• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Ukuran Besar Butiran Alumunium (Al-Si) Mesh 50, 60, 100 terhadap Tingkat Kekerasan, Keausan, dan Koefisien Gesek Kampas Rem

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Pengaruh Ukuran Besar Butiran Alumunium (Al-Si) Mesh 50, 60, 100 terhadap Tingkat Kekerasan, Keausan, dan Koefisien Gesek Kampas Rem"

Copied!
26
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH UKURAN BESAR BUTIRAN ALUMUNIUM

(Al-Si) MESH 50, 60, 100 TERHADAP TINGKAT KEKERASAN,

KEAUSAN, DAN KOEFISIEN GESEK KAMPAS REM

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik

Oleh:

BAYU ODANA D 200 140 130

PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2019

(2)
(3)
(4)
(5)

PENGARUH UKURAN BESAR BUTIRAN ALUMUNIUM (Al-Si) MESH 50, 60, 100 TERHADAP TINGKAT KEKERASAN, KEAUSAN, DAN

KOEFISIEN GESEK KAMPAS REM

Abstrak

Pada penelitian ini peneliti ingin memahami dan membuat sampel kampas rem sepeda motor dengan menggunakan bahan komposit yang ramah lingkungan dengan beberapa variasi komposisi bahan untuk mengetahui tingkat kekerasan, keausan dan koefisien gesek kampas rem tersebut. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah fiberglass, serbuk Al-Si variasi mesh 50,60,100, karbon kulit mete, kalsium karbonat, barium sulfat dan resin polyester BQTN 157 dengan katalis sebagai pengikat/matriks.Kemudian diuji gesek dengan beban 16 kg selama 3 jam dengan uji kering, penyemprotan air, air garam, oli, minyak rem lalu dihitung keausan dan koefisien geseknya, dan diuji kekerasan dengan menggunakan alat Durometer dengan standar ASTM D2240.Dari hasil uji kekerasan nilai tertinggi pada variasi Al-Si mesh 50, 60, 100 adalah alumunium mesh 100 dengan nilai sebesar 87,56 HD. Hasil pengujian gesek nilai keausan tertinggi pada semua kondisi dari variasi alumunium (Al-Si) mesh 100 yaitu pengujian kering 312,03 mm3/jam, air 370,66 mm3/jam, air garam 465,21 mm3/jam, oli 344,18 mm3/jam, minyak rem 353,64 mm3/jam. Dari hasil pengujian gesek di dapat nilai koefisien gesek nilai tertinggi pada semua kondisi variasi alumunium (Al-Si) mesh 100 yaitu pengujian kering 0.6558, air 0.6183, air garam 0.6031, oli 0.6362, dan minyak rem 0.6074. Pada foto mikro setelah diuji gesek kampas rem variasi mesh 50 mengalami kegagalan bonding adhesive sedangkan variasi mesh 60,100 mengalami kegagalan bonding kohesif. Dari hasil pembahasan dapat di simpulkan besar butiran alumunium (Al-Si) mempengaruhi nilai kekerasan, keausan dan koefisien gesek kampas rem.

(6)

Abstract

In this study the researchers wanted to understand and make motorcycle brake pads using composite materials that are environmentally friendly with several variations in material composition to determine the level of hardness, wear and coefficient of friction of the brake lining. The materials used in this study were fiberglass, powder Al-Si variations of mesh 50,60,100, carbon cashew shells, calcium carbonate, barium sulfate and BQTN 157 polyester resin with catalyst as a binder / matrix. Then the friction with a load of 16 kg was tested for 3 hours with a dry test, spraying water, salt water, oil, brake fluid and then calculated the wear and coefficient of friction, and tested the hardness by using a Durometer with ASTM D2240 standard. From the results of the hardness test the highest value on the variation of aluminum (Al-Si) mesh 50, 60, 100 is 100 Al-Si mesh with a value of 87.56 HD. The highest friction test results on all conditions of the variation of aluminum (Al-Si) mesh 100 are dry testing 312,03 mm3 / hour, water 370,66 mm3 / hour, salt water 465,21 mm3 / hour, oil 344,18 mm3 / hour, brake fluid 353,64 mm3 /hour. From the results of friction testing the highest value of coefficient of friction can be obtained on all conditions of aluminum (Al-Si) mesh 100 variation, ie dry test 0.6558, water 0.6183, salt water 0.6031, oil 0.6362, and brake fluid 0.6074. In the micro photo after being tested the friction of the 50 mesh variation brake pad experienced bonding adhesive failure while the 60,100 mesh variation experienced cohesive bonding failure. From the results of the discussion it can be concluded that large amounts of aluminum granules (Al-Si) affect the value of hardness, wear and friction coefficient of brake lining.

Keywords : Powder (Al-Si), Cashew Skin Carbon, Polyester

1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kampas rem adalah salah satu komponen yang ada pada kendaraan bermotor yang berfungsi memperlambat dan menghentikan laju kendaraan bermotor. Pada saat kendaraan melaju dengan kecepatan tinggi kampas rem memiliki peran yang sangat penting, sehingga menunjang keselamatan bagi pengendara. Secara umum bahan komposit kampas rem memiliki tiga bahan penyusun yaitu bahan pengikat, bahan penguat dan bahan pengisi. Bahan pengikat berupa berbagai jenis resin, phenolic, epoxi, polyester, silicone dan rubber yang dapat membentuk sebuah matriks. Bahan penguat berupa serat dimana secara garis besar serat yang digunakan untuk membuat bahan gesek

(7)

komposit kampas rem dapat diklasifikasikan menjadi serat asbes dan non asbes.

Kekuatan bahan komposit partikel rem, sangat dipengaruhi besar partikel,bahan matriknya dan proses pembuatannya. Kekuatan komposit partikel diperoleh maksimal pada ukuran 0,01 sampai 0,1 mm dan kekuatan surface bonding , pengepresan, dan sintering. Proses tersebut sangat jarang dipaparkan para produsen kampas rem, sehingga perlu adanya penelitian tentang : bahan dan proses yang standar secara ilmiah agar kampas rem bisa mudah dibuat di negara kita, sehingga sangat perlu pengembangan penelitian ini secara terus menerus. ( Calister, 2005)

Produk utama yang diambil dari tanaman jambu mete adalah bijinya (kacang mete) melalui proses pengacipan (pengupasan kulit biji mete). Pengacipan biji gelondong mete menghasilkan kacang mete dan limbah kulit mete . Limbah kulit mete dapat diolah menjadi minyak cashew nut shell liquid (CNSL) yang mempunyai nilai ekonomi tinggi dan dapat digunakan sebagai bahan industri secara luas, seperti minyak rem, industri cat, pernis, Kampas rem dan lain-lain. (Muljoharjo, 1990).

Alumunium merupakan logam ringan mempunyai ketahanan korosi yang baik dan hantaran listrik yang baik dan sifat – sifat yang baik lainnya sebagai sifat logam. Sebagai tambahan terhadap, kekuatan mekanisnya yang sangat meningkatkan dengan penambahan Cu, Mg, Si, Mn, Zn, Ni, dsb, secara satu persatu atau Bersama-sama, memberikan juga sifat-sifat baik lainya seperti ketahanan korosi, ketahanan aus, koefisien pemuaian rendah. Material ini dipergunakan di dalam bidang yang luas bukan saja untuk peralatan rumah tangga tapi juga tetapi juga dipakai untuk keperluan industri, kontsruksi, dan lain sebagainya. (Surdia,1992).

Maka diambil langkah untuk mengatasi hal tersebut dengan membuat kampas rem yang ramah lingkungan dengan menggunakan bahan karbon

(8)

kulit mete, fiberglass, barium sulfat, kalsium karnonat dan serbuk alumunium dengan ukuran mesh 50, 60, dan 100 dengan matriks polyester.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat diidentifikasi beberapa permasalahan, diantaranya:

1) Bagaimana pengaruh ukuran besar butiran alumunium (Al-Si) terhadap nilai kekerasan pada variasi kampas rem?

2) Bagaimana pengaruh ukuran besar butiran alumunium (Al-Si) terhadap nilai keausan pada variasi kampas rem?

3) Bagaimana pengaruh ukuran besar butiran alumunium (Al-Si) terhadap nilai koefisien gesek pada variasi kampas rem?

1.3 Pembatasan Masalah

Agar memudahkan pelaksanaan penelitian, sehingga tujuan penelitian dapat dicapai serta pembatasan masalah tidak meluas, maka perlu adanya Batasan masalah. Batasan masalah yang di ambil dalam penelitian ini, anatara lain:

1) Bahan

Pada penelitian ini bahan yang digunakan yaitu butiran Alumunium (Al-Si) dari piston sepeda motor yang dibuat serbuk dengan kadar 83,60% alumunium dan 14,1% silicon yang sebelumnya telah dilakukan uji komposisi kimia menggunakan uji emission spectrometer (ASTM-11251) dengan variasi mesh 50, 60 dan 100, serbuk karbon kulit mete, serat fiber glass, polyester, serbuk kalsium karbonat, serbuk barium sulfat.

2) Pengujian

Pada penelitian ini di fokuskan pada pengujian kekerasan dengan standar ASTM D2240, Pengujian Keausan, foto mikro dan pengujian

(9)

gesek. Pengujian gesek dilakukan dengan berbagai pengaruh yaitu uji gesek pada kondisi kering, air, air garam, oli, minyak rem.

1.4 Tujuan Penelitian

Berdasarkan pembatasan masalah, maka tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah:

1) Mengetahui nilai kekerasan kampas rem dengan variasi Al-Si mesh 50, 60, 100 dibandingkan dengan kampas Pasaran.

2) Mengetahui nilai keausan kampas rem dengan variasi Al-Si mesh 50, 60, 100 dibandingkan dengan kampas rem Pasaran.

3) Mengetahui nilai koefisien gesek kampas rem dengan variasi Al-Si mesh 50, 60, 100 dibandingkan dengan kampas rem Pasaran.

1.5 Manfaat Penelitian

Dengan dilaksanakan penelitian ini diharapkan mampu memberikan manfaat, diantaranya:

1) Bagi penulis

Sebagai syarat menyelesaikan studi untuk memperoleh gelar sarjana Teknik Jurusan mesin Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Surakarta dan ilmu yang bermanfaat dari peneliti ini.

2) Bagi Akademik

Penelitian ini dapat dijadikan sebagai referensi untuk penelitian lebih lanjuoleh mahasiswa, khusunya jurursan Mesin Fakultas Universitas Muhammadiyah Surakarta.

3) Bagi Masyarakat

(10)

2. METODE

(11)

2.2Langkah Penelitian

2.3.1 Prosedur Pembuatan Kampas

Pada penelitian ini menggunakan variasi ukuran besar butiran Alumunium (Al-Si) sebanyak 30 spesimen. Dari masing-masing jenis variasi kampas rem digunakan untuk pengujian dilakukan berbagai pengujian yaitu pengujian kekerasan, pengujian gesek, dan foto mikro.

Gambar 2. Kampas Rem 1)Mempersiapkan bahan dan alat.

2)Melakukan penghitungan komposisi yang tempat.

3)Setelah melakukan penghitungan komposisi secara tepat, bahan-bahan ditimbang mengunakan timbangan digital sesuai dengan komposisi masing-masing bahan.

4)Kemudian proses pencampuran bahan-bahan material kering, dicampur dengan menggunakan mesin blander agar hasil dari pencampuran material dapat tercampur secara merata seperti fiberglass, serbuk alumunium (Al-Si), barium sulfat, calcium karbonat, karbon kulit mete.

(12)

merata, kemudian bahan dimasukkan kedalam cetakan yang sebelunya telah dipasangi plat kampas sebagai tempat bahan kampas rem yang diberi perekat.

6)Langkah selanjutnya yaitu pengepresan dengan beban 4,5 ton dengan 90 0C selama 15 menit, lalu kampas dilepas dari cetakan dan di oven dengan suhu 160 0C dengan waktu 10 menit, 20 menit, 30 menit.

7)Setelah dicetak dan di oven, kampas rem kemudian dilakukan pengujian kekerasan, foto mikro sebelum pengujian gesek, foto mikro setelah pengujian gesek, setelah itu diambil data dari pengujian tersebut.

2.3.2 Pengujian kekerasan

Pengujian kekerasan dilakukan untuk mengetahui hasil kekerasan dari kampas rem pada beberapa bagian sehingga dapat diketahui distribusi kekerasan rata-ratanya dari semua bagian yang di uji. Pengujian kekerasan menggunkaan durometer shore D. 2.3.3 Pengujian Gesek

Pengujian gesek dilakukan untuk mengetahui nilai keausan dan koefisien gesek kampas rem. Untuk menghitung nilai keausan mengunakan rumus:

Keausan =

(T0−T1)A

t (1)

Ket :

T0 = Tinggi awal kampas (mm)

T1 = Tinggi akhir kampas (mm)

t = Lama waktu pengujian (Jam) A = Luas permukaan kampas (mm2)

µ =

T

(13)

µ = Koefisien gesek T = Torsi (Nm) Fn = Gaya normal (N) r = Jari – jari lintasan (m) 3. HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1Hasil Perhitungan Koefisien Gesek Rata – rata Tabel 1.Hasil Pengujian Kekerasan

No Variasi Kampas Nilai Kekerasan

1 Alumunium (Al-Si) mesh 50 80

2 Alumunium (Al-Si) mesh 60 84

3 Alumunium (Al-Si) mesh 100 86

4 Kampas pasaran 89

(14)

3.2 Hasil Perhitungan Keausan Rata – rata

Tabel 2.Hasil Perhitungan Keausan Rata-rata.

No Variasi Kampas

Kondisi kering air air

garam oli minyak rem 1 mesh 50 538.97 569.22 620.28 520.06 506.82 2 mesh 60 421.72 442.52 563.55 414.15 480.34 3 mesh 100 312.03 370.66 465.21 344.18 353.64 4 Kampas pasaran 118.75 243.75 375.00 162.50 187.50

Gambar 4. Histogram Hubungan Antara variasi Kampas Rem dengan Pengaruh Kondisi Pengujian Terhadap Keausan Rata – rata.

(15)

3.3Hasil Perhitungan Koefisien Gesek Rata – rata

Tabel 3Hasil Perhitungan Koefisien Gesek Rata – rata. No Variasi

Kampas

Kondisi kering air air

garam oli minyak rem 1 mesh 50 0.6182 0.5821 0.5661 0.5839 0.5725 2 mesh 60 0.6385 0.5980 0.5870 0.6189 0.5923 3 mesh 100 0.6877 0.6359 0.6212 0.6539 0.6422 4 Kampas pasaran 0.6394 0.6183 0.6023 0.6359 0.6074

Gambar 5. Histogram Hubungan antara Variasi Kampas Rem dengan pengaruh Pengujian Terhadap Koefisien Gesek Rata-rata.

3.4Hasil Pengamatan suhu Akhir Kampas

Tabel 4. Hasil Pengamatan Suhu Akhir Kampas Rata-rata.

No Variasi Kampas

Kondisi kering air air

garam oli minyak rem 1 mesh 50 104.2 37.8 47.5 38.7 50.2 2 mesh 60 102 34.7 44.2 36.2 47.9 3 mesh 100 100 32.4 41.1 32.2 43.2 4 Kampas pasaran 112.2 40.3 50.4 43.2 55.4

(16)

Gambar 6. Histogram Hubungan antara Variasi Kampas Rem dengan Pengaruh Kondisi Pengujian terhadap Suhu Rata-rata.

3.5Hasil perhitungan Daya Rata-rata

Tabel 5. Hasil Perhitungan Daya Rata – rata.

No Variasi Kampas

Kondisi kering air air

garam oli minyak rem 1 mesh 50 821.18 776.52 753.2 779.04 760.2 2 mesh 60 849.81 799.94 783.36 827.64 788.04 3 mesh 100 895.85 829.54 808.08 852.93 812.52 4 Kampas pasaran 923.16 855.27 835.24 878.8 861.12

(17)

Gambar 7. Histogram Hubungan antara Variasi Kampas Rem dengan Pengaruh Kondisi Pengujian terhadap Daya Rata-rata.

3.6Hasil Perhitungan Kecepatan sudut Rata-rata

Tabel 6.Hasil Perhitungan Kecepatan Sudut Rata-rata.

No Variasi Kampas

Kondisi kering air air

garam oli minyak rem 1 mesh 50 38.51 38.67 38.57 38.67 38.50 2 mesh 60 38.58 38.78 38.68 38.77 38.57 3 mesh 100 38.63 38.89 38.84 38.86 38.78 4 Kampas pasaran 38.92 38.99 38.98 38.96 38.87

(18)

Gambar 8. Histogram Hubungan antara Variasi Kampas Rem dengan Pengaruh Kondisi Pengujian Terhadap Kecepatan sudut Rata-rata.

3.7Hasil Perhitungan Torsi Rata-rata

Tabel 7. Hasil Perhitungan Torsi sudut Rata-rata

No Variasi Kampas

Kondisi kering air air

garam oli minyak rem 1 mesh 50 21.33 20.08 19.53 20.14 19.75 2 mesh 60 22.03 20.63 20.25 21.35 20.43 3 mesh 100 23.72 21.94 21.43 22.56 22.15 4 Kampas pasaran 22.06 21.33 20.78 21.94 20.95

(19)

Gambar 9. Histogram Hubungan antara Variasi Kampas Rem dengan Pengaruh Kondisi Pengujian terhadap Torsi Rata-rata.

(20)

3.8 Hasil Pengujian Foto Mikro

(1) Foto Mikro Kampas Sebelum Pengujian Gesek

Gambar 10. Foto Mikro dengan Variasi alumunium (Al-Si) mesh 50 pembesaran 100x

Gambar 11. Foto Mikro dengan Variasi alumunium (Al-Si) mesh 60 pembesaran 100x Fiberglass Alumunium m polyester Karbon kulit mete 2µm 1142.6 Fiberglass Polyester Karbon kulit mete Alumunium

2µm

761.6

(21)

Gambar 12. Foto Mikro dengan Variasi alumunium (Al-Si) mesh 100 pembesaran 100x

(2) Foto Mikro Kampas Setelah Pengujian Gesek

Gambar 13. Foto Mikro dengan Variasi alumunium (Al-Si) mesh 50 pembesaran 100x

Alumunium Polyester Karbon kulit mete

Fiberglass

2µm

142.6

Kegagalan Bonding Adhesive

2µm

142.6

(22)

Gambar 14. Foto Mikro dengan Variasi alumunium (Al-Si) mesh 60 pembesaran 100x

Gambar 15. Foto Mikro dengan Variasi alumunium (Al-Si) mesh 100 pembesaran 100x Kegagalan bonding kohesif

2µm

412.5

Kegagalan bonding kohesif

2µm

342.6

(23)

4. PENUTUP 4.1Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat diambil dari laporan penelitian ini adalah sebagai berikut :

a. Dari hasil pengujian kekerasan ini didapatkan nilai kekerasan variasi Al-Si mesh 50 sebesar 80 HD, Al-Si mesh 60 sebesar 84 HD, variasi Al-Si mesh 100 sebesar 86 HD. Dari semua pengujian yang telah dilakukan nilai kekerasan yang paling besar adalah kampas rem pasaran, kampas rem variasi Al-Si mesh 50, 60, 100 mempunyai kekerasan yang lebih rendah dibandingkan kampas rem pasaran. Dari kampas rem variasi Al-Si mesh 50, 60, 100 kekerasan yang mendekati kampas rem pasaran yaitu variasi Al-Si mesh 100, dikarenakan kampas rem variasi Al-Si mesh 100 memiliki ukuran butiran yang lebih kecil, sehingga pada proses pengepresan didapatkan kampas rem yang lebih padat. selain itu pencampuran bahan, lamanya waktu sintering bisa mempengaruhi perbedaan nilai kekerasan.

b. Darihasil pengujian keausan diatas dengan kondisi kering, air, air garam, oli, minyak rem, menunjukan nilai keausan kampas rem terendah adalah pada kampas rem pasaran, dikarenakan struktur kampas rem pasaran mempunya struktur yang keras dan padat. Pada kampas rem variasi Al-Si mesh 50, 60, 100 yang memiliki keausan yang mendekati kampas rem pasaran adalah variasi Al-Si mesh 100 dengan nilai pengujian kering 312,03 mm3/jam, kondisi pengujian air 370,66 mm3/jam, kondisi air garam 465,21 mm3/jam, kondisi pengujian oli 344,18 mm3/jam, kondisi pengujian minyak rem 353,64 mm3/jam. Dikarenakan alumunium (Al-Si) mesh 100 memiliki ukuran butiran alumunium yang lebih kecil sehingga ikatan antar partikel lebih kuat dan lebih padat, dapat diketahui nilai kekerasan mempengaruhi nilai keausan, semakin tinggi nilai kekerasan akan

(24)

c. Dari hasil pengujian gesek diatas menunjukkan nilai koefsien gesek tertinggi adalah pada kampas rem pasaran dengan nilai pengujian kering 0.6877, pengujian air 0.6359, pengujian air garam 0.6212, pengujian oli 0.6539, pengujian minyak rem 0.6422. Sedangkan kampas rem variasi Al-Si mesh 50, 60, 100 yang memiliki nilai koefisien gesek mendekati kampas rem pasaran adalah variasi Al-Si mesh 100 dengan nilai pengujian kering 0.6558, pengujian air 0.6183, pengujian air garam 0.6031, pengujian oli 0.6362, dan pengujian minyak rem 0.6074. Dari hasil pengujian ini dapat disimpulkan bahwa semakin kecil ukuran butiran pada Al-Si maka akan meningkatkan nilai koefisien gesek dari kondisi kering, air, air garam, oli, minyak rem dan semakin besar nilai torsi maka akan semakin besar nilai koefisien geseknya. Hal ini berpengaruh pada hasil pengereman, jika koefisien gesek semakin besar maka pengereman lebih cepat.

4.2Saran

Hasil dari penelitian ini, penulis mempunyai beberapa saran untuk dilakukan pada penelitian selanjutnya dalam proses pengembangan dalam pembuatan kampas rem yaitu :

a. Sebelum melakukan proses pembuatan kampas persiapkan semua bahn dengan benar-benar sesuai perhitungan yang matang.

b. Ketika waktu melakukan pencampuran bahan-bahan lakukan dengan sebaik mungkin karena akan mempengaruhi hasil kampas rem. c. Menentukan variasi komposisi yang baik, karena berpengaruh

(25)

DAFTAR PUSTAKA

ASTM D2240-Durometer Hardness ASTM E 11- SIEVES SPECIFICATION

Calister, Mc. Graw Hill. 2005. Material Science, London.

Desi Kiswiranti, 2007. Pemanfaatan Serbuk Tempurung Kelapa Sebagai

Alternatif Serat Penguat Bahan Friksi Non-Asbes Pada pembuatan Kampas Rem Sepeda Motor. Laporan Tugas Akhir Jurusan Fisika, Fakultas

Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Semarang (Unnes), Semarang

German. R.M., 1984. Powder Metallurgi Science. Metal Power Federation.

Pricenton, New Jersey.

Khoirul. 2017. Pengaruh Ukuran Besar Butiran Tembaga (CU) Terhadap Nilai Kekerasan, Keausan, dan Koefisien Gesek Kampas rem. Laporan Tugas Akhir Fakultas Teknik Mesin UMS, Oktober 2017, Surakarta

Muljohardjo, M. 1990. Jambu Mete dan Teknologi Pengolahannya ( Anacardium occidentale L). Liberty. Yogyakarta.

Nurun. 2015. Metalurgi Serbuk di http://nurun.lecturer.uin-malang.ac.id/wp-content /uploads /sites/7/2015/09 /METALURGI-SERBUK.pdf. (di akses 1 Mei ) 16.02 wib.

Pramuko I.P, Setiawan, Irfan,2009. Pengaruh Variasi Tekanan Kompaksi Terhadap Ketahanan Kampas Rem Gesek Sepatu. Laporan Tugas Akhir Fakultas Teknik Mesin Ums, Agustus 2009, Surakarta

Kemdikbud. 2008. Service Sistem Rem di https;//m-edukasi.kemdikbud.go.id /medukasi/produkfiles/kontenonline/online2008/servicerem/komponen%20re m.html#atas ( di akses 1 Mei ) 16.02 wib.

(26)

Setiaji, Rahmawan. 2009. Pengujian Keausan. (https://www.scribd.com) Diakses pada tanggal 28 maret 2019

Smith, William F. (1990). Principles of Material Science and Engineering, second edition. Mc. Graw Hill Publishing Company.

Stolk, Kros. , 1994, Elemen Kontruksi Bangun Mesin, Elemen Mesin. Erlangga, Jakarta

Saito Shinroku and Surdia Tata., 1999, Pengetahuan Bahan Teknik, Pradnya Paramita., Jakarta.

Tri Wijayanti. 2012. Pembuatan Biobriket dari Campuran Limbah Kacang Tanah dan Limbah Kacang Mete Menggunakan Perekat Tetes Tebu. Skripsi

Program S1 Pendidikan Teknik Mesin Universitas Negeri Surabaya, 2012. Utomo. joko. 2017. Pengaruh Variasi Serbuk Getah Kulit Mete (Cnsl) Dengan

Matrik Phenolic Resin Terhadap Tingkat Kekerasan, Keausan, Dan Koefisien Gesek Sebagai Bahan Alternatif Kampas Rem Non Asbestos. Laporan Tugas Akhir Fakultas Teknik Mesin UMS, Juli 2017, Surakarta

Van Vliet, G.L.J, dan Both, W., 1984, Teknologi Untuk Bangun Mesin, Bahan-Bahan 1, Pradnya Paramita, Jakarta

Scribd. 2014. Keausan Material Teknik di https://www.scribd.com/doc/

Gambar

Gambar 2. Kampas Rem  1 ) Mempersiapkan bahan dan alat.
Gambar 3. Histogram Perbandingan Nilai Kekerasan Kampas  Rem
Tabel 2. Hasil Perhitungan Keausan Rata-rata.
Gambar  5.  Histogram  Hubungan  antara  Variasi  Kampas  Rem  dengan  pengaruh  Pengujian  Terhadap  Koefisien  Gesek Rata-rata
+7

Referensi

Dokumen terkait

pembinaan bagi usaha mikro dan penataan regulasi yang mendukung pertumbuhan usaha mikro dengan melibatkan seluruh stakeholder , serta penegakan hukum dalam rangka

Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul PENGARUH FASILITAS BELAJAR DAN KEAKTIFAN MAHASISWA DALAM PROSES PEMBELAJARAN

1) Saluran tataniaga beras di Desa Kenduren terdiri dari beberapa lembaga tataniaga yaitu petani, tengkulak, RMU, grosir, dan ritel. Berdasarkan analisis yang

Penelitian ini berjudul “Pengaruh Efektifitas Dan Produktifitas Kerja PramusajiTerhadap Pelayanan Hotel Di Jember”. Penelitian ini mengkaji dan mengetahui pengaruh

Selanjutnya penulis bertanya lagi “lalu bagaimana keadaanya dengan sengketa waris yang diselesaikan di Pengadilan Adat di Gampong?” beliau menjawab: “Pengadilan Adat di Gampong

Dalam kajian ini menunjukkan bahawa isu-isu yang disiarkan dalam kempen Trump bagi dua akhbar atas talian ini iaitu Utusan Malaysia Online dan Astro Awani Online untuk

[r]

Bagi masyarakat, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai gambaran perilaku diet remaja putri sehingga memberikan perhatian khusus terhadap remaja