4 1 6 0 ,0 0 0 0 0 0 ,0 0 0 0 0 0 ,0 0 0 0 0 0 ,0 0 0 0 0 0 ,0 0 0 0 0 0 ,0 0 0 0 0 0 ,0 0 0 0 0 0 ,0 0 0 0 0 7 ,6 8 0 7 8 -0 ,3 8 8 5 5 0 ,0 0 0 0 0 0 ,0 0 0 0 0 0 ,0 0 0 0 0 0 ,0 0 0 0 0 0 ,0 0 0 0 0 0 ,4 7 3 5 6 2 ,8 1 2 7 0 2 0 ,3 2 9 1 8 -4 ,8 7 3 0 6 0 ,0 0 0 0 0 0 ,0 0 0 0 0 8 ,1 0 7 6 1 0 ,0 4 9 9 4 -0 ,2 7 5 6 5 4 ,1 6 0 5 2 0 ,2 9 6 8 2 0 ,0 7 8 5 2 -1 5 1 ,9 2 5 6 1 4 7 ,8 8 4 7 5 2 5 ,5 0 6 0 9 1 7 ,8 3 0 2 3 4 1 ,8 8 7 0 6 -1 4 ,2 2 7 4 2 1 8 4 ,4 6 7 9 4 7 ,8 0 0 8 2 6 1 ,2 2 5 6 4 1 2 6 ,9 6 5 9 2 5 2 ,2 1 4 3 7 7 4 ,6 8 3 6 9 8 2 ,7 3 0 3 3 2 5 ,3 7 8 8 8 1 7 7 ,8 4 2 5 9 -6 1 ,1 2 6 3 9 9 4 ,5 2 9 5 2 9 0 ,8 3 4 9 8 1 2 9 ,4 9 8 6 6 -0 ,2 5 9 3 3 0 ,1 6 5 3 4 -0 ,7 9 3 5 1 0 ,6 5 3 8 2 -5 ,7 1 7 2 1 -2 4 ,2 3 8 2 8 -3 ,1 2 4 1 6 -4 9 ,1 9 1 2 8 -4 ,5 3 8 9 7 0 ,1 6 0 2 1 -0 ,3 5 5 1 3 0 ,2 3 2 9 5 3 2 ,0 8 0 2 4 -5 7 ,8 9 7 9 6 0 ,8 9 6 7 3 0 ,7 9 3 8 3 -2 ,8 6 9 3 5 B . P e rs e n ta s e d a ri P e rt u m b u h a n O u tp u t T o ta l/ T o ta l O u tp u t G ro w th P e rc e n ta g e 1 2 3 4 5 6 7 8 9 -2 ,1 9 8 6 6 2 1 ,4 7 3 4 2 2 6 ,1 0 5 5 1 1 9 ,6 2 8 3 2 1 4 ,3 5 3 7 3 9 ,9 7 4 5 2 -3 ,4 7 9 3 8 1 2 ,4 8 5 8 4 1 ,6 5 6 7 0 -4 ,5 2 1 4 6 1 0 ,8 9 7 6 8 7 ,9 7 4 3 3 2 ,0 1 6 2 9 -9 ,3 9 4 6 1 -1 ,8 1 6 5 4 -4 ,7 0 8 1 7 0 ,6 2 9 6 1 0 ,5 2 2 2 7 0 ,0 0 0 0 0 0 ,0 0 0 0 0 0 ,0 0 0 0 0 0 ,0 0 0 0 0 0 ,0 0 0 0 0 0 ,0 0 0 0 0 0 ,0 0 0 0 0 0 ,0 0 0 0 0 0 ,1 2 1 2 9 -0 ,0 1 1 9 8 0 ,0 0 0 0 0 0 ,0 0 0 0 0 0 ,0 0 0 0 0 0 ,0 0 0 0 0 0 ,0 0 0 0 0 -0 ,0 1 2 4 0 0 ,3 7 7 4 9 0 ,3 2 2 0 1 -0 ,1 5 0 2 3 0 ,0 0 0 0 0 0 ,0 0 0 0 0 1 ,6 8 1 3 7 -0 ,0 1 1 2 1 -0 ,0 3 5 8 9 -0 ,1 0 8 9 3 0 ,0 3 9 8 4 0 ,0 0 1 2 4 -4 ,6 8 3 6 7 1 0 ,8 9 7 6 8 7 ,9 7 4 3 3 3 ,6 9 7 6 5 -9 ,4 0 5 8 2 -1 ,8 5 2 4 3 -4 ,8 2 9 4 9 1 ,0 4 6 9 3 0 ,9 6 6 8 2 3 ,4 7 4 3 4 1 0 ,6 4 4 5 6 1 7 ,5 2 1 8 1 1 6 ,1 8 7 4 9 2 0 ,8 3 5 4 5 1 4 ,6 3 5 1 3 1 ,6 3 0 5 0 1 2 ,4 2 6 4 6 1 ,4 3 8 9 7 -0 ,9 7 2 5 8 -0 ,2 0 3 4 9 -0 ,0 5 9 7 0 -0 ,6 8 7 0 0 0 ,0 6 7 5 4 -0 ,2 7 6 9 8 -0 ,3 5 4 7 6 -1 ,2 7 5 7 3 -0 ,7 0 7 9 5 -0 ,0 1 6 7 6 0 ,1 3 4 6 7 0 ,6 6 9 0 7 0 ,4 3 0 1 7 2 ,8 5 6 5 6 -2 ,5 3 1 2 0 0 ,0 7 4 3 7 0 ,2 8 8 1 8 -0 ,0 4 1 1 3 T o ta l 1 0 0 1 ,5 9 9 4 1 0 ,1 2 1 2 9 0 ,6 7 5 1 2 1 ,4 1 6 1 8 3 ,8 1 2 0 1 9 8 ,7 9 4 7 0 -4 ,4 7 0 6 5 1 ,8 6 3 9 4 K e te ra n g a n / R e m a rk s : - S e k to r-1 / S e c to r 1 = S e k to r p e rt a n ia n n o n p e ri k a n a n / A g ri c u lt u re n o n fi s h e ri e s . - S e k to r-2 / S e c to r 2 = S e k to r p e ri k a n a n la u t d a n h a s il p e ra ir a n la u t l a in n y a / M a ri n e fi s h e ri e s a n d o th e r m a ri n e r e s o u rc e s . - S e k to r-3 / S e c to r 3 = S e k to r p e ri k a n a n d a ra t d a n h a s il p e ra ir a n d a ra t l a in n y a / F re s h w a te r fi s h e ri e s a n d o th e r m a ri n e r e s o u rc e s . - S e k to r-4 / S e c to r 4 = S e k to r p e rt a m b a n g a n d a n g a lia n / G o v e rn m e n t m in in g a n d q u a rr y in g . - S e k to r-5 / S e c to r 5 = S e k to r in d u s tr i p e n g e ri n g a n ik a n d a n b io ta p e ra ir a n la in n y a / D ry in g a n d s a lt in g p ro c e s s in g in d u s tr ie s . - S e k to r-6 / S e c to r 6 = S e k to r in d u s tr i p e n g o la h a n d a n p e n g a w e ta n ik a n d a n b io ta p e ra ir a n la in n y a / P ro c e s s in g a n d p re s e rp in g in d u s tr ie s . - S e k to r-7 / S e c to r 7 = S e k to r in d u s tr i p e n g o la h a n h a s il p e rt a n ia n n o n p e ri k a n a n / A g ri c u lt u re n o n -f is h e ri e s p ro c e s s in g in d u s tr ie s . - S e k to r-8 / S e c to r 8 = S e k to r in d u s tr i p e n g o la h a n la in n y a / O th e r p ro c e s s in g in d u s tr ie s . - S e k to r-9 / S e c to r 9 = S e k to r ja s a -j a s a d a n la in n y a / S e rv ic e a n d o th e rs . - D D = S u m b e r p e rt u m b u h a n a k ib a t p e ru b a h a n p e rm in ta a n a k h ir d o m e s ti k ( = D D 1 + D D 2 + D D 3 + D D 4 )/ G ro w th s o u rc e f ro m c h a n g e o n d o m e s ti c f in a l d e m a n d c h a n g e ( D D 1 + D D 2 + D D 3 + D D 4 ). - D D 1 = S u m b e r p e rt u m b u h a n a k ib a t p e ru b a h a n k o n s u m s i s w a s ta / G ro w th s o u rc e fr o m c o rp o ra te c o n s u m p ti o n c h a n g e . - D D 2 = S u m b e r p e rt u m b u h a n a k ib a t p e ru b a h a n k o n s u m s i p e m e ri n ta h / G ro w th s o u rc e fr o m g o v e rn m e n t c o n s u m p ti o n c h a n g e . - D D 3 = S u m b e r p e rt u m b u h a n a k ib a t p e ru b a h a n in v e s ta s i/ G ro w th s o u rc e fr o m in v e s tm e n t c h a n g e . - D D 4 = S u m b e r p e rt u m b u h a n a k ib a t p e ru b a h a n s to k / G ro w th s o u rc e fr o m s to c k c h a n g e . - E E = S u m b e r p e rt u m b u h a n a k ib a t p e ru b a h a n e k s p o r/ G ro w th s o u rc e fr o m e x p o rt c h a n g e . - IS = S u m b e r p e rt u m b u h a n a k ib a t p e ru b a h a n s u b s ti tu s i i m p o r/ G ro w th s o u rc e fr o m im p o rt s u b ti tu ti o n c h a n g e . - T C = S u m b e r p e rt u m b u h a n a k ib a t p e ru b a h a n t e k n o lo g i/ G ro w th s o u rc e f ro m t e c h n o lo g y c h a n g e . .

Sumber-Sumber Pertumbuhan....Perekonomian Indonesia Periode 1990-2000(Tajerin) 130

(13)

masing sebesar 74,68%, 52,21% dan 25,38% Selanjutnya bila dilihat dari kontribusinya

dari pertumbuhan output sektoralnya. Di t e r h a d a p p e r t u m b u h a n o u t p u t t o t a l

samping dari sumber perluasan ekspor (EE), perekonomian Indonesia seperti tertera pada

sektor perikanan laut memiliki perubahan tabel 2 (bagian B), diketahui bahwa sebagian

permintaan akhir domestik (DD) sebagai besar sektor-sektor (tujuh dari sembilan

sumber pertumbuhan output sektoralnya, sektor) memberikan kontribusi yang positif

yaitu sebesar 47,88%. Sementara, sektor t e r h a d a p p e r t u m b u h a n o u t p u t t o t a l

industri pengeringan dan penggaraman ikan perekonomian Indonesia. Kontribusi positif

tidak termasuk sebagai export oriented terbesar disumbang oleh perikanan darat,

sectors, melainkan sebagai domestic demand yaitu sebesar 26,11% dari total (100%)

driven sector karena pertumbuhan output p e r t u m b u h a n o u t p u t p e r e k o n o m i a n ,

sektoralnya didominasi (terbesar) dari sumber sedangkan untuk perikanan laut, industri

perubahan permintaan akhir domestik (DD) pengeringan dan penggaraman ikan, industri

dengan kontribusi sebesar 41,89%. Namun pengolahan dan pengawetan ikan

masing-ternyata sektor ini memiliki sumber masing memberikan kontribusi yang relatif

pertumbuhan output lainnya dengan kontribusi besar, yaitu masing-masing sebesar 21,47%,

yang mendekati sama dengan kontribusi 14,35% dan 9,97%.

Selain itu dari Tabel 3 (bagian B) dan sumber DD, yaitu dari dari sumber perluasan

gambar 4 diketahui pula bahwa pada periode ekspor (EE) sebesar 25,37% dan sumber

kedua ini, perluasan ekspor (EE) merupakan perubahan teknologi (TC) sebesar 32,08%.

s u m b e r p e r t u m b u h a n o u t p u t t o t a l -10% -5% 0% 5% 10% 15% 20% 25% DD1 DD2 DD3 DD4 EE IS TC

Sektor-1 Sektor-2 Sektor-3 Sektor-4 Sektor-5

Sektor-6 Sektor-7 Sektor-8 Sektor-9

Gambar 4. Diagram Sumber-Sumber Pertumbuhan Output Total dari Sektor-Sektor dalam Perekonomian Indonesia Tahun 1995-2000 (% dari Pertumbuhan Output Total).

Figure 4. Sources of Total Output Growth Diagram from the Indonesian Economy Sectors During 1995-2000 (% of Total Output Growth).

(14)

perekonomian Indonesia yang dominan, yaitu positif yang relatif besar, yaitu masing-masing d e n g a n k o n t r i b u s i s e b e s a r 9 8 , 7 9 % . sebesar 10,90% dan 7,97%.

Pada periode kedua ini, perubahan Kontribusi perluasan ekspor (EE) tersebut

substitusi impor (IS) memberikan kontribusi diberikan oleh sebagian besar sektor-sektor

yang negatif (-4,47%) sebagai sumber dalam perekonomian Indonesia, yaitu berkisar

pertumbuhan output total keseluruhan sektor sebesar 10 – 21% terutama dari sektor-sektor

dalam perekonomian (perubahan IS yang terkait dengan perikanan dan industri

mengurangi pertumbuhan output total). pengolahan hasil perikanan yang mencapai

Kontribusi yang negatif dari IS tersebut berkisar sebesar 10,64% hingga 20,84%.

S e m e n t a r a i t u , u n t u k k o n t r i b u s i terutama disumbang oleh sektor industri

perubahan permintaan akhir domestik (DD) pengolahan lainnya (-1,28%), sedangkan dari

sebagai sumber pertumbuhan output total sektor-sektor yang terkait perikanan dan

perekonomian Indonesia, pada periode kedua industri pengolahan hasil perikanan meskipun

ini justru tidak memberikan kontribusi yang turut mengalami kontribusi yang negatif

dominan (jauh lebih rendah dibandingkan namun relatif rendah, yaitu berkisar sebesar

-kontribusi yang diberikan dari sumber 0,06% hingga -0,20%. Bahkan untuk sektor

perluasan ekspor (EE), yaitu hanya sebesar industri pengeringan dan penggaraman ikan

3 , 8 1 % . B i l a d i l i h a t b e r d a s a r k a n yang mengalami kontribusi yang positif, yaitu

komponennya, dari kontribusi perubahan sebesar 0,07%.

Sementara itu pada periode kedua ini, permintaan akhir domestik (DD) tersebut

kontribusi perubahan teknologi (TC) sebagai b e r a s a l d a r i s u m b a n g a n k o m p o n e n

s u m b e r p e r t u m b u h a n o u t p u t t o t a l perubahan konsumsi swasta (DD1) dan

perekonomian Indonesia justru menunjukkan perubahan stok (DD2) masing-masing

kontribusi yang positif, yaitu sebesar 1,86% sebesar 1,60% dan 1,42%. Rendahnya

(tidak seperti periode sebelumnya yang kontribusi dari sumber perubahan permintaan

menunjukkan kontribusi negatif). Kontribusi akhir domesti (DD) tersebut karena terdapat

positif dari TC tersebut terutama diberikan beberapa sektor yang memberikan kontribusi

industri pengeringan dan penggaraman ikan negatif, termasuk diantaranya adalah industri

yang mencapai sebesar 2,86%, sedangkan pengeringan dan penggaraman ikan (-9,41%)

industri pengolahan dan pengawetan ikan dan industri pengolahan dan pengawetan ikan

justru memberikan kontribusi negatif terbesar, (-1,85%), sedangkan perikanan laut dan

yaitu sebesar -2,53%. perikanan darat justru memberikan kontribusi

Sumber-Sumber Pertumbuhan....Perekonomian Indonesia Periode 1990-2000(Tajerin) 132

Keterangan/Remarks:

- Sektor-1/Sector 1= Sektor pertanian non perikanan/Agriculture non fisheries.

- Sektor-2/Sector 2= Sektor perikanan laut dan hasil perairan laut lainnya/Marine fisheries and other marine resources.

- Sektor-3/Sector 3= Sektor perikanan darat dan hasil perairan darat lainnya/Freshwater fisheries and other marine resources.

- Sektor-4/Sector 4= Sektor pertambangan dan galian pemerintah/Government mining and quarrying - Sektor-5/Sector 5= Sektor industri pengeringan ikan dan biota perairan lainnya/Drying and salting

processing industries.

- Sektor-6/Sector 6= Sektor industri pengolahan dan pengawetan ikan dan biota perairan lainnya/ Processing and preserving industries.

- Sektor-7/Sector 7= Sektor industri pengolahan hasil pertanian non perikanan/Agriculture non-fisheries processing industries.

- Sektor-8/Sector 8= Sektor industri pengolahan lainnya/Other processing industries. - Sektor-9/Sector 9= Sektor jasa-jasa dan lainnya/ Service and others.

(15)

Pergeseran dari Periode Pertama ke sedangkan kontribusi sektor sekundernya

Periode Kedua semakin meningkat. Selanjutnya, mengingat

Secara teoritis perubahan suatu struktur bahwa dalam kajian ini sektor-sektor

ekonomi dianggap terjadi, jika setidaknya perekonomian dianalisis dalam tataran

(minimal) selama periode yang berlainan nasional (perekonomian Indonesia), maka

terdapat kecenderungan pergeseran sumber pergeseran sumber-sumber pertumbuhan

pertumbuhan output yang dominan (terbesar) output tersebut diukur berdasarkan perubahan

dalam perekonomian dari sektor-sektor primer k o n t r i b u s i n y a t e r h a d a p o u t p u t t o t a l

ke sektor-sektor sekundernya (Akita, 1991; perekonomian Indonesia (bukan sektoral).

Rashid dan Elameer, 1999; Akita dan Berdasarkan hal tersebut, dari tabel 4 dan

Hermawan, 2000; dan Hayashi, 2005). Hal ini gambar 5, dapat diketahui bahwa secara relatif

diperkuat dengan temuan empiris dari Kuznet bila dibandingkan antara periode pertama

(1957) dalam Jhingan (2000), Chenery (1960) (1990-1995) dan periode kedua (1995-2000)

d a n C h e n e r y a n d S y r q u i n ( 1 9 7 9 ) ternyata kontribusi keseluruhan sektor

menunjukkan bahwa terdapat kaitan yang erat terhadap pertumbuhan output total yang

antara pertumbuhan ekonomi dan perubahan berasal dari perluasan ekspor (EE) mengalami

struktur. Pertumbuhan ekonomi yang tinggi peningkatan yang cukup besar (66,01%), yaitu

dalam jangka waktu lama akan menyebabkan meningkat dari sebesar 32,79% pada periode

secara proporsional kontribusi sektor primer pertama menjadi sebesar 89,79% pada

t e r h a d a p o u t p u t s e m a k i n m e n u r u n , periode kedua. Dua dari tiga sektor sebagai

-0.05 0 0.05 0.1 0.15 0.2 0.25 1 2 3 4 5 6 7 8 9 S e k to r -S e k to r

Perubahan Kontribusi (%) / contribution Change

Sumber DD Sumber EE Sumber IS Sumber TC

Gambar 5. Pergeseran Sumber Pertumbuhan Output Total Berdasarkan Perubahan Kontribusi Masing-Masing Sektor dari Periode Tahun 1990-1995 ke Periode Tahun 1995-2000

Figure 5. Shifting of Total Growth Source Based on the Change of Each Sector Contribution from Period 1990-1995 to Period 1995-2000

(16)

T a b e l 4 . P e ru b a h a n S u m b e r-S u m b e r P e rt u m b u h a n O u tp u t T o ta l K e s e lu ru h a n S e k to r d a la m P e re k o n o m ia n I n d o n e s ia d a ri P e ri o d e T a h u n 1 9 9 0 -1 9 9 5 k e P e ri o d e T a h u n 1 9 9 5 -2 0 0 0 ( % d a ri P e rt u m b u h a n O u tp u t T o ta l) T a b le 4 . T h e C h a n g e o f S o u rc e s o f T o ta l O u tp u t G ro w th f ro m A ll S e c to r in I n d o n e s ia n E c o n o m y, P e ri o d 1 9 9 0 -1 9 9 5 t o P e ri o d 1 9 9 5 -2 0 0 0 ( % f ro m T o ta l O u tp u t G ro w th ) S u m b e r-S u m b e r P e rt u m b u h a n O u tp u t / O u tp u t G ro w th S o u rc e s S e k to r / S e c to rs P e rt u m b u h a n O u tp u t / O u tp u t G ro w th D D 1 D D 2 D D 3 D D 4 D D E E IS T C 1 2 3 (2 + 3 ) 4 5 6 (5 + 6 ) 7 8 9 -5 ,2 0 5 3 8 2 ,8 5 2 8 0 -9 ,8 2 9 1 3 -6 ,9 7 6 3 3 1 4 ,5 3 6 3 6 8 ,3 0 8 3 5 -9 ,8 6 3 1 2 -1 ,5 5 4 7 7 -8 ,6 8 9 1 3 8 ,0 9 2 5 8 -0 ,2 0 3 3 2 -6 ,6 9 2 5 4 -2 ,9 2 0 6 9 -2 2 ,8 4 0 3 3 -2 5 ,7 6 1 0 2 2 ,0 1 5 7 3 -1 3 ,0 2 2 0 2 -3 ,2 5 6 0 0 -1 6 ,2 7 8 0 2 -6 ,8 1 3 8 8 -0 ,7 8 2 4 0 -0 ,3 3 3 7 4 -0 ,0 0 0 2 8 0 ,0 0 0 0 0 0 ,0 0 0 0 0 0 ,0 0 0 0 0 0 ,0 0 0 0 0 0 ,0 0 0 0 0 0 ,0 0 0 0 0 0 ,0 0 0 0 0 -0 ,0 0 1 3 8 -0 ,0 1 0 4 1 0 ,0 9 1 0 8 -0 ,0 1 2 2 7 0 ,0 0 0 0 0 0 ,0 0 0 0 0 0 ,0 0 0 0 0 0 ,0 0 0 0 0 0 ,0 0 0 0 0 0 ,0 0 0 0 0 0 ,0 0 0 0 0 -0 ,0 2 2 7 2 0 ,2 6 6 0 1 0 ,3 2 3 7 9 -0 ,1 5 3 4 5 0 ,0 0 0 0 0 -0 ,0 0 3 7 8 -0 ,0 0 3 7 8 1 ,6 5 0 0 6 -0 ,0 1 3 1 3 0 ,0 3 5 1 7 0 ,0 2 2 0 4 -0 ,1 1 1 3 7 0 ,0 3 9 9 4 0 ,0 0 1 2 4 -6 ,8 5 8 5 4 -2 ,9 2 0 6 9 -2 2 ,8 4 4 1 2 -2 5 ,7 6 4 8 1 3 ,6 6 5 7 9 -1 3 ,0 3 5 1 5 -3 ,2 2 0 8 3 -1 6 ,2 5 5 9 8 -6 ,9 4 9 3 4 -0 ,4 8 6 8 6 0 ,0 8 2 3 8 2 ,9 7 9 6 9 5 ,0 5 3 9 5 1 3 ,1 2 4 8 0 1 8 ,1 7 8 7 5 1 4 ,9 6 7 8 8 1 9 ,8 1 0 1 6 -3 ,4 3 2 6 8 1 6 ,3 7 7 4 8 1 ,0 1 3 9 4 1 1 ,2 8 4 3 1 1 ,2 0 4 0 8 -1 ,1 3 6 2 9 -1 ,0 4 1 2 7 -0 ,0 5 9 2 9 -1 ,1 0 0 5 6 -0 ,7 0 5 3 1 -1 ,4 9 8 6 3 -3 ,0 4 8 0 6 -4 ,5 4 6 6 9 -2 ,6 7 2 4 1 -1 ,5 0 3 0 1 -0 ,7 0 2 8 1 -0 ,1 1 4 6 1 1 ,7 6 0 8 1 0 ,4 1 9 0 3 2 ,1 7 9 8 4 0 ,3 9 8 8 6 2 ,9 6 9 4 4 -0 ,0 4 8 0 9 2 ,9 2 1 3 5 -0 ,0 3 0 2 1 0 ,2 9 1 3 6 -0 ,0 4 1 4 0 T o ta l -5 4 ,6 4 5 8 8 0 ,0 7 9 0 2 0 ,5 5 4 8 1 1 ,4 4 4 6 8 -5 2 ,5 6 7 3 7 6 6 ,0 0 6 1 3 -1 2 ,3 6 7 0 9 5 ,6 0 5 2 0 S u m b e r: D io la h d a ri T a b e l I n p u t O u tp u t T ra n s a k s i T o ta l m e n u ru t H a rg a P ro d u s e n , 1 9 9 0 d a n 1 9 9 5 B e rd a s a rk a n H a rg a K o n s ta n T a h u n 1 9 9 3 . S o u rc e : E x tr a c te d f ro m I n p u t-O u tp u t T o ta l T ra n s a c ti o n T a b le a c c o rd in g t o P ro d u c e rs P ri c e i n 1 9 9 0 a n d 1 9 9 5 B a s e d o

Gambar

Tabel 1. Pengklasifikasian Sektor-Sektor dari Tabel Input-Output yang Digunakan dalam  Kajian.
Gambar 1. Diagram  Sumber-Sumber  Pertumbuhan  Output  dari  Sektor-Sektor  dalam  Perekonomian  Indonesia  Tahun  1990-1995  (%  dari  Pertumbuhan  Output  Sektoral).
Tabel 2 (bagian B), diketahui bahwa masing- masing-samping diperoleh dari sumber kontribusi DD
Gambar 3. Diagram  Sumber-Sumber  Pertumbuhan  Output  dari  Sektor-Sekto  dalam  Perekonomian  Indonesia  Tahun  1995-2000  (%  dari  Pertumbuhan  Output    Sektoral).
+3

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan penjelasan di atas maka di rasa penting melakukan penelitian mengenai proses coping behavior pada wanita mac;a dewasa awal yang bercerai dalam

Untuk mensinkronkan pengembangan ekowisata di TNBK dengan tata ruang pembangunan Kabupaten Kapuas Hulu maka Bappeda, Disbudpar, BBTNBKDS, Kompakh dan WWF kerjasama

Berdasarkan penelitian pe- ngembangan yang telah dilakukan, dihasilkan suatu perangkat pembelajar- an sains berupa silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Bagaimana wujud rancangan bangunan Leadership Training Center yang dikelola Youthcare di Yogyakarta untuk pelatihan kepemimpinan yang mampu mewadahi kegiatan

Traffic menerima FI(Formulir Iklan), FE(Formulir Event), BT(Bukti Transfer) dari Marketing untuk dibuatkan BPIK(Bukti Penerimaam Iklan), BPIV(Bukti Penerimaan

Uočeni su novi upitnici (koji pri- je nisu bili vidljivi zbog slabe rasvjete) te jama ostaje opremljena do daljnje- ga. Nastavak slijedi na međunarodnoj ekspediciji „Japage 2016“

seefisien mungkin agar memudahkan karyawan dan konsumen. Koperasi An-nur Kita disarankan untuk menciptakan Atmosfer Toko yang baik dan sesuai selera konsumen dapat berpengaruh

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh antara investasi PMDN, Tenaga Kerja, Pengeluaran Pemerintah Terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Indonesia tahun 1997-2010..