• Tidak ada hasil yang ditemukan

REVIEW RENCANA TERPADU DAN PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR-JANGKA MEMENENGAH KAB. SUMBA BARAT TAHUN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "REVIEW RENCANA TERPADU DAN PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR-JANGKA MEMENENGAH KAB. SUMBA BARAT TAHUN"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

4.1. ANALISIS SOSIAL

4.1.1. Pengarusutamaan gender

Pembangunan infrastruktur sangat penting bagi masyarakat baik untuk mobilitas dan kebutuhan hidup. Namun, infrastruktur akan lebih bermanfaat dan berguna bagi masyarakat

jika memperhatikan penggunaannya terkait dengan pengarusutamaan gender.

Pengarusutamaan gender dalam mendukung infrastruktur dimaksud adalah infrastruktur yang memperhatikan keamanan, kenyamanan dan kemudahan semua masyarakat (gender) dalam memanfaatkan infrastruktur tersebut.

Kementerian Pekerjaan Umum, khususnya Menteri PU dan para pejabat sangat memperhatikan pengarusutamaan gender. Untuk itu, PU terus berupaya untuk memenuhi kebutuhan tersebut dalam pembangunan infrastruktur, khususnya di internal Kementerian PU PR.

Di contohkannya, dalam pembangunan gedung baru beberapa fasilitas seperti nursery room, tangga dan lift untuk orang berkebutuhan khusus sudah tersedia.

Contoh lain, trotoar seharusnya dapat dimanfaatkan oleh pejalan kaki atau orang berkebutuhan khusus yang menggunakan kursi roda. Namun perlu diperhatikan penerangan dan permukaan trotoar. Karena terkadang permukaan trotoar tidak tidak rata akibat sering digunakan oleh pengendara motor. Selain itu, penerangan di trotoar juga harus maksimal untuk menghindari terjadinya perampokan pengguna jalan akibat redupnya penerangan. Dalam upaya menyebarluaskan pentingnya pengarusutamaan gender , Kementerian PU PR melalui unit khusus dan dukungan pejabat terus berkoordinasi dengan Bappenas,

(2)

Kementerian Pendayaan Perempuaan dan Perlindungan Anak serta Kemendagri. Hal tersebut perlu dilakukan agar penyediaan infrastruktur baik di pusat maupun di daerah dapat dimanfaatkan bagi semua

Pembangunan Bidang Cipta Karya terkait pengarustamaan gender meliputi Program Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Perkotaan, Pengembangan Infrastruktur Sosial Ekonomi Wilayah (Pisew), Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat (Pamsimas), Program Kota Tanpa Kumuh (KOTAKu), Sanitas Berbasisi Masyarakat (Sanimas), Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL) dan study Evaluasi Kinerja Program Pemberdayaan Masyarakat Bidang Cipta Karya.

Kegiatan responsif gender ini belum terdata secara adminsitasri, namun telah terlihat jelas resposif gender dalam perencanaan, penyusunan, pelaksanaan, pemantauan, dan evaluasi

atas kebijakan dan program pembangunan di tingkat Kabupaten Sumba Barat bidang

Cipta Karya.

4.1.2. Aspek Sosial Pasca Pelaksanaan Pembangunan Bidang Cipta Karya

Dampak pembangunan Infrastruktur dapat menjadi pendorong pertumbuhan ekonomi, dan sebaliknya pertumbuhan ekonomi sendiri juga dapat menjadi tekanan bagi infrastruktur. Pertumbuhan ekonomi yang positif akan mendorong peningkatan kebutuhan akan berbagai infrastruktur. Perannya sebagai penggerak di sektor perekonomian akan mampu menjadi pendorong berkembangnya sektor-sektor terkait sebagai multiplier dan pada akhirnya akan menciptakan lapangan usaha baru dan memberikan output hasil produksi sebagai input untuk konsumsi.

Output kegiatan pembangunan bidang Cipta Karya memberi manfaat bagi masyarakat. Manfaat tersebut dapat terlihat secara kasat mata dan secara sederhana dapat terukur, seperti kemudahan mencapai lokasi pelayanan infrastruktur, waktu tempuh yang menjadi lebih singkat, hingga pengurangan biaya yang harus dikeluarkan oleh penduduk untuk mendapatkan akses pelayanan tersebut.

Penanganan aspek sosial pasca pelaksanaan pembangunan bidang Cipta Karya di Kabupaten Sumba Barat sudah terlihat, terasa dan terukur sejak pembangunannya pada tahun-tahun sebelumnya. Seperti pembangunan jalan lingkungan, sedangkan untuk pembangunan SPAM

(3)

belum diterdata karena belum memiliki RISPAM, namun data mengenai identifikasi pembangunan ini belum terdata secara lengkap.

4.2. ANALISIS EKONOMI 4.2.1. Kemisikinan

Aspek sosial pada perencanaan pembangunan bidang Cipta Karya diharapkan mampu melengkapi kajian perencanaan teknis sektoral. Salah satu aspek yang perlu ditindak- lanjuti adalah isu kemiskinan. Kajian aspek sosial lebih menekankan pada manusianya sehingga yang disasar adalah kajian mengenai penduduk miskin, mencakup data eksisting, persebaran, karakteristik, sehingga kebutuhan penanganannya, seperti tertuang pada tabel berikut.

Tabel 4.1. Analisis Kebutuhan Penanganan Penduduk Miskin Kab. Sumba Barat

No. Lokasi Jumlah Penduduk Miskin Kondisi Umum Permasal ahan Bentuk Penangana n yang Sudah Dilakukan Kebutuh an Penanga n an 1. Menyebar pada 6 kecamatan , 63 desa/kelur ahan Jml Penduduk: 121 921 tahun 2015 - Mata Pencaharian Secara umum: petani, pedagang, serabutan - Kondisl ingkungan: Tidak terawat, kumuh - Kondisi hunian umum: rumah tidak layak huni

- Status kepemilikan hunian milik sendiri, dan bersama Terjadi wabah penyakit akibat perilaku Hidup tidak sehat - Program/ Kegiatan Kotaku, , P2KP, BLST, raskin, Lanjutan peningka tan infrastruk tur dan sosialisasi tentang PHBS

(4)

4.2.2. Analisis pembangunan CK terhadap Ekonomi Sosial

Analisis pembangunan infrastruktur bidang CK terhadap ekonomi lokal masyarakat dilihat dari aspek laju inflasi, penduduk miskin dan penduduk menurut garis kemiskinan dll.

Inflasi Kabupaten Sumba Barat selama tahun 2015 tertinggi pada bulan Desember 2015 pada rate 9,05% dan terendah pada 5,87 % di bulan Januari. Dibandingkan dengan Indonesia tertinggi 0,96 di bulan Desember dan terendah 0,24 di bulan Februari. Melihat angka – angka tersebut menunjukan bahwa pada bulan Nopember terjadi pengeluaran yang besar pada kelompok pengeluaran karena belanja persiapan hari raya dan akhir tahun.

Pada tahun 2015, garis kemiskinan Kabupaten Sumba Barat 30,56% jauh di atas garis kemiskinan NTT yakni 3,04%. Sedangkan jumlah penduduk miskin Kabupaten Sumba Barat Tahun 2015 sebanyak 24.352 jiwa dari jumlah Provinsi NTT 991.880 Jiwa. Ini berarti penduduk miskin di Kabupaten Sumba Barat hanya 2,46% dari jumlah penduduk miskin se Provinsi NTT.

Garis kemiskinan Kabupaten Sumba Barat jauh dibawah garis kemiskinan NTT.

4.3. ANALISIS LINGKUNGAN

UUNo.32/2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, Kajian Lingkungan Hidup Strategis, atau KLHS, adalah rangkaian analisis yang sistematis, menyeluruh, dan partisipatif untuk memastikan bahwa prinsip pembangunan berkelanjutan telah menjadi dasar dan terintegrasi dalam pembangunan suatu wilayah dan/atau kebijakan, rencana, dan/atau program. KLHS perlu diterapkan didalam RPJM karena:

1. RPIJM membutuhkan kajian aspek lingkungan dalam perencanaan pembangunan

infrastruktur.

2. KLHS dijadikan sebagai alat kajian lingkungan karena RPIJM berada pada tataran

Kebijakan/Rencana/Program. Dalam hal ini, KLHS menerapkan prinsip-prinsip kehati-hatian, dimana kebijakan, rencana dan/atau program menjadi garda depan dalam menyaring kegiatan pembangunan yang berpotensi mengakibatkan dampak negatifter hadap lingkungan hidup.

(5)

Koordinasi penyusunan KLHS antar instansi sangat diperlukan untuk mentransfer pemahaman mengenai pentingnya penerapan prinsip perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup untuk mendorong terjadinya pembangunan berkelanjutan.

Tahapan Pelaksanaan KLHS

Selanjutnya tahapan pelaksanaan KLHS diawali dengan penapisan usulan rencana/program dalam RPI2JM persektor dengan mempertimbangkan isu-isu pokok seperti (1) perubahan iklim, (2) kerusakan, kemerosotan, dan/atau kepunahan keanekaragaman hayati, (3) peningkatan intensitas dan cakupan wilayah bencana banjir, longsor, kekeringan, dan/atau kebakaran hutan dan lahan, (4) penurunan mutu dan kelimpahan sumber daya alam, (5) peningkatan alih fungsi kawasan hutan an/atau lahan, (6) peningkatan jumlah penduduk miskin atau terancamnya keberlanjutan penghidupan sekelompok masyarakat; dan/atau (7) peningkatan risiko terhadap kesehatan dan keselamatan manusia.

Proses Identifikasi Isu Pembangunan Berkelanjutan Bidang Cipta Karya

Pengelompokan Isu-isu Pembangunan Berkelanjutan Bidang CiptaKarya Penjelasan Singkat Sosial Pencemaran menyebabkan berkembangnya wabah penyakit

Pencemaran lingkungan di Kabupaten Sumba Barat terjadi di sekitar tempat pembuangan sampah (transfer depo atau TPA), juga di kawasan sekitar pasar dan di kawasan indutri pengolahan serta pada kawasan kumuh. Ekonomi

kemiskinan berkorelasi dengan kerusakan lingkungan Pencemaran air mengurangi kesejahteraan masyarakat

Kerusakan lingkungan sebagai dampak kemiskinan masyarakat perkotaan dapat dilihat pada kampung kumuh perkotaan dan kawasan sekitar pasar

Perkembangan ekonomi lokal dari pembangunan

infrstruktur permukiman

Dalam berbagai upaya kemudahan mendapatkan pinjaman modal kerja yang membuka peluang bagi masyarakat untuk berlomba meningkatkan taraf hidup termasuk pengingkatan permukiman yang layak huni.

(6)

Lingkungan

Kecukupan air baku untuk air minum

Sumber mata air permukaan yang terbatas perlu diantisipasi dengan sumber alternatif berupa mendayagunakan aliran air

permukaan pada musim hujan, sumber air tanah dalam dan/atau penyulingan air asin

Pencemaran lingkungan oleh infrastruktur yang tidak berfungsi maksimal

Sumber pencemaran lingkungan oleh infrastruktur yang tidak berfungsi maksimal mungkin terjadi pada instalasi pengolahan limbah rumah sakit, industri kerajinan rumah tangga atau pada industri bersar seperti Pabrik Seman Kupang, PLTD/PLTU dan lain-lain

dampak kawasan kumuh terhadap kualitas lingkungan Kawasan kumuh

menyebabkan penurunan kualitas lingkungan

Penurunan kualitas akibat permukiman kumuh antara lain pada 5 (lima) kawasan kumuh dengan luas kawasanan kumuh 34,83 Ha seperti : pada kawasan (Maliti, Tebara, Wailliang)

Dampak perubahan iklim terhadap kawasan permukiman dan upaya mitigasi dan adaptasi yang telah dilakukan

Terjadi beberapa tahun terakhir akibat pengaruh perubahan iklim Australia, tapi masih pada batas aman yang menyebabkan kekeringan yang berdampak pada keringnya beberapa sumber mata air.

(7)

Gambar

Tabel 4.1. Analisis Kebutuhan Penanganan Penduduk Miskin Kab. Sumba Barat

Referensi

Dokumen terkait

turath mungkin banyak ditemui di Negara- negara Islam, namun pengkajian Islam yang diintegrasikan dengan pengamalannya dalam suatu lingkungan yang disebut pesantren hanya terdapat

Hal itu berarti semakin tinggi budaya organisasi yang dipahami pegawai terhadap pelaksanaan tugas dalam pelayanan masyarakat, maka semakin tinggi pula tingkat

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa: (1) Terdapat pengaruh model pembelajaran active learning tipe Group to Group Exchange terhadap

Dengan ini menyatakan bahwa saya telah mendapatkan penjelasan menegani maksud dari pengumpulan data untuk penelitian tentang “ GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU

Selain itu, untuk mengetahui pengaruh aplikasi mikoriza terhadap intensitas penyakit rebah semai dan mengetahui pengaruh aplikasi mikoriza terhadap pengurangan

Simpulan dari penelitian ini adalah ada perbedaan tingkat kecemasan sebelum dan sesudah diberikan teknik relaksasi Benson, ada perbedaan tingkat kecemasan sebelum dan

Teknik Bentuk Instrumen Contoh Instrumen Alokasi Waktu Sumber Belajar 4.1 Mengungkapkan makna dalam bentuk teks lisan fungsional pendek sederhana dengan menggunakan

Sebaliknya penggunaan strain U318 sebagai kultur tunggal dalam produksi urutan memperlihatkan pertumbuhan BAL yang lebih baik dengan kondisi BAL yang lebih stabil dibandingkan