• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI DAN JUMLAH PENDUDUK TERHADAP PENERIMAAN PAJAK DAERAH PROVINSI DI INDONESIA TAHUN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI DAN JUMLAH PENDUDUK TERHADAP PENERIMAAN PAJAK DAERAH PROVINSI DI INDONESIA TAHUN"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI DAN JUMLAH PENDUDUK TERHADAP PENERIMAAN PAJAK DAERAH PROVINSI DI

INDONESIA TAHUN 2012 – 2016

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata 1 Jurusan Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Oleh:

CINDYRIKA PURNAMA ASOKAWATI B300140163

PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2018

(2)

i

HALAMAN PERSETUJUAN

PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI DAN JUMLAH PENDUDUK TERHADAP PERNERIMAAN PAJAK DAERAH PROVINSI

DI INDONESIA TAHUN 2012 - 2016

PUBLIKASI ILMIAH

Yang ditulis oleh:

CINDYRIKA PURNAMA ASOKAWATI B 300 140 163

Telah diperiksa dan disetujui untuk diuji oleh:

Dosen Pembimbing

(3)

ii

HALAMAN PENGESAHAN

PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI DAN JUMLAH PENDUDUK TERHADAP PENERIMAAN PAJAK DAERAH DI INDONESIA

TAHUN 2012 – 2016

Yang ditulis oleh:

CINDYRIKA PURNAMA ASOKAWATI B 300 140 163

Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Muhammadiyah Surakarta Pada hari Sabtu, 09 Juni 2018 Dan dinyatakan telah memenuhi syarat

Dewan Penguji

1. Drs. Triyono, S.E., M.Si ( ) (Ketua)

2. Dr. Daryono Soebagyo., M.Ec ( ) (Sekretaris)

3. Eni Setyowati, S.E., M.Si ( ) (Anggota)

Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Surakarta

Dr. Syamsudin, M.M NIDN. 01702570

(4)

iii

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam publikasi ilmiah ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar sarjana di suatu perguruan tinggi dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah di tulis atau di terbitkan orang lain, kecuali secara tertulis diacu dalam naskah dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Apabila kelak terbukti ada ketidakbenaran dalam pernyataan saya diatas, maka akan saya pertanggung jawabkan sepenuhnya.

Surakarta, 19 Juni 2018 Penulis

(5)

1

PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI DAN JUMLAH PENDUDUK TERHADAP PERNERIMAAN PAJAK DAERAH PROVINSI

DI INDONESIA TAHUN 2012 - 2016 Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh pertumbuhan ekonomi dan jumlah penduduk terhadap pernerimaan pajak daerah provinsi di indonesia tahun 2012 – 2016. Metode analisis yang digunakan adalah metode analisis regresi linear berganda data panel tahun 2012-2016 (33 provinsi di Indonesia). Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data diperoleh dari Badan Pusat Statistika (BPS). Hasilnya menunjukkan bahwa jumlah penduduk tidak berpengaruh signifikan terhadap penerimaan pajak daerah sedangkan pertumbuhan ekonomi berpengaruh signifikan positif terhadap penerimaan pajak daerah provinsi di Indonesia tahun 2012-2016.

Kata Kunci : Pertumbuhan Ekonomi, Jumlah Penduduk, Pajak Daerah, Data Panel

Abstrack

This study aims to analyze the effect of economic growth and populations to the provincial tax revenue in Indonesia in 2012-2016. The data used are economic growth, population and provincial tax revenue. The analytical method used is multiple linear regression analysis method of panel data year 2012-2016 (33 provinces in Indonesia). The type of data used in this study is secondary data. The data obtained from the Central Bureau of Statistics (BPS). The results showed that populations have no significant effect on local tax revenues, while economic growth has a significant positive effect on provincial tax revenue in Indonesia in 2012-2016.

Keywords : Economic Growth, Populations, Provincial Tax Revenue, Panel

Method

1. PENDAHULUAN

Pembangunan merupakan upaya pemanfaatan segala potensi yang ada di masing-masing daerah, oleh karena itu pembangunan lebih diarahkan ke daerah–daerah, sehingga pelaksanaan pembangunan tersebut diserahkan langsung pada tiap-tiap daerah untuk mengatur rumah tangganya sendiri. Pemberian otonomi kepada daerah akan menjadi salah satu alternatif untuk meningkatkan peran nyata dan kemandirian daerah dalam upaya meningkatkan kemakmuran dan kesejahteraan rakyat secara adil dan merata.

(6)

2

Untuk menunjang kegiatan pembangunan daerah, pemerintah daerah diharapkan mampu menghasilkan pendapatan daerah yang optimal pemerintah daerah dapat mandiri tanpa ada bantuan dari pemerintah pusat, ada upaya yang harus dilakukan oleh pemerintah daerah yaitu yang pertama adalah mengupayakan meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) dengan mencari terobosan-terobosan inovatif yang tidak bertentangan dengan kepentingan masyarakat dan pemerintah. Upaya yang kedua adalah berkaitan dengan penghematan biaya untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas pembangunan dan pelayanan terhadap masyarakat.

2. METODE

2.1 Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data sekunder adalah data yang diperoleh dari sumber-sumber hasil penelitian yang telah ada serta laporan-laporan dari instansi tertentu. Data sekunder yang digunakan yaitu gabungan dari data time series rentang waktu 2012-2016 dan data cross section meliputi 33 provinsidi Indonesia, sehingga total observasi dalam penelitian ini adalah 5 x 33 = 165 observasi.

Sumber data dalam objek penelitian ini diperoleh dari website, jurnal atau laporan-laporan penelitian terdahulu dan instansi yang terkait dalam penelitian seperti badan pusat statistik (BPS) Indonesia. Adapun data yang digunakan adalah pajak daerah, pertumbuhan ekonomi (PDRB) dan jumlah penduduk di 33 provinsi Indonesia dalam kurun waktu 2012 hingga tahun 2016.

2.2 Metode Analisis Data

Alat analisis yang digunakan untuk mengetahui pengaruh pertumbuhan ekonomi dan jumlah penduduk terhadap pajak daerah adalah analisis regresi data panel.

Model data panel merupakan persamaan model dengan mengkombinasikan data time series dan cross section, maka model dapat ditulis sebagai berikut:

(7)

3 Di mana : i = 1, 2, ..., N t = 1, 2, ..., T Y = variabel terikat α = koefisien intersep

β = menunjukan arah dan pengaruh masing-masing X = variabel bebas

N = banyaknya observasi T = banyaknya waktu N x T = banyaknya data panel

μ = faktor gangguan atau tidak dapat diamati

Adapun model ekonometrika yang digunakan sebagai berikut: TAXit = α + β1PDRBit + β2POPit + μit (2) Di mana :

TAX = penerimaan pajak daerah provinsi di Indonesia PDRB = PDRB untuk wilayah ke-i dan waktu ke-t

POP = jumlah penduduk untuk wilayah ke-i dan waktu ke-t α = intersep atau koefisien

β1, β2 = koefisien regresi variabel bebas

i = data cross section Provinsi di Indonesia t = data time series, tahun 2012-2016

μit = faktor gangguan di waktu t untuk unit cross section

Estimasi model ekonometrika data panel di atas meliputi langkah (1) mengestimasi model data panel PLS, FEM, REM (2) uji pemilihan model data panel degan menggunakan Uji Chow, Uji Langrange Multiplier dan Uji Hausman (3) uji kebaikan model pada model data panel terpilih dan Intepretasi R-Square (4) uji validitas pengaruh.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil estimasi regresi data panel dengan tiga metode Pooled Ordinary Least Square, Fixed EffectModel dan Random EffectModel secara cross section dapat dilihat pada Tabel 1.

(8)

4

Tabel 1 Hasil Regresi Data Panel Cross Section

Variabel Koefisien Regresi

PLS FEM REM C 8.813611 -2.062184 6.878121 LOG (PDRB) 0.890122 1.814333 1.371341 LOG (POP) 0.197514 0.198929 -0.247001 R2 0.915334 0.993933 0.752259 Adj. R2 0.914289 0.992347 0.749200 F-statistic 875.6990 626.4421 245.9538 Prob. F-Statistik 0.000000 0.000000 0.000000 Sumber : BPS, diolah

3.1 Uji Pemilihan Model Data Panel 3.1.1 Uji Chow

Uji Chow merupakan pengujian yang digunakan untuk mengetahui apakah model FEM lebih baik dibandingkan dengan model PLS. Hasil pengolahan Uji Chow dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2 Hasil Estimasi Data Panel Dengan Uji Chow

Effects Test Statistic d.f. Prob

Cross-section F 52.634790 (32,130) 0.0000 Cross-section Chi-square 434.928098 32 0.0000

Sumber: BPS, diolah

3.1.2 Uji Hausman

Uji Hausman merupakan pengujian yang digunakan untuk melihat apakah model FEM lebih baik daripada model REM. Hasil pengolahan Uji Chow dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3Hasil Estimasi Data Panel Dengan Uji Hausman Test Summary Chi-Sq Statistic Chi-Sq. d.f. Prob Cross-section random 47.604172 2 0.0000

Sumber: BPS, diolah

Dari Uji pemilihan model di muka, terpilih model Fixed Effect Model (FEM) yang hasil estimasi lengkapnya terlihat pada Tabel 4 dan Tabel 5.

(9)

5

Tabel 4 Model Estimasi Fixed Effect Model logTAXit = -2.062184 + 1.814333logPDRBit + 0.198929logPOPit (0.0000)* (0.7847)

R2= 0.993933 DW-Stat= 1.100423 F-Stat= 626.4421 Sig.F-Stat= 0.000000 Keterangan: *Signifikansi pada α = 0.01; **Signifikansi pada α = 0.05; Angka dalam kurung adalah nilai probabilitas t-statistik.

Tabel 5 Efek dan Konstanta Cross Section

No PROVINSI Effect Konstanta

1 ACEH -0.057626 -2.119810 2 SUMUT -1.201423 -3.263607 3 SUMBAR -0.085413 -2.147597 4 RIAU -1.667212 -3.729396 5 JAMBI -0.097243 -2.159427 6 SUMSEL -0.748332 -2.810516 7 BENGKULU 1.456560 -0.605624 8 LAMPUNG -0.476354 -2.538538 9 BABEL 1.202576 -3.521563 10 KEPRI -0.411413 -2.473597 11 DKI -1.459379 -3.521563 12 JABAR -2.127661 -4.189845 13 JATENG -1.827522 -3.889706 14 DIY 0.860547 -1.201637 15 JATIM -2.437033 -4.499217 16 BANTEN -0.774030 -2.836214 17 BALI 0.731870 -1.330314 18 NTB 0.467328 -1.594856 19 NTT 0.626486 -1.435698 20 KALBAR 0.321000 -1.741184 21 KALTENG 0.864195 -1.168531 22 KALSEL 0.893659 -1.168525 23 KALTIM -0.983172 -3.045356 24 SULUT 0.778238 -1.283946 25 SULTENGAH 0.398485 -1.663699 26 SULSEL -0.509961 -2.572145 27 SULTENGGA 0.241826 -1.820358 28 GORONTALO 1.883283 -0.178901 29 SULBAR 1.335398 -0.726786 30 MALUKU 1.718261 -0.343923 31 MALUT 1.561826 -0.500358 32 PABAR 0.230441 -1.831743 33 PAPUA -0.708202 -2,770386 Sumber: BPS, diolah

(10)

6 3.2 Uji Kebaikan Model

3.2.1 Uji Eksistensi Model (Uji F)

Uji F digunakan untuk menguji eksistensi suatu model. Dari hasil estimasi, nilai signifikansi statitik F sebesar 0.000000 < 0.01. HO ditolak maka model yang dipakai eksis. Pertumbuhan ekonomi (PDRB) dan jumlah penduduk (POP) yang terdapat dalam persamaan regresi secara simultan atau bersama-sama berpengaruh terhadap penerimaan pajak daerah.

3.2.2 Koefisien Determinasi R2

Koefisien determinasi menunjukkan daya ramal dari model statistik terpilih. Hasil estimasi menunjukkan nilai R2 sebesar 0.993933, artinya 99,39% variasi penerimaan pajak dapat dijelaskan oleh variasi pertumbuhan ekonomi dan jumlah penduduk. Sedangkan sisanya yaitu 0,61% variasi penerimaan pajak daerah dijelaskan oleh variasi variabel lain yang tidak disertakan dalam model.

3.3 Uji Validitas Pengaruh

Uji kofisien regresi secara parsial (Uji t) dilakukan untuk mengetahui signifikan dan tidaknya pengaruh variabel-variabel independen dalam model.

1) Prob. tPDRB sebesar 0.0000 < 0.01, HO ditolak maka variabel PDRB memiliki pengaruh signifikan terhadap Penerimaan Pajak Daerah.

2) Prob. tPOP sebesar 0.7847 > 0.10, HO diterima maka variabel POP tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap Penerimaan Pajak Daerah.

Dari Uji t di atas terlihat bahwa variabel yang memiliki pengaruh signifikan terhadap penerimaan pajak daerah provinsi di Indonesia tahun 2012-2016 adalah pertumbuhan ekonomi (PDRB), sedangkan jumlah penduduk tidak memiliki pengaruh signifikan.

3.3 Interpretasi Pengaruh Variabel Independen

Dari hasil Uji Validitas Pengaruh di muka dapat disimpulkan bahwa variabel yang memiliki pengaruh signifikan terhadap penerimaan pajak daerah yaitu variabel pertumbuhan ekonomi (PDRB).

Koefisien regresi pertumbuhan ekonomi (PDRB) sebesar 1.814333 dan pola hubungan antara penerimaan pajak daerah dengan pertumbuhan ekonomi

(11)

7

(PDRB) adalah logaritma-logaritma, artinya apabila pertumbuhan ekonomi (PDRB) naik sebesar 1% maka penerimaan pajak daerah naik 1,81%.

Berdasarkan Tabel 4.8 dapat diketahui nilai konstanta masing-masing provinsi. Nilai konstanta penerimaan pajak daerah tertinggi terdapat di Provinsi Gorontalo yaitu sebesar -0.178901, artinya penerimaan pajak daerah Provinsi Gorontalo dalam kaitannya dengan pengaruh variabel independen cenderung berada pada tingkat tertinggi, sedangkan nilai konstanta penerimaan pajak daerah terendah terdapat pada Provinsi Jawa Timur sebesar -4.499217, artinya penerimaan pajak daerah Provinsi Jawa Timur dalam kaitannya dengan pengaruh variabel independen cenderung berada pada tingkat terendah.

4. PENUTUP 4.1 Simpulan

Berdasarkan hasil analisis analisis regresi linear berganda data panel yang telah dilakukan pada bab IV, kesimpulan yang diambil dari hasil penelitian sebagai berikut :

1) Pengujian model menggunakan Uji Chow dan Uji Hausman menunjukkan bahwa model FEM lebih tepat digunakan untuk data panel cross section dibandingkan model PLS dan REM.

2) Berdasarkan Uji kebaikan Model secara cross section, pertumbuhan ekonomi (PDRB) dan jumlah penduduk (POP) yang terdapat dalam persamaan regresi secara simultan atau bersama-sama berpengaruh terhadap penerimaan pajak daerah provinsi di Indonesia tahun 2012-2016.

3) Hasil uji koefisien determinan R-squared untuk data panel cross section menunjukkan besarnya nilai sebesar 0.993933, artinya 99,39% variasi penerimaan pajak dapat dijelaskan oleh variasi pertumbuhan ekonomi dan jumlah penduduk. Sedangkan sisanya yaitu 0,61% variasi penerimaan pajak daerah dijelaskan oleh variasi variabel lain yang tidak disertakan dalam model.

(12)

8

4) Berdasarkan uji validitas pengaruh (uji t) pada signifikansi (α) sebesar 0,01; pertumbuhan ekonomi (PDRB) berpengaruh positif dan signifikan terhadap penerimaan pajak daerah dengan nilai koefisien dan probabilitas sebesar 0,1814333 dan 0,0000. Artinya apabila pertumbuhan ekonomi (PDRB) naik sebesar 1% maka penerimaan pajak daerah naik 1,81%. 5) Penerimaan pajak daerah provinsi di Indonesia mengalami kenaikan tiap

tahunnya. Pajak Daerah sendiri merupakan salah satu sumber penyumbang keuangan daerah untuk membiayai berbagai kebutuhan pemerintahan termasuk juga dalam hal pembangunan daerah.

4.2 Saran

Saran yang disimpulakan berdasarkan penelitian ini adalah :

1) PDRB sebagai salah satu faktor yang berpengaruh terhadap Pajak Daerah, seharusnya dipertahankan bahkan ditingkatkan penerimaannya. Dengan nilai PDRB yang semakin besar menunjukkan semakin besar pula potensi penerimaan Pajak Daerah Provinsi di Indonesia

2) Mengingat penerimaan dari pos Pajak Daerah memberikan kontribusi yang terbesar terhadap total penerimaan PAD, maka diharapkan pemerintah Provinsi perlu menambah jenis objek Pajak Daerah, sehingga dapat meningkatkan penerimaan untuk pos Pajak Daerah. Namun upaya untuk meningkatkan penerimaan Pajak Daerah perlu dilakukan dengan bijaksana, agar tidak semakin membebani masyarakat

3) Secara umum hasil penelitian yang telah diuraikan pada bab sebelumnya masih kurang sesuai dengan yang diharapkan, maka bagi peneliti yang akan datang diharapkan untuk memperluas lagi variabel-variabel lain yang mempengaruhi penerimaan pajak daerah dan melakukan olah data dengan metode analisa data yang lebih baik.

(13)

9 DAFTAR PUSTAKA

Adisasmita, Rahardjo. 2013. Teori-Teori Pembangunan Ekonomi.Yogyakarta: Graha Ilmu

Arianto, 2014. Faktor Faktor yang Mempengaruhi Penerimaan Pajak di Kota Surabaya. Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 1. Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia (STIESIA) Surabaya.

Arsyad, Lincolin. 2010. Ekonomi Pembangunan Edisi Ke 5. Yogyakarta: UPP STIM YKPN.

Azwardi. 2013. Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi Dan Jumlah Penduduk Terhadap Pajak Daerah Provinsi Di Indonesia 2009-2012. Jurnal Ekonomi Pembangunan. Vol. 11, No. 2, Hlm. 129-140

Badan Pusat Statistik. 2016. Provinsi Jawa Tengah Dalam Angka. Jawa Tengah. BPS.

Badan Pusat Statistik. 2017. Provinsi Jawa Tengah Dalam Angka. Jawa Tengah. BPS.

Badan Pusat Statistik. 2017. Provinsi Jawa Tengah Dalam Angka. Jawa Tengah. BPS.

Badan Pusat Statistik. 2015. Statistik Keuangan Pemerintah Provinsi Indonesia 2012-2015. Indonesia. BPS.

Badan Pusat Statistik. 2017. Statistik Keuangan Pemerintah Provinsi Indonesia 2014-2017. Indonesia. BPS

Boediono, 1994. Ekonomi Makro. Yogyakarta. BPFE UGM.

Devas Nick, 1989. Keuangan Pemerintah daerah di Indonesia. UI-Pres. Jakarta.

Fazriana Nadya dan Hadi Sasana. 2013. Analisis Faktor-Faktor Yang Memepengaruhi Penerimaan Pajak Daerah Kota Tegal. Jurnal Ekonomi Diponegoro. Vol. 3, No. 1, Hlm 1-13

Gujarati, D. N and D. C Porter. 2013. Dasar-dasar Ekonometrika Edisi 5. (Alih Bahasa: Raden Carlos Mangunson). Jakarta: Salemba Empat

Jhingan, M.L, 2012. Ekonomi Pembangunan dan Perencanaan. Jakarta. Penerbit PT. Raja

Juanda, Bambang dan Junaidi. 2012. Ekonometrika Deret Waktu Teori dan Aplikasi. Bogor: IPB Press

Kuncoro Mudrajat, 2001. Metode Kuantitatif : Teori dan Aplikasi untuk Bisnis dan Ekonomi. Yogyakarta : UPP-AMP YKPN.

(14)

10

Mankiw, N. Gregory, Euston Quah., Peter Wilson. 2012. Pengantar Ekonomi Makro. Principles Of Economics An Asian Edition-Volume 2. Jakarta: Salemba Empa

Mardiasmo, 2003. Perpajakan. Edisi Kedua. Yogyakarta : Andi Offset.

Nugradi, Eko Wahyu dan Aisma Syamsi. 2011. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Realisasi Pajak Daerah Kota Medan. Jurnal Visi Ekonomi. Vol. 10 No. 01.

Tamara, D. Arshad Darulmalshah. 2009. Faktor – faktor Yang Mempengaruhi Penerimaan Pajak di Kota Bandun. Ekspansi Jurnal Ekonomi, Keuangan, Perbankan dan Akuntansi.Vol. 1, No. 2, hlm. 151-172. Tambunan, Tulus T.H. 2014. Perekonomian Indonesia. Bogor: Ghalia

Indonesia

Todaro, Michael P. dan Stephen C. Smith. 2011. Pembangunan Ekonomi Edisi Kesebelas. Jakarta: Erlangga.

Triastuti, Dian dan Dudi Pratomo. 2016. Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Belanja Pembangunan/Modal Dan Tingkat Inflasi Terhadap Penerimaan Pajak Daerah (Studi Pada Pemerintahan Daerah Kota Bandung Periode 2007-2014). E-Proceeding Of Management. Vol. 3, No. 1

Undang-Undang Republik Indonesia No.34 Tahun 2000. Tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah.

Undang-Undang Republik Indonesia No.32 Tahun 2004. Tentag Pemerintah Daerah.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2008. Tentang Pajak Pendapatan.

Gambar

Tabel 3Hasil Estimasi Data Panel Dengan Uji Hausman  Test Summary  Chi-Sq Statistic  Chi-Sq
Tabel 4 Model Estimasi Fixed Effect Model  logTAX it  = -2.062184 + 1.814333logPDRB it  + 0.198929logPOP it

Referensi

Dokumen terkait

This research is aimed at knowing the goal orientation difference of learninf achievement in physical education between students having Javanese ethnic background and those

Bab III mengungkapkan hasil penelitian tentang pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler Tapak Suci di Madrasah Tsanawiyah Mu’allimin Muhammadiyah Yogyakarta yang

Berdasarkan uji F-Stat, uji Hausman dan uji Lagrange Multiplier maka pada penulis memilih model Fixed Effect Model (FEM) yang digunakan dalam

Uji Chow Test dilakukan untuk menguji hasil data yang di peroleh dari Common effect model (PLS) dengan hasil data yang diperoleh dari fixed effect model (FEM) dari

dalam Membangun Berpikir Positif Siswa SMK.. masing anggota kelompok, 7) pelaksanaan ber- main peran (pentas) tiap kelompok, kelompok lain sebagai pengamat, 8) evaluasi pelaksanaan

Ambil perhatian bahawasanya pemegang gadaian ke atas hakmilik yang tersebut di dalam Jadual di bawah ini telah membuat permohonan di bawah subseksyen 260(2) Kanun Tanah Negara

Dari kegiatan itu, dapat muncul suatu tema, dengan sumber inspirasi dan ide yang ada di dalam benak calon koreografer, kemudian dituangkan pada porses kreatif

Prinsip ini berkaitan dengan pengetahuan tentang teori pembelajaran psikologi yang harus diketahui oleh guru, karena teori psikologi ini merupakan pendekatan atau teori