• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN"

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

39 4.1.1 Diskripsi Pra Siklus

Penelitian dilakukan di SDN Sidorejo Lor 07 Kota Salatiga. Proses pembelajaran saat sebelum dilakukan tindakan di SDN Sidorejo Lor 07 Kota Salatiga semester 2 tahun pelajaran 2014/2015 pada siswa kelas 4 khususnya mata pelajaran IPS guru menggunakan metode ceramah dalam menyampaikan materi. Pendekatan project based learning belum pernah digunakan oleh guru. Guru masih mendominasi pembicaraan dan buku masih merupakan sumber belajar utama kemudian kurang terdapat pembelajaran yang melibatkan siswa secara aktif. Siswa juga belum nampak melakukan pembelajaran dengan mengerjakan sebuah karya. Dalam kegiatan inti pembelajaran yang nampak menonjol adalah siswa mendengarkan penjelasan materi koperasi dari guru dan mengerjakan soal evaluasi yang terdapat pada LKS. Ketika pelaksanaan pembelajaran IPS berlangsung, 9 siswa nampak tidak menyiapkan buku paket dan LKS. Dari 43 siswa, terdapat sejumlah 6 siswa tidak membawa buku paket dan 3 siswa tidak membawa LKS. Siswa juga terlihat diam saja dalam kegiatan pembelajaran. Hanya terlihat 1 siswa yang mengajukan pertanyaan mengenai materi yang disampaikan guru, dan 2 siswa yang menjawab pertanyaan dari guru. Suasana pelaksanaan pembelajaranpun terlihat kurang tenang. Nampak 15 siswa yang gaduh ketika pelajaran berlangsung. Suasana bercanda tersebut terjadi karena beberapa siswa yang bercerita diluar kontek materi pelajaran dengan teman sebangku, tidak mendengarkan penjelasan guru, bermain dengan sebangkunya, saling mengganggu satu sama lain, dan bolak-balik kamar mandi. Di akhir proses pembelajaran guru juga belum melaksanakan refleksi pembelajaran, yang seharusnya dilakukan agar guru dapat mengukur/mengetahui tingkat pemahaman siswa tentang materi yang telah disampaikan guru.

Situasi pembelajaran ini menunjukkan bahwa rendahnya minat belajar yang dimiliki siswa kelas 4 SDN Sidorejo Lor 07 Kota Salatiga pada mata pelajaran

(2)

IPS. Kondisi pembelajaran yang berpusat pada guru semacam ini juga membuat siswa pasif terhadap pembelajaran sehingga siswa kesulitan mengembangkan potensinya dan pengalaman siswa terhadap lingkungan sekitar kurang. Dengan kondisi tersebut maka dilakukan penelitian tindakan kelas sebagai tindak lanjut sesuai rencana seperti yang telah diuraikan pada bab sebelumnya dengan rancangan penelitian menggunakan pendekatan pembelajaran berbasis proyek (project based learning) yang akan dilaksanakan dalam 2 siklus (1 siklus 2 pertemuan).

4.1.2 Hasil Penelitian Siklus 1

Pelaksanaan siklus 1 dengan KD 2.3 Mengenal perkembangan teknologi produksi, komunikasi, dan transportasi serta pengalaman penggunaannya dilakukan dalam 2 kali pertemuan dengan rincian sebagai berikut:

Perencanaan

Dalam tahap perencanaan, kegiatan awal yang dilakukan adalah mengidentifikasi masalah pembelajaran. Berdasarkan hasil identifikasi masalah dilakukan analisis masalah pembelajaran yang terdapat pada siswa kelas 4 SDN Sidorejo Lor 07 Kota Salatiga. Dari hasil analisis masalah yang sudah diuraikan pada hasil pra siklus diketahui bahwa siswa kelas 4 SDN Sidorejo Lor 07 Kota Salatiga memiliki permasalahan belajar tentang minat belajar dan kegiatan pembelajaran yang dilakukan guru. Dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran guru masih mendominasi pembicaraan dan buku masih merupakan sumber belajar utama kemudian kurang terdapat pembelajaran yang melibatkan siswa secara aktif. Dalam kegiatan inti pembelajaran yang nampak menonjol adalah siswa mendengarkan penjelasan materi koperasi dari guru dan mengerjakan soal evaluasi yang terdapat pada LKS. Ketika pelaksanaan pembelajaran IPS berlangsung, beberapa siswa nampak tidak menyiapkan buku paket dan LKS. Dari 43 siswa, terdapat sejumlah 6 siswa tidak membawa buku paket dan 3 siswa tidak membawa LKS. Siswa juga terlihat diam saja dalam kegiatan pembelajaran. Hanya terlihat 1 siswa yang mengajukan pertanyaan mengenai materi yang disampaikan guru, dan 2 siswa yang menjawab pertanyaan dari guru. Suasana

(3)

pelaksanaan pembelajaranpun terlihat kurang tenang. Nampak 15 siswa yang gaduh ketika pelajaran berlangsung. Suasana bercanda tersebut terjadi karena beberapa siswa yang bercerita diluar kontek materi pelajaran dengan teman sebangku, tidak mendengarkan penjelasan guru, bermain dengan sebangkunya, saling mengganggu satu sama lain, dan bolak-balik kamar mandi. Di akhir proses pembelajaran guru juga belum melaksanakan refleksi pembelajaran, yang seharusnya dilakukan agar guru dapat mengukur/mengetahui tingkat pemahaman siswa tentang materi yang telah disampaikan guru.

Permasalahan yang terjadi perlu diatasi dengan dilakukannya perbaikan dengan menggunakan pendekatan project based learning. Langkah pertama diawali dengan diskusi bersama guru kelas 4 mengenai materi pembelajaran yang akan disajikan serta alat penunjang lain yang perlu digunakan. Kegiatan yang dilakukan dalam tahap ini adalah penyusunan perangkat pembelajaran, meliputi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang dibuat mengenai KD 2.3 Mengenal Perkembangan Teknologi Produksi, Komunikasi, Dan Transportasi Serta Pengalaman Penggunaannya (lampiran1) dengan indikator membuat proyek berupa mading mengenai perkembangan teknologi, kemudian menentukan tujuan sesuai indikator yang akan dicapai , media yang digunakan dalam pembelajaran ini antara lain materi pembelajaran tentang perkembangan teknologi, buku paket IPS BSE kelas 4, materi pendukung lainnya, kertas HVS, alat tulis, pensil warna/spidol, kertas buvalo, kertas karton dan selain itu juga perangkat instrumen penilaian yang meliputi angket minat belajar IPS sesuai dengan pendekatan project based learning (lampiran 4), kemudian lembar observasi pelaksanaan pendekatan project based learning untuk mengetahui pelaksanaan langkah-langkah pembelajaran yang dilakukan guru serta respon siswa selama proses pembelajaran (lampiran 10 dan 11).

Pelaksanaan Tindakan dan Observasi Pertemuan pertama

Pertemuan 1 dilaksanakan pada tanggal 10 April 2015. Pertemuan pertama terdiri dari kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan penutup.

(4)

Guru mengawali pembelajaran dengan mengucapkan salam, mengkondisikan siswa agar siap menerima pelajaran, mengabsen siswa yang hadir dan melakukan apersepsi yang sesuai dengan materi perkembangan teknologi yaitu dengan mengajakan siswa menyanyikan lagu naik delman. Guru menanyakan transportasi apakah yang terdapat pada lagu tersebut. Berdasarkan jawaban yang diutarakan siswa, guru menegaskan tujuan pembelajaran yang akan diajarkan yaitu Perkembangan teknologi komunikasi dan tranportasi masa lalu dan masa kini.

Kegiatan inti diawali dengan pembentukan kelompok. Siswa membentuk 7 kelompok yang masing-masing kelompok beranggotakan 6-7 siswa. Guru menjelaskan materi dengan menggunakan pendekatan project based learning untuk mempermudah siswa memahami materi dan sekaligus untuk menarik minat belajar siswa. Kemudian guru menjelaskan langkah-langkah dalam pendekatan project based learning. Setelah menerangkan langkah-langkah pendekatan project based learning, guru langsung memulai pada langkah pertama. Langkah pertama dimulai dengan guru menampilkan beberapa gambar contoh benda yang termasuk pada perkembangan teknologi komunikasi dan tranportasi masa lalu dan sekarang diiringi dengan penjelasan singkat. Siswa nampak memperhatikan dan menyimak setiap gambar yang ditampilkan guru. Dalam penjelasan setiap gambar, guru mengajukan beberapa pertanyaan mengenai kelemahan dan kelebihan pada setiap gambar. Salah satunya adalah kelemahan dan kelebihan pada gambar gadget dan mobil. Siswa mulai menunjukkan ketertarikan untuk menjawab pertanyaan yang dilontarkan guru. Hampir semua siswa beradu kecepatan untuk angkat tangan agar ditunjuk guru untuk menjawab kelemahan dan kelebihan pada gambar yang sedang ditampilkan. Kondisi siswa yang menampakan perasaan senang dan tertarik dengan materi berlangsung hingga gambar yang ditampilkan habis. Langkah selanjutnya guru membagi 21 gambar alat tranportasi dan komunikasi pada kelompok. Masing-masing kelompok mendapatkan 3 gambar alat transportasi atau alat komunikasi. Guru menjelaskan bahwa gambar yang didapatkan nanti akan menjadi topik kelompok dalam membuat mading. Setelah

(5)

seluruh kelompok mendapatkan 3 gambar, guru mengajak siswa untuk mencari informasi mengenai gambar yang didapat pada setiap kelompok. Guru mengarahkan siswa untuk mencari informasi kelemahan dan kelebihan dari setiap gambar yang didapat. Guru memberikan contoh misalkan kelompok 1 mendapatkan gambar perahu, mobil, dan sepeda, maka kelompok 1 akan mencari informasi tentang kelemahan dan kelebihan perahu, mobil, dan sepeda. Setelah siswa mengerti tugas yang harus dilakukan, siswa bersama kelompoknya menuju perpustakan untuk mencari informasi. Siswa mencari informasi melalui surat kabar, majalah, buku paket, dan internet yang tersedia pada perpustakaan. Dalam kegiatan pencarian informasi, beberapa siswa nampak gaduh untuk berebut menggunakan komputer untuk mencari informasi melalu internet. Adapula beberapa siswa yang nampak diam dan hanya duduk-duduk saja tanpa mencari bahan yang kemudian ditegur oleh guru. Pada akhir pembelajaran siswa diminta kembali masuk ke kelas dan diberi tugas untuk mencari informasi sesuai dengan gambar yang didapat kelompoknya dari surat kabar, majalah, ataupun internet dengan menyertakan gambar/foto. Siswa juga diminta untuk membawa gunting, lem dan pensil warna untuk pertemuan berikutnya.

Dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran pertemuan pertama dilakukan pengamatan oleh observer, dengan cara mengisi lembar observasi tindakan guru serta respon siswa dalam pembelajaran (lampiran 10 dan 11). Dari hasil pengamatan dapat diketahui apa yang menjadi kelemahan dan kelebihan pada kegiatan pembelajaran pertemuan pertama.

Pertemuan kedua

Pertemuan kedua dilaksanakan pada tanggal 11 April 2015. Pertemuan kedua terdiri kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan penutup. Kegiatan yang dilakukan pada pertemuan kedua yaitu melanjutkan kegiatan pembelajaran pada pertemuan pertama.

Pada kegiatan awal guru memeriksa kehadiran siswa. Guru mengulas kembali materi pertemuan sebelumnya serta memeriksa hasil pencarian informasi

(6)

perkembangan teknologi komunikasi dan transportasi yang sudah dilaksanakan siswa. Seluruh siswa mengerjakan tugas dengan baik dan membawa peralatan alat tulis yang lengkap untuk membuat mading. Langkah selanjutnya adalah pembuatan mading. Sebelum siswa memulai membuat mading, guru terlebih dahulu memberikan contoh mading. Guru menjelaskan poin-poin yang terdapat pada mading yaitu tema yang didapat tiap kelompok untuk digunakan judul mading, gambar yang sudah dicari untuk dijadikan pelengkap, dan penyederhanaan informasi untuk disajikan pada mading. Jika 3 point tersebut sudah terpenuhi guru memperbolehkan siswa untuk menghias mading dengan kertas lipat warna – warni yang sudah disediakan. Dalam membuat mading, nampak setiap kelompok membagi tugas dengan anggotanya. Ada yang mendapat bagian membuat tema/judul, ada yang menggunting gambar untuk ditempelkan pada mading, ada pula yang menuliskan kelemahan dan kelebihan pada setiap gambar. Sedang anggota sisanya mendapatkan tugas untuk membuat hiasan dan menuliskan nama anggota kelompok. Selama proses pembuatan mading berlangsung, guru memantau setiap kelompok untuk membantu memberikan ide tampilan mading. Setelah mading selesai dibuat, setiap kelompok mempresentasikan hasil mading didepan kelas dengan tertib. Nampak beberapa siswa memberikan tanggapan untuk hasil mading kelompok lainnya. Setelah semua kelompok presentasi, guru bersama siswa melakukan refleksi tentang kegiatan pembelajaran berbasis proyek. Guru mengajukan pertanyaan tentang kesulitan-kesulitan yang dialami siswa selama proses pembelajaran. Nampak siswa antusias dalam menjawab pertanyaan guru. Di akhir pembelajaran, observer membagikan angket minat belajar IPS (lampiran 4) untuk diisi siswa secara individu dan jujur.

Dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran pertemuan kedua dilakukan pengamatan oleh observer dengan cara mengisi lembar observasi tindakan guru serta respon siswa dalam pembelajaran (lampiran 10 dan 11). Dari hasil pengamatan dapat dapat diketahui apa yang menjadi kelemahan dan kelebihan pada kegiatan pembelajaran pertemuan kedua. Kegiatan pembelajaran dengan

(7)

pendekatan project based learning ini akan dilanjutkan ke siklus 2 sebagai pemantapan keberhasilan siklus 1.

Refleksi

Kegiatan refleksi dilaksanakan setelah kegiatan pembelajaran pada siklus 1 selesai, dengan menganalis hasil observasi dan catatan yang diisikan observer. Hasil analisis secara rinci disajikan pada tabel 4.1 berikut ini :

Tabel 4.1

Distribusi Jumlah Tindakan Pendekatan Project Based Learning Siswa Kelas 4 SD N Sidorejo Lor 07 Kota Salatiga Semester 2

Tahun Pelajaran 2014/2015 Siklus 1 No. Tidakan Kegiatan Pertemuan 1 Pertemuan 2 T TT Jumlah T TT Jumlah F % f % F % F % f % F % 1. Kegiatan Awal 4 20 0 0 4 20 3 15 1 5 4 20 2. Kegiatan Inti PjBl 11 55 1 5 12 60 12 60 0 0 12 60 3. Kegiatan Akhir 3 15 1 5 4 20 4 20 0 0 4 20 Jumlah 18 90 2 10 20 100 19 95 1 5 20 100 Sumber : Data Primer

Keterangan :

T = Terlaksana TT = Tidak Terlaksana f = frekuensi

Hasil dari pengamatan terhadap pelaksanaan tindakan project based learning pada siklus 1, meliputi pengamatan terhadap kegiatan awal, kegiatan inti dan kegiatan akhir.

Pada pertemuan 1 kegiatan awal terdiri dari kegiatan pembelajaran melakukan persiapan, mengucapkan salam, menyimak apersepsi dan motivasi, dan menyimak tujuan pembelajaran, sudah dilakukan dengan baik oleh siswa. Dalam kegiatan inti terdiri 12 kegiatan, 4 diantaranya merupakan kegiatan

(8)

pendekatan project based learning yang menjadi fokus pengamatan yang terdiri dari menyimak tema, mengidentifikasi masalah, menyusun langkah proyek, dan mencari informasi proyek. Hampir seluruh kegiatan inti pada pertemuan 1 dilakukan dengan baik oleh siswa, namun beberapa siswa masih ada yang tidak fokus untuk mencari informasi di perpustakaan. Dalam kegiatan penutup nampak siswa tidak melakukan refleksi dikarenakan guru lupa memberikan refleksi pada akhir pembelajaran.

Pada pertemuan 2, 95% kegiatan sudah dilakukan lebih baik oleh siswa. Disamping itu catatan observer tentang kegiatan pembelajaran siklus 1 muncul kelebihan dan pelaksanaan diantaranya menimbulkan keaktifan siswa, keterlibatan siswa dalam belajar, dan menumbuhkan rasa ketertarikan siswa pada materi IPS.

Aktivitas pembelajaran pendekatan project based learning yang dilakukan oleh siswa disajikan pada gambar 4.1 yaitu Grafik Garis Tindakan Pendekatan Project Based Learning Siswa Kelas 4 SDN Sidorejo Lor 07 Kota Salatiga Semester 2 Tahun Pelajaran 2014/2015 Siklus 1 berikut ini :

Gambar 4.1

Grafik Garis Tindakan Pendekatan Project Based Learning Siswa Kelas 4 SD N Sidorejo Lor 07 Kota Salatiga Semester 2

Tahun Pelajaran 2014/2015 Siklus 1

Pada gambar 4.1 menunjukkan bahwa kegiatan awal pertemuan 1 terdapat 4 tindakan yang terlaksana serta pertemuan 2 terdapat 3 tindakan yang terlaksana.

0 2 4 6 8 10 12 14

kegiatan awal kegiataninti kegiatan akhir

Juml

ah

T

ind

akan

Implementasi Tindakan Siswa Siklus 1

pertemuan I pertemuan II

(9)

Pada kegiatan inti pertemuan 1 terdapat 11 tindakan yang terlaksana serta pertemuan 2 terdapat 12 tindakan yang terlaksana, dan pada kegiatan akhir pertemuan 1 terdapat 3 tindakan yang terlaksana serta pertemuan 2 terdapat 4 tindakan yang terlaksana.

Aktifitas pembelajaran menggunakan pendekatan project based learning yang dilakukan oleh guru, secara rinci disajikan melalui tabel 4.2 yaitu Distribusi Tindakan Pendekatan Project Based Learning Guru Kelas 4 SDN Sidorejo Lor 07 Kota Salatiga Semester 2 Tahun Pelajaran 2014/2015 Siklus 1 berikut ini :

Tabel 4.2

Distribusi Jumlah Tindakan Pendekatan Project Based Learning Guru Kelas 4 SD N Sidorejo Lor 07 Kota Salatiga Semester 2

Tahun Pelajaran 2014/2015 Siklus 1 No. Tidakan Kegiatan Pertemuan 1 Pertemuan 2 T TT T TT F % F % F % F % F % f % 1. Kegiatan Awal 4 20 0 0 4 20 3 15 1 5 4 20 2. Kegiatan Inti PjBl 11 55 1 5 12 60 12 60 0 0 12 60 3. Kegiatan Akhir 3 15 1 5 4 20 4 20 0 0 4 20 Jumlah 18 90 2 10 20 100 19 95 1 5 20 100 Sumber : Data Primer

Keterangan :

T = Terlaksana TT = Tidak Terlaksana f = frekuensi

Berdasarkan tabel 4.2, tindakan pendekatan project based learning guru pada pertemuan 1 nampak semua kegiatan awal sudah dilakukan dengan baik, guru sudah menyiapkan siswa untuk memulai pelajaran, melakukan apersepsi, menjelaskan tujuan, dan menjelaskan langkah-langkah pembelajaran. Pada pertemuan 1 guru memiliki beberapa kekurangan yaitu belum memantau siswa dalam mencari informasi. Pemantauan guru pada siswa tidak menyeluruh dan

(10)

merata sehingga ada beberapa siswa yang nampak diam tidak mencari informasi. Guru juga tidak melakukan refleksi pada akhir pembelajaran karena pengelolaan waktu yang belum optimal. Sedangkan kelebihan guru yaitu guru telah mampu menumbuhkan rasa ketertarikan siswa pada materi dan menimbulkan susasana yang menyenangkan dalam pembelajaran.

Pada pertemuan kedua guru tidak mengawali pembelajaran dengan salam dan berdoa. Kelebihan guru pada pertemuan kedua adalah guru telah melibatkan siswa dalam kegiatan pembelajaran, guru mampu menumbuhkan perhatian belajar siswa dalam pembuatan mading dan menciptakan pembelajajaran yang aktif.

Aktivitas pembelajaran pendekatan project based learning yang dilakukan oleh guru disajikan pada gambar 4.2 yaitu Grafik Garis Tindakan Pendekatan Project Based Learning Guru Kelas 4 SDN Sidorejo Lor 07 Kota Salatiga Semester 2 Tahun Pelajaran 2014/2015 Siklus 1 berikut ini :

Gambar 4.2

Grafik Garis Tindakan Pendekatan Project Based Learning Guru Kelas 4 SDN Sidorejo Lor 07 Kota Salatiga Semester 2

Tahun Pelajaran 2014/2015 Siklus 1

Pada gambar 4.2 menunjukkan bahwa kegiatan awal pertemuan 1 terdapat 4 tindakan yang terlaksana serta pertemuan 2 terdapat 3 tindakan yang terlaksana. Pada kegiatan inti pertemuan 1 terdapat 11 tindakan yang terlaksana serta pertemuan 2 terdapat 12 tindakan yang terlaksana, dan pada kegiatan akhir

0 2 4 6 8 10 12 14

kegiatan awal kegiataninti kegiatan akhir

Juml

ah

T

ind

akan

Implementasi Tindakan Guru Siklus 1

pertemuan I pertemuan II

(11)

pertemuan 1 terdapat 3 tindakan yang terlaksana serta pertemuan 2 terdapat 4 tindakan yang terlaksana.

Hasil Minat Belajar IPS Siklus 1

Skor minat belajar IPS menggunakan pendekatan project based learning diperoleh melalui lembar angket minat belajar siswa yang berisi butir-butir pernyataan mengenai pendekatan project based learning. Angket minat belajar siswa terbagi menjadi 5 aspek, yaitu Aspek Perasaan Senang, Aspek Ketertarikan Siswa, Aspek Perhatian Belajar, Aspek Kesadaraan Manfaat, dan Aspek Keterlibatan Siswa.

Hasil yang diperoleh dari penelitian, minat belajar IPS dalam pendekatan project based learning siswa kelas 4 SDN Sidorejo Lor 07 Salatiga disajikan pada tabel 4.3 berikut ini:

Tabel 4.3

Distribusi Frekuensi Minat Belajar IPS Melalui Pendekatan Project Based Learning Siswa Kelas 4 SDN Sidorejo Lor 07 Kota Salatiga

Semester 2 Tahun Pelajaran 2014/2015 Siklus 1

Skor Minat Kriteria F %

14-20 Tinggi 29 68

7-13 Sedang 10 23

≤6 Rendah 4 9

Jumlah 43 100

Sumber : Data Primer

Berdasarkan tabel 4.3, nampak bahwa 49 % dari 43 siswa masuk dalam kriteria minat belajar yang tinggi, 44,2% (19 siswa) masuk dalam kriteria minat belajar sedang, dan 9,3% (4 siswa) masuk dalam kriteria minat belajar siswa rendah. Skor minat belajar IPS melalui pendekatan project based learning siswa kelas 4 SD N Sidorejo Lor 07 Salatiga disajikan pada gambar 4.3, yaitu Grafik Garis Skor Minat Belajar IPS Siswa Kelas 4 SDN Sidorejo Lor 07 Kota Salatiga Semester 2 Tahun Pelajaran 2014/2015 Siklus 1 berikut ini :

(12)

Gambar 4.3

Grafik Garis Skor Minat Belajar IPS Siswa Kelas 4 SDN Sidorejo Lor 07 Kota Salatiga Semester 2 Tahun Pelajaran 2014/2015 Siklus 1

Dari gambar 4.3 nampak bahwa siswa yang memiliki skor minat terendah dengan skor 6 sebanyak 4 siswa, skor 10 sebanyak 4 siswa, skor 12 sebanyak 4 siswa, skor 13 sebanyak 2 siswa, skor 14 sebanyak 4 siswa, skor 15 sebanyak 2 siswa, skor 16 sebanyak 10 siswa, skor 17 sebanyak 8 siswa, dan skor 18 sebanyak 5 siswa.

4.1.3 Hasil Penelitian Siklus 2

Pelaksanaan siklus 2 dengan KD 2.4 Mengenal Permasalahan Sosial di Daerahnya dilakukan dalam 2 kali pertemuan dengan rincian sebagai berikut: Perencanaan

Perencanaan dan pelaksanaan PTK pada siklus 2, mendasarkan pada hasil refleksi pada siklus 1, yakni mengacu kelemahan dan kelebihan pada siklus 1. Persiapan yang dilakukan pada siklus 2 hampir sama seperti yang dilakukan pada siklus 1, perbedaannya terletak pada materi yang diberikan. Pada siklus 2 menggunakan materi dengan kompetensi dasar 2.4 Mengenal Permasalahan Sosial di Daerahnya. 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 Sko r M in at Jumlah siswa

(13)

Pelaksanaan Tindakan dan Observasi Pertemuan Pertama

Pertemuan pertama dilaksanakan pada tanggal 17 April 2015. Pertemuan pertama terdiri dari tiga kegiatan pembelajaran yaitu kegiatan awal, kegiatan inti dan kegiatan penutup.

Kegiatan awal pada pertemuan pertama yatiu guru mengkondisikan siswa untuk siap menerima pelajaran dengan tepuk diam, guru memeriksa kehadiran siswa, guru menyampaikan tujuan pembelajaran, dan guru melakukan apersepsi dengan mengajukan pertanyaan “pernahkah kalian melihat anak mengemis di jalan?” “mengapa seorang anak seumuran kalian tidak kesekolah tetapi malah menjadi pengemis ?” Siswa antusias saat guru memberikan pertanyaan, nampak seluruh siswa mengajukan diri dengan mengangkat tangan untuk menjawab pertanyaan yang dilontarkan guru.

Kegiatan inti diawali dengan pembentukan kelompok. Siswa membentuk 7 kelompok yang masing-masing kelompok beranggotakan 6-7 siswa. Guru menjelaskan materi dengan menggunakan pendekatan project based learning untuk mempermudah siswa memahami materi dan sekaligus untuk menarik minat belajar siswa. Kemudian guru menjelaskan langkah-langkah dalam pendekatan project based learning. Setelah menerangkan langkah-langkah pendekatan Project Based Learning, guru langsung memulai pada langkah pertama. Langkah pertama adalah dimulai dengan guru menampilkan beberapa gambar contoh permasalahan sosial diiringi dengan penjelasan singkat. Siswa nampak memperhatikan dan menyimak setiap gambar yang ditampilkan guru. Dalam penjelasan setiap gambar, guru mengajukan beberapa pertanyaan mengenai sebab dan akibat pada setiap gambar. Salah satunya adalah sebab dan akibat pada gambarmengemis dan kemacetan dijalan. Siswa mulai menunjukkan ketertarikan untuk menjawab pertanyaan yang dilontarkan guru. Hampir semua siswa beradu kecepatan untuk tunjuk jari agar ditunjuk guru untuk menjawab kelemahan dan kelebihan pada gambar yang sedang ditampilkan. Kondisi siswa yang menunjukkan perasaan

(14)

senang dan tertarik dengan materi berlangsung hingga gambar yang ditampilkan habis. Langkah selanjutnya guru membagi 7 gambar masalah sosial pada kelompok. Masing-masing kelompok mendapatkan 1 gambar permasalahan sosial. Guru menjelaskan bwahwa gambar yang didapatkan nanti akan menjadi topik kelompok dalam membuat laporan. Setelah seluruh kelompok mendapatkan gambar, guru mengajak siswa untuk mencari informasi mengenai gambar yang didapat pada setiap kelompok. Guru mengarahkan siswa untuk mencari informasi sebab, akibat dan cara mengatasi dari setiap gambar yang didapat. Guru memberikan contoh misalkan kelompok 1 mendapatkan gambar penggunaan narkoba, maka kelompok 1 akan mencari informasi tentang sebab penggunaan narkoba, akibat menggunakan narkoba, dan cara mengatasi penggunaan narkoba. Setelah siswa mengerti tugas yang harus dilakukan, siswa bersama kelompoknya menuju pada perpustakan untuk mencari informasi. Siswa mencari informasi melalui surat kabar, majalah, buku paket, dan internet yang tersedia pada perpustakaan. Pada akhir pembelajaran siswa diminta kembali masuk ke kelas dan diberi tugas untuk mencari informasi sesuai dengan gambar yang didapat kelompoknya dari surat kabar, majalah, ataupun internet dengan menyertakan gambar/foto. Siswa juga diminta untuk membawa gunting, lem dan pensil warna untuk pertemuan berikutnya.

Pertemuan kedua

Pertemuan kedua dilaksanakan pada tanggal 18 April 2015. Pertemuan kedua terdiri kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan penutup. Kegiatan yang dilakukan pada pertemuan kedua yaitu melanjutkan kegiatan pembelajaran pada pertemuan pertama.

Pada kegiatan awal guru memeriksa keharidan siswa. Guru mengulas kembali materi pertemuan sebelumnya serta memeriksa hasil pencarian informasi permasalahan sosial yang sudah dilaksanakan siswa. Seluruh siswa mengerjakan tugas dengan baik dan membawa peralatan alat tulis yang lengkap untuk membuat mading. Langkah selanjutnya adalah pembuatan laporan. Sebelum siswa memulai membuat laporan, guru terlebih dahulu memberikan contoh laporan yang dibuat

(15)

peneliti. Guru menjelaskan poin-poin yang terdapat pada laporan yaitu tema yang didapat tiap kelompok untuk digunakan judul laporan, gambar yang sudah dicari untuk dijadikan pelengkap, dan penyederhanaan informasi untuk disajikan pada laporan. Jika 3 point tersebut sudah terpenuhi guru memperbolehkan siswa untuk menghias laporan dengan kertas lipat warna – warni yang sudah disediakan. Dalam membuat laporan, nampak setiap kelompok membagi tugas dengan anggotanya. Ada yang mendapat bagian membuat tema/judul, ada yang menggunting gambar untuk ditempelkan pada laporan, ada pula yang menuliskan sebab,akibat, dan cara mengatasi permasalahan sosial. Sedang anggota sisanya mendapatkan tugas untuk membuat hiasan dan menuliskan nama anggota kelompok. Selama proses pembuatan laporan berlangsung, guru memantau setiap kelompok untuk membantu memberikan ide tampilan laporan. Setelah laporan selesai dibuat, setiap kelompok mempresentasikan hasil laporan didepan kelas dengan tertib. Nampak beberapa siswa memberikan tanggapan untuk hasil laporan kelompok lainnya. Kegiatan selanjutnya yaitu melakukan refleksi kegiatan pembelajaran menggunakan pendekatan project based learning. Guru mengajukan pertanyaan tentang kesulitan-kesulitan yang dialami siswa selama proses pembelajaran. Nampak siswa sangat antusias dalam menjawab pertanyaan guru. Di akhir pembelajaran, observer membagikan angket minat belajar (lampiran 3) untuk diisi secara individu dan jujur.

Dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran pertemuan kedua dilakukan pengamatan oleh observer dengan cara mengisi lembar observasi tindakan guru serta respon siswa dalam pembelajaran (lampiran 10 dan 11). Dari hasil pengamatan dapat dapat diketahui apa yang menjadi kelemahan dan kelebihan pada kegiatan pembelajaran pertemuan kedua. Kegiatan pembelajaran dengan pendekatan project based learning ini akan dilanjutkan ke siklus 2 sebagai pemantapan keberhasilan siklus 1.

Refleksi

Kegiatan refleksi dilaksanakan setelah kegiatan pembelajaran pada siklus 2 selesai, dengan menganalis hasil observasi dan catatan yang diisikan observer.

(16)

Hasil dari pengamatan terhadap pelaksanaan tindakan pendekatan project based learning pada siklus 2 yang dilaksanakan melalui 2 pertemuan, meliputi pengamatan terhadap kegiatan awal, kegiatan inti dan kegiatan akhir.

Pada pertemuan 1, 100% kegiatan sudah dilakukan lebih baik oleh siswa. Kegiatan awal terdiri dari kegiatan pembelajaran melakukan persiapan, menyimak apersepsi dan motivasi, dan menyimak tujuan pembelajaran sudah dilakukan dengan baik oleh siswa. Langkah-langkah pembelajaran yang disampaikan oleh guru juga telah disimak dan dilaksanakan dengan baik oleh siswa sampai akhir kegiatan. Dalam kegiatan inti terdiri dari 12 kegiatan, 4 diantaranya merupakan kegiatan pendekatan project based learning yang menjadi fokus pengamatan yang terdiri dari menyimak tema proyek, mengidentifikasi masalah sosial, menyusun langkah penyelesaian proyek, dan mengumpulkan informasi proyek. Seluruh kegiatan inti pada pertemuan 1 dilakukan dengan baik oleh siswa. Dalam kegiatan penutup nampak semua kegiatan sudah dilakukan dengan baik oleh siswa.

Pada pertemuan 2, 100 % kegiatan sudah dilakukan lebih baik oleh siswa. Dalam kegiatan inti terdiri dari 12 kegiatan, 4 diantaranya merupakan kegiatan pendekatan project based learning yang menjadi fokus pengamatan yang terdiri dari menyederhanakan informasi, menyusun laporan, mempresentasikan laporan, dan merefleksi kegiatan project based learning. Siswa nampak sangat antusias dan fokus dalam menyusun laporan dengan anggota kelompoknya. Di samping itu catatan observer tentang kegiatan pembelajaran pada siklus 1 muncul kelebihan dalam pelaksanaan diantaranya siswa sudah lebih tertarik pada kegiatan pembelajaran, mampu bekerja sama dengan anggota kelompok, serta keberanian siswa sudah mulai tumbuh dalam mengemukakan pendapat baik dalam diskusi kelompok maupun diskusi kelas. Keterlibatan siswa dalam kegiatan pembelajaran pun sudah tumbuh pada siklus ke 2.

Aktivitas tindakan pendekatan project based learning guru pada pertemuan 1 juga nampak kelebihan guru yaitu guru telah melaksanakan pembelajaran sesuai dengan RPP menggunakan pendekatan project based learning secara optimal. Kegiatan pada pertemuan 2 juga sudah dilaksanakan

(17)

100% oleh guru. Guru melaksanakan pembelajaran dengan tepat waktu dan menimbulkan keaktifan siswa secara optimal. Kelebihan guru pada pertemuan kedua adalah pemantauan dan bimbingan guru dalam menyusun laporan sudah menyeluruh dan rata kepada semua kelompok. Keseluruhan kegiatan pembelajaran pada pertemuan sudah dilaksanakan semua dengan baik.

Hasil Minat Belajar IPS Siklus 2

Skor minat belajar IPS dengan menggunakan pendekatan project based learning diperoleh melalui lembar angket minat belajar siswa yang berisi butir-butir pernyataan mengenai pendekatan project based learning. Angket minat belajar siswa ternagi menjadi 5 aspek, yaitu Aspek Perasaan Senang, Aspek Ketertarikan Siswa, Aspek Perhatian Belajar, Aspek Kesadaraan Manfaat, dan Aspek Keterlibatan Siswa.

Hasil yang diperoleh dari penelitian, minat belajar IPS dalam pendekatan project based learning siswa kelas 4 SDN Sidorejo Lor 07 Kota Salatiga Semester 2 Tahun Pelajaran 2014/2015 siklus 2 disajikan pada tabel 4.4 sebagai berikut :

Tabel 4.4

Distribusi Frekuensi Minat Belajar IPS Melalui Pendekatan Project Based Learning Siswa Kelas 4 SDN Sidorejo Lor 07 KotaSalatiga

Semester 2 Tahun Pelajaran 2014/2015 Siklus 2 Skor Minat Kriteria F % 14-20 Tinggi 35 81 7-13 Sedang 8 19 Jumlah 43 100

Sumber : Data Primer

Berdasarkan tabel 4.4, nampak bahwa 81 % dari 43 siswa masuk dalam kriteria minat belajar yang tinggi, 19% (8 siswa) masuk dalam kriteria minat belajar sedang, dan 0% untuk kriteria minat belajar rendah. Hasil yang diperoleh dari penelitian, minat belajar IPS dalam pendekatan project based learning siswa kelas 4 SDN Sidorejo Lor 07 Kota Salatiga, dapat juga disajikan secara rinci melalui gambar 4.4 yaitu grafik skor minat belajar IPS melalui pendekatan project based learning siswa kelas 4 SDN Sidorejo Lor 07 Kota Salatiga Siklus 2 berikut ini :

(18)

Gambar 4.4

Grafik Garis Skor Minat Belajar IPS Siswa Kelas 4 SDN Sidorejo Lor 07 Kota Salatiga Semester 2 Tahun

Pelajaran 2014/2015 Siklus 2

Gambar 4.4 menunjukkan bahwa siswa yang memperoleh skor 12 sebanyak 4 siswa, skor 13 sebanyak 4 siswa, skor 14 sebanyak 4 siswa, skor 15 sebanyak 8 siswa, skor 16 sebanyak 10 siswa, skor 17 sebanyak 8 siswa, dan skor 18 sebanyak 5 siswa. Dengan demikian, pencapaian minat belajar IPS siklus 2, telah mencapai peningkatan 80%, atau dapat dikatakan minat belajar IPS seluruh siswa (43 siswa) kelas 4 SDN Sidorejo Lor 07 Kota Salatiga semester 2 tahun pelajaran 2014/2015 meningkat.

4.2 Pembahasan Hasil Penelitian

Hasil analisis tindakan pendekatan project based learning siswa kelas 4 SDN Sidorejo Lor 07 Kota Salatiga semester 2 tahun pelajaran 2014/2015, menunjukan adanya peningkatan tindakan project based learning yang dilakukan oleh siswa dari siklus 1 ke siklus 2. Hasil analisis secara rinci ditujukan melalui tabel 4.5 yaitu perbandingan tindakan pendekatan project based learning siswa kelas 4 SDN Sidorejo Lor 07 Kota Salatiga semester 2 tahun pelajaran 2014/2015 siklus 1 dan Siklus 2 berikut ini.

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 Sko r M in at Jumlah siswa

(19)

Tabel 4.5

Perbandingan Tindakan Pendekatan Project Based Learning Siswa Kelas 4 SDN Sidorejo Lor 07 Kota Salatiga Semester 2 Tahun

Pelajaran 2014/2015 Siklus 1 dan Siklus 2 Aktivitas

Kegiatan Awal Kegiatan Inti Kegiatan Akhir Siklus I Siklus II Siklus I Siklus II Siklus I Siklus II

F % F % F % F % F % F % Tindakan PjBL yang dilakukan 7 87,5 8 100 23 95,8 24 100 7 87,5 8 100 Tindakan PjBL yang belum dilakukan 1 12,5 0 0 1 4,2 0 0 1 12,5 0 0 Jumlah 8 100 8 100 24 100 24 100 5 100 5 100 Sumber : Data Primer

Berdasarkan tabel 4.5 tentang perbandingan aktivitas tindakan pendekatan project based learning siswa kelas 4 SDN Sidorejo Lor 07 Kota Salatiga Semester 2 tahun pelajaran 2014/2015 siklus 1 dan siklus 2, nampak bahwa dari siklus 1 ke siklus 2 terjadi peningkatan tindakan yang dilakukan oleh siswa baik dalam kegiatan awal, kegiatan penutup, maupun kegiatan akhir.

Perbandingan aktivitas tindakan pendekatan project based learning siswa kelas 4 SDN Sidorejo Lor 07 Kota Salatiga semester 2 tahun pelajaran 2014/2015 siklus 1 dan siklus 2 dapat dilihat pada gambar 4.5 halaman berikut ini :

(20)

Gambar 4.5

Grafik Garis Perbandingan Tindakan Pendekatan Project Based Learning Siswa

Kelas 4 SDN Sidorejo Lor 07 Kota Salatiga Semester 2 Tahun Pelajaran 2014/2015 Siklus 1 dan Siklus 2

Pada gambar 4.5, nampak bahwa tindakan pendekatan project based learning siswa mengalami peningkatan dari siklus 1 ke siklus 2. Dalam kegiatan awal sebanyak 8 tindakan, yang telah dilaksanakan siswa pada siklus 1 sebanyak 7 tindakan, kemudian pada siklus 2 mengalami peningkatan sebanyak 8 tindakan. Nampak bahwa kegiatan awal siklus 1 siswa lupa mengucapkan salam dan berdoa pada pertemuan yang kedua, kekurangan tersebut sudah diperbaiki pada siklus 2. Pada kegiatan inti sebanyak 24 tindakan terdapat 1 tindakan yang belum dilakukan siswa pada siklus 1 yaitu kurang tenangnya siswa pada proses pencarian informasi di perpustakaan, sedangkan di siklus II semua tindakan sudah dipenuhi 100% sesuai dengan langkah pendekatan project based learning. Dalam kegiatan akhir pada siklus 1 siswa belum melakukan tindakan refleksi pembelajaran pada pertemuan pertama dan sudah diperbaiki pada siklus 2.

Perbandingan tindakan pendekatan project based learning oleh guru kelas 4 SDN Sidorejo Lor 07 Kota Salatiga semester 2 tahun pelajaran 2014/2015 siklus 1 dan siklus 2 juga disajikan secara rinci pada tabel 4.6 pada halaman berikut ini.

0 5 10 15 20 25 30

kegiatan awal kegiatan inti kegiatan akhir

J um la h T ind a k a n Siklus I Siklus II

(21)

Tabel 4.6

Perbandingan Tindakan Pendekatan Project Based Learning Guru Kelas 4 SDN Sidorejo Lor 07 Kota Salatiga Semester 2 Tahun

Pelajaran 2014/2015 Siklus 1 dan Siklus 2 Aktivitas

Kegiatan Awal Kegiatan Inti Kegiatan Akhir Siklus I Siklus II Siklus I Siklus II Siklus I Siklus II

F % F % F % F % F % F % Tindakan PjBL yang dilakukan 7 87,5 8 100 23 95,8 24 100 7 87,5 8 100 Tindakan PjBL yang belum dilakukan 1 12,5 0 0 1 4,2 0 0 1 12,5 0 0 Jumlah 8 100 8 100 24 100 24 100 5 100 5 100

Sumber : Data Primer

Berdasarkan tabel 4.6, nampak bahwa tindakan pendekatan project based learning guru mengalami peningkatan dari siklus 1 ke siklus 2. Dalam kegiatan awal sebanyak 8 tindakan, yang telah dilaksanakan guru pada siklus 1 sebanyak 7 tindakan, kemudian pada siklus 2 mengalami peningkatan sebanyak 8 tindakan. Nampak bahwa kegiatan awal siklus 1 guru lupa mengucapkan salam dan berdoa pada pertemuan yang kedua, kekurangan tersebut sudah diperbaiki pada siklus 2. Pada kegiatan inti sebanyak 24 tindakan terdapat 1 tindakan yang belum dilakukan guru pada siklus 1 yaitu kurangnya pemantauan siswa dalam mencari informasi, sedangkan di siklus 2 semua tindakan sudah dipenuhi 100% sesuai dengan langkah pendekatan project based learning. Dalam kegiatan akhir pada siklus 1 guru belum melakukan tindakan refleksi pembelajaran pada pertemuan pertama dan sudah diperbaiki pada siklus 2.

Perbandingan aktivitas tindakan pendekatan project based learning guru kelas 4 SDN Sidorejo Lor 07 Salatiga semester 2 tahun pelajaran 2014/2015 siklus 1 dan siklus 2 dapat dilihat pada gambar 4.6 halaman berikut ini :

(22)

Gambar 4.6

Grafik Garis Perbandingan Tindakan Pendekatan Project Based Learning Guru

Kelas 4 SDN Sidorejo Lor 07 Kota Salatiga Semester 2 Tahun Pelajaran 2014/2015 Siklus 1 dan Siklus 2

Pada gambar 4.6, nampak bahwa implementasi tindakan guru pada siklus I ke siklus II mengalami peningkatan. Tindakan siklus II pada kegiatan awal, inti, dan akhir telah dilaksanakan semua oleh guru dengan baik dan optimal.

Skor minat belajar IPS menggunakan pendekatan project based learning diperoleh melalui angket minat belajar siswa, yang terdiri dari aspek indikator : perasaan senang, ketertarikan siswa, perhatian siswa, kesadaran tentang manfaat pelajaran, dan keterlibatan siswa.

Hasil yang diperoleh dari penelitian, minat belajar IPS dalam pendekatan Project Based Learning siswa kelas 4 SDN Sidorejo Lor 07 Kota Salatiga, disajikan secara rinci melalui tabel 4.7 berikut ini.

Tabel 4.7

Perbandingan Skor Minat Belajar IPS Melalui Pendekatan Project Based Learning

Siswa Kelas 4 SDN Sidorejo Lor 07 Kota Salatiga Semester 2 Tahun Pelajaran 2014/2015 Siklus 1 dan Siklus 2

No. Kriteria Siklus I Sklus II

f % F %

1. Rendah 4 9 - -

2. Sedang 10 23 8 19

3. Tinggi 29 68 35 81

Jumlah 43 100 43 100

Sumber : Data Primer 0 5 10 15 20 25 30

kegiatan awal kegiatan inti kegiatan akhir

Ju m lah t in d akan Siklus I Siklus II

(23)

Berdasarkan tabel 4.7, nampak bahwa skor minat belajar IPS yang didapat siswa dari siklus 1 ke siklus 2 mengalami peningkatan. Peningkatan skor minat belajar IPS secara rinci disajikan melalui gambar 4.7 yaitu grafik perbandingan skor minat belajar IPS melalui pendekatan project based learning siswa kelas 4 SDN Sidorejo Lor 07 Kota Salatiga siklus 1 dan siklus 2 berikut ini.

Gambar 4.7

Grafik Garis Perbandingan Skor Minat Belajar IPS melalui Pendekatan Project Based Learning Siswa Kelas 4 SDN Sidorejo Lor 07

Kota Salatiga Siklus 1 dan Siklus 2

Berdasarkan gambar 4.7 yaitu grafik perbandingan jumlah skor minat belajar IPS melalui pendekatan project based learning siswa kelas 4 SDN Sidorejo Lor 07 Kota Salatiga siklus 1 dan siklus 2 menunjukkan bahwa ada peningkatan jumlah skor minat belajar IPS dari siklus 1 ke siklus 2. Peningkatan nampak terlihat pada skor minat rendah pada siklus 1 diperoleh sebanyak 4 siswa (9%), sedangkan siklus 2 sudah tak terlihat lagi siswa yang memiliki skor terendah. Skor minat sedang pada siklus 1 diperoleh sebanyak 10 siswa (23%) sedangkan, pada siklus 2 diperoleh sebanyak 8 siswa (19%). Skor minat tinggi pada siklus 1 diperoleh sebanyak 29 siswa (68%), sedangkan pada siklus 2 diraih

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 Sko r M in at B e lajar Jumlah Siswa

Perbandingan Skor Minat Belajar IPS Siklus 1 dan Siklus 2

siklus 1 siklus 2

(24)

sebanyak 35 siswa (81%). Peningkatan jumlah skor minat belajar IPS terjadi setelah diterapkan pembelajaran menggunakan pendekatan project based learning.

Dengan demikian hipotesis tindakan yang berbunyi “Peningkatan minat belajar IPS diduga dapat diupayakan melalui pendekatan Project Based Learning siswa kelas 4 SDN Sidorejo Lor 07 Kota Salatiga semester 2 tahun pelajaran 2014/2015” terbukti. Hal ini ditunjukkan melalui perbandingan minat belajar IPS tinggi siklus 1 dan siklus 2 adalah 68% : 81%. Perbandingan minat belajar IPS sedang antara siklus 1 dan siklus 2 adalah 23% : 19%. Perbandingan minat belajar IPS rendah siklus 1 dan siklus 2 adalah 9% : 0%. Penelitian ini dikatakan berhasil yang ditunjukkan oleh 81% dari seluruh siswa lebih tinggi dari 80% yang ditetapkan dalam indikator keberhasilan penenlitian mencapai skor minat belajar IPS tinggi.

Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Djehan Mulyani Mulyani dengan judul skripsi “Upaya Peningkatan Hasil Belajar IPS Melalui Project Based Learning (Pembelajaran Berbasis Proyek) Pada Siswa Kelas V Di SD Islam Al-Syukro Universal”. Hal ini dapat dilihat dari hasil penelitian yang menunjukkan adanya kemampuan hasil belajar siswa. Peningkatan kemampuan hasil belajar dapat dilihat dari teknik analisis data yang dilakukan secara kuantitatif indikator keberhasilan penelitian ini dilihat dari ketuntasan belajar siswa sebanyak 75%, dengan kriteria ketuntasan minimal (KKM) 65. Dari hasil penelitian, pada siklus pertama ketuntasan belajar yang dicapai sebanyak 70%, dan siklus kedua sebanyak 97%. Hal ini juga sejalan dengan penelitian yang dilaksanakan oleh Veronica Yasinta dengan judul skripsi “Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Metematika Bagi Siswa Kelas 4 Melalui Project Based Learning dengan Pendekatan Kontekstual di SD Negeri 01 Gandulan Semester 2 Tahun Pelajaran 2012/2013”. Hasil penelitian pada siklus I dengan menerapkan Pendekatan Kontekstual Melalui Project Based Learning siswa mengalami peningkatan, 5 siswa (23,8%) belum tuntas KKM dan 16 siswa (76,2%) siswa sudah tuntas KKM. Dan hasil dari siklus II hasil yang diperoleh 2 siswa (9,5%) belum tuntas KKM dan 19 siswa (90,5%) tuntas KKM. Ketuntasan belajar siswa

(25)

dapat dicapai siswa karena adanya fokus siswa yang lebih baik dalam proses pembelajaran dan siswa mampu memfokuskan pertanyaan, menimbulkan ketertarikan pada materi, dan menemukan konsep yang digunakan untuk penyelesaian (focus) sehingga memunculkan minat belajar siswa yang tinggi dan berdampak pada ketuntasan belajar siswa.

Thomas J.W. Moursund, et al. menyebutkan bahwa Project Based Learning adalah pendekatan pengajaran dan pembelajaran yang menekankan pembelajaran yang berpusat pada siswa dalan suatu proyek. Hal ini memungkinkan siswa untuk bekerja secara mandiri untuk membangun pembelajarannya sendiri dan kemudian akan mencapai puncaknya dalam suatu hasil yang realistis, seperti karya yang dihasilkan siswa sendiri. Maka melalui pembelajaran dengan menggunakan pendekatan project based learning diharapkan dapat meningkatkan minat belajar IPS siswa kelas 4 SDN Sidorejo Lor 07 Kota Salatiga semester 2 tahun pelajaran 2014/2015.

Pendekatan project based learning dapat meningkatkan minat belajar IPS siswa kelas 4 SDN Sidorejo Lor 07 Kota Salatiga semester 2 tahun pelajaran 2014/2015. Nampak dari skor minat belajar IPS siswa kelas 4 pada siklus 1 ke siklus 2 mengalami peningkatan mencapai 80%, sehingga dapat dikatakan bahwa pendekatan project based learning dapat mengurangi kesenjangan antara apa yang diharapkan guru terhadap siswa, dan realita yang dihasilkan siswa, yaitu minat belajar IPS.

Gambar

Grafik Garis Perbandingan Tindakan Pendekatan Project Based Learning Guru  Kelas 4 SDN Sidorejo Lor 07 Kota Salatiga Semester 2 Tahun

Referensi

Dokumen terkait

Hasil analisis uji chi square penelitian ini menunjukkan ada hubungan dan kekuatan hubungan dua variabel yang rendah antara pemberian ASI eksklusif dengan kejadian ISPA pada

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpukan bahwa motivasi intrinsik suami kurang baik karena 22 responden (59,46%) dengan kategori kurang

Bila kebiasaan tersebut berlanjut maka percaya diri akan kemampuan diri menjadi luntur, sehingga semangat belajar jadi hilang, mahasiswa akan terkungkung oleh pendapatnya sendiri,

Analisis regresi linear sederhana digunakan untuk melihat pengaruh secara umum antara keaktifan siswa dalam ekstrakurikuler sekolah terhadap penalaran dan komunikasi matematika

Dengan melihat pentingnya discharge planning pada pasien Diabetes Melitus dan keluarganya, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang hubungan tingkat

Hubungan tingkat pengetahuan responden tentang dismenorea dengan upaya penanganan terhadap dismenorea sesuai dengan hasil analisis memperlihatkan bahwa sebagian besar

Dari hasil anlaisis tanah pada akhir percobaan menunjukkan bahwa kandungan bahan organik tanah (asam humik dan asam fulvik) masih tinggi, untuk itu disarankan untuk

Abdurrachman dalam Buku Ensiklopedia Ekonomi Keuangan dan Perdagangan menjelaskan bahwa "Bank adalah suatu jenis lembaga keuangan yang melaksanakan berbagai