• Tidak ada hasil yang ditemukan

MANAJEMEN RISIKO Risk Management

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "MANAJEMEN RISIKO Risk Management"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

MANAJEMEN

RISIKO

risk Management

WIKA menyadari bahwa risiko telah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dalam setiap proses bisnisnya. Risiko-risiko tersebut melekat pada semua aktifitas dan pengambilan keputusan serta dampak dari risiko tersebut secara signifikan dapat mempengaruhi kestabilan Perusahaan. Seiring dengan pencapaiannya menjadi Perusahaan EPC dan Investasi, WIKA membutuhkan sistem manajemen risiko yang mampu mengelola segala bentuk ketidakpastian menjadi fokus Perseroan. Manajemen Risiko menjadi semakin penting keberadaannya sebagai dasar dalam pengambilan keputusan oleh Perusahaan demi memastikan roda bisnis perusahaan terus berputar. Manajemen Risiko adalah suatu budaya, dimana proses-proses dan struktur diarahkan untuk mengelola manajemen yang tepat guna, terhadap peluang yang potensial dan dampak yang merugikan.

strUktUr orGanisasi

manajemen risiko

Berdasarkan Peraturan Menteri Negara BUMN No. Per-01/MBU/2011 tentang Penerapan Tata kelola perusahaan yang baik (GCG), dalam pelaksanaan program Manajemen Risiko terhitung sejak 31 Mei 2018, dibentuk Departemen Manajemen Risiko yang yang berada di bawah Direksi. Fungsi utama Departemen Manajemen

WIKA realizes that risk has become an inseparable part in every business process. These risks are inherent in all activities and decision-making, and the impact of these risks can significantly affect the Company’s stability. Along with its achievement as an EPC and Investment Company, WIKA needs a risk management system to bring any uncertainty to the Company’s focus. Risk Management has become increasingly important as a basis for the Company’s decision-making to ensure the Company’s business wheels continue to turn. Risk Management is a culture, where processes and structures are managed and directed to appropriate management against potential opportunities and adverse impacts.

risk manaGement

orGanizational strUctUre

Based on the Ministry of SOEs Regulation No. Per-01/ MBU/2011 concerning the Implementation of Good Corporate Governance (GCG), as of May 31, 2018 the Company established a Risk Management program and a Risk Management Department under supervision of the Board of Directors. The Risk Management

(2)

523

L a p o r a n Ta h u n a n

2019

PT Wijaya Karya (Persero), Tbk Manajemen Risiko:

GM (Koordinator) MPPP (Pelaksana) GM (Coordinator) MPPP (Executor) GM (Koordinator) MBiro (Pelaksana

sesuai fungsi) GM (Coordinator)

Bureau Manager (Manager according to function)

GM Dept. MR & PMO (Koordinator Tingkat Korporat) Staff Ahli (Pelaksana)

GM Dept. MR & PMO (Coordinator in Corporate Level)Expert Staff (Executor)

KOMISARIS

COMMISIONERS Struktur Organisasi Manajemen Risiko Tingkat Korporat

Risk Management System Organizational Structure Corporate:

DEPATREMEN KORPORASI CORPORATE DEPARTMENT QUANTITY SURVEY (QS) MANAJEMEN KONTRAK CONTRACT MANAGEMENT

ENGINEERING PROCUREMENTPENGADAAN

OPERASI & PEMELIHARAAN

OPERATION & MAINTENANCE

OSHE DIVISIONDIVISI

PPU

GM (Koordinator) Kasie Komrisk (Pelaksana)

GM (Coordinator)

Section Head of Comrisk (Executor)

PJPU DIREKTUR UTAMA PRESIDENT DIRECTOR DIREKTUR OSHE DIRECTOR OF QHSE GM DEPARTEMEN MANAJEMEN RISIKO & PMO

GM OF RISK MANAGEMENT & PMO

MANAJER PROYEK PROJECT MANAGER KASIE KOMERSIAL COMMERCIAL SECTION HEAD SEKSI ENGINEERING ENGINEERING SECTION SEKSI QUALITY ASSURANCE QUALITY ASSURANCE SECTION SEKSI KOMERSIAL COMMERCIAL SECTION SEKSI PENGADAAN PROCREMENT SECTION SEKSI KEUANGAN & ADMINISTRASI FINANCE & ADMINISTRATION SECTION SEKSI SHE

SHE SECTION PELAKSANAUNIT

IMPLEMENTING

(3)

risk manaGement certiFication

The person in charge of the Risk Management function at each level owns a CRMO (Certified Risk Management Officer) and CRMP (Certified Risk Management Professional) Risk Management Certification.

risk manaGement system

WIKA’s Enterprise Risk Management Framework (ERM) is a set of components that form the organizational foundation, where management is inherent in each Bureau, Department, Division and all project functions within WIKA. With this framework, information on risks will be submitted to the authorized parties to be used as the basis for decision-making. The ERM framework is as follows:

• Mandates and Commitments

WIKA’s Board of Directors and Board of Commissioners fully support the ERM and risk management policies throughout the organization, and are committed to allocating appropriate resources to build, maintain and continuously improve the ERM framework. The Board of Directors has created a Department led by the Risk Management General Manager. The Risk Management Department and staff coordinates with all Divisions, and Subsidiaries and is responsible for managing and maintaining and providing advice and support to the Board of Directors, Senior Leaders and other stakeholders. The risk management department monitors and controls the implementation and reporting of Subsidiary risk management so as to ensure the Company’s vision and mission are achieved. ERM is the responsibility of Management. Internal

sertiFikasi manajemen risiko

Penanggung jawab fungsi Manajemen Risiko di setiap level telah memiliki Sertifikasi Manajemen Risiko CRMO (Certified Risk Management Officer) dan CRMP (Certified

Risk Management Profesional).

sistem manajemen risiko

Framework Enterprise Risk Management Kerangka Enterprise Risk Management (ERM) WIKA adalah seperangkat

komponen yang membentuk fondasi dan mengatur organisasi, di mana pengelolaan yang melekat pada masing-masing Biro, Departemen, Divisi dan seluruh fungsi proyek dalam WIKA. Dengan kerangka ini, informasi tentang risiko akan diserahkan kepada pihak berwenang yang akan digunakan sebagai dasar untuk pengambilan keputusan. Kerangka Kerja ERM adalah sebagai berikut:

• Mandat Dan Komitmen Dewan

Direksi dan Komisaris WIKA sepenuhnya mendukung kebijakan ERM dan pengelolaan risiko di seluruh organisasi, serta berkomitmen untuk mengalokasikan sumber daya yang tepat untuk membangun, memelihara, dan melakukan perbaikan kerangka kerja ERM secara berkesinambungan. Direksi telah menciptakan sebuah Departemen yang dipimpin oleh

General Manager Manajemen Risiko. Departemen

Manajemen Risiko dan koordinator staf di semua Divisi, dan Anak Perusahaan bertanggung jawab atas pengelolaan dan pemeliharaan dan untuk memberikan saran dan dukungan kepada Direksi, Pemimpin Senior dan stakeholder lainnya. Departemen manajemen risiko melakukan monitoring dan

controlling terhadap pelaksanaan serta pelaporan

(4)

525

L a p o r a n Ta h u n a n

2019

PT Wijaya Karya (Persero), Tbk Desain kerangka ERM telah mempertimbangkan

aspek-aspek berikut:

1. Konteks Organisasi Konteks organisasi membantu

Risk Advisor dan Risk Officer untuk menyusun

konteks risiko. Kegiatan ini dilaksanakan untuk memastikan definisi ruang lingkup dan parameter risiko yang dikelola. Kegiatan ini akan mengarahkan proses manajemen risiko selanjutnya. Faktor eksternal meliputi aspek politik, hukum dan perundangan, ekonomi, regulator, penyedia layanan kesehatan, asosiasi profesi, lingkungan yang kompetitif baik lokal maupun regional dan pemangku kepentingan lainnya. Faktor internal meliputi kebijakan, prosedur, budaya Perusahaan, sumber daya, sistem informasi, persepsi para pemangku kepentingan dan struktur organisasi. 2. Proses Terintegrasi Proses yang sudah ada seperti perencanaan strategis, struktur tata kelola, operasional, persyaratan kepatuhan, sistem informasi, prosedur keuangan, manajemen perubahan, dan proses lain, yang diintegrasikan menjadi satu sistem manajemen.

3. Akuntabilitas Pengelolaan risiko merupakan akuntabilitas dan wewenang fungsi manajemen. Penjabaran tugas ERM disetiap lini organisasi selaras dengan visi dan misi Perusahaan. Manajemen bertanggung jawab untuk menyusun

Business Continuity Plans (BCP).

4. Risk Advisor Fungsi Risk Advisor terdapat pada Biro Manajemen Risiko yang bertugas sebagai koordinator, memberikan advokasi dan fasilitator kepada Risk Officer yang ada dalam setiap lini organisasi. Ruang lingkup penugasan Risk Advisor adalah:

a. Mempersiapkan, menerapkan, memelihara pemahaman ERM dan memberikan pelatihan secara berkelanjutan.

b. Memberikan saran dan masukan pada semua tingkatan manajemen untuk keberlangsungan bisnis.

c. Mengelola sumber-sumber daya eksternal yang diperlukan untuk mendukung kerangka kerja ERM.

d. Mekanisme komunikasi dan pelaporan divisi manajemen risiko mengkomunikasikan setiap perubahan kerangka kerja ERM.

e. Bertanggung jawab atas penerapan dan pemanfaatan perangkat ERM.

The ERM framework design considered the following aspects:

1. Organizational Context

The Risk Advisors and Risk Officers compile the risk context. This activity defines the risk scope and parameters to be managed. This activity may lead to further risk management processes. External factors include political, legal and regulatory aspects, the economy, regulators, health service providers, professional associations, the local and regional competitive environments, and other stakeholders. Internal factors include policies, procedures, corporate culture, resources, information systems, stakeholder perceptions and organizational structure.

2. Integrated Process

Existing processes such as strategic planning, governance structure, operations, compliance requirements, information systems, financial procedures, change management, and other processes, are integrated into one management system.

3. Accountability

Risk management is the management accountability and authority function. The translation of organization ERM tasks in is aligned with the Company’s vision and mission. Management is responsible for preparing Business Continuity Plans (BCP).

4. Risk Advisor

The Risk Advisor function lies in the Risk Management Bureau, for coordinating, providing advocacy and facilitating the Risk Officers in each line of the organization. The scope of the Risk Advisor assignment is:

a. To prepare, implement, maintain understanding of ERM and provide training on an ongoing basis

b. To provide advice and input at all levels of management for business continuity.

c. To manage the external resources needed to support the ERM framework.

d. To communicate any changes to the ERM framework communication mechanism and to report to the risk management division. e. To be responsible for the establishment and

(5)

• T a h a p a n I m p l e m e n t a s i E R M ERM diterapkan dengan tahap sebagai berikut: 1. Membangun Konteks Risiko

Dalam persiapan untuk penilaian konteks risiko harus didefinisikan konteksnya dengan mempertimbangkan 3 faktor kunci: Konteks Eksternal, Konteks Internal dan Konteks Manajemen Risiko.

2. Identifikasi Risiko

Sumber risiko harus diidentifkasi untuk dianalisa probabilitas dan akibatnya. Uraian dalam konteks risiko dan Risk Breakdown Structure (RBS) dapat dijadikan alat bantu untuk mengidentifikasi risiko. 3. Analisa Risiko Proses ini membantu dalam memahami risiko. Proses analisa risiko dapat menggunakan metode kualitatif maupun kuantitatif.

4. Evaluasi Risiko

Tujuan evaluasi adalah untuk membantu dalam pengambilan keputusan. Output-nya adalah daftar risiko yang memerlukan penanganan dan yang berada dalam risk appetite untuk diterima. • Monitoring dan Evaluasi

Monitoring dan review seluruh aktivitas pengelolaan

risiko harus direncanakan dan berkelanjutan. Penanggungjawab untuk setiap aktivitas harus ditetapkan. Aktivitas tersebut dapat dikaitkan dengan kegiatan audit internal untuk pembelajaran dan perbaikan terus menerus.

1. Review Pedoman ERM dilakukan secara berkala minimal 2 tahun sekali.

2. Evaluasi Risiko utama korporat dilakukan secara berkala minimal 12 bulan sekali.

• Perbaikan Berkesinambungan

1. ERM harus terus menerus disempurnakan sesuai hasil evaluasi dan rekomendasi dari pemangku kepentingan.

2. ERM harus melekat pada budaya manajemen

• ERM Implementation Stages

ERM is implemented in stages as follows: 1. Risk Context Building

In preparation for the assessment, the risks must be defined by context after considering three key factors: External Context, Internal Context and Risk Context Management.

2. Risk Identification

The risk source must be identified to analyze probabilities and consequences. The description in the risk context and Risk Breakdown Structure (RBS) can be used as tools for identifying risks. 3. Risk Analysis

This process helps in understanding the risks. The process of risk analysis can use both qualitative and quantitative methods.

4. Risk Evaluation

The purpose of evaluation is to assist in decision-making. The output is a list of risks that need care and the risk appetite to be taken.

• Monitoring and Evaluation

Monitoring and review of the entire risk management activities should be planned and sustainable. Responsibility for each activity should be set. These activities can be linked to internal audit activities for learning and continuous improvement.

1. ERM Guidelines reviews regularly at least every 2 years.

2. The main risk corporate evaluations are conducted regularly every 12 months.

• Continuous Improvement

1. ERM should be continuously improved regarding the evaluations and

recommendations of stakeholders.

(6)

527

L a p o r a n Ta h u n a n

2019

PT Wijaya Karya (Persero), Tbk Hubungan antara Prinsip Manajemen Risiko, Kerangka

Kerja serta Proses Manajemen Risiko WIKA adalah sebagai berikut:

PrinsiP manajemen resiko

Risk Management Principles

keranGka kerja Workframe mandate & commitment mandate & commitment Risk Identification risk analysis risk evaluation risk treatment

Communication and Consultant

r isk a ssessment m onitoring and r eview

Proses manajemen resiko

Risk Management Process

1. Merupakan nilai tambah 2. Merupakan bagian intensif dari

proses organisasi 3. Merupakan bagian dari

pengembalian keputusan 4. Secara eksplisit mengatasi

ketidakpastian 5. Sistematis, terintegrasi dan

tepat waktu

6. Berdasarkan informasi yang tersedia

7. Selaras dengan konteks organisasi internal dan eksternal

8. Mempertimbangkan faktor manusia dan budaya dalam organisasi

9. Transparan dan inisiatif 10. Dinamis, intensif, dan

representative terhadap perubahan 11. Mendorong peningkatan secara berkesinambungan 1. As an added value 2. As an intensive part of organizational process 3. As a part of decision decision

making

4. Overcoming uncertainties explicitly

5. Systematic, integrated, and on time

6. Based on available informations 7. Aligned with internal and

external organization context 8. Considering human factor and

organizational culture 9. Transparent and initiative 10. Dynamic, intensive and

representative to changes 11. Encouraging sustainable improvements evaluation mon itoring c o n tin uo us i m p r ov em ent Design of Framework im p le m e n ta ti o n e r m

The relationship between the Risk Management Principles, the WIKA Risk Management Framework and Processes are as follows:

(7)

risk ProFile anD risk

mitiGation eFForts

ProFil risiko Dan UPaya

mitiGasi risiko

no riSikorisK PenYebabcauSe rencana mitiGaSimiTigATioN plAN

1 Tidak tercapainya

target OK sesuai rencana (RKAP/RJP) Not achieving the OK target according to plan (RKAP / RJP)

1. Jumlah proyek terbatas

2. Produsen/pesaing baru bertambah 3. HPP pesaing semakin kompetitif

4. Kondisi politik di negara pemilik kerja (Proyek Luar Negeri)

5. Kapasitas WIKA belum memenuhi kriteria perusahaan/owner asing (Proyek EPC) 1. Limited number of projects

2. New producers / competitors increasing 3. Competitive COGS are increasingly 4. Political conditions in the country of work

(Overseas Projects)

5. WIKA's capacity does not meet the criteria for foreign companies / owners (EPC Project)

1. Menginisiasi proyek-proyek investasi & pasar baru a. Melakukan analisa & evaluasi (lesson learn),

proyek yang didapat dan tidak, 2015-2018, mendapatkan Root Cause:

• Competitiveness • Cost Production • Pola Pengelolaan

• Opini dari pihak independen (konsultan)

1. Initiate new investment & market projects

b. Conduct analysis & evaluation (lesson learn),

projects obtained and not, 2015-2018, get Root Cause:

Competitiveness

Cost Production

Management Patterns

Opinions from independent parties

(consultants)

2. Sinergi dengan Anak Perusahaan untuk

mendapatkan HPP yang kompetitif, produk inovatif sesuai spesifikasi

2. Synergy with subsidiaries to obtain competitive COGS,

innovative products according to specifications 3. Membuat Prosedur mengatur KYC untuk owner

Luar negeri terkait kondisi negara & bisnis

3. Develop Procedures regulating KYC for Overseas

owners related to country & business conditions 4. Bekerja sama /JO dengan Induk (sinergi) dan

sertifikasi

4. Cooperation / JO with Parent (synergy) and

certification

5. Bekerja sama dengan perusahaan yang memenuhi kriteria yang disyaratkan Owner

5. Collaborate with companies that meet the criteria

required by the Owner

2 Tidak tercapainya

sasaran Investasi sesuai Rencana Not achieving the Investment target as planned

1. Sinergi bisnis belum mencerminkan nilai tambah yang optimal serta keterbatasan inovasi produk sesuai kebutuhan pasar 2. Belum mempertimbangkan perubahan

regulasi dan informasi market pada saat perencanaan

1. Business synergy does not yet reflect optimal added value and limitations of product innovation according to market needs

2. Did not consider changing market regulations and information when planning

1. Pembangunan model sinergi bisnis Perusahaan (induk dan seluruh anak). Melaksanakan percepatan proses pembahasan investasi, Pass through BOD

1. Develop synergy model of the Company's business

(parent and all subsidiaries). Accelerate the investment discussion process, Pass through BOD 1. Mendapatkan Informasi yang akurat, dari lembaga

atau lingkungan yang valid, terukur dan teruji 1. Obtain accurate information, from valid, measured

and tested institutions or environments

2. Selalu melakukan update terhadap regulasi

terbaru, dan Mereview SOP di Perusahaan

2. Continuous updates to the latest regulations, and

review SOPs in the Company

3 Tidak tercapainya

(8)

529

L a p o r a n Ta h u n a n

2019

PT Wijaya Karya (Persero), Tbk

no risK cauSe miTigATioN plAN

4 Turunnya Harga

Saham Stock Price Decline

Kondisi ketidakpastian pasar global, khususnya di Industri Jasa Konstruksi & Investasi

Global market uncertainty, especially in the Construction & Investment Services Industry

1. Peningkatan likuiditas saham melalui edukasi pasar/aksi Korporasi kepada analyst dan investor 2. Peningkatan kualitas hubungan dengan pelaku

pasar, dan pemeliharaan berita-berita yang positif berimbang, kepada media terkait isu dan kinerja perusahaan

1. Increase stock liquidity through market education /

Corporate action with analysts and investors

2. Improve the quality of relations with market

participants, and maintain balanced positive news, to the media regarding company issues and performance

evalUasi Pelaksanaan

manajemen risiko

Implementasi manajemen risiko di WIKA didasari adanya Kebijakan dari Direksi berupa Kebijakan Sistem Manajemen Risiko yang berlaku di WIKA Grup. Di samping itu sebagai perkuatan pelaksanaannya, Departemen Manajemen Risiko dan PMO selaku Departemen yang menaungi pelaksanaan manajemen risiko di WIKA Grup telah menyusun:

1. Pedoman Sistem Manajemen Risiko 2. Prosedur Manajemen Risiko

3. Instruksi Kerja yang berkaitan dengan pelaksanaan Manajemen Risiko, yaitu Instruksi Keja Kamus Risiko, Instruksi Kerja Laporan Manajemen risiko, dan Instruksi Kerja Self Assessment Manajemen Risiko. Dalam rangka implementasi manajemen risiko di WIKA, Departemen Manajemen Risiko dan PMO memiliki 2 program kerja utama yaitu (1) Peningkatan Awareness oleh para Risk Owner dan PIC Manrisk serta (2) Pengukuran Maturitas Implementasi Manajemen Risiko.

Awareness Pengukuran Maturitas Maturity Measurement Workshop Manajemen Risiko Risk Management Workshop In Class Training Assessor Roundtable Discussion Pelaksanaan Pengukuran Maturitas Maturity Measurement Implementation

evalUation oF risk

manaGement imPlementation

WIKA’s risk management implementation is based on the Board of Directors’ Policy in the form of a Risk Management System Policy that applies to the WIKA Group. In addition to strengthen the implementation, the Risk Management and PMO Department functions as the Department overseeing the risk management implementation in the WIKA Group, and they have established:

1. Risk Management System Guidelines 2. Risk Management Procedures

3. Work Instructions relating to Risk Management implementation, including a Risk Work Instructions Dictionary, Risk Management Work Instructions Report, and Risk Management Work Instructions Self-Assessment.

In the framework of implementing risk management at WIKA, the Risk Management and PMO Department uses 2 main work programs, namely (1) Increased Manrisk Awareness by Risk Owners and PIC, and (2) Risk Management Maturity Implementation Measurement.

(9)

Pelaksanaan Workshop Manajemen Risiko di tingkat Departemen Operasi Risk Management Workshop at the Operating Department level

Pelaksanaan Workshop Manajemen Risiko di tingkat Anak Perusahaan Risk Management Workshop at the Subsidiary level

(10)

531

L a p o r a n Ta h u n a n

2019

PT Wijaya Karya (Persero), Tbk kematangannya melalui mekanisme Self Assessment. Hasil

assessment menunjukkan tingkat kematangan penerapan

manajemen risiko di Perusahaan yang dikategorikan ke dalam 5 kategori dengan skala sebagai berikut:

OPTIMISED

Score 4.5 <x=5 Manajemen risiko menjadi suatu keuntungan kompetitif

risk management becomes a competitive advantage Risiko terukun, terkelola, berlaku di seluruh perusahaan Measured and managed risks, apply throughout the Company Kebijakan, proses, dan standar telah terdefinisikan dan terlembaga Policies, processes and standards have been defined and institutionalized Proses sudah dibangun dan berulang, tergantung pada kontinuitas SDM the process has been built and repeated, depending on the continuity of HC Tergantung pada inisiatif personil kunci, kapabilitas kelembagaan kurang

depend on key personnel initiatives, institutional capabilities are lacking Score 2.5 <x=3.5 Score 3.5 <x=4.5 Score 1.5 <x=2.5 Score 1 <x=1.5 MANAGED DEFINED REPEATABLE INITIAL

Hasil assessment 2019 melalui penilaian tingkat proyek, Departemen Operasi dan Anak Perusahaan WIKA menunjukkan tingkat kematangan penerapan manajemen risiko di level Managed.

Assessment Proyek

Project Assessment Assessment ProyekProject Assessment

Assessment Anak Perusahaan

Subsidiary Assessment Operations Department AssessmentAssessment Departemen Operasi

by its level of maturity through a Risk Maturity Level Self-Assessment mechanism. The assessment results indicate the level of maturity in the application of risk management in the Company, and that are categorized into 5 categories using the following scale:

The 2019 assessment results through project level, Operations Departments and WIKA Subsidiaries assessments indicates that the level of maturity in the risk management application is at the Managed level.

Referensi

Dokumen terkait

Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Kelompok Bank Nagari Wilayah Bukittinggi dan Agam. Dari struktur analisis jalur akan dilakukan analisis untuk mengetahui tingkat

Protein nabati yang terdapat dalam jamur tiram hampir sebanding dengan protein sayuran, dan memiliki kandungan lemak yang rendah dibandingkan daging sapi

PANAHAN PADA PERPANI KLATEN”. Didalam penulisan tesis ini, peneliti mendapat bantuan dari beberapa pihak baik secara langsung maupun tidak langsung, untuk itu peneliti

Peta genangan banjir yang ditunjukkan adalah peta dengan genangan terbesar yang terjadi jika bendungan Darma runtuh, yaitu pada skenario piping atas, dan dapat dilihat pada

Berdasarkan tabel 4.7 di atas bahwa hasil analisa uji t Paired Sample t test (uji beda untuk sampel berpasangan) didapatkan hasil: terdapat perbedaan yang signifikan antara

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan mengenai penelitian yang berjudul hubungan tonsilitis kronis dan otitis media efusi di bagian THT RSUD Ulin Banjarmasin

Selain itu perusahaan harus tegas pada customer yang telat melakukan pembayaran supaya keuangan perusahaan lancar dan modal yang ada dapat digunakan

 Bahwa setelah sampai Terdakwa dan Saksi Korban kemudian duduk di pasir di pinggir pantai, Terdakwa kemudian memeluk Saksi Korban dari belakang dan mengisap leher Saksi