PRA RANCANGAN PABRIK
PEMBUATAN BIODIESEL DARI MINYAK
KELAPA DENGAN KAPASITAS 80.000
TON/TAHUN
TUGAS AKHIR
Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Ujian Sarjana Teknik Kimia
Oleh:
JOHN SARIABDI PURBA
NIM : 030405046
DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
John Sariabdi Purba : Pra Rancangan Pabrik Pembuatan Biodiesel Dari Minyak Kelapa Dengan Kapasitas 80.000
LEMBAR PENGESAHAN
PRA RANCANGAN PABRIK PEMBUATAN BIODIESEL DARI
MINYAK KELAPA DENGAN KAPASITAS 80.000 TON/TAHUN
Oleh :
JOHN SARIABDI PURBA NIM : 030405046
Telah Diujikan Pada Tanggal 14 Juni 2008 Telah Diperiksa/Diketahui
Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II
Dr.Ir. Rosdanelli H., MT Ir. Renita Manurung, MT
NIP. 132 096 129 NIP 132 163 646
Dosen Penguji I Dosen Penguji II Dosen Penguji III
Dr.Ir. Rosdanelli H., MT Rondang Tambun, ST.MT Ir. Netty Herlina,MT
NIP. 132 096 129 NIP. 132 282 133 NIP. 132 243 746
Telah Diketahui Koordinator Tugas Akhir
Dr. Ir. Irvan, M.Si NIP. 132 126 842
DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
KATA PENGANTAR
Segala puji, hormat dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, yang selalu
setia memberikan berkatNya dan kekuatan kepada penulis sehingga penulis dapat
menyelesaikan tugas akhir yang berjudul “Pra Rancangan Pabrik Pembuatan
Biodiesel dari Minyak Kelapa dengan Kapasitas 80.000 Ton/Tahun.”
Tugas akhir ini disusun untuk melengkapi salah satu syarat mengikuti ujian
sarjana pada Departemen Teknik Kimia, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera
Utara.
Dalam menyelesaikan tugas akhir ini, penulis banyak menerima bantuan dan
bimbingan dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima
kasih kepada:
1. Kedua orang tua yang telah memberikan dukungan moral, material, dan spiritual.
2. Ibu Dr. Ir. Rosdanelli Hasibuan, MT., selaku dosen pembimbing I dan dosen
penguji I yang telah membimbing dan memberikan masukan serta arahan kepada
penulis selama menyelesaikan tugas akhir ini.
3. Ibu Ir. Renita Manurung, MT selaku dosen pembimbing II yang telah
memberikan masukan dan bimbingan pada penulis selama menyelesaikan tugas
akhir ini.
4. Bapak Rondang Tambun, ST, MT selaku dosen penguji II yang telah
memberikan masukan dan saran pada penulis selama menyelesaikan tugas akhir
John Sariabdi Purba : Pra Rancangan Pabrik Pembuatan Biodiesel Dari Minyak Kelapa Dengan Kapasitas 80.000
5. Ibu Ir. Netty Herlina, MT selaku dosen penguji III yang telah memberikan
masukan dan saran pada penulis selama menyelesaikan tugas akhir ini.
6. Bapak Dr. Ir. Irvan, MSi, sebagai Koordinator Tugas Akhir.
7. Abdi atas kerjasamanya sebagai partner dalam penulisan tugas akhir ini.
8. Teman-teman angkatan 2002 dan 2003 yang telah memberikan masukan,
dukungan, dan semangat kepada penulis
Dalam penyusunan Tugas Akhir ini, penulis menyadari masih banyak
terdapat kekurangan. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan saran dan kritik
dari pembaca yang bersifat konstruktif demi kesempurnaan penulisan ini. Akhir kata,
semoga tulisan ini bermanfaat bagi kita semua. Terima kasih.
Medan, 26 Juni 2008
Penulis
INTISARI
Indonesia adalah salah satu negara penghasil minyak bumi. Karena
terbatasnya jumlah kilang yang dimiliki untuk memproduksi bahan bakar minyak
(BBM), Indonesia harus mengimpor BBM untuk mencukupi kebutuhan domestik
yang meningkat dari tahun ke tahun, baik untuk kebutuhan transportasi, industri,
pembangkit listrik dan sebagainya. Konsumsi solar nasional untuk transportasi saat
ini 12,5 juta kiloliter sampai 13 juta kiloliter per tahun. Bila sekitar 1,5 persen dari
setengah konsumsi solar tersebut diganti menjadi biodiesel, maka sekitar 90.000
kiloliter solar atau sekitar 80.000 ton/tahun yang bisa dihemat setiap tahun.
Biodiesel yang diproduksi 80.000 ton/tahun dengan 330 hari kerja dalam 1
tahun. Lokasi pabrik direncanakan di KIM II Medan dengan luas area 20.000 m2,
tenaga kerja yang dibutuhkan 175 orang dengan bentuk badan usaha Perseroan
Terbatas (PT) yang dipimpin oleh seorang direktur utama dengan struktur organisasi
garis.
Hasil analisa ekonomi Pabrik Pembuatan Biodiesel dari Minyak Kelapa
adalah sebagai berikut :
• Modal investasi : Rp 695.551.844.995,-
• Biaya produksi : Rp 679.723.261.333,-
• Hasil penjualan : Rp 1.074.773.396.733,-
• Laba bersih : Rp 395.050.135.400,-
• Profit Margin : 37 %
• Break Even Point : 39 %
• Return on Investment : 39,76016982 %
• Return on Network : 66,26695 %
• Pay out Time : 2,5151 tahun
• Internal Rate of Return : 34,31 %,
Dari hasil analisa aspek ekonomi dapat disimpulkan bahwa Pra Rancangan
Pabrik Pembuatan Biodiesel dari Minyak Kelapa di Kawasan Industri Medan (KIM)
John Sariabdi Purba : Pra Rancangan Pabrik Pembuatan Biodiesel Dari Minyak Kelapa Dengan Kapasitas 80.000
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ... i
INTISARI ... iii
DAFTAR ISI ... iv
DAFTAR GAMBAR ... viii
DAFTAR TABEL ... ix
BAB I : PENDAHULUAN ... I-1
1.1 Latar Belakang ... I-1
1.2 Perumusan Masalah... I-3
1.3 Tujuan Pra Rancangan Pabrik ... I-3
1.4 Manfaat Pra Rancangan Pabrik ... I-4
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA ... II-1
2.1 Biodiesel ... II-1
2.2 Produksi Biodiesel ... II-2
2.3 Proses Produksi Biodiesel ... II-3
2.4 Transesterifikasi ... II-4
2.4.1 Proses Transesterifikasi Katalis Asam... II-4
2.4.2 Proses Transesterifikasi Katalis Basa ... II-5
2.4.3 Proses Transesterifikasi Co-Solvent dan Tanpa Katalis (Alkohol
Super Kritis) ... II-5
2.5 Sifat-Sifat Biodiesel ... II-6
2.5.1 Viskositas ... II-6
2.5.2 Angka Setana ... II-6
2.5.3. Panas Pembakaran ... II-7
2.5.4. Flash Point (Titik Nyala) ... II-7
2.5.5 Cloud Point (Titik Asap) ... II-7
2.5.6 Pour Point (Titik Tuang) ... II-8
2.6 Bahan Baku Kelapa Pembuatan Biodiesel ... II-8
2.6.1 Kelapa ... II-8
2.6.3 Kegunaan Minyak Kelapa ... II-10
2.6.4 Keuntungan Minyak Kelapa Sebagai Biodiesel ... II-10
2.7 Sifat-Sifat Bahan ... II-11
2.7.1 Metil Ester (Biodiesel ... II-11
2.7.2 Minyak Kelapa (100 Gram) ... II-12
2.7.3. Air (H2O)... II-13
2.7.4 Metanol (CH3OH) ... II-13
2.7.5 Gliserol... II-14
2.7.6 Natrium Metoksida ... II-15
2.8 Deskripsi Proses ... II-15
2.8.1 Tahap Persiapan ... II-15
2.8.2 Tahap Esterifikasi ... II-15
2.8.3 Tahap Pemisahan Metil Ester... II-16
2.8.4 Tahap Pencucian Metil Ester ... II-17
2.8.5 Tahap Pemurnian Metil Ester... II-17
BAB III : NERACA MASSA ... III-1
BAB IV : NERACA ENERGI ... IV-1
BAB V : SPESIFIKASI PERALATAN ... V-1
BAB VI : INSTRUMENTASI DAN KESELAMATAN KERJA ... VI-1
6.1 Instrumentasi ... VI-1
6.1.1 Tujuan Pengendalian ... VI-3
6.1.2 Jenis-Jenis Pengendalian dan Alat Pengendali ... VI-3
6.1.3 Variabel-Variabel Proses dalam Sistem Pengendalian ... VI-10
6.1.4 Syarat Perancagnan Pengendalian ... VI-10
6.1.5 Instrumentasi Yang Digunakan Pada Pembuatan Biodiesel ... VI-12
6.2 Keselamatan Kerja Pabrik ... VI-17
BAB VII : UTILITAS ... VII-1
7.1 Kebutuhan Uap (Steam) ... VII-1
7.2 Kebutuhan uap ... VII-2
7.2.1 Screening ... VII-6
7.2.2 Klarifikasi... VII-6
John Sariabdi Purba : Pra Rancangan Pabrik Pembuatan Biodiesel Dari Minyak Kelapa Dengan Kapasitas 80.000
7.2.4 Demineralisasi ... VII-8
7.2.5 Deaerator ... VII-11
7.3 Kebutuhan Bahan Kimia ... VII-11
7.4 Kebutuhan Listrik... VII-12
7.5 Kebutuhan Bahan Bakar ... VII-12
7.6 Unit Pengolahan Limbah ... VI-13
7.6.1 Bak Penampungan ... VII-15
7.6.2 Bak Equalisasi ... VII-16
7.6.3 Pengolahan Limbah dengan Sistem Activated Sludge (Lumpur
Aktif)... VII-16
7.6.4 Tangki Sedimentasi ... VII-19
7.7 Spesifikasi Peralatan Utilitas ... VII-20
BAB VIII : LOKASI DAN TATA LETAK PABRIK ... VIII-1
8.1 Lokasi Pabrik ... VIII-1
8.2 Tata Letak Pabrik ... VIII-6
8.3 Perincian Luas Tanah ... VIII-7
BAB IX : ORGANISASI DAN MANAJEMEN PERUSAHAAN ... IX-1
9.1 Organisasi Perusahaan ... IX-1
9.1.1 Bentuk Organisasi Garis ... IX-2
9.1.2 Bentuk Organisasi Fungsional ... IX-2
9.1.3 Bentuk Organisasi Garis dan Staf ... IX-3
9.1.4 Bentuk Organisasi Fungsional dan Staf ... IX-3
9.2 Manajemen Perusahaan ... IX-3
9.3 Bentuk Hukum Badan Usaha ... IX-4
9.4 Uraian Tugas, Wewenang dan Tanggung Jawab ... IX-6
9.4.1 Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) ... IX-6
9.4.2 Dewan Komisaris ... IX-6
9.4.3 Direktur ... IX-6
9.4.4 Sekretaris ... IX-7
9.4.5 Manajer Produksi... IX-7
9.4.6 Manajer Teknik ... IX-7
9.4.8 Manajer Pembelian dan Pemasaran ... IX-8
9.5 Sistem Kerja ... IX-8
9.6 Jumlah Karyawan dan Tingkat Pendidikan ... IX-9
9.7 Sistem Penggajian ... IX-11
9.8 Fasilitas Tenaga Kerja ... IX-12
BAB X : ANALISA EKONOMI ... X-1
10.1 Modal Investasi ... X-1
10.1.1 Modal Investasi Tetap (MIT) / Fixed Capital Investment (FCI) X-1
10.1.2 Modal Kerja / Working Capital (WC) ... X-2
10.2 Biaya Produksi Tetap (BPT) / Total Cost (TC) ... X-3
10.2.1 Biaya Tetap / Fixed Cost (FC) ... X-4
10.2.2 Biaya Variabel (BV) / Variable Cost (VC) ... X-4
10.3 Total Penjualan (Total Sales) ... X-5
10.4 Perkiraan Rugi/Laba Usaha ... X-5
10.5 Analisa Aspek Ekonomi ... X-5
10.5.1 Profit Margin (PM) ... X-5
10.5.2 Break Even Point (BEP) ... X-5
10.5.3 Return on Investment (ROI) ... X-6
10.5.4 Pay Out Time (POT) ... X-6
10.5.5 Return on Network (RON)... X-7
10.5.6 Internal Rate of Return (IRR) ... X-7
BAB XI : KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN A : PERHITUNGAN NERACA MASSA
LAMPIRAN B : PERHITUNGAN NERACA PANAS
LAMPIRAN C : PERHITUNGAN SPESIFIKASI PERALATAN
LAMPIRAN D : PERHITUNGAN SPESIFIKASI PERALATAN UTILITAS
John Sariabdi Purba : Pra Rancangan Pabrik Pembuatan Biodiesel Dari Minyak Kelapa Dengan Kapasitas 80.000
DAFTAR GAMBAR
Gambar 6.1 Diagram Balok Sistem Pengendalian Feedback... VI-4
Gambar 6.1 Sebuah Loop Pengendalian ... VI-5
Gambar 6.3 Suatu Proses Terkendali ... VI-5
Gambar 6.4 Instrumentasi Pada Tangki ... VI-12
Gambar 6.5 Instrumentasi Pada Pompa ... VI-13
Gambar 6.6 Instrumentasi Pada Mixer ... VI-13
Gambar 6.7 Instrumentasi Pada Reaktor ... VI-14
Gambar 6.8 Instrumentasi Pada Cooler dan Heater ... VI-14
Gambar 6.9 Instrumentasi Pada Separator ... VI-15
Gambar 6.10 Instrumentasi Pada Flash Drum ... VI-15
Gambar 6.11 Instrumentasi Pada Tangki Washing ... VI-16
Gambar 6.12 Instrumentasi Pada Evaporator ... VI-16
Gambar 6.13 Tingkat Kerusakan di Suatu Pabrik ... VI-17
Gambar 9.1 Bagan Struktur Organisasi Perusahaan Pabrik – Pabrik
Pembuatan Biodiesel dari Minyak Kelapa ... IX-13
Gambar LC.1 Tangki Berpengaduk ... LC-7
Gambar LC.2 Pengaduk dalam Mixer ... LC-9
Gambar LC.3 Tangki Berpengaduk ... LC-48
Gambar LC.4 Pengaduk dalam Mixer ... LC-49
Gambar LC.5 Dekanter 1 ... LC-51
Gambar LC.6 Tangki Berpengaduk ... LC-54
Gambar LC.7 Pengaduk dalam Mixer ... LC-56
Gambar LC.8 Dekanter 2 ... LC-57
Gambar LD.1 Sketsa Sebagian Bar Screen... LD-1
Gambar LD.2 Sketsa Perancagnan Pengaduk ... LD-8
Gambar LD.3 Siklus Unit Pendinginan ... LD-46
Gambar LE.1 Harga Peralatan untuk Tangki Penyimpanan (Storage) dan
Tangki Pelarutan... LE-5
Gambar LE.2 Grafik Break Even Point Pra Rancangan Pabrik Pembuatan
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Produksi Minyak Kelapa Mentah di Indonesia... I-3
Tabel 2.1 Negara-Negara Eropa yang Telah Memproduks i Biodiesel ... II-2
Tabel 2.2 Komposisi Asam Lemak Minyak Kelapa ... II-10
Tabel 3.1 Neraca Massa Pada Mixer (M-110) ... III-1
Tabel 3.2 Neraca Massa Pada Reaktor (R-210) ... III-1
Tabel 3.3 Neraca Massa Pada Separator (S-212) ... III-2
Tabel 3.4 Neraca Massa Pada Heater (E-216) ... III-2
Tabel 3.5 Neraca Massa Pada Flash Drum (V-310) ... III-2
Tabel 3.6 Neraca Massa Pada Cooler 1 (E-230) ... III-3
Tabel 3.7 Neraca Massa Pada Kondensor (E-312) ... III-3
Tabel 3.8 Neraca Massa Pada Cooler 2 (E-314) ... III-3
Tabel 3.9 Neraca Massa Pada Washing Tank 1 (E-316) ... III-4
Tabel 3.10 Neraca massa Pada Dekanter 1 (H-410) ... III-4
Tabel 3.11 Neraca Massa Pada Washing Tank 2 (E-314) ... III-4
Tabel 3.12 Neraca Massa Pada Dekanter 2 (H-510) ... III-5
Tabel 3.13 Neraca Massa Pada Evaporator (V-610) ... III-5
Tabel 3.14 Neraca Massa Pada Cooler 3 (E-612) ... III-5
Tabel 4.1 Neraca Panas Pada Reaktor (R-210) ... IV-1
Tabel 4.2 Neraca Panas Pada Heater (E-216) ... IV-2
Tabel 4.3 Neraca Panas Pada Cooler 1 (E-230) ... IV-2
Tabel 4.4 Neraca Panas Pada Kondensor (E-312) ... IV-2
Tabel 4.5 Neraca Panas Pada Cooler 2 (E-314) ... IV-3
Tabel 4.6 Neraca Panas Pada Evaporator (V-610) ... IV-3
Tabel 4.7 Neraca Panas Pada Cooler 3 (E-612) ... IV-4
Tabel 6.1 Jenis Variabel Pengukuran dan Controller yang Digunakan ... VI-9
Tabel 6.2 Penggunaan Instrumentasi Pada Pra Rancanngan Pabrik Biodiesel ... VI-11
Tabel 7.1 Kebutuhan Uap Sebagai Media Pemanas ... VII-1
Tabel 7.2 Kebutuhan Air Pendingin Pada Alat ... VII-2
Tabel 7.3 Pemakaian Air Untuk Berbagai Kebutuhan ... VII-4
John Sariabdi Purba : Pra Rancangan Pabrik Pembuatan Biodiesel Dari Minyak Kelapa Dengan Kapasitas 80.000
Tabel 7.5 Kandungan Bahan Kimia Air Bawah Tanah di KIM II Medan ... VII-5
Tabel 8.1 Perincian Luas Areal Pabrik ... VIII-7
Tabel 9.1 Jadwal Kerja Karyawan Shift ... IX-9
Tabel 9.2 Jumlah Karyawan dan Kualifikasinya ... IX-10
Tabel 9.3 Perincian Gaji Karyawan ... IX-11
Tabel LA.1 Data Bilangan Antoine ... LA-7
Tabel LA.2 Komposisi % Mol ... LA-8
Tabel LA.3 Perhitungan di Flash Drum ... LA-8
Tabel LB.1 Nilai Gugus Pada Perhitungan Cp dengan Metode Chueh dan
Swanson ... LB-1
Tabel LB.2 Nilai Elemen Atom Pada Perhitungan Cp dengan Metode Hurst
and Harrison ... LB-2
Tabel LB.3 Nilai Gugus Pada Perhitungan Hof dengan Metode Joback ... LB-2
Tabel LB.4 Energi Ikatan Reaktan Pada Perhitungan Hof ... LB-3
Tabel LC.1 Komposisi Bahan Yang Masuk ke Mixer ... LC-7
Tabel LC.2 Komposisi Umpan Masuk R-210 ... LC-10
Tabel LC.3 Komposisi Bahan Dalam Separator 1 (S-212) ... LC-14
Tabel LC.4 Komposisi Bahan Yang Masuk ke Tangki Washing ... LC-47
Tabel LC.5 Komposisi Umpan Masuk ke Dekanter 1 (H-420) ... LC-51
Tabel LC.6 Komposisi Bahan Yang Masuk ke Tangki Washing ... LC-54
Tabel LC.7 Komposisi Umpan Masuk Dekanter 2 (H-510) ... LC-58
Tabel LE.1 Perincian Harga Bangunan dan Sarana Lainnya ... LE-1
Tabel LE.2 Harga Indeks Marshall dan Swift ... LE-3
Tabel LE.3 Estimasi Harga Peralatan Proses ... LE-6
Tabel LE.4 Perkiraan Harga Peralatan Utilitas dan Pengolahan Limbah ... LE-7
Tabel LE.5 Biaya Sarana Transportasi ... LE-9
Tabel LE.6 Perincian Gaji Pegawai ... LE-12
Tabel LE.7 Perincian Biaya Kas ... LE-14
Tabel LE.8 Perincian Modal Kerja ... LE-15
Tabel LE.9 Aturan Depresiasi Sesuai UU Republik Indonesia No. 17 2000 ... LE-16
Tabel LE.10 Perhitungan Biaya Depresiasi Sesuai UURI No. 17 Tahun 2000 .. LE-17
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Indonesia adalah salah satu negara penghasil minyak bumi. Karena
terbatasnya jumlah kilang yang dimiliki untuk memproduksi bahan bakar minyak
(BBM), Indonesia harus mengimpor BBM untuk mencukupi kebutuhan domestik
yang meningkat dari tahun ke tahun, baik untuk kebutuhan transportasi, industri,
pembangkit listrik dan sebagainya. Di sisi lain, cadangan minyak bumi yang dimiliki
Indonesia semakin terbatas karena merupakan produk yang tidak dapat diperbaharui.
Usaha-usaha untuk mencari dan mengembangkan sumber bahan bakar
alternatif terus dilakukan. Salah satunya adalah biodiesel sebagai alternatif bahan
bakar untuk mesin diesel. Biodiesel merupakan bahan bakar yang terdiri dari
campuran mono-alkyl ester dari rantai panjang asam lemak yang dipakai sebagai
alternatif bagi bahan bakar mesin diesel dan terbuat dari sumber terbaharui seperti
minyak sayur atau minyak hewan. Biodiesel merupakan kandidat yang paling dekat
untuk menggantikan bahan bakar fosil sebagai sumber energi transportasi utama
dunia, karena biodiesel merupakan bahan bakar terbaharui yang dapat menggantikan
diesel petroleum di mesin sekarang ini. (Wikipedia, 18 April 2007)
Ada beberapa keuntungan penggunaan biodiesel, yaitu penggunaannya pada
mesin diesel dapat mengurangi hidrokarbon yang tak terbakar, karbon monoksida,
dan partikulat kasar seperti karbon dan debu. Biodiesel dapat juga memperpanjang
umur mesin karena lebih berpelumas dibanding petrodiesel dengan relatif tidak
mempengaruhi konsumsi bahan bakar, auto ignition, daya keluaran dan torsi mesin.
John Sariabdi Purba : Pra Rancangan Pabrik Pembuatan Biodiesel Dari Minyak Kelapa Dengan Kapasitas 80.000
dengan bau popcorn atau kentang goreng dan tidak menyebabkan iritasi pada mata.
Keunggulan lainnya adalah tidak beracun (garam meja 10 kali lebih beracun daripada
biodiesel), bebas timbal dan benzen karsinogenik selain biodegradable. Larutan
encer biodiesel terdegradasi 95% setelah 28 hari sedangkan solar hanya mampu 40%
(uji yang dilakukan oleh Universitas Idaho). Pada lingkungan aquatik biodiesel
mampu terdegradasi antara 85,5% sampai 88,5% sama seperti gula atau dextrose,
sedangkan solar hanya mampu 26,24%. Selain aman dibawa dan disimpan seperti
petrodiesel, biodiesel dapat digunakan secara murni atau dicampur dengan
petrodiesel dalam berbagai rasio. Semakin besar komposisi biodiesel pada campuran
dengan petrodiesel, semakin berkurang pula emisi gas buang yang dihasilkan.
(Saputera, 19 April 2007)
Sebagai negara penghasil minyak nabati terbesar di dunia, Indonesia
memiliki peluang sangat besar untuk mengembangkan biodiesel. Salah satunya
adalah minyak kopra yang jumlahnya cukup besar yang juga merupakan tanaman
khas daerah tropis Indonesia. Minyak kelapa ini merupakan pontensi bahan baku
yang besar untuk tujuan pengembangan BBM alternatif atau biodiesel. Di Indonesia
sendiri belum ada pabrik pembuatan biodiesel yang menggunakan minyak kelapa
sebagai bahan baku. (Bode, 6 Agustus 2007).
Konsumsi solar nasional untuk transportasi saat ini 12,5 juta kiloliter sampai
13 juta kiloliter per tahun. Bila setengahnya beralih ke biodiesel, berarti sekitar 2,5
persen dari 6 juta kiloliter atau sekitar 150000 kiloliter solar atau sekitar
80000ton/tahun yang bisa dihemat setiap tahun.
Harga biodiesel lebih tinggi dari bahan bakar diesel. Saat ini, terdapat tujuh
produser biodiesel di Amerika Serikat. Biodiesel murni (100%) terjual dengan harga
$1.50 sampai $2.00 per galon sebelum dikenakan pajak. Pajak bahan bakar akan
bertambah $0.5 per galon.
Tabel 1.1 Produksi Minyak Kelapa Mentah di Indonesia
No Tahun Produksi (liter)
1
2
3
4
2002
2004
2006
2008
2.053.105
135.323.752
268.594.399
401.865.046
(Sumber : Badan Pusat Statistik, 2006)
1.2 Perumusan Masalah
Semakin menipisnya persediaan minyak bumi di Indonesia menjadi pemicu
untuk mencari sumber alternatif BBM dimana bahan bakunya dapat diperbaharui.
Pembuatan biodiesel yang dikonversi dari minyak kelapa dengan memanfaatkan
katalis pada proses esterifikasi dapat membantu mengatasi masalah tersebut. Oleh
karena itu, perlu ditelaah pra rancangan pabrik pembuatan biodiesel dari minyak
kelapa.
1.3 Tujuan Pra Rancangan Pabrik
Tujuan Pra Rancangan Pabrik Pembuatan Biodiesel dari minyak kelapa ini
John Sariabdi Purba : Pra Rancangan Pabrik Pembuatan Biodiesel Dari Minyak Kelapa Dengan Kapasitas 80.000
proses, dan operasi teknik kimia sehingga akan memberikan gambaran kelayakan
pra-rancangan pendirian pabrik ini. Tujuan lain adalah untuk menghasilkan bahan
bakar alternatif ramah lingkungan dan tidak beracun, sehingga akan menghemat
penggunaan bahan bakar diesel dari minyak bumi.
1.4 Manfaat Pra Rancangan Pabrik
Berdasarkan tujuan yang telah diuraikan di atas, maka manfaat yang
diperoleh dari Pabrik Biodiesel dari minyak kelapa ini adalah tersedianya informasi
mengenai Pabrik Biodiesel dari minyak kelapa sehingga dapat dijadikan referensi
untuk pendirian suatu pabrik biodiesel. Di samping itu, juga untuk memberikan nilai
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Biodiesel
Biodiesel adalah bahan bakar terbarukan, biodegradable, dan tidak beracun.
Biodiesel memiliki sifat pembakaran yang mirip dengan diesel (solar) dari minyak
bumi, dan dapat menggantikan diesel dalam banyak kasus. Akan tetapi, biodiesel
lebih sering digunakan sebagai penambah untuk diesel petroleum, yaitu
meningkatkan bahan bakar diesel petrol murni ultra rendah belerang yang rendah
pelumas (Wikipedia, 18 April 2007).
Biodiesel merupakan kandidat paling dekat untuk menggantikan bahan bakar
fosil sebagai sumber energi transportasi utama dunia karena biodiesel merupakan
bahan bakar terbaharui yang dapat menggantikan diesel petrol di mesin sekarang ini
dan dapat diangkut dan dijual dengan menggunakan infrastruktur sekarang ini.
Biodiesel juga merupakan bahan bakar mesin diesel yang berasal dari minyak
yang bisa diperbarui yaitu minyak nabati atau hewani dan dapat bekerja pada mesin
diesel konvensional tanpa perlu ada modifikasi ataupun penambahan converter kit.
Semua jenis minyak nabati dapat digunakan untuk membuat biodiesel. Lemak
hewani pun dapat digunakan sebagai bahan baku produksi biodiesel. Seperti halnya
dengan mesin-mesin bakar umumnya, mesin diesel dengan bahan bakar petrodiesel
(solar) memberikan emisi yang cukup besar, terutama karbon dan sulfur. Bahan
bakar dari minyak nabati atau hewani ini diproses dengan cara mengubah minyak
tumbuhan lemak binatang atau minyak goreng bekas, menjadi bioediesel yang
John Sariabdi Purba : Pra Rancangan Pabrik Pembuatan Biodiesel Dari Minyak Kelapa Dengan Kapasitas 80.000
2.2 Produksi Biodiesel
Beberapa negara di Eropa sekarang ini telah banyak menggunakan biodiesel.
Negara –negara di Eropa yang telah memproduksi biodiesel dari tahun 2004 sampai
perkiraan pertengahan tahun 2006 dapat dilihat dari tabel berikut ini.
Tabel 2.1 Negara-negara Eropa yang telah memproduksi biodiesel.
Negara Produksi biodiesel tahun
2004, (ton)
Perkiraan produksi biodiesel
sampai pertengahan 2006, (ton)
Jerman
Prancis
Italia
Inggris
Austria
Polandia
Spanyol
Slovakia
Republik Ceko
Denmark
Swedia
Irlandia
1.035.000
348.000
320.000
-
57.000
-
13.000
15.000
60.000
70.000
1.000
-
1.900.000-2.100.000
600.000-800.000
500.000-550.000
250.000
150.000
100.000-120.000
70.000-80.000
70.000-80.000
60.000-70.000
30.000-40.000
8.000-10.000
5.000
2.3 Proses Produksi Biodiesel
Secara kimia biodiesel (metil ester atau etil ester) dapat dihasilkan dengan
proses transesterifikasi, yaitu dengan mengambil molekul trigliserida atau asam
lemak kompleks, menetralisir asam lemak bebas, mengeluarkan gliserin dan
membuat alkohol ester. Dalam proses ini minyak direaksikan dengan alkohol dengan
bantuan katalisator. Alkohol yang banyak digunakan adalah methanol karena murah
dan mudah didapat. Katalisatornya dapat sebuah basa atau asam. Yang umum
digunakan ialah basa, yaitu NaOH atau KOH.
Campuran ini didiamkan sehingga terbentuk dua lapisan, yaitu lapisan bawah
yang disebut dengan gliserin dan lapisan atas yang disebut dengan metil ester. Metil
ester ini kemudian dicuci dan disaring untuk menjadi biodiesel yang siap digunakan.
Proses tersebut dilakukan dengan komposisi minyak tumbuh-tumbuhan sebesar 87%,
katalis (laurutan natrium metoksida 30%) 1%, alkohol 12%, yang akan menghasilkan
biodiesel 86%, alkohol 4%, gliserin 9%, dan fertilizer 1%. Dari komposisi ini,
didapatkan perbandingan minyak dan alkohol sebesar 1 : 7,3 dan perbandingan
alkohol dengan katalis (larutan natrium metoksida) sebesar 12,18 : 1. Biodiesel
disebut metil ester jika alkohol yang digunakan adalah methanol, sedangkan jika
alkohol yang digunakan adalah etanol, maka biodieselnya disebut etil ester. Produk
samping dari proses ini yaitu gliserin yang merupakan bahan dasar dari 1600 macam
John Sariabdi Purba : Pra Rancangan Pabrik Pembuatan Biodiesel Dari Minyak Kelapa Dengan Kapasitas 80.000
2.4 Transesterifikasi
Proses transesterikasi yang mengkonversi minyak tumbuhan menjadi
biodiesel ditunjukkan pada reaksi dibawah ini :
H2COOR H2COH
katalis
HCOOR + 3 CH3OH 3 RCOOCH3 + HCOH
H2COOR H2COH
Trigliserida Metanol Metil Ester Gliserol
Grup “R” merupakan asam lemak yang biasanya memiliki panjang rantai
karbon 12 sampai 22. Molekul minyak tumbuhan direduksi sampai sepertiga dari
ukuran awalnya, sehingga viskositasnya semakin rendah dan semakin mirip dengan
bahan bakar diesel. Bahan bakar hasil proses ini mirip dengan bahan bakar diesel
dalam mesin. Reaksi ini menghasilkan tiga molekul dari bahan bakar ester dari salah
satu molekul dari minyak tumbuhan.
2.4.1 Proses Transesterifikasi Katalis Asam
Proses ini merupakan proses pendahuluan menggunakan katalis asam untuk
menurunkan kadar asam lemak bebas hingga sekitar 2%. Asam sulfat (sulfuric acid)
0,5 % berat dan alkohol (umumnya metanol) dengan molar rasio antara alkohol dan
bahan baku minyak sebesar 6:1 terbukti memberikan hasil konversi yang lebih baik.
Proses ini dilakukan pada rentang temperatur 40-50oC. Proses ini dilakukan di dalam
2.4.2 Proses Transesterifikasi Katalis Basa
Proses transesterifikasi ini dilakukan setelah transesterifikasi terhadap produk
tahap pertama (transesterifikasi katalis asam). Proses ini menggunakan katalis basa.
Natrium hidroksida 0,5% berat dan alkohol (umumnya metanol) dengan rasio molar
antara alkohol dan produk tahap pertama sebesar 9:1 digunakan dalam proses
transesterifikasi ini. Proses transesterifikasi ini dilakukan pada temperature 40-50oC
dalam wadah berpengaduk magnetik dan kecepatan konstan.
Keberadaan pengaduk penting untuk memastikan terjadinya reaksi di seluruh
bagian reaktor. Produk esterifikasi katalis basa ini akan berupa metil ester di bagian
atas dan gliserol di bagian bawah (akibat perbedaan densitas). Setelah dipisahkan
dari gliserol, metil ester tersebut selanjutnya di cuci dengan air distilat panas (10
vol%). Karena memiliki densitas yang lebih tinggi dibandingkan metil ester, air
pencuci ini juga akan terpisahkan dari metil ester dan menempati bagian bawah
reaktor. Metil ester yang telah dimurnikan ini selanjutnya bisa digunakan sebagai
bahan bakar mesin diesel.
2.4.3 Proses Transesterifikasi Co-Solvent dan Tanpa Katalis (Alkohol Super
Kritis)
Proses transesterifikasi ini dilakukan dengan menggunakan metanol
superkritik dan co-solvent CO2. Tidak adanya katalis pada proses ini memberikan
keuntungan tidak diperlukannya proses purifikasi metil ester terhadap katalis yang
biasanya terikut pada produk proses transesterifikasi konvensional menggunakan
katalis asam/basa. Penambahan co-solvent CO2 berfungsi untuk menurunkan tekanan
John Sariabdi Purba : Pra Rancangan Pabrik Pembuatan Biodiesel Dari Minyak Kelapa Dengan Kapasitas 80.000
lebih rendahnya energi yang diperlukan dalam proses transesterifikasi menggunakan
metanol superkritik. Meskipun demikian, temperatur yang telibat dalam proses ini
masih cukup tinggi, yaitu sekitar 2800C.
2.5 Sifat-Sifat Biodiesel
2.5.1 Viskositas
Viskositas bahan bakar adalah penting karena mempengaruhi atomisasi bahan
bakar yang diinjeksikan ke dalam ruang pembakaran mesin. Tetesan bahan bakar
diharapkan melengkapi suatu pembakaran. Bahan bakar dengan viskositas yang
tinggi, seperti minyak tumbuhan, akan menghasilkan tetesan bahan bakar yang lebih
besar dalam ruang mesin pembakaran dimana bahan bakar ini tidak akan terbakar
sama besih dengan bahan bakar yang menghasilkan tetesan yang lebih kecil.
Biodiesel memiliki viskositas yang lebih mirip dengan bahan bakar diesel
daripada minyak tumbuhan. Hal ini membantu menghasilkan tetesan-tetesan yang
lebih kecil, yang terbakar lebih bersih.
biodiesel sama dengan viskositas dari petrodiesel yaitu 35-45 cp pada 1000F.
(Hendartomo, 6 Agustus 2007)
2.5.2 Angka Setana (Cetane Number)
Angka setana berhubungan dengan volatilitas dari bahan bakar, dimana bahan
bakar yang lebih volatil memiliki angka setana yang lebih tinggi. Bahan bakar
dengan angka setana yang tinggi juga berakibat pada pembakaran yang tidak
sempurna dan asap.
2.5.3 Panas Pembakaran
Bahan bakar dengan panas pembakaran yang tinggi akan menghasilkan
tenaga yang lebih besar daripada bahan bakar dengan energi yang lebih rendah.
Akibatnya, mesin yang menggunakan bahan bakar berenergi rendah akan
membutuhkan bahan bakar lebih untuk menghasilkan tenaga yang sama seperti
bahan bakar diesel. Biodiesel membutuhkan sekitar 1,1 galon bahan bakar untuk
melakukan kerja yang sama dengan satu galon dari bahan bakar diesel.
2.5.4 Flash Point (Titik Nyala)
Flash point atau titik nyala adalah suhu terendah dimana bahan bakar dalam
campurannya dengan udara akan menyala. Titik nyala yang terlampau tinggi dapat
menyebabkan keterlambatan penyalaan, sementara apabila titik nyala terlampau
rendah akan menyebabkan timbulnya detonasi yaitu ledakan-ledakan kecil yang
terjadi sebelum bahan bakar masuk ruang bakar. Hal ini juga meningkatkan resiko
bahaya pada saat penyimpanan. (Hendartomo, 6 Agustus 2007). Flash point yang
terdapat dalam biodiesel secara umum yaitu 1300C
2.5.5 Cloud Point (Titik Asap)
Cloud point atau titik asap adalah suhu dimana suatu bahan bakar akan menghasilkan
asap tipis yang kebiru-biruan pada suatu pemanasan. (Ketaren, 1986). Cloud point
untuk biodiesel pada umumnya adalah -110C-160C.
John Sariabdi Purba : Pra Rancangan Pabrik Pembuatan Biodiesel Dari Minyak Kelapa Dengan Kapasitas 80.000
2.5.6 Pour Point (Titik Tuang)
Pour point atau titik tuang adalah suhu terendah dimana bahan bakar dapat
dialirkan. Titik tuang yang terlalu tinggi akan menyebabkan kesulitan pada
pengaliran bahan bakar. (Hendartomo, 6 Agustus 2007). Pour point untuk biodiesel
yaitu berkisar -150C – 130C.
2.6Bahan Baku Kelapa Pembuatan Biodiesel
Pembuatan biodiesel dapat dibuat dari minyak kelapa. Dalam tugas
perancangan pabrik ini, bahan baku yang digunakan adalah minyak kelapa.
2.6.1 Kelapa
Kelapa atau cocos nucifera sudah tumbuh selama 16 juta tahun yang lalu.
Kelapa berasal dari India. Kelapa dapat tumbuh di wilyah tropis, dan lebih banyak
tumbuh di pinggiran pantai. Pohon kelapa biasanya tumbuh di tanah berpasir dengan
tingkat salinitas yang tinggi, lebih banyak tumbuh di wilayan cukup sinar matahari
dan dengan curah hujan yang teratur 750-2000 mm/tahun. Kelembapan yang
dibutuhkan kelapa untuk tumbuh yaitu 70-80%. Pada pertumbuhan optimum itulah
sehingga kelapa jarang tumbuh di daerah dengan humiditas yang rendah, temperature
juga sangat mempengaruhi pertumbuhannya, yaitu sekitar 24oC, sangat susah tumbuh
di daerah iklim kering, kalaupun bisa tumbuh kemungkinan tidak berbuah
2.6.2 Minyak Kelapa
Minyak kelapa dan kopra berasal dari buah pohon kelapa yang berasal dari
Asia Tenggara. Minyak kelapa telah digunakan selama ribuan tahun sebagai minyak
masak, dan makanan diet bagi orang-orang yang tinggal di daerah tropis.
Kopra adalah daging bagian dalam dari kelapa. Kopra merupakan minyak
yang kaya pulp dengan rasa kacang yang manis dan ringan. Kopra pada dasarnya
digunakan sebagai sumber minyak kelapa. Kopra berkualitas tinggi mengandung
sekitar 65% sampai 72% minyak, dan minyak yang diperoleh dari kopra disebut
crude coconut oil (minyak kelapa mentah). Minyak kelapa mentah diproses dari
kopra dengan expeller press dan ekstrasi pelarut. Minyak kelapa tidak disarankan
untuk dikonsumsi sampai minyak kelapa tersebut melewati proses refining, yang
terdiri dari neutralizing, bleaching, dan deodorizing pada suhu tinggi dan tekanan
vakum. Minyak kelapa sisa yang diperoleh sebagai hasil samping digunakan untuk
umpan bahan baku.
Minyak kelapa tingkat premium yang juga dikenal dengan minyak kelapa
murni adalah minyak yang diperoleh dari pressing pertama tanpa penambahan bahan
kimia apapun. Minyak kelapa murni ini (virgin coconut oil) atau minyak kelapa
tingkat premium lebih mahal dari minyak kelapa mentah atau minyak kelapa yang
sudah melewati proses refining karena penghasilnya hanya menggunakan bahan baku
pilihan dan terdapat yield produksi yang lebih rendah yang disebabkan karena hanya
John Sariabdi Purba : Pra Rancangan Pabrik Pembuatan Biodiesel Dari Minyak Kelapa Dengan Kapasitas 80.000
Tabel 2.1 Komposisi Asam Lemak Minyak Kelapa
Komponen Kimia Jumlah, %
Asam Kaprilat 8,0
Asam Kaprat 7,0
Asam Laurat 48,0
Asam Miristat 17,5
Asam Palmitat 8,8
(Sumber : Hendartomo, 6 Agustus 2007)
2.6.3 Kegunaan Minyak Kelapa
Minyak kelapa dapat dicampur dengan diesel, langsung dalam mesin tersebut
atau diubah dahulu menjadi biodiesel. Karena densitas spesifik yang lebih tinggi dan
kandungan energi yang lebih rendah, konsumsi bahan bakar spesifik menggunakan
minyak kelapa secara umum lebih tinggi 8%.
Banyak studi yang melibatkan penggunaan minyak tumbuhan seperti minyak
kelapa dilakukan di awal tahun 1980. Percobaan mesin jangka pendek menunjukkan
bahwa minyak tumbuhan dapat langsung digunakan sebagai bahan bakar atau dalam
campuran dengan diesel. Penelitian mesin jangka panjang menunjukkan bahwa
kemampuan mesin untuk bekerja dipertanyakan ketika campuran bahan bakar
2.6.4 Keuntungan Minyak Kelapa Sebagai Biodiesel
Produksi kelapa dunia dalam kopra telah meningkat menjadi sepuluh juta ton
per tahun. Dari produksi ini, antara satu sampai dua juta ton telah dipasarkan di
dunia. Fluktuasi harga minyak kelapa sempat berlangsung signifikan, yaitu antara 0,3
sampai 0,7 US$/liter. Pasar ekspror umumnya terdiri dari proses-proses industri yang
dapat menggunakan minyak tumbuhan lainnya jika harga kelapa dunia tinggi.
Penggunaan minyak kelapa secara luas untuk menggantikan bahan bakar diesel
memiliki potensi nilai lingkungan, yaitu berkurangnya emisi gas-gas beracun jika
dibandingkan dengan penggunaan bahan bakar diesel. (Wikipedia, 19 April 2007)
2.7 Sifat-Sifat Bahan
2.7.1 Metil Ester (Biodiesel)
(Sumber :
1. Berwujud cairan jernih tidak berwarna
2. Berat molekul : 214,344 gr/mol
3. Spesifik gravitasi : 0,87 – 0,89 (25oC)
4. Titik leleh : 4,5oC (760 mm)
5. Titik didih : 148oC (18 mm)
261,5oC (760 mm)
6. Nilai asam : 1 max KOH/g
7. Flash point : 130oC
8. Angka Setana : 46 – 70
9. Titik Asap : -11 – 16oC
John Sariabdi Purba : Pra Rancangan Pabrik Pembuatan Biodiesel Dari Minyak Kelapa Dengan Kapasitas 80.000
2.7.2 Minyak Kelapa (100 gram) (Sumber :Wikipedia, 06 Agustus 2007)
1. Kandungan karbohidrat : 15,23 g
2. Kandungan gula : 6.23 g
3. Densitas : 0,926 gr/ml
4. Lemak : 33,49 g
Jenuh : 29,70 g
Tidak jenuh tunggal (monounsaturated) : 1,43 g
Tidak jenuh poli (polyunsaturated) : 0,37 g
4. Protein : 3,3 g
Thiamin (vitamin B1) : 0,066 mg (5%)
Riboflavin ( vitamin B2) : 0,02 mg (1%)
Niasin (vitamin B3) : 0,54 mg (4%)
Asam pantotenik (vitamin B5) : 0,300 mg (6%)
Vitamin B6 : 0,054 mg (4%)
Volat (vitamin B9) : 26 g (6%)
: 3.3 mg (6%)
Kalsium : 14 mg (1%)
Besi : 2.43 mg (19%)
: 32 mg (9%)
: 113 mg (16%)
: 1.1 mg (11%)
2.7.3 Air (H2O)
1. Merupakan cairan yang tidak berwarna, tidak berasa, tidak berbau
2. Merupakan elektrolit lemah dan dapat terionisasi menjadi H3O+ dan OH
-3. Berat Molekul : 18,016 gr/mol
4. Densitas : 1 gr/ml
5. Titik Nyala : 0 0C
6. Viskositas : 0,01002 cp
7. Panas Spesifik : 1 kal/gr
8. Tekanan Uap : 760 mmHg
9. Tegangan Permukaan : 73 dyne/cm
10. Panas Laten : 80 kal/gr
11. Indeks Bias : 1,333
12. Mempunyai kemampuan katalitik tertentu, terutama pada oksidasi logam
(Sumber : Orthmer, 1987)
2.7.4 Metanol ( CH3OH )
1. Warna : tidak berwarna dalam cairan
2. Densitas : 0,7918 gr/cm3
3. Titik Beku : - 97 0C ( 1 atm )
4. Titik Didih : 64,7 0C ( 1 atm )
5. Keasaman : 15,5 pKa
6. Berat molekul : 32,04 gr/mol
John Sariabdi Purba : Pra Rancangan Pabrik Pembuatan Biodiesel Dari Minyak Kelapa Dengan Kapasitas 80.000
8. Batas kemampuan terbakar
(%volume di udara) : 6.72% - 36.50%
9. Titik Nyala : 110C
10. Kapasitas Panas Cairan : Cp = 0,54247 + 1314 x 10-6t + 485 x 10-8 t2
11. Merupakan cairan yang mudah menguap
12. Mudah terbakar
13. Merupakan bahan kimia beracun
14. Dapat digunakan sebagai bahan bakar, anti beku, denaturasi dan pelarut
(Sumber : Wikipedia, 06 Agustus 2007 )
2.7.5 Gliserol
1. Titik Beku : 18,17 0C
2. Titik Didih : 147,9 0C
3. Densitas : 1,2582 gr/ml
4. Indeks Bias nD20 : 1,47399 ( gliserol 100 % 0
5. Tekanan Uap : 0,0025 mmHg ( 50 0C )
0,195 mm Hg ( 100 0C )
46,0 mmHg ( 200 0C )
6. Viskositas : 1499 cp ( 20 0C )
7. Kapasitas Panas : 0,5795 kal/gr ( 20 0C )
8. Panas Penguapan : 21,060 kal/mol ( 55 0C )
9. Panas Pembentukan : 159,60 kkal/grmol
10. Konduktivitas panas : 0,00068 kal/cm20C
12. Titik Api : 204 0C
13. Larut sempurna dalam air dan alkohol
14. Sedikit larut dalam eter, etil asetat, dioxine, tidak dapat larut dalam hidrokarbon
(Sumber : www.nist.com)
2.7.6 Natrium Metoksida
1. Berbentuk serbuk putih
2. Berat molekul : 54,04 gr/gr mol
3. Biasanya dilarutkan dalam pelarut metanol atau etanol dengan kadar 30%
(Sumber : Wikipedia, 06 September 2007)
2.8 Deskripsi Proses
2.8.1 Tahap Persiapan
Metanol 98% yang telah dicampur dengan katalis (T-202) dan minyak kelapa
(T-201) yang mengandung 94,1% trigliserida (Matsumura, 18 April 2007)
dipompakan ke reaktor (R-310) dengan perbandingan 6,23 : 1 (perbandingan massa)
(Saputera, 19 April 2007) dengan kondisi operasi 60oC dan tekanan 1 atm.
2.8.2 Tahap Esterifikasi
Di dalam reaktor (R-310) terjadi reaksi esterifikasi dengan reaksi umum :
H2COOR H2COH
CH3ONa
HCOOR + 3 CH3OH 3 RCOOCH3 + HCOH
John Sariabdi Purba : Pra Rancangan Pabrik Pembuatan Biodiesel Dari Minyak Kelapa Dengan Kapasitas 80.000
Trigliserida Metanol Metil Ester Gliserol
Reaktor ini menggunakan pengaduk dengan kecepatan pengadukan sebesar 2
rps. Lamanya pengadukan adalah 2 jam yang dilakukan pada temperatur 60oC dan
tekanan 1 atm. Hasil konversi tahap ini dapat mencapai 99,47 % (Matsumura, 18
April 2007). Adapun tahap esterifikasi ini menghasilkan campuran metil ester,
gliserol, sabun, trigliserida, katalis, dan air.
2.8.3 Tahap Pemisahan Metil Ester
Produk intermediet hasil reaksi kemudian dipompakan menuju separator
(S-401) pada temperatur 60oC dan tekanan 1 atm yang berfungsi untuk memisahkan
larutan metil ester dari gliserol, katalis, dan sabun. Adapun di dalam separator akan
terbentuk dua lapisan. Lapisan atas yaitu larutan metil ester, dan lapisan bahwa yaitu
gliserol, katalis, dan sabun, dan air. Larutan metil ester yang masih mengandung
metanol kemudian dipompakan ke flash drum (FD-303) yang dioperasikan pada
temperatur 104,7oC dan tekanan 1 atm untuk memisahkan metanol (titik didih =
64,7oC). Metanol hasil pemisahan kemudian ditampung dalam tangki penampungan
metanol (T-204). Gliserol yang mengandung sedikit katalis, air, dan sabun kemudian
ditampung dalam tangki penampung sementara (T-203)
2.8.4 Tahap Pencucian Metil Ester
Setelah dari separator (S-401), larutan metil ester kemudian dipompakan ke
washing tank pertama (WT-306) untuk dicuci dengan menggunakan CH3COOH
(T-205) sebelum dipompakan ke dalam dekanter (D-402). Adapun senyawa bekas
dipompakan ke washing tank kedua (WT-307) dengan menggunakan air sebagai
pencucinya, kemudian dipompakan ke decanter (D-403). Adapun air bekas cucian
langsung dipompakan ke unit pengolahan limbah.
2.8.5 Tahap Pemurnian Metil Ester
Larutan metil ester kemudian dipompakan ke evaporator (E-308) untuk
menguapkan air yang masih terkandung di dalam metil ester. Metil ester dengan
John Sariabdi Purba : Pra Rancangan Pabrik Pembuatan Biodiesel Dari Minyak Kelapa Dengan Kapasitas 80.000 T-201 T-202 LI LI 3 1 R-301 LI TC PI S-401 P-103 T-203 6 LI FC H-302 FC TC FD-303 7 LC LC 5 TI K-304 P-104 FC 9 T-204 LC C-305 8 P-105 10 FC WT-306 LC TC 11 T-205 12 D-402 P-106 FC LC WT-307 13 FC LC 15 D-403 LC 16 17 FC E-308 TC 19 FC LC 20 C-309 21 TC T-207 22
Air Pendingin 10 C
Steam 120 C
, 2 atm
Air Pencuci 30 C
Air Pendingin Bekas
Steam Bekas
Air Pencuci Bekas
[image:34.595.74.543.78.676.2]18 14 LI 4 P-107 P-108 P-109 P-102 B-203 G-101 2
Tabel Neraca Massa
KOMPONEN
Alur 8 9 10 11 12 13 8
Minyak Kelapa
CH3OH 1414.6681 1414.668071 433.22902 433.22902 433.22902 424.564444 H2O 35.347382 35.34738238 37.144333 37.144333 9849.53392 9886.6783 197.733565 Biodiesel 927.9473 927.9472985 9899.0291 9899.0291 9899.0291
Gliserol
CH3ONa
As. Asetat 49.4951454 49.495145 48.5052424
Total 2377.9628 2377.962752 10369.402 10369.402 9899.02907 20268.431 670.803251
Suhu (Celsius) 104,7 30 104,7 30 30 30 30
Tekanan (atm) 1 1 1 1 1 1 1
KOMPONEN
14 15 16 17 18 19 20
Minyak Kelapa
CH3OH 424.564444 8.6645805 8.6645805 8.49128888 0.17329161
H2O 197.733565 9688.9447 9899.02907 19587.974 391.759475 19196.2143 18994.3864
Biodiesel 9899.0291 9899.0291 9899.02907
Gliserol
CH3ONa
As. Asetat 48.5052424 0.9899029 0.9899029 0.97010485 0.01979806
Total 670.803251 19597.628 9899.02907 29496.657 401.220869 29095.4364 18994.3864
Suhu (Celsius) 30 30 30 30 30 30 100
Tekanan (atm) 1 1 1 1 1 1 1
KOMPONEN
1 2 3 4 5 6 7
Minyak Kelapa 11371.2942 45.4851768 45.485177
CH3OH 3552.094064 3552.094064 1847.897095 1847.897095 1847.8971 H2O 69.83841361 69.83841361 69.83841361 72.49171559 72.49171559 72.4917156
Biodiesel 11396.81723 569.84086 10826.97637 10826.9764
Gliserol 1633.188762 1633.1888
CH3ONa 56.856471 56.96098657 56.960987
As. Asetat
Total 14993.22668 69.83841361 3678.788949 15052.84097 2305.4758 12747.36518 12747.3652
Suhu (Celsius) 30 60 30 60 60 60 104,7
John Sariabdi Purba : Pra Rancangan Pabrik Pembuatan Biodiesel Dari Minyak Kelapa Dengan Kapasitas 80.000
KOMPONEN
Alur 21 22
Minyak Kelapa
CH3OH
H2O 201.82791 201.8279118 Biodiesel 9899.0291 9899.02907
Gliserol
CH3ONa
As. Asetat
Total 10100.857 10100.85698
Suhu (Celsius) 100 30
BAB III
NERACA MASSA
Hasil perhitungan neraca massa pada proses pembuatan biodiesel dari minyak
kelapa dengan kapasitas produksi 80000 ton/tahun diuraikan sebagai berikut :
Basis perhitungan : 1 jam operasi
Waktu bekerja / tahun : 330 hari
Kapasitas produksi (98% metil laurat) : 10101,0101 kg/jam
Satuan operasi : kg/jam
3.1 Reaktor (R-310)
Tabel 3.1 Neraca Massa pada Reaktor (R-310)
Komponen Masuk (kg/jam) Keluar (kg/jam)
Alur 1 Alur 2 Alur 3
M. Kelapa 11371,2492 45,298
CH3OH 3553,1936 1849,0336
H2O 72,514 72,514
Biodiesel 11396,57
Gliserol 1633,184
CH3ONa (Katalis) 56,9608 56,9608
Total 11371,2492 3682,5636 15053,8128
3.2 Separator (S-401)
Tabel 3.2 Neraca Massa pada Separator (S-401)
Komponen Masuk (kg/jam) Keluar (kg/jam)
Alur 3 Alur 4 Alur 5
M. Kelapa 45,298 45,298
CH3OH 1849,0336 1847,8898
H2O 72,514 72,4914
Biodiesel 11396,7721 56,9823 10826,9335
Gliserol 1633,184 1633,184
CH3ONa 56,9608 56,9608
Total
15053,8128
1792,32 12747,3147
[image:37.595.124.507.207.674.2]John Sariabdi Purba : Pra Rancangan Pabrik Pembuatan Biodiesel Dari Minyak Kelapa Dengan Kapasitas 80.000
3.3 Heater (H-302)
Tabel 3.3 Neraca Massa Heater (H-302)
Komponen Masuk (kg/jam) Keluar (kg/jam)
Alur 5 Alur 6
CH3OH 1847,8898 1847,8898
H2O 72,4914 72,4914
Biodiesel 10826,9335 10826,9335
Total 12747,3147 12747,3147
[image:38.595.110.537.289.673.2]3.4 Flash Drum (FD-303)
Tabel 3.4 Neraca Massa Flash Drum (FD-303)
Komponen Masuk (kg/jam) Keluar (kg/jam)
Alur 6 Alur 7 Alur 9
CH3OH 1847,8898 1414,6625 433,2273
H2O 72,4914 35,3472 37,1442
Biodiesel 10826,9335 927,9436 9898,9899
Total 12747,3147 2377,9533 10369,3614
12747,3147
3.5 Kondensor (K-304)
Tabel 3.5 Neraca Massa Kondensor (K-304)
Komponen Masuk (kg/jam) Keluar (kg/jam)
Alur 7 Alur 8
CH3OH 1414,6625 1414,6625
H2O 35,3472 35,3472
Biodiesel 927,9436 927,9436
Total 2377,9533 2377,9533
3.6 Cooler 1 (C-305)
Tabel 3.6 Neraca Massa Cooler 1 (C-305)
Komponen Masuk (kg/jam) Keluar (kg/jam)
Alur 9 Alur 10
CH3OH 433,2273 433,2273
H2O 37,1442 37,1442
Biodiesel 9898,9899 9898,9899
3.7 Washing Tank 1 (WT-306)
Tabel 3.7 Neraca Massa di Washing 1 (WT-306)
Komponen Masuk (kg/jam) Keluar (kg/jam)
Alur 10 Alur 11 Alur 12
CH3OH 433,2273 433,2273
H2O 37,1442 9849,4950 9886,6392
Biodiesel 9898,9899 9898,9899
Asam Asetat 49,4950 49,4950
Total 10369,3614 9898,9899
20268,3514 20268,3514
[image:39.595.111.531.259.623.2]3.8 Dekanter 1 (D-402)
Tabel 3.8 Neraca Massa di Dekanter 1 (D-402)
Komponen Masuk (kg/jam) Keluar (kg/jam)
Alur 12 Alur 13 Alur 14
CH3OH 433,2273 424,5628 8,6646
H2O 9886,6392 9688,9064 197,7328
Biodiesel 9898,9899 9898,9899
Asam Asetat 49,4950 48,5051 0,9899
Total
20268,3514
10161,974 10106,3772
20268,3514
3.9 Washing Tank 2 (WT-307)
Tabel 3.9 Neraca Massa di Washing 2 (WT-307)
Komponen
Masuk (kg/jam) Keluar (kg/jam)
Alur 14 Alur 15 Alur 16
CH3OH 8,6646 8,6646
H2O 197,7328 9898,9899 10096,7227
Biodiesel 9898,9899 9898,9899
Asam Asetat
0,9899 0,9899
Total
John Sariabdi Purba : Pra Rancangan Pabrik Pembuatan Biodiesel Dari Minyak Kelapa Dengan Kapasitas 80.000
3.10 Dekanter 2 (D-403)
Tabel 3.10 Neraca Massa di Dekanter (D-403)
Komponen Masuk (kg/jam) Keluar (kg/jam)
Alur 16 Alur 17 Alur 18
CH3OH 8,6646 8,4913 0,1733
H2O 19587,8963 391,7580 19196,1383
Biodiesel 9898,9899 9898,9899
Asam Asetat 0,9899 0,9701 0,0198
Total 29496,5407 401,2194 29496,5407 29095,3213
[image:40.595.110.534.209.599.2]3.11 Evaporator (E-308)
Tabel 3.11 Neraca Massa di Evaporator (E-308)
Komponen Masuk (kg/jam) Keluar (kg/jam)
Alur 18 Alur 19 Alur 20
CH3OH 0,1733 0,1733
H2O 19196,1383 18994,3112 201,8271
Biodiesel 9898,9899 9898,9899
Asam Asetat 0,0198 0,0198
Total
29095,3213
18994,3112 10101,0101
30437,964
3.12 Cooler 2 (C-309)
Tabel 3.12 Neraca Massa Cooler (C-309)
Komponen Masuk (kg/jam) Keluar (kg/jam)
Alur 20 Alur 21
H2O 0,17728 0,17728
Biodiesel 211,215 211,215
CH3OH 10349,53 10349,53
Asam Asetat 0,0207 0,0207
BAB IV
NERACA ENERGI
Suhu referensi : 25oC
Basis perhitungan : 1 jam operasi
Satuan perhitungan : kJ/jam
4.1 Reaktor (R-310)
Tabel 4.1 Neraca Panas pada Reaktor (R-310)
Komponen Panas Masuk (kJ/jam) Panas Keluar (kJ/jam)
Alur 3
Alur 1 Alur 1
Trilaurin CH3OH
H2O
M. Laurat Gliserol CH3ONa
122083,2572 - - - - -
- 358,506
2,9825 - - 0,382422477
3418,331202 1384,982824 21,69311548 882047,829 134191,8422 2,676957338 Panas Reaksi
Panas yang dibutuhkan
151317,501
1170741,186-
Total 1170741,186 1170741,186
[image:41.595.108.533.279.618.2]4.2 Heater (H-302)
Tabel 4.2 Neraca Panas pada Heater (H-302)
Komponen Panas Masuk (kJ/jam)
Alur 5
Panas Keluar (kJ/jam) Alur 6
Biodiesel CH3OH
H2O
Panas yang dibutuhkan
837945,4376 1384,982824 21,69311548 1072789,47
1908121,468 3806,351524 213,7642917
Total 1912141,584 1912141,584
4.3 Kondensor (K-304)
Tabel 4.3 Neraca Panas pada Kondensor (K-304)
John Sariabdi Purba : Pra Rancangan Pabrik Pembuatan Biodiesel Dari Minyak Kelapa Dengan Kapasitas 80.000
Alur 7 Alur 8
Biodiesel CH3OH
H2O
Panas yang dilepaskan
163539,3023 2917,422528 103,9525044
10259,68012 146,8955
1,45383 156152,6478
Total 166560,6773 166560,6773
[image:42.595.109.534.136.619.2]4.4. Cooler 1 (C-305)
Tabel 4.5 Neraca Panas pada Cooler 1 (C-305)
Komponen Panas Masuk (kJ/jam)
Alur 9
Panas Keluar (kJ/jam) Alur 10
Biodiesel CH3OH
H2O
Panas yang dilepaskan
1744582,166 893,4336906 109,237126
109446,8109 43,71198182 1,527742383 1636092,786
Total 1745584,836 1745584,836
4.5 Evaporator (E-308)
Tabel 4.5 Neraca Panas pada Evaporator (E-308)
Komponen Panas Masuk (kJ/jam)
Alur 18
Panas Keluar (kJ/jam) Alur20
Biodiesel H2O
CH3OH
CH3COOH
Panas yang dibutuhkan
109446,8109 789,5382048 0,017484793 0,000365151 1587749,832
1641702,163 56283,67293 0,356570555 0,006023181
Total 1697986,199 1697986,199
4.6. Cooler 2 (C-309)
Tabel 4.6 Neraca Panas pada Cooler 2 (C-309)
Komponen Panas Masuk (kJ/jam)
Alur 20
Panas Keluar (kJ/jam) Alur 21
Biodiesel H2O
CH3OH
CH3COOH
Panas yang dilepaskan
3213619,27 265,9381009 0,697984099 0,011790331
214241,2845 16,24945649 0,034226346 0,000714781 2999628,346
BAB V
SPESIFIKASI PERALATAN
1. Tangki Penyimpanan Bahan Baku Minyak Kelapa (T-201)
Fungsi : tempat menyimpan bahan baku Minyak Kelapa
Bentuk : silinder tegak, tutup ellipsoidal, alas datar
Bahan Konstruksi : Carbon steel, SA-283, Grade C
Jumlah : 7 unit
Kapasitas : 372,151 m3
Kondisi Penyimpanan : -Tekanan : 1 atm
-Suhu : 30oC
Kondisi Fisik : - Silinder
- Diameter : 6,025 m
- Tinggi : 12,05 m
- Tebal : 1,75 in
- Tutup
- Diameter : 6,025 m
- Tinggi : 1,506 m
- Tebal : 1,75 in
2. Tangki Metanol Umpan (T-202)
Fungsi : tempat menyimpan metanol untuk dimasukkan ke dalam unit
mixer
Bentuk : silinder tegak, tutup ellipsoidal, alas datar.
Bahan : Carbon steel SA-53 grade A
Kapasitas : 295,352 m3
Jumlah : 3 unit
Kondisi penyimpanan
-Tekanan : 1 atm
John Sariabdi Purba : Pra Rancangan Pabrik Pembuatan Biodiesel Dari Minyak Kelapa Dengan Kapasitas 80.000
Kondisi Fisik : -Silinder
- Diameter : 5,578 m
- Tinggi : 11,1562 m
- Tebal : 1,5 in
- Tutup
- Diameter : 5,578 m
- Tinggi : 1,394 m
- Tebal : 1,75 in
3. Screw Conveyor (SC-203)
Fungsi : mengangkut bahan kulit udang menuju ekstraktor (R-203)
Jenis : horizontal screw conveyor
Bahan konstruksi : carbon steel
Jumlah : 1 unit
Jarak angkut : 10 m
Daya : ¼ hp
4. Reaktor ( R-301)
Fungsi : tempat terjadi reaksi transesterifikasi
Jenis : Batch reactor terhubung paralel
Bentuk : silinder vertikal dengan alas dan tutup ellipsoidal
Bahan konstruksi : Carbon steel SA-203 Grade A
Jumlah : 3 unit
Kapasitas : 44,367 m3
Kondisi operasi : -Tekanan : 1 atm
-Suhu : 60oC
Kondisi Fisik : -Silinder - Diameter : 3,352 m
- Tinggi : 4,469 m
- Tebal : ½ in
-Tutup - Diameter : 3,352 m
- Tebal : ½ in
5. Separator (S-401)
Fungsi : memisahkan gliserol dan katalis dari Biodiesel.
Jenis : Separator overflow
Bentuk : silinder vertikal dengan dasar dan tutup ellipsoidal
Bahan konstruksi : Baja karbon SA-283 Grade C
Kapasitas : 20,1866 m3
Jumlah : 1 unit
Kondisi operasi : -Tekanan : 1 atm
-Suhu : 60oC
Kondisi Fisik : -Silinder
- Diameter : 1,976 m
- Tinggi : 5,93 m
- Tebal : ¾ in
-Tutup
- Diameter : 1,976 m
- Tinggi : 0,494 m
- Tebal : ¾ in.
6. Tangki Gliserol (T-204)
Fungsi : menyimpan gliserol pada 30oC; 1 atm
Bentuk : silinder vertikal dengan tutup bawah datar dan atas konis
Bahan : carbon steel SA-53 grade C
Jumlah : 2 unit
Kapasitas : 193,1 m3
Kondisi operasi :
-Tekanan : 1 atm
-Suhu : 60oC
Kondisi Fisik :
-Silinder
- Diameter : 4,267 m
John Sariabdi Purba : Pra Rancangan Pabrik Pembuatan Biodiesel Dari Minyak Kelapa Dengan Kapasitas 80.000
- Tebal : ¾ in
-Tutup
- Diameter : 4,267 m
- Tinggi : 1,12 m
- Tebal : ¾ in
7. Heater (H-302)
Fungsi : menaikkan temperatur larutan Biodiesel proses sebelum
masuk ke dalam flash drum
Jenis : 1-2 Shell and Tube Exchanger
Jumlah : 1 unit
Diameter shell : 12 in.
Pitch : 1 in square pitch
Diameter tube : ¾ in
Jenis tube : 12 BWG
Jumlah tube : 60
Panjang tube : 20 ft
8. Flash drum (FD-303)
Fungsi : Memisahkan metanol dari campurannya
Bahan konstruksi : Low Alloy Steel SA- 203 grade A
Bentuk : Silinder vertikal dengan alas dan tutup ellipsoidal
Jumlah : 1 buah
Kapasitas : 18,303 m3
Kondisi operasi :
-Tekanan : 1 atm
-Suhu : 104,7oC
Kondisi Fisik : -Silinder
- Diameter : 2,334 m
- Tinggi : 3,501 m
-Tutup
- Diameter : 2,334 m
- Tinggi : 0,583 m
- Tebal : 1 ½ in
9. Kondensor (K-304)
Fungsi : mendinginkan methanol hingga mencapai suhu 70oC
Jenis : 3-6 shell and tube exchanger
Jumlah : 1 unit
Diameter shell : 12 in.
Pitch : 1 in square pitch
Diameter tube : 3/4 in
Jenis tube : 18 BWG
Jumlah tube : 60
Panjang tube : 20 ft
10.Cooler 1 (C-305)
Fungsi : mengubah methanol hingga mencapai suhu 30oC
Jenis : 5-10 shell and tube exchanger
Jumlah : 1 unit
Diameter shell : 15,25 in.
Pitch : 1 in square pitch
Diameter tube : ¾ in
Jenis tube : 18 BWG
Jumlah tube : 108
Panjang tube : 20 ft
11.Tangki Metanol (T-205)
Fungsi : menyimpan metanol keluaran dari top flash drum pada 30oC;
1 atm
Bentuk : silinder vertikal dengan tutup atas elipsoidal dan bawah datar
John Sariabdi Purba : Pra Rancangan Pabrik Pembuatan Biodiesel Dari Minyak Kelapa Dengan Kapasitas 80.000
Jumlah : 1 unit
Kapasitas : 593,404 m3
Kondisi operasi :
-Tekanan : 1 atm
-Suhu : 30oC
Kondisi Fisik :
-Silinder
- Diameter : 7,04 m
- Tinggi : 14,08 m
- Tebal : ¾ in.
-Tutup
- Diameter : 7,04 m
- Tinggi : 1,76 m
- Tebal : ¼ in.
12.Cooler 2 (C-308)
Fungsi : menurunkan temperatur cairan setelah keluar dari bottom
flash drum hingga mencapai suhu 30oC
Jenis : 6-12 Shell and Tube Exchanger
Jumlah : 1 unit
Diameter shell : 15,25 in.
Pitch : 1 in square pitch
Diameter tube : 3/4 in
Jenis tube : 18 BWG
Jumlah tube : 108
Panjang tube : 20 ft
13.Tangki Asam Asetat (T-206)
Fungsi : menyimpan larutan asam asetat 0,05% pada 30oC; 1 atm
Bentuk : silinder vertikal dengan tutup atas elipsoidal dan bawah datar
Bahan : Carbon steel SA-53 grade A
Kapasitas : 714,158 m3
Kondisi operasi :
-Tekanan : 1 atm
-Suhu : 30oC
Kondisi Fisik : -Silinder
- Diameter : 7,488 m
- Tinggi : 14,976 m
- Tebal : 2 in.
-Tutup
- Diameter : 7,488 m
- Tinggi : 1,872 m
- Tebal : ¼ in.
14.Tangki Washing I (WT-305)
Fungsi : mencuci Biodiesel dengan asam asetat 0,05%.
Jenis : tangki berpengaduk
Bentuk : silinder vertical dengan alas dan tutup ellipsoidal
Jumlah : 3 unit
Bahan konstruksi : Carbon Steel SA-113 Grade C
Kapasitas : 6,814 m3
Kondisi operasi :
-Tekanan : 1 atm
-Suhu : 30oC
Kondisi Fisik :-Silinder
- Diameter : 2,11 m
- Tinggi : 2,82 m
- Tebal : 1½ in
-Tutup
- Diameter : 2,11 m
- Tinggi : 0,7052 m
John Sariabdi Purba : Pra Rancangan Pabrik Pembuatan Biodiesel Dari Minyak Kelapa Dengan Kapasitas 80.000
15.Dekanter 1 (D-402)
Fungsi : memisahkan sisa pencucian (asam asetat) dari produk
(Biodiesel)
Jenis : continuous gravity dekanter
Bentuk : silinder horizontal
Bahan konstruksi : carbon steel SA-283 grade C
Jumlah : 3 unit
Kapasitas : 20,523 m3
Kondisi operasi :
-Tekanan : 1 atm
-Suhu : 30oC
Kondisi Fisik :
-Silinder
- Diameter : 1,986 m
- Tinggi : 5,96 m
- Tebal : 12in
-Tutup
- Diameter : 1,986 m
- Tinggi : 0,497 m
- Tebal : 12in.
16.Tangki Washing 2 (WT-306)
Fungsi : mencuci Biodiesel dengan air.
Jenis : tangki berpengaduk
Bentuk : silinder vertical dengan alas dan tutup ellipsoidal
Jumlah : 3 unit
Bahan konstruksi : Carbon Steel SA-113 Grade C
Kapasitas : 8,883 m3
Kondisi operasi :
-Suhu : 30oC
Kondisi Fisik : -Silinder
- Diameter : 2,311 m
- Tinggi : 3,08 m
- Tebal : 112in
-Tutup
- Diameter : 2,311 m
- Tinggi : 0,7704 m
- Tebal : 112in.
17.Dekanter 2 (D-403)
Fungsi : memisahkan air pencuci dari produk (Biodiesel)
Jenis : continuous gravity dekanter
Bentuk : silinder horizontal
Bahan konstruksi : carbon steel SA-283 grade C
Jumlah : 3 unit
Kapasitas : 16,988 m3
Kondisi operasi :
-Tekanan : 1 atm
-Suhu : 30oC
Kondisi Fisik :
-Silinder
- Diameter : 1,865 m
- Tinggi : 5,596 m
- Tebal : ½ n
-Tutup
- Diameter : 1,865 m
- Tinggi : 0,466 m
John Sariabdi Purba : Pra Rancangan Pabrik Pembuatan Biodiesel Dari Minyak Kelapa Dengan Kapasitas 80.000
18.Evaporator (E –307)
Fungsi : menguapkan air yang terkandung dalam larutan Biodiesel.
Jenis : 1-2 Shell and Tube Exchanger
Jumlah : 1 unit
Diameter shell : 17,25 in.
Pitch : 1in square pitch
Diameter tube : 1 1/4 in
Jenis tube : 18 BWG
Jumlah tube : 78
Panjang tube : 16 ft
19.Tangki Biodiesel (T-207)
Fungsi : menyimpan Biodiesel pada 30oC; 1 atm
Bentuk : silinder vertikal dengan tutup atas datar dan bawah konis
Bahan : carbon steel SA-53 grade C
Jumlah : 10 unit
Kapasitas : 227,555 m3
Kondisi operasi :
-Tekanan : 1 atm
-Suhu : 30oC
Kondisi Fisik :
-Silinder
- Diameter : 4,507 m
- Tinggi : 13,52 m
- Tebal : 0,5 in
Tutup
- Diameter : 4,507 m
- Tinggi : 1,126 m
20.Pompa Separator 1 (P-102)
Fungsi : Memompa gliserol dari separator ke tangki gliserol
Jenis : Pompa sentrifugal
Jumlah : 1 unit
Bahan konstruksi : commercial steel
Kapasitas : 0,0188 ft3/s
Daya motor : 1/8 hp.
21.Pompa Separator 2 (P-103)
Fungsi : Memompa metil ester dari separator ke flash drum
Jenis : Pompa sentrifugal
Jumlah : 1 unit
Bahan konstruksi : commercial steel
Kapasitas : 0,292870 ft3/s
Daya motor : 1/2 hp.
22.Pompa Flash Drum 1 (P-104)
Fungsi : Memompa methanol dari flash drum ke tangki metanol
Jenis : Pompa sentrifugal
Jumlah : 1 unit
Bahan konstruksi : commercial steel
Kapasitas : 0,05652 ft3/s
Daya motor : 1/2 hp.
23.Pompa Flash Drum 2 (P-105)
Fungsi : Memompa campuran Biodiesel dari flash drum ke tangki
washing tank 1
Jenis : Pompa sentrifugal
John Sariabdi Purba : Pra Rancangan Pabrik Pembuatan Biodiesel Dari Minyak Kelapa Dengan Kapasitas 80.000
Bahan konstruksi : commercial steel
Kapasitas : 0,238 ft3/s
Daya motor : 1/4 hp.
24. Pompa Washing Tank 1 (P-106)
Fungsi : Memompa campuran dari washing tank 1 ke tangki dekanter
Jenis : Pompa sentrifugal
Jumlah : 3 unit
Bahan konstruksi : commercial steel
Kapasitas : 0,396194 ft3/s
Daya motor : 1 hp.
25.Pompa Dekanter 1 (P-107)
Fungsi : Memompa metil ester dari dekanter 1 ke washing tank 2
Jenis : Pompa sentrifugal
Jumlah : 3 unit
Bahan konstruksi : commercial steel
Kapasitas : 0,3800 ft3/s
Daya motor : 1 hp.
26. Pompa Washing Tank 2 (P-108)
Fungsi : Memompa metil ester dari washing tank 2 ke dekanter 2
Jenis : Pompa sentrifugal
Jumlah : 3 unit
Bahan konstruksi : commercial steel
Kapasitas : 0,568567 ft3/s
Daya motor : 1 ¼ hp.
27.Pompa Dekanter 2 (P-109)
Fungsi : Memompa metil ester dari dekanter ke tangki metil ester
Jenis : Pompa sentrifugal
Jumlah : 1 unit
Kapasitas : 0,56329 ft3/s
Daya motor : 7 ¼ hp.
BAB VI
INSTRUMENTASI DAN KESELAMATAN KERJA
6.1 Instrumentasi
Instrumen adalah suatu alat yang dipakai di dalam suatu proses kontrol untuk
mengatur jalannya proses agar diperoleh hasil sesuai dengan yang diharapkan. Dalam
suatu pabrik kimia, pemakaian instrumen merupakan suatu hal yang sangat penting
karena dengan adanya rangkaian instrumen tersebut maka operasi semua peralatan
yang ada di dalam pabrik dapat dimonitor dan dikontrol dengan cermat, mudah dan
efisien, sehingga kondisi operasi selalu berada dalam kondisi yang diharapkan.
Namun pada dasarnya, tujuan pengendalian tersebut adalah agar kondisi proses di
pabrik mencapai tingkat kesalahan (error) yang paling minimum sehingga produk
dapat dihasilkan secara optimal (Perry, 1999).
Fungsi instrumen adalah sebagai pengontrol, penunjuk (indicator), pencatat
(recorder), dan pemberi tanda bahaya (alarm). Instrumen bekerja dengan tenaga
mekanik atau tenaga listrik dan pengontrolannya dapat dilakukan secara manual atau
otomatis. Instrumen digunakan dalam industri kimia untuk mengukur
variabel-variabel proses seperti temperatur, tekanan, densitas, viskositas, panas spesifik,
konduktifitas, pH, kelembaban, titik embun, tinggi cairan (liquid level), laju alir,
komposisi, dan kandungan air (moisture content). Instrumen-instrumen tersebut
mempunyai tingkat batasan operasi sesuai dengan kebutuhan pengolahan
(Timmerhaus, 2004).
Menurut Variabel-variabel proses yang biasanya dikontrol/diukur oleh
instrumen adalah:
1. Variabel utama, seperti temperatur, tekanan, laju alir, dan level cairan.
2. Variabel tambahan, seperti densitas, viskositas, panas spesifik, konduktivitas, pH,
humiditas, titik embun, komposisi kimia, kandungan kelembaban, dan variabel
John Sariabdi Purba : Pra Rancangan Pabrik Pembuatan Biodiesel Dari Minyak Kelapa Dengan Kapasitas 80.000
Secara umum, kerja dari alat-alat instrumen dapat dibagi dalam dua bagian
yaitu operasi secara manual dan operasi secara otomatis. Penggunaan instrumen pada
suatu peralatan proses bergantung pada pertimbangan ekonomis dari sistem peralatan
itu sendiri. Pada pemakaian alat instrumentasi juga harus ditentukan apakah
alat-alat itu dipasang pada peralat-alatan proses (manual control) atau disatukan dalam suatu