• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengendalian Gulma Dengan Sulfenacil Secara Tunggal dan Campuran Pada Pertanaman Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) Belum Menghasilkan di Lahan Gambut

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengendalian Gulma Dengan Sulfenacil Secara Tunggal dan Campuran Pada Pertanaman Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) Belum Menghasilkan di Lahan Gambut"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

TINJAUAN PUSTAKA Kelapa Sawit pada Lahan Gambut di Indonesia

Indonesia memiliki lahan gambut terluas di antara negara tropis, yaitu sekitar 21 juta ha, yang tersebar terutama di Sumatera, Kalimantan dan Papua. Namun karena variabilitas lahan ini sangat tinggi, baik dari segi ketebalan gambut, kematangan maupun kesuburannya, tidak semua lahan gambut layak untuk dijadikan areal pertanian. (BB Litbang SDLP, 2008).

Tanaman kelapa sawit saat ini menjadi salah satu sumber minyak nabati utama dunia dan merupakan komoditas utama perkebunan di Indonesia. Luas areal perkebunan kelapa sawit di Indonesia terus meningkat secara pesat, sampai dengan tahun 2014 mencapai 10,9 juta ha dan diperkirakan tahun 2015 meningkat menjadi 11,4 juta ha.1 Pengembangan komoditas ini telah dilakukan pada berbagai lahan di Indonesia, baik tanah mineral maupun tanah gambut. Pengembangan kelapa sawit pada lahan gambut di Indonesia telah mencapai lebih dari 1,7 juta ha dari total luas lahan gambut Indonesia seluas 14,9 juta ha. 2 3 Pengembangan kelapa sawit di lahan gambut tersebar utamanya di pulau Sumatera sekitar 1,4 juta ha dan di Kalimantan sekitar 307 ribu ha. (PPKS, 2014)

Jenis Gulma di Perkebunan Kelapa Sawit Lahan Gambut

(2)

vitis japonica. dan kelompok kayu keras A. crassicarpa dan macaranga sp. ( Pribadi dan Illa,

2010)

Stenochlaena palustris dikenal dengan nama daerah lumiding. Tumbuhan ini ditemukan di hutan kerangas, rawa dan gambut. Hidup di tanah dan memanjat pada pohon yang berada

didekatnya. Berakar dalam tanah, rimpang berwarna hitam dan kuat ditutupi oleh serabut

berwarna coklat. Batang licin, keras dan kuat. Bagian depan batang berwarna hijau kehitaman

dan beralur dalam, sedangkan bagian belakangnya tidak beralur dan berwarna hijau kecoklatan.

Daun steril majemuk tersusun menyirip tunggal genap. Daun bertangkai sangat pendek. Daun

yang masih muda berwarna merah, bertekstur lembut dan tipis, semakin dewasa daun mengalami

perubahan warna menjadi kecoklatan dan pada akhirnya menjadi hijau tua, tekstur yang tebal,

keras dan kaku. (Purnawati et al., 2014).

Nephrolepis biserrata (Sw.) Schott dikenal dengan nama daerah paku uban. Dalam penelitian ini Paku uban (N. biserrata) ditemukan di hutan kerangas, rawa dan gambut. Tumbuh

merumpun, akarnya berwarna coklat tua. Batang berwarna hijau kecoklatan dan tumbuh tegak.

Batang ditutupi oleh sejumlah rambut halus berwarna coklat muda yang tersebar jarang di

sepanjang batang, namun semakin dekat akar, rambut pada batang semakin banyak, warnanya

lebih gelap dan ukurannya lebih panjang. Daun berwarna hijau terang. Kedua permukaan daun

mempunyai warna dan tekstur yang sama, keduanya ditutupi oleh rambut halus berwarna terang

yang tersebar merata diseluruh permukaan daun. Mempunyai daun majemuk dengan pina yang

kecil. Pina tersusun rapat dan tersebar di sepanjang batang. Pina mempunyai ujung yang runcing.

Tumbuhan muda yang masih muda menggulung berwarna hijau muda dan seluruh

permukaannya ditutupi oleh rambutrambut halus berwarna putih. di tepi daun. (Purnawati et al.,

(3)

Kerugian Akibat Gulma pada Kelapa Sawit

Tanaman perkebunan juga dapat terpengaruh oleh gulma terutama sewaktu umur masih muda. Kalau diabaikan, dapat merugikan tanaman budidaya mulai dari memperlambat pertumbuhan, memperpanjang masa dapat panen pertama, dan memperpendek umur ekonomisnya. Perkiraan kerugian akibat gulma terhadap tanaman budidaya sangat bervariasi tergantung pada jenis tanaman budidayanya, keadaan iklim atau cuacanya, jenis gulmanya, praktek usaha tani pertanian itu sendiri dan sebagainya. (Djafaruddin, 1996).

Gulma dapat merugikan tanaman pertanian karena bersaing dalam mendapatkan unsur hara, cahaya matahari, air dan ruang. Beberapa jenis gulma sering menjadi inang hama dan penyakit tanaman tertentu atau megandung zat allelopati yang dapat merugikan tanaman utama.

Gulma yang terlalu rapat dapat mempersulit pekerjaan di kebun seperti panen, menyemprot, dll. (Djojosumarto, 2008).

Kelapa sawit mempunyai masalah gulma yang tinggi sebab salah satu faktornya adalah jarak tanam tanaman ini lebih lebar, sehingga penutupan tanah oleh kanopi lambat membuat cahaya matahari leluasa mencapai permukaan tanah yang kaya dengan potensi gulma. ( Hakim, 2007)

(4)

Pengendalian Gulma di Perkebunan Kelapa Sawit di Lahan Gambut

Pengendalian gulma pada prinsipnya merupakan usaha meningkatkan daya saing tanaman pokok dan melemahkan daya saing gulma. Keunggulan tanaman pokok harus menjadi sedemikian rupa sehingga gulma tidak mampu mengembangkan pertumbuhannya secara berdampingan atau pada waktu bersamaan dengan tanaman pokok. Dalam pengertian ini semua praktek budidaya di pertanaman (sejak penyiapan lahan) dapat dibedakan antara yang lebih meningkatkan daya saing tanaman pokok atau meningkatkan daya saing gulma. Praktek budidaya yang keliru akan berakibat seperti yang disebutkan terakhir (Sukman dan Yakup, 2002).

Beberapa metode pengendalian gulma telah dilakukan di perkebunan, baik metode manual, mekanis, kultur teknis, biologis, maupun metode kimiawi dengan menggunakan herbisida, bahkan menggabungkan beberapa metode sekaligus. Metode yang paling banyak digunakan adalah metode kimiawi dengan menggunakan herbisida. Metode ini dianggap lebih praktis dan menguntungkan dibandingkan dengan metode yang lain, terutama jika ditinjau dari segi kebutuhan tenaga kerja yang lebih sedikit dan waktu pelaksaan yang relatif lebih singkat (Barus, 2007).

Pengendalian gulma pada dasarnya adalah suatu usaha untuk mengubah keseimbangan ekologis yang bertujuan menekan pertumbuhan gulma, tetapi tidak berpengaruh negatif terhadap tanaman budidaya. Dalam merencanakan pengendalian gulma, perlu diperhatikan terlebih dahulu a) spesies gulma yang terdapat crop (tanaman budidaya), b) cara perkembangbiakan dan penyebaran gulma tersebut (Sukman dan Yakup, 2002).

(5)

dilakukan hingga sekarang, dan dianggap cara yang terbaik karena bisa dilakukan dengan cermat dan bersih. Disamping itu menggemburkan tanah di sekitar tanaman budidaya dan dilakukan dengan cara Cara kimia yaitu menggunakan herbisida.Karena dengan mengendalikanherbisida merupakan alternatif/pilihan untuk mengendalikan gulma (Djauhariya dan Agus, 2001).

Pengetahuan tentang biologi suatu habitat gulma sangat diperlukan dalam usaha pengendaliannya. Herbisida sebagai salah satu teknologi pengendalian gulma harus diimplementasikan secara proporsional dengan cara memilih jenis herbisida yang sesuai dengan gulma sasaran, cara dan waktu aplikasi harus benar, dan tidak sembarang membuang sisa larutan penyemprotan. Hindari pemakaian herbisida sejenis dalam jangka panjang, karena dapat menimbulkan terjadinya resistensi herbisida oleh spesies gulma tertentu. Faktor ini sangat penting agar kelestarian produktivitas dari ekosistem dapat lebih lestari dan berkelanjutan. (Pane dan Jatmiko, 2008).

Penggunaan herbisida mungkin tidak diperlukan pada beberapa lahan, tetapi tanpa penggunaan bahan kimia dalam pengendalian gulma, metode pengendalian secara mekanis dan kultural menjadi sangat penting, tetapi dapat menyebabkan kerugian besar dari segi ekonomi. Terdapat berbagai jenis herbisida yang dapat digunakan dan disesuaikan dengan kapan, dimana, dan apa jenis bahan herbisida yang ingin digunakan. Pemahaman tentang beberapa faktor tersebut memungkinkan kita menggunakan herbisida dengan tepat sehingga mendapatkan keuntungan yang maksimal (Lingenfelter dan Hartwig, 2007).

Saflufenacil Sejarah

(6)

gulma berdaun lebar sensitif adalah melalui penghambatan enzim oksidase protoporphyrinogen IX. Percobaan penelitian lapangan telah dilakukan di seluruh Amerika Serikat dan Kanada untuk mengevaluasi pengendalian gulma dan keamanan tanaman saflufenacil kedelai. Saflufenacil memberikan burndown cepat gulma berdaun lebar muncul bila diterapkan dalam konservasi sampai atau tidak-sampai sistem manajemen pada kedelai. Saflufenacil telah terbukti efektif mengendalikan banyak spesies berdaun lebar kunci, termasuk glifosat atau biotipe tahan ALS, seperti horseweed (Conyza canadensis), berduri selada (Lactuca serriola), lambsquarters umum (album Chenopodium), spesies ragweed (Ambrosia spp), dan pigweed spesies (Amaranthus spp). (Adam et al., 2008).

Hingga 2010, herbisida penghambat PPO (polifenol oksidase) yang baru belum dirilis di abad ke-21 di Amerika Serikat. Tahun itu herbisida saflufenacil [N '- [2-chloro-4-fluoro-5- (3-metil-2,6-dioxo-4- (Trifluoromethyl) -3,6-dihidro-1 (2H) pirimidinil) benzoil-N-isopropil-N-metil sulfonamide] adalah dirilis secara komersial oleh Perlindungan Tanaman BASF (Grossman et al., 2011).

Herbisida ini dijual dengan beberapa formulasi, semua di bawah nama merek: Saflufenacil TM. Produk ini sedang dipasarkan untuk burndown dan aplikasi PRE residual untuk mengendalikan gulma berdaun lebar di beberapa tanaman termasuk kedelai (Liebl et al., 2008).

(7)

Mode of Action

Mode of action adalah urutan kejadian dari mulai absorpsi oleh tumbuhan hingga tumbuhan itu mati, atau dengan kata lain, bagaimana suatu herbisida merusak atau membunuh suatu tanaman. Pengaruh herbisida terhadap suatu spesifik site dapat dikatakan site atau mechanism of action. Pemahaman tentang mode of action suatu herbisida dapat membantu untuk mengetahui golongan gulma yang akan diberantas, teknik aplikasi secara spesifik, diagnosa kerusakan yang ditimbulkan oleh herbisida, dan pencegahan gulma resisten herbisida (Lingenfelter dan Hartwig, 2007).

Saflufenacil menghambat protoporphyrinogen oksidase dalam jalur biosintesis klorofil, dan memiliki potensi untuk digunakan dalam beberapa tanaman. Saflufenacil mengontrol banyak gulma dengan menghambat protoporphyrinogen oksidase untuk menginduksi akumulasi besar porfirin dan untuk meningkatkan peroksidasi lipid membran, yang menyebabkan kerusakan permanen dari fungsi membran dan struktur dari tanaman rentan (BASF, 2008).

(8)

Spektrum utama dari saflufenacil adalah terbatas pada gulma berdaun lebar tetapi ketika dicampur dengan herbisida mitra tertentu, pengendalian gulma rumput dapat ditingkatkan. Tergantung pada aplikasi situasi dan dosis, dapat menunjukkan sisa atau aktivitas kontak. Hal ini mudah diserap oleh akar tanaman, tunas dan daun. Translokasi didominasi melalui xilem dengan aktivitas floem sedikit. Selektivitas dianugerahkan baik melalui penempatan fisik dan tanaman toleransi (Grossmann et al., 2010).

Saflufenacil merupakan herbisida kontak dan aktivitas residual terhadap gulma rentan terutama translokasi dalam xilem. Dosis yang diusulkan untuk jagung manis di Ontario adalah 75 g a.i. ha-1. Saflufenacil menyediakan modus baru aksi (PPO inhibitor) untuk jagung manis yang berbeda dari saat ini dan digunakan herbisida berdaun lebar untuk mengurangi potensi seleksi dari herbisida biotipe gulma resisten (Darren et al., 2012)

Saflufenacil mudah diserap oleh akar tanaman, tunas dan daun. Sekali diserap, Saflufenacil paling banyak ditranslokasikan melalui xilem, dengan beberapa gerakan di floem. Saflufenacil adalah inhibitor potensial dari biosintesis klorofil yang cepat menghasilkan penumpukan oksigen reaktif dan peroksidasi lipid dari sel membran. Hal ini menyebabkan cepat hilangnya integritas membran terkemuka kebocoran seluler, nekrosis jaringan dan, akhirnya, kematian tanaman (Nice et al., 2009).

Glifosat

Glifosat adalah herbisida yang dipakai di seluruh dunia. Glifosat yang pertama ditemukan pada tahun 1970 oleh John E. Frans, yang bekerja untuk Monsanto. Herbisida glifosat sudah populer sejak dipasarkan pertama kali pada tahun 1974 (Cox, 2004).

(9)

dekade. Pestisida ini telah terbukti sangat efektif pada gulma tahunan dan abadi serta gulma berdaun lebar di areal pertanaman dan non pertanaman. Cara kerjanya adalah menghambat biosintesis asam amino aromatik, yang menyebabkan beberapa gangguan metabolisme menyebabkan terganggunya jalur shikimate dan mengakibatkan akumulasi shikimate di jaringan tanaman (Nandula, dkk, 2005).

Glufosinat

Glufosinat berspektrum luas, herbisida kontak. Digunakan untuk mengendalikan gulma dengan cakupan yang luas setelah tanaman tumbuh atau untuk mengendalikan seluruh vegetasi lahan yang tidak digunakan untuk penanaman. Glufosinat merupakan nama pendek dari garam ammonium, ammonium glufosinat. Diperoleh dari fosfinoktrin, suatu mikroba toksin alami yang diisolasi dari dua spesies fungi Steptomyces. Glufosinat berisi fosfor asam amino. Menghambat aktivitas suatu sintase enzim glutamin yang diperlukan untuk memproduksi asam amino glutamin dan untuk detoksifikasi amoniak. Dengan adanya glufosinat dalam jaringan tumbuh menyebabkan glutamin berkurang dan meningkatkan amoniak dalam jaringan pembuluh. Hal ini menyebabkan fotosintesis tidak berlangsung dan dalam beberapa hari tumbuhan tersebut akan mati (Jewell dan Buffin, 2001).

(10)

Metil Metsufuron

Pertama kali diperkenalkan pada tahun 1982. Herbisida ini bersifat sistemik, diabsorbsi oleh akar dan daun serta ditranslokasikan secara akropetal dan basipetal. Gulma yang peka akan berhenti tumbuh hampir segera setelah aplikasi post-emergence dan akan mati dalam 7-21 hari. Herbisida ini bersifat selektif untuk mengendalikan berbagai gulma pada padi sawah (Djojosumarto, 2008).

Cara kerja metil metsulfuron adalah menghambat kerja dari enzim acetolactate synthase (ALS) dan acetohydroxy synthase (AHAS) dengan menghambat perubahan dari α ketoglutarate menjadi 2-acetohydroxybutyrate dan piruvat menjadi 2-acetolactate sehingga mengakibatkan rantai cabang-cabang asam amino valine, leucine, dan isoleucine tidak dihasilkan. Tanpa adanya asam amino yang penting ini, maka protein tidak dapat terbentuk dan tanaman mengalami kematian (Ross and Childs, 2010).

Paraquat

Parakuat diketahui sebagai herbisida yang sangat beracun yang telah dipasarkan selama lebih dari 60 tahun dan merupakan salah satu herbisida yang digunakan oleh lebih dari 100 negara pada lebih dari 100 jenis tanaman. Parakuat yang diproduksi oleh Syngenta merupakan merek dagang yang umum untuk parakuat, tetapi diberi label nama yang berbeda oleh berbagai perusahaan. Saat ini China merupakan produsen parakuat terbesar di dunia yang dapat memproduksi lebih dari 100.000 ton per tahun (Watts, 2011).

(11)

reaksi yang berakhir dengan reduksi NADP menjadi NADPH) sehingga terjadi reaksi ½ O2 +

H2O + e- H2O2. Senyawa H2O2 merupakan senyawa yang merusak membran sel

(plasmalemma) yang mengakibatkan sel menjadi kering (Riadi, 2011).

Referensi

Dokumen terkait

yang terdapat dI SMP Ma’arif NU 1 Cilongok dapat mendukung pembelajaran menggunakan pendekatan Salingtemas. Lokasi yang dekat dengan kebun dan Lapangan berumput.

- Pengadaan Peralatan Kantor PBJ 1 Paket Bandar Lampung 200.000.000 APBD-P Oktober 2012 Oktober - Desember 2012 Pengadaan Langsung - Pengadaan Perlengkapan Kantor PBJ 1 Paket

PENGATURAN LAMPU LALU LINTAS DI PERSIMPANGAN JALAN AHMAD YANI GIANT DENGAN APLIKASI PEWARNAAN..

Kesimpulan dari penelitian ini adalah ketersediaan dokter kurang mencukupi, ketersediaan obat dan alat kesehatan juga belum mencukupi, diagnosis penyakit yang

Sources from the process of normal metabolism in the human body, from the body’s metabolic process produces more than 90% oxygen through the process of oxidation of food

“Kalimat Pertanyaan Bahasa Sunda: Sebuah Analisis Awal dari Perspektif Minimalism.” Linguistik Indonesia.. Introduction to Government and

Hasil penelitiannya mengungkapkan bahwa struktur kalimat tanya bahasa Mandailing terdiri atas: (a) 22 struktur yang berbeda pada kalimat tanya dengan kata tanya, (b) 8 struktur

Didalam penulisan laporan akhir ini, penulis ingin mengetahui bagaimana perencanaan yang baik dalam merencanakan desain geometrik dan konstruksi perkerasan pada