• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Aktivitas Ekonomi (Pedagang ) Pajak USU Terhadap Kunjungan Para Pelajar Di Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Pengaruh Aktivitas Ekonomi (Pedagang ) Pajak USU Terhadap Kunjungan Para Pelajar Di Medan"

Copied!
93
0
0

Teks penuh

(1)

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

PENGARUH AKTIVITAS EKONOMI (PEDAGANG) PAJAK USU TERHADAP KUNJUNGAN PARA PELAJAR DI MEDAN

SKRIPSI Diajukan oleh:

RAHMAYANI BUTAR-BUTAR DEPARTEMEN SOSIOLOGI

060901021

Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Sumatera Utara Medan

(2)

ABSTRAKSI

Pelajar ke pajak USU atas dasar beberapa indikasi yang melatar belakangi pelajar ke pajak USU seperti perbandingan harga, kepuasaan, hubungan sosial dan hanya untuk berkunjung. Indikasi tersebut, yang saling berhubungan yang dijabarkan dengan gambaran Perbandingan harga : bagi para pelajar yang datang ke pajak USU menganggap bahwa harga yang ditawarkan jauh lebih murah dari harga mall, swalayan, plaza-plaza. Kepuasaan : Melalui proses tawar-menawar yang berlaku di pajak USU pelajar melakukan proses tawar-menawar dengan pedagang agar harga yang atas suatu barang yang diperoleh lebih murah. Hubungan sosial : Hubungan langganan yang terbentuk dari kepercayaan kedua belah pihak di mana antara pedagang dan pelajar dapat mengarah ke hubungan sosial yang lebih kuat. Hanya untuk berkunjung: Pelajar yang datang ke pajak USU tanpa mempunyai tujuan untuk melakukan pembelian terhadap sesuatu barang atau jasa. Pelajar ini adalah pelajar yang menghabiskan waktu luangnya ke pajak USU. Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas ,maka penulis merumuskan permasalahan yang diajukan dalam penelitian ini adalah: Apakah aktivitas perdagangan di pajak USU berpengaruh terhadap kunjungan para pelajar dalam berbelanja?.

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif. Lokasi yang digunakan adalah pajak USU yang berlokasi dikampus Universitas Sumatera Utara. Jumlah sampel pada penelitian ini sebanyak kurang lebih 400 orang setiap hari. Jumlah sampel yang diambil adalah 10 % dari populasi. Maka sampel yang digunakan untuk peneliti adalah sebanyak 40 orang. Adapun tujuan penelitian ini adalah Adapun tujuan penelitian ini adalah Untuk mengetahui pengaruh aktivitas perdagangan pajak USU terhadap kunjungan para pelajar di Medan.

Hasil penelitian ini menunujukkan bahwa Karakteristik responden dalam penelitian pada umumnya jenis kelamin mendominasi perempuan (65%), tingkat pendidikan yang lebih mendominasi adalah SMA (57,5%) , sementara usia responden yang mendominasi 16-18 (65%). Variabel aktivitas variabel aktivitas pedagang adalah 3,123 dan nilai ttabel bernilai sehingga thitung > ttabel (3,123 >2,042) sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel aktivitas pedagang berpengaruh positif dan signifikan (0,003 < 0,05) secara parsial terhadap kunjungan para pelajar di Medan sementara pada variabel daya tarik adalah dan nilai ttabel yang bernilai 2,837 sehingga dapat disimpulkan bahwa daya tarik berpengaruh positif dan signifikan (0,007 < 0,05) secara parsial terhadap kunjungan para pelajar di Medan. Berdasarkan uji Fhitung maka diperoleh hasil bahwa nilai Fhitung = 37,513 Karena tarif 5% pada (df) = 37 diketahui Ftabel =3.27 sedangkan Fhitung yang diperoleh 37.513. dengan demikian Fhitung > Ftabel (37.513> 3.27) jadi hipotesa diterima. pada tingkat

(3)

KATA PENGANTAR

Syukur alhamdulilah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas berkah, rahmat, nikmat dan hidayah-Nya sehingga penulis banyak memperoleh kemudahan untuk menyelesaikan penulisan skripsi inidan tidak lupa pula penulis sampaikan shalawat berangkaikan salam pada junjungan dan suri tauladan Nabi Muhammad SAW semoga kita mendapatkan syafa’atnya di yaumil akhir kelak. Amin ya robbil alamiin.

Penulisan skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan di fakultas ilmu sosial dan politik dengan memilih judul “pengaruh

aktivitas ekonomi (pedagang ) pajak USU terhadap kunjungan para pelajar di

Medan”.

Penulis banyak menerima tuntutan, bantuan dan petunjuk serta motivasi dan berbagai pihak. Menyadari hal tersebut, maka kesempatan ini penulis menyampaikan rasa penghargaan dan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya.

kepada:

1. Bapak prof. Dr. Badaruddin, M.Si, Selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu politik dan sekaligus sebagai ketua Departemen Sosiologi

2. Ibu Dra. Rosmiani, MA, selaku sekretaris Departemen Sosiologi, fakultas ilmu sosial dan ilmu politik, Universitas Sumatera Utara.

(4)

4. Kepada seluruh dosen sosiologi dan dosen Fakutas ilmu sosial dan ilmu politik yang telah memberika materi selama penulis menjalani perkuliahan di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sumatera Utara.

5. Seluruh staf pegawai di fakultas ilmu sosial dan ilmu politik yang telah membantu penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan pendidikan dan skripsi ini dengan baik.

6. Kedua Orang Tuaku tercinta Ayahanda Jabbar Butar-butar S.Pd dan Ibunda Latifah Panjaitan. Sembah sujud dari Ananda dengan ketulusan hati dan rasa bakti yang tak’kan sirna. Semoga Allah SWT membalas dengan sebaik-baiknya untuk setiap butiran keringat dan untaian doa Ayahanda dan ibunda yang selalu mengiringi nafasku.

7. Seluruh keluarga besar Butar-butar yaitu kakanda Lina fanida Butar-butar AMK, Albert butar, Mukhlis Azwar butar, Yusri Akmal Butar-butar atas motivasinya yang selalu menanyakan kapan selesai kuliahnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan pendidikan dan skripsi ini. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada abang ipar penulis Rahmat hidayat dan kakak ipar penulis Siti marhamah marpaung dan tak lupa pula atas ucapkan terima kasih kepada keponakan-ponakan penulis yang sudah bisa menghibur saya dikala saya sedih yaitu ridho almuhtadi, Annisa khumairah, Ferdinan Salim.

(5)

teman-teman sosiologi 06 : Elin (ndut ), Lena, Riski, Irma, Rini, Lydia, Ryan, Regar, Haris, Afwan, Angga, Debora, Okto, Rosyanti, Vivi, Indah, Delpa, Uya, Wina, Melinda, Maya, Metha, Icha, Viana, Novi, Mita, Kiki, Friska, Ayis, Darma, Dila, Nidya, Doso, Teguh, Prabu, Ryandiko, Teo, Erick, Candra, James, Nalon, Tina, Rolas, Veni, Miranti, Fitri, Maradona dan makasih buat senior2 ku, dan junior ku sosiologi 07, 08, dan 09.

9. Teman teman terbaikku dari sekolah sampai sekarang Riza, dewi lubis, dewi susilawati, yetty, vivi, febri yang selalu memberikan penulis motivasi dalam penyelesaian skripsi ini. Dan terima kasih buat teman-teman kost penulis yuni adek ku, Krist, Nina, Nova terima kasih atas canda tawanya selama kita dikost 29.

Medan, Agustus 2010

penulis

DAFTAR ISI

Halaman

(6)

DAFTAR TABEL ... vii

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang... 1

I.2. Perumusan Masalah ... 6

I.3. Tujuan Penelitian ... 6

I.4. Manfaat Penelitian ... 6

I.5. Kerangka Teori ... 7

1.5.1 Interaksi sosial ... 7

1.5.2 Daya tarik interpersonal 1.5.3 Kepercayaan ... 14

1.5.4 Keterlekatan ... 20

1.6. Hipotesis ... 23

1.7. Defenisi konsep ... 23

1.8. Defenisi operasional ... 25

1.9. Bagan defenisi operasional ... 27

BAB II TINJAUAN PUSATAKA 2.1 Aktivitas pedagang pajak USU ... 28

2.2 Teori trust / kpercayaan ... 28

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tipe penelitian ... …31

3.2 Lokasi penelitian ... …31

3.3 Populasi dan sampel ... …31

3.3.1 Populasi ...….31

3.3.2 Sampel ... …32

3.4 Teknik Pengumpulan Data ...….32

3.5 Teknik Analisis Data ...….33

(7)

3.5.2 Metode Analisis Kuantitatif ... …33

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA 4.1 Deskripsi Lokasi Penelitian ... 36

4.1.1 Sejarah Singkat Pajak USU ... 36

4.1.2 Tujuan Dan Manfaat Pajak USU ... 39

4.1.3 Perjalanan Pedagang Kaki Lima Pajak USU ... 41

4.1.4 Pelakasanaan Keamanan ... 42

4.1.5 Pelakasanaan Kebersihan ... 42

4.1.6 Gambaran Umum Pedagang ... 43

4.2 Analisis Deskriptif ... 46

4.2.1 Deskripsi Responden ... 46

4.2.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 47

4.2.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ... 47

4.2.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan ... 48

4.3 Metode Analisis Statistik ... 49

4.3.1 Jawaban Responden Untuk Variabel Aktivitas Pedagang ... 49

4.3.2 Jawaban Responden Untuk Variabel Daya Tarik ... 53

4.3.3 Jawaban Responden Untuk Variabel Kunjungan Pelajar ... 56

4.4 Analisis Regresi Linear Berganda... 58

4.5 uji signifikan parsial (uji-t) ... 59

4.6 uji stimultan (uji-F) ... 62

4.7 uji koefesian determinan (R2) ... 64

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 68

5.2 Saran ... 68

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

(8)

Tabel 4.1 Data Pedagang Pajak USU ... 43

Tabel 4.2 karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin ... 47

Tabel 4.3 karakteristik responden berdasarkan jenis usia ... 47

Tabel 4.4 karakteristik responden berdasarkan jenis pendidikan ... 48

Tabel 4.5 jawaban responden untuk variabel akrivitas pedagang ... 49

Tabel 4.5 jawaban responden untuk variabel daya tarik ... 53

Tabel 4.6 jawaban responden untuk kunjungan pelajar ... 56

Tabel 4.7 metode enter ... 58

Tabel 4.8 hasil uji thitung ... 59

Tabel 4.9 hasil uji fhitung ... 61

Tabel.4.10 hasil uji koefecian determinan ... 63

BAB I

(9)

ABSTRAKSI

Pelajar ke pajak USU atas dasar beberapa indikasi yang melatar belakangi pelajar ke pajak USU seperti perbandingan harga, kepuasaan, hubungan sosial dan hanya untuk berkunjung. Indikasi tersebut, yang saling berhubungan yang dijabarkan dengan gambaran Perbandingan harga : bagi para pelajar yang datang ke pajak USU menganggap bahwa harga yang ditawarkan jauh lebih murah dari harga mall, swalayan, plaza-plaza. Kepuasaan : Melalui proses tawar-menawar yang berlaku di pajak USU pelajar melakukan proses tawar-menawar dengan pedagang agar harga yang atas suatu barang yang diperoleh lebih murah. Hubungan sosial : Hubungan langganan yang terbentuk dari kepercayaan kedua belah pihak di mana antara pedagang dan pelajar dapat mengarah ke hubungan sosial yang lebih kuat. Hanya untuk berkunjung: Pelajar yang datang ke pajak USU tanpa mempunyai tujuan untuk melakukan pembelian terhadap sesuatu barang atau jasa. Pelajar ini adalah pelajar yang menghabiskan waktu luangnya ke pajak USU. Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas ,maka penulis merumuskan permasalahan yang diajukan dalam penelitian ini adalah: Apakah aktivitas perdagangan di pajak USU berpengaruh terhadap kunjungan para pelajar dalam berbelanja?.

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif. Lokasi yang digunakan adalah pajak USU yang berlokasi dikampus Universitas Sumatera Utara. Jumlah sampel pada penelitian ini sebanyak kurang lebih 400 orang setiap hari. Jumlah sampel yang diambil adalah 10 % dari populasi. Maka sampel yang digunakan untuk peneliti adalah sebanyak 40 orang. Adapun tujuan penelitian ini adalah Adapun tujuan penelitian ini adalah Untuk mengetahui pengaruh aktivitas perdagangan pajak USU terhadap kunjungan para pelajar di Medan.

Hasil penelitian ini menunujukkan bahwa Karakteristik responden dalam penelitian pada umumnya jenis kelamin mendominasi perempuan (65%), tingkat pendidikan yang lebih mendominasi adalah SMA (57,5%) , sementara usia responden yang mendominasi 16-18 (65%). Variabel aktivitas variabel aktivitas pedagang adalah 3,123 dan nilai ttabel bernilai sehingga thitung > ttabel (3,123 >2,042) sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel aktivitas pedagang berpengaruh positif dan signifikan (0,003 < 0,05) secara parsial terhadap kunjungan para pelajar di Medan sementara pada variabel daya tarik adalah dan nilai ttabel yang bernilai 2,837 sehingga dapat disimpulkan bahwa daya tarik berpengaruh positif dan signifikan (0,007 < 0,05) secara parsial terhadap kunjungan para pelajar di Medan. Berdasarkan uji Fhitung maka diperoleh hasil bahwa nilai Fhitung = 37,513 Karena tarif 5% pada (df) = 37 diketahui Ftabel =3.27 sedangkan Fhitung yang diperoleh 37.513. dengan demikian Fhitung > Ftabel (37.513> 3.27) jadi hipotesa diterima. pada tingkat

(10)

1.1. Latar Belakang

(11)

kedekatan psikologis dan intelektual, kesamaan identitas dan karakter serta mengandung teknik berbagi (sharing).

2010 pukul 10.20).

Sumatera utara sebagai salah satu provinsi dengan kota Medan sebagai ibu kotanya dan merupakan kota terbesar di pulau Jawa memiliki objek wisata yang menarik yang layak dikunjungi. Selain menjadi tempat wisata, berbagai kepantingan lain, seperti misalnya untuk melakukan kegiatan bisnis dan kunjungan kekeluargaan cukup banyak dilakukan di Sumatera utara. Di kota Medan banyak lingkungan yang di kunjungi pelajar sesuai dengan keinginan yang mereka inginkan, salah satu lingkungan yang sangat banyak di kunjungi para pelajar di kota medan seperti mall, swalayan, plaza. Tempat seperti ini dijadikan para pelajar seperti berbelanja seperti aksesoris, aneka alat tulis, baju-baju dan berbagai makanan dan minuman. Tetapi para pelajar di kota medan ini banyak juga yang mengunjungi pajak USU ( pajus ). Pajak USU merupakan salah satu pusat perbelanjaan pasar yang berada di lokasi kampus Universitas Sumatera Utara. Pada awalnya pajak USU merupakan kumpulan beberapa pedagang yang mendirikan tenda-tenda tempat untuk menjual berbagai makanan di bawah kebun kelapa sawit. Kemudian pajak USU di kelola lebih baik lagi oleh Universitas Sumatera Utara sehingga semakin berkembang sampai saat ini.

(12)

Pajak USU bisa dikatakan cukup terkenal sebagai tempat berbelanja Pajak yang satu ini sudah merambah ke mana-mana, tidak hanya di Universitas Sumatera Utara (USU), bahkan namanya populer ke pelosok Medan. Pajak USU ini memberikan semua kebutuhan para pelajar dan mahasiswa umum serta anak muda. Mulai dari alat tulis, pernak pernik, cetak foto digital, bikin pin, aksesoris HP, perlengkapan komputer, kontjo, tempat makan, dan banyak lagi. Para pedagang di pajak USU bukan hanya menjual berbagai macam barang saja tetapi menjual dagangan baik dari makanan dan minuman. Dengan beragamnya jenis barang dagangan di pajak USU ada beberapa pelajar mengatakan pada penulis bahwa lebih baik berbelanja barang-barang tertentu di pajak USU dibandingkan di Swalayan maupun di plaza-plaza karena harga yang yang diberikan para pedagang pajak USU jauh lebih murah dibandingkan di plaza maupun Swalayan dengan jenis kwalitas barang yang sama. Oleh karena itu konsumen yang berbelanja di pajak USU bukan hanya dari mahasiswa USU saja tetapi juga dari siswa SLTP, SMU dan mahasiswa perguruan tinggi yang lain.

Gambaran di atas merupakan alasan pelajar ke pajak USU. Atas dasar beberapa indikasi yang melatar belakangi pelajar ke pajak USU seperti perbandingan harga, kepuasaan, hubungan sosial dan hanya untuk berkunjung. Indikasi tersebut, yang saling berhubungan yang dijabarkan dengan gambaran berikut ini :

(13)

lebih besar untuk membangun mall, swalayan, plaza-plaza serta pajak yang dilakukan pemerintah terhadap unit usaha tersebut. Menjadikan harga barang dan jasa yang diperjual belikan melambung tinggi. Pandangan tersebut juga didukung oleh gambaran keseharian yang ada diberbagai pajak USU dengan harga yang cenderung murah.

b. Kepuasaan : bagi pelajar yang datang kepajak USU ada kepuasaan yang tercipta, karena mendapatkan harga yang lebih murah yang didasari adanya pandangan harga yang murah atas barang dan jasa yang didapati dari pajak USU. Namun kepuasaan yang telah digambarkan sebelumnya terdapat keunggulan pajak USU yang tidak dimiliki mall, swalayan, plaza-plaza yang juga menciptakan kepuasaan para pelajar menawar. Proses tawar-menawar tersebut merupakan landasan utama para pelajar lebih memilih berbelanja kepajak USU. Melalui proses tawar-menawar yang berlaku di pajak USU pelajar melakukan proses tawar –menawar dengan pedagang agar harga yang atas suatu barang yang diperoleh lebih murah. Melalui kegiatan tersebut pelajar dapat meminimalisasi harga atas kebutuhan pokok yang dibeli dari pajak USU, dan terkadang pelajar menganggap harga atas barabg atau jasa yang diperoleh tawar –menawar adalah harga dibawah rata-rata, atau dengan kata lain harga tersebut hanya akan didapat jika melalui proses panjang atau tawar-menawar.

(14)

pedagang tetap eksis yang menjadikan pajak USU tetap bertahan hingga kini karena ada ikatan yang telah terjadi antara pedagang dan pelajar. Untuk sebagian pelajar yang berbelanja di pajak USU hubungan dengan pedagang yang kuat menjadi faktor terpenting yang mengakibatkan pelajar enggan berpindah tempat, atau berbelanja ke mall, swalayan, plaza atau terhadap pedagang atau individu lain yang menjual barang dagangannya di pajak USU. d. Hanya untuk berkunjung: pelajar yang datang ke pajak USU tanpa

mempunyai tujuan untuk melakukan pembelian terhadap sesuatu barang atau jasa. Pelajar ini adalah pelajar yang menghabiskan waktu luangnya ke pajak USU. Pelajar yang datang ke pajak USU pada waktu –waktu tertentu seperti waktu bubaran sekolah, tetapi ada juga pelajar yang datang ke pajak USU .sepanjang waktu dan akhir pecan. Kedatangan pelajar ke pajak USU bukan bertujuan untuk membeli sesuatu, barang keperluan sekolah misalnya,tetapi hanya sekedar datang untu melihat orang yang datang ke pajak USU dan atau melihat orang yang datang ke lokasi pasar dan atau untuk dilihat oleh orang yang datang kesana. Aktivitas ini dikenal sebagai mejeng. Kalaupun mereka membeli sesuatu , biasanya yang dibeli adalah makanan. Kegiatan itu pun dalam rangka mejeng, yaitu mencoba untuk menarik perhatian orang lain terhadap apa yang dilakukan, dimiliki, dan ditampilkan. (Maisyarah, 2008. Karakteristik hubungan aktor ekonomi di pasar tradisional mingguan).

(15)

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas ,maka penulis merumuskan permasalahan yang diajukan dalam penelitian ini adalah: Apakah aktivitas perdagangan di pajak USU berpengaruh terhadap kunjungan para pelajar dalam berbelanja?

1.3. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini disamping sebagai porna syarat akademis, juga diharapkan akan bertujuan “Untuk mengetahui pengaruh aktivitas perdagangan pajak USU terhadap kunjungan para pelajar di Medan”.

1.4 Menfaat Penelitian

a. Bagi Peneliti, peneliti ini dapat memperluas wawasan peneliti dan membandingkan teori yang diperoleh dibangku kuliah dengan fakta yang terjadi di lapangan.

b. Penelitian ini bermanfaat untuk meningkatkan untuk meningkatkan pengetahuan dan kemampuan wawasan penulis mengenai kasus tersebut sebagai wadah latihan serta pembentukan pola pikir ilmiah dan rasional.

c. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi dan dapat menjadi bahan bacaan atau referensi kepustakaan.

1.5 Kerangka Teori

(16)

Interaksi sosial menurut Gillin dan gillin adalah hubungan -hubungan yang dinamis menyangkut hubungan orang-orang perorangan, antara kelompok-kelompok manusia ( Soekanto, 2000: 68). Oleh karena itu interaksi sosial merupakan syarat utama terjadinya aktivitas-aktivitas sosial. Syarat – syarat kontak sosial dalam hubungan dengan interaksi sosial adalah:

1. Adanya kontak sosial (sosial contact) 2. Adanya komunikasi (communication)

Kontak sosial tidak semata-semata tergantung dari tindakan-tindakan. Akan tetapi tanggapan terhadap tindakan tersebut. Suatu kontak sosial dapat pula bersifat primer dan skunder. Kontak primer terjadi apabila yang mengadakan hubungan langsung bertemu dan berhadapan muka, misalnya saling senyum, berjabat tangan dan sebagainya. Sebaliknya, kontak sosial yang bersifat sekunder memerlukan suatu perantara.

Menurut Maryati dan Suryawati (2003 ) Kontak sosial dapat berlangsung dalam tiga bentuk), yaitu:

(17)

2. Antara orang perorang dengan suatu kelompok manusia atau sebaliknya, misalnya apabila seorang merasakan bahwa tindakan-tindakannya berlawanan dengan norma-norna masyarakat.

3. Antara suatu kelompok manusia dengan kelompok manusia lainnya.

(18)

Berlangsungnya suatu proses interaksi didasarkan pada berbagai faktor, antara lain, faktor imitasi, sugesti, identifikasi dan simpati. Faktor-faktor tersebut dapat bergerak sendiri-sendiri posisi terpisah maupun dalam kedaan tergabung. Apabila masing-masing ditinjau secara, lebih mendalam, maka faktor imitasi misalnya, mempunyai peranan yang sangat penting dalam proses interaksi sosial. Salah satu segi positifnya adalah bahwa imitasi dapat mendorong sesesorang untuk memadai kaidah-kaidah dan nilai-nilai yang berlaku.

Faktor sugesti berlangsung apabila seseorang memberi suatu pandangan atau sikap yang berasal pada dari dirinya yang kemudian diterima oleh fihak lain. Jadi proses ini sebenarnya hampir sama dengan imitasi akan tetapi titik tolaknya berbeda. Berlangsungnya sugesti dapat terjadi jkarena fihak yang menerima dilanda oleh emosi, hal mana menghambat daya berfikir secara rasional.

Identifikasi sebenarnya merupakan kecenderungan –kecendrungan atau keinginan-keinginan dalam diri seseorang untuk menjadi sama dengan pihak lain. Identifikasi sifatnya lebih mendalam dari pada imitasi, oleh karena itu kepribadian seseorang dasar proses ini.

(19)

dorongan bagi seseorang yang akan memulai interaksi karena mereka yang memiliki fisik. (http:// www.dostoc.com/docs/26427318/ interaksi di akses 04 juli 2010 pukul 08.25).

1.5.2. Daya Tarik Interpersonal

Dalam hubungan interpersonal atau interaksi diantara dua orang atau lebih terdapat aspek-aspek yang mendasarinya. Faktor-faktor yang terpenting dalam menentukan seberapa jauh menyukai seseorang bagaimana orang bisa saling tertarik, saling kenal-mengenal, bagaimana ada gairah tarik-menarik satu sama lain bahkan sampai seseorang kesukaan pada orang lain, sikap positif dan daya tarik seseorang disebut sebagai daya tarik interpersonal.

1. Mengapa orang membutuhkan orang lain, mengapa orang bergabung atau berhubungan dengan orang lain

Keinginan untuk melakukan kontak dengan orang lain, pada umumnya dilandasi adanya imbalan sosial yang diperoleh individu jika berhubungan dengan orang lain. Kita dapat melakukan analisa terhadap fenomena dari dua hal yaitu perbandingan sosial (social comparison) dan dukungan emosional (emotional support). Membutuhkan orang lain sebagai standart untuk mengevaluasi perilaku kita. Sementara hubungan dengan orang lainakan memberikan dukungan emotional dalam bentuk perhatian.

(20)

perasaan positif yang dihubungkan dengan kedekatan (intim) hubungan antar pribadi, persahabatan, afeksi, komunikasi. Kedua, orang lain dapat memberikan tipe perhatian kepada kita dalam penghargaan, pengakuan, status, dan sebagainya.

Sementara menurut henry dan murray (1938) dan David McClelland (1951) serta McAdam (1982) (dalam brehm & Kassin, 1993) ada dua motif sosial yang mndorong seseorang untuk melakukan seseorang untuk melakukan hubungan dengan orang lain, yaitu :

a. Kebutuhan untuk berafiliasi (the need for a affiliation) yaitu keinginan untuk membentuk untuk mempertahankan beberapa hubungan interpersonal yang memeberikan ganjaran

b. Kebutuhan berhubungan intim ( the need for intimacy) yaitu memilih hubungan yang hangat , dekat dan komunikatif.

Kebutuhan afilisiasi yang tinggi mendorong perilaku sosial yang aktif dan terkendali (controlling social behavior) dengan penekanan pada keluasan dan kuantitas hubungan sosial. Sedangkan kebutuhan untuk melakukan hubungan intim mendorong perilaku sosial yang lebih pasif dan kurang terkendali dengan penekanan pada kedalaman dan kualitas hubungan sosial.( Dayakisni, 2003:132)

2. Daya Tarik Interpersonal dan Faktor-faktor Daya Tarik Interpersonal

(21)

Faktor-faktor yang menentukan daya tarik interpersonal ini sangat penting karena mempengaruhi reaksi pada tahap awal pertemuan dan hubungan denga orang lain. Pada dasarnya faktor-faktor yang mendukung daya tarik interpersoanal secara garis besar dibedakan menjadi dua yaitu faktor personal dan situasional. Faktor personal yaitu faktor-faktor yang berasal dari karakteristik pribadi kita.

Pada umumnya beberapa faktor yang dianggap sangat penting dalam menentukan daya tarik interpersonal adalah:

1. Kesamaan

Kita cenderung menyukai seseorang yang sama dengan kita dalam sikap, nilai, minat, latar belakang dan kepribadian. Kesamaan menjadi faktor penting sebagai penentu daya tarik interpersonal

(22)

2. Kedekatan

Orang cenderung menyukai mereka yang tempat tinggalnya berdekatan. Persahabatan lebih muda timbul (tumbuh) diantara tetanga yang berdekatan.

Pertama, kedekatan biasanya menigkatkan keakraban. Kita lebih sering berjumpa dengan tetangga sebelah kita daripada orang yang ada di jalan. Eksposur yang berulang ini dapat menigkatkan rasa suka. Kedua, kedekatan sering berkaitan dengan kesamaan. Ketiga, orang yang dekat secara fisik lebih mudah didapat daripada orang yang jauh. Kemudahan ini mempengaruhi keseimbangan ganjaran dan kerugian interaksi. Hal ini sesuai dengan persepsi teori pertukaran sosial. Keempat, berusaha untuk memepertahankan keseimbangan antara hubungan perasaan dan kesatuan kita. Secara lebih spesifik, kita dimotivasi untuk menyukai orang yang ada kaitanya dengan kita dan untuk mencari kedekatan dengan orang kita suka i. Kelima, orang yang memiliki harapan untuk berinteraksi lebih sering dengan mereka yang tinggal paling dekat denganya. Hal ini, menyebabkan ia cenderung untuk menekankan aspek-aspek positif dan meminimalkan aspek negatif dari hubungan itu sehingga hubungan di masa datang akan lebih menyenangkan.

3. Keakraban (familiarity)

Kekerapan berhadapan dengan seseorang akan meningkatkan rasa suka kita terhadap orang lain. Robert Zajonc (1968). Menunjukkan bahwa orang mengembangkan perasaan positif pada obyek dan individu yang sering mereka lihat. ( Dayakisni, 2003:134-135)

(23)

Trust atau rasa saling mempercayai adalah suatu bentuk keinginan untuk mengambil resiko dalam hubungan-hubungan sosial yang didasari oleh perasaan yakin bahwa yang lain akan melakukan sesuatu seperti yang diharapkan dan akan senantiasa bertindak dalam suatu tindakan yang saling mendukung (Hasbullah, 2006:11).

Kepercayaan atau rasa percaya mempercayai adalah suatu bentuk keinginan untuk mengambil resiko dalam hubungan-hubungan sosial lainnnya yang didasari oleh perasaan yakin bahwa yang lain akan melakukan sesuatu seperti yang diharapkan dan senantiasa bertindak dalam suatu pola tindakan saling mendukung. Dalam pandangan Fukuyama (1995-2002) berbagai tindakan kolektif yang didasari atas dasar saling mempercayai yang tinggi akan menigkatkan partisipasi masyarakat dalam berbagai ragam bentuk dan dimensi. Terutama dalam konteks membangun kemajuan-kemajuan bersama (Hasbullah, 2006:4)

(24)

Individu-individu yang memiliki tingkat kepercayaan tinggi, memugkinkan terciptanya organisasi-organisasi bisnis (dagang) yang fleksibel yang bersaing.

Untuk itu ada strategi yang dilakukan oleh para pedagang agar barang dagangannya tetap terjual adalah dengan melakukan hubungan-hubungan sedemikian rupa sehingga pedagang tersebut menjaring konsumen sebagai pembeli tetap (pelanggan). Apabila pelanggan telah teebentuk, maka hubungan dengan para pelanggan tidak hanya sebatas hubungan ekonomi tetapi biasanya berlanjut dalam hubungan-hubungan sosial.

(25)

Hubungan - hubungan yang terjadi atas dasar kepercayaan akan menghasilkan suatu ikatan atas dasar kepercayaan akan menghasilkan suatu ikatan yang memiliki nilai-nilai yang disepakati bersama tumbuh berkembangnya suatu akan menciptakan jaringan-jaringan yang solid. Hubungan sosial ekonomi merupakan sarana untuk mempertahankan serta memperluas pelangganan harga yang diingikan. Keberadaan jaringan sangat signifikan dalam membangun keberhasilan dalam mengeksploitasi peluang-peluang memperoleh keuntungan yang berdampak positif terhadap hubungan yang terjalin antara pedagang dan pembeli (Damsar, 2002:27).

(26)

Kepercayaan bukanlah barang baku atau tidak berubah, tetapi sebaliknya kepercayaan terus menerus ditafsirkan dan nilai para actor yang terlihat dalam hubungan perilaku ekonomi. Bisa saja pada mulanya seorang tersebut memeperoleh jumlah yang besar, tetapi pada waktu-waktu berikutnya memperoleh jumlah yang sangat kecil. Hubungan resiprokal menyebabkan modal sosial dapat tertambat kuat dan bertahan lama, karena diantara orang-orang melakukan hubungan tersebut mendapatkan keuntungan timbal balik dan tidak ada salah satu pihak yang dirugikan.

Menurut Adam smith (1976:17) jelas bahwa orang mempunyai kecendrungan untuk memindahkan, menukar, dan memperjual belikan suatu barang kepada orang lain. Pada suatu sisi, Smith menjelaskan secara konsep tindakan ekonomi sebagai sesuatu yang secara alami. Di sisi lain, dia memandang pengaruh sosial sebagai sesuatu yang merusak tindakan ekonomi. Aktivitas ekonomi dari seseorang individu hanya jika dan sejauh ia memperhatikan perilaku orang lain. Memperhatikan orang lain dapat dilakukan banyak cara misalnya melihat orang lain, berbicara dengan mereka, memikirkan mereka, dan seterusnya. Weber mengemukakan bahwa actor selalu memperhatikan orang lain melalui makna yang dibangun secara sosial. Dalam pandangan ini, actor ekonomi adalah homo sosiologicus. Ini bukan berarti bahwa aktor mengikuti secara otomatis dan mekanis adat istiadat, kebiasaan, atau norma yang dimilikinya tetapi dia menginterpretasikan ( verstehen ) kesemuanya itu dalam sistem hubungan sosial yang sedang berlangsung.

(27)

1. Pengunjung yaitu mereka yang datang ke lokasi pasar tanpa mempunyai tujuan untuk melakukan pembelian terhadap barang dan jasa. Mereka ini adalah orang-orang yang menghabiskan waktu luangnya di lokasi pasar. Dalam masyarakat perkotaan Indonesia seperti Jakarta, Bandung, Surabaya, dan lain-lain banyak dijumpai anak-anak muda yang datang ke lokasi pasar pada waktu-waktu tertentu seperti bubaran sekolah pada hari kerja atau sepanjang waktu pada akhir pekan. Kedatangan mereka ke lokasi pasar bukan bertujuan untuk membeli sesuatu, barang keperluan sekolah misalnya, tetapi hanya sekedar datang untuk melihat orang yang datang ke lokasi pasar dan atau untuk dilihat oleh orang yang datang ke sana. Aktivitas ini dikenal sebagai mejeng. Kalupun mereka membeli sesuatu, biasanya yang dibeli adalah makanan. Kegiatan itu pun dalam rangka mejeng, yaitu mencoba menarik perhatian orang lain terhadap apa yang dilakukan, dimiliki dan ditampilkan. Pergi ke lokasi pasar untuk memanfaatkan oleh anak-anak muda tetapi juga dilakukan oleh semua lapisan usia.

(28)

label harga pada setiap barang yang ditawarkan. Ia dapat memilih barang yang dibutuhkannya dengan kualitas yang diinginkannya dan dana yang tersedia.

3. Pelanggan yaitu mereka yang datang kelokasi pasar dengan maksud membeli sesuatu barang atau jasa dan punya arah tujuan yang pasti di (ke) mana akan membeli. Seseorang yang menjadi pembeli tetap dari seseorang penjual tidak terjadi secara kebetulan, tetapi melalui proses interaksi sosial. Dalam proses transaksi antara penjual dan pembeli, secara sengaja atau tidak, penjual memperlakukan pembeli tidak hanya sebagai seseorang yang memberikan keuntungan materi kepadanya tetapi juga sebagai seseorang perlu diberi perhatian misalnya dengan menanyakan sekolah anak, masalah pekerjaan, dan seterusnya. Hubungan sosial penjual dan pelanggan tidak hanya muncul pada pasar.( Damsar 2000, 103-105).

1.5.4. Keterlekatan

(29)

secara sosial dan melekat dalam jaringan sosial personal yang sedang berlangsung di antara para aktor. Ini tidak hanya terbatas terhadap tindakan actor individual sendiri tetapi juga mencakup perilaku ekonomi yang lebih luas, seperti penetapan harga dan institusi-institusi ekonomi, yang semuanya terpendam dalam suatu jaringan hubungan sosial ialah sebagai suatu rangakain hubungan yang teratur atau hubungan sosial yang sama diantara individu-individu atau kelompok-kelompok (granovetter dan swedberg, 1992 :2 ). Tindakan yang dilakukan oleh anggota jaringan adalah terlekat karena ia diekspresikan dalam interaksi dengan orang lain. Cara orang terlekat dalam jaringan hubungan sosial adalah penting dalam penentuan banyaknya tindakan sosial dan jumlah dari institusional misalnya, apa yang terjadi dalam produksi, distribusi dan konsumsi sangat banyak dipengaruhi oleh keterlakatan orang dalam hubungan sosial.( Damsar , 2009: 140)

Bentuk keterlekatan

1. Keterlekatan relasional

(30)

relasional. Dalam hubungan pelanggan terjadi hubungan interpersonal antara penjual dan pembeli yang melibatkan berbagai aspek sosial, budaya, agama, dan politik dalam kehidupan mereka berdua.

Hubungan pelanggan terjadi karena adanya informasi yang asimetris (ketidakseimbangan informasi) anatara penjual dan pembeli sehingga pembeli perlu melakukan suatu klientasi, yaitu suatu proses resiprokal dalam hubungan yang simetris, egaliter, dan oposisisonal. Ketika pembeli mengahadapi informasi yang asimetris tersebut. Hubungan langganan bermula dari pencarian pembeli terhadap kepastian dan keakuratan informasi terhadap suatu barang dan jasa. Dalam situasi pasar, tidak ada yang gratis, semua diukur dari sisi untung rugi. Berbagi informasi juga dipahami oleh pihak penjual sebagai berbagi keuntungan, bukan berbagi kerugian. Oleh sebab itu, jika penjual mau berbagi informasi dengan pembeli maka harus ada kepastian bahwa penjual memperoleh keuntungan dari berbagi informasi tersebut dari pihak pembeli. Proses seperti itu berlangsung terus-menerus samapai ada kepastian dan kepercayaan dari kedua belah pihak bahwa berbagi informasi telah terjadi dan telah menguntungkan kedua belah pihak.

Ketika hubungan anatar pembeli dan penjual telah sampai pada tahap berbagi informasi yang pasti dan akurat serta melibatkan kepercayaan maka hubungan tersebut mengental pada tahap hubungan pelanggan. Hubungan anatara pembeli dan pelanggan tidak hanya meliputi tindakan ekonomi, tetapi juaga bisa meluas kedalam aspek sosial budaya dan politik.

(31)

Keterlekatan structural adalah keterlekatan yang terjadi dalam suatu jaringan hubungan yang lebih luas. Jaringan hubungan yang lebih luas, bisa merupakan institusi atau struktur sosial. Struktur sosial merupakan tatanan tuntutan sosial dalam berinteraksi dan berhubungan dengan individu dan kelompok lain. Struktur sosial menyadarkan kita bahwa hidup ini dicirikan dengan pengorganisasian dan stabil.

Untuk memahami keterlekatan structural lebih dalam, fenomena ekonomi dari pasar swalayan. Pasar swalayan merupakan suatu struktur sosial dimana terdapat pola interaksi antara penguasaha swalayan, karyawan, pemasok dan pembeli dalam aktivitas perdagangan terdapat aturan main, misalnya, jika ingin membawa suatu barang ke rumah, maka pembeli harus terlebih dahulu membayarnya di kasir. Atau terdapat aturan main antara pengusaha swalayan dan pemasok serta anatara pengusaha swalayan karyawan. Dalam hubungan antar pengusaha dan pemasok terjalin hubungan kepercayaan. (Damsar, 2009:150)

1.6. Hipotesis

Menurut pola umum metode ilmiah, setiap penelitian terhadap objek hendaknya dibawah tuntutan suatu hipotesis yang berfungsi sebagai pegangan sementara yang masih harus di buktikan kebenarannya di dalam kenyataan ,percobaan atau praktek (umar:80). Berdasarkan perumusan masalah yang telah ditetapkan maka hipotesis yang diberikan peneliti adalah:

(32)

Ha : Terdapat pengaruh yang positif antara aktivitas pedagang pajak USU terhadap pelajar di Medan melalui bekerjanya variabel antara Daya tarik (X2)

1.7. Definisi Operasional

Menurut Singarimbun definisi operasional adalah unsur penelitian yang memberitahukan bagaimana cara untuk mengukur suatu variabel. Dengan kata lain defenisi operasional adalah suatu informasi ilmiah yang sangat membantu peneliti lain yang ingin menggunakan variabel yang sama (Singarimbun, 2006 : 46).

Defenisi operasional dari penelitian ini adalah :

A. Variabel Bebas (Independent Variable)

Variabel bebas (X1) adalah segala gejala, faktor atau unsur yang menentukan atau mempengaruhi munculnya variabel kedua yang disebut sebagai variabel terikat. Tanpa variabel ini maka variabel-variabel berubah sehingga akan muncul menjadi variabel terikat yang berbeda atau yang lain bahkan sama sekali tidak ada yang muncul (Nawawi, 1995 : 37).

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah aktivitas ekonomi (pedagang) pajak USU dengan indikator :

(33)

2. Promosi

3. Tawar-menawar

B. Variabel Antara ( Intervening Variable)

Variabel Intervening (X2) adalah Variabel yang secara teoritis mempengaruhi hubungan antara Variabel Bebas dengan Variabel Terikat, tetapi Tidak Dapat Diamati dan Diukur. Variabel ini merupakan variabel Penyela/Antara yang terletak diantara Variabel Bebas dan Variabel Terikat, sehingga Variabel Bebas tidak secara langsung mempengaruhi berubahnya atau timbulnya Variabel Terikat.

Variabel intervening penelitian ini adalah daya tarik dengan indikator: 1. Kelengkapan jenis barang

2. Harga yang terjangkau

3. Tempat atau lokasi yang mudah dijangkau

4. Tempat strategis

C. Variabel Terikat (Y)

(34)

Variabel terikat penelitian ini adalah pelajar dengan indikator : 1. Kemampuan untuk membeli

2. Kesadaran akan kebutuhan hidup 3. Mengambil keputusan untuk berbelanja

1.9.Bagan akan variabel yang di operasional kan

Variabel bebas (X1) Variabel antara (X2) Variabel terikat (Y)

1. Kemampuan untuk membeli

2. Kesadaran akan kebutuhan hidup. 3. Mengambil

(35)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1Aktivitas Perdagangan Pajak USU

Kehidupan PKL (Pedagang Kaki Lima) bagi suatu kota merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari perkembangan dan pertumbuhan kota. Kota menjadi daerah yang tumbuh dan berkembang dengan cepat karena kota mampu menjanjikan berbagai macamkehidupan bagi para penghuninya. Berbagai fasilitas yang ada di kota mampu menjanjikan berbagai pilihan untuk memenuhi kehidupan dan sekaligus menjadi media untuk mendapatkan pola kehidupan yang diinginkan warganya. Hal ini agak lain bila dibandingkan di wilayah pedesaan. Adanya kehidupan yang homogen dan cenderung statis,menjadikan desa kurang banyak diminati bagi warga yang keinginannya sangat bervariasi.

(36)

Usaha ini menjadi pilihan karena selain tidak membutuhkan kualifikasi yang njlimet terkait dengan kompetensi juga tidak mengikat para pelakunya. Semua usaha yang dilakukan asalkan demi kemakmuran dan kesejahteraan warga, pemerintah selalu membolehkan dan bahwa mendorong.

Keberadaan PKL di Medan, melainkan sebagai salah satu usaha pemberdayaan PKL sehingga ada kesejajaran pemikiran dan penanganan, sehingga cita-cita kesejahteraan bisa diraih bersama. Pada makalah ini akan banyak mengungkap tentang aspek modal sosial ( Social Capital ) yang perlu dikembangkan dikalangan PKL. Social Capital menjadi masalh penting karena usaha ekonomi akan sukses tidak hanya berbekal modal semata, namun juga perlu adanya dukungan sumber daya manusia, dan Sosial Capital merupakan salah satu unsurnya.

Pajak USU merupakan salah satu pusat perbelanjaan (pasar) yang berada dilokasi kampus Universitas Sumatera Utara, pada awalnya pajak USU merupakan kumpulan dari beberapa pedagang yang memberikan tenda-tenda tempat untuk menjual berbagai makanan di bawah kelapa sawit. Kemudian pajak USU dikelola lebih baik lagi oleh universitas sumatera utara sehingga semakin berkembang.

(37)

dikalangan mahasiswa USU saja, tetapi juga oleh konsumen dari luar USU datang dari berbagai kalangan, konsumen tersebut tersiri dari mahasiswa, pelajar dan pegawai tetapi yang sangat mendominasi adalah pelajar. Tempat pajak USU sangat strategis sehingga mudah dijangkau oleh para konsumen.

2.2Teori trust / kepercayaan

Menurut kepercayaan (1995) bahwa kepercayaan merupakan produk dari komunitas-komunitas yang telah ada sebelumnya yang memiliki norma-norma atau nilai-nilai moral bersama. Ada beberapa elemen-elemen utama yang terkait dan isu trust, yakni kebijakan sosial.

Dijelaskan juga oleh fukuyama, kepercayaan adalah harapan yang tumbuh didalam sebuah masyarakat yang ditunjukkan oleh adanya perilaku jujur, teratur, dan kerjasama berdasarkan norma-norma yang dianut bersama-sama. Kepercayaan sosial merupakan penerapan terhadap pemahaman ini, bahwa dalam masyarakat yang memiliki tingkat kepercayaan tinggi, aturan –aturan sosial bersifat positif, hubungan-hubungan yang bersifat kerjasama.

Norma-norma terdiri dari pemahaman-pemahaman, nilai- nilai, harapan-harapan dan tujuan yang diyakini dan dijalankan bersama oleh sekelompok orang. Norma-norma dibanun dan berkembang berdasarkan sejarah kerjasama dimasa lalu dan diterapkan untuk mendukung iklim kerjasama (fukuyama, 2002). Norma-norma dapat merupakan prakondisi maupun produk dari kepercyaan sosial.

(38)

1. Pada tingkatan individual, trust merupakan keyakinan individual, merupakan variabel personal sebagi karakteristik individu.

2. Pada tingakat hubungan sosial, trust merupakan atribut kolektif untuk mencapai tujuan-tujuan kelompok.

3. Pada tingkat system sosial, trust merupakan nilai yang berkemabang menurut system sosial yang ada( hasbullah, 2006:12)

(39)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Tipe Penelitian

Tipe penelitian pada penelitian ini adalah tipe penelitian eksplanasi. Penelitian eksplanasi adalah penelitian yang dilakukan untuk menguji hubungan antara variabel yang akan dihipotesakan. Pada jenis penelitian ini, jelas akan ada hipotesis yang akan diuji kebenarannya. Hipotesis itu sendiri menggambarkan hubungan dua atau lebih variabel, untuk mengetahui apakah suatu variabel disebabkan/dipengaruhi atau tidak oleh variabel lainnya (Faisal, 2005 : 21).

3.2. Lokasi Penelitian

Adapun yang menjadi lokasi Penelitian ini dilakukan di pajak (pasar) USU yang berlokasi dikampus Universitas Sumatera Utara Medan. Peneliti memilih lokasi penelitian ini karena dapat memudahkan peneliti dalam melakukan dalam penelitian

(40)

3.3.1. Populasi

Menurut Nawawi populasi adalah keseluruhan objek penelitian yang dapat terdiri dari manusia, benda, hewan, tumbuh-tumbuhan, gejala- gejala, nilai test atau peristiwa sebagai sumber data yang dimiliki karakteristik tertentu didalam penelitian. Populasi dalam penelitian yaitu:

3.3.2. Sampel

Sampel adalah bagian dari populasi yang diambil dengan menggunakan cara-cara tertentu. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teknik pengambilan sampel purposif, yaitu sampel ditetapkan secara sengaja oleh peneliti. Jadi, jumlah sampel pada penelitian ini sebanyak kurang lebih 400 orang setiap hari. Sampel yang di pilih meneggunakan metode purposive sampling dimana sampel dipilih dengan pertimbangan tertentu ( Sugiyono 2006: 78). Kriterianya para pelajar mengunjungi pajak USU minimal 10 kali dari tahun 2009 hingga bulan juli 2010. Jumlah sampel yang diambil adalah 10 % dari populasi. Maka sampel yang digunakan untuk peneliti adalah sebanyak 40 orang.

3.4. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini teknik pengumpulan data dapat dilakukan dengan pengumpulan data-data melalui :

(41)

2. Studi lapangan yaitu pengumpulan data yang dipero tleh melalui penelitian dengan turun langsung kelokasi penelitian untuk mempelajari fakta yang berkaitan dengan masalah yang diteliti.

3. Kuesioner yaitu teknik pengumpulan data yang dilaksanakan dengan menyebarkan angket berupa daftar pertanyaan tertutup dan terbuka untuk dijawab oleh responden.

4. Wawancara yaitu data variabel (kata-kata) yang diperoleh melalui percakapan atau tanya jawab.

3.5 Teknik Analisis Data

3.5.1. Metode Analisis Deskriptif.

Merupakan metode penganalisaan data dengan cara menyusun data, mengelompokkannya dan menginterprestasikannya, sehingga diperoleh gambaran yang sebenarnya mengenai kondisi pajak USU

3.5.2. Metode Analisis Kuantitatif.

Teknik analisis data yang penulis gunakan berpedoman pada Sugiyono (2006 : 187) bahwa untuk menguji hipotesis dan menganalisis data penelitian yang berifat pengaruh maka dapat dianalisis dengan metode analisis kuantitatif.

Metode analisis kuantitatif adalah metode yang digunakan untuk menyajikan data dalam bentuk angka. Dalam hal ini, penulis menganalisis data dengan menggunakan metode analisis statistik Regresi Linear Berganda. Persamaan Regresinya adalah:

(42)

Dimana, Y = Kunjungan Para Pelajar a = Konstanta

b1, b2 = Koefisien regresi berganda X1 = Aktivitas sosial ekonomi X2 = Daya Tarik

Dalam penelitian ini hipotesis diuji dalam beberapa tahap, antara lain: 1. Uji Signifikan Parsial (Uji-t)

Uji t yaitu secara parsial untuk membuktikan hipotesis awal tentang pengaruh aktivitas pedagang pajak USU sebagai variabel bebas terhadap kunjungan para pelajar sebagai variabel terikat.

Ho: b1= 0 artinya suatu variabel independen secara parsial tidak berpengaruh terhadap variabel dependen.

Ha: b1= 0 artinya variabel independen secara parsial berpengaruh secara parsial berpengaruh terhadap variabel dependen.

Kriteria pengambilan keputusan :

Jika probabilitas > 0.05, maka Hoditolak. Jika probabilitas < 0.05, maka Ha diterima

2. Uji Fhitung

(43)

Model hipotesis yang digunakan dalam uji F ini adalah sebagai berikut:

Ho : b1 = b2= 0 artinya apakah suatu variabel independen bukan merupakan penjelas yang signifikan terhadap variabel dependen.

Ha : b1, b2 ≠ 0 artinya semua variabel independen secara simultan merupakan penjelas yang signifikan terhadap variabel dependen.

Nilai Fhitung akan dibandingkan dengan nilai ftabel dengan tingkat kesalahan α= 5% dan derajat kebebasan (df) = (n-k) ,(k-i), dengan kreteria uji:

a. Ho ditolak bila Fhitung < Ftabel

b. Ha diterima bilaFhitung > F tabel

3. Koefisien determinasi (R2)

Pengujian koefisien determinasi (R2) akan menunjukkan besarnya konstribusi sumbangan variabel bebas terhadap variasi naik turunnya variabel terikat. Koefisien determinan berkisar antara 0 sampai dengan 1 (0< R2<1). Hal ini berarti bila R2 = 0

menunjukkan tidak adanya pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat, dan bila R2 mendekati 1 menunjukkan semakin kuatnya pengaruh variabel bebas terhadap

(44)

BAB IV

DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

4.1 Deskripsi Lokasi Penelitian

4.1.1 Sejarah Singkat Pajak USU

(45)

Setelah jatuhnya Orde baru dan masa euphoria reformasi telah bergulir maka aktivitas PKL di lingkungan kampus USU semakin berkembang. Secara kuantitas keberadaan mereka semakin hari semakin banyak dan pada akhirnyamenimbulkan efek buruk bagi keberadaan kampus USU. Maksudnya aktivitas mereka yang yang berdagang di sembarang tempat mengganggu keindahan dan ketertiban kampus, dan melakukan instabilitas.

Di dalam kampus USU, karena para preman sudah masuk kekampus USU untuk memungut pajak siluman yang kadang menimbulkan konflik antara pedagang dan preman atau antara preman atau antara preman itu tersendiri, dan bahkan dengan mahasiswa serta aparat Security Kampus. Kondisi ini benar-benar tidak baik karena akan menggangu aktivitas belajar mengajar di dalam Kampus USU Medan.

(46)

membeli keperluanya yang ada di sekitar mereka. Tanpa mengeluarkan ongkos untuk pergi keluar Kampus USU.

Image USU di tengah masyarakat Sumatera Utara, khususnya kota Medan sebagai institusi pendidikan tinggi yang berkualitas sudah menjadi idaman para orang tua dan siswa sekolah menengah umum sejak dini. Ini adalah modal sosial yang sangat penting yang harus dijaga dan dibinasekaligus dimanfaatkan untuk menarik masyarakat datang ke kampus untuk berbelanja di Bursa Kampus USU.

Lagi pula ada sekitar 30.000 ribu warga Kampus USU yang hampir setiap hari melakukan aktivitas di USU. Apabila setiap orang mengeluarkan biaya rata-rata perhari Rp.10.000,- maka asumsi sekitar Rp.300.000.000,- perputaran uang di lingkungan Kampus USU setiap hari. Dari jumlah itu, diestimasikan sekitar 10% atau Rp 30.000.000,- dapat masuk ke Bursa Kampus USU dibelanjakan oleh waraga civitas akademika dan masyarkat lainnya. Dari asumsi ini berarti omset PKL diperhitungkan agak lumayan dan dapat dipergunakan untk membina para pedagang menigkatkan kesejahteraan mereka, termasuk Security USU dan menambah pendapatan USU dari retribusi para PKL tersebut.

(47)

mendukung Kampus USU yang nyaman, harmoni dan dinamis. Konsep yang diimplementasikan adala Bina atau binasakan.”Bina” berarti diperbolehkan berniaga di kampus USU dengan syarat harus patuh dan tunduk pada aturan USU, sedangkan “Binasakan” berarti dikeluaran dari Kampus USU dengan kata lain tidak diperbolehkan berniaga di Kampus USU.

4.1.2 Tujuan dan Manfaat pajak USU

1. Membangun citra kampus USU sebagai Kampus harmonis dan dan dinamis yang mampu mengimplementasikan salah satu Tri Dharma Perguruan Tinggi, yakni pengabdian pada masyarakat dengan mampu membina para pedagang kaki lima yang “barbar” menjadi pedagang yang disipilin dan dinamis dan bermartabat. Dengan demikian USU tidak hanya menjadi lembaga perguruan tinggi”Menara Gading”tetapi sudah mampu mengangkat derajat pedagang kaki lima yang selama ini dicitrakan sebagai “pengganggu” keteriban dan kenyamanan warga Kota.

(48)

3. Meningkatkan kemampuan tugas “Security USU”, hadirnya Bursa Kampus USU atau disebut juga “Pajak USU” secara tidak langsung telah menghilangkan konflik ditengah warga kampus dengan para preman yang sebelumnya sering terjadi. Ini tentu saja akan mengurangi beban tugas para security kampus USU.

4. Berkeinginan untuk menyetor hasil kontrubusi harian dan tuntutan yang diperoleh dari hasil retribusi dalam sebuah bentuk unit usaha di lingkungan Kampus Universita Sumatera Utara. Sebesar 50 % dari penghasilan akan disetor ke rekening USU, sedangkan siasanya akan ke rekening USU, sedangkan sisanya akan dijadikan untuk kesejahteraan para pegawai, pengelola dan dana perawatan dan operasioanal kebersihan.

4.1.3 Perjalanan Pedagang Kaki Lima Bursa Kampus USU

(49)

lingkungan USU, dikutiplah uang bervariasi antara 1.000.000 – 2.000.000 rupiah, sehingga terkumpul dana sebesar 102 juta rupiah. Dana ini kemudian dipergunakan untuk menimbun tanah rawa-rawa yang tidak produktif yang terletak diantara Fakultas Ekonomi dan Hukum, tepatnya msuk dari jalan. Abdul Hakim diatas seluas tana 40 x 80 meter. Dengan dana Swadaya inilah, tanpa dana bantuan dari pihak manapun mulai dibangun lapak-lapak ( tempat berdagang) para pedagang yang dibuat dari tenda dan tianga-tiang dari besi dengan system knock down (buka tutup). Masing-masing lapak luasnya 4 x 4 m. para pedagang yang bersedia berniaga di lokasi ini harus mengikat perjanjian dengan pihak pengelola yang mewakili USU secara tertulis, ysng isinya bahwa kapan saja para pedagang dapat dipersilahkan meninggalkan lokasi (lapak) nya apabila pihak USU, tanpa ada tuntutan apapun”. Disamping itu para pedagang juga diwajibkan membayar retribusi yang ditentukan oleh pihak Security antara lain: keamanan, parkir, jaga malam, air, genset listrik dan lain-lain.

Dalam perkembangan kemudian, ternyata prospek Bursa Kampus, atau dari awal lebih dikenal oleh kalangan mahasiswa sebagai “ Pajak USU” atau”Pajus” demikian prospeknya bagi para pedagang dan menjadi tempat berbelanja keperluan mahasiswa yang efesien, murah dan cepat. Kondisi ini menyebabkan pihak pengelola kewalahanmelayani permintaan para pedagang lainnya yang ingin berdagang di lokasi tersebut.

(50)

tidak becek di musim hujan dan berdebu di musim kemarau, juga mendirikan pos jaga lokasi parkir yang nyaman. Untuk mengatasi masalah kebutuhan listrik di tiap lapak yang selama ini dilakukan oleh masing-masing pedagang dengan mesin genset sehingga menimbulkan suara bising dan selalu mengganggu kenyamanan para konsumen, akhirnya pengelola dengan dana pribadi membeli dua buah genset besar sehingga Rp 100.000.000-, ditambah pemasangan intalasi jaringan listrik ke seluruh lapak yang embutuhkan. Agar tidak menimbulkan suara bising, genset diletakkan dalam sebuah tempat yang permanen dari batu di pojok kiri depan lokasi Bursa Kampus. Sejalan dengan demikian maju dan lengkapnya perasarana untuk berdagang diloksi ini. Maka pengelola mulai menata lebih baik lagi masalah-masalah persyaratan berdagang dan besarnya tarif restribusi. Mulai sejak ramadhan 2007 ditetapkan restribusi tahunan Rp 2.000.000 per tahun.

4.1.4 Pelaksanaan Keamanan

Para pedagang yang berjualan di pajak USU mendapatkan jaminan sepenuhnya untuk berjualan. Untuk itu para pedagang diwajibkan untuk membayar keamanan kepada pihak SATPAM USU sebesar Rp 5000 ( Lima ribu) per hari untuk tiap tempatnya. Lima ribu (Rp 5000 per hari untuk jaga malam). Pembayaran ini dilakukan setiap harinya oleh pihak SATPAM USU dengan mendatangi tiap-tiap tempat berjualan para pedagang yang berada di pajak USU maupun yang bukan di pajak USU tetapi lokasi para pedagang berjualan masih di dalam USU.

(51)

Sebagai upaya untuk menciptakan lingkungan yang bersih, pihak USU mewajibkan kepada para pedagang untuk membuang samapah pada tempat-tempat yang sudah di sediakan di sepanjang jalan utama pajak USU. Pihak juga memberikan fasilitas kamar mandi dengan beberapa kran air untuk para pedagang mengambil air bersih yang tujuan pihak USU adalah menciptakan pajak USU yang mandiri tidak membuat pihak-pihak lain merasa terganggu dengan ketentuan para pedagang membayar uang air dan listrik sebesar Rp 35.000 (tiga puluh lima ribu) tiap bulan.

4.1.6 Gambaran umum pedagang

Para pedagang di pajak USU memiliki latar belakang yang berbeda-beda. Perbedaan tersebut meliputi jenis usaha, lama berusaha. Secara umum gambarannya dapat dilihat pada penyebaran kuesioner, wawancara dan observasi yang dilkkukan untuk penulis skripsi ini yang dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:

Tabel 4.1 Data Pedagang di pajak USU

Nama Pedagang No

kios

Jenis usaha

1. Lestari Afflah 1 Aksesoris

2. Wara Sinuhaji 2 Digital printing/ minyak wangi

(52)

6 Togar 6 Aksesoris

7 Eni kurnia 7 Aksesoris

8 Zulkifli 8 Aksesoris / baju

9 Rahmad gutardo 9 Digital printing/ download 10 Rafika suryani 10 Aksesoris/ jam

11 Muhammad irwan 11 Aksesoris/kaca mata

12 Nazli siregar 12 Pulsa /voucher

13 Kairunnisa 13 Kaca mata/ download lagu

14 Ahmad ibsyi 14 Baju

31 Magdalena padang 31 Aksesoris

32 Sampurna 32 CD 43 Rabiatul adawiyah 43 Alat-alat tulis

44 Simson barus 44 Buku-buku bekas

45 Suryahadi 45 Aksesoris

46 M. mardiaman 46 Aksesoris

(53)
(54)

90 Sri suryani 90 Café

98 Endang florenza 98 Aksesoris

99 Sarno 99 Café

105 Neli suryani 105 Digital printing 106 Dhieni irmaliza 106 Poster

107 Chairani sitompul 107 Sepatu/sandal 108 Bustami Ibrahim 108 Café

109 M. Muhajir 109 Café

110 Sumihar luban 110 Aksesoris

111 Ahmad syaifudin 111 Parfum 117 Basita sembiring 117 Digital printing

(55)

Metode ini merupakan analisis dimana data yang dikumpulkan pertama disusun, diklasifikasikan dan dianalisis sehingga akan memberikan gambaran yang jelas mengenai masalah yang sedang diteliti. Analisis deskriptif dalam penelitian ini merupakan uraian atau penejelasan dari hasil pengumpulan data primer berupa koesioner yang telah diiisi oleh responden penelitian. Koesioner yang digunakan dalam penelitian ini diukur dalam skal likert untuk menanyakan pengaruh aktivitas perdagangab pajak USU terhadap kunjungan para pelajar. Variabel aktivitas perdagangan( X1) terdiri dari 13 pertanyaan, variabel daya tarik (X2) terdiri 11

pertanyaan dan variabel kunjungan pelajar (Y) terdiri dari 5 pertanyaan. Jumlah pertanyaan adalah 29 butir. Responden penelitian adalah pelajar yang berkunjung ke pajak USU.

4.2.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Tabel 4.2

Jenis kelamin responden

Jenis kelamin Frekuensi Presentasi

Laki-laki 14 35%

Perempuan 26 65%

Jumlah 40 100%

Sumber: hasil pengelolaan kuesioner ( agustus 2010)

(56)

pada pajak USU yang lebih banyak berkunjung adalah perempuan. Karena pada umumnya perempuan itu lebih senang berbelanja dan tawar menawar serta di dukung oleh adanya berbagai macam barang atau asecoris yang cantik yang sering digunakan oleh kaum perempuan.

4.2.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia

Tabel 4.3

Usia responden

Usia Frekuensi Persentasi

< 11 Tahun 1 2,5%

12-13 Tahun 12 30%

14-15 Tahun 10 25%

16-17 Tahun 14 35%

>18 Tahun 3 7,5%

Jumlah 40 100%

Sumber : hasil pengelolaan kuesioner (agustus 2010)

(57)

mulai mencari sendiri keperluan-keperluan yang mereka butuhkan misalnya membeli perlengkapan alat-alat tulis.

4.2.4 Karakteristik responden berdasarkan tingkat pendidikan

Tabel 4.4

Tingkat Pendidikan Responden

Tingkat pendidikan Frekuensi Persentase

SMP 17 42,5

SMA 23 57,5

Jumlah 40 100

Sumber : hasil pengelolaan kuesioner (agustus 2010).

(58)

4.3Metode Analisis Statistik

4.3.1 Analisis jawaban responden untuk variabel aktivitas pedagang (X1)

Tabel 4.5

Distribusi Jawaban Responden Untuk Variabel Aktivitas Perdagangan (X1)

Item STS TS R S SS Total

F % F % F % F % F % F %

1 3 7,5 5 12,5 9 22,5 15 37,5 8 20 40 100

2 3 7,5 10 25 15 37,5 11 27,5 1 2,5 40 100

3 1 2,5 8 20 25 62,5 6 15 0 0 40 100

4 2 5 7 17,5 12 30 13 32,5 6 15 40 100

5 2 5 7 17,5 12 30 13 32,5 6 15 40 100

6 4 10 1 2,5 0 0 20 50 15 37,5 40 100

7 4 10 3 7,5 7 17,5 17 42,5 9 22,5 40 100

8 1 2,5 1 2,5 10 25 17 42,5 11 27,5 40 100

9 5 12,5 5 12,5 7 17,5 17 42,5 6 15 40 100

10 5 12,5 8 20 7 17,5 11 27,5 9 22,5 40 100

11 2 5 12 30 12 30 10 25 4 10 40 100

12 2 5 1 2,5 5 12,5 23 57,5 9 22,5 40 100

(59)

1. Pada pertanyaan yang pertama, dari 40 responden, 8 responden (20%) menyatakan sangat setuju bahwa jenis barang pajak USU ( pajus) lengkap, 15 responden (37,5%) menyatakan setuju, 9 responden (22,5%) menyatakan ragu-ragu, 5 responden (12,5%) menyatakan tidak setuju, 3 responden (7,5%) menyatakan sangat tidak setuju. Tabel 4.5 pada pertanyaan pertama ini menyebutkan bahwa jenis barang pajak USU lengkap, Menurut dari data hasil penelitian jelas terlihat bahwa banyaknya responden menjawab setuju dan ragu. Dominan responden menjawab setuju dengan frekuensi 15 ( 37,5%) karena menurut Responden apa yang mereka cari di pajak USU mudah diperoleh. Tanggapan dominan responden ragu dengan frekuensi 9 (22,5%) karena pada saat responden berbelanja ke Pajak USU, barang yang di cari berketepatan habis.

(60)

responden setuju dengan frekuensi 11 (27,5%) karena mereka selalu memperoleh barang yang mereka inginkan.

3. Pada pertanyaan yang ketiga, dari 40 responden, tidak ada responden yang menyatakan sangat setuju bahwa mutu kualitas produk pajak USU (pajus) terjamin, 6 responden (15%) menyatakan setuju, 25 reeponden (62,5%) menyatakan ragu-ragu, 8 responden (20%), 1 responden (2,5%) menyatakan sangat tidak setuju. Tabel 4.5 pada pertanyaan ke tiga menyebutkan bahwa mutu kualitas pajak USU (pajus). Menurut dari data hasil penelitian jelas terlihat bahwa responden menjawab ragu dan setuju. Dominan responden menjawab ragu dengan frekuensi 25 (62,5%) karena menurut responden, terkadang barang yang mereka beli kualitasnya bagus dan terjamin namun terkadang ada barang yang mereka beli kualitasnya rendah. Tanggapan responden tidak setuju dengan frekuensi 8 ( 20%) karena responden selalu mendapatkan kualitasnya buruk.

(61)

responden menjawab setuju dengan frekuensi 13 (32,5%) karena menurut responden, barang yang mereka beli di pajak USU selalu dalam kondisi baik dan tidak rusak. Tanggapan responden ragu dengan frekuensi 12 ( 30%) karena respoden terkadang mendapatkan barang dalam kondisi baik dan terkadang pula mendapatkan barang dalam kondisi tidak baik.

5. Pada pertanyaan yang kelima, dari 40 responden, 6 responden (15%) menyatakan sangat setuju bahwa promosi yang dilakukan pedagang pajak USU menarik minat pembelian, 13 reponden (32,5%) menyatakan setuju, 12 responden (30%) menyatakan ragu-ragu, 7 responden (17,5%) menyatakan tidak setuju, 2 responden (5%) menyatakan sangat tidak setuju. Tabel 4.5 pada pertanyaan kelima menyebutkan bahwa promosi yang dilakukan pedagang pajak USU menarik minat pembelian. Menurut dari data hasil penelitian jelas terlihat bahwa responden menjawab setuju dan ragu. Dominan responden menjawab setuju dengan frekuensi 13 (32,5%) karena menurut responden, barang yang mereka beli di pajak USU selalu mendapat promo dari pedagang pajak USU menarik untuk di beli misalnya saja seperti promo kartu, makanan dan minuman, minyak wangi, modem. Tanggapan responden ragu dengan frekuensi 12 ( 30%) karena menurut respoden promo di Pajak USU tidak menarik untuk dibeli.

(62)

responden yang menyatakan ragu-ragu, 1 responden (2,5%) menyatakan tidak setuju, 4 responden (10%) menyatakan sangat tidak setuju. Tabel 4.5 pada pertanyaan keenam bahwa responden selalu melakukan tawar-menawar apabila membeli suatu barang. Menurut dari data hasil penelitian jelas terlihat bahwa responden menjawab setuju dan sangat setuju. Dominan responden menjawab sangat setuju dengan frekuensi 20 (50%) karena menurut responden, mereka selalu melakukan tawar-menawar apabila melakukan pembelian. Tanggapan responden sangat setuju dengan frekuensi 15 (37,5%) karena menurut responden apabila tidak melakukan tawar-menawar kurang afdhal dan merasa rugi

(63)

8. Pada pertanyaan yang kedelapan, dari 40 responden, 11 responden (27,5%) menyatakan sangat setuju bahwa penjualan di pajak USU berbagai aksesoris sangat lengkap, 17 responden (42,5%) menyatakan setuju, 10 responden (25%) menyatakan ragu-ragu, 1 responden (2,5%) menyatakan tidak setuju, 1 responden (2,5%) menyatakan sangat tidak setuju. Tabel 4.5 pada pertanyaan kedelapan bahwa penjualan di pajak USU berbagai aksesoris sangat lengkap. Menurut dari data hasil penelitian jelas terlihat bahwa responden menjawab setuju dan sangat setuju. Dominan responden menjawab setuju dengan frekuensi 17 (42,5%) karena menurut responden, mereka selalu membeli aksesoris selalu sesuai selera yang diinginkan . Tanggapan responden sangat setuju dengan frekuensi 11 (27,5%) karena mereka selalu memperoleh aksesoris dengan mudah dan selalu ada apabila responden ingin membeli menurut keinginan mereka.

(64)

inginkan dan mereka sukai. Tanggapan responden ragu dengan frekuensi 7 (17,5%) karena makanannya tidak bervariasi.

10. Pada pertanyaan yang ke sepuluh, dari 40 responden, 9 responden (22,5%) menyatakan sangat setuju bahwa menyukai model produk sepatu/sandal yang di jual di pajak USU, 11 responden (27,5%) menyatakan setuju, 7 responden (17,5%) menyatakan ragu-ragu , 8 responden (20%) menyatakan tidak setuju, 5 responden (12,5%) menyatakan sangat tidak setuju. Menurut dari data hasil penelitian jelas terlihat bahwa responden menjawab setuju dan sangat setuju. Dominan responden menjawab setuju dengan frekuensi 11 (27,5%) karena menurut responden, mereka selalu membeli aksesoris selalu sesuai selera yang diinginkan . Tanggapan responden sangat setuju dengan frekuensi 9 (22,5%) karena mereka selalu memperoleh aksesoris dengan mudah dan selalu ada apabila responden ingin membeli menurut keinginan mereka.

(65)

mereka melihat bajunya yang di pajang tidak berganti model. Tanggapan rersponden ragu karena responden menyatakan tidak selalu memperhatikan baju-baju yang di jual pajak USU.

12. Pada pertanyaan yang ke dua belas, dari 40 responden, 9 responden (22,5%) menyatakan sangat setuju bahwa jam tangan yang di jual USU berbagai macam model, 23 responden ( 57,5%) menyatakan setuju, 5 responden (12,5%) menyatakan ragu-ragu, 1 responden (2,5%) menyatakan tidak setuju, 2 responden (5%) menyatakan sangat tidak setuju. Tabel 4.5 pada pertanyaan kedua belas jam tangan yang dijual di pajak USU berbagai macam model. Menurut dari data hasil penelitian jelas terlihat bahwa responden menjawab setuju dan sangat setuju. Dominan responden menjawab setuju dengan frekuensi 23 (57,5%) karena menurut responden, banyak beragam model jam tangan dilihat dari untuk anak remaja,dewasa dan untuk model laki-laki dan perempuan . Tanggapan responden sangat setuju dengan frekuensi 9 (22,5%) karena mereka selalu memperoleh jam tangan dengan mudah dan selalu ada apabila responden ingin membeli menurut keinginan mereka.

(66)

penelitian jelas terlihat bahwa responden menjawab setuju dan sangat setuju. Dominan responden menjawab setuju dengan frekuensi 14 (35%) karena menurut responden, mereka selalu membeli tipe Hp sesuai tipe Hp yang mereka pakai . Tanggapan responden sangat setuju dengan frekuensi 13 (32,5%) karena mereka selalu memperoleh casing tipe Hp dengan mudah dan selalu ada apabila responden ingin membeli menurut keinginan mereka.

4.3.2 Analisis jawaban responden untuk Variabel Daya Tarik (X2)

Tabel 4.6

Distribusi Jawaban Responden Untuk Variabel Daya Tarik (X2)

1. Pada pertanyaan yang pertama, dari 40 responden, 2 responden ( 5%) menyatakan sangat setuju bahwa merk dari berbagai jenis barang di pajak

Item STS TS R S SS Total

F % F % F % F % F % F %

1 2 5 8 20 22 55 6 15 2 5 40 100

2 2 5 8 20 6 15 22 25 0 0 40 100

3 5 12,5 3 7,5 4 10 18 45 10 25 40 100

4 5 12,5 5 12,5 4 10 20 50 6 15 40 100

5 3 7,5 4 10 4 10 22 55 7 17,5 40 100

6 2 5 7 17,5 7 17,5 18 45 6 15 40 100

7 1 2,5 5 12,5 7 17,5 20 50 7 17,5 40 100

8 2 5 3 7,5 8 20 21 52,5 5 15 40 100

9 6 15 9 22,5 11 27,5 12 30 2 5 40 100

10 0 0 7 17,5 10 25 19 47,5 4 10 40 100

(67)

USU, 6 responden (15%) menyatakan setuju, 22 responden (55%) menyatakan ragu-ragu, 8 responden (20%) menyatakan tidak setuju, 2 responden (5%) menyatakan sangat tidak setuju. Menurut dari hasil penelitian jelas terlihat bahwa dominan responden menyatakan ragu dan tidak setuju. Respoden ragu dengan frekuensi 22 (55%) karena mereka tidak selalu memperhatikan merk yang ada di Pajak USU. Tanggapan responden tidak setuju karena mereka tidak melihat adanya beragam merk dari berbagai jenis barang.

2. Pada pertanyaan yang ke dua, dari 40 responden, tidak ada responden yang menyatakan sangat setuju bahwa harga barang yang di jual di pajak USU terjangkau oleh pembeli, 22 responden (25%) menyatakan sangat setuju, 6 responden (15%) menyatakan ragu-ragu, 8 responden (20%) menyatakan tidak setuju, 2 responden (5%) menyatakan sangat tidak setuju. Menurut dari hasil penelitian jelas terlihat bahwa dominan reponden menyatakan setuju dengan frekuensi 22 (25%) karena menurut responden harga yang di patokan oleh pedagang pajak USU masih dapat dijangkau.

(68)

penelitian jelas terlihat bahwa dominan responden menyatakan setuju dan sangat setuju. Responden menyatakan setuju dengan frekuensi 18 (45%) dan sangat setuju 10 (25%) karena mereka merasa bahwa tempat pajak USU mudah di cari.

4. Pada pertanyaan ke empat, dari 40 responden, 6 responden (15%) menyatakan sangat setuju bahwa tempat atau lokasi pajak USU strategis dari berbagai arah, 20 responden (50%) menyatakan setuju, 4 responden (10%) menyataka ragu-ragu, 5 responden (12,5%) menyatakan tidak setuju, 5 responden (12,5%) menyatakan sangat tidak setuju. Menurut dari hasil penelitian jelas terlihat bahwa dominan responden menyatakan setuju dan sangat setuju. Responden setuju dengan frekuensi 20 (50%) dan responden sangat setuju 6 (15%) menurut responden, lokasi pajak USU tempatnya strategis dari berbagai arah.

(69)

6. Pada pertanyaan ke enaam, dari 40 responden, 6 responden (15%) menyatakan sangat setuju bahwa alat-alat tulis yang di jual di pajak USU harganya terjangkau, 18 responden (45%) menyatakan setuju, 7 responden (17,5%) menyatakan ragu-ragu, 7 responden (17,5%) menyatakan tidak setuju, 2 responden (5%) menyatakan sangat tidak setuju. Menurut dari hsil penelitian terliahat jelas bahwa dominan responden menyatakan setuju dengan frekuensi 18 (45%) karena menutut responden alat-alat tulis yang dijual di pajak USU harganya murah sehingga dapat di jangkau.

7. Pada pertanyaan ke tujuh, dari 40 responden, 7 responden (17,5%) menyatakan sangat setuju bahwa makanan/minuman yang dijual di pajak USU harganya terjangkau, 20 responden (50%) menyatakan setuju, 7 responden (17,5%) menyatakan ragu-ragu, 5 responden (12,5%) menyatakan tidak setuju, 1 responden ( 2,5%) menyatakan sangat tidak setuju. Menurut dari hasil penelitian terlihat jelas bahwa dominan responden menyatakan setuju dengan frekuensi 20 (50%) karena menurut responden, apabila responden melakukan pembelian baik berupa makanan ataupun minuman selalu dengan harga yang mudah dijangkau.

Gambar

Tabel 4.1 Data Pedagang di pajak USU
Tabel 4.2
Tabel 4.3 Usia responden
Tabel 4.4
+7

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil penelitian dan pengamatan yang telah diperoleh selama melakukan penelitian, maka peneliti mengajukan saran kepada pihak pengelolaan pasar tradisional Pajak USU

Tabel 4.8 Distribusi Frekuensi Pengetahuan Pedagang terhadap perilaku pedagang jajanan makanan dan minuman terhadap penggunaan bahan tambahan pangan (BTP) di pusat jajanan pajak

Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis Pengaruh Word of Mouth Communication Terhadap Keputusan Pembelian Pasar Tradisional Pajak USU

Alhamdulillah, Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan karuniaNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh

Kuesioner ini digunakan untuk menyusun penelitian yang berjudul “Pengaruh Harga Kompetitif, Kelengkapan Produk , dan Lokasi Terhadap Keputusan Pembelian di Toko.. Sepatu Davin

Alhamdulillah, Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan karuniaNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh

2 Variasi produk yang ada cukup beragam 3 Harga produk yang ada cukup terjangkau 4 Perilaku Pramuniaga baik dalam melayani 5 Suasana Carrefour bersih.. 6 Suasana

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh harga, lokasi, promosi, dan gaya hidup mahasiswa Fakultas Ekonomi USU Medan terhadap minat pembelian