Evalianty Depari : Pra Rancangan Pabrik Pembuatan Gliserol Dari Minyak Mentah Jagung Dengan Kapasitas 40.000 Ton/ Tahun, 2009.
Pra Rancangan Pabrik Pembuatan Gliserol
Dari Minyak Mentah Jagung
Dengan Kapasitas 40.000 Ton/ Tahun
Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan
Ujian Sarjana
Oleh:
EVALIANTY DEPARI / 080425053
DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
Evalianty Depari : Pra Rancangan Pabrik Pembuatan Gliserol Dari Minyak Mentah Jagung Dengan Kapasitas 40.000 Ton/ Tahun, 2009.
LEMBAR PENGESAHAN
PRA RANCANGAN PABRIK PEMBUATAN
GLISEROL DARI MINYAK JAGUNG MENTAH
DENGAN KAPASITAS 40.000 TON/TAHUN
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Ujian Sarjana Teknik Kimia
OLEH :
NIM : 080425053 EVALIANTY DEPARI
Telah Diperiksa/Disetujui
Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II
(M.Hendra S Ginting, ST.MT) (
NIP. 197009191999031001 NIP. 196812141997022002
Ir. Renita Manurung, MT)
Dosen Penguji I Dosen Penguji II Dosen Penguji III
(M.Hendra S Ginting, ST.MT) (Dr.Ir,Irvan, MSi) (Ir.Nurhasmawaty
Pohan, MT
NIP. 197009191999031001 NIP. 196808201995011001 NIP. 195212011989012001
)
Mengetahui,
Koordinator Tugas Akhir
(Dr.Ir.Irvan, M.Si
NIP. 196808201995011001
)
PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA EKSTENSION
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
Evalianty Depari : Pra Rancangan Pabrik Pembuatan Gliserol Dari Minyak Mentah Jagung Dengan Kapasitas 40.000 Ton/ Tahun, 2009.
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan kemampuan dan kesabaran kepada penulis sehingga dapat
menyelesaikan Tugas Akhir dengan judul “Pra Rancangan Pabrik Pembuatan
Gliserol Dari Minyak Jagung Mentah Dengan Kapasitas 40.000 ton/tahun.
Tugas Akhir ini ditulis untuk melengkapi salah satu syarat mengikuti ujian
sarjana di Departemen Teknik Kimia, Program Studi Teknik Kimia Program
Ekstensi (S – I), Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara.
Penulis berterima kasih kepada kedua Orang Tua Penulis atas doa, bimbingan
dan motivasi yang diberikan hingga saat ini. Dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini
penulis banyak menerima bantuan, bimbingan dan fasilitas dari berbagai pihak yaitu:
1. Bapak M. Hendra S Ginting, ST.MT, selaku Dosen Pembimbing I yang telah
banyak memberikan masukan, arahan dan bimbingan selama menyelesaikan
Tugas Akhir ini.
2. Ibu Ir. Renita Manurung, ST, selaku Dosen Pembimbing II yang telah
memberikan bimbingan dan masukan kepada penulis dalam penyelesaian
Tugas Akhir ini.
3. Bapak Dr.Eng.Ir.Irvan, M.Si, selaku Koordinator Tugas Akhir.
4. Ibu Ir.Renita Manurung, MT, selaku Ketua Departemen Teknik Kimia.
5. Bapak Hendra Ginting ST, MT, selaku Sekretaris Departemen Teknik Kimia.
6. Staf Pengajar Departemen Teknik Kimia atas ilmu yang diberikan kepada
penulis sehingga penulis dapat mengerjakan Tugas Akhir ini.
7. Para Pegawai Departemen Teknik Kimia atas bantuan dan kemudahan
administratif yang diberikan.
8. Rekan penulis dalam penyelesaian Tugas Akhir ini.
9. Teman-teman Stambuk yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang juga
Evalianty Depari : Pra Rancangan Pabrik Pembuatan Gliserol Dari Minyak Mentah Jagung Dengan Kapasitas 40.000 Ton/ Tahun, 2009.
Penulis menyadari Tugas Akhir ini masih banyak kekurangan dikarenakan
keterbatasan pengetahuan dan pengalaman penulis, untuk itu penulis mengharapkan
saran dan kritik yang membangun. Semoga Tugas Akhir ini bisa bermanfaat bagi
para pembaca.
Medan, Agustus 2009
Penulis,
Evalianty Depari : Pra Rancangan Pabrik Pembuatan Gliserol Dari Minyak Mentah Jagung Dengan Kapasitas 40.000 Ton/ Tahun, 2009.
INTISARI
Pabrik pembuatan Gliserol dari Minyak Jagung Mentah ini direncanakan
berkapasitas produksi gliserol 40.000 ton/tahun. Bahan baku yang digunakan untuk
proses produksi per harinya adalah sebesar 5.451,652 kg/jam.
Lokasi pabrik direncanakan di Perbaungan, Deli Serdang, Sumatera Utara
yang sangat strategis dan dekat dengan pelabuhan Belawan, dengan luas areal pabrik
18.185 m2.
Tenaga kerja yang dibutuhkan dalam pengoperasian pabrik ini berjumlah 201
orang karyawan dengan bentuk badan usaha adalah Perseroan Terbatas (PT) dan
struktur organisasi adalah sistem garis dan staff.
Hasil analisa terhadap aspek ekonomi pabrik ini adalah sebagai berikut:
• Total modal investasi : Rp. 835.060.320.000,-
• Biaya Produksi : Rp. 1.132.227.368.000,-
• Hasil penjualan/ tahun : Rp. 1.429.400.120.000,-
• Laba Bersih : Rp. 208.038.426.400,-
• Profit Margin : 20,79 %
• Break Even Point (BEP) : 36,78 %
• Return On Network (RON) : 41,52 %
• Return of Investment (ROI) : 24,91 %
• Pay Out Time (POT) : 4 tahun
• Internal Rate of Return (IRR) : 40,92 %
Berdasarkan data-data di atas maka dapat disimpulkan bahwa perancangan
Evalianty Depari : Pra Rancangan Pabrik Pembuatan Gliserol Dari Minyak Mentah Jagung Dengan Kapasitas 40.000 Ton/ Tahun, 2009.
DAFTAR ISI
Kata Pengantar ... i
Intisari ... iii
Daftar Isi ... iv
Daftar Tabel ... vii
Daftar Gambar ... ix BAB I Pendahuluan ... I-1
1.1 Latar Belakang ... I-1
1.2 Perumusan Masalah... I-2
1.3 Tujuan Rancangan ... I-3
1.4 Manfaat Rancangan ... I-3
BAB II Tinjauan Pustaka ... II-1
2.1 Minyak Jagung ... ...II-1
2.2 Minyak dan Lemak ... ...II-3
2.3 Gliserol ... ...II-10
2.4 Sifat-sifat Bahan Baku ... II-13
2.5 Proses Pembuaatan Gliserol ... II-14
2.6 Deskripsi Proses ... ...II-17
BAB III Neraca Massa ... III-1 BAB IV Neraca Panas ... IV-1 BAB V Spesifikasi Alat ... V-1 BAB VI Instrumentasi Dan Keselamatan Kerja ... VI-1
6.1 Instrumentasi ... VI-1
6.2 Keselamatan Kerja ... VI-6
6.3 Keselamatan Kerja Pada Pabrik Pembuatan Gliserol ... VI-7
BAB VII Utilitas ... VII-1
7.1 Kebutuhan Air ... VII-1
7.2 Kebutuhan Bahan Kimia ... VII-11
7.3 Kebutuhan Listrik ... VII-12
7.4 Kebutuhan Bahan Bakar ... VII-12
Evalianty Depari : Pra Rancangan Pabrik Pembuatan Gliserol Dari Minyak Mentah Jagung Dengan Kapasitas 40.000 Ton/ Tahun, 2009.
7.6 Spesifikasi Peralatan Utilitas ... VII-21
BAB VIII Lokasi dan Tata Letak Pabrik ... VIII-1
8.1 Lokasi Pabrik ... VIII-2
8.2 Tata Letak Pabrik ... VIII-3
8.3 Perincian Luas Tanah ... VIII-5
BAB IX Organisasi dan Manajemen Perusahaan ... IX-1
9.1 Pendahuluan ... IX-1
9.2 Bentuk Badan Usaha ... IX-1
9.3 Struktur Organisasi ... IX-4
9.4 Uraian Tugas, Wewenang dan Tanggungjawab ... IX-7
9.2 Sistem Kerja ... IX-11
9.3 Kesejahteraan Karyawan ... IX-13
BAB X Analisa Ekonomi ... X-1
10.1 Modal Investasi ... X-1
10.2 Biaya Produksi Total (BPT) / Total Cost (TC) ... X-4
10.3 Total Penjualan (Total Sales) ... X-5
10.4 Perkiraan Rugi/Laba Usaha ... X-5
10.5 Analisa Aspek Ekonomi ... X-6
BAB XI KESIMPULAN ... XI-1 DAFTAR PUSTAKA
Evalianty Depari : Pra Rancangan Pabrik Pembuatan Gliserol Dari Minyak Mentah Jagung Dengan Kapasitas 40.000 Ton/ Tahun, 2009.
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Data Impor Gliserol Di indonesia ... 1-2
Tabel 1.2 Kebutuhan Gliserol Untuk Konsumsi Indonesia ... I-2
Tabel 2.1 Komposisi Mineral Minyak Jagung ... II-2
Tabel 2.2 Komposisi Minyak Jagung ... II-2
Tabel 2.3 Komposisi Asam Lemak Dalam Minyak Jagung ... II-3
Tabel 2.4 Titik Didih dan Titik Cair Asam-Asam Lemak Jenuh Dari Minyak
... II-6
Tabel 2.5 Sifat Fisika Gliserol ... II-12
Tabel 2.6 Kelebihan dan Kekurangan Fat Splitting ... II-15
Tabel 2.7 Kelebihan dan Kekurangan Dari Proses Saponifikasi ... II-17
Tabel 2.8 Kelebihan dan Kekurangan Dari Proses Transesterifikasi ... II-18
Tabel 3.1 Neraca Massa pada Evaporator ... III-1
Tabel 3.2 Neraca Massa pada Tangki Saponifikasi ... III-2
Tabel 3.3 Neraca Massa pada Separator ... III-2
Tabel 3.4 Neraca Massa pada Tangki Pencampuran ... III-2
Tabel 3.5 Neraca Massa pada Vibrating Filter ... III-2
Tabel 4.1 Neraca Energi pada Reaktor Saponifikasi ... IV-1
Tabel 4.2 Neraca Energi pada Evaporator ... IV-1
Tabel 4.3 Neraca Energi pada Cooler ... IV-2
Tabel 7.1 Kebutuhan Air Proses pada berbagai alat ... VII-2
Tabel 7.2 Kebutuhan Uap sebagai media pemanas pada berbagai alat .. VII-2
Tabel 7.3 Kebutuhan Air Pendingin pada Berbagai Alat ... VII-3
Tabel 7.4 Pemakaian Air untuk Berbagai Kebutuhan ... VII-4
Tabel.7.5 Kualitas Air Sungai Ular Perbaungan ... VII-5
Tabel 7.6 Kebutuhan Bahan Kimia ... VII-11
Tabel 7.7 Perincian Kebutuhan Listrik ... VII-12
Tabel 8.1 Perincian Luas Lokasi Pabrik ... VIII-5
Tabel 9.1 Jam Kerja Non Shift ... IX-11
Tabel 9.2 Jadwal Kerja Shift ... IX-11
Evalianty Depari : Pra Rancangan Pabrik Pembuatan Gliserol Dari Minyak Mentah Jagung Dengan Kapasitas 40.000 Ton/ Tahun, 2009.
Tabel 9.4 Jumlah dan Latar Belakang Pendidikan Karyawan ... IX-12
Evalianty Depari : Pra Rancangan Pabrik Pembuatan Gliserol Dari Minyak Mentah Jagung Dengan Kapasitas 40.000 Ton/ Tahun, 2009.
DAFTAR GAMBAR
Gambar 6.1 Tangki penyimpanan Beserta Instrumennya ... VI- 4
Gambar 6.2 Evaporator Beserta Instrumennya ... VI-5
Gambar 6.3 Pompa beserta instrumennya... VI-5
Gambar 6.4 Cooler beserta instrumennya ... VI-6
Gambar 6.5 Perlindungan Berlapis Pabrik Kimia ... VI-7
Gambar 7.1 Utilitas Rancangan Pabrik Gliserol ... VII-34
Gambar 8.1 Tata Letak Pabrik Gliserol ... VIII-6
Evalianty Depari : Pra Rancangan Pabrik Pembuatan Gliserol Dari Minyak Mentah Jagung Dengan Kapasitas 40.000 Ton/ Tahun, 2009.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
Indonesia sebagai negara berkembang sedang giatnya melaksanakan
pembangunan di segala bidang guna meningkatkan taraf hidup masyarakat, sesuai
cita-cita luhur bangsa yaitu masyarakat adil dan makmur. Salah satu bidang
pembangunan yang paling diharapkan dapat memacu kemajuan bangsa adalah
bidang ekonomi, dan salah satu sektor dalam bidang ekonomi adalah sektor industri.
Hal ini disebabkan makin majunya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
(Analisa, 2008).
Perkembangan sektor itu sendiri sangat diharapkan lebih memacu tingkat
perkembangan perekonomian Indonesia dengan cara adanya peningkatan kesempatan
dan pemerataan kerja, meningkatkan ekspor sekaligus menghemat devisa negara
dengan memanfaatkan sumber daya alam dan energi serta sumber daya manusia yang
ada.
Salah satu sub sektor dalam industri adalah sub sektor industri kimia, yang
diharapkan dapat berkembang pesat guna mengimbangi kebutuhan yang semakin
berkembang dan meningkat sesuai dengan kemajuan perekonomian bangsa.
Salah satu produk industri kimia yang dibutuhkan saat ini dan akan terus
meningkat dimasa yang akan datang adalah gliserol dimana bahan kimia ini dapat
digunakan sebagai bahan baku pembuatan tinta, industri farmasi, kosmetik dan
parfum serta bahan pencegah kekeringan pada tembakau. Kegunaan dari bahan kimia
gliserol diatas merupakan bentuk-bentuk yang dibutuhkan masyarakat konsumen
Indonesia, dimana untuk memenuhi kebutuhan itu masih dilakukan dengan cara
Evalianty Depari : Pra Rancangan Pabrik Pembuatan Gliserol Dari Minyak Mentah Jagung Dengan Kapasitas 40.000 Ton/ Tahun, 2009.
Data impor gliserol disajikan dalam tabel 1.1 (BPS) 2007, konsumsi gliserol untuk
indonesia pada tabel 1.2 (BPS) 2007 berikut ini:
Tabel 1.1 Data Impor Gliserol di Indonesia
Tahun Impor (Ton)
2002
2003
2004
2005
2006
311
1358
359
827
1290
(BPS, 2007)
Tabel 1.2 Kebutuhan Gliserol Untuk Konsumsi Indonesia
Tahun Konsumsi (Ton)
2001
2002
2003
2004
2005
2006
21.735
22.842
24.629
25.811
27.018
28.125
(BPS, 2007)
1.2 Rumusan Masalah
Untuk memenuhi kebutuhan gliserol, dianggap perlu dibuat suatu usaha yaitu
dengan merencanakan pendirian sebuah pabrik Pembuatan Gliserol dengan Bahan
Baku Minyak Jagung Mentah, dimana bahan baku ini dapat diperoleh di Indonesia
dengan mudah.
Untuk menyempurnakan pra rancangan pabrik juga dilakukan kerja tentang
aspek- aspek : instrumenstasi dan keselamatan kerja, utilitas pabrik, lokasi dan tata
letak pabrik, organisasi dan manajemen perusahaan serta analisa ekonomi
Evalianty Depari : Pra Rancangan Pabrik Pembuatan Gliserol Dari Minyak Mentah Jagung Dengan Kapasitas 40.000 Ton/ Tahun, 2009.
1.3 Tujuan Perancangan
Dengan adanya pabrik ini maka kebutuhan gliserol dalam negeri dapat
dipenuhi, sekaligus sebagai pemanfaatan sumber daya alam dan peningkatan nilai
tambah serta diversifikasi penggunaan bahan baku minyak jagung mentah. Manfaat
lain yang diharapkan adalah terbukanya lapangan kerja baru sehingga dapat
membantu pemerintah dalam menanggulangi dan memacu rakyat meningkatkan
produksi dalam negeri yang pada akhirnya akan meningkatkan kesejahteraan rakyat.
1.4 Manfaat Perancangan
Manfaat atau kontribusi yang dapat diberikan oleh Pra Rancangan Pabrik
Pembuatan Gliserol dari Minyak Jagung Mentah adalah seperti berikut ini:
1. Manfaat bagi Pemerintah.
a. Untuk memenuhi kebutuhan gliserol di Indonesia
b. Menambah pendapatan bagi daerah/ Negara, misalnya dari pajak,
ekspor, bea cukai dan lain sebagainya.
2. Manfaat bagi Perguruan Tinggi.
a. Sebagai bahan acuan untuk penelitian-penelitian dan perancangan
selanjutnya tentang proses pembuatan gliserol
b. Sebagai aplikasi bagi mahasiswa dari teori-teori yang didapat dalam
perkuliahan.
3. Manfaat bagi Masyarakat.
a. Meningkatkan kesempatan kerja, yang berarti menurunkan jumlah
pengangguran di Indonesia
b. Membuka pemikiran masyarakat terhadap perkembangan sains dan
Evalianty Depari : Pra Rancangan Pabrik Pembuatan Gliserol Dari Minyak Mentah Jagung Dengan Kapasitas 40.000 Ton/ Tahun, 2009.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Minyak Jagung
Minyak jagung diperoleh dengan mengekstrak bagian lembaga dari jagung.
Sistem ekstraksi yang digunakan biasanya adalah sistem press (Pressing) atau
kombinasi sistem press dan pelarut menguap (pressing and solvent extraction)
minyak jagung mempunyai nilai gizi yang sangat tinggi yaitu sekitar 250 kilo
kalori/ons. Selain itu juga minyak jagung lebih disenangi konsumen karena selain
harganya yang murah juga mengandung sitosterol sehingga para konsumen dapat
terhindar dari gejala atherosclerosis (endapan pada pembuluh darah) yang
diakibatkan terjadiya kompleks antara sitosterol dan Ca++ dalam darah (Ketaren,
1986).
2.1.1 Komposisi Kimia Biji Jagung
Jagung sebagai bahan makanan, mengandung nilai gizi yang cukup tinggi jika
dibanding dengan bahan pangan lainnya, terutama jagung kuning yang banyak
mengandung vitamin A (Sumber: Ketaren, 1986).
Lemak terdapat pada bagian bawah dari butiran biji jagung beratnya sekitar
9-12 persen dari berat butiran. Karbohidrat terdapat pada endosperm sekitar 73-79
persen, kadar protein dalam endosperm sekitar 10-19 persen dan 22,4 persen pada
kulit ari.
Hasil analisa menunjukkan kandungan protein pada jagung biji sebesar
8,6-9,4 persen. Kandungan protein ini lebih tinggi lagi (11-15 persen) pada jagung
hibrida yang dipupuk dengan nitrogen.
Protein jagung miskin akan lisin dan tripthofan sehingga dapat menimbulkan
penyakit pelagra pada orang yang makanannya hanya bersumber dari jagung.
Dengan mencampur jagung dengan makanan lainnya yang mengandung lisin dan
Evalianty Depari : Pra Rancangan Pabrik Pembuatan Gliserol Dari Minyak Mentah Jagung Dengan Kapasitas 40.000 Ton/ Tahun, 2009.
Tabel 2.1 Komposisi Mineral Biji Jagung Kering
No Jenis
Mineral
Jumlah (%)
1 Kalsium 0,01940
2 Fosfor 0,27300
3 Kalium 0,28500
4 Besi 0,00226
5 Maagnesium 0,10200
6 Chlor 0,04100
7 Mangan 2,43000
8 Tembaga 1,82000
9 Kobalt 0,01120
10 Iod 0,00006
(Ketaren, 1986).
2.1.2 Komposisi Kimia Minyak Jagung
Minyak jagung merupakan trigliserida yang disusun oleh gliserol dan
asam-asam lemak. Persentase trigliserida sekitar 98,6 %, sedangkan sisanya merupakan
bahan non minyak, seperti abu, zat warna atau lilin. Asam lemak yang menyusun
minyak jagung terdiri dari asam lemak jenuh dan asam lemak tidak jenuh.
Jumlah asam lemak jenuh dalam minyak jagung sekitar 13 persen. Golongan
asam lemak jenuh yang menyusun trigliserida minyak jagung adalah: asam palmitat
dan asam stearat. Golongan asam lemak tidak jenuh yang menyusun trigliserida
minyak jagung berjumlah sekitar 86 persen yang terdiri dari: asam oleat dan asam
linoleat.
Tabel 2.2 Komposisi Minyak jagung
Komponen Jumlah (%)
1. Trigliserida 98,6
2. Lilin 0,05
3. Sterol 1,00
4. Abu 0,35
Evalianty Depari : Pra Rancangan Pabrik Pembuatan Gliserol Dari Minyak Mentah Jagung Dengan Kapasitas 40.000 Ton/ Tahun, 2009.
Tabel 2.3 Komposisi Asam Lemak dalam Minyak Jagung Jenis asam lemak Jumlah (%)
Miristat 0,1
Palmitat 8,1
Stearat 2,5
Reksadekanoat 1,2
Oleat 30,1
Linoleat 56,3
Asam di atas C-18 1,7
(Ketaren, 1986)
2.2 Minyak dan Lemak
2.2.1 Pengertian minyak dan lemak
Minyak atau lemak adalah gliserida dari asam lemak dengan gliserol yang
disebut juga dengan trigliserida. Ikatan ini terjadi juga karena ketiga gugus hidroksi
(OH) pada gliserol diganti oleh tiga gugus asam lemak (fatty acid) yaitu RCOO-.
Secara umum trigliserida memiliki rumus struktur sebagai berikut :
O
CH2 – O – C – R1
O
CH – O – C – R2
O
CH2 – O – C – R3
Gambar 2.1 Struktur Trigliserida
Angka (1), (2) dan (3) pada rumus struktur di atas menyatakan gugus alkil yang sama
atau berbeda.
Minyak atau lemak dapat juga dikatakan sebagai hasil esterifikasi asam
Evalianty Depari : Pra Rancangan Pabrik Pembuatan Gliserol Dari Minyak Mentah Jagung Dengan Kapasitas 40.000 Ton/ Tahun, 2009.
Reaksi sebagai berikut :
CH2 – OH CH2 – OOCR
CH – OH + 3 RCOOH CH – OOCR + 3H2O
CH2 – OH CH2 – OOCR
Gliserol asam lemak trigliserida air
Perbedaan lemak dan minyak sebagai berikut:
1. Lemak mengandung asam lemak jenuh lebih banyak, sedangkan minyak
mengandung asam lemak tak jenuh lebih banyak.
2. Pada suhu kamar berupa zat padat, sedang minyak berupa zat cair (Ketaren,
1986).
Berdasarkan sumbernya minyak yang terdapat di alam dibedakan atas 3, yaitu
sebagai berikut:
1. Minyak mineral, yaitu minyak hidrokarbon makromolekul yang berasal dari
fosil-fosil zaman dulu karena pengaruh tekanan dan temperatur.
Contoh: minyak lampu, bensin dan lain-lain.
2. Minyak nabati/hewani, yaitu berasal dari tumbuhan/hewan.
3. Minyak essensial/atsiri, yaitu minyak yang diperoleh dari tanaman melalui
proses ekstraksi menggunakan pelarut tertentu lalu didestilasi.
Lemak nabati memiliki beberapa jenis asam lemak tak jenuh yang dibedakan
atas tiga, yaitu sebagai berikut:
1. Drying Oil, yaitu minyak yang sifatnya mudah mengering bila dibiarkan di
udara.
Comtoh: pernis, cat.
2. Semi Drying Oil, yaitu minyak yang berubah karena pengaruh suhu.
Contoh: minyak biji kapas, minyak bunga matahari.
3. Non Drying Oil, yaitu minyak yang tidak mengering karena pengaruh suhu.
Evalianty Depari : Pra Rancangan Pabrik Pembuatan Gliserol Dari Minyak Mentah Jagung Dengan Kapasitas 40.000 Ton/ Tahun, 2009.
2.2.2 Sifat-sifat Minyak dan Lemak. A. Sifat Fisika
1. Warna
Memiliki warna orange disebabkan adanya pigmen karoten yang larut dalam
minyak atau lemak tersebut.
2. Kelarutan
Minyak dan lemak tidak larut dalam air, kecuali minyak jarak (castor oil).
3. Titik cair dan polymerphism
Asam lemak tidak memperlihatkan kenaikan titik cair yang linear dengan
bertambahnya panjang rantai atom karbon. Asam lemak dengan ikatan trans –
mempunyai titik cair yang lebih tinggi daripada isomer asam lemak yang
berikatan –sis.
Polymerphism pada minyak dan lemak adalah suatu keadaan dimana terdapat
lebih dari satu bentuk kristal. Polymerphism sering dijumpai pada beberapa
komponen yang mempunyai rantai karbon panjang dan pemisahan
kristal-kristal tersebut sangat sukar. Namun demikian untuk beberapa komponen,
bentuk dari kristal-kristal sudah dapat diketahui.
Polymerphism penting untuk mempelajari titik cair minyak atau lemak dan
asam-asam lemak beserta ester-ester. Untuk selanjutnya polymerphism
mempunyai peranan penting dalam berbagai proses untuk mendapatkan
minyak atau lemak.
4. Titik didih
Titik didih dari asam-asam lemak akan semakin bertambah besar dengan
Evalianty Depari : Pra Rancangan Pabrik Pembuatan Gliserol Dari Minyak Mentah Jagung Dengan Kapasitas 40.000 Ton/ Tahun, 2009.
Tabel 2.4 Titik didih dan Titik cair asam-asam lemak jenuh dari minyak
Rumus Molekul
Nama Asam
Titik Didih (oC)
Titik Cair (oC)
C4H8O2 Butirat 160 -8
C6H12O2 Kaproat 107 -3.4
C8H16O2 Kaplirat 135 16,7
C10H20O2 Kapriat 159 31,6
C12H24O2 Laurat 182 44,2
C14H28O2 Miristat 202 54,4
C16H32O2 Palmitat 222 62,9
C18H36O2 Stearat 240
(Ketaren, 1986).
5. Bobot jenis
Bobot jenis dari minyak dan lemak biasanya ditentukan pada temperatur 25
0
C, akan tetapi dalam hal ini dianggap penting juga untuk diukur pada
temperatur 40 0C atau 60 0C untuk lemak yang titik cairnya tinggi. Pada
penentuan bobot jenis, temperatur dikontrol dengan hati-hati dalam kisaran
temperatur yang pendek.
6. Indeks bias
Indeks bias adalah derajat penyimpanan dari cahaya yang dilewatkan pada
suatu medium yang cerah. Indeks bias tersebut pada minyak dan lemak
dipakai untuk pengenalan unsur kimia dan pengujian kemurnian
minyak/lemak.
Abbe refractometer mempergunakan alat temperatur yang dipertahankan pada
25 0C. Untuk pengukuran indeks bias lemak yang bertitik cair tinggi,
dilakukan pada temperatur 40 0C atau 60 0C, selama pengukuran temperatur
harus dikontrol dan dicatat. Indeks bias ini akan meningkat pada minyak atau
lemak dengan rantai karbon yang panjang dan juga dengan terdapatnya
sejumlah ikatan rangkap. Nilai indeks bias dari asam lemak juga akan
bertambah dengan meningkatnya bobot molekul, selain dengan naiknya
Evalianty Depari : Pra Rancangan Pabrik Pembuatan Gliserol Dari Minyak Mentah Jagung Dengan Kapasitas 40.000 Ton/ Tahun, 2009.
7. Aroma dan rasa
Aroma dan rasa pada minyak/lemak selain terdapat secara alami juga terjadi
karena terdapatnya asam-asam yang berantai sangat pendek sekali sebagai
hasil penguraian yang menyebabkan kerusakan pada minyak/lemak.
8. Titik lebur (melting point)
Titik lebur pada minyak dan lemak akan semakin tinggi dengan semakin
panjangnya rantai atom C.
9. Minyak dan lemak jika dituangkan di atas air akan membentuk lapisan tipis
yang merata di atas permukaan air tersebut.
10.Odor dan flavor
Odor dan flavor pada lemak/minyak selain terdapat secara alami, juga terjadi
karena pembentukan asam-asam berantai pendek sebagai hasil dari
penguraian pada kerusakan lemak/minyak. Akan tetapai pada umumnya odor
dan flavor ini disebabkan oleh komponen bukan minyak.
11.Titik asap, titik nyala dan titik api
Apabila minyak atau lemak, dapat dilakukan penetapan titik asap, titk nyala
dan titk api. Titik asap adalah temperatur pada saat lemak atau minyak
menghasilkan asap tipis yang kebiru-biruan pada pemanasan. Titik nyala
adalah temperatur pada saat campuran uap dan minyak dengan udara mulai
terbakar. Sedangkan titik api adalah temperatur pada saat dihasilkan
pembakaran yang terus menerus sampai habisnya contoh uji.
12.Shot melting point
Shot melting point adalah temperatur pada saat terjadi tetesan pertama dari
minyak atau lemak. Pada umumnya lemak atau minyak mengandung
komponen-komponen yang berpengaruh terhadap titik cairnya (Ketaren,
1986).
B. Sifat Kimia
1. Hidrolisa
Dalam proses hidrolisa, minyak/lemak akan diubah menjadi asam-asam
Evalianty Depari : Pra Rancangan Pabrik Pembuatan Gliserol Dari Minyak Mentah Jagung Dengan Kapasitas 40.000 Ton/ Tahun, 2009.
Proses hidrolisa yang dapat mengakibatkan kerusakan pada minyak/lemak
karena terdapatnya sejumlah air pada minyak/lemak tersebut. Proses ini dapat
menyebabkan terjadinya “hydrolitic rancidity” yang menghasilkan aroma dan
rasa tengik pada minyak/lemak.
Reaksi:
O
CH2 – O – C – R CH2OH
O O
CH – O – C – R + 3H – OH CHO + 3RCOOH
O
CH2 – O – C – R CH2OH
Trigliserida air gliserol As. lemak bebas
2. Oksidasi
Reaksi ini menyebabkan ketengikan pada minyak/lemak. terdapatnya
sejumlah O2 serta logam-logam seperti tembaga (Cu), seng (Zn) serta logam
lainnya yang bersifat sebagai katalisator oksidasi dari minyak/lemak. Proses
oksidasi ini akan bersifat sebagai katalisator aldehid dan keton serta
asam-asam lemak bebas yang akan menimbulkan bau yang tidak disenangi. Proses
ini juga menyebabkan terbentuknya peroksida. Untuk mengetahui tingkat
ketengikan minyak/lemak dapat ditentukan dengan menentukan jumlah
Evalianty Depari : Pra Rancangan Pabrik Pembuatan Gliserol Dari Minyak Mentah Jagung Dengan Kapasitas 40.000 Ton/ Tahun, 2009.
Reaksi:
H H
R – (CH2)n –C = C – H + O2 R – (CH2)n – C – C – H
H H O O
asam lemak peroksida
R – (CH2)n–C = O + –C–OH
H O
aldehid keton
3. Hidrogenasi
Tujuan dari proses ini adalah untuk menjernihkan ikatan rangkap dari rantai atom
karbon C asam lemak pada minyak/lemak. Reaksi ini dilakukan dengan
menggunakan hidrogen murni ditambah dengan serbuk nukel sebagai katalisator
yang mengakibatkan kenaikan titik cair dari asam lemak dan juga menjadikan
minyak/lemak tahan terhadap oksidasi akibat hilangnya ikatan rangkap.
4. Esterifikasi
Reaksi esterifikasi bertujuan untuk merubah asam-asam lemak dari trigliserida
dalam bentuk ester. Minyak dan lemak juga mengandung komponen non
gliserida dalam jumlah kecil. Non-gliserida akan menyebabkan aroma, warna,
rasa yang kurang disenangi konsumen. Komponen-komponen non-gliserida ini
adalah:
Komponen yang karut dalam minyak
Misalnya: asam-asam lemak bebas, pigmen, gliserol, fosfatida dan lendir.
Komponen yang tersuspensi
Misalnya: karbohidrat, senyawa-senyawa yang mengandung nitrogen, dll
Evalianty Depari : Pra Rancangan Pabrik Pembuatan Gliserol Dari Minyak Mentah Jagung Dengan Kapasitas 40.000 Ton/ Tahun, 2009.
2.3 Gliserol
Gliserol merupakan tryhydric alcohol C2H5(OH)3 atau 1,2,3-propanetriol.
Struktur kimia dari gliserol adalah sebagai berikut:
CH2OH
CHOH
CH2OH
Pemakaian kata gliserol dan gliserin sering membuat orang bingung. Gliserol
dan gliserin adalah sama, tetapi pemakaian kata gliserol biasa dipakai jika kemurnian
rendah (masih terkandung dalam air manis) sedangkan pemakaian kata gliserin
dipakai untuk kemurnian yang tinggi. Tetapi secara umum, gliserin merupakan nama
dagang dari gliserol.
Gliserol dapat dihasilkan dari berbagai hasil proses, seperti:
1) Fat splitting, yaitu reaksi hidrolisa antara air dan minyak menghasilkan
gliserol dan asam lemak.
CH2RCOO CH2OH
CHRCOO + 3H2O 3R-COOH + CHOH
CH2RCOO CH2OH
Triasilgliserol Air Asam lemak Gliserin
2) Saponifikasi lemak dengan NaOH, menghasilkan gliserol dan sabun.
CH2RCOO CH2OH
CHRCOO + 3NaOH 3R-COONa + CHOH
CH2RCOO CH2OH
Triasilgliserol Sodium hidroksida Sabun Gliserin
3) Transesterifikasi lemak dengan methanol menggunakan katalis NaOCH3
(sodium methoxide), menghasilkan gliserol dan metil ester.
CH2RCOO CH2OH
CHRCOO + 3CH3OH 3 RCOOCH3 + CHOH
CH2RCOO CH2OH
Evalianty Depari : Pra Rancangan Pabrik Pembuatan Gliserol Dari Minyak Mentah Jagung Dengan Kapasitas 40.000 Ton/ Tahun, 2009.
Gliserol yang dihasilkan dari hidrolisa lemak atau minyak pada unit fat Splitting ini
masih terkandung dalam air manis (sweet water). Kandungan gliserol dalam air
manis biasanya diuapkan untuk mendapatkan gliserol murni (gliserin). Biasanya
untuk pemurnian gliserol ini memerlukan beberapa tahap proses, seperti:
1. Pemurnian dengan sentrifuse
2. Evaporasi
3. Filtrasi
Tujuan dari sentrifuse ini adalah untuk menghilangkan asam lemak bebas sisa
dan kotoran padat yang masih ada dalam air. Untuk operasi ini digunakan pemisah
sentrifuse. Padatan air manis ini sangat mahal karena kadar gliserol dalam air manis
biasanya rendah yaitu sekitar 10-12%. Pada proses recovery gliserol dari sweet water
dilakukan dengan menggunakan triple effect evaporator. Untuk menuapkan 1kg air
diperlukan 1,1 kg uap. Tekanan evaporator pertama 1 atm, evaporator kedua 3 atm
dan evaporator ketiga 5 atm. Pada operasi pabrik ini, konsumsi uap dapat berkurang
sampai 350 kg per 1000 kg air yang diuapkan.
Gliserol yang dihasilkan pabrik evaporasi mengandung sekitar 88% gliserol,
9-10% air dan 2-3% kotoran. Permintaan mutu gliserol tergantung pada pangsa
pasar. Bila mutu gliserol yang dihasilkan masih kurang baik maka gliserol tersebut
harus dimurnikan dengan cara destilasi. (Tambun, 2006)
2.3.1 Kegunaan Gliserol
1. Kosmetik; digunakan sebagai body agent, emollient, humectant, lubricant,
solven. Biasanya dipakai untuk skin cream dan lotion, shampoo dan hair
conditioner, sabun dan detergen.
2. Dental cream; digunakan sebagai humectant.
3. Peledak; digunakan untuk membuat nitroglycerine sebagai bahan dasar
peledak.
4. Industri makanan dan minuman; digunakan sebagai solven emulsifier,
conditioner, freeze preventer dan coating. Digunakan dalam industri
minuman anggur dan minuman lainnya.
5. Industri logam; digunakan untuk pickling, quenching, stripping,
Evalianty Depari : Pra Rancangan Pabrik Pembuatan Gliserol Dari Minyak Mentah Jagung Dengan Kapasitas 40.000 Ton/ Tahun, 2009.
6. Industri kertas; digunakan sebagai humectant, plasticizer, softening agent,
dan lain-lain.
7. Industri farmasi; digunakan untuk antibiotik, capsule dan lain-lain.
8. Photography; digunakan sebagai plasticizing.
9. Resin; digunakan untuk polyurethanes, epoxies, phtalic acid dan malic acid
resin.
10.Industri tekstil; digunakan lubricating, antistatic, antishrink, waterproofing
dan flameproofing.
11.Tobacco; digunakan sebagai humectant, softening agent dan flavor enhancer.
2.3.2 Sifat-sifat Gliserol Tabel 2.5 Sifat Fisika Gliserol
Molecular Weight 92.09
Boiling point 290 (760 mmHg)
Melting point 18.17 oC
Freeze point (66.7 % glycerol solution) – 46.5 oC
Specific heat 0.5795 cal/gm oC (26 oC)
Refractive index (Nd20) 1.47399
Flash point (99 % glycerol) 177 oC
Fire point (99 % glycerol) 204 oC
Autoignition point (on platinum) 523 oC
(on glass) 429 oC
Heat of combustion 397.0 kcal per gram
Surface tension 63.4 dynes cm (20 oC)
58.6 dynes cm (90 oC)
51.9 dynes cm (150 oC)
Cofficient of thermal expansion 0.0006115 (15-25 oC Temp. interval)
0.000610 (20-25 oC Temp. interval)
Thermal conductivity 0.000691 cal cm deg/sec (oC)
Heat of formation 159.8 kcal/mol (25 oC)
Heat of fusion 47.5 cal/mol
Evalianty Depari : Pra Rancangan Pabrik Pembuatan Gliserol Dari Minyak Mentah Jagung Dengan Kapasitas 40.000 Ton/ Tahun, 2009.
19,300 cal/mol (105 oC)
18,610 cal/mol (175 oC)
(Tambun, 2006)
2.4 Sifat- sifat Bahan Baku 2.4.1 Minyak Jagung
1. Bilangan asam : 0,040- 0,100
2. Flavor : Lembut
3. Cold test : yersih
4. Bilangan penyabunan : 189- 191
5. Bilangan Iodium : 93- 96
6. Bilangan Hehner : 93- 96
7. Titik Beku (0C) : -20 - -100
8. Titik cair ( 0F) : 4- 12
9. Titik nyala ( 0F) : 575- 640
10.Titik baker ( 0F) : 590- 700
11. Bobot jenis pada suhu kamar : 0,918- 0,925
12. Pounds per gallon : 7,672 pada 700F
(Ketaren, 1986)
2.4.2 NaOH
1. Berat Molekul : 40 gr/ mol
2. Titik didih : 318,40C
3. Titik lebur : 13900C
4. Spesifik gravity : 2,130 ( pada suhu 300C)
5. Berbentuk padatan yang berwarna putih.
6. Sangat mudah larut dalam etanol, etil ester, dan gliserol
7. tidak mudah larut dalam aseton, eter
8. merupakan suatu basa yang kuat
9. Dapat menyerap uap air dari udara
10.Bersifat korosif
Evalianty Depari : Pra Rancangan Pabrik Pembuatan Gliserol Dari Minyak Mentah Jagung Dengan Kapasitas 40.000 Ton/ Tahun, 2009.
12.Merupakan hasil elektrolisis dari natrium klorida
13.bereaksi dengan etil asetat menghasilkan sabun (natrium asetat) dan alkohol.
(Perry, 1984)
2.4.3 Air (H2O)
1. Merupakan cairan tidak berwarna, tidak berasa, dan tidak berbau
2. Merupakan elektrolit lemah dan dapat terionisasi menjadi H3O+ dan OH+
3. Berat molekul : 18,016 gr/grmol
4. Rumus molekul : H2O
5. Densitas : 1 gr/ml
6. Titik nyala : 00C
7. Viskositas : 0,01002 P
8. Panas spesifik : 1 kal/g
9. Tekanan uap : 760 mmHg
10.Tegangan permukaan : 73 dyne/cm
11.Panas laten : 80 kal/g
12.Indeks bias : 1,333
(Perry, 1984)
2.5 Proses Pembuatan Gliserol 2.5.1 Fat Splitting
Merupakan reaksi hidrolisa antara air dan minyak yang menghasilkan gliserol
dan asam lemak, membentuk reaksi seperti berikut:
R _ CO _ OCH2 CH2OH
R _ CO + OCH + 3H2O 3R-COOH + CHOH
R _ CO _ OCH2 CH2OH
Gliserida Gliserol
Dimana 3 molekul fatty acid dan 1 molekul gliserol dihasilkan dari 1 molekul
trigliserida. Jika di buat ke dalam timbangan berat molekul dianggap R adalah
Stearic acid, dan itu dapat dilihat pada hasil proses hidrolisis dipertambahan berat
Evalianty Depari : Pra Rancangan Pabrik Pembuatan Gliserol Dari Minyak Mentah Jagung Dengan Kapasitas 40.000 Ton/ Tahun, 2009.
Tetapi nyatanya:
Berat molekul stearic trigliserida 852
Berat 3 molekul air 54
Total 906
Berat 3 molekul stearic acid 852
Berat 1 molekul gliserin 98
Total 950
Dari data tersebut dapat dilihat bahwa pertambahan pada berat terjadi hamper
hanya karena menghasilkan gliserol, dan secara teoritis penambahan menunjukkan
kira-kira 5% berat bahan fatty acid dipisahkan. Pemurnian gliserol pada fat splitting
biasanya memerlukan beberapa tahap proses seperti:
- Pemurnian dengan sentrifuse
- Evaporasi
- Filtrasi
Adapun kelebihan dan kekurangan dari fat splitting dapat dilihat pada table
2.6.
Tabel 2.6 Kelebihan dan Kekurangan dari Fat Splitting
Kelebihan Kekurangan
1. Reaksi dapat dilakukan pada suhu 2400C-2600C dan tekanan 45-50 bar,
2. Pada proses ini derajat pemisahan mampu mencapai 99%.
1. Proses tersebut memerlukan energi yang tinggi,
2. Memerlukan investasi peralatan yang mahal,
3. Mutu produk yang dihasilkan tidak terlalu baik ditinjau dari warna dan baunya sebagai akibat proses panas tersebut (Brady et al, 1988)
4. Memerlukan katalis
Evalianty Depari : Pra Rancangan Pabrik Pembuatan Gliserol Dari Minyak Mentah Jagung Dengan Kapasitas 40.000 Ton/ Tahun, 2009.
2.5.2. Saponifikasi
Proses saponifikasi, yaitu hidrolisis lemak menjadi asam lemak dan gliserol dalam
kondisi basa. Pembuat kondisi basa yang biasanya digunakan adalah NaOH
(natrium/sodium hidroksida).
Komponen trigliserida:
- Trimiristat : 0,1 %
- Tripalmitat : 10 %
- Tristearat : 2,5 %
- Trioleat : 30 %
- Trilinoleat : 56 %
Reaksi saponifikasi trigliserida dengan larutan alkali:
CH2_ O _ COOR1 CH2_ OH R1COO _ O _ Na
CH _ O _ COOR2 + 3NaOH CH _ OH + R2COO _ O _ Na
CH2 _ O _ COOR3 CH2 _ OH R3COO _ O _ Na
Trigliserida Larutan álkali Gliserol Sabun
Reaksi ini adalah dasar untuk industri penghasil sodium soaps. Jira soda abu
digantikan dengan álkali hidroksida yang lain seperti Potas (KOH), Potassium soaps.
Namun sebaliknya jika fatty acid menghasilkan reaksi senyawa-senyawa metal
seperti aluminium hidroksida, dan bentuk sabun metal.
Secara komersial sabun dapat larut dalam air seperti sodium dan potassium
soaps saat ini banyak digunakan untuk membuat detergen dan sabun. Oils soaps
yang dapat larut seperti metal dapat digunakan sebagai pelumas. Fatty acid penting
sekali untuk mengetahui nilai netralisasi, karena itu usuran berat molekul lemak saat
itu penting sekali pada reaksi saponifikasi.
Reaksi saponifikasi bisa juga akibat adanya trigliserida dan alkali, serta
tempat terbentuk sabun dan gliserol dilepaskan. Demikian untuk mengetahui nilai
Evalianty Depari : Pra Rancangan Pabrik Pembuatan Gliserol Dari Minyak Mentah Jagung Dengan Kapasitas 40.000 Ton/ Tahun, 2009.
Adapun kelebihan dan kekurangan dari proses saponifikasi dapat dilihat pada
[image:30.595.108.517.140.362.2]tabel 2.7.
Tabel 2.7 Kelebihan dan Kekurangan dari Proses Saponifikasi
Kelebihan Kekurangan
1. Reaksinya berlangsung satu arah dan tidak reversible,
2. Sabun yang dihasilkan dapat larut dalam air,
3. Saponifikasi lemak terjadi pada campuran yang beroperasi pada 1000C dan 3,5 kg/cm2.
1. Memerlukan katalis,
2. Reaksinya lambat.
(Rahayu, 2006)
2.5.3. Transesterifikasi
Adalah lemak dengan metanol ditransesterifikasi menggunakan katalis
NaOCH3 (sodium methoxide), menghasilkan gliserol dan metil ester. Reaksi
esterifikasi adalah kebalikan dari hidrolisis. Ester dapat mengganti ion hidrogen
menjadi asam (fatty acid). Dengan golongan alkohol, seperti metil alkohol, dan
sebagainya akan diperlihatkan reaksi dibawah:
R _ COOH + OHCH3 R _ COOCH3 + H2O
Jika metil alkohol digunakan, maka gliserol akan membentuk trigliserida.
Reaksinya sebagai berikut:
Gliserol + Fatty acid Trigliserida
Proses esterifikasi tidak akan berhasil jika tidak semua golongan 3-OH
digabungkan dengan radikal asam, tetapi akan membentuk monogliserida dan
digliserida. Untuk menghindari bentuk hasil seperti itu dan untuk mendapatkan
trigliserida sebanyak mungkin harus dilakukan analisis kimia.
Dalam esterifikasi dapat juga terjadi dengan alkohol dan gliserol, dapat
dilihat pada reaksi antara fatty acid dan etil alkohol dibawah:
R _COOH + C2H5OH R _ COOC2H5 + H2O
Ester alkohol selalu mempunyai 5-6 atom karbon, satu diantaranya dengan 6
atom karbon (saccharose, sorbitol, fructose) bisa mendapat perhatian, karena ester
Evalianty Depari : Pra Rancangan Pabrik Pembuatan Gliserol Dari Minyak Mentah Jagung Dengan Kapasitas 40.000 Ton/ Tahun, 2009.
Adapun kelebihan dan kekurangan dari proses transesterifikasi dapat dilihat
pada tabel 2.8.
Tabel 2.8 Kelebihan dan Kekurangan dari proses Transesterifikasi
Kelebihan Kekurangan
1. Trigliserida dapat dengan mudah ditransesterifikasi secara batchwise pada tekanan atmosfer dan suhu 600C-700C dengan metanol berlebih dan menggunakan alkalis alkalin.
1. Memerlukan katalis,
2. Proses tersebut memerlukan energi yang tinggi,
3. Memerlukan investasi peralatan yang mahal,
4. Memerlukan perlakuan awal untuk memindahkan asam lemak bebas dari minyak yaitu dengan cara pemurnian atau preesterifikasi sebelum proses transesterifikasi.
(Rahayu, 2006)
Berdasarkan uraian diatas, maka dipilih proses saponifikasi dalam Pra rancangan
Pabrik Pembuatan Gliserol dari Minyak Jagung Mentah.
2.6 Deskripsi Proses
1. Tahap Persiapan Bahan Baku
NaOH yang dimasukkan ke dalam gudang (G-01) kemudian diangkut dengan
menggunakan bucket elevator (BE-01), kemudian dimasukkan kedalam mixer
(M-01) dan dilarutkan dengan air proses dengan suhu 25oC sampai konsentrasi
masing-masing 40% NaOH dan 60% air.
Minyak jagung di masukkan kedalam tangki (T-01), kemudian dipisahkan
dari abu, sterol, dan lilin terlebih dahulu dengan menggunakan filter press (FP-01)
untuk menghilangkan partikel-partikel ampasnya dan ampas hasil pengepressan dari
filter press tersebut, dan trigliserida juga ikut sebagian dengan ampas-ampas tersebut
dan ditampung dalam bak penampung (BP-01). Minyak jagung yang telah
dipisahkan disimpan pada tangki penampung (T-04) dengan temperatur 30oC dan
Evalianty Depari : Pra Rancangan Pabrik Pembuatan Gliserol Dari Minyak Mentah Jagung Dengan Kapasitas 40.000 Ton/ Tahun, 2009.
2. Tahap Reaksi Saponifikasi
Minyak jagung dan larutan NaOH dipompakan ke dalam reaktor (R-01) dan
dipanaskan dengan steam pada temperatur 100oC untuk dihomogenkan dan sekaligus
bereaksi membentuk sabun dan gliserol. Asumsi konversi reaksi yang terjadi pada
proses saponifikasi adalah 90%.
Reaksi saponifikasi yang terjadi adalah sebagai berikut:
CH2_ O _ COR1 CH2_ OH R1CO _ O _ Na
CH _ O _ COR2 + 3NaOH CH _ OH + R2CO _ O _ Na
CH2 _ O _ COR3 CH2 _ OH R3CO _ O _ Na
Trigliserida Larutan álkali Gliserol Sabun
Hasil proses saponifikasi yang berupa campuran gliserol dengan sabun
dipompakan ke unit pemisah separator (SP-01) yang bekerja dengan prinsip
perbedaan densitas. Pada unit ini akan terbentuk dua lapisan, yaitu lapisan sabun
pada bagian atas dan lapisan gliserol pada bagian bawah. Gliserol yang dihasilkan
ditampung pada tangki produk bawah separator (T-05).
Dari tangki produk bawah separator, gliserol dipompakan ke evaporator (E-01) untuk
menguapkan air dari gliserol dengan media pemanas yang digunakan adalah steam
dengan temperatur 1250C. Agar diperoleh gliserol pada suhu 30oC, maka gliserol
tersebut dimasukkan kedalam cooler (CO-01) dengan media air pendingin 25oC,
kemudian gliserol tersebut dipompakan kedalam tangki produk (T-07) dengan
kondisi temperatur 30oC.
3. Tahap Pengolahan Produk Samping (Sabun Cair)
Sabun cair yang telah dipisahkan dari gliserol ditampung didalam tangki
pencampuran (TP-01). Kemudian pewangi Limonene sebanyak 0,1% disimpan
dalam tangki pewangi (T-02) dan pewarna Tartrazine sebanyak 0,05% disimpan
dalam tangki pewarna (T-03) dipompakan kedalam tangki pencampuran untuk
dihomogenkan. Selanjutnya sabun cair tersebut dipompakan kedalam tangki produk
(T-06).
Evalianty Depari : Pra Rancangan Pabrik Pembuatan Gliserol Dari Minyak Mentah Jagung Dengan Kapasitas 40.000 Ton/ Tahun, 2009. T-02 T-01 M-01 T-04 SP-01 T-05 T-06 T-07 Kondensat
Air Pendingin Bekas
M-01 T-01 T-02 T-03 T-04 T-05 T-06 T-07 VF-01 R-01 TP-01 E-01 CO-01 SP-01 G- 01 BE-01 BP-01 Kode Keterangan FP-01 TP-01 T-03 BP-01 2 6 3 17 11 FC FC FC FC FC FC FC FC
DISETUJUI OLEH : PEMBIMBING 1
NIP PEMBIMBING 2 NIP
M.HENDRA GINTING, ST.MT 132 243 713 Ir. RENITA MANURUNG, MT 132 163 646
TANPA SKALA
DIAGRAM ALIR PRA RANCANGAN PABRIK PEMBUATAN GLISEROL DARI MINYAK MENTAH JAGUNG
DENGAN KAPASITAS 40.000 TON/TAHUN DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN 2009
TANGGAL TANDA TANGAN
P-04 Mixer
Tanki Minyak Jagung Mentah Tanki Pewangi
Tanki Pewarna Tanki Penampung
Tanki Produk Bawah Separator Tanki Produk Samping Tanki Produk Vibrating Filter Reaktor Saponifikasi Tanki Pencampuran sabun Evaporator Cooler Separator Gudang NaOH Bucket Elevator Bak Penampung P-01 P-05 P-06 Steam Air Pendingin Air Proses FC G-01 P-02 P-03 P-07 P-08 P-11 10 FC P-09 P-10 P-12 P-13 LI LI LI LC LI LI FC FC FC TC BE-01
H2O
E-01 13 1 4 5 8 12 7 9 15 16 TC LC LC LC LC LC R-01 VF-01 CO-01 E-01 14 LC PC Komposisi (kg/jam) Minyak Jagung Abu NaOH Air Larutan NaOH Gliserol Sabun Cair Uap Air Pewarna Pewangi Alur 2 -19,555 -Alur 1 5.451,652 - -Alur 3 5.432,097 - -Alur 4 - - 634,8 -Alur 5 - - 1.810,698 -Alur 6 - - -- 2.445,498 - -Alur 7 5.432,097 - -- -- -Alur 8 543,209 - -1.810,698 -4.888,888 634,8 -Alur 9 - - -1.629,629 -4.888,888 -Alur 10 - - -- -- 1.359,0788 -- Alur 11 - - -1.629,629 -4.888,888 - -Alur 12 - - 666,667 - -4.888,888 - -Alur 13 - - - - -- -962,962 -- Alur 14 - - 666,667 - -4.888,888 -- -- Alur 15 - - - - -- -0,6759 - Alur 16 - - - - -- -1,3590 Alur 17 - - - - -- 1.361,1173 --
Suhu (0C)
Evalianty Depari : Pra Rancangan Pabrik Pembuatan Gliserol Dari Minyak Mentah Jagung Dengan Kapasitas 40.000 Ton/ Tahun, 2009.
BAB III
NERACA MASSA
Kapasitas Produksi = 40.000 ton/tahun
= 5.555,555 kg/jam
Basis perhitungan = 1 jam operasi
Satuan = kg/jam
Satu tahun operasi = 300 hari
Satu hari operasi = 24 jam
[image:36.595.103.541.77.734.2]3.1. Evaporator (E-01)
Tabel 3.1 Hasil Neraca Massa pada Evaporator
Komponen Masuk (kg/jam) Alur 11
Keluar (kg/jam)
Alur 12 Alur 13
1. Gliserol
2. Air
3. Uap air
4.888,888
1.629,629
4.888,888
666,667
962,962
Jumlah 6.518,517 5.555,555 962,962
Total 6.518,517 6.518,517
3.2. Reaktor (R-01)
Tabel 3.2 Hasil Neraca Massa pada Reaktor
Komponen Masuk (kg/jam) Keluar (kg/jam)
Alur 8
Alur 6 Alur 7
1. Trigliserida
2. Gliserol
3. NaOH
H2O
4. Sabun
634,8
1.810,698
5.432,097
543,209
4.888,888
1.810,698
634,8
Jumlah 2.445,498 5.432,097 7.877,595
Evalianty Depari : Pra Rancangan Pabrik Pembuatan Gliserol Dari Minyak Mentah Jagung Dengan Kapasitas 40.000 Ton/ Tahun, 2009.
3.3. Separator (SP-01)
Tabel 3.3 Hasil Neraca Massa pada Separator
Komponen Masuk (kg/jam) Keluar (kg/jam)
Alur 8 Alur 9 Alur 10
1. Gliserol
2. Sabun
3. Trigliserida
4. Air
4.888,888
634,8
543,209
1.810,698
4.888,888
1.629,629
1.359,0788
Jumlah 7.877,595 6.518,517 1.359,0788
Total 7.877,595 7.877,595
3.4. Tangki Pencampuran (TP-01)
3.4 Hasil Neraca Massa pada Tangki Pencampuran
Komponen Masuk (kg/jam)
Alur 10 Alur 15 Alur 16
Keluar (kg/jam) Alur 17
1. Sabun
2. Pewangi
3. Pewarna
1.359,0788
1,3590
0,6759
1.361,1173
Jumlah 1.359,0788 0,6759 1,3590 1.361,1173
Total 1.361,1173 1.361,1173
[image:37.595.108.548.115.561.2]3.5. Vibrating Filter (VF-01)
Tabel 3.5 Hasil Neraca Massa pada Vibrating Filter
Komponen Masuk (kg/jam) Keluar (kg/jam)
Alur 1 Alur 2 Alur 3
1. Trigliserida (minyak
jagung):
2. Abu
5.451,652
19,555
5.432,097
Jumlah 5.451,652 19,555 5.432,097
Evalianty Depari : Pra Rancangan Pabrik Pembuatan Gliserol Dari Minyak Mentah Jagung Dengan Kapasitas 40.000 Ton/ Tahun, 2009.
BAB IV
NERACA ENERGI
Temperatur referensi = 250C
Satuan = kkal/jam
Basis perhitungan = 1 jam operasi
1. Mixer (M-01)
Tabel 4.1 Neraca Energi pada Mixer (M-01)
Komponen Masuk (kkal/jam) Keluar (kkal/jam)
alur (4) alur (5) alur (6)
NaOH Air
1.520,346
9.053,49
1.520,346 9.053,49
Total 1.520,346 9.053,49 10.573,836
10.573,836 10.573,836
[image:38.595.115.523.280.614.2]2. Reaktor (R-01)
Tabel 4.2 Neraca Energi pada Reaktor (R-01)
Komponen Masuk (kkal/jam) Keluar (kkal/jam)
alur (6) alur (7) alur (8)
NaOH Air
Minyak jagung Gliserol
Sabun Panas reaksi Steam
1.520,346 9.053,49
10.462,218
1.248,1725 260.311,625
99.588,39 11.508,425
154.879,972 16.619,064
Total 10.573,836 272.022,015 282.595,851
Evalianty Depari : Pra Rancangan Pabrik Pembuatan Gliserol Dari Minyak Mentah Jagung Dengan Kapasitas 40.000 Ton/ Tahun, 2009.
3. Separator ( SP-01)
Tabel 4.3 Neraca Energi pada Separator (SP-01)
Komponen Masuk (kkal/jam) Keluar (kkal/jam)
alur (8) alur (9) alur (10)
Gliserol Sabun cair Trigliserida Air
154.879,972 16.619,064 11.508,425 99.588,39
154.879,972
89.629,595
16.619,064 11.508,425 9.958,839
Total 282.595,851 244.509,567 38.086,328
282.595,851 282.595,851
[image:39.595.112.514.301.604.2]4. Tangki Produk Bawah Separator ( T-05)
Tabel 4.4 Neraca Energi pada Tangki Produk Bawah Separator (T-05)
Komponen Masuk (kg/jam) Keluar (kg/jam)
alur (9) alur (11)
Gliserol Air
154.879,972 89.629,595
154.879,972 89.629,595
Total 244.509,567 244.509,567
5. Evaporator ( E-01)
Tabel 4.5 Neraca Energi pada Evaporator (E-01)
Komponen Masuk (kkal/jam) Keluar (kkal/jam)
alur (11) alur (12) alur (13)
Gliserol Air
Panas penguapan Panas yang dilepas
154.879,972 89.629,595
1.265.206,496
267.519,951 508.171,587
734.024,525
Total 1.509.716,063 775.691,538 734.024,525
1.509.716,063 1.509.716,063
6. Cooler ( CO-01)
Tabel 4.6 Neraca Energi pada Cooler (CO-01)
Komponen Masuk (kkal/jam) Keluar (kkal/jam)
alur (12) alur (14)
Gliserol Air
Panas yang diserap
267.519,951 508.171,587 -758.278,206
14.079,997 3.333,335
Evalianty Depari : Pra Rancangan Pabrik Pembuatan Gliserol Dari Minyak Mentah Jagung Dengan Kapasitas 40.000 Ton/ Tahun, 2009.
BAB V
SPESIFIKASI PERALATAN
5.1 Gudang NaOH (G-01)
Fungsi : Menyimpan bahan NaOH,direncanakan untuk kebutuhan
10 hari
Jumlah : 1 unit
Bentuk : Persegi panjang
Bahan konstruksi : Beton
Kondisi penyimpanan : T = 300C, P = 1 atm
Kebutuhan NaOH : 634,8 kg/jam
Volume gudang : 85,831 m3
Tinggi gudang : 2,778 m
Panjang gudang : 5,556 m
Lebar gudang : 5,556 m
5.2 Bucket Elevator (BE-01)
Fungsi : Mengangkut NaOH dari gudang penyimpanan ke mixer
(M-01)
Jenis : Spaced – Bucket Centrifugal – Discharge Elevator
Bahan : Commercial Steel
Tinggi elevator : 25 ft = 7,62 m
Daya : 0,257 Hp
5.3 Mixer (M-01)
Fungsi : Membuat larutan NaOH
Bentuk : Silinder tegak, alas datar dan tutup ellipsoidal
Bahan : Stainless Steel, SA-316 grade C
Jumlah : 1 unit
Kondisi operasi : T = 30 oC ; P = 1 atm
Evalianty Depari : Pra Rancangan Pabrik Pembuatan Gliserol Dari Minyak Mentah Jagung Dengan Kapasitas 40.000 Ton/ Tahun, 2009.
Diameter Tangki : 2,139 m
Tinggi Tangki : 3,386 m
Tinggi Silinder : 2,852 m
Tinggi Head : 0,534 m
5.4 Tangki Minyak Jagung (T-01)
Fungsi : Tempat penyimpanan minyak jagung mentah untuk kebutuhan 7
hari.
Bentuk : Silinder vertikal dengan tutup berbentuk ellipsoidal dan alas
berbentuk datar.
Bahan Konstruksi : Carbon steel, SA-283 Grade C
Jumlah : 4 unit
Suhu : T = 30 oC, P = 1 atm
Volume : 339,475 m3
Diameter Tangki : 6,6 m
Tinggi Tangki : 10,45 m
Tinggi Silinder : 8,8 m
Tinggi Head : 1,65 m
5.5 Vibrating Filter (VF-01)
Fungsi : memisahkan partikel ampas dari minyak jagung
Jenis : vibrating filter
Bahan konstruksi : All 316 Stainless steel
Jumlah : 1 unit
Kondisi operasi :
- Temperatur (T) = 30oC
- Tekanan (P) = 1 atm
Vibrating filter industrial top coat-nowata proguard
- laju alir bahan = 12,54s l/min
- Tekanan = 300 Psi = 21 kg/cm2
- Bukaan filter = 25 micron = 0,001 in
Evalianty Depari : Pra Rancangan Pabrik Pembuatan Gliserol Dari Minyak Mentah Jagung Dengan Kapasitas 40.000 Ton/ Tahun, 2009.
5.6 Tangki Penampung (T-04)
Fungsi : untuk menampung minyak jagung dari vibrating filter .
Bentuk : Silinder vertikal dengan tutup berbentuk ellipsoidal dan alas
berbentuk datar.
Jumlah : 1 unit
Bahan kontruksi : Carbon steel, SA-283 Grade C
Suhu : T = 30 0C, P = 1 atm
Volume : 507,386 m3
Diameter Tangki : 7,553 m
Tinggi Tangki : 11,959 m
Tinggi Silinder : 10,07 m
Tinggi Head : 1,889 m
Tebal plat : 2 1/2 in
5.7 Reaktor (R-01)
Fungsi : tempat terjadinya reaksi saponifikasi antar trigliserida dan NaOH.
Jenis : Silinder vertikal, alas dan tutup elipsoidal
Jenis pengaduk : marine propeller tiga daun
Bahan konstruksi : Stainless Steel, SA-240 tipe 410
Jumlah : 1 unit
Kondisi penyimpanan : T = 800C, P = 1 atm
Diameter : 1,434 m
Tinggi Silinder : 2,151 m
Tinggi Tutup : 0,358 m
Tinggi reaktor : 2,509 m
Tebal plat : ½ in
Daya motor : 1/2 hp
Tebal jaket : 1½ in
5.8 Separator (SP-01)
Fungsi : Untuk memisahkan sabun cair dengan gliserol dan impurities
Evalianty Depari : Pra Rancangan Pabrik Pembuatan Gliserol Dari Minyak Mentah Jagung Dengan Kapasitas 40.000 Ton/ Tahun, 2009.
Kondisi : T = 80 0C, P = 1 atm
Jenis : Silinder tegak, alas dan tutup elipsoidal
Bahan konstruksi : Carbon Steel, SA-283 Grade C
Jumlah : 1 unit
Diameter Tangki : 3,135 m
Tinggi Tangki : 4,963 m
Tinggi silinder : 4,18 m
Tinggi Head : 0,783 m
Tebal plat : 2 in
5.9 Tangki Produk Bawah Separator (T-05)
Fungsi : untuk menampung gliserol hasil pemisahan pada separator.
Jenis : Silinder tegak, alas dan tutup elipsoidal
Bahan konstruksi : Carbon Steel, SA-283 grade C
Jumlah : 1 unit
Kondisi operasi : T = 80 oC, P = 1 atm
Volume Tangki : 162,303 m3
Diameter Tangki : 5,165 m
Tinggi Tangki : 8,177 m
Tinggi Silinder : 6,886 m
Tinggi Head : 1,291 m
5.10 Evaporator (E-01)
Fungsi : untuk menguapkan air dari produk gliserol
Jenis : Long Tube Vertical
Bahan : Carbon steel,SA-283 grade C
Jumlah : 1 unit
Volume tangki : 6,462 m3
Diameter tangki : 1,763 m
Tinggi tangki : 2,79 m
Tinggi Silinder : 2,35 m
Evalianty Depari : Pra Rancangan Pabrik Pembuatan Gliserol Dari Minyak Mentah Jagung Dengan Kapasitas 40.000 Ton/ Tahun, 2009.
Panjang koil : 9,177 m
Tebal plat : 1 ½ in
Panjang Koil : 13,044 ft
Jumlah lilitan : 5 lilitan
Tebal plat : 1 1/2 in
5.11 Cooler (CO-01)
Fungsi : Menurunkan suhu glukosa dari 1200C menjadi 300C
Jenis : 1-2 Shell and tube
Jumlah : 1 Unit
Tube :
- Diameter luar : ¾ in
- BWG : 18
- Pitch : 1 in. triangular pitch
- Panjang tube : 15 ft
- Nt : 640
- ∆Ps : 0,74 psi
Res : 712,106
5.12 Tangki Produk (T-07)
Fungsi : untuk menampung produk gliserol hasil evaporasi.
Jenis : Silinder tegak, alas dan tutup elipsoidal
Bahan konstruksi : Carbon Steel, SA-283 grade C
Jumlah : 2 unit
Kondisi operasi : T = 100 0C, P = 1 atm
Volume tangki : 1.321,930 m3
Diameter tangki : 10,393 m
Tinggi tangki : 16,455 m
Tinggi silinder : 13,857 m
Tinggi head : 2,598 m
Evalianty Depari : Pra Rancangan Pabrik Pembuatan Gliserol Dari Minyak Mentah Jagung Dengan Kapasitas 40.000 Ton/ Tahun, 2009.
5.13 Tangki Pewangi (T-02)
Fungsi : menampung larutan pewangi untuk kebutuhan 10 hari.
Jenis : Silinder tegak, alas datar dan tutup elipsoidal
Bahan konstruksi : Carbon Steel, SA-283 grade C
Jumlah : 1 unit
Kondisi operasi : T = 30 oC, P = 1 atm
Volume tangki : 0,428 m3
Diameter tangki : 0,713 m
Tinggi tangki : 1,128 m
Tinggi silinder : 0,95 m
Tinggi head : 0,178 m
Tebal plat : 1 ½ in
5.14 Tangki Pewarna (T-03)
Fungsi : menampung larutan pewarna untuk kebutuhan 10 hari.
Jenis : Silinder tegak, alas dan tutup elipsoidal
Bahan konstruksi : Carbon Steel, SA-283 grade C
Jumlah : 1 unit
Kondisi operasi : T = 30 oC, P = 1 atm
Volume tangki : 0,22 m3
Diameter tangki : 0,571 m
Tinggi tangki : 0,903 m
Tinggi silinder : 0,761 m
Tinggi head : 0,142 m
Tebal plat : 1 ½ in
5.15 Tangki Pencampuran (TM-01)
Fungsi : Sebagai tempat mencampur sabun cair dengan pewangi dan
pewarna.
Jenis : Silinder tegak, alas dan tutup elipsoidal
Bahan konstruksi : Carbon Steel, SA-283 grade C
Evalianty Depari : Pra Rancangan Pabrik Pembuatan Gliserol Dari Minyak Mentah Jagung Dengan Kapasitas 40.000 Ton/ Tahun, 2009.
Kondisi operasi : T = 80 oC, P = 1 atm
Volume tangki : 138,825 m3
Diameter tangki : 4,903 m
Tinggi tangki : 7,763 m
Tinggi silinder : 6,537 m
Tinggi head : 1,226 m
Tebal plat : 2 in
5.16 Tangki Produk Samping (T-08)
Fungsi : untuk menampung produk sabun cair hasil pencampuran.
Jenis : Silinder tegak, alas dan tutup elipsoidal
Bahan konstruksi : Carbon Steel, SA-283 grade C
Jumlah : 2 unit
Volume tangki : 380,953 m3
Diameter tangki : 6,864 m
Tinggi tangki : 10,868 m
Tinggi silinder : 9,152 m
Tinggi head : 1,716 m
Tebal plat : 2 in
5.17 Pompa I (P-01)
Fungsi : untuk memompakan minyak jagung ke vibrating filter.
Jenis : centrifugal pump
Bahan konstruksi : commersial steel
Jumlah : 1 unit
Schedule number : 40
Nominal size pipe : 1 ½ in
Diameter dalam pipa : 1,610 in (0,1341 ft)
Diameter luar pipa : 1,9 in (0,1583 ft)
Tebal dinding : 0,145 in (0,0121 ft)
Luas muka : 2,04 in2 (0,1699 ft2)
Evalianty Depari : Pra Rancangan Pabrik Pembuatan Gliserol Dari Minyak Mentah Jagung Dengan Kapasitas 40.000 Ton/ Tahun, 2009.
Tinggi pemompaan : 30 ft
Kerja pompa : 30,087 ft.lbf/lbm
Daya maksimum pompa : 1/8 Hp
5.18 Pompa II (P-02)
Fungsi: Memompakan minyak jagung hasil vibrating filter ke tangki
penampungan minyak jagung
Jenis : centrifugal pump
Bahan konstruksi : commersial steel
Jumlah : 1 unit
Schedule number : 40
Nominal size pipe : 1 ½ in
Diameter dalam pipa : 1,610 in (0,1341 ft)
Diameter luar pipa : 1,9 in (0,1583 ft)
Tebal dinding : 0,145 in (0,0121 ft)
Luas muka : 2,04 in2 (0,1699 ft2)
Bilangan Reynold : 71,536
Tinggi pemompaan : 30 ft
Kerja pompa : 30,097 ft.lbf/lbm
Daya maksimum pompa : 1/8 Hp
5.19 Pompa III (P-03)
Fungsi : Memompakan minyak jagung ke reaktor.
Jenis : Centrifugal pump
Bahan konstruksi : Commersial steel
Jumlah : 1 unit
Schedule number : 40
Nominal size pipe : 1 ½ in
Diameter dalam pipa : 1,610 in (0,1341 ft)
Diameter luar pipa : 1,9 in (0,1583 ft)
Tebal dinding : 0,145 in (0,0121 ft)
Luas muka : 2,04 in2 (0,1699 ft2)
Evalianty Depari : Pra Rancangan Pabrik Pembuatan Gliserol Dari Minyak Mentah Jagung Dengan Kapasitas 40.000 Ton/ Tahun, 2009.
Tinggi pemompaan : 30 ft
Kerja pompa : 30,097 ft.lbf/lbm
Daya maksimum pompa : 1/8 Hp
5.20 Pompa IV (P-04)
Fungsi : Memompakan larutan NaOH ke reaktor.
Jenis : Centrifugal pump
Bahan konstruksi : Commersial steel
Jumlah : 1 unit
Schedule number : 40
Nominal size pipe : 2 ½ in
Diameter dalam pipa : 2,469 in (0,2057 ft)
Diameter luar pipa : 2,88 in (0,2399 ft)
Tebal dinding : 0,2030 in (0,0169ft)
Luas muka : 4,79 in2 (0,3991 ft2)
Bilangan Reynold : 20,327
Tinggi pemompaan : 30 ft
Kerja pompa : 30,0005 ft.lbf/lbm
Daya maksimum pompa : 1 Hp
5.21 Pompa V (P-05)
Fungsi : Memompakan pewangi ke tangki pencampuran.
Jenis : Centrifugal pump
Bahan konstruksi : Commersial steel
Jumlah : 1 unit
Schedule number : 40
Nominal size pipe : 1 ½ in
Diameter dalam pipa : 1,610 in (0,1341 ft)
Diameter luar pipa : 1,9 in (0,1583 ft)
Tebal dinding : 0,145 in (0,0121 ft)
Luas muka : 2,04 in2 (0,1699 ft2)
Evalianty Depari : Pra Rancangan Pabrik Pembuatan Gliserol Dari Minyak Mentah Jagung Dengan Kapasitas 40.000 Ton/ Tahun, 2009.
Tinggi pemompaan : 30 ft
Kerja pompa : 37.10-9
Daya maksimum pompa : 1/8 Hp
5.22 Pompa VI (P-06)
Fungsi : Memompakan pewarna ke tangki pencampuran.
Jenis : Centrifugal pump
Bahan konstruksi : Commersial steel
Jumlah : 1 unit
Schedule number : 40
Nominal size pipe : 1 ½ in
Diameter dalam pipa : 1,610 in (0,1341 ft)
Diameter luar pipa : 1,9 in (0,1583 ft)
Tebal dinding : 0,145 in (0,0121 ft)
Luas muka : 2,04 in2 (0,1699 ft2)
Bilangan Reynold : 0,209
Tinggi pemompaan : 30 ft
Kerja pompa : 31.10-9
Daya maksimum pompa : 1/8 Hp
5.23 Pompa VII (P-07)
Fungsi : memompakan produk hasil saponifikasi ke separator.
Jenis : Centrifugal pump
Bahan konstruksi : Commersial steel
Jumlah : 1 unit
Schedule number : 40
Nominal size pipe : 2 ½ in
Diameter dalam pipa : 2,469 in (0,2057 ft)
Diameter luar pipa : 2,88 in (0,2399 ft)
Tebal dinding : 0,2030 in (0,0169ft)
Luas muka : 4,79 in2 (0,3991 ft2)
Evalianty Depari : Pra Rancangan Pabrik Pembuatan Gliserol Dari Minyak Mentah Jagung Dengan Kapasitas 40.000 Ton/ Tahun, 2009.
Tinggi pemompaan : 30 ft
Kerja pompa : 30,03
Daya maksimum pompa : 1 Hp
5.24 Pompa VIII (P-08)
Fungsi : memompakan gliserol ke tangki produk bawah separator
Jenis : Centrifugal pump
Bahan konstruksi : Commersial steel
Jumlah : 1 unit
Schedule number : 40
Nominal size pipe : 1 ½ in
Diameter dalam pipa : 1,610 in (0,1341 ft)
Diameter luar pipa : 1,9 in (0,1583 ft)
Tebal dinding : 0,145 in (0,0121 ft)
Luas muka : 2,04 in2 (0,1699 ft2)
Bilangan Reynold : 186,968
Tinggi pemompaan : 30 ft
Kerja pompa : 30,065
Daya maksimum pompa : 1 Hp
5.25 Pompa IX (P-09)
Fungsi : memompakan sabun ke tangki pencampuran sabun
Jenis : Centrifugal pump
Bahan konstruksi : Commersial Steel
Jumlah : 1 unit
Schedule number : 40
Nominal size pipe : 1 ½ in
Diameter dalam pipa : 1,610 in (0,1341 ft)
Diameter luar pipa : 1,9 in (0,1583 ft)
Tebal dinding : 0,145 in (0,0121 ft)
Luas muka : 2,04 in2 (0,1699 ft2)
Evalianty Depari : Pra Rancangan Pabrik Pembuatan Gliserol Dari Minyak Mentah Jagung Dengan Kapasitas 40.000 Ton/ Tahun, 2009.
Tinggi pemompaan : 30 ft
Kerja pompa : 30,004
Daya maksimum pompa : 1/8 Hp
5.26 Pompa X (P-10)
Fungsi : memompakan gliserol ke evaporator.
Jenis : Centrifugal pump
Bahan konstruksi : Commersial steel
Jumlah : 1 unit
Schedule number : 40
Nominal size pipe : 1 ½ in
Diameter dalam pipa : 1,610 in (0,1341 ft)
Diameter luar pipa : 1,9 in (0,1583 ft)
Tebal dinding : 0,145 in (0,0121 ft)
Luas muka : 2,04 in2 (0,1699 ft2)
Bilangan Reynold : 186,968
Tinggi pemompaan : 30 ft
Kerja pompa : 30,065
Daya maksimum pompa : 1 Hp
5.27 Pompa XI (P-11)
Fungsi : memompakan sabun cair ke tangki produk samping.
Jenis : Centrifugal pump
Bahan konstruksi : Commersial steel
Jumlah : 1 unit
Nominal size pipe : 1 ½ in
Diameter dalam pipa : 1,610 in (0,1341 ft)
Diameter luar pipa : 1,9 in (0,1583 ft)
Tebal dinding : 0,145 in (0,0121 ft)
Luas muka : 2,04 in2 (0,1699 ft2)