• Tidak ada hasil yang ditemukan

Eka Istri Safitri, Bambang Priyo Darminto, Heru Kurniawan Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Muhammadiyah Purworejo.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Eka Istri Safitri, Bambang Priyo Darminto, Heru Kurniawan Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Muhammadiyah Purworejo."

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

Ekuivalen: Meningkatkan Prestasi Belajar Matematika dan Keaktifan Siswa Melalui model Pembelajaran AIR dalam Pokok Bahasan Operasi Hitung Bilangan Bulat pada Siswa

78

MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA DAN KEAKTIFAN

SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN AIR DALAM POKOK

BAHASAN OPERASI HITUNG BILANGAN BULAT PADA SISWA KELAS VII

SMP NEGERI 3 KALIBAWANG TAHUN PELAJARAN 2012/2013

Eka Istri Safitri, Bambang Priyo Darminto, Heru Kurniawan

Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Muhammadiyah Purworejo

e-mail: ekaistri14@gmail.com

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan prestasi belajar dan keaktifan siswa terhadap mata pelajaran matematika pada siswa kelas VII B SMP Negeri 3 Kalibawang. Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam 2 siklus dengan menggunakan model pembelajaaran AIR (Auditory Intellectualy Repetition). Subjek penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII B yang berjumlah 28. Faktor yang diteliti berupa prestasi belajar matematika siswa berupa nilai pada akhir siklus dan keaktifan belajar siswa. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi dan tes. Analisis yang digunakan adalah cara analisis data deskriptif dengan teknik persentase ketuntasan belajar. Hasil penelitian menunjukkan peningkatan, persentase keaktifan belajar siswa meningkat dari 53% pada siklus 1 menjadi 84,79% pada siklus 2. Peningkatan persentase keaktifan belajar siswa diikuti dengan peningkatan prestasi belajar matematika siswa dengan peningkatan hasil belajar yaitu 32,14% pada siklus 1 menjadi 78,57% pada siklus 2. Kata kunci: AIR, prestasi belajar, keaktifan

PENDAHULUAN

Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi modern, yang mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin ilmu dan memajukan daya pikir manusia. Menguasai dan menciptakan teknologi di masa depan diperlukan penguasaan matematika. Oleh karena itu, mata pelajaran matematika perlu diberikan kepada semua siswa untuk membekali siswa dengan kemampuan berpikir logis, analisis, sistematis, kritis dan kreatif, serta kemampuan bekerjasama. Kompetensi tersebut diperlukan agar siswa dapat memiliki kemampuan memperoleh, mengelola dan memanfaatkan informasi untuk bertahan pada keadaan yang selalu berubah, tidak pasti, dan kompetensi.

(2)

Ekuivalen: Meningkatkan Prestasi Belajar Matematika dan Keaktifan Siswa Melalui model Pembelajaran AIR dalam Pokok Bahasan Operasi Hitung Bilangan Bulat pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 3 Kalibawang Tahun Pelajaran 2012/2013

79

Berbagai masalah muncul dalam pembelajaran matematika, salah satunnya adalah keaktifan siswa dalam proses belajar mengajar masih rendah atau siswa masih pasif, sehingga akhirnya berpengaruh terhadap prestasi belajar. Menurut Thomas M. Risk dalam Ahmad Rohani (2004: 6) mengemukakan tentang belajar mengajar sebagai berikut:

Teaching is the guidance of learning experiences (mengajar adalah proses

membimbing pengalaman balajar). Pengalaman itu sendiri hanya mungkin diperoleh jika siswa dengan keaktifannya sendiri beraksi terhadap lingkungannya.

Dua keaktifan (psikis dan fisik) harus dipandang sebagai hubungan yang sangat erat. J. Piaget, pakar psikologis dalam Ahmad Rohani (2004: 7), berpendapat: “seorang anak berpikir sepanjang ia berbuat. Tanpa berbuat anak tak berpikir. Agar ia berpikir sendiri (aktif) ia harus diberi kesempatan untuk berbuat sendiri”.

Keaktifan itu beraneka ragam bentuknya, mulai dari aktivitas fisik yang mudah kita amati sampai aktivitas psikis yang susah diamati. Aktivitas fisik ialah siswa giat aktif dengan anggota badan, membuat sesuatu, bermain ataupun berkerja. Sedangkan aktivitas psikis (kejiwaan) adalah jika daya jiwanya bekerja sebanyak-banyaknya atau banyak fungsi dalam rangka pengajaran. Seluruh peranan dan kemauan dikerahkan dan diarahkan supaya daya itu tetap aktif untuk mendapatkan pengajaran yang optimal sekaligus mengikuti proses pengajaran secara aktif seperti mendengarkan, mengamati, menyelidiki, dan mengingat. Keaktifan ini diharapkan akan berdampak positif pada prestasi belajar. Menurut Sufyarma (2004: 212) mendefinisikan prestasi sebagai suatu hasil yang dicapai/akibat suatu perubahan suatu sistem yang diperoleh atau digunakan. Diharapkan semakin banyak perubahan/kegiatan yang dilakukan pada diri siswa yaitu keaktifan akan berpengaruh pada hasil yang dicapai yaitu prestasi belajar kearah yang lebih baik.

Rendahnya keaktifan dan prestasi belajar yang terjadi pada siswa salah satu penyebabnya dikarenakan variasi model pembelajaran yang kurang tepat. Selama ini yang terjadi model pembelajaran yang digunakan oleh guru masih terlalu

(3)

Ekuivalen: Meningkatkan Prestasi Belajar Matematika dan Keaktifan Siswa Melalui model Pembelajaran AIR dalam Pokok Bahasan Operasi Hitung Bilangan Bulat pada Siswa

80

didominasi peran guru (teacher centered) sehingga siswa cenderung pasif. Untuk mengatasi masalah tersebut maka perlu diterapkan model pembelajaran yang tepat, sehingga dapat meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar siswa dalam pembelajaran matematika. Salah satu model pembelajaran yang dapat diterapkan adalah model pembelajaran AIR.

Menurut Erman S. Ar (2010) model pembelajaran AIR merupakan salah satu model pembelajaran dengan pendekatan kontruktivis yang menekankan bahwa belajar haruslah memanfaatkan semua alat indra yang dimiliki siswa. Dengan adanya penggunaan banyak panca indra yang terlibat, maka akan meningkatkan pemahaman belajar siswa, belajar dengan berbicara dan mendengar pikiran kita akan lebih kuat dari yang kita sadari, telinga kita terus menerus menangkap dan menyimpan informasi tanpa kita sadari. Ketika kita membuat suara sendiri dengan berbicara beberapa area penting di otak kita menjadi aktif. Hal ini dapat diartikan dalam pembelajaran hendaknya mengajak sisa membicarakan apa yang sedang mereka pelajari, menerjemahkan pengalaman siswa dengan suara, mengajak mereka berbicara saat memecahkan masalah, membuat model, atau mengumpulkan informasi. Istilah AIR merupakan kependekan dari Auditory

Intellectually Repetition yang merupakan komponen dari model pembelajaran

tersebut.

Tujuan penelitian ini yang ingin dicapai adalah untuk mengetahui seberapa besar peningkatan prestasi belajar matematika dan keaktifan belajar siswa SMP Negeri 3 Kalibawang dengan diterapkan model pembelajaran AIR. Sebagai bahan pertimbangan, dikemukakan hasil penelitian terdahulu yang berkaitan dengan penerapan model pembelajaran AIR. Robert (2010) meneliti tentang penggunaan model pembelajaran AIR dalam pembelajaran matematika pada siswa kelas VII MTs Muhammadiyah 1 Malang. Ika Riftiana (2010) meneliti tentang pembelajaran matematika melalui model pembelajaran AIR dan Reciprocal teaching ditinjau dari motifasi belajar siswa. Nurani Rahmaning Setya Asih (2011) meneliti tentang

(4)

Ekuivalen: Meningkatkan Prestasi Belajar

Pembelajaran AIR dalam Pokok Bahasan Operasi Hitung Bilangan Bulat pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 3 Kalibawang Tahun Pelajaran

pembelajaran matematika melalui model AIR dan matematika pada siswa VIII SMP Negeri 18 Purworejo. METODE PENELITIAN

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas ( Action Research) yang terdiri dari 2 siklus. Siklu

pertemuan dan siklus 2 dilaksanakan dalam 4 kali pertemuan. Pada pertemuan terakhir setiap siklus diadakan tes

SMP Negeri 3 Kalibawang dengan s

siswa. Waktu penelitian di laksanakan pada semester 1 tahun pelajaran 2012/2013. Pengumpulan data menggunakan

pengumpulan data berupa tes dan lembar observasi. Teknik analisis data dalam penelitian ini dengan menggunakan persentas

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil tes dari kedua

grafik di bawah ini.

Gambar 1. Grafik Peningkatan Persentase

Berdasarkan grafik di atas, presentase ketuntasan belajar siswa terhadap prestasi belajar pada tes akhir siklus 1 yaitu 32,14% (kriteria rendah). Dengan demikian prestasi belajar pada siklus 1 belum memenuhi indikator. Hal ini disebabkan karena siswa belum paham dengan model pembelajaran AIR dan siswa masih banyak yang bermain sendiri pada saat tugas kelompok. Langkah yang diambil untuk memperbaiki siklus 1 adalah dengan melibatkan guru secara lebih

0.00% 20.00% 40.00% 60.00% 80.00%

Meningkatkan Prestasi Belajar Matematika dan Keaktifan Siswa Melalui model Pembelajaran AIR dalam Pokok Bahasan Operasi Hitung Bilangan Bulat pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 3 Kalibawang Tahun Pelajaran 2012/2013

ika melalui model AIR dan konvensional dalam pembelajaran matematika pada siswa VIII SMP Negeri 18 Purworejo.

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas (

yang terdiri dari 2 siklus. Siklus pertama dilakukan dalam 5 kali dan siklus 2 dilaksanakan dalam 4 kali pertemuan. Pada pertemuan terakhir setiap siklus diadakan tes evaluasi akhir siklus. Penelitian ini dilaksanakan di

SMP Negeri 3 Kalibawang dengan subjek penelitian kelas VII B yang terdiri dari 28 penelitian di laksanakan pada semester 1 tahun pelajaran 2012/2013. Pengumpulan data menggunakan metode observasi dan tes.

pengumpulan data berupa tes dan lembar observasi. Teknik analisis data dalam n ini dengan menggunakan persentase ketuntasan belajar.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

kedua siklus mengalami peningkatan yang ditunjukan pada

Grafik Peningkatan Persentase Ketuntasan Belajar Siswa Berdasarkan grafik di atas, presentase ketuntasan belajar siswa terhadap prestasi belajar pada tes akhir siklus 1 yaitu 32,14% (kriteria rendah). Dengan demikian prestasi belajar pada siklus 1 belum memenuhi indikator. Hal ini babkan karena siswa belum paham dengan model pembelajaran AIR dan siswa masih banyak yang bermain sendiri pada saat tugas kelompok. Langkah yang diambil untuk memperbaiki siklus 1 adalah dengan melibatkan guru secara lebih

Siklus 1

(32.14%) (78.57%)Siklus 2

dan Keaktifan Siswa Melalui model Pembelajaran AIR dalam Pokok Bahasan Operasi Hitung Bilangan Bulat pada Siswa

81

dalam pembelajaran

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas (Classroom ilakukan dalam 5 kali dan siklus 2 dilaksanakan dalam 4 kali pertemuan. Pada pertemuan Penelitian ini dilaksanakan di B yang terdiri dari 28 penelitian di laksanakan pada semester 1 tahun pelajaran 2012/2013. Instrumen pengumpulan data berupa tes dan lembar observasi. Teknik analisis data dalam

siklus mengalami peningkatan yang ditunjukan pada

Ketuntasan Belajar Siswa Berdasarkan grafik di atas, presentase ketuntasan belajar siswa terhadap prestasi belajar pada tes akhir siklus 1 yaitu 32,14% (kriteria rendah). Dengan demikian prestasi belajar pada siklus 1 belum memenuhi indikator. Hal ini babkan karena siswa belum paham dengan model pembelajaran AIR dan siswa masih banyak yang bermain sendiri pada saat tugas kelompok. Langkah yang diambil untuk memperbaiki siklus 1 adalah dengan melibatkan guru secara lebih

(5)

Ekuivalen: Meningkatkan Prestasi Belajar

Pembelajaran AIR dalam Pokok Bahasan Operasi Hitung Bilangan Bulat pada Siswa

82

intensif dalam mengawa

belajar siswa terhadap prestasi belajar pada siklus 2 mengalami peningkatan yaitu 78,57% (kriteria tinggi) dan hasil tersebut sudah memenuhi indikator.

Hasil penelitian menunjukan bahwa keaktifan belajar siswa dalam pembelajaran matematika cukup memuaskan dengan diterapkan model pembelajaran AIR. Secara keseluruhan hasil penelitian menunjukan adanya peningkatan seperti pada grafik berikut.

Gambar 2.

Berdasarkan grafik di atas diperoleh bahwa keaktifan belajar siswa pada siklus 1 belum memenuhi indikator. Hal ini ditunjukan dari hasil observasi keaktifan belajar siswa pada siklus 1 persentasenya 53%. Oleh karena itu dilanjutkan dengan tindakan observasi pada siklus 2.

Langkah-langkah yang diambil untuk memperbaiki kekurangan pada siklus 1 adalah merancang rencana pembelajaran agar model pembelajaran AIR dapat diterapkan secara lebih efektif. Guru lebih intensif dalam mengawasi siswa agar tidak bermain sendiri pada saat belajar. Memberi pengarahan kepada siswa agar tidak malu bertanya pada teman sendiri apabila mengalami kesulitan. Membimbing agar tepat waktu dalam mengerjakan tugas kelompok maupun tugas individu.

Keaktifan belajar siswa pada siklus 2 dinilai baik

pembelajaran menunjukkan peningkatan yang menonjol. keaktifan belajar siswa pada siklus 2 mencapai persentase 84,79%. Hasil ini sudah mencapai indikator. Dengan demikian hipotesis tindakan dapat tercapai. Adanya peningkatan keaktifan

0.00% 20.00% 40.00% 60.00% 80.00% 100.00%

Meningkatkan Prestasi Belajar Matematika dan Keaktifan Siswa Melalui model Pembelajaran AIR dalam Pokok Bahasan Operasi Hitung Bilangan Bulat pada Siswa intensif dalam mengawasi pelaksanaan pembelajaran. Persentase ketuntasan belajar siswa terhadap prestasi belajar pada siklus 2 mengalami peningkatan yaitu 78,57% (kriteria tinggi) dan hasil tersebut sudah memenuhi indikator.

Hasil penelitian menunjukan bahwa keaktifan belajar siswa dalam pembelajaran matematika cukup memuaskan dengan diterapkan model pembelajaran AIR. Secara keseluruhan hasil penelitian menunjukan adanya peningkatan seperti pada grafik berikut.

Gambar 2. Grafik Peningkatan Keaktifan Belajar Siswa

an grafik di atas diperoleh bahwa keaktifan belajar siswa pada siklus 1 belum memenuhi indikator. Hal ini ditunjukan dari hasil observasi keaktifan belajar siswa pada siklus 1 persentasenya 53%. Oleh karena itu dilanjutkan dengan

klus 2.

langkah yang diambil untuk memperbaiki kekurangan pada siklus 1 adalah merancang rencana pembelajaran agar model pembelajaran AIR dapat diterapkan secara lebih efektif. Guru lebih intensif dalam mengawasi siswa agar da saat belajar. Memberi pengarahan kepada siswa agar tidak malu bertanya pada teman sendiri apabila mengalami kesulitan. Membimbing agar tepat waktu dalam mengerjakan tugas kelompok maupun tugas individu.

Keaktifan belajar siswa pada siklus 2 dinilai baik. Partisipasi dalam kan peningkatan yang menonjol. keaktifan belajar siswa pada siklus 2 mencapai persentase 84,79%. Hasil ini sudah mencapai indikator. Dengan demikian hipotesis tindakan dapat tercapai. Adanya peningkatan keaktifan

0.00% 20.00% 40.00% 60.00% 80.00% 100.00% Siklus 1 (53.00%) Siklus 2 (84.79%)

dan Keaktifan Siswa Melalui model Pembelajaran AIR dalam Pokok Bahasan Operasi Hitung Bilangan Bulat pada Siswa

sentase ketuntasan belajar siswa terhadap prestasi belajar pada siklus 2 mengalami peningkatan yaitu Hasil penelitian menunjukan bahwa keaktifan belajar siswa dalam pembelajaran matematika cukup memuaskan dengan diterapkan model pembelajaran AIR. Secara keseluruhan hasil penelitian menunjukan adanya

a

an grafik di atas diperoleh bahwa keaktifan belajar siswa pada siklus 1 belum memenuhi indikator. Hal ini ditunjukan dari hasil observasi keaktifan belajar siswa pada siklus 1 persentasenya 53%. Oleh karena itu dilanjutkan dengan langkah yang diambil untuk memperbaiki kekurangan pada siklus 1 adalah merancang rencana pembelajaran agar model pembelajaran AIR dapat diterapkan secara lebih efektif. Guru lebih intensif dalam mengawasi siswa agar da saat belajar. Memberi pengarahan kepada siswa agar tidak malu bertanya pada teman sendiri apabila mengalami kesulitan. Membimbing agar tepat waktu dalam mengerjakan tugas kelompok maupun tugas individu.

. Partisipasi dalam kan peningkatan yang menonjol. keaktifan belajar siswa pada siklus 2 mencapai persentase 84,79%. Hasil ini sudah mencapai indikator. Dengan demikian hipotesis tindakan dapat tercapai. Adanya peningkatan keaktifan

(6)

Ekuivalen: Meningkatkan Prestasi Belajar Matematika dan Keaktifan Siswa Melalui model Pembelajaran AIR dalam Pokok Bahasan Operasi Hitung Bilangan Bulat pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 3 Kalibawang Tahun Pelajaran 2012/2013

83

belajar siswa menunjukan upaya yang dilakukan melalui model pembelajaran AIR memberi efek positif.

SIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan data dari hasil penelitian maka dapat dikemukakan kesimpulan bahwa dengan model pembelajaran AIR dapat meningkatkan prestasi belajar siswa, hal tersebut dapat dilihat persentase ketuntasan dari hasil tes evaluasi akhir siklus 1 sebesar 32,14% meningkat menjadi 78,57% pada tes evaluasi akhir siklus 2. Keaktifan belajar siswa mengalami peningkatan setelah dilaksanakan model pembelajaran AIR dari 53% pada siklus 1 menjadi 84,79% pada siklus 2.

Saran yang diajukan peneliti berdasarkan hasil penelitia ini adalah: Model pembelajaran AIR dapat dijadikan salah satu alternatif model dalam pembelajaran matematika. Model pembelajaran AIR dapat dikembangkan dan diterapkan pada materi lain dengan harapan dapat meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa. Guru hendaknya membuat perencanaan yang matang dalam memilih materi dan mengalokasikan waktu dalam melaksanakan model pembelajaran.

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad Rohani. 2004. Pengelolaan Pengajaran. Jakarta: PT Asdi Mahasatya.

Erman. S. 2010. Model Belajar dan Pembelajaran Berorientasi Kompetensi Siswa.

Diakses dari http://www.mtsnslawi.sch.id/2010/07/65. [28-05-2012].

Ika Riftiana. 2010. April. “Eksperimen Pembelajaran Matematika Melalui Model

Pembelajaran Auditory Intellectually Repetition (AIR) dan Reciprocol Teaching Ditinjau dari Motivasi Belajar Siswa”. Dalam http://www.Foxitsofware.com. [28-05-2012].

Nurani Rahmaning Setya Asih. 2011. “Ekperimentasi Model Pembelajaran Auditory

Intellectually Repetition (AIR) pada Materi Bangun Ruang Siswa Kelas VIII SMP Negeri 18 Purworejo Tahun Pelajaran 2010/2011”. Skripsi. Tidak

diterbitkan. Universitas Muhammmadiyah Purworejo, Purworejo.

(7)

Ekuivalen: Meningkatkan Prestasi Belajar Matematika dan Keaktifan Siswa Melalui model Pembelajaran AIR dalam Pokok Bahasan Operasi Hitung Bilangan Bulat pada Siswa

84

Repetition (AIR) dalam Pembelajaran pada Siswa Kelas VII MTs Muhammadiyah 1 Malang”. Diakses dari http://www.Foxitsofware.com. [28-05-2012].

Gambar

Grafik Peningkatan Persentase Ketuntasan Belajar Siswa Berdasarkan  grafik  di  atas,  presentase  ketuntasan  belajar  siswa  terhadap  prestasi  belajar  pada  tes  akhir  siklus  1  yaitu  32,14%  (kriteria  rendah)
Gambar 2. Grafik Peningkatan Keaktifan Belajar Siswa

Referensi

Dokumen terkait

Indonesia yang memiliki kapasitas produksi kelapa sawit sebesar 38,5 juta ton menjadikannya penghasil kelapa sawit terbesar di dunia.. Malaysia menduduki peringkat ke dua

Sedangkan pendekatan empiris digunakan untuk menganalisis hukum bukan semata-mata sebagai perangkat peraturan perundang-undangan yang bersifat Normatif, tetapi

Salah satu prinsip dasar dari Konvensi Hak Anak adalah kepentingan terbaik bagi anak (best interest of the child) yaitu bahwa semua tindakan yang dilakukan oleh

Berdasarkan beberapa pendapat diatas, maka dapat disimpulkan bahwa motivasi adalah suatu proses yang berasal dari dalam diri seseorang yang mengarahkan dan

Mekanika tubuh adalah pengunaan organ tubuh secara efesien dan efektif sesuai dengan fungsinya.Dengan melakukan aktivitas secara benar dan beristirahat dalam posisi

Disini layout permesinan masih belum teratur sehingga perpindahan material menjadi terhambat dan lama serta secara tidak langsung akan mempengaruhi kapasitas produksi yang

Berdasarkan penjelasan diatas, sistem pengendalian intern diharapkan dapat menjadi variabel yang memediasi hubungan antara kejelasan sasaran anggaran dengan

Henche, 2005 dalam studinya berusaha untuk mengidentifikasi karakteristik pemanfaatan pusat-pusat perbelanjaan skala kota oleh rumah tangga di kota Bandung dengan titik