• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Word of Mouth Communication Terhadap Keputusan Pembelian di Pasar Tradisional Pajak USU Jamin Ginting Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Pengaruh Word of Mouth Communication Terhadap Keputusan Pembelian di Pasar Tradisional Pajak USU Jamin Ginting Medan"

Copied!
112
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH WORD OF MOUTH COMMUNICATION TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN DI PASAR TRADISIONAL PAJAK USU

MEDAN

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Program Sarjana (S1) pada Program Studi Ilmu Administrasi Niaga/ Bisnis

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara

Disusun oleh :

FRANS ERWIN MOECTHAR SIMAMORA 110907064

DEPARTEMEN ILMU ADMINISTRASI NIAGA/BISNIS FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

(2)

i

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur bagi Tuhan Yang Maha Esa karena berkat pertolongan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan sebaik mungkin. Adapun skripsi ini berjudul “Pengaruh Word of Mouth Communication Terhadap Keputusan Pembelian di Pasar Tradisional Pajak USU Jamin Ginting Medan”. Penulisan skripsi ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pengaruh strategi pemasarn Word of Mouth terhadap keputusan pembelian di pasar tradisional Pajak USU Jamin Ginting Medan sebagai syarat mendapatkan gelar sarjana (S1) pada program studi Ilmu Administrasi Niaga/Bisnis Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

Skripsi ini terkhusus saya persembahkan kepada kedua orang tua saya. Sebagai gambaran ucapan terimakasih saya atas doa, motivasi, dukungan, cinta, dan pengertian yang telah diberikan kepada saya karena berkat semuanya itulah saya dapat mengerjakan skripsi dan kuliah ini dengan baik. Dan selama proses pengerjaan sampai penyelesaian skripsi ini saya banyak dibantu, dibimbing dan diarahkan oleh beberapa pihak. Dan kepada semua pihak yang telah berpartisipasi saya mengucapkan terimakasih, yaitu kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Badaruddin, M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Prof. Dr. Marlon Sihombing MA, selaku Ketua Program Studi Ilmu Administrasi Niaga/Bisnis FISIP USU.

3. Bapak Muhammad Arifin Nasution S.Sos, M.Sp, selaku Sekretaris Program Studi Ilmu Administrasi Niaga/Bisnis.

4. Bapak Drs. Humaizi, MA selaku Dosen Pembimbing yang telah membimbing dan mnengarahkan saya dari awal pengerjaan skripsi ini sampai selesai. Terima kasih atas bimbingan, waktu, nasihat, perhatian, dan arahannya kepada saya selama penulisan skripsi ini. 5. Seluruh Dosen dan Staf Pengajar Program Studi Ilmu Administrasi

(3)

ii

di Departemen Ilmu Administrasi Bisnis/ Niaga Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik.

6. Pegawai administrasi Program Studi Ilmu Administrasi Niaga/Bisnis, kak Siswati dan bang Farid yang selama ini telah banyak membantu segala urusan administrasi sejak awal saya memulai studi sampai selesai.

7. Kepada Bapak Edwin Reonaldo, Bapak Roy Ginting, dan Bapak Subur Sembiring selaku pemilik Pajak USU Jamin Ginting Medan terimakasih banyak atas izin kepada penulis untuk meneliti usaha bisnisnya.

8. Terimakasih lagi buat orangtua tercinta dan terbaik Bapak Minner Simamora dan Ibu saya Herdi Situmeang yang setia mendukung, serta Abang saya yang Jackson Simamora, dan Sutrisno Simamora juga kepada kakak tercinta Veryanti Simamora dan Sartika Simamora yang selama ini memberi dukungan moril dan materil.

9. Terimakasih kepada semua pegawai dan konsumen yang telah bersedia diwawancara.

10. Terimakasih juga kepada seluruh pasukan seperjuangan dari awal kuliah sampai saat ini mahasiswa – mahasiswi Administrasi Niaga/Bisnis B’011.

11. Dan kepada sahabat-sahabat yang selalu menemani dalam suka duka selama kuliah mengisi kekosongan dengan suka duka dan canda tawa dan memberi pelajaran berharga. Diantaranya Eko Sinaga, Dedi Lumban Gaol, Oktorio Saragih, Rey Hutabarat, Juju Zebua, Kerol, Novandi Black (Klosmonaut), Martin Sinaga, Basri, Anton Sihombing, Ucok Hermanto, Aji Harahap, Bang Diki, Bang Frans Kristanto dan Bang Fuji Putra.

(4)

iii

13. Terimakasih juga kepada teman sepengurusan di Pemerintahan Mahasiswa FISIP USU periode 2015 Jefri Wanda, Wiro Oktavius Ginting, Simon dan seluruh kepala dinas serta anggota – anggota nya. 14. Dan terimakasih juga buat sahabat seperjuangan saya di Band

Apsintus diantaranya Yogi Pasaribu, S.E, Jimy Ceper Sianturi dan Uncle Yoss. Dan tak lupa juga kepada seluruh crew Bataknese Headbangers.

15. Pihak-pihak lain yang telah membantu dan memberikan dukungan serta doa kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini memiliki banyak kelemahan serta masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan adanya kritik dan saran yang sifatnya membangun dan membantu penyempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca.

Medan, September 2015

(5)

iv

PENGARUH WORD OF MOUTH COMMUNICATION TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN DI PASAR TRADISIONAL PAJAK USU

JAMIN GINTING MEDAN

Nama : Frans Erwin Moecthar Simamora

NIM : 110907064

Prodi : Administrasi Niaga/Bisnis Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Pembimbing : Drs. Humaizi, MA

ABSTRAK

Pesatnya perkembangan pasar modern di Negara ini dapat menurunkan reputasi pasar tradisional ditengah masyarakat sehingga pasar tradisional juga harus meningkatkan fasilitas yang memberikan kenyamanan dan harga bersaing untuk menarik kembali masyarakat serta melakukan promosi. Promosi merupakan salah satu bauran pemasaran yang merupakan kegiatan terpenting dan berperan aktif dalam memperkenalkan, memberitahukan dan mengingatkan kembali manfaat suatu produk yang di promosikan tersebut.

Salah satu strategi promosi yang fenomenal adalah Word of Mouth Communication. Jenis strategi promosi Word of Mouth Communication adalah strategi pemasaran yang dilakukan oleh konsumen yang telah melakukan pembelian atau pengguna jasa dan menceritakan pengalamannya tentang suatu produk atau jasa tersebut kepada orang lain sehingga dapat menarik perhatian orang lain yang mendengarkan pembicaraan tersebut untuk membeli atau menggunakan jasa.

Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis Pengaruh Word of Mouth Communication Terhadap Keputusan Pembelian Pasar Tradisional Pajak USU Jamin Ginting Medan dengan bentuk penelitian metode penelitian kuantitatif.. Data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Penelitian ini menggunakan data penelitian selama 3 bulan dan penentuan hipotesis yang merupakan pernyataan yang bersifat sementara mengenai dua variabel. Pengolahan analisis data menggunakan software pengolahan data statistic yaitu SPSS 20 for windows.

Berdasarkan hasil analisis data menggunakan analisis data linear sederhana terdapat koefisien regresi variabel Word of Mouth Communication sebesar 0,869 ; artinya setiap penambahan 1 nilai Word of Mouth Communication (X), maka Keputusan Pembelian (Y) akan mengalami peningkatan sebesar 0,869. Pengaruh Word of Mouth Communicatioan terhadap Keputusan Pembelian di pasar tradisional Pajak USU Jamin Ginting Medan berdasarkan hasil uji hipotesis pada responden adalah 0,689. Signifikan korelasi diketahui lebih kecil dari 0,05 (0,000 < 0,05) yang menunjukkan kedua variabel berkorelasi secara signifikan.

(6)

v

WORD OF MOUTH INFLUENCE ON DECISION TO PURCHASE IN TRADITIONAL MARKETS PAJAK USU GINTING USU MEDAN

Name : Frans Erwin Moecthar Simamora

NIM : 110907064

Major : Bussiness Administration

Faculty : Social and political science

Tutorship : Drs. Humaizi, MA

ABSTRACT

The rapid development of modern market in this country can reduce traditional market reputation in the community so that traditional markets should also improve the comfort and facilities that provide competitive prices to attract back the community and promotion. Promotion is one of the marketing mix is an important activity and play an active role in introducing, inform and remind the benefits of a product which promoted them.

One phenomena promotion strategy is Word of Mouth Communication. Kind of promotional strategy Word of Mouth Communications is a marketing strategy made by consumers who have made a purchase or service users and shared her experiences about a product or service to another person so as to attract the attention of others who listened to talks to buy or use the services.

The purpose of this study was to determine and analyze the Word of Mouth Communication Influence Buying Decision Against Traditional Markets Pajak USU Jamin Ginting Medan form of quantitative research methods research. The data used are primary data and secondary data. This study uses research data for 3 months and the determination of the hypothesis that a tentative statement about the two variables. Processing data analysis using statistical data processing software SPSS 20 for windows.

(7)

vi DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i

ABSTRAK ... iv

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Batasan Masalah ... 7

1.3 Rumusan Masalah ... 7

1.4 Tujuan Penelitian ... 8

1.5 Manfaat Penelitian ... 8

BAB II KAJIAN TEORI ... 9

2.1 Komunikasi Pemasaran ... 9

2.2 Word of Mouth ... 14

2.2.1 Manfaat Word of Mouth ... 16

2.2.2 Elemen – Elemen Word of Mouth ... 18

2.2.3 Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Word of Mouth ... 21

2.3 Perilaku Konsumen ... 24

2.3.1 Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Pembelian Konsumen ... 25

2.3.2 Tikngkat Keputusan Pembelian Konsumen ... 27

2.3.3 Tahap-tahap Proses Pengambilan Keputusan Pembelian Konsumen ... 29

2.3.4 Peran Dalam Proses Keputusan Pembelian Konsumen ... 31

2.3.5 Indikator Proses Pengambilan Keputusan ... 32

2.4 Kerangka Berpikir ... 33

BAB III METODE PENELITIAN ... 34

3.1 Bentuk Penelitian ... 34

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian ... 34

3.3 Populasi dan Sampel ... 34

3.3.1 Populasi ... 34

(8)

vii

3.4 Hipotesis ... 37

3.5 Defenisi Konsep ... 38

3.6 Defenisi Operasional ... 38

3.7 Teknik Pengumpulan Data ... 44

3.8 Skala Pengukuran Variabel ... 46

3.9 Teknik Analisis Data ... 47

3.9.1 Uji Validitas ... 47

3.9.2 Uji Reliabilitas ... 48

3.9.3 Analisis Regresi Linear Sederhana ... 48

3.9.4 Uji Hipotesis ... 49

BAB IV HASIL PENELITIAN ... 51

4.1 Deskripsi Lokasi Penelitian ... 51

4.1.1 Sejarah Umum Penelitian ... 51

4.1.2 Profil Perusahaan ... 52

4.1.3 Struktur Organisasi ... 53

4.2 Penyajian Data ... 54

4.2.1 Analisis Data Tunggal ... 54

4.3 Analisis Data ... 77

4.3.1 Uji Instrumen Penelitian ... 77

4.3.2 Analisis Regresi Linear Sederhana ... 82

4.3.3 Uji Hipotesis ... 83

4.4 Pembahasan ... 85

BAB V PENUTUP ... 89

5.1 Kesimpulan ... 89

5.2 Saran ... 90 DAFTAR PUSTAKA

(9)

viii

DAFTAR TABEL Tabel 1.1 Persepsi Efektivitas Manajemen

Word of Mouth menurut skala perusahaan ... 4

Tabel 3.1 Oprasional Variabel ... 39

Tabel 3.2 Skala Likert ... 46

Tabel 4.1 Identitas Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 55

Tabel 4.2 Identitas Responden Berdasarkan Usia ... 56

Tabel 4.3 Identitas Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir (Yang Sedang Berlangsung Saat Ini) ... 57

Tabel 4.4 Identitas Responden Berdasarkan Pekerjaan ... 57

Tabel 4.5 Identitas Responden Berdasarkan Jumlah Uang Saku per Minggu ... 58

Tabel 4.6 Mendengar Melalui Pembicaraan ... 59

Tabel 4.7 Membicarakan Kepada Orang Lain ... 60

Tabel 4.8 Harga Yang Meyakinkan ... 61

Tabel 4.9 Pengalaman Orang Lain Yang Meyakinkan ... 62

Tabel 4.10 Direkomendasikan Oleh Orang Lain ... 63

Tabel 4.11 Merekomendasikan Kepada Orang Lain ... 64

Tabel 4.12 Dimotivasi Oleh Orang Lain ... 65

Tabel 4.13 Termotivasi Melalui Pembicaraan Orang Lain ... 66

Tabel 4.14 Mengenali Kebutuhan Sebelum Berbelanja ... 67

Tabel 4.15 Ketersediaan Kebutuhan ... 68

Tabel 4.16 Menyimak Informasi ... 69

Tabel 4.17 Mencari Kebenaran Informasi ... 70

Tabel 4.18 Membandingkan Pasar ... 71

Tabel 4.19 Membandingkan Kualitas dan Harga ... 72

Tabel 4.20 Pilihan dan Pertimbangan ... 73

Tabel 4.21 Berkunjung dan Berbelanja ... 74

Tabel 4.22 Membicarakan Setelah Berbelanja... 75

Tabel 4.23 Kembali Berbelanja... 76

Tabel 4.24 Corelation Output Variabel X ... 77

Tabel 4.25 Case Processing Summary Output Variabel X ... 78

Tabel 4.26 Hasil Uji Validitas Angket Word of Mouth Communication ... 78

Tabel 4.27 Corelation Output Variabel Y ... 79

Tabel 4.28 Case Processing Summary Output Variabel Y ... 80

Tabel 4.29 Hasil Uji Validitas Angket Keputusan Pembelian ... 80

Tabel 4.30 Reliability Statistic Output Variabel X (Word of Mouth Communication) ... 81

Tabel 4.31 Reliability Statistic Output Variabel Y (Keputusan Pembelian) ... 82

Tabel 4.32 Koefisien Analisis Regresi Linear Sederhana ... 82

Tabel 4.33 Hasil Uji Signifikan (Uji – t)... 83

(10)

ix

DAFTAR GAMBAR

(11)

iv

PENGARUH WORD OF MOUTH COMMUNICATION TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN DI PASAR TRADISIONAL PAJAK USU

JAMIN GINTING MEDAN

Nama : Frans Erwin Moecthar Simamora

NIM : 110907064

Prodi : Administrasi Niaga/Bisnis Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Pembimbing : Drs. Humaizi, MA

ABSTRAK

Pesatnya perkembangan pasar modern di Negara ini dapat menurunkan reputasi pasar tradisional ditengah masyarakat sehingga pasar tradisional juga harus meningkatkan fasilitas yang memberikan kenyamanan dan harga bersaing untuk menarik kembali masyarakat serta melakukan promosi. Promosi merupakan salah satu bauran pemasaran yang merupakan kegiatan terpenting dan berperan aktif dalam memperkenalkan, memberitahukan dan mengingatkan kembali manfaat suatu produk yang di promosikan tersebut.

Salah satu strategi promosi yang fenomenal adalah Word of Mouth Communication. Jenis strategi promosi Word of Mouth Communication adalah strategi pemasaran yang dilakukan oleh konsumen yang telah melakukan pembelian atau pengguna jasa dan menceritakan pengalamannya tentang suatu produk atau jasa tersebut kepada orang lain sehingga dapat menarik perhatian orang lain yang mendengarkan pembicaraan tersebut untuk membeli atau menggunakan jasa.

Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis Pengaruh Word of Mouth Communication Terhadap Keputusan Pembelian Pasar Tradisional Pajak USU Jamin Ginting Medan dengan bentuk penelitian metode penelitian kuantitatif.. Data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Penelitian ini menggunakan data penelitian selama 3 bulan dan penentuan hipotesis yang merupakan pernyataan yang bersifat sementara mengenai dua variabel. Pengolahan analisis data menggunakan software pengolahan data statistic yaitu SPSS 20 for windows.

Berdasarkan hasil analisis data menggunakan analisis data linear sederhana terdapat koefisien regresi variabel Word of Mouth Communication sebesar 0,869 ; artinya setiap penambahan 1 nilai Word of Mouth Communication (X), maka Keputusan Pembelian (Y) akan mengalami peningkatan sebesar 0,869. Pengaruh Word of Mouth Communicatioan terhadap Keputusan Pembelian di pasar tradisional Pajak USU Jamin Ginting Medan berdasarkan hasil uji hipotesis pada responden adalah 0,689. Signifikan korelasi diketahui lebih kecil dari 0,05 (0,000 < 0,05) yang menunjukkan kedua variabel berkorelasi secara signifikan.

(12)

v

WORD OF MOUTH INFLUENCE ON DECISION TO PURCHASE IN TRADITIONAL MARKETS PAJAK USU GINTING USU MEDAN

Name : Frans Erwin Moecthar Simamora

NIM : 110907064

Major : Bussiness Administration

Faculty : Social and political science

Tutorship : Drs. Humaizi, MA

ABSTRACT

The rapid development of modern market in this country can reduce traditional market reputation in the community so that traditional markets should also improve the comfort and facilities that provide competitive prices to attract back the community and promotion. Promotion is one of the marketing mix is an important activity and play an active role in introducing, inform and remind the benefits of a product which promoted them.

One phenomena promotion strategy is Word of Mouth Communication. Kind of promotional strategy Word of Mouth Communications is a marketing strategy made by consumers who have made a purchase or service users and shared her experiences about a product or service to another person so as to attract the attention of others who listened to talks to buy or use the services.

The purpose of this study was to determine and analyze the Word of Mouth Communication Influence Buying Decision Against Traditional Markets Pajak USU Jamin Ginting Medan form of quantitative research methods research. The data used are primary data and secondary data. This study uses research data for 3 months and the determination of the hypothesis that a tentative statement about the two variables. Processing data analysis using statistical data processing software SPSS 20 for windows.

(13)

BAB I PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Upaya manusia untuk memenuhi kebutuhannya sudah berlangsung sejak manusia itu ada. Salah satu kegiatan manusia dalam memenuhi kebutuhan tersebut adalah adanya pasar sebagai sarana pendukungnya. Pasar merupakan kegiatan ekonomi yang termasuk salah satu perwujudan adaptasi manusia terhadap lingkungan. Hal ini didasari atau di dorong oleh faktor perkembangan ekonomi yang pada awalnya hanya bersumber pada masalah untuk memenuhi kebutuhan hidup atau kebutuhan pokok. Manusia sebagai mahluk sosial dalam perkembangannya juga menghadapi kebutuhan sosial untuk mencapai kepuasan.

Pasar selama ini sudah menyatu dan memiliki tempat paling penting dalam kehidupan masyarakat sehari – hari. Para ahli ekonomi mendeskripsikan sebuah pasar sebagai kumpulan penjual dan pembeli yang melakukan transaksi atas suatu produk tertentu atau kelompok produk tertentu. Secara umum masyarakat sangat mengenal pasar tradisional. Pasar tradisional umumnya terdiri dari los atau tenda, tidak permanen serta kenyamanannya tidak senyaman pasar modern yang banyak dikenal sebagai mall atau plaza.

(14)

menarik kembali masyarakat atau calon konsumennya seperti salah satu nya adalah pasar tradisional Pajak USU yang terletak di jalan Jamin Ginting Padang Bulan Medan. Disamping perkembangan pasar modern yang pesat, pasar tradisional tersebut juga dituntun untuk dapat mengembangkan strategi pemasaran yang tepat demi mengimbangi persaingan antar pasar tradisional maupun pasar modern.

Kegiatan promosi biasanya merupakan salah satu komponen yang menjadi prioritas dari kegiatan pemasaran yang sangat penting dilaksanakan oleh perusahaan dalam memasarkan produk dalam mengimbangi persaingan. Kegiatan promosi bukan saja berfungsi sebagai alat komunikasi antara pedagang dengan konsumen, melainkan juga sebagai alat untuk mempengaruhi konsumen dalam kegiatan pembelian atau penggunaan produk sesuai keinginan dan kebutuhannya. Keberhasilan pedagang dalam mempengaruhi konsumen sangat didukung melalui upaya membangun komunikasi tentang produk – produk yang ditawarkan tersebut di tengah – tengah masyarakat.

Salah satu strategi promosi yang selalu menjadi fenomena yang menarik untuk dibicarakan adalah Word of Mouth atau yang di kenal dengan strategi penyampaian informasi dari mulut ke mulut. Menurut Lupiyoadi (2006:238), word of mouth adalah suatu bentuk promosi yang berupa rekomendasi dari mulut

(15)

kualitas dan fungsional dari produk yang ditawarkan. Sebagai hasilnya, pelanggan akan melakukan penilaian apa mereka tertarik ataupun tidak tertarik. Ketika konsumen tertarik maka kembali konsumen akan menceritakan pengalaman tersebut kepada calon konsumen lainnya. Pentingnya penyerahan dan komunikasi mulut ke mulut (Word Of Mouth) merupakan salah satu ciri khusus dari promosi bisnis barang dan jasa. Namun metode pemasaran tradisional yaitu promosi Word of Mouth atau dari mulut ke mulut masih merupakan jenis aktivitas pemasaran

yang paling efektif di Indonesia dan bahkan di dunia internasional.

Komunikasi Word of Mouth banyak dilakukan oleh perusahaan kecil karena tidak memerlukan biaya serta lebih besar pengaruh dan dampaknya terhadap pemasaran jasa dibandingkan dengan aktivitas komunikasi lainnya. Lembaga riset Jupiter Media Crop yang bermarkas di New York mengungkapkan hasil survei yang dilakukannya bahwa pada umumnya perusahaan kecil lebih baanyak menggunakan strategi word of mouth dalam strategi pemasarannya daripada perusahaan besar. Berikut adalah hasil survei “Persepsi Efektivitas Manajemen Word of Mouth menurut skala perusahaan” yang dilakukan oleh lembaga riset Jupiter Media Crop.

Persepsi Omset kurang

dari US$ 1 juta

Omset lebih dari US$ 1 juta Setuju bahwa dampak word of

mouth dapat diukur

84% 70%

Percaya bahwa mereka mengerti pembicaraan

60% 52%

Setuju bahwa perusahaan dapat mempengaruhi pembicaraan tentang produk

(16)

Tabel 1. 1 Persepsi Efektivitas Manajemen Word of Mouth menurut skala perusahaan

Sumber : Jupiter Research, New York (http://www.marketing.co.id)

Riset yang mewawancarai 72 perusahaan yang beromset kurang dari US$ 1 juta dan 173 perusahaan yang beromset lebih dari US$ 1 juta ini, mencatat 84% perusahaan kecil setuju bahwa dampak word of mouth dapat diukur. Sedangkan perusahaan besar dan menengah yang setuju dengan kenyataan tersebut berjumlah 70%. Begitu pula dengan pernyataan setuju bahwa perusahaan dapat mempengaruhi pembicaraan tentang produk, persentasenya lebih besar perusahaan kecil (84%) ketimbang perusahaan besar dan menengah (78%).

Pasar tradisional adalah salah satu pasar penyediaan kebutuhan umum masyarakat baik primer dan sekunder. Pasar tradisional adalah tempat pembeli dan penjual melakukan transaksi secara langsung dan disertai dengan proses tawar menawar. Pajak USU merupakan salah satu pasar tradisional yang berdiri pada tanggal 27 November 2010 yang berada di jalan Jamin Ginting dengan rata – rata konsumennya adalah mahasiswa karena letaknya di kawasan Universitas Sumatera Utara. Barang yang diperjualbelikan merupakan barang kebutuhan sehari-hari masyarakat, seperti makanan, kue, buah - buahan, pakaian, barang elektronik, dan jasa. Pihak pengelolaan Pajak USU belum pernah melakukan kegiatan promosi dalam bentuk iklan baik di media cetak maupun media elektronik untuk mengkomunikasikan keberadaannya dan untuk meningkatkan penjualan. Selama ini Pajak USU hanya menggunakan strategi pemasaran seperti harga produk yang bersaing, lokasi yang strategis, kualitas produk dan terutama memberikan pelayanan yang terbaik.

(17)

Keputusan Pembelian di Pasar Tradisional Pajak USU Jamin Ginting MEDAN”

Penelitian terdahulu tentang word of mouth communication yang dilakukan oleh Ebita (2013) mengenai “Analisis word of mouth communication terhadap tindakan pengguna jasa mati photo kabanjahe”. Hasil penelitian menjunjukkan Word of mouth communication mempunyai hubungan yang kuat dan signifikan terhadap tindakan pengguna jasa di Mari Photo Studio, Kabanjahe. Selain itu, diperoleh juga bahwa semakin positif word of mouth communication yang tercipta, maka semakin besar peningkatan tindakan pengguna jasa di Mari Photo Studio, Kabanjahe.

Selanjutnya Hendarto (2014) melakukan penelitian tentang “Strategi Word of Mouth Communication terhadap peningkatan penggunaan alat musik di studio

musik B-Three”. Hasil peneletian ini menyatakan terdapat Pengaruh yang signifikan antara strategi word of communication terhadap peningkatan penggunaan alat musik di studio B-Three padang bulan medan. Berdasarkan data- data yang diperoleh dari kuisioner dan hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa terdapat pengaruh positif yang signifikan antara Word of Mouth Communication terhadap peningkatan penggunaan alat musik di Studio Musik B-Three, Medan. Diperoleh juga bahwa semakin positif word of mouth communication yang terjadi, maka semakin besar hubungannya dengan peningkatan penggunaan alat musik di Studio Musik B-Three, Medan.

(18)

Kelurahan Sempa Kata, Kecamatan Medan Selayang Kota Medan)”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauhmana hubungan promosi pemasaran terhadap tindakan membeli masyarakat Jl. Bunga Cempaka, Kelurahan Sempa Kata, Kecamatan Medan Selayang Kota Medan. Penelitian ini menggunakan metode korelasional yang bertujuan untuk menemukan ada tidaknya hubungan diantara variabel – variabel dan melihat sejauhman variasi – variasi antara satu variabel pada suatu faktor yang berkaitan dengan variabel faktor lain, yang berdasarkan koefisien korelasi, dalam hal ini menemukan ada tidaknya hubungan antara Promosi Pemasaran “Susu Dancow Instant Enriched” Terhadap Tindakan Membeli Masyarakat Jl. Bunga Cempaka, Kelurahan Sempa Kata, Kecamatan Medan Selayang Kota Medan. Berdasarkan hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang rendah tapi pasti antara pengaruh Promosi Pemasaran “Susu Dancow Instant Enriched” Terhadap Tindakan Membeli Masyarakat Jl. Bunga Cempaka, Kelurahan Sempa Kata, Kecamatan Medan Selayang Kota Medan.

1.2Batasan Masalah

Adapun batasan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Objek penelitian ini adalah konsumen pada pasar tradisional Pajak USU Jamin Ginting Padang Bulan, Medan.

2. Variabel Word of Mouth dalam penelitian ini adalah Membicarakan, Menyakinkan, Merekomendasikan, dan Memotivasi.

(19)

1.3Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian yang akan peneliti lakukan adalah : “Bagaimana pengaruh word of mouth communication terhadap keputusan pembelian pasar tradisional Pajak USU

Jamin Ginting Medan?” 1.4 Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah dan batasan masalah diatas, maka tujuan penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui dan menganalisis Pengaruh Word of Mouth Communication Terhadap Keputusan Pembelian Pasar Tradisional Pajak USU Jamin Ginting Medan”

1.5Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah:

1. Bagi peneliti, penelitian ini menjadi kesempatan untuk menerapkan teori- teori yang diperoleh selama di bangku kuliah serta dapat memperkaya pengetahuan ilmiah dalam bidang pemasaran.

2. Secara teoritis, bagi akademis penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan informasi, referensi, perbandingan untuk peneliti selanjutnya dalam mengkaji masalah strategi komunikasi pemasaran yakni Word of Mouth Communication. 3. Secara praktis, bagi pemilik usaha penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat

(20)

BAB II

KERANGKA TEORI 2.1 Komunikasi Pemasaran

Dalam setiap kegiatan pemasaran selalu mengandung unsur komunikasi. Komunikasi akan menciptakan suatu interaksi antara perusahaan dengan konsumen. Menurut Everett M Rogers dalam Deddy mulana (2005:62), komunikasi adalah proses dimana suatu ide dialihkan dari sumber kepada suatu penerima atau lebih, dengan maksud untuk mengubah tingkah laku mereka. Jadi dapat disimpulkan bahwa komunikasi mengacu pada tindakan, oleh satu orang atau lebih, yang mengirim dan menerima pesan yang terjadi dalam suatu konteks tertentu, mempunyai pengaruh tertentu, dan ada kesempatan untuk melakukan umpan balik.

Menurut Agus Hermawan (2012:10) terdapat 4 tujuan komunikasi yaitu : 1. Menemukan

Salah satu tujuan utama komunikasi menyangkut penemuan diri (personal discovery). Bila anda berkomunikasi dengan orang lain, anda belajar mengenai diri sendiri selain juga tentang orang lain. Kenyataannya, persepsi diri anda sebagian besar dihasilkan dari apa yang telah anda pelajari tentang diri sendiri dari orang lain selama proses komunikasi, khususnya dalam perjumpaan- perjumpaan antarpribadi.

2. Untuk Berhubungan

(21)

menyukai orang lain. Kita menghabiskan banyak waktu dan energy komunikasi kita untuk membina dan memelihara hubungan sosial.

3. Untuk menyakinkan

Sebagian besar media pemasaran bertujuan untuk menyakinkan kita agar mengubah sikap dan perilaku kita. Media dapat hidup karena adanya dana dari iklan, yang diarahkan untuk mendorong kita membeli berbagai produk.

4. Untuk Bermain

Kita menggunakan banyak perilaku komunikasi kita untuk bermain dan menghibur diri. Kita mendengarkan pelawak, pembicaraan, musik dan film sebagian besar untuk hiburan.

Selanjutnya Kotler (2009:172) menjelaskan bahwa komunikasi pemasaran (marketing communication) adalah sarana dimana perusahaan berusaha menginformasikan, membujuk, dan mengingatkan konsumen secara langsung maupun tidak langsung tentang produk dan merek yang dijual. Defenisi ini menyatakan bahwa komunikasi pemasaran merupakan pertukaran informasi dua arah antara pihak- pihak atau lembaga- lembaga yang terlibat dalam pemasaran. Pihak- pihak yang terlibat akan mendengarkan, beraksi, dan berbicara sehingga tercipta hubungan pertukaran yang memuaskan.

Menurut Terenca A Shimp (Kotler 2001:75) menjelaskan tentang tujuan komunikasi pemasaran sebagai berikut:

1. Membangkitkan keinginan akan suatu produk

Agar konsumen memiliki keinginan untuk membeli suatu produk, pemasar terlebih dahulu harus menciptakan suatu kategori produk yang baru.

(22)

Pemasar harus bisa membuat produk dan mereka lah yang diingat oleh konsumen dan membedakannya dengan produk pesaing.

3. Mendorong sikap positif terhadap produk yang mempengaruhi niat (intention) Pemasar harus bisa membuat calon konsumen. Pemasar memiliki sikap yang positif terhadap produk serta mendorong niat untuk membeli.

4. Memfasilitasi pembelian

Pemasar harus berusaha menciptakan rangkaian kegiatan pemasaran yang menarik dan efektif, menciptakan display yang menarik di toko atau supermarket, serta menciptakan kegiatan distribusi yang baik.

Proses komunikasi pemasaran harus dimulai dengan memeriksa semua potensi yang membuat pelanggan target berinteraksi dengan produk atau perusahaan. Agar proses komunikasi berjalan, komunikasi melibatkan Sembilan elemen yang diperlihatkan. Dua dari elemen ini adalah pemain utama dalam komunikasi – pengirim dan penerima. Dua lainnya merupakan alat komunikasi utama – pesan dan media. Empat elemen yang lain adalah fungsi utama komunikasi – penyajian, pengertian, respon, dan umpan balik. Elemen terakhir adalah gangguan terhadap sistem ini.

Prisgunanto (2006:27) mengemukakan bauran komunikasi pemasaran terdiri dari :

1. Sales force (personal selling)

Personal Selling adalah komunikasi langsung (tatap muka) antara penjual dan

(23)

2. Periklanan

Periklanan merupakan segala bentuk pesan tentang satu produk yang disampaikan lewat media, ditujukan kepada sebagian atau seluruh masyarakat (Kasali 1995: 11)

3. Promosi Penjualan

Promosi penjualan merupakan serangkaian teknik yang digunakan untuk mencapai sasaran – sasaran penjualan dan pemasaran dengan penggunaan biaya efektif, dengan memberikan nilai tambah pada produk atau jasa baik kepada para perantara maupun pemakai langsung, tidak dibatasi dalam jangka waktu tertentu (Insitute of Sales Promotion dalam Cummins 1991: 111)

4. Penjualan langsung (data base marketing)

Penjualan langsung merupakan sistem pemasaran yang bersifat interaktif, yang memandaatkan satu atau beberapa media iklan atau menimbulkan respon yang terukut atau transaksi di sembarang lokasi (Tjiptono, 1995: 204)

5. Public relations

Public relations merupakan upaya komunikasi menyeluruh dari suatu

organisasi untuk mempengaruhi persepsi, opini, keyakinan dan sikap berbagai kelompok terhadap organisasi tersebut (Tjiptono 1995 : 211)

6. Sponsorship

(24)

7. Eksibisi

Eksibisi merupakan satu – satunya media periklanan yang menyentuh semua panca indra. Media ini sifatnya akrab dan mudah diterima oleh semua orang. Pameran memiliki banyak jenis atau bentuk (Jefkins 1996: 217)

8. Corporate Identity

Corporate Identity merupakan suatu cara atau suatu hal yang memungkinkan

suatu perusahaan dikenal dan dibedakan dari perusahaan – perusahaan lainnya (Jefkins 1996 : 296)

9. Packaging (Pengemasan)

Packaging berguna untuk menggambarkan perhatian pada sebuah merek, memisahakan merek dari kumpulan produk yang kompetitif pada poin pembelian, menyesuaikan harga atau nilai bagi kinsmen, mengartikan berbagai fitur dan keuntungan merek dan yang terakhir adalah memotivasi pilihan merek konsumen (Shimp 2000: 37)

10. Point of sale, merchandising

Point of sale, merchandising merupakan display yang mendukung penjualan

dengan tujuan memberi informasi, mengingatkan, membujuk konsumen untuk membeli secara langsung dan menjajakan produk (Tjiptono 1995: 234)

11. Word of mouth (komunikasi dari mulut ke mulut)

Word of mouth merupakan usaha pemasaran yang memicu konsumen untuk

membicarakan, mempromosikan, merekomendasikan, dan menjual produk atau merek kita kepada pelanggan lain (Word od Mouth Marketing Association) 12. Internet dan media baru

(25)

2. 2 Word of Mouth (WOM)

Word of mouth adalah komunikasi pemasaran dari orang ke orang antara

sumber pesan dan penerima pesan dimana penerima pesan menerima pesan dengan cara tidak komersial mengenai suatu produk, pelayanan atau merek. Word of mouth sendiri menjadi referensi yang membentuk harapan pelanggan. Menurut Lupiyoadi (2006:238), word of mouth adalah suatu bentuk promosi yang berupa rekomendasi dari mulut ke mulut tentang kebaikan dalam suatu produk. Buster Dover (London: Jun 2008), mengakatakan kita sebagai pemasar harus berfokus pada bagaimana caranya untuk melibatkan lebih banyak konsumen agar menghasilkan pengertian yang lebih besar. Yakni dengan cara menceritakan atau merekomendasikan suatu produk (barang atau jasa) kepada kerabat, teman, atau keluarga. Word of mouth sendiri sangat berperan penting bagi para pemasar untuk memasarkan produk yang mereka jual dengan tingkat kepercayaan terbilang tinggi. Karena umumnya masyarakat lebih percaya omongan dari orang yang mereka kenal daripada melihat iklan lewat media massa.

Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa word of mouth merupakan komunikasi yang dilakukan oleh konsumen yang telah melakukan pembelian dan menceritakan pengalamannya tentang produk atau jasa tersebut kepada orang lain sehingga secara tidak langsung konsumen tersebut telah melakukan promosi yang dapat menarik minat konsumen lain yang mendengarkan pembicaraan tersebut.

(26)

dianggap tidak memiliki kepentingan pribadi dalam merekomendasikan merek tertentu atau produk tertentu. Oleh karena itu dianggap lebih kredibel di pasar.

Word of Marketing Association (WOMMA) mengemukakan bahwa didalam

word of mouth terdapat dua kategori, yaitu:

1. Organic word of mouth

Terjadi ketika seorang konsumen merasa sangat puas dengan kinerja dari produk ataupun layanan sehingga berkeinginan untuk berbagi pengalaman dan informasi kepada teman-temannya.

2. Word of mouth

Terjadi ketika pemasar merencanakan dan merancang suatu kampanye pemasaran yang ditujukan untuk mempercepat word of mouth baik pada komunitas yang telah ada maupun yang baru.

2.2.1 Manfaat Word Of Mouth

Menurut Kotler (2003:261) ada dua manfaat utama dalam melakukan word of mouth (WOM), yaitu:

1. Sumber dari mulut ke mulut meyakinkan

Cerita dari mulut ke mulut adalah satu-satunya metode promosi yang berasal dari konsumen, oleh konsumen, dan untuk konsumen. Pelanggan yang merasa puas tidak hanya akan membeli kembali, tetapi mereka juga adalah reklame yang berjalan dan berbicara untuk bisnis yang dijalankan.

2. Sumber dari mulut ke mulut memiliki biaya yang rendah

(27)

Pengaruh Word of mouth kepada calon konsumen adalah dapat mempengaruhi mereka untuk berkeinginan atau minat terhadap produk yang ditawarkan tersebut dengan mencari informasi tambahan yang lebih jelas akan keberadaaan suatu produk. Pada awalnya seseorang yang membutuhkan suatu produk atau jasa telah memililki kesadaran untuk mengkonsumsi suatu produk tersebut sehingga ia akan mencari informasi tentang keberadaan, fungsi akan suatu produk tersebut untuk memenuhi kebutuhan akan produk atau jasa tersebut tetapi dengan adanya fenomena atau pengalaman dari orang lain.

Namun di balik manfaatnya, Word of Mouth memiliki kelebihan dan kekurangannya (sutisna, 2001:156). Adapun kelebihan word of mouth adalah sebagai berikut:

a. Word of mouth adalah bentuk komunikasi yang sangat efisien. Kegiatan ini dapat berlangsung setiap saat tanpa ada batasnya sehingga memungkinkan konsumen mengurangi waktu penelusuran dan evaluasi merek.

b. Word of mouth merupakan sarana promosi yang sangat murah bagi pemasar, hal ini berarti word of mouth memungkinkan pemasar untuk tidak mengeluarkan dana besar untuk melakukan promosi tetapi cukup memanfaatkan konsumen yang dimiliki.

Kekurangan word of mouth adalah sebagai berikut:

a. Jika word of mouth yang disebarluaskan adalah negatif maka konsumen cenderung akan mengatakan ke lebih banyak orang tentang pengalaman negatifnya daripada ketika mendapatkan pengalaman yang positif.

(28)

Jika konsumen telah menerima pesan yang negatif maka akan sulit bagi perusahaan untuk mengubah persepsi mereka. Hal ini dikarenakan konsumen lebih percaya kepada orang-orang terdekatnya daripada informasi dari pihak perusahaan.

2.2.2 Elemen – elemen Word of Mouth

Sernovitz (2009:31) menyebutkan bahwa ada 5 elemen- elemen yang dibutuhkan untuk word of mouth agar dapat menyebar yaitu:

1. Talkers, yaitu yang pertama dalam elemen ini adalah kita harus tahu siapa pembicara, dalam hal ini pembicara adalah konsumen kita yang telah mengkonsumsi produk atau jasa yang telah kita berikan, terkadang orang lain cenderung dalam memilih atau memutuskan suatu produk tergantung kepada konsumen yang telah berpengalaman menggunakan produk atau jasa tersebut atau biasa disebut dengan referral pihak yang merekomendasikan suatu produk atau jasa.

2. Topics, yaitu adanya suatu word of mouth karena tercipta suatu pesan atau perihal yang membuat mereka berbicara mengenai produk atau jasa, seperti halnya pelayanan yang diberikan, keunggulan tersendiri dari produk, dan tentang perusahaan, serta lokasi yang strategis.

(29)

4. Taking part atau partisipasi perusahaan yaitu, suatu partisipasi perusahaan seperti halnya dalam menanggapi respon pertanyaan- pertanyaan mengenai produk atau jasa tersebut dari para calon konsumen dengan menjelaskan secara lebih jelas dan terperinci mengenai produk atau jasa tersebut, melakukan follow up ke calon konsumen sehingga mereka melakukan suatu proses pengambilan keputusan.

5. Tracking atau pengawasan akan hasil word of mouth marketing perusahaan setelah suatu alat tersebut berguna dalam proses word of mouth dan perusahaan pun cepat tanggap dalam merespon calon konsumen, perlu pula pengawasan akan word of mouth yang telah ada tersebut yaitu dengan melihat hasil seperti dalam kotak saran sehingga terdapat informasi banyaknya word of mouth positif atau word of mouth negatif dari para konsumen.

Dalam melakukan word of mouth terdapat lima elemen dasar menurut Brown (2009 : 9) yaitu

1. Identified the influences (identifikasi pemberi pengaruh).

Mengidentifikasi seberapa besar pengaruh positif atau negative yang di berikan oleh opinion leader kepada konsumen terhadap produk yang sedang dibicarakan.

2. Create simple ideas that are easy to communicate (menciptakan gagasan yang mudah dan sederhana untuk berkomunikasi.

Menciptakan gagasan mudah dan sederhana untuk berkomunikasi maka proses terjadinya komunikasi word of mouth akan mengurangi timbulnya kendala – kendala yang tidak diinginkan dalam penyampaian informasi.

(30)

Dengan didorong alat pembantu dalam penyebaran informasi seperti menggunakan brosur dan fakta yang ada, maka akan memudahkan opinion leader dalam penyampaian informasi.

4. Host a convertation (membawa percakapan).

Sebagai opinion leader harus memperhatikan metode penyampaian komunikasi dengan membawa percakapan yang menarik untuk disampaikan yang dapat mendorong keingintahuan penerima pesan terhadap topik yang sedang dibicarakan.

5. Evaluate and measure (mengevaluasi dan mengukur).

Setelah membicarakan informasi yang disampaikan maka seorang opinion leader harus mengevaluasi dan mengukur sejauh mana penerima pesan

menerima informasi yang diberikan dan seberapa besar ketertarikannya terhadap produk yang ditawarkan.

2.2.3 Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Terjadinya Word of Mouth

Menurut Sutisna (2002:185), ada beberapa faktor yang dapat dijadikan dasar motivasi bagi konsumen untuk membicarakan sebuah produk yaitu sebagai berikut:

1. Seseorang mungkin begitu terlibat dengan suatu produk tertentu atau aktivitas tertentu dan bermaksud membicarakan mengenai hal tersebut dengan orang lain sehingga terjadi proses word of mouth.

(31)

3. Seseorang mungkin mengawali suatu diskusi dengan membicarakan sesuatu yang keluar dari perhatian utama diskusi. Dalam hal ini mungkin saja karena ada dorongan bahwa orang lain tidak boleh salah dalam memilih barang.

4. Word of Mouth merupakan suatu cara untuk mengurangi ketidakpastian, karena dengan bertanya kepada teman atau keluarga, informasinya lebih dapat dipercaya, sehingga akan mengurangi penelusuran dan evaluasi merek.

Word of Mouth communication sangat berkaitan erat dengan pengalaman

penggunaan suatu merek produk. Komunikasi dari mulut ke mulut akan sangat menguntungkan jika dalam prosesnya adalah mengenai citra yang baik dan kualitas yang baik.

Menurut Budi Wiyono (2009:1), di dalam word of mouth terdapat beberapa hal yang merupakan indikator, yaitu sebagai berikut:

a. Membicarakan

Seseorang mungkin begitu terlibat dengan suatu produk tertentu atau aktivitas tertentu dan bermaksud membicarakan mengenai hal itu dengan orang lain, sehingga terjadi proses komunikasi word of mouth.

b. Mempromosikan

Seseorang mungkin menceritakan produk yang pernah di gunakannya dan tanpa sadar ia mempromosikan produk tersebut kepada orang lain.

c. Merekomendasikan

(32)

d. Menjual

Menjual tidak berarti harus merubah konsumen menjadi marketing salesman tetapi konsumen kita berhasil mengubah konsumen lain yang tidak percaya, persepsi positif dan akhirnya mencoba.

Menurut Rosen (2004:16) ada tiga alasan yang membuat word of mouth begitu penting:

1. Kebisingan (noise)

Para calon konsumen hampir tidak dapat mendengar banyaknya kebisingan yang di lihatnya di berbagai media setiap hari. Mereka bingung sehingga untuk melindungi diri, mereka menyaring sebagian pesan yang berjejalan dari berbagai massa. Sebenarnya mereka cenderung lebih mendengarkan apa yang dikatakan orang atau kelompok yang menjadi rujukan seperti teman-teman atau keluarga.

2. Keraguan (skepticism)

Para calon konsumen umumnya bersikap skeptis ataupun meragukan kebenaran informasi yang diterimanya. Hal ini disebabkan oleh banyaknya kekecewaan yang dialami oleh konsumen saat harapannya ternyata tidak sesuai dengan kenyataan di saat mengkonsumsi produk. Dalam kondisi ini konsumen akan berpaling ke teman ataupun orang yang bisa dipercaya untuk mendapatkan produk yang mampu memuaskan kebutuhannya.

3. Keterhubungan (connectivity)

(33)

terjadi dialog tentang produk seperti pengalaman mereka menggunakan produk.

2.3Perilaku Konsumen

Semakin majunya perekonomian dan teknologi, berkembang pula strategi yang harus dijalankan perusahaan, khususnya bidang pemasaran. Untuk itu perusahaan perlu memahami atau mempelajari perilaku konsumen dalam hubungannya dengan pembelian yang dilakukakn oleh konsumen tersebut. Dalam menentukan jenis produk atau jas, konsumen selalu mempertimbangkan tentang produk atau jasa apa yang dibutuhkan, hal ini dikenal dengan perilaku konsumen.

Menurut Shiffman dan Kanuk (2004:6) Suatu perilaku terpusat cara individu mengambil keputusan untuk memanfaatkan sumber daya mereka yang tersedia (waktum uang, usaha) guna untuk membeli barang-barang yang berhubungan dengan konsumsi.

Anwar (2002:4) menyimpulkan bahwa perilaku konsumen adalah tindakan – tindakan yang dilakukan oleh individu, kelompok atau organisasi yang berhebungunan dengan proses pengambilan keputusan dalam mendapatkan, menggunakan barang – barang atau jasa ekonomis yang dapat dipengaruhi lingkungan.

Jadi dapat disimpulkan, perilaku konsumen adalah segala tindakan yang berhubungan dengan proses mendapatkan, mengkonsumsi dan menghabiskan produk atau jasa oleh individu atau kelompok, termasuk proses keputusan sebelum atau sesudah tindakan tersebut.

2.3.1 Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Pembelian Konsumen

(34)

1. Faktor – factor kebudayaan a. Budaya

Budaya adalah faktor penentu keinginan dan perilaku seseorang yang paling mendasar. Jika makhluk yang lebih rendah perilakunya sebagian besar diatur oleh naluri, maka perilaku manusia sebagian besar adalah dipelajari.

b. Sub Budaya

Sub Budaya mempunyai kelompok-kelompok sub budaya yang lebih kecil yang merupakan identifikasi dan sosialisasi yang khas untuk perilaku anggotanya. Ada empat macam sub budaya yaitu kelompok kebangsaan, kelompok keagamaan, kelompok ras dan wilayah geografis.

c. Kelas Sosial

Kelas sosial adalah kelompok dalam masyarakat, dimana setiap kelompok cenderung memiliki nilai, minat dan tingkah laku yang sama.

2. Faktor – faktor sosial a. Kelompok referensi

Kelompok refensi adalah kelompok-kelompok yang memberikan pengaruh langsung atau tidak langsung terhadap sikap dan perilaku seseorang.

b. Keluarga

Anggota keluarga dapat memberikan pengaruh yang kuat terhadap perilaku pembeli.

c. Peranan dan status

Kedudukan seseorang dalam setiap kelompok dapat dijelaskan dalam pengertian peranan dan status. Setiap peranan membawa satu status yang mencerminkan penghargaan umum oleh masyarakatnya.

(35)

a. Usia dan tahap daur hidup

Pembelian seseorang terhadap barang dan jasa akan berubah0ubah selama hidupnya. Demikian halnya dengan selera seseorang berhubungan dengan usianya.

b. Pekerjaan

Dengan adanya kelompok-kelompok pekerjaan, perusahaan dapat memproduksi produk sesuai dengan kebutuhan kelompok pekerjaan terntentu. c. Keadaan ekonomi

Keadaan ekonomi seseorang dapat dilihat dari tingkat pendapatan yang dapat berpengaruh terhadap pilihan produk.

d. Gaya hidup

Gaya hidup seseorang adalah pola hidup seseorang yang turut menentukan perilaku pembelian.

e. Kepribadian dan konsep diri

Kepribadian adalah ciri-ciri psikologis yang membedakan setiap orang sedangkan konsep diri lebih kearah citra diri.

4. Faktor – faktor psikologis a. Motivasi

Motivasi adalah suatu kebutuhan yang cukup kuat mendesak untuk mengarah seseorang agar dapat mencari pemuasan terhadap kebutuhan itu.

b. Persepsi

(36)

c. Belajar

Belajar menggambarkan perubahan dalam perilaku seseorang individu yang bersumber dari pengalaman. Kebanyakan perilaku manusia diperoleh dengan mempelajarinya.

d. Kepercayaan dan sikap

Melalui perbuatan dan belajar, orang memperoleh kepercayaan dan sikap selanjutnya mempengaruhi tingkah laku.

2.3.2 Tingkat Keputusan Pembelian Konsumen

Dalam membeli suatu barang atau jasa, seorang konsumen akan melalui suatu proses keputusan pembelian. Ujang Surmawan (2002:292) membedakan tingkat pengambilan keputusan konsumen yang spesifik yaitu:

1. Pemecahan Masalah yang Diperluas

Pada tingkat ini konsumen membutuhkan berbagai informasi untuk menetapkan serangkaian kriteria guna menilai merek-merek tertentu dan banyak informasi yang sesuai mengenai setiap merek yang dipertimbangkan. Pemecahan masalah yang diperluas sama halnya dengan proses keputusan panjang untuk barang – barang seperti rumah, lahan, mobil, kulkas, mesin cuci, dll. Ini adalah tipe pengambilan keputusan yang melalui tahap Stimulus, kebutuhan, mencari info, Evaluasi dan Transaksi.

2. Pemecahan Masalah yang Terbatas

(37)

meloncati tahapan. Proses terbatas ini biasanya untuk barang seperti pakaian, hadiah, mobil kedua, atau jasa seperti wisata ke luar kota atau luar negeri. 3. Pemecahan Masalah Rutin

Pada tingkat ini konsumen sudah mempunyai beberapa pengalaman mengenai kategori produk dan serangkaian kriteria yang ditetapkan dengan baik untuk menilai berbagai merek yang sedang mereka pertimbangkan. Keputusan pembelian yang terjadi secara kebiasaan sehingga proses pembelian sangat singkat saja. Begitu dirasakan ada kebutuhan, langsung dilakukan pembelian, misalnya membeli baterai.

2.3.3 Tahap-tahap Proses Pengambilan Keputusan Pembelian Konsumen Ada beberapa tahap yang harus diperhatikan dalam membuat suatu proses pengambilan keputusan. Tahapan tersebut diawali dengan pengenalan kebutuhan, pencarian informasi, evaluasi alternatif, keputusan pembelian dan hasil pembelian konsumen terhadap produk yang telah di beli.

Menurut Kotler (2007:200) dalam melakukan proses keputusan pembelian dibagi menjadi 5 tahap yaitu pengenalan masalah, pencarian informasi, evaluasi alternatif, keputusan pembelian dan perilaku pasca pembelian. Menurut Shiffman dan Kanuk (2004:485) “Proses pengambilan keputusan adalah seleksi terhadap dua pilihan atau lebih. Dengan perkataan lain, pilihan alternatif harus tersedia bagi seseorang ketika mengambil keputusan”

Menurut Kotler (2007:200). Tahap-tahap proses keputusan pembelian menurut Philip Kotler tahap-tahap dalam keputusan pembelian adalah sebagai berikut :

(38)

Proses pembelian diawali dengan adanya masalah atau kebutuhan kebutuhan yang belum terpuaskan dan dapat dirasakan oleh konsumen. Konsumen mempersiapkan perbedaan antara yang diinginkan dengan situasi saat ini guna membangkitkan dan mengaktifkan proses keputusan. Kebutuhan itu mungkin sudah dikenal dan dirasakan konsumen jauh-jauh dari sebelumnya.

2. Pencarian Informasi

Setelah konsumen menyadari adanya kebutuhan suatu barang atau jasa, selanjutnya konsumen mencari informasi, baik yang disimpan dalam ingatan maupun informasi yang didapat dari lingkungan luar. Sumber informasi konsumen digolongkan ke dalam empat kelompok, yaitu:

a. Sumber Pribadi : Keluarga, teman, tetangga, kenalan.

b. Sumber komersial : iklan, wiraniaga, penyalur, kemasan.

c. Sumber Publik : Media massa, organisai penentu peringkat konsumen.

d. Sumber Pengalaman : Penanganan, pengkajian, pemakai produk.

3. Evaluasi Alternatif

Setelah informasi diperoleh konsumen mengevaluasi berbagai alternatif pilihan dalam memenuhi kebutuhan tersebut, seperti kamera : Ketajaman gambar, hasil warna, harga, ukuran kamera.

4. Keputusan Pembelian

(39)

5. Pasca Perilaku Pembelian

Secara umum, apabila individu merasakan ketertarikan yang sangat atau kepuasan dalam memenuhi kebutuhan, biasanya akan terus mengingat hal tersebut. Perilaku pasca pembelian meliputi kepuasan pasca pembelian, tindakan pasca pembelian, dan pemakaian produk pembelian.

Gambar 2.1 Tahap – tahap proses pengambilan keputusan

Sumber: Kotler (207: 202)

2.3.4 Pemeran Dalam Proses Keputusan Pembelian Konsumen

Menurut Kotler (2007:207) Terdapat 5 pihak-pihak yang dapat memberi pengaruh dalam proses pengambilan keputusan, sebagai berikut :

1. Pemrakarsa (initiator)

Orang yang pertama kali menyarankan membeli suatu produk atau jasa tertentu

2. Pemberi Pengaruh (Influencer)

Orang yang pandangan atau nasihatnya memberi bobot dalam pengambilan keputusan akhir.

3. Pengambil Keputusan (decider) Pengenalan

Kebutuhan

Pengenalan Informasi

Perilaku Pasca Pembelian

Keputusan Pembelian

(40)

Orang yang sangat menentukan sebagaimana atau keseluruhan keputusan pembelian, apakah membeli, apa yang di beli,kapan hendak di beli, dengan bagaimana cara membeli dan dimana akan membeli.

4. Pembeli (buyer)

Orang yang melakukan pembelian nyata.

5. Pemakai (user)

Orang yang mengkonsumsi atau menggunakan produk atau jasa.

Proses pembelian dimulai jauh sebelum pembelian yang sebenarnya dan akan terus berlangsung saat setelah pembelian. Namun dalam pembelian yang sudah menjadi rutinitas konsumen sering sekali melewatkan atau membalik beberapa tahapan proses pengambilan keputusan dalam pembelian.

2.3.5 Indikator Proses Pengambilan Keputusan

Kotler (2007:222) menjelaskan terdapat 5 indikator dari proses keputusan pembelian, yaitu

1. Tujuan dalam membeli sebuah produk

2. Pemrosesan informasi untuk sampai ke pemilihan merek

3. Kemantapan pada sebuah produk

(41)

2.4Kerangka Berpikir

Variabel – variabel yang telah dikelompokkan dalam kajian teori akan dibentuk menjadi salah satu kerangka berbipikir sebagai berikut:

Gambar 2.2 Kerangka Berpikir

Sumber: Peneliti

Dari skema di atas diperoleh bahwa fokus utama yaitu word of mouth communication (variabel bebas) dan keputusan pembelian (variabel terikat). Tanda panah lurus menghubungkan antara word of mouth communication dengan keputusan pembelian memiliki arti word of mouth communication memiliki hubungan langsung terhadap terciptanya keputusan pembelian.

Variabel Bebas (X) Word of Mouth communication

(42)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Bentuk Penelitian

Bentuk penelitian yang dilakukan dalam penulisan skripsi ini adalah metode penelitian kuantitatif. Menurut Sugiyono (2010:8) metode penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang berlAndaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik, dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan.

Data dalam penelitian ini didapat dari kuisioner yang disebarkan ke seluruh responden yang kemudian diolah dengan menggunakan SPSS. Hasil data yang ada digunakan untuk menjawab rumusan masalah dan menguji hipotesis yang diajukan.

3. 2 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Pajak USU, yang beralamat di jalan Jamin Ginting Padang Bulan, Medan. Waktu penelitian dimulai dari bulan Mei sampai dengan Juli 2014.

3. 3 Populasi dan Sampel

3.3.1 Populasi

(43)

tumbuhan, udara, gejala, nilai, peristiwa, sikap hidup dan sebagainya. Sehingga objek – objek ini dapat menjadi sumber data penelitian.”

Populasi dalam penelitian ini adalah konsumen Pasar Tradisional Pajak USU Medan. Untuk membatasi populasi maka jumlah populasi dalam penelitian ini di hitung berdasarkan jumlah konsumen yang berkunjung selama 3 bulan terakhir dengan rata – rata per hari berjumlah 1.500 orang sehingga jumlah populasi yaitu sebanyak 135.000 orang.

3.3.2 Sampel

Sampel adalah prosedur pengambilan data dimana hanya sebagian populasi saja yang diambil dan dipergunakan untuk menentukan sifat serta ciri yang dikehendaki dari suatu populasi (Siregar, 2012:30). Menurut Juliandi dan Irfan (2013:50) “Sampel adalah wakil – wakil dari populasi”.

Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian menggunakan multi stage sampling yang dapat dibedakan sebagai berikut:

a. Purpose Sampling

Dikenal juga dengan dengan sampling pertimbangan. Purposing sampling ialah teknik sampling yang digunakan peneliti jika peneliti mempunyai pertimbangan- pertimbangan tertentu di dalam pengambilan sampelnya atau penentuan sampel untuk tujuan tertentu. Oleh karena itu, sampling ini cocok untuk studi kasus yang mana aspek dari kasus tunggal yang representatif diamati dan dianalisis.

Berdasarkan defenisi di atas, peneliti memberikan beberapa kriteria yang dapat menjadikan seseorang menjadi sampel, adalah sebagai berikut:

(44)

2. Konsumen yang berbelanja di Pasar Tradisional Pajak USU Jamin Ginting Medan yang disebabkan oleh word of mouth communication

b. Accidental Sampling

Adalah teknik penentuan sampel berdasarkan faktor spontanitas, artinya siapa saja yang secara tidak sengaja bertemu dengan peneliti dan sesuai dengan karakteristik (ciri - cirinya), maka orang tersebut dapat digunakan sebagai sampel (responden). Setelah responden yang ditentukan terpenuhi, maka pengambilan sampel secara spontan dihentikan.

Berdasarkan teori yang ada, maka acuan dari pemilihan sampel dari penelitian ini ditentukan dengan menggunakan rumus Taro Yamane yaitu:

n = N

N(d)2+1 Keterangan :

n : besaran sampel

N : besaran populasi

d : tingkat presisi (10%)

n = 135.000

135.000(10%)2+1 n = 135.000

135.000(0,01)+1 n = 135.000

1.350+1 n = 135.000

(45)

n = 99,9 responden (digenapkan menjadi 100 responden) 3. 4 Hipotesis

Menurut Siregar Sofyan (20120:38) “hipotesis merupakan pernyataan sementara yang masih lemah kebenarannya, maka perlu diuji kebenarannya”. Hipotesis adalah pernyataan yang bersifat dugaan sementara mengenai hubungan antara dua variabel atau lebih.

Adapun perumusan hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah hipotesis alternatif. Menurut Sugiyono (2010:68) “hipotesis alternatif adalah hipotesis yang menyatakan adanya hubungan atau pengaruh antara variabel dengan variabel lain.

Ho : Tidak terdapat pengaruh antara Word of Mouth Communication terhadap

keputusan pembelian di Pajak USU Jamin Ginting Medan.

Ha : Terdapat pengaruh antara Word of Mouth Communication terhadap

keputusan pembelian di Pajak USU Jamin Ginting Medan. 3. 5 Defenisi Konsep

Menurut Singarimbun (1995:37), konsep adalah istilah dan defenisi yang digunakan untuk menggambarkan secara abstrak kejadian, keadaan kelompok, atau indvidu yang menjadi pusat perhatian ilmu sosial. Tujuannya adalah untuk memudahkan pemahaman dan menghindari terjadinya interpretasi gAnda dari variabel yang diteliti. Oleh karena itu, untuk mendapatkan batasan yang jelas dari masing-masing konsep yang akan diteliti, maka penulis mengemukakan defenisi konsep dari penelitian, adalah sebagai berikut :

1. Word of Mouth Communication

(46)

2. Keputusan Pembelian

Pengambilan keputusan konsumen adalah proses pengintegrasian yang mengkombinasikan pengetahuan untuk mengevaluasi dua atau lebih perilaku alternatif dan memilih satu diantaranya.

3. 6 Defenisi Operasional

Menurut Siregar (2012:10) “Variabel bebas (independent) adalah variabel yang menjadi sebab atau merubah / mempengaruhi variabel lain (variabel dependent). Juga sering disebut dengan variabel bebas, prediktor, stimulus,

eksogen atau antecedent”. Adapun yang menjadi variabel bebas dari penelitian ini adalah Word of Mouth Communication yaitu suatu bentuk promosi yang berupa rekomendasi dari mulut ke mulut tentang kebaikan dalam suatu produk atau jasa.

Sedangkan variabel terikat (dependent variabel) merupakan variabel yang dipengaruhi atau menjadi akibat karena adanya variabel lain (variabel bebas). Variabel ini juga sering disebut variabel terikat, variabel respons atau endogen”. Variabel dependen pada penelitian ini adalah keputusan pembelian konsumen di Pajak USU padang bulan Medan.

Tabel 3. 1 Variabel Operasional

Variabel Indikator Defenisi

(47)
(48)

lain.

Variabel Indikator Defenisi

(49)
(50)
(51)
(52)

3. 7 Teknik Pengumpulan Data

Adapun jenis dan sumber data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah :

a. Data Primer

Data primer merupakan data yang diperoleh penulis dari kuisioner yang telah diisi oleh responden yaitu konsumen atau pengunjung Pajak USU Jamin Ginting Medan mengenai word of mouth communication atau komunikasi pemasaran mulut ke mulut.

b. Data Sekunder

Data sekunder merupakan data mengenai sejarah Pajak USU, pengelola, jumlah kios, serta data – data lainnya yang berkaitan dengan rumusan masalah peneliti yang diperoleh dari pihak pengelolaan Pajak USU Jamin Ginting Medan.

Teknik data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Daftar pertanyaan (quitionarie)

Angket (quitionaie) adalah daftar pertanyaan tertulis yang telah dirumuskan sebelumnya untuk dijawab responden terpilih dan merupakan suatu mekanisme pengumpulan data yang efesien jika peneliti mengetahui dengan tepat apa yang diperlukan dan bagaimana mengukur variabel penelitian (Suharso, 2009:89).

Menurut Sugiyono (1999:5) “Kuisioner merupakan teknik pengumpulan data yang paling efisien bila peneliti tahu dengan pasti variabel yang akan diukur

(53)

dan tahu apa yang diharapkan dari responden”. Adapun teknik ini dilakukan dengan cara menyusun daftar pertanyaan, kemudian daftar pertanyaan tersebut diberikan kepada seluruh responden untuk dijawab. Pertanyaan yang telah dijawab diberikan skro likert.

b. Wawancara

Wawancara yang dilakukan dalam penelitian ini merupakan wawancara tidak tersruktur yaitu dengan cara berdiskusi kepada pihak – pihak yang diperlukan dalam penelitian ini yaitu pihak pengelolaan dan konsumen Pajak USU Jamin Ginting Medan

Menurut Sugiyono (1999:132) “wawancara tidak terstruktur adalah wawancara yang bebas dimana peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara sistematis dan lengap untuk pengumpulan datanya”. Pada umumnya wawancara tidak terstruktur bias dilakukan dengan cara tatap muka (Suharso, 2009:87).

c. Studi dokumentasi

(54)

3. 8 Skala Pengukuran Variabel

Tujuan dari teknik skala pengukuran sebuah variabel adalah untuk mengetahui karakteristik variabel berdasarkan ukuran tertentu, sehingga dapat dibedakan dan bahkan diurutkan berdasar atas karakteristik variabel tersebut (Suharso 2009:43). Skala yang digunakan untuk setiap variabel dalam penelitian ini menggunakan skala Likert. Menurut Siregar Sofiyan (2012:12) “skala likert adalah skala yang digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang tentang suatu objek atau fenomena tertentu”

Adapun skala pengukuran variabel terhadap jawaban responden yaitu:

Tabel 3. 2 Instrumen Skala Likert

No Alternatif Jawaban Skor

1 Sangat Setuju 4

2 Setuju 3

3 Kurang Setuju 2

(55)

3. 9 Teknik Analisis Data 3.9.1 Uji Validitas

Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau tidaknya suatu kusioner. Menguji validitas berarti menguji sejauhmana ketepatan atau kebenaran suatu instrument sebagai alat ukur variabel penelitian (Juliandi dan Irfan, 2013). Menurut Siregar (2012:46) “validitas atau kesasihan adalah menunjukkan sejauh mana suatu alat ukur mampu mengukur apa yang diukur”.

Suatu instrument adalah tepat untuk digunakan sebagai ukuran suatu konsep jika memiliki tingkat validitas yang tinggi, sebaliknya validitas rendah mencerminkan bahwa instrument kurang tepat untuk diterapkan (Suharso 2009:108).

Suatu skala pengukuran untuk menentukan valid atau tidaknya adalah sebagai berikut :

1. Jika rhitung > rtabel, maka pernyataan dikatakan valid 2. Jika rhitung < rtabel,makapernyataandikatakantidakvalid

(56)

3.9.2 Uji Reliabilitas

Reliabilitas adalah untuk mengetahui sejumlah mana hasil pengukuran tetap konsisten, apabila pengukuran dua kali atau lebih terhadap gejala yang sama dengan menggunakan alat pengukur yang sama pula (Siregar 2012:55). Menurut Juliandi dan Irfan, 2013 “tujuan pengujian reliabilitas adalah untuk melihat apakan instrument penelitian merupakan instrument yang hAndal dan dapat dipercaya”.

(57)

3.9.3 Analisis Regresi Linear Sederhana

Analisis kuantitatif dengan metode statistik yang digunakan adalah analisis regresi linear sederhana. Analisis regresi linear sederhana adalah suatu analisis yang mengukur pengaruh antara variabel bebas dan variabel terikat (Siregar, 2012). Metode analisis regresi linear sederhana ini dilakukan dengan bantuan program SPSS yang merupakan salah satu paket program komputer yang digunaan dalam mengelola data statistik.

Persamaan regresi linear sederhana yaitu sebagai berikut:

Y = a + bX

Dimana :

a = ∑Y ∑X2 - ∑X ∑XY

n∑X2 – (∑X2)

b = n∑XY - ∑X ∑Y

n∑X2 – (∑X2)

Keterangan :

X = Variabel Bebas

Y = Variabel Terikat

a = Konstanta ( Nilai Y apabila X = 0 )

(58)

3.9.4 Uji Hipotesis

Pengujian hipotesis adalah analisis data yang paling penting karena berperan untuk menjawab rumusan masalah penelitian dan membuktikan hipotesis penelitian (Juliandi dan Irfan, 2013). Hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini diuji dengan regresi linear bergAnda.

Adapun cara yang digunakan untuk menganalisis yaitu:

1. Uji Signifikan Parsial (Uji t)

Menurut Siregar (2012:304) “tujuan dilakukan uji signifikan secara parsial variabel bebas (Independent) terhadap variabel tak bebas (dependent) adalah untuk mengukur secara terpisah kontribusi yang ditimbulkan dari variabel bebas (independet) terhadap variabel tak bebas (dependent)”.

Uji t menunjukkan seberapa besar pengaruh variabel secara individual terhadap variabel terikat. Kriteria pengambilan keputusan adalah :

Ho diterima jika thitung < ttabel pada α = 0.05

Ha diterima jika thitung > ttabel pada α = 0.05

2. Uji Determinasi ( Uji R)

(59)

BAB IV

HASIL PENELITIAN

4.1 Deskripsi Lokasi Penelitian

4.1.1 Sejarah Umum Perusahaan

Pajak USU adalah salah satu pasar tradisional yang berbeda dengan pasar tradisional lainnya. Letak perbedaan nya bisa dilihat dari penataan kios, produk yang disediakan dan juga pelayanan yang ada. Pajak USU Jamin Ginting didirikan tiga orang bersaudara yaitu Bapak Edwin Reonaldo, Bapak Roy Ginting, dan Bapak Subur Sembiring pada 27 November 2010 di Jalan Jamin Ginting, Medan. Dan seiring berjalannya waktu konsep Pajak USU Jamin Ginting diadopsi oleh pengelola lain seperti Pajak USU Dr. Mansyur yang berada di jalan Dr. Mansyur, Medan. Hingga saat ini Pajak USU Jamin Ginting semakin berkembang dan melakukan penambahan kios hingga 210 kios. Pada awalnya Pajak USU merupakan kumpulan dari berbagai pedagang kaki lima yang berdagang di lingkungan USU yang lokalisasikan demi ketertiban dan kebersihan lingkungan kampus, mereka berjualan dengan mendirikan tenda – tenda untuk menjual berbagai macam proses produksi dagangan dan kebutuhan mahasiswa.

(60)

kios hangus terbakar dan peristiwa tersebut menjadikan Pajak USU dipindahkan ke Jln. Jamin Ginting pada bulan November 2010.

4.1.2 Profil Perusahaan

Dengan semangat menciptakan dunia usaha kecil menengah yang lebih baik dan profesional, serta bisa memenuhi tuntutan konsumen yang seakin hari semakin kompleks. Dengan dukungan fasilitas dan sumber daya manusia yang kompeten di bidang nya, Pajak USU Jamin Ginting dapat bersaing dalam usaha kecil menengah dan pasar lainnya. Pajak USU Jamin Ginting yang sudah beranjak tahun ke lima setelah pindah ke Jln. Jamin Ginting membuktikan kepada konsumennya bahwa produk dan jasa yang ditawarkan menjadi produk dan jasa yang bisa memuaskan karena tersedia dengan harga yang sangat terjangkau serta kualitas yang tidak kalah dengan pasar lainnya.

Adapun produk dan jasa yang tersedia di Pajak USU sangat bervariasi, yaitu:

1. Produk Sandang

Produk sandang atau pakaian tersedia di Pajak USU Jamin Ginting mulai dari celana, baju, sepatu hingga aksesoris seperti topi, jam tangan dan lain – lain. 2. Produk Pangan

Produk pangan atau makanan dan minuman juga tersedia dalam bentuk makanan pokok maupun jajanan.

3. Produk Elektronik

(61)

4. Produk Jasa

Produk jasa yang tersedia di Pajak USU mulai dari jasa servis barang elektronik seperti servis handphone dan laptop hingga servis kacamata dan servis jam.

4.1.3 Struktur Organisasi

Gambar 4.1. Struktur Organisasi Sumber: Penelolaan Pajak USU Jamin Ginting

1. Owner merupakan pemilik serta pendiri Pajak USU yang menerima

laporan dari pengawas.

2. Pengawas bertugas sebagai pemantau kinerja pegawai, petugas parkir dan petugas keamanan serta memantau kios dan bertanggung jawab pada pengutipan sewa kios dan setoran bulanan kios.

3. Penjual merupakan penyewa kios yang menjual produk atau jasa nya. Berkewajiban membayar sewa kios kepada pihak pengelolaan Pajak USU Rp. 25.000.000,00/tahun dan setoran bulanan Rp. 750.000,00/bulan.

4. Petugas Parkir bertugas mengatur susunan parkir dan pengutipan parkir kendaraan.

OWNER

PENGAWAS

PENJUAL

Gambar

Gambar 2.1 Tahap – tahap proses pengambilan keputusan
Gambar 2.2 Kerangka Berpikir
Tabel 3. 1 Variabel Operasional
Gambar 4.1. Struktur Organisasi
+7

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian sebelumnya yang berkaitan dengan uraian di atas telah dilakukan oleh Marduati (2012) mengungkapkan bahwa jumlah Surat Paksa PPN berpengaruh positif dan

Sebagai contoh adalah mineral-mineral penyusun batuan gunung api yang terkristalisasi dengan cepat dapat tumbuh membentuk mineral dalam diameter yang besar, tetapi bentuk

Berdasarkan tujuan penelitian ini, kegiatan evaluasi terhadap implementasi kurikulum 2013 pada mata pelajaran prakarya di SMP Negeri 7 Salatiga berupaya untuk

a) Penganggaran dana Bagi Hasil Pajak Daerah yang bersumber dari pendapatan pemerintah provinsi kepada pemerintah kabupaten/kota harus mempedomani Undang-Undang Nomor 28

Jadi Gamelan sebagai orkes mengalami suatu perkembangan alat musik yang berasal dari India diintergrasikan ke dalam musik tradisional Jawa: gong-gong dalam macam-macam bentuk

namun juga untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan memberikan bekal kepada generasi penerus bangsa agar mampu beradaptasi dengan perubahan yang berlangsung di

Berbeda dengan skabies biasa, rasa gatal pada penderita skabies ini tidak menonjol tetapi bentuk ini sangat menular karena jumlah tungau yang menginfestasi sangat

Untuk itu penelitian ini dibuat untuk melengkapi kekurangan-kekurangan yang ada ada penelitian terdahulu, dimana pengujian akan dilakukan melalui dua arah, serta