• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Kualitas Pelaksanaan Good Corporate Governance dan Kompleksitas Bank terhadap Fraud pada PT Bank Syariah Mandir Chapter III V

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Kualitas Pelaksanaan Good Corporate Governance dan Kompleksitas Bank terhadap Fraud pada PT Bank Syariah Mandir Chapter III V"

Copied!
39
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian menurut tingkat Eksplanatori (penjelasan), penelitian ini dapat dikaji menurut tingkatnya yang didasarkan kepada tujuan dan objeknya. Pada tingkat eksplanasi penelitian termasuk kedalam penelitian asosiatif, yakni penelitian yang menghubungkan dua variabel atau lebih untuk melihat pengaruh yaitu : kualitas pelaksanaan GCG (X1), kompleksitas bank (X2), terhadap Fraud pada PT. Bank Syariah Mandiri (Y). (Sugiyono, 2008).

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini merupakan studi kasus di kantor Kanwil PT. Bank Syariah Mandiri, Sumatera Utara. Pengumpulan dan pengolahan data dilakukan dari bulan April 2013 sampai Selesai.

3.3 Definisi Operasional Variabel

Penguraian definisi operasional variabel-variabel yang akan diteliti merupakan suatu cara untuk mempermudah pengukuran variabel penelitian. Selain itu juga memberi batasan-batasan pada obyek yang akan diteliti. Definisi variabel-variabel yang diteliti adalah sebagai berikut:

1. Variabel Bebas

(2)

Pelaksanaan GCG adalah nilai komposit hasil terhadap indikator-indikator GCG yaitu transparansi, akuntabilitas, responsibilitas, kemandirian, keadilan, kepedulian sosial dan kedisiplinan manajemen.

Kompleksitas Bank (X2), kompleksitas bank adalah keragaman jenis transaksi/produk/jasa dan jaringan usaha.

2. Variabel Terikat

Variabel Terikat yaitu Fraud (Y), Fraud pada Bank adalah penyimpangan/kecurangan yang dilakukan oleh pengurus, pegawai tetap dan tidak tetap (honorer dan outsourching) terkait dengan proses kegiatan operasional bank yang mempengaruhi kondisi keuangan bank secara signifikan.

Tabel 3.1 Operasional Variabel

Variabel Definisi Variabel Indikator Variabel Skala

Pengukuran GCG yaitu transparansi, akuntabilitas,

6. Kedisiplinan manajemen

Skala

(3)

3. Fraud pada

pengurus, pegawai tetap dan tidak tetap (honorer dan

Sumber : (Amrizal, 2004), (Bank Indonesia, 2007), (Kesuma, 2005)

3.4 Skala Pengukuran Variabel

Sistem pengolahan data yang dilakukan pada penelitian ini adalah dengan menggunakan Skala Likert yaitu digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial (Sugiyono 2008: 132).

Pada penelitian ini responden memilih salah satu dari jawaban yang tersedia, kemudian masing-masing jawaban diberi skor tertentu. Total skor inilah yang ditafsir sebagai posisi responden dalam Skala Likert. Kriteria pengukurannya adalah sebagai berikut.

(4)

3.5 Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2006:55). Populasi penelitian adalah seluruh karyawan pada PT.Bank Syariah Mandiri yang berjumlah 60 Orang.

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Metode pengambilan sampel menggunakan metode sensus. Karyawan PT.Bank Syariah Mandiri dijadikan sampel dalam penelitian ini yang berjumlah 60 orang ambil secara keseluruhan disebabkan jumlah populasi yang terlalu kecil.

3.6 Jenis dan Sumber Data

Jenis data dalam penelitian ini adalah:

A.Data Primer

Data diperoleh langsung dari responden yang dipilih pada lokasi penelitian. Data primer diperoleh dengan cara memberikan kuesioner dan melakukan wawancara.

B.Data Sekunder

Data sekunder adalah data atau informasi yang telah diolah yang diperoleh peneliti dari perusahaan dan sumber lain. Antara lain adalah sejarah singkat, struktur organisasi, dan data kelengkapan lainnya.

(5)

3.7 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penenlitian ini adalah: A. Kuesioner

Memberikan daftar pertanyaan kepada pelanggan yang telah ditetapkan sebagai sampel atau responden penelitian.

B.Studi dokumentasi

Dilakukan dengan cara melakukan pencatatan dan pengkopian atas data-data sekunder untuk mendapatkan data-data yang mendukung penelitian ini.

3.8 Uji Validitas dan Reliabilitas

3.8.1 Uji Validitas

Uji validitas dilakukan untuk menguji apakah suatu pertanyaan layak digunakan sebagai instrument penelitian. Validitas menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur itu mengukur apa yang ingin diukur. Uji validitas dilakukan dengan menggunakan program SPSS versi 16 dengan kriteria sebagai berikut:

a. Jika rhitung ≥ r tabel, maka pernyataan dinyatakan valid. b. Jika r hitung < rtabel, maka pernyataan dinyatakan tidak valid.

(6)

Tabel 3.3

Pada tabel 3.3 bahwa terlihat seluruh butir dinyatakan valid nilai corrected item total correlation variabel keseluruhan di atas 0.361 berarti keseluruhan item pertanyaan diyatakan valid. Selanjutnya akan dilakukan uji realibilitas.

3.8.2 Uji Reliabilitas

Reliabel artinya data yang diperoleh melalui koesioner hasilnya konsisten bila digunakan penelitian lain.Menurut Situmorang dan Lufti (2012:82), suatu konstruk atau variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai :

a. Cronbach Alpha> 0.8, reliabilitas sangat baik/ sangat meyakinkan b. 0.7 <Cronbach Alpha< 0.8, reliabilitas baik

(7)

Tabel 3.4

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items

.945 18

Sumber : Hasil pengolahan data melalui program SPSS v 16.0, 2013

Pada Tabel 3.4 dapat dilihat seluruh pertanyaan yang berjumlah 18 pertanyaan diketahui bahwa nilai Cronbach Alpha sebesar 0,945. Dengan nilai

Cronbach Alpha sebesar 0,945 dapat dinyatakan bahwa kuesioner tersebut reliabel, karena nilai Cronbach Alpha sebesar 0,945 > 0,80. Sehingga kuesioner tersebut sudah dapat disebarkan kepada responden untuk dapat dijadikan sebagai instrument dalam penelitian ini.

3.9 Teknik Analisis

3.9.1 Analisis Deskriptif

Suatu metode analisis dimana data yang dikumpulkan, diklasifikasikan, dianalisis dan diinterpretasikan secara objektif sehingga memberikan informasi dan gambaran mengenai topik yang akan dibahas.

3.9.2 Uji Asumsi Klasik

A. Uji Normalitas Data

Pengujian ini dilakukan untuk melihat model regresi, apakah variabel dependen dan independen memiliki distribusi normal atau tidak.

(8)

Digunakan untuk menguji model regresi apakah terjadi ketidaksamaan atau perbedaan varians dari residual pengamatan yang lain. Jika varians residual dari suatu pengamatan lain tetap, maka disebut homokedastisitas, dan jika varians berbeda disebut heteroskedastisitas. Model yang paling baik apabila tidak terjadi heteroskedastisitas.

C. Uji Multikolinieritas

Uji ini digunakan untuk menguji apakah dalam model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas, jika terdapat terdapat korelasi antara variabel bebas maka dapat dikatakan terdapat masalah multikolinieritas. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi antar variabel bebas. Uji multikolinieritas menggunakan kriteria Variance Inflation Factor (VIF) dengan ketentuan:

1. Bila VIF > 5 terdapat masalah multikolinieritas yang serius. 2. Bila VIF < 5 tidak terdapat masalah multikolinieritas yang serius.

3.9.3 Analisis Regresi Linier Berganda

Analisis regresi linier berganda digunakan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel bebas (kualitas pelaksanaan GCG, kompleksitas bank,) terhadap variabel terikat (terhadap Fraud pada PT. Bank Syariah Mandiri).

Persamaan regresi berganda yang digunakan adalah:

Y = a + b1X1 + b2X2 + e

(9)

Y = Variabel terhadap Fraud pada PT. Bank Syariah Mandiri a = konstanta

b1...b3 = koefisien regresi

X1 = variabel Kualitas pelaksanaan GCG X2 = variabel Kompleksitas bank

e = standar error

3.9.4 Uji Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa besar kemampuan model dalam menerangkan variabel terikat. Jika R2 semakin besar (mendekati satu), maka dapat dikatakan bahwa pengaruh variabel bebas (X) adalah besar terhadap variabel terikat (Y). Hal ini berarti model yang digunakan semakin kuat untuk menerangkan pengaruh variabel bebas yang diteliti terhadap variabel terikat. Sebaliknya jika R2 semakin mengecil (mendekat nol), maka dapat dikatakan bahwa pengaruh variabel bebas (X) terhadap variabel terikat (Y) semakin kecil. Hal ini berarti model yang digunakan tidak kuat untuk menerangkan pengaruh variabel bebas yang diteliti terhadap variabel terikat.

3.9.5 Uji Hipotesis

A. Uji Signifikansi Simultan (Uji-F)

Pengujian ini dilakukan untuk melihat apakah semua variabel bebas yang dimasukkan dalam model yang mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel terikat.

Kriteria pengujiannya adalah:

(10)

H0: b1,b2,b3 ≠ 0, artinya secara serentak terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari variabel bebas terhadap variabel terikat.

Kriteria pengambilan keputusannya adalah: H0 diterima jika Fhitung < Ftabel pada α = 5% H0 ditolak jika Fhitung > Ftabel pada α = 5%. B. Uji Signifikansi Parsial (Uji-T)

Uji-t menentukan seberapa besar pengaruh variabel secara parsial terhadap variabel terikat.

H0 ; b1 = 0

Artinya secara parsial tidak terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari variabel bebas (X) terhadap variabel terikat (Y).

Ha : b1≠ 0

Artinya secara pasrial terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari variabel bebas (X) terhadap variabel terikat (Y).

Kriteria pengambilan keputusan:

(11)

BAB IV

ANALISIS HASIL PENELITIAN

4.1Gambaran Umum dan Sejarah Singkat Bank Syariah Mandiri

Nilai-nilai perusahaan yang menjunjung tinggi kemanusiaan dan integritas telah tertanam kuat pada segenap insan Bank Syariah Mandiri (BSM) sejak awal pendiriannya. Kehadiran BSM sejak tahun 1999, sesungguhnya merupakan hikmah sekaligus berkah pasca krisi ekonomi dan moneter tahun 1997-1998. Sebagaimana diketahui, krisis ekonomi dan moneter sejak Juli 1997, yang disusul dengan krisi multi-dimensi termasuk di panggung politik nasional, telah menimbulkan beragam dampak negatif yang sangat hebat terhadap seluruh sendi kehidupan masyarakat, tidak terkecuali dunia usaha. Dalam kondisi tersebut, industri perbankan nasional yang didominasi oleh bank-bank konvensional mengalami krisi luar biasa.

Pemerintah akhirnya mengambil tindakan dengan merestrukturisasi dan merekapitulasi sebagian bank-bank di Indonesia. Salah satu bank konvensional, PT Bank Susila Bakti (BSB) yang dimiliki oleh Yayasan Kesejahteraan Pegawai (YKP), PT Bank Dagang Negara dan PT Mahkota Prestasi juga terkena dampak krisis. BSB berusaha keluar dari situasi tersebut dengan melakukan upaya merger dengan beberapa bank lain serta mengundang investor asing.

(12)

Juli 1999. Kebijakan penggabungan tersebut juga menempatkan dan menetapkan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. sebagai pemilik mayoritas baru BSB. Sebagai tindak lanjut dari keputusan merger, Bank Mandiri melakukan konsolidasi serta membentuk Tim Pengembangan Perbankan Syariah. Pembentukan tim ini bertujuan untuk mengembangkan layanan perbankan syariah di kelompok perusahaan Bank Mandiri, sebagai respon atas diberlakukannya UU No. 10 tahun 1998, yang memberi peluang bank umum untuk melayani transaksi syariah.

Tim Pengembangan Perbankan Syariah memandang bahwa permberlakuan UU tersebut merupakan momentum yang tepat untuk melakukan konversi PT Bank Susila Bakti dari Bank Konvensional menjadi bank syariah. Oleh karenanya, Tim Pengembangan Perbankan Syariah segera mempersiapkan sistem dan infrastrukturnya, sehingga kegiatan usaha BSB berubah dari bank konvensional menjadi bank yang beroperasi berdasarkan prinsip syariah dengan nama PT Bank Syariah Mandiri sebagaimana tercantum dalam Akta Notaris: Sutjipto, SH, No. 23 tanggal 8 September 1999.

(13)

resmi mulai beroperasi sejak Senin tanggal 25 Rajab 1420 H atau tanggal 1 November 1999.

PT Bank Syariah Mandiri hadir, tampil dan tumbuh sebagai bank yang mampu memadukan idealisme usaha dengan nilai-nilai rohani, yang melandasi kegiatan operasionalnya. Harmoni antara idealisme usaha dan nilai-nilai rohani inilah yang menjadi salah satu keunggulan Bank Syariah Mandiri dalam kiprahnya di perbankan Indonesia. BSM hadir untuk bersama membangun Indonesia menuju Indonesia yang lebih baik.

a. Visi dan Misi Bank Syariah Mandiri 1) Visi

Menjadi Bank Syariah Terpercaya Pilihan Mitra Usaha 2) Misi

- Mewujudkan pertumbuhan dan keuntungan yang berkesinambungan

- Mengutamakan penghimpunan dana konsumer dan penyaluran pembiayaan pada segmen UMKM

- Merekrut dan mengembangkan pegawai profesional dalam lingkungan kerja yang sehat

- Mengembangkan nilai-nilai syariah universal

- Menyelenggarakan operasional bank sesuai standar perbankan yang sehat

(14)

b. Budaya Perusahaan

Bank Syariah Mandiri sebagai bank yang beroperasi atas dasar prinsip syariah Islam menetapkan budaya perusahaan yang mengacu kepada sikap akhlaqul karimah (budi pekerti mulia), yang terangkum dalam lima pilar yang disingkat SIFAT, yaitu:

- Siddiq (integrasi), Menjaga Martabat dengan Integritas. Awali dengan niat dan hati tulus, berpikir jernih, bicara benar, sikap terpuji dan perilaku teladan

- Istiqomah (konsistensi), Konsisten adalah Kunci Menuju Sukses. Pegang tegu komitmen, sikap optimis, pantang menyerah, kesabaran dan percaya diri.

- Fathanah (profesionalisme), Terpercaya adalah Gaya Kerja Kami. Semangat belajar berkelanjutan, cerdas, inovatif, terampil dan adil. - Amanah (tanggung jawab), Terpercaya karena Penuh Tanggung Jawab.

Menjadi terpercaya, cepat tanggap, obyektif, akurat dan disiplin. - Tabligh (kepemimpinan), Kepemimpinan Berlandaskan Kasih Sayang.

Selalu transparan, membimbing, visioner, komunikatf dan memberdayakan.

c. Shared Value

(15)

Mandiri. Shared Values Bank Syariah Mandiri disingkat “ETHIC”.

- Excellence: berupaya mencapai kesempurnaan melalui perbaikan yang terpadu dan berkesinambungan

- Teamwork: mengembangkan lingkungan kerja yang saling bersinergi - Humanity: menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan dan religius - Integrity: menaati kode etik profesi dan berpikir serta berperilaku

terpuji

- Customer Focus: memahami dan memenuhi kebutuhan pelanggan untuk menjadikan Bank Syariah Mandiri sebagai mitra yang terpercaya dan menguntungkan

d. Produk Bank Syariah Mandiri 1. Pendanaan

1.1Tabungan BSM

Tabungan BSM adalah simpanan yang penarikannya berdasarkan syarat-syarat tertentu yang disepakati. Akad yang digunakan adalah akad mudharabah muthlaqah. Mudharabah muthlaqah adalah akad antara pihak pemilik modal dengan pengelola untuk memperoleh keuntungan, yang kemudian akan dibagikan sesuai nisbah yang disepakati. Dalam hal ini, bank diberikan kekuasaan penuh untuk mengelola modal atau menentukan arah investasi sesuai syariah.

(16)

Deposito BSM adalah produk investasi berjangka yang penarikannya hanya dapat dilakukan setelah jangka waktu tertentu sesuai kesepakatan. Akad yang digunakan adalah akad mudharabah muthlaqal.

Mudharabah muthlaqal adalah akad antara pihak pemilik modal dengan pengelola untuk memperoleh keuntungan, yang kemudian akan dibagikan sesuai nisbah yang disepakati. Dalam hal ini, bank diberikan kekuasaan penuh untuk mengelola modal atau menentukan arah investasi.

1.3Giro BSM

Giro BSM adalah simpanan yang penarikannya dapat dilakukan setiap saat dengan menggunakan cek, bilyet giro, atau alat perinta bayar lainnya dengan prinsip wadiah yad adh-dhamanah. Akad yang digunakan adalah akad wadiah yad adh-dhamanah. Akad ini adalah akad penitipan uang antara pihak yang mempunyai uang dengan pihak yang diberi Kompleksitas bank dengan tujuan untuk menjaga keutuhan uang, dimana pihak penerima titipan berhak memanfaatkannya berikut tanggung jawab atas pengembalian kepada pihak yang menitipkan.

1.4Obligasi

Obligasi Bank Syariah Mandiri adalah surat berharga jangka panjang berdasar prinsip syariah yang mewajibkan Emiten (BSM) untuk membayar Pendapatan Bagi Hasil / Kupon dan membayar kembali Dana Obligasi Syariah pada saat jatuh tempo.

2. Pembiayaan

(17)

Gadai emas BSM merupakan produk pembiayaan atas dasar jaminan berupa emas sebagai salah satu alternatif memperoleh uang tunai dengan cepat. Akad yang digunakan adalah akad Qardh wal Ijarah. Qardh wal Ijarah adalah akad pemberian pinjaman dari bank untuk nasabah yang disertai dengan penyerahan tugas agar bank menjaga barang jaminan yang diserahkan.

2.2Mudharabah BSM

Pembiayaan mudharabah BSM adalah pembiayaan dimana seluruh modal kerja yang dibutuhkan nasabah ditanggung oleh bank. Keuntungan yang diperoleh dibagi sesuai dengan nisbah yang disepakati.

2.3Musyarakah BSM

Pembiayaan khusus untuk modal kerja, dimana dana dari bank merupakan bagian dari modal usaha nasabah dan keuntungan dibagi sesuai dengan nisbah yang disepakati.

2.4Murabahah BSM

Pembiayaan ini adalah pembiayaan berdasarkan akad jual beli antara bank dan nasabah. Bank membeli barang yang dibutuhkan dan menjualnya kepada nasabah sebesar harga pokok ditambah dengan keuntungan margin yang disepakati.

3. Jasa

3.1Jasa Produk

(18)

Kartu / ATM BSM merupakan sarana untuk melakukan transaksi pada ATM Syariah Mandiri.

2) BSM SMS Banking

BSM SMS Banking merupakan produk layanan perbankan berbasis teknologi seluler yang memberikan kemudahan melakukan berbagai transaksi perbankan.

3.2Jasa Operasional 1) Setoran Kliring

Penagihan warkat bank lain di mana lokasi bank tertariknya berada dalam satu wilayah kliring.

2) Inkaso

Penagihan warkat bank lain dimana bank tertariknya berbeda wilayah kliring atau berada di luar negeri, hasilnya penagihan akan dikredit ke rekening nasabah.

3.3Jasa Investasi

BSM Investa Berimbang adalah reksadana Campuran (Mix Fund/Balanced Fund) berbasis instrument pasar uang, pasar obligasi dan pasar saham dengan ketentuan investasi sesuai syariah.

e. Sumber Daya Manusia

(19)

4.2 Hasil Penelitian

4.2.1 Teknik Analisis

4.2.1.1 Analisis Deskriptif

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah daftar pernyataan (kuesioner). Jumlah pernyataan seluruhnya adalah 18 butir pernyataan, yakni enam butir pernyataan untuk variabel Kualitas pelaksanaan GCG (X1), enam butir pernyataan untuk variabel Kompleksitas bank (X2), dan enam butir pernyataan untuk variabel Terhadap Fraud pada PT.Bank Syariah Mandiri(Y).

Kuesioner disebarkan kepada enam puluh (60) orang karyawan PT. Bank Syariah Mandiri yang telah ditentukan oleh peneliti dengan menggunakan Proportionate Stratified Random Sampling.

Hasil penelitian dari 60 orang responden dapat di kelompokan berdasarkan beberapa karakter sebagai berikut :

1. Gambaran Umum Responden Berdasarkan Usia

Tabel 4.1

Sumber : Hasil pengolahan data melalui program SPSS v 16.0, (2013)

(20)

Tahun sebanyak 0 orang, usia >51 Tahun Keatas sebanyak 1 orang. Sedangkan Jenis Kelamin Prempuan sampel usia 21-30 Tahun sebanyak 8 orang, usia 31-40 Tahun sebanyak 10 orang, usia 41-50 Tahun sebanyak 2 orang, usia 51 Tahun Keatas sebanyak 0 orang.

2. Gambaran Umum Responden Berdasarkan Tamatan/Pendidikan.

Tabel 4.2

Jenis_Kelamin * Pendidikan Crosstabulation

Pendidikan

Total Tamat Diploma

(D3)

Tamat Sarjana (S1)

Jenis_Kelamin laki-laki 19 21 40

perempuan 12 8 20

Total 31 29 60

Sumber : Hasil pengolahan data melalui program SPSS v 16.0, (2013)

(21)

4.2.1.2 Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel-Variabel Dalam Penelitian.

a. Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Kualitas pelaksanaan GCG (X1).

Tabel. 4.3

Distribusi Jawaban Responden Terhadap Kualitas pelaksanaan GCG (X1).

Sumber : Hasil pengolahan data melalui program SPSS v 16.0, (2013)

Berdasarkan Tabel 4.3 dapat dilihat bahwa :

1. Pada pernyataan pertama, dari 60 orang responden 5.0% menyatakan sangat baik bahwa Fungsi pengawasan PT. Bank Syariah Mandiri sudah berjalan, 50,0% menyatakan baik, 35.0% menyatakan cukup baik, sedangkan 10,0% menyatakan kurang baik dan 0,0% menyatakan tidak baik.

2. Pada pernyataan kedua, dari 60 orang responden 8.3% menyatakan sangat baik bahwa Penerapan fungsi kepatuhan telah berjalan sesuai dengan peraturannya, 58,3% menyatakan baik, 25.0% menyatakan cukup baik,

(22)

sedangkan 6,7% menyatakan kurang baik dan 1,7% menyatakan tidak baik.

3. Pada pernyataan ketiga, dari 60 orang responden 1.7% menyatakan sangat baik bahwa Penerapan fungsi audit internal PT. Bank Syariah Mandiri telah berjalan sesuai standard auditing yg berlaku, 35.0% menyatakan baik, 56.7% menyatakan cukup baik, sedangkan 6.7% menyatakan kurang baik dan 0,0% menyatakan tidak baik.

4. Pada pernyataan keempat, dari 60 orang responden 5.0% menyatakan sangat baik bahwa Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab dewan komisaris telah berjalan sesuai dengan struktur organisasinya, 46.7% menyatakan baik, 46.7% menyatakan cukup baik, sedangkan 1.7% menyatakan kurang baik dan 0,0% menyatakan tidak baik.

5. Pada pernyataan kelima, dari 60 orang responden 3.3% menyatakan sangat baik bahwa Penerapan manajemen resiko diperbankan sudah berjalan, 36.7% menyatakan baik, 50.0% menyatakan cukup baik, sedangkan 10.0% menyatakan kurang baik dan 0,0% menyatakan tidak baik.

(23)

b. Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Kompleksitas bank (X2).

Tabel. 4.4

Distribusi Jawaban Responden Terhadap Kompleksitas bank (X2).

Sumber : Hasil pengolahan data melalui program SPSS v 16.0, (2013)

Berdasarkan Tabel 4.4 dapat dilihat bahwa :

1. Pada pernyataan pertama, dari 60 orang responden 3.3% menyatakan sangat baik bahwa Produk atau jasa yg ditawarkan PT. Bank Syariah Mandiri kepada masyarakat berjalan dengan prinsip syariah, 55.0% menyatakan baik, 35.0% menyatakan cukup baik, sedangkan 5.0% menyatakan kurang baik dan 1.7% menyatakan tidak baik.

2. Pada pernyataan kedua, dari 60 orang responden 5.0% menyatakan sangat baik bahwa Sistem pengelolaan keuangan sesuai dengan prinsip syariah, 46.7% menyatakan baik, 43.3% menyatakan cukup baik, sedangkan 5.0% menyatakan kurang baik dan 0,0% menyatakan tidak baik.

3. Pada pernyataan ketiga, dari 60 orang responden 6.7% menyatakan sangat baik bahwa Perusahaan menerbitkan brosur yang memuat penjelasan

(24)

lengkap dan jelas tentang produk, 50.0% menyatakan baik, 38.3% menyatakan cukup baik, sedangkan 5.0% menyatakan kurang baik dan 0,0% menyatakan tidak baik.

4. Pada pernyataan keempat, dari 60 orang responden 8.3% menyatakan sangat baik bahwa Memberikan pelayan sesuai dengan standar operasional prosedur (SOP) PT. Bank Syariah Mandiri, 65.0% menyatakan baik, 21.7% menyatakan cukup baik, sedangkan 5.0% menyatakan kurang baik dan 0,0% menyatakan tidak baik.

5. Pada pernyataan kelima, dari 60 orang responden 6.7% menyatakan sangat baik bahwa Bank menginformasikan kepada nasabah tata cara melakukan transaksi (baik penarikan,penyetoran atau sebagainya), 53.3% menyatakan baik, 23.3% menyatakan cukup baik, sedangkan 16.7% menyatakan kurang baik dan 0,0% menyatakan tidak baik.

(25)

c. Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Fraud pada PT.Bank Syariah Mandiri (Y).

Tabel. 4.5

Distribusi Jawaban Responden Terhadap Fraud pada PT.Bank Syariah Mandiri (Y).

Sumber : Hasil pengolahan data melalui program SPSS v 16.0, (2013)

Berdasarkan Tabel 4.5 dapat dilihat bahwa :

1. Pada pernyataan pertama, dari 60 orang responden 10.0% menyatakan sangat baik bahwa Apakah penyimpangan sering terjadi dalam PT. Bank Syariah Mandiri, 51.7% menyatakan baik, 31.7% menyatakan cukup baik, sedangkan 6.7% menyatakan kurang baik dan 0.0% menyatakan tidak baik.

(26)

3. Pada pernyataan ketiga, dari 60 orang responden 3.3% menyatakan sangat baik bahwa Dalam Konversi sering terjadi penyimpangan, 43.3% menyatakan baik, 33.3% menyatakan cukup baik, sedangkan 20.0% menyatakan kurang baik dan 0,0% menyatakan tidak baik.

4. Pada pernyataan keempat, dari 60 orang responden 3.3% menyatakan sangat baik bahwa Kecurangan Laporan Keuangan sering terjadi pada PT. Bank Syariah Mandiri, 36.7% menyatakan baik, 43.3% menyatakan cukup baik, sedangkan 15.0% menyatakan kurang baik dan 1.7% menyatakan tidak baik.

5. Pada pernyataan kelima, dari 60 orang responden 3.3% menyatakan sangat baik bahwa Penyalahgunaan Aset dalam proses pemberian kredit sering terjadi pada PT. Bank Syariah Mandiri, 56.7% menyatakan baik, 31.7% menyatakan cukup baik, sedangkan 6.7% menyatakan kurang baik dan 1,7% menyatakan tidak baik.

(27)

4.2.2 Uji Asumsi Klasik

4.2.2.1Uji Normalitas

Tujuan uji normalitas adalah ingin menguji apakah dalam model regresi distribusi sebuah data mengikuti atau mendekati distribusi normal. Kalau asumsi ini dilanggar maka uji statistik menjadi tidak valid. Ada tiga cara untuk mendeteksi apakah data berdistribusi normal atau tidak, yaitu dengan pendekatan histogram, pendekatan grafik dan pendekatan Kolmogorv-Smirnov.

a. Pendekatan Histogram

Pendekatan Histogram dilakukan untuk menguji normalitas data yang dapat dilihat dengan kurva normal, yaitu kurva yang memiliki ciri-ciri khusus, salah satunya adalah bahwa : mean, mode dan median pada tempat yang sama.

(28)

Pada Gambar 4.1 terlihat bahwa variabel terdistribusi normal. Hal tersebut ditunjukkan oleh distribusi data yang tidak menceng ke kiri atau menceng ke kanan.

b. Pendekatan Grafik

Salah satu cara untuk melihat normalitas adalah dengan melihat grafik normal p-p plot. Grafik normal p-p plot akan membentuk plot antara nilai-nilai teoritis (sumbu x) melawan nilai-nilai yang didapat dari sampel (sumbu y).

Sumber : Hasil pengolahan data melalui program SPSS v 16.0, (2013) Gambar 4.2

Uji Normalitas Dengan Pendekatan Grafik

(29)

c. Pendekatan Kolmogorv-Smirnov

Uji normalitas juga dilakukan dengan menggunakan pendekatan Kolmogorov-smirnov. Hal ini untuk memastikan apakah data di sepanjang garis normal berdistribusi normal.

Tabel. 4.6

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized

Residual

N 60

Normal Parametersa Mean .0000000

Std. Deviation 2.05970766

Most Extreme Differences Absolute .118

Positive .056

Negative -.118

Kolmogorov-Smirnov Z .914

Asymp. Sig. (2-tailed) .374

a. Test distribution is Normal.

Sumber : Hasil pengolahan data melalui program SPSS v 16.0, (2013)

(30)

4.2.2.2Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas digunakan untuk menguji apakah sebuah grup memiliki varians yang sama di antara anggota grup tersebut. Jika varians tidak sama, dikatakan terjadi heteroskedastisitas. Untuk menguji heteroskedastisitas, dapat dilakukan dengan model pendekatan grafik dan model pendekatan statistik.

a. Model Pendekatan Grafik

Kriteria keputusan:

1) Jika diagram pencar yang ada membentuk pola- pola tertentu yang teratur maka regresi mengalami gangguan heterokedastisitas.

2) Jika diagram pencar yang ada tidak membentuk pola- pola tertentu yang teratur maka regresi tidak mengalami gangguan heterokedastisitas.

(31)

Gambar 4.3

Scatterplot Uji Heteroskedastisitas

Dari Gambar 4.3 terlihat titik-titik menyebar secara acak tidak membentuk sebuah pola tertentu yang jelas serta tersebar baik diatas maupun di bawah angka nol pada sumbu Y, dengan demikian dapat dikatakan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi.

b. Model Pendekatan Statistik Dengan Uji Glejser

Kriteria keputusan:

1) Jika probabilitas > 0,05 maka tidak mengalami gangguan heteroskedastisitas.

2) Jika probabilitas < 0,05 maka mengalami gangguan heteroskedastisitas.

Kualita_Pelaksanaan_GCG -.005 .069 -.013 -.077 .939

Kompleksitas_Bank -.108 .065 -.272 -1.652 .104

a. Dependent Variable: absut

Sumber : Hasil pengolahan data melalui program SPSS v 16.0, (2013).

(32)

yang terdiri dari Kualitas pelaksanaan GCG, Kompleksitas bank, signifikan secara statistik mempengaruhi variabel dependen absolut Ut (absUt).

4.2.2.3Uji Multikolinieritas

Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji adanya korelasi antara variabel independen. Jika terjadi korelasi maka dinamakan multikol, yaitu adanya masalah multikolinieritas. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi antara variabel independen. Nilai cutoff yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya mulitkolinieritas adalah : Tolerance < 0.1 sedangkan variance inflation factor (VIF) > 5.

Tabel. 4.8

a. Dependent Variable: Fraud_Pada_Bank_Syariah_Mandiri

Sumber : Hasil pengolahan data melalui program SPSS v 16.0, (2013)

(33)

4.2.3 Analisis Regresi Linier Berganda

4.2.3.1Uji Koefisien Determinasi (R2)

Pengujian koefisien determinasi (R²) digunakan untuk mengukur proporsi atau persentase kemampuan model dalam menerangkan variabel terikat. Koefisien determinasi berkisar antara nol sampai satu (0 ≤ R² ≤ 1). Jika R² semakin besar (mendekati satu), maka dapat dikatakan bahwa pengaruh variabel bebas (X) adalah besar terhadap variabel terikat (Y). Hal ini berarti model yang digunakan semakin kuat untuk menerangkan pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat dan demikian sebaliknya. Derajat pengaruh variabel X1, X2, X3, terhadap variabel Y dapat dilihat pada hasil berikut ini:

Tabel. 4.9

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate

1 .806a .649 .637 2.09553

a. Predictors: (Constant), Kompleksitas_Bank,

Kualita_Pelaksanaan_GCG

b. Dependent Variable: Fraud_Pada_Bank_Syariah_Mandiri

Sumber : Hasil pengolahan data melalui program SPSS v 16.0, (2013)

Pada Tabel 4.8 dapat dilihat bahwa :

(34)

Tabel 4.10

Hubungan Antar Variabel

Nilai Interpretasi

0,0 – 0,19 Sangat Tidak Erat 0,2 – 0,39 Tidak Erat 0,4 – 0,59 Cukup Erat

0,6 – 0,79 Erat

0,8 – 0,99 Sangat Erat Sumber : Situmorang dan Lufti (2012: 155)

2. Untuk regresi dengan lebih dari dua variabel bebas, digunakan Adjusted R Square sebagai koefisien determinasi. Adjusted R Square sebesar 0,649 berarti 64.9 % Fraud pada PT.Bank Syariah Mandiri dapat dijelaskan oleh Kualitas pelaksanaan GCG, Kompleksitas bank, . Sedangkan sisanya 35,1% dapat dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak diteliti oleh penelitian ini.

3. Standard Error of Estimated artinya mengukur variasi dari nilai yang diprediksi. Standard Error of Estimated juga dapat disebut standar deviasi.

Standard Error of Estimated dalam penelitian ini adalah 2.09553. Semakin kecil standar deviasi berarti model semakin baik.

4.2.2.2Uji Signifikansi Simultan (Uji-F)

(35)

H0 : b1 = b2 = b3 = b4 = 0, artinya secara serentak tidak terdapat pengaruh positif dan signifikan dari variabel bebas (X1, X2, X3,) berupa variabel Kualitas pelaksanaan GCG, Kompleksitas bank, dan variabel terikat (Y) berupa Fraud pada PT.Bank Syariah Mandiri .

H0 : b1 = b2 = b3 = b4 = 0, artinya secara serentak terdapat pengaruh positif dan signifikan dari variabel bebas (X1, X2, X3,) berupa variabel Kualitas pelaksanaan GCG, Kompleksitas bank, dan variabel terikat (Y) berupa Fraud pada PT.Bank Syariah Mandiri .

Nilai Fhitung akan diperoleh dengan menggunakan bantuan software

SPSS for windows, kemudian akan dibandingkan dengan nilai Ftabel pada tingkat α = 5% dengan kriteria sebagai berikut :

H0 diterima bila Fhitung ≤ Ftabel pada α = 5% H0 ditolak bila Fhitung ≥ Ftabel pada α = 5%.

Tabel 4.11

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 462.682 2 231.341 52.682 .000a

Residual 250.301 57 4.391

Total 712.983 59

a. Predictors: (Constant), Kompleksitas_Bank, Kualita_Pelaksanaan_GCG

b. Dependent Variable: Fraud_Pada_Bank_Syariah_Mandiri

Sumber : Hasil pengolahan data melalui program SPSS v 16.0, (2013)

Pada Tabel 4.10 dapat dilihat :

(36)

pada tingkat signifikan 95% (α = 0,05) sebesar 4,391. Oleh karena pada kedua perhitungan yaitu F hitung > F tabel dan tingkat signifikansinya (0,000) < 0,05 menunjukan bahwa pengaruh variabel independen Kualitas pelaksanaan GCG, Kompleksitas bank, secara serempak adalah signifikan terhadap Fraud pada PT.Bank Syariah Mandiri.

2. Kolom pertama dari uji ANOVA yaitu kolom regresi, adalah jumlah kuadrat dari varians yang dihasilkan oleh model persamaan regresi, yaitu sebesar 462.682 sedangkan kolom kedua yaitu residual adalah jumlah kuadrat varians yang tidak dihasilkan dari model persamaan regresi yaitu sebesar 462.682.

4.2.2.3Uji Signifikansi Parsial (Uji-t)

Uji-t dilakukan untuk menguji secara parsial variabel bebas yang terdiri dari variabel Kualitas pelaksanaan GCG, Kompleksitas bank dan variabel terikat (Y) berupa Fraud pada PT.Bank Syariah Mandiri. Model hipotesis yang digunakan dalam uji t adalah sebagai berikut :

H0 : b1 = b2 = b3 = b4 = 0, yang berarti variabel bebas yang terdiri dari variabel Kualitas pelaksanaan GCG, Kompleksitas bank, dan tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikat (Y) berupa Fraud pada PT.Bank Syariah Mandiri.

(37)

pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikat (Y) berupa Fraud pada PT.Bank Syariah Mandiri.

H0 diterima jika thitung< ttabel pada α = 5%

Kualita_Pelaksanaan_GCG .571 .115 .507 4.984 .000

Kompleksitas_Bank .405 .108 .382 3.751 .000

a. Dependent Variable: Fraud_Pada_Bank_Syariah_Mandiri

Sumber : Hasil pengolahan data melalui program SPSS v 16.0, (2013)

Pada Tabel 4.15 dapat dilihat bahwa :

1. Variabel Kualitas Pelaksanaan GCG (X1) berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap Fraud pada PT.Bank Syariah Mandiri, hal ini terlihat dari nilai signifikansi 0,000 lebih kecil dari 0,05.Nilaithitung>ttabel artinya jika ditingkatkan variabel Kualitas Pelaksanaan GCG maka Fraud pada PT.Bank Syariah Mandiri (Y) akan dapat ditekan.

(38)

3. Konstanta sebesar 0,609 artinya walaupun variabel bebas bernilai nol maka Fraud pada PT.Bank Syariah Mandiri tetap sebesar 0,609.

Model regresi untuk persamaan ini dapat dilihat dari Tabel 4.11 pada kolom B yaitu :

Y = a + b1X1 + b2X2 + e

Y = 0,609 + 0,571X1 + 0,405X2 + e

4.3 Pembahasan

Variabel yang sangat berpengaruh positif dan signifikan dalam penelitian ini terdapat dua Variabel Kualitas Pelaksanaan GCG (X1) dan Variabel Kompleksitas Bank (X2) dengan penjelasan sebagai berikut : 1. Variabel Kualitas Pelaksanaan GCG (X1) berpengaruh secara positif dan

signifikan terhadap Fraud pada PT.Bank Syariah Mandiri, hal ini terlihat dari nilai signifikansi 0,000 lebih kecil dari 0,05.Nilaithitung>ttabel artinya jika ditingkatkan variabel Kualitas Pelaksanaan GCG maka Fraud pada PT.Bank Syariah Mandiri (Y) akan dapat ditekan.

(39)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

1. Berdasarkan hasil uji signifikansi secara simultan atas faktor-faktor yang mempengaruhi Fraud pada PT.Bank Syariah Mandiri yang terdiri dari Kualitas pelaksanaan GCG, Kompleksitas bank secara bersama-sama atau simultan berpengaruh positif dan signifikan terhadap Fraud pada PT.Bank Syariah Mandiri.

2. Berdasarkan hasil uji signifikansi secara parsial yang dominan mempengaruhi Fraud pada PT.Bank Syariah Mandiri adalah Kualitas pelaksanaan GCG, Kompleksitas bank.

5.2 Saran

1. Mengingat bahwa dua variabel bebas dari penelitian ini yaitu Kualitas pelaksanaan GCG, Kompleksitas bank secara bersama-sama atau simultan berpengaruh positif dan signifikan terhadap Fraud pada PT.Bank Syariah Mandiri harus tetap mempertahankan dan meningkatkan Kualitas pelaksanaan GCG, Kompleksitas bank tersebut. Kualitas pelaksanaan GCG, Kompleksitas bank tersebut merupakan yang memiliki potensi untuk menekan terjadinya Fraud pada PT.Bank Syariah Mandiri.

Gambar

Tabel 3.1 Operasional Variabel
Tabel 3.2 Instrumen Skala Likert
Tabel. 4.3
Tabel. 4.4
+7

Referensi

Dokumen terkait

Prosedur permintaan dan pertanggungjawaban pegeluaran kas kecil dengan menggunakan metode imprest fund system pengeluaran dana kas kecil tidak dicatat dalam

Tujuan perencanaan kesimbangan lintasan adalah mendistribusikan unit-unit kerja atau elemen-elemen kerja pada setiap stasiun kerja agar waktu menganggur dari stasiun kerja pada

Terkait dengan sumber daya manusia (SDM) dalam pelaksanaan pemungutan pajak hotel atas rumah kos di Kota Surabaya, terdapat 206 pegawai yang terkait langsung

LEMBAGA PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT.

yang diselenggarakan pada tanggal 31 Juli – 9 Agustus 2010 selama 32 jam di Aula PWM Muhammadiyah DIY sebagai Peserta , dengan hasil Baik. Burhan Nurgiyantoro

Akan terjadi guncangan yang sangat besar bahkan dapat menimbulkan krisis ekonomi seperti pada tahun 1997 – 1998 jika pemerintah “ menyamakan “ harga minyak di Indonesia dengan

can be used to create multimodal expressions of undetermined duration, while the different signals themselves (or micro-expressions) last for a predetermined amount of time. For

Pimpinan memperbesar optimisme dan membangkitkan motivasi saya dalam melakukan pekerjaan dengan memberikan gagasan, inspirasi dan kegagahan untuk mampu