• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengan Ibu Dalam Merawat Anak Penderita Kanker di Yayasan Onkologi Anak Medan (YOAM)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengan Ibu Dalam Merawat Anak Penderita Kanker di Yayasan Onkologi Anak Medan (YOAM)"

Copied!
104
0
0

Teks penuh

(1)

58

Lampiran 1

INFORMED CONSENT

LEMBAR PENJELASAN PENELITIAN

Nama Peneliti

: Dhian Lydia Wira Purba

Nim

: 121101045

Instansi Peneliti

: Ilmu Keperawatan Fakultas Keperawatan

Universitas Sumatera Utara

Judul Penelitian

: Pengalaman Ibu dalam Merawat Anak Penderita Kanker

di Yayasan Onkologi Anak Medan

Peneliti adalah mahasiswa Program Studi S1 Ilmu Keperawatan Fakultas

Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

Saudara telah diminta untuk berpartisipasi dalam penelitian ini. Partisipasi

ini sepenuhnya bersifat sukarela. Saudara boleh memutuskan untuk berpartisipasi

atau mengajukan keberatan atas penelitian ini kapanpun saudara inginkan tanpa

ada konsekuensi dan dampak tertentu. Sebelum saudara memutuskan, saya akan

menjelaskan beberapa hal sebagai bahan pertimbangan untuk ikut serta dalam

penelitian ini, sebagai berikut:

(2)

59

2.

Jika saudara bersedia ikut dalam penelitian ini, peneliti akan melakukan

wawancara kepada saudara pada waktu dan tempat sesuai kesepakatan.

Jika saudara mengijinkan, peneliti akan menggunakan alat perekam suara

untuk merekam yang saudara katakan. Wawancara akan dilakukan

minimal satu kali selama kurang lebih 45 menit.

3.

Penelitian ini tidak menimbulkan resiko. Apabila saudara merasa tidak

aman saat wawancara, saudara boleh tidak menjawab atau mengundurkan

diri dari penelitian ini.

4.

Semua catatan yang berhubungan dengan penelitian akan dijamin

kerahasiaannya. Peneliti akan memberikan hasil penelitian ini kepada

saudara jika saudara menginginkannya. Hasil penelitian ini akan diberikan

kepada institusi tempat peneliti belajar dan pelayanan kesehatan setempat

dengan tetap menjaga kerahasiaan identitas.

5.

Jika ada yang belum jelas, silahkan saudara tanyakan pada peneliti.

6.

Jika saudara sudah memahami dan bersedia ikut berpartisipasi dalam

penelitian ini, silahkan saudara menandatangani lembar persetujuan yang

akan dilampirkan.

Peneliti,

(3)

60

Lampiran 2

INFORMED CONSENT

LEMBAR PERSETUJUAN PARTISIPAN

Saya yang bertandatangan di bawah ini :

Nama

: ……….

Umur

: ……….

Setelah membaca dan mendengarkan penjelasan penelitian ini dan setelah

mendapatkan jadwal dan pertanyaan terkait penelitian ini, maka saya memahami

tujuan penelitian ini dan pertanyaan terkait penelitian ini, maka saya memahami

tujuan penelitian ini yang nantinya akan bermanfaat bagi bagi Ibu lainnya dalam

merawat anak penderita kanker.

Saya sangat memahami bahwa keikutsertaan saya menjadi partisipan pada

penelitian ini besar manfaatnya. Dengan menandatangani surat persetujuan ini,

berarti saya menyatakan untuk berpartisipasi dalam penelitian ini tanpa paksa dan

bersifat sukarela.

Medan, …………...2016

Partisipan

(4)

61

Lampiran 3

DATA DEMOGRAFI PARTISIPAN

Petunjuk pengisian: isilah data dibawah ini dengan tepat dan benar.

Data Ibu

Nama

:

Usia

:

Suku/Bangsa

:

Agama

:

Pendidikan terakhir :

Jumlah Anak

:

No. Telepon

:

Data Anak

Nama

:

Usia

:

(5)

62

Lampiran 4

PANDUAN WAWANCARA

Saya sangat tertarik untuk mengetahui pengalaman Ibu dalam merawat anak

penderita kaker. Saya sangat mengharapkan agar Ibu menceritakan pengalaman

tersebut, termasuk peristiwa, perasaan, serta pendapat yang Ibu alami ketika

melakukan perawatan pada anak penderita kanker.

1.

Bagaimana perasaan Ibu saat pertama kali mengetahui anak terdiagnosa

penyakit kanker?

2.

Apakah kesulitan yang dirasakan Ibu selama melakukan perawatan pada

anak penderita kanker?

3.

Apakah ada masalah baru yang muncul semasa Ibu melakukan perawatan

anak penderita kanker?

4.

Adakah bentuk dukungan yang Ibu terima selama merawat anak penderita

kanker?

5.

Adakah hikmah yang Ibu dapatkan selama masa perawatan anak penderita

kanker?

(6)
(7)
(8)
(9)

Lampiran 8

JADWAL PENELITIAN

No

Aktivitas

penelitian

September Oktober Novem

ber

Desem

ber

Januar

i

Febru

ari

Maret

April

Mei

Juni

Juli

Minggu ke

1

2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1

Pengajuan judul

penelitian

2

Menyusun Bab 1

3

Menyusun Bab 2

4

Menyusun Bab 3

5

Menyusun panduan

wawancara dan

kuisioner

6

Meyerahkan

proposal penelitian

7

Ujian sidang

proposal

8

Penelitian

Diketahui,

Dosen pembimbing

(10)

Lampiran 9

Anggaran Dana

1

Menyiapkan proposal sampai sidang proposal

Biaya internet

Kertas A4 80 gr 2 rim

Fotokopi sumber-sumber daftar pustaka

Memperbanyak proposal

Sidang proposal

Rp. 50.000,00

Rp. 170.000,00

Rp. 80.000,00

Rp. 50.000,00

Rp. 150.000,00

2

Persiapan Sidang Skripsi

Souvenir wawancara

Sidang skripsi

Rp. 150.000,00

Rp. 200.000,00

3

Biaya tak terduga

Rp. 100.000,00

(11)

Lampiran 10

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama

: Dhian Lydia Wira Purba

Tempat/Tgl.lahir

: Medan, 20 Oktober 1994

Jenis kelamin

: Perempuan

Agama

: Kristen Protestan

Alamat

: Jl. Saudara Ujung No.159, Medan

Riwayat Pendidikan :

(12)

NO PERNYATAAN SIGNIFIKAN LINE KODING KATEGORI SUB TEMA TEMA

1 Makanya kami orangtuanya kan gak tidur iyalah nanti anak ini

kekmanalah, mungkin anak ini gak panjang lagi umurnya gitulah kan

P1.L36-38 Ibu mengalami

Kalau berat badan ada. Karena kurang tidur. Itu aja.

P2. L84-85 Ibu mengalami masalah kurang tidur

1.2 Padahal awak kurang tidur P3. L194 Ibu mengalami kurang istirahat 1.3 Semalam aku jaga dia, takut aku

meleleh itu kan, tadi kukasih dia makan, datang pitam dek, kayak mau jatuh aku tadi yang nyuapkan itu

P8. L192-194 Ibu merasakan pitam karena kurang istirahat

1.4 capek sih..disini kan balek balek sini, sekali balek kan capek

P10. L76 Ibu merasakan kelelahan

Kelelahan

1.5 Sakit-sakit biasa aja, sekarang ini kan sakit mungkin teruk juga ini. Badan kita ga sempat diurus, mungkin itulah apanya kan, kerja-kerja gitu

P1. L170-173 Ibu lupa mengurus diri sehingga mengalami sakit

1.6 Ini pinggang sakit, kaki, tapi gakpapalah lagi bisa jalan

P1. L175 Ibu merasakan sakit di bagian pinggang

1.7 Yang sering kambuh pinggang, pinggang sakit kali. Tengah malam nanti bisa kebangun, sakit. Ini kaki, kaki yang terutama lagi yang lebih sakit. Kadang-kadang gak bisa jalan

P1. L178-180 Ibu lebih sering merasakan sakit di bagian pinggang

1.8 Pinggang, kaki, kepala. Itulah penyakit di badan ini. Diminum jugaklah obat dari puskesmas

(13)

1.9 Inilah kalau kumat pinggang

belakang sakit. Gak pernah kerumah sakit umum. Gatau sakit apa ini, dibilang sakit pinggang dikasih obat. Dibilang sakit kepala dikasih obat

P1. L202-206 Ibu tidak memeriksakan keadaan tubuh yang sakit ke RSU

1.10 Tadi aja,ini idungnya berdarah. Inilah nakal anak ini kan, apa gak tambah stress awak

P1. L159-160 Hidung Ibu mengalami pendarahan

1.11 Kadang-kadang idungnya, inilah udah berapa hari ini, 5 hari ini buang ingus itu kan ada darahnya loh, pinggangnya udah sakit aja. Sakit pinggang, kepala

P1. L164-166 Ibu mengalami pinggang sakit, dahak dan batuk berdarah

1.12 Selain maag, badanlah. Sukak pegal. P3. L216 Badan Ibu mengalami pegal-pegal

1.13 Kayak bedengung gimana ya kalau kita ngomong pun jadi kayak pilek, gaenak ya hahhaha…gaenak

P7. L 241-242 Ibu merasakan telinganya berdengung saat berbicara 1.14 capek sih..disini kan balek balek sini,

sekali balek kan capek

P10. L76 Ibu merasakan kelelahan 1.15 Kalau sekarang gak, kalau dulu iya

memang sampe april lah itu, asal dia gak makan, pasti kami ga bisa makan

P7. L 246-247 Ibu mengalami kekurangan nafsu makan jika anak tidak nafsu makan

berat badan

1.16 Kayak dulu kan, ga habis

makanannya aku jugak gak makan, kayak sekarang banyak makan, aku juga makan

P7. L 162-163 Ibu memiliki nafsu makan yang bergantung pada anak

1.17 masuk ke mei, naik timbangan dia, naik juga timbanganku.

(14)

1.18 Kesehatan ya menurunlah, udah turun 2 kg. Kalau demam gitu sih ga ada. Cuman berat badan ajalah udah turun

P2. L78-79 Ibu mengalami penurunan berat badan

1.19 Dulu kalau terlambat makan langsung lemas, langsung cemana, sekarang terlambat makan pun gak kupikirkan lagi

P3.L199-200 Ibu tidak

memikirkan makan

1.20 Ada undang-undangan gitu kan, ibu ga menghadiri. Udah 2 bulan ini gak menghadiri lah. Di pengajian pun gitu, ya semualah tertunda

P2. L52-56 Ibu tidak mengikuti undangan dari

1.21 Kalau dulu tiap bulan walaupun ada sikit-sikit datang. Ga ada sama sekali dan pengajian dah 2 bulan ga diikuti. Bagian KB pun 2 bulan ga diikuti.

P2. L58-59 Setiap bulan Ibu sudah tidak ikut kegiatan sosial

1.22 Sama sekali ga ada kegiatan sosial lagi

Sama sekali ga ada, gak pernah kemana-mana

P3. L83 P3.L87

Ibu tidak mengikuti kegiatan sosial

1.23 ke, apa. Perwiritan apa tu. Kaum ibu-ibu kan, perwiritan akbar, ikut. oh iya, pernah aktip. Di kegiatan Pm Pm mandiri itu. Pernah ikut itu jugak. enggaklah. disini aja kan.

P5. L73-L82 Ibu berhenti mengikuti kegiatan sosial

1.24 Total sampe 2 bulan ini. Udah berenti, focus ke adek. Cuman orang itu pun ga melepaskan, kalau ada kesempatan nanti datang, gitu.

P2. L61-63 Ibu tidak mengikuti kegiatan

lingkungan sudah 2 bulan

1.25 Udah 2 bulan ini gak menghadiri lah. Di pengajian pun gitu, ya semualah tertunda

(15)

1.26 Iya semenjak fajar kekgini ibuk gak pernah lagi wirit gak pernah gak sama dia gak pernah

P9. L171 Ibu tidak mengikuti wirit lagi

1.27 jarang.. pas kebetulan kesini kan kita gak bisa datang

P10. L118 Ibu jarang

mengikuti kegiatan wirit lagi

1.28 Cuman keluarga kalau dipinjami seribu-duaribu ada, dikasih. Minimal istilahnya untuk ongkos adalah tiap minggu.. Tapi ditangan tetaplah itu 250 seminggu. Harus ada, dari siapapun tah 1rb-2rb nanti dikumpulkanlah.

P2. L 127-129 Ibu mengusahakan keuangan setiap

1.29 Itupun ayahnya udah bilang gini juga, ini kalau seandainya kita udah gak ada apa-apa, udah malu dibantu saudara,apa yang adalah jual, ibaratnya kereta

P9.L230-231 Ibu dan suami berencana menjual keret auntuk

keperluan keuangan

1.30 Tapi karena berusaha juga minjam duit-minjam duit kesana kemari gak ada jugak kan, inilah men tarek’an

P1. L 38-39 Ibu berusaha mencari pinjaman uang

1.31 Kadang pinjam, ada nanti apa kasihkan, gitu. Tah pinjam 500, kasihkan tah 200. Ada perjanjianlah sama adek, tah sama keluarga, gitu. Tapi mudah-mudahan belum adalah pinjam keluar, belum ada

P2. L 119-121 Ibu meminjam uang dengan keluarga

(16)

1.33 Gitulah minjam duit sana,pinjam duit sini. Ngutang sana sini kok. Ngutang 100rb aja payah

P1. L 25 Ibu mengalami kesusahan dalam mencari pinjaman 1.34 Nunggu uang adalah, nunggu uang,

ngumpulin uang biar cukup ke sini gitukan, manatau lama disini

P1. L 32-33 Ibu Mengumpulkan uang agar cukup ke Medan

Mengalami kendala biaya hidup selama pengobatan

1.35 Ya ongkos kita kemarilah. Ongkos, dah gitu makan. Makan kita disini kan. Paling tidak seminggu Ibu mengeluarkan duit 250. sedikit. Iya tahu jugak kesana kan gak bisa dana sikit gitukan

P1. L 12-14 Ibu memiliki banyak kebutuhan dana saat di Medan 1.37 Yang kedua, ongkos kita ya, buk ya,

ongkos kita setiap kontrol itu ya, dari luar kota, ongkos, uang makan itu ya, kan. Yang ketiga, obatnya ini, sudah dibeli, ada yang dibeli, katanya.

P6. L 66-70 Ibu mengalami masalah keuangan pengobatan ke Medan

1.38 Makanya kakak bilang sama dia asal jangan tambah darah, sakit kali tambah darah itu dek, bertambah lagi rawat kita disini, apa gak betambah biaya hidup kita

P8. L77-79 Ibu merasakan kesulitan biaya jika hari rawatan bertambah

1.39 Itu satu juta udah mikir cukup apa gak, itu aturan kemo jadi tambah darah jadi gak jadi,jadi kan tambah biaya hidup

P9. L253-254 Ibu memikirkan tambahan biaya hidup

1.40 masalah keuangan.. masalah keuangan, itu aja

ya itulah biaya hidup yang disini sama obat itu

(17)

1.41 Yaudah Tuhan ajalah yang tahu kalau mau panjang umurnya ya panjanglah, kalau mau pendek yaudah gakpapa gitu yakan. Kalau ada uang berusaha, kalau ga ada kek mana yakan dek?

P1. L 97-99 Ibu merasa putus asa dikarenakan masalah keuangan

1.42 Kalau 1jt-2jt manada, orang susah kok

P1. L 125-126 Ibu mengalami masalah keuangan 1.43 Makin berat. Tapi sekarang ini, berat

ya beratlah. Itulah dah ibu bilang masalah ekonomi kan berat semuanyalah.

P2. L 68-69 Ibu mengalami keadaan ekonomi yang berat

1.44 Iya. Ini kan obatnya sekarang kan udah beli sendiri. Kebutuhan kan banyak, bukan untuk`, istilahnya bukan untuk anak aja gituloh. Banyak nanti yang mau dibayarkan.

P5. l93-94 Ibu membutuhkan biaya untuk membeli obat

1.45 Ada beli, disuruh beli, itu berat juga, bagi saya. Karena apa, kerja udah ga kerja, sementara ini udah ga kerja ya, kan. Nunggu sampe anak ini sembuh baru bisa kerja.

P6. L 64-66 Ibu sudah tidak bekerja lagi

1.46 Jadi itu berat jugak buk. Dari saya pribadi ya, karena saya kan, udah kerja gak kerja, lagipula pun janda ya, kan

P6. L 70-71 Ibu sudah janda dan tidak kerja

sementara

1.47 ya sementara ini ya, apa yang ada ya itu dulu, ada simpanan ya itu dulu dipakek, udah habis, ya minta tolong, minta bantuanlah sama keluarga. Itulah solusinya. Selain itu ga ada

P6. L 77-78 Ibu meminta bantuan kepada keluarga untuk solusi keuangan

1.48 kadang obat kan beli sendiri, itu kita susah.

(18)

1.49 Karena biaya ini dek, ngeri kali biaya ini dek, kalau awak bisalah tahan seleraa, kalau dia, mesti yang bergizi makanan kedia

P8. L71-P8.L73 Ibu mengalami kesusahan biaya dalam merawat anak

1.50 Jual tanah mamaknya, kalau gak sempat jual tanah gak tahulah, jual tanah

P8. L84-85 Ibu menjual tanah demi biaya pengobatan anak 1.51 Itulah nangis mamaknya, kalau

sempat habis nanti uang ini, kekmanalah biaya anakku

P8. L88-89 Ibu mengalami kecemasan akibat biaya yang dikeluarkan untuk pengobatan 1.52 Nah itulah ibuk bilang,panjanglah

perjalanan kan kedepannya belum tahu, tapi rejeki dia menutupi, ya ga menutupi ada juga simpanan kami gitu, masih adalah yang bisa kami harapkan

P9. L275-277 Ibu memikirkan keuangan kedepannya

1.53 Udah mulai terasa cuman, mulai terasanya kalau bisa kita jangan utang-utang sana orang ya dek ya, itulah ibaratnya, mulai terasa itu ngeluh sama adek

P9.L219-220 Ibu merasakan kendala ekonomi

1.54 Gaktahulah lagi bilangkannya, menangis ajalah siang malam

P8.L 38 Ibu menangis siang dan malam

Sedih selama perawatan

Mengalami

masalah psikologis

1.55 Kalau dari pertama, ada sebulan itu nangis terus, asal lihat anak nangis terus, lihat dia tidur nangis, ya rasa kehilangan itulah. Makanya saya sering nangis, gitu.

P2. L74-76 Ibu menangis terus-menerus

1.56 Sangat setreslah, sempat mau bunuh diri pun ini

P1. L141 Ibu sempat memikirkan untuk bunuh diri

1.57 Kalau stressnya gak bisa aku apai, hindari

(19)

1.58 sakit kali rasanya di dada ini, syok kalilah pokoknya lumayan juga sih sampai dua bulanan lah sampe saya bisa terima

1.59 Ah, gatau laginya aku dah, teduduk aku menangis, yang dibacakan dokter itu kan, diruang sana aku, sabar ya buk, banyak sabar ya buk, anaknya itu, apalagi kakak tengok 92%, tebalek dunia ini

P8.L97-99 Ibu tidak mempercayai diagnosa yang dibacakan dokter

1.60 Teduduk tebodoh, gak tahu lagi udah nangis aja, kayak orang bodoh, kakaknya yang meluk kakak, macam orang paok

P8.L 100-101 Ibu tidak mempercayai diagnosa yang dibacakan dokter 1.61 iya, kadang-kadanglah. Kalau udah

kesel kali aku, kudiamkan aja tingkahnya.

P5. L5101-102 Ibu mendiamkan anak karena kesal

1.62

Sedih kalilah. Rasanya cemana, sedih kali. Gatau lagi bilangnya macam mana

P3. L5-6 Ibu merasakan sedih yang tidak bisa tergambarkan

1.63 Nangis ajalah. Nangis aja. Gatau lagi mau ngomong apa 1.65 Sampe mau jalan kemari aja nangis

terus. Karena mikir, ih anakku si atnan itu kok kurus kali ya

P3. L29-30 Ibu merasa sedih karena memikirkan anak lainnya

1.66 Kadang mau nangis ajalah awak dengarnya. Kecil pun tahu kanker darah

(20)

1.67 Iya sering nangis. Kalau nangis itu belum bisa berhent

P3. L247 Masih sering menangis, belum berhenti

1.69 Sampe mau jalan kemari aja nangis terus. Karena mikir, ih anakku si atnan itu kok kurus kali ya

P3.L29-30 Ibu meras sedih karena memikirkan anak lainnya

1.70 Kadang kalau dirumah sakit stress aku. Ganti-ganti jarum aja kan. Aku bukannya apa, aku takut lihatnya walopun dia gak takut aku takut, kata orang kan kalau seirng nanti

dicucuk-cucukin infusnya itu, pembuluh darahnya itu bisa menyempit, gitulah.

P5. L 184-186 Ibu merasakan kuatir akan kondisi anak

Merasakan kuatir dan sedih dalam masa perawatan

1.71 Cuman memang awak aja yang sukak mikir-mikir

P3.L109 Ibu suka

memikirkan semua hal

1.72 Kalau gak, stress jugak loh. Mau bunuh diri. Anaknya mau berobat kan. Nanti kemonya terlambat bayar kan

P1.L150-151 Ibu mengalami stress karena takut anak terlambat kemo

1.73 sering kepikiranlah bu,bukan hanya pikirin yang sakit ini, namanya stress dan kepikiran pasti ada.

P6. L154-155 Ibu mengalami stress dan kepikiran akan penyakit anak 1.74 Makanya sempat stress jugaklah, ya.

Kan ditengok gini is si itu udah masuk iniloh, nafsu makannya turun

P7. L93-94 Ibu kuatir akan nafsu makan anak

1.75 Ibu, semenjak tambah darah ini ibu baru banyak bepikir

P9. L309 Ibu memiliki beban pikiran

1.76 Iya tapi gak tega untuk apai dia (memarahi)

(21)

1.77 Cuman kadang ada kejadian gini-gini (meninggal) gitu trus awak

membayangkan anak awak kek gitu rasanya macam mana gitu

P4.L9-10 Ibu

membayangkan kejadian meninggal

1.78 iya, triak-triak hoooo gitu-gitu. Tiba-tiba nanti kadang-kadang. Jadi nanti aku kadang kadang takut ada kenapa-kenapa, ya kutanya ama dokter kan bisa itu jadi factor karena kemo, yaudahlah itu stress, gitu

P5. L 227-229 Ibu merasa kuatir karena teriakan anak

1.79 Jadi dia triak-triak itu mungkin karena stress, katanya. Gitu. Jadi udah anakku kena leukemia, stress pulak nanti, aduh bingung jugak aku.

P5. L 229-231 Ibu merasa bingung karena anak terkena efek stress

kemoterapi 1.80 Lagian kan kalau banyak

pengalaman-pengalaman banyak katanya anak-nya

gak dijaga makannya kan trus meninggal. Jadi takut jugak.

P5. L 26-27 Ibu merasa takut kalau tidak menjaga makanan anak

1.81 perasaan saya, ngeri lah ya buk, ya. Karena, kata dokter ya, waktu kerumahsakit, kanker darah, katanya. Jadi saya terus syok gitu ya, perasaan saya syok. Ngeri kali,gitu.

P6. L20-22 Ibu merasa ngeri saat mengetahui penyakit anak

1.82 kalau kita tengok kalau dia sakit kan, setelah dikemo-kemo gini sehat dia nampaknya, kita berikir, kadang ada negatipnya jugak, nengok yang lain-lain yakan, Nampak sehat-sehat, tiba-tiba nanti udah ngedrop. Jadi kadang kita, ada juga kebawa situasi

P6. L144-147 Ibu terbawa situasi karena kondisi anak yang bisa saja drop

1.83 kebawa situasi nengok-nengok teman-teman yang lama yang penyakitnya ini kan. Dah sehat

(22)

tiba-semalam, tiba-tiba bisa ngedrop, tiba drop 1.84 Mikir jugak kan dek, kalau lah

sembuh nanti, kawinnya anakku ini? Siapa laki-laki mau sama dia? Andai ada yang mau, punya anaknya dia besok? Panjang ini dek

P8.L 105-106 Ibu mengkuatirkan masa depan anak penderita kanker

1.85 Iya kalau aku idup, kalau mati aku nanti, kekmana dia besok, kalau awak masih idup masih bisa awak menjaga muncung orang lain

P8.L 131-133 Ibu mengkuatirkan kondisi masa depan anak penderita kanker

1.86 Kalau ya negatifnya ya masih cemaslah, kalau ada kawannya drop. Gimanalah dengan dia ini, kepikiran juga

P7. L277 Ibu memikirkan keadaan anak yang takut memburuk

1.87 Mungkin kita memang

berfikir,siapapun bisa pendek umur kan dek, cuman rasanya, anak kami meninggal tuh disaat sakit kek giini ngedrop

P9. L 337-338 Ibu memiliki ketakutan akan penyakit anak

1.88 Rasanyakan, memang kita udah puas ngerawat, cuman rasanya kan, ya allah orang pun bilang anaknya sakit ini itu meninggal, sakit ini padahal memang udah ditangan allah kan

P9. L 339-340 Ibu memiliki ketakutan akan penyakit anak

1.89 Ibu model gak sanggop, ibu model takot, ga sampe hati, apalagi model dia tambah darah

P9. L 237-238 Ibu memiliki rasa takut dalam merawat anak 1.90 Disitu sekarang ibu kecil hati,

pokoknya ibu jaga terus

P9. L 340-341 Ibu memiliki beban pikiran

1.91 Kayak tadi ibu bilang adiknya suruh ambil temp, ibu udah bingung disitu, apa, ada apa

P9. L 373-374 Ibu memiliki ketakutan akan penyakit anak 1.92 Pikiran takut, gitu. Takut, kayak

kemarin itu, jar jangan pulanglah jar, kita di yoam aja

(23)

2ss Enggaklah. Enggak pernah

2.1 Iya saya bilang gitu sama keluarga, tapi saya kan punya prinsip ya, kan. Kalau saya yakin anak saya ini, biarlah berobat ke dokter gitu aja

P6. L93-94 Ibu tidak membawa anak ke pengobatan herbal

2.2 Masuk dia rumah sakit, terus sampai sekarang, dulu pun dia waktu di kampong gak pernah pakek-pakek herbal. Saya hanya, saudara hanya ngusulkan ya, kita yang menentukan ya. Sampai sekarang belum pernah namanya memakai herbal, ke hanya karna pesan dokter aja, pesan dokter jangan dibawalah herbal-herbal anak ini. Kalau kita udah ke medis, medis aja.

P6. L103-104 Ibu mengikuti pesan dokter

2.4 Jadi anjuran dokter diikuti. Pakai pengobatan medis aja, iya, sekarang pengobatan medis

P6. L108-109 Ibu dianjurkan hanya

menggunakan pengobatan medis 2.5 Abistu saya paling ga bisa anak

sakit 1 hari dirumah, saya bawa terus keklinik dekat rumah

P9.L99-100 Ibu mengatasi sakit anak dengan membawa ke klinik

2.6 Yang penting saya dirumah itukan paracetamol antibiotic tersedia itu,manatau orangni demam, panas

(24)

dibawa ke medis membawa anak ke medis

2.8 gak pernah ke herbal, langsung ke medis

P10. L155 Ibu tidak membawa anak ke pengobatan herbal

2.9 karna saya tengok kan yang dari herbal itu masuk sini, langsung ngeri, takut saya jadinya, gak mau coba-coba malah kesini ajalah.

P10. L159-160 Ibu tidak ingin mencoba

pengobatan herbal

2.10 iya.. focus ke medis aja gak usah ke herbal

P10. L163 Ibu memilih focus pengobatan medis

2.11 ya itu, kan pertamanya kan, dia sakit, demam- demam aja, jadi kami bawalah ke paranormal

P5. L118-119 Ibu membawa anak ke paranormal

Membawa anak ke pengobatan orang pintar/paranormal

2.12 Yakan kami nurut-nurut aja. Itulah rupanya kok lama-lama kayak ga ada perubahan dia itu, kan kami asik cerita-cerita aja kami kan. Ga ada obat apa gitu, cerita cerita aja. Ngomong ngomong aja.

P5.L127-129 Ibu tidak

menemukan hasil pengobatan paranormal

2.13 kan biasanya robby suka kali menjerit-jerit, kepanasan, jadi rupanya semenjak minum ramuan-ramuan itu gak lagi. Gak kepanasan, gak jerit-jerit. Itulah agak percaya, ya kami bayarlah langsung dua juta stengah

P5. L134-136 Ibu menggunakan ramuan yang diberikan

2.14 Rupanya itulah, tiga hari memang betul. Eeknya ini warnya hitam, bauk. Jadi kami percayalah, senang kami, ya memang itu kurasa ya, itulah kata dialah, percayalah kami.

(25)

2.15 Habis itu, itulah kebodohan. Bawa ke orang pintar, dulu kan belum pakai BPJS dirumah sakit, ya itulah mengeluarkan biaya juga.

P5. L38-39 Ibu membawa ke dukun terlebih dahulu sebelum ke medis

2.16 iyalah, sempat percaya padahal itu udah parah. Udah berak darah

P5. L149 Ibu percaya pada efek pengobatan orang pintar 2.17 Kurang percaya, ya kata mamaknya

kita coba jugaklah obat kampong

P8. L24-25 Ibu mencoba memakai obat kampong 2.18 Obat kampong hanya airnya dek,

diminumkan, gak lebih gakkurang, takdapapa

P8. L29-30 Ibu menggunakan obat kampong yang diminumkan 2.19 kebutuhan apanyalah, kebutuhan

beli-beli buah. Ini kan, makannya kan harus ekstra hati-hati, yang gak pakek-pakek penyedap rasa, ya kebetulan harus masak sendiri kan. Bahan bahannya, kan itu kan kayaknya, beli di apa kan instan

P5. L49-51 Ibu menjaga pola makan anak

2.10 ya gimana ya, harus menjaga pola makanlah. Karena dulu kan kami mau makan kan, serba instan. Jadinya sekarang kan udah gak pakai penyedap lagi kan, udah ada

hikmahnya. Sekarang udah gak pakai apa-apa lagi. Ya gitulah, kek gitulah.

P5. L175-177 Ibu semakin menjaga pola makan,

menghindari yang instan

2.21 positifnya, ya jadi sadarlah,

bahwasanya menjaga pola makan itu harus lebih apalah, dulu kan aku orangnya kan gak kujaga-jaga pola makan anakku. Jajan bole, apa-apa bole, sekarang udah sadarlah, bahwa menjaga pola makan itu lebih penting, untuk kesehatan

(26)

2.22 hikmahnya ya, banyak ya, yang dulunya kita, pola makan kita itu sembrono ya, sembrono, main sana, main sini bebas yakan, makan sana makan sini bebas, sekarang gak bisa lagi, harus lebih diperhatikan pola-pola makannya.

P6. L 140-142 Sekarang jadi lebih memperhatikan pola makan

2.23 Kedua, menjaga pola makannya ya, kan.

Dijaga ketat, terus dijaga. Alamilah ya, kan. Karena dia kalau makannya, ga boleh makan ini, gak boleh makan itu, iya, kan. Susah juga kita disitu, kan.

2.24 Iya, menjadi hati-hati. Terutama kebersihan. Dah gitu jarang ibu masak dulu yakan, selalu beli. Sekarang udah masak, udah masak sendirilah. Sekarang apapun dimasak sendirilah.

P2.L10-14 Ibu menjadi lebih sering memasak dirumah

2.25 Khusus dijaga teruslah. Apalagi kan dia sukak makan, apa yang diliat orang makan dia mau. Jadi dijaga supaya dia gak minta jajan.

P4.L30-31 Ibu lebih menjaga makanan anak

2.26 Asal udah lihat dia ibu jejelin aja apa yang ada disitu, misalnya kayak sari kurma kan

P9.L368 Ibu merawat anak agar tetap baik

(27)

3.1 sesudah dia sakit, gak aktip lagi. Karena kan sekarang kan dia tiap minggu kontrol, sekarang gak aktiplah. Cuman kalau sempat. Mau juga sih digereja, sekali-sekalilah baca alkitab.

P6. L 191-192 Sekali-sekali ke gereja membaca alkitab

3.2 Eceknya itulah minta-minta kami berdoa, jangan sampek kita yang sakit ya, jaga ya

P9. L405-406 Ibu berdoa meminta kesehatan diri dalam merawat anak

3.3 ada hikmahnya, dulu kan, kami gak itu, gak rajin beribadah gitu ya kan. Mungkin dulu apa, sering melalaikan tugas apa, sebagai muslim gitu yakan

P4.L98-99 Semenjak sakit, Ibu semakin rajin beribadah

3.4 iyalah, shalat jugak. Kalau malam hari gitu, kita ngaji.

P4.L103 Malam hari

mengaji, dan shalat 3.5 karna sama mamak tinggal itu yakan,

jadi aktifnya cuman di gereja aja. Kumpulan gereja

P6.L188-189 Ibu hanya aktif dikumpulan gereja

3.6 Ga ada, berdoa aja.. hahaha, sharing sama Tuhan

P7.L338-339 Ibu mengatasi masalah dengan sharing sama Tuhan 3.7 Duh, hancur kali. Ya, karena kita

kepikiran sama kawan-kawan juga ya makanya udah bisa nerima

P7. L44-45 Ibu menerima kondisi anak

Berbagi Cerita Bercerita dengan kerabat

3.8 Kalau aku ya, ya itulah mungkin karena udah dibilang kawan-kawan, udah dikasih semangat, pasrah aja

P7. L156-157 Ibu mendapat kekuatan dari sesama ibu yang memiliki anak kanker 3.9 Gak jadi beban. Mungkin karena

kami bekawan jadi rasanya stress stress hilang

(28)

3.10 Ah, disitu udah ga tebilang lagi, cuman karna kami dikasih semangat kawan-kawan, kawan-kawan bilang gak papa kak

P9.L61-62 ibu mendapatkan semangat dari kawan-kawan

3.11 Lingkungan ibu, kawan-kawsan wirit, nanti kalau udah apa pada peluk-pelukan. Dah nangis,kan apa tabah ya, gitu-gitu kasih semangat

P9.L147-148 Ibu mendapat dukungan dari teman wirit

`3.12 Ikhlas ajalah, supaya ga berat. Makanya ibu ikhlas ajalah. Disana ada yang ngurus, disini ada yang ngurus. Beban tetap beban.

P2. L71-72 Ibu merasa ikhlas agar masalah tidak terasa berat

Merasakan optimis Berfikiran Positif

3.13 Ibu gak mau berfikiran negative sekarang. Kalau dulu kan nengok si adek takut kehilangan kan. Kan berfikiran jadi negative kan. Sekarang ga, anakku harus sehat, jadikan positif terus. Cemana anakku harus sehat, aku harus sehat gitu. Sekarang udah ga ada negative-negative gitu, udah ibu singkirkan semuanya.

P2. L87-91 Ibu selalu berfikiran positive agar anak selalu sehat

3.14 Masalah adek aja. Masalah lain ga ada. Masalah adek aja sekarang. Alhamdullilah mungkin dibukakan Tuhan juga jangan ada apa-apa gitu kan

P2. L95-96 Ibu merasa tidak ada masalah lainnya

3.15 Ya udah dibawa biasa ajalah. Karna apa ya, apa gunanya mikir negatip yakan, ada juganya yang sehat, terserahlah sama Tuhan, sama dokter, ngurus kan.

(29)

3.16 kalau sering ya gak lah ya, gak jugak lah. Kadang kita bawa happy aja, cerita sama kawan nya

P6. L 157-158 Ibu membawa suasana menjadi happy

3.17 iya,supaya gak nambah pikiran, semangat ajalah, positip thingking

P6. L 136 Ibu positive

thingking agar tidak menambah pikiran 3.18 Tuhan kasih kita cobaan karena kita

mampu , cuman disitulah letak cobaan, sabar enggak, janganlah tawakkal saja, ya haruslah berusaha

P8. L93-94 Ibu berfikiran postif akan masalah yang terjadi pada anak

3.19 iya..masih banyak yang kita tengok lebih parah dari anak kita

P10.L91 Ibu memiliki ketabahan karena masih banyak yang lebih parah dari anak yang dirawat 3.20 saya gak pernah berfikir seperti itu,

gak sempat berfikir seperti itu, memang udah jalannya sakitnya yaudah kita terima, yang penting kita obatkan

P10. L41-42 Ibu memilih untuk berserah pada Tuhan dan semangat

4 tapi namanya udah sakit kek gitu ya kita terima ajalah, dijalanin aja, harus kuat kitakan, nanti sedih terus kita kan, dia jadi gak semangat, kita harus kasih semangat dia..

P10. L32-34 Ibu memilih untuk berserah pada

4.1 seringlah kepikiran, yang penting kita kasih semangat dia aja, mudah-mudahan bisa sembuh, banyak kok yang bisa sembuh kan, penyakit kek gini,makanya semangat kan biar dia pun semangat, harus kasih semangat sama dia

(30)

4.2 Kayak aku kan gak kerja ini kan, terus teman kerja bilang gausah cemaslah, istirahat dulu

P7. L123-124 Ibu mendapat dukungan dari teman kerja 4.3 alhamdullilah gitu kan, gak pernah

bilang sampe kapan, gak pernah kecilkan hati kamilah,

P9.L205-206 Ibu mendapat dukungan dari lingkungan tetangga 4.4 Gak nambah beban. Gak nambah

beban pikiran , dukung semua

P3.L121 Ibu tidak meraskan beban pikiran tambahan 4.5 Kelamaan kami disini, malah

dikirimin uang untuk kami pudding, inilah untuk beli buah, beli jus, dari kepala desa

P3.L124-125 Kepala desa memberikan bantuan

4.6 Dirumah sakit kami ga nunggu, ditengok bapaknya mau pergi, ada yang kirim 200

P3.L111-112 Ada yang memberi bantuan lewat suami

4.7 Kebawah, kedepan, kebelakang, kesamping, cuman kami yang islam, tapi perhatiannya itu kan, istilahnya itu ada yang satu agama kan, jauh-jauh kan, pada ngirim semua

P3.L115-117 Tetangga mengirimkan bantuan

4.8 iya sama..iya-iya. Kalau lingkungan ngasih semangat untuk kita. Ya, nasehat ya, nasehat, kalau ada sedikit membantu materi, kasih juga dia materi, sodara, kumpul-kumpulan kita

P6. L119-121 Ibu mendapatkan bantuan dari lingkungan

4.9 udah tahu.. kasih semangatlah semuanya tetangganya

P10.L108 Ibu mendapat dukungan semangat dari tetangga 4.10 Kadang keluarga pun, untunglah

ngerti, terlambat sikit aja, awak bilang tah apa, langsung emosilah, stress pun jadilah

P3.L239-241 Keluarga Ibu semakin mengerti keadaan

(31)

4.11 Ya, kalau misalnya itu, diingatkan, jangan lupa berobat

P4.L19 Ibu diingatkan oleh keluarga untuk berobat 4.12 ya cemana dibilang ya, tetap kasih

semangat jugak sih

(32)

1

TRANSKIP WAWANCARA PARTISIPAN 1

2

In : Interviewer Pa :Partisipan

3

In

: secara keseluruhan sebelum adek dibawa kesini, ibu sama adek, apa aja yang

4

ibu diberikan waktu pertama kali tahu adek udah bengkak-bengkak. Apa yang ibu

5

kasih, kan pertama-tama ibu belum tahu penyakit adek kan bu?

6

Pa

: Pertama, karena gak dibawa tempo hari, makanya bengkak, karena dana

7

gak ada lagi Ibunya sakit. Terus inilah gak dibawa dia sampai 4 bulan tertunggak.

8

In

: tapi ibu, Berarti Ibu belum coba pengobatan lainnya?

9

Pa

: Enggaklah gak pernah pengobatan lainnya dibawa kerumah sakit umum

10

sanalah.terus dibilang dokter Johan yah kalo bisa bu dibawa ke medan ajalah katanya

11

kan, ini diobati dulu gitu kan, terus kata dokter Amalia buk ini anak Ibuk bukan

12

penyakit sembarangan loh buk katanya gitu kan, ya tahu bu tapi kan ke medan kan

13

dana kan gak sedikit. Ya jangan bawa orang satu motorlah , iya tahu jugak kesana kan

14

gak bisa dana sikit gitukan, gak bisa loh buk itu anak titipan Allah katanya kan. Ya

15

tahu buk kata saya kan. Yaudah buk kalau bisa dibawa ajalah ke medan. Disini

16

obatnya gak ada. Anak ini jugak harus dibawa ke medan.

17

In

: Berarti belum sempat pengobatan yang lain-lain ya bu

18

Pa

: Enggaklah di rumah sakit yang terdekat aja. Itu pun udah pertama dikasih

19

obat, yang kedua udah dimarahilah saya pun buk ga beranilah ngasih obat gini-gini

20

lah bu bawak ke medan ajalah. Padahal di medan obat anak ini yang ada, katanya gitu.

21

Ya kekmanalah buk nanti usahalah kalau akunya sehat sama uangnya ada gitukan.

22

Ya terserah ibulah itu anak titipan Tuhan loh buk, katanya. Masa Ibu ga sayang sama

23

anaknya? Bukan gak sayang semua orang sayang sama anaknya Ibu bilang kan.

24

Yaudalah bu kalau bisa Ibu bawa ajalah ke medan kata dokter Amalia kan. Gitulah

25

minjam duit sana, pinjam duit sini. Ngutang sana sini kok. Ngutang 100rb aja payah.

26

Ibu nyuci, nyuci baju, 1 pintu cuman 250 satu bulan. Kadang-kadang disini nyuci ini

27

nyuci baju ngepel lante dikasih nanti 20 satu hari kan. Nengok apa ada kerjalah

28

disana. Suaminya inilah kerja nelayan kadang-kadang gak bawa uang kadang-kadang

29

bawa uang, gitulah.

30

In

: Berarti pertama kali bawa adek buk, dia udah agak bengkak duluan langsung

31

dibawa atau pertama kali ada Nampak yang aneh-aneh langsung di bawa ke

32

Pa

: Nunggu uang adalah, nunggu uang, ngumpulin uang biar cukup kesini

(33)

45

In

: Berarti Ibu dari bulan 1 udah di medan?

46

Pa

: Sebenarnya ini dalam 7, 8, 9,10, brenti. Tertunggak 4 bln. Balek-balek bulan

47

1 baru kesini. Kan sebenarnya dari pertama kesini bulan 7 ,8,9,10. Udah disini. Tapi

48

karena kan ini kan ekonomi, mamaknya sakit brenti dululah. Itu dulu, udah brenti ada

49

4 bulan inilah dia bengkak-bengkak semuanya. Trus dibawa kesinilah. dibawa kesini

50

diobatilah, sampe sekarang itulah agak membaik lagi sekarang inilah. Prop Bidalah

51

yang nyembuhkan dia sama dokter Neli Prop Bida itulah kan. Orang itu kok ngobati

52

dia. Dipoto ya apa dikasih obat ya kan sembuhlah dia kek gini. Kalau gak 17 kg dia,

53

HB nya rendah, 5 entah 6 tempo hari, pucat, dikasih obat dulu sama rumah sakit

54

inikan, eemm ilanglah kempes bengkak-bengkak ini semua, kempes semua

55

bengkaknya ga ada lagi bengkak. Pulang dulu bu nanti datang sini, jangan dulu Ibu

56

kayak dulu ya buk gitu kan. Ee, iyalah bu makasih ya bu ibu yang nyembuhkan anak

57

saya buk, kalau gak, gak tahu lah kek mana kejadiannya gitu kan. Iya bu, jaga anak

58

Ibu gitu kan. Bawa pulang dululah kan, nanti pas jadwal datang kesini, kesini lagilah

59

cek darah, baru tranpusi lagi, udah tranpusi bagus darah dia barulah dikemo. Sampe

60

sekarang lanjutlah kemo dia. Udah bagus kok dia semua. Makan mau, bukan makan

61

mau lagilah, makan aja. Minum aja. Jajan itu, makan roti, takut mamaknya nanti gak

62

bisa makan belikkan segala-galanya kan. Inilah Prop Bidalah sama Bu Neli. Baik kok

63

dokter itu. Di BMP ulanglah dia.

64

In

: Berarti anggota keluarga Ibu yang lain udah banyak tahu soal Said?

65

Pa

: Ya udah, nenek dia yang sebelah bapak dia, ee, atoknya sakit, sesak. Nenek

66

dia sebelah bapak dia ngambek upah nyuci dr rumah-kerumah dipercina ditanjung

67

bale, Kalau mamak sebelah ini Ibu kan inilah carik botot barang-barang bekas.

68

Tangannya pun udah patah juga tabrakan, di tabrak koldisel dulu, ini gak berfungsi

69

lagi loh (memegang tangan kanan)

70

In

: Udah sempat dibawa kerumah sakit kemarin buk?

71

Pa

: ayah kami itu? Kerumah sakit. Dikarenakan dan jugaklah. Kok pengobatanya

72

sampe tuntas kan berapaan duit kan. Memang dikasih dulu, dikasih perobatannya tapi

73

gak mencukupi. Tangannya sekarang inilah patah yang kanan kadag-kadang sakit

74

mendenyut kan, nyeri, kadang-kadang itulah gak bisa angkat yang berat-berat. Kok

75

mak ibu ini ini sakit gula itu gula kering, ini bekudis semua. Bekudis, kadang-kadang

76

dia mau pingsan. Inilah kek manalah mau dibilang

77

In

: Berarti udah tahu soal Said ya buk.

78

Pa

: Udahlah, udah tahu semua kampong orang pula udah tau kok.

79

In

: Berarti lingkungan Ibu udah tahulah

80

Pa

: Udah tahu semua

81

In

: Respon keluarga Ibu, bu. Tahu kondisi Said

(34)

89

mungkin dibawa anak ini, ongkos kesana kesini nanti capek dia pingsan, eee. Sempat

90

dia gak makan sampe berapa hari muntah-muntah, muntah-muntah. Gak jadwal

91

datang kesini, datang kesinilah. Orang dia da lemas. HBnya rendah. Ilanglah bengkak

92

dia kan lemahlah dia kan, itulah dibawa kesini, sembuhlah dia tambah darah, tranpusi,

93

dikemo. Udah agak baikanlah. Ntunglah dibawak kesini lagi, kalau gak dibawa kesini

94

lagi entah palah kejadiannya. Memang dia harus dibawa kesinilah, gak ini dia. Kata

95

orang kampong tah takojut, tah tekilir yakan, Ah tak mungkin orang sakitnya ini kok

96

kumat tak dibawa ke medan. Kenapa tak dibawa ke medan? Orang uang gak ada

97

kekmana bawanya Ibu bilang kan. Yaudalah Tuhan ajalah yang tahu kalau mau

98

panjang umurnya ya panjanglah, kalau mau pendek yaudah gak papa gitu yakan.

99

Kalau ada uang berusaha, kalau ga ada kek mana yakan dek? Inilah sembuhlah dia

100

diobati inilah dokter-dokter. Untung Prop Bida orangnya baik, ramah, dokter Neli

101

orangnya ramah, baik, kan. Orang rumah sakit inilah, dokter-dokter sini ramah kok.

102

Pelayananya baguskan. Berkat orang itulah makanya anak ini sembuh lagi. Kalau

103

berkat orang tuanya dibiarin ajalah nunggu apalah. Memang Tuhan juga yang

104

nentukan yakan tapi kok ga berusaha gak diobati kan tah kekmanalah kan. Ini

105

jugaklah dek, ekonomi juga.

106

In

: Berarti paling besar masalahnya disitu ya buk ya?

107

Pa

: Ya iyalah. Ekonomi kita pun kok banyak ato Ibunya sakit suruh bapaknya

108

datang kesini saat dia kerja kan, Ini bapaknya aja kerja kita tak ada duit. Ini aja tadi

109

mak sania itu yang orang batak Kristen, baik kali loh. Mak Said kalau mau nasi ambil,

110

katanya. Kalau mau ikan itu masak ya ambil, katanya. Itulah kadang-kadang rezeki

111

anak inilah. Kadang-kadang kasih uang gitukan, Kadang-kadang ada yang kasih beras

112

gitukan. Kami dikampung dapat iniloh, dapat beras jatah. Beras orang miskinlah

113

dibilang. Beras bulog, taukan? Dari walikota pemerintah gitu adakan, itulah dari situ.

114

Dikasih jatah

115

In

: berarti kalau dari keluarga sendiri ga ada masalah ya buk ya?

116

Pa

: Maksudnya?

117

In

: entah ada yang complain atau malah merasa ikut terbeban, gitu buk

118

Pa

: Rasanya memang ikut terbeban tapi karena orang itu gak mampu, orangtua

119

orang susah juga kok.

120

In

: Tetap adaniat mendukunglah ya Bu

121

Pa: Tetap adalah niat mau mengobati mudah-mudahan ada rezeki. Entah dari mana

122

mana kek gitulahkan, kalau ga ada besok apa boleh buat kan. Kadang-kadang bapak

123

mau ngasih jugak, kadang-kadang akua dimobil ini, dibus, untuk minum-minum si

124

Said katanya kan. Roti Unibis, batas kek gitulah dikasih. Kalo uang banyak dikasih

125

manada. Paling nantikan batas jajan uang limpul, gitukan. Kalau untuk 1jt, 2jt,

126

manada. Orang susah kok. Ibu aja disana di tanjung nyuci baju, kerumah cina-kecina,

127

kadang ngopek ikan teri, taukan? Perkotak 10rb. Berapa kilo, sepuluh kilo loh,

(35)

133

Pa

: Lain lagi adek ini (menunjuk adik Said) gak dibawa yang ngurusin dia siapa

134

dibawa repot kita, lain lagi yang sakit lain lagi dia bikin onar disini kan malu kan.

135

Untunglah orang dirumah sakit ini orangnya baik-baik. Dokternya pada baik semua

136

kan. Inilah tetunggak dari bulan 10 lah sampai bulan 1 baru dibawa. Karen Ibunya

137

sakit, ekonominya jugak sakit gitulah. Dia sakit udah lamam memang dari bulan 7.

138

Seharusnya dia udah protocol ke 2 ini, karena tertunggak karena ekonomi sama

139

mamaknya sakit kan, ya ginilah protocol pertama pun belum abis.

140

In

: Secara ini bu, sering ga merasa stress gitu?

141

Pa

: Owh sangat setresslah sempat mau bunuh diri pun sempat ini hahahah…

142

tempo hari gara-gara BPJS bermasalah. Bayar dululah buk, kalau gak gak bisa masuk

143

ruangan. Loh tapi belum diabayar waktunya sampai tanggal 10, loh gak bisa gituloh

144

buk harus bayar, katanya. Baru bisa masuk ruangan. Ih tolonglah dek, gak ada uang

145

ini. Ditunjukkan uangnya, cuman 160rb. Bayar BPJS nanti lebih dari 160rb.

146

Sementara masuk ruangan nanti mana makannya kan. Itupun minjam uang yang sama

147

yang tadi. Mau masuk ruangan. Kalo gak, gak masuk ruangan, manada uang untuk

148

makan kan. Tolonglah dek, oh kalau gak ini ajalah buk bayar si Said ajalah. Boleh

149

boleh, katanya kan. Udh dibayar ajalah untuk si Said duluan kan, masuklah ruangan.

150

Kalau gak, stress jugakloh. Mau bunuh diri. Anak mau berobat, nanti kemonya

151

telambat bayar kan. Kalo bisa jangan lagi kejadian tempo hari dibikin kan. Kalo

152

mampu dijalankan kalau gak mampu ya gitulah, kayak tempo hari jugaklah. Kalo bisa

153

jangan lagi kan.

154

In

: Kalo gitu sekarang udah bisa ngurus adek? Kondisiny gitu? Atau ada lagi

155

tambah beban ibu setelah adik sakit? Ibu sering sakitnya kambuh?

156

Pa

: Seringlah. Tadi aja, ini idung berdarah. Ibu ntah sakit apa gak tau juga.

157

In

: Tapi Ibu jug abelum periksa Ibu?

158

Pa

: Paling rumah sakit terdekatlah, puskesmas. Dibilang dia pengaruh gigik sakit

159

pening kepala dikasih obat, buang ingus nanti ada darahnya. Inilah nakal anak ini

160

kan? Ga tambah stress awak. Ha, nakal anakku. Udah, ga ada lagi yang mau ditanya?

161

In

: Ada bu, sedikit lagi. Berarti sekarang stress ajalah ya buk ya secara psikis

162

Pa

: stresslah, berat badan aja udah berkurang. Iya, banyak kurangnya.

163

In

: Tapi sejak ibu stress ini penyakit yang lain sering kambuh bu?

164

Pa

: Kadang-kadang batuk berdarah, dahaknya ada darahnya. Kadang-kadang

165

idungnya, inilah udah berapa hari ini, 5 hari ini buang ingus itu ka nada darahnya loh.

166

Pinggangnya udahlah sakit aja. Sakit pinggang, kepala, tapi kan si Said mau berobat

167

jugak kan, udah, kalau bisa dibawakkan dibawakkan.

168

In

: Ibu sakitnya memang ada sebelum Said sakit atau udah ada memang dari

169

dulu?

170

Pa

: kok dulu gaklah. Gak ada sakitnya. Sakit-sakit biasa aja, sekarang kan ini

171

sakit karena mungkin teruk juga ini. Taulah kan nyuci baju, rumah-kerumah, kan lain

172

lagi ngurus dirumah, badan kit aga sempat diurus, mungkin itulah apanya kan, kerja

173

kerja aja gitu.

174

In

: Berarti banyak juga yang muncul setelah adik sakit ya bu?

(36)

177

In

: Yang paling sering kambuh apa bu sakitnya?

178

Pa

: Yang sering kambuh pinggang, eee, pinggang sakit kali. Pas mau bangun

179

nanti sakit, mau tidur aja, tapi ga bisa tidur. Tengah malam nanti bisa kebangun, sakit.

180

Ini kaki, kaki yang terutama lagi yang lebih sakit. Kadang-kadang ga bisa jalan inilah

181

kaki.

182

In

: Baru pinggang ya bu?

183

Pa

: pinggang, kaki, kepala. Itulah penyakit dibadan ini.diminum jugalah obat

184

dari puskesmas. Obatnya ada itu kok. Obat kek ginilah yang dimakan. Nanti takut

185

kehabisan obat, jadi kalau kumat aja baru dimakan. Inilah dari puskesmas. Inilah

186

dibawa dari tanjung, tanjung balai.

187

In

: Ini kapan terakhir kali bu obatnya ini dikasih?

188

Pa

: udah lamalah, udah hampir 1 bulan. Nanti pas minum ini, agak ringanlah

189

badannya, makanya gak dimakan nanti habis ini kemana mau dibeli kan, haa, cuman

190

ngadu penyakitnya disana ajanya, gak mungkin disini, gak mungkin disini langkahnya

191

dari sana kan, nanti pas pulang ke tanjung bilang lagi lah buk mana obat yang tempo

192

hari, begitulah. Kumat lagi, iya. Inilah dikasih, dibilang obat pinggang, inilah obatnya

193

di kasih dari puskesmas, keluhannya apa.

194

In

: sering kambuh juga bu?

195

Pa

: iya.

196

In

: Berarti ibu makan kalau kambuh aja?

197

Pa

: iyalah, karena nanti kalau ditanjung awak dimakan tiap hari. Nanti habis

198

berobat lagi. Kalo disini kan, kalau habis ini, beli dimana, gak tahu kita resepnya

199

In

: Tapi biasanya obatnya sama juga bu?

200

Pa

: Gak, ini aja, kadang laen, ganti-ganti juga. Kadang-kadang ini tempo hari

201

bulat, tapi gaktau apa sama namanya kan. Pokoknya dikasih ini, disuruh makan,

202

makan. Inilah kalau kumat pinggang belakang sakit. Gak pernah kerumah sakit umum

203

nanti dirujuk disana, dirawat disana gimana, kita mau juga sih sekali pengen jugak.

204

Tapi kalau ini nanti dirawat siapa yang jaga anak-anak.iyakan? pokoknya dikasih obat

205

udah. Gaktau sakit apa ini. Dibilang sakit pinggang, dikasih obat, dibilang kepala

206

dikasih obat

207

In

: Saya kira ini-ini aja tadi obatnya

208

Pa

: Gak ngerti, kadang ada yang sama, kadang ada yang ditukar

209

In

: Yang sama yang mana bu?

(37)

221

In

: Berarti yang paling berat buk, kalau dari segi keuangan biaya hidup disini

222

berarti buk? Sejauh ini? Paling banyak beban disini untuk obat aja atau biaya makan

223

sehari-hari?

224

Pa

: kalau biaya makan adek ini mana ada yang beli. Belum ada, cuman inilah

225

kalau habis beli prenikson, 200 kok satu butir. Kok kehabisan, tapi dari rumah sakit

226

ini sering dikasih. Kadang-kadang kan mau kehabisan gitukan, beli 5rb aja udah

227

banyak. Tapi nanti gak tahu, ada yang dibeli nanti ini, em, sentah satu butir katanya

228

220, satu papan 220, gitulah. Kata orang itu, yang dirumah sakit kek gini. Ibu belum

229

mengalami cuman beli premison itulah,

230

In

: Kalau untuk biaya makan sehari-hari belum terlalu membebani?

(38)

1

TRANSKIP WAWANCARA PARTISIPAN 2

2

In : Interviewer Pa :Partisipan

3 In : Jadi bu perasaan Ibu pertama kali waktu tahu adek kena diagnosa leukemia ALL 4 gimana?

5 Pa : Ya mau kehilangan anak, Kalau dah namanya leukemia kan dari awalnya itu rasa 6 takut kehilangan. Udah dah sebulan awak disini ya dah aman lah. Ikut dari prosedur, gak ke 7 mana-manalah . Apa kata dokter diikuti. Apa katanya diikuti.

8 In : Jadi waktu pertama kali udah tahu adek diagnosanya seperti itu, perawatannya 9 sama adek gimana bu?

10 Pa : iya, menjadi hati-hati. Terutama kebersihan. Selama ini bukannya gak bersih ya 11 kan. Tapi lebih dikuatkan kebersihan. Dah gitu jarang ibu masak dulu yakan, selalu beli. 12 sekarang udah masak, udah masak sendirilah. Sekarang apapun dimasak sendirilah. Dia kan 13 gak boleh makan yang instan-instan itu, santanpun dia, udah gak pernahlah makan-makan 14 santan. Jarang. Sekarang rebusan aja, pokoknya ibu masak lah. Si adek pun harus dijaga 15 In : Berarti lebih ketat lagi ya bu ya

16 Pa : Ditengoklah gitu. Asal main sebentar kita panggil. Asal main panggil, gitu. Dia harus 17 masker. Keluar pun dia main-main gak boleh gak pakai masker.

18 In : Jadi gimana perasaan Ibu semakin ketat sama adek, bu? 19 Pa : Lain lah sama yang dulu, jadi makin sayang gitu rasanya. 20 In : Lebih diperhatiin ya buk ya?

21 Pa : Iya, lebih diperhatiin. Iya gitu, perhatiannya jadi makin kuatlah dari pada yang lama 22 macam dia sehat, gitu. Memperhatikan betul lah, ketat. Macam sayangnya makin dekat gitu. 23 Dah gitu dia gitu sama awak pun gitu juga. Tau dia kita sayang kan. Anak itu pun macamnya, 24 biasa gak pernah ciuman, apa gitu sama awak, bentar-bentar cium, bentar-bentar cium, gitu 25 diapun tahu juga orangtua tuh sayang dia sakit yakan. Tahu juga dia ,disayang juga dia. 26 In : Jadi pertama kali tahu diagnose adek ini bu, semua, siapa-siapa saja yang Ibu 27 kabarin bu?

28 Pa : Terutama anak, iya. Terutama abangnya. Dah gitu baru orangtua yakan. Neneknya, 29 barulah sama adek-adek semuanya gitu.

30 In : Berarti sekeluarga udah tahu ya buk? 31 Pa : udah-udah. Udah tahu semuanya.

32 In : Kalau keluarga lain Ibu? Misalnya saudara ipar?

(39)

35 In : Berarti lingkungan juga udah tahu ya bu?

36 Pa : Udah lingkungan udah tahu. Tapi ya tahunya dari mulut-kemulut. Kalau Ibu gak 37 mau ngomong. Ibuklah, siapatu si Farel gini-gini-gini gitukan, penyakitnya ini. Ya kawan- 38 kawannya pun datangan. Kawan sekolah, kawan apa gitu. Ya dari mulut-kemulut. Tapi 39 namun ibu ga ada ngomong.

40 In : Gimana perasaan ibu ketika lingkungan tahu, apakah lingkungan itu berpengaruh? 41 Pa : Ga, lingkungan makin mendekat. Maksudnya nasihat gitu, apa yang sabar gitu. 42 ga ada menjauh gitu, ga.

43 In : Berarti respon lingkungannya positif ya bu ya

44 Pa : Iya-iya. Positif. Ga ada menjauh, ga ada apa. Bagus-bagus responnya. Respon 45 orangtupun bagus sama awak. Maksudnya ngasih semangat gitu. Setiap ada yang jumpa gitu 46 Sabar gitu, apa. Ngasih semangat memang. Awak pun menjalaninya semangat jugalah untuk 47 pengobatan si adek ini. Misalnya macam diapakan kita gitukan, ga ada semangat awak. Tapi 48 Alhamdullilah lingkungan itu ngasih semangatlah.

49 In : Dulu Ibu aktif ga bu di lingkungan? 50 Pa : Aktif.

51 In : Jadi setelah adek sakit ini bu, mempengaruhi?

52 Pa : Pengaruh. Pengaruhlah iya. Macam ibu kan dapat juga bagian KB-an. Ada

53 undangan-undangan gitu kan Ibu ga menghadirilah. Udah 2 bulan ini gak menghadiri lah. Ibu 54 kan mendata-data juga kan. Bagian orang KB. Bagian jentik-jentik itu. Semua di, ya.

55 Terpengaruh jugaklah. Namanya awak disini yakan, pas di rumah bisalah. Di pengajian pun 56 gitu. Di perwiritan, ya semua lah tertunda.

57 In : Berarti waktunya dikurangilah ya bu? Ga sesering biasa?

58 Pa : Gak lah. Kalau dulu tiap bulan walaupun ada sikit-sikit pasti datang. Ga ada sama 59 sekali dah pengajian dah 2 bulan ga diikuti. Bagian KB pun 2 bulan udah gak diikuti. Undang 60 undangan misalnya nanti ada orang mau KB gitu yakan. Kan kita ngambilin orang mana yang 61 mau KB, mana yang pasang kontrasepsi, kan Ibu cariin orang itu. Dah ga ada. Total sampe 62 2 bulan ini. Udah berenti, fokus ke adek. Cuman orang itu pun ga melepaskan, kalau 63 ada kesempatan nanti datang, gitu.

64 In : tetap jenguk ya bu

65 Pa : ya. Dikasih orang itulah apa, dispensasi. Supaya jangan lepas dari organisasi. Ada 66 apa-apapun tetap kau ikuti. Pas disini ikuti. Ya ga ada ya gapapa. Mengerti memang.

(40)

68 Pa : Makin berat. Tapi sekarang ini, berat ya beratlah. Itulah dah ibu bilang masalah 69 ekonomi kan berat semuanyalah. Beban perasaan iya juga. Takut kehilangan kan terutama, 70 ekonomi juga, dah gitu keluarga juga kan ditinggal-tinggal. Bapak juga ditinggal-tinggal. 71 Ikhlas ajalah, supaya ga berat. Makanya ibu ikhlas ajalah.Disana ada yang ngurus, disini ada 72 yang ngurus. Beban tetap beban.

73 In : Ibu sering nangis, atau stress, atau gimana bu?

74 Pa : Ga, sekarang udah enggak. Kalau dari pertama, ada sebulan itu nangis terus, asal 75 lihat anak nangis terus, lihat dia tidur nangis, ya rasa kehilangan itulah. Makanya saya sering 76 nangis, gitu. Sekarang Alhamdullilah enggak.

77 In : Kalau dari kesehatan Ibu gimana bu?

78 Pa : Kesehatan ya menurunlah, udah turun 2 kg. Kalau demam gitu sih ga ada. Cuman 79 berat badan ajalah udah turun. Dibilang karena banyak pikiran enggak juga, sekarang ini 80 udah enggak Sebulan yang lalu memang iya, tapi udah sekarang ini enggak. Udah gak apa 81 kalilah. Kalau sebulan yang lalu memang iya. Tapi sekarang udah enggak

82 In : berarti sebelum dan sesudah adek sakit ga ada dampak kesehatan yang jelek ya? 83 Pa : ga ada. Sehat Alhamdullilah sehat. Ga ada demam, ga ada apa-apa. Memang 84 diusahakan ya vitamin ibu ya harus ada jugaklah ya kan supaya sehat. Cuman kalau yang lain 85 ga ada. Kalau berat badan ada. Karena kurang tidur. Itu aja.

86 In : Gimana jaga kesehatan Ibu?

87 Pa : Ya minum vitamin jugaklah. Jangan yang aneh-aneh. Ibu gak mau berfikiran 88 negative sekarang. Kalau dulu kan nengok si adek takut kehilangan kan. Kan berfikiran jadi 89 negative kan. Sekarang ga, anakku harus sehat, jadikan positif terus. Cemana anakku harus 90 sehat, aku harus sehat gitu. Sekarang udah ga ada negative-negative gitu, udah ibu

91 singkirkan semuanya. Itulah sekarang yang ibu rasakan,ga ada lagi yang negative-negative 92 In : Setelah adek sakit, ada gak buk beban atau masalah lain?

93 Pa : Sesudah penyakit ini?

94 In : Iya bu, apakah makin banyak masalah yang dating atau biasa aja?

95 Pa : Biasa aja. Masalah adek aja. Masalah lain ga ada. Masalah adek aja sekarang 96 Alhamdullilah mungkin dibukakan Tuhan juga jangan ada apa-apa gitu kan. Inilah fokusmu, 97 gitu. Gak ada lain. Bangsa begadoh gitu kan dalam keluarga? Gak ada lah, Alhamdullilah. 98 In : Berarti aman-aman ya bu

99 Pa : Aman. Aman.

(41)

102 Pa : Ya ongkos kita kemarilah. Ongkos, dah gitu makan. Makan kita disini kan. Paling 103 tidak seminggu Ibu mengeluarkan duit 250. Seminggulah. Kan seminggu sekali harus ada 104 kemo kan. Paling sedia Ibu 250. Itu minimal udah, udah diapakanlah itu. Udah di manakan, 105 udah di maksimalkanlah itu 150. Kalaupun belebih paling 10 atau 20 ribu. Ditangan harus 106 ada 250 dalam seminggu. Kalau seminggu kita disini. Kadang kita kan ga dapat ruangan. 107 Mau 3 sampai 4 hari pulang lagi ke YOAM, makan agi, masak lagi, kalau disini anak bisa 108 makan,untuk kita aja. Kalau di YOAM kan untuk makan bedua. Pokoknya seminggu harus 109 ada ditangan 250. Itu udah ngirit, anak pun meminta, bentar ya nak ya, entar ya, gitu aja. 110 tah minta buah, tah minta apa gitu. Harus dipertahankanlah. Entar kalau ada baru kita beli. 111 itu udah irit, 250 tiap minggu.

112 In : Kalau dari ini bu, pengalaman Ibu sama Bapak dalam mengandle ekonomi? 113 Pa : Selama sakit ini? Menghandlenya pun Ibu gatau karena bapak kan udah gak kerja. 114 udah 6 bulan gak kerja. Jadi menghandle duit itupun ibu gak ngerti. Karena ibu dirumah kan 115 jualan kecil-kecilan. Ga bisalah dapat satu hari itu 200 ga dapat. Paling dapat 30 itupun untuk 116 makan ajalah udah.

117 In : Berarti bu kemungkinan dapat 250 dapat dr mana bu?

118 Pa : Pinjam. Pinjam kadang 500 gitukan, kadang 500, dikumpulkanlah dari yang itu sikit 119 sikit. Dibayarlah memang sih sama keluarga bukan sama orang lain. Kadang pinjam, ada 120 nanti apa kasihkan, gitu. Tah pinjam 500, kasihkan tah 200. Ada perjanjianlah sama adek, tah 121 sama keluarga, gitu. Tapi mudah-mudahan belum adalah pinjam keluar, belum ada. Dalam 122 jangka 2 bulan ini belum ada. Pinjam masih sama keluarga-keluarga.

123 In : jadi keluarga gimana nganggapinnya bu?

124 Pa : Ya udah mengerti. Cuman kan ga selamanya dia-dia aja dipinjami. Kan segan juga 125 ya. Makanya awak bilang sama ayahnya usahakanlah kerja. Cuman ya keluarga ya gak 126 mungkinlah, cemanalah. Awak pinjam disini, besok disini, lama-lama kan utang betumpuk 127 yakan. Cuman keluarga kalau dipinjami seribu-duaribu ada, dikasih. Minimal istilahnya untuk 128 ongkos adalah tiap minggu. Kasihlah. Tapi ditangan tetaplah itu 250 seminggu. Harus ada, 129 dari siapapun tah 1rb-2rb nanti dikumpulkanlah. Tetap harus ada 250, jangan kurang. Kalau 130 lebih gak papalah yakan . nanti kita belikan buah, belikkan susu. Kalau kurang gak bisa. Harus 131 250.

132 In : Berarti bebannya di ekonomi ya bu. Berarti bu beban paling berat memang di 133 ekonomi?

(42)

136 awak kan wiraswasta. Bapak pun udah hamper 6 bulan gak kerja. Awak bilang ini memang 137 cobaanlah ya.

138 In : Kan Ibu di YOAM ini kan bu. Kalau ga ada kamar, menurut Ibu YOAM membantu 139 gak bu, dalam aspek apa yang ibu rasakan?

140 Pa : Tempat tinggal. Kalau tempat tinggal udah tertolonglah itu. Kalau kita di

141 penginapan aja udah sekitar 60an satu malam. Kalau disitu ya tempat tinggal kita tertolong, 142 misalnya beras pun apalah itu kan dikasih, kalau kita berdua dikasih beras 1 kg 3hari , gula 143 seperampat.

144 In : Berarti lumayan menghemat penginapan dan makanan ya bu

145 Pa : iya makanan, sekarang beras aja udah berapa. Paling kita beli lauk ajalah 10rb udah 146 bisa sampe malam kan. Beli aja tah teri tah apa gitu. Tertolong memang YOAM, tertolong 147 kalilah. Salah satunya tempat tinggal kitalah. Penginapan kita. Pokoknya tertolong kalilah 148 YOAM itu, kalaupun memang belum tahu disini kami kasih tahulah kesana. Sama-sama 149 sependeritaan, sama ekonomi, sama apa gitu, semua dikerahkan. Orang yang ga tahu pasti 150 kan mereka ke penginapan. Kami bilang kalau penginapan kami tunjukkan kesana, jadi 151 biarlah hilang dikit beban dia kan

(43)

1

TRANSKIP WAWANCARA PARTISIPAN 3

2

In : Interviewer Pa :Partisipan

3

In

: saya mau nanya bu, kan ibu tahu kondisi buyung dari awal februari,

4

perasaan ibu peratama kali tahu buyung kena leukemia ALL gimana bu?

5

Pa

: sedih kali lah. Rasanya cemana. Sedih kali, cemana. Gatau lagi bilangnya

6

macam mana.

7

In

: ga terkatakan gitu ya bu?

8

Pa

: ya gatau lagilah. Nangis ajalah. Nangis aja. Gatau lagi mau ngomong apa.

9

In

: Jadi berapa lama ibu mengalami nangis-nangis terus, bu?

10

Pa

: Ampe berapa kali datang kemari. Karena pas setiap kali kita datang kan, kita

11

lihat orang drop. Setiap kali kita datang, kita lihat orang yang sama penyakitnya drop.

12

Aduh. Itulah, adalah sampai berapa kali apa kemo, masih gitu juga. Untung ada

13

jugalah kawan, dokter, dibilang. Tengok itu, itu yang udah sehat. Padahal awak lihat

14

yang drop yakan satu kamar, ih tapi ini kok drop, gitu

15

In

: berarti sedih ya bu?

16

Pa

: iya sedih kali. Apalagi pertama-tama itu.

17

In

: sedihnya gimana bu? Apa cuman nangis aja, atau gimana?

18

Pa

: ya, dah nangis. Dah gelapkah awak rasa yakan. Cemana ini, nengok orang

19

pun awak, kayaknya apalah dosa awak, gitu. Penyakitnya yang, apalagi awak orang

20

awam, gak tau kan, baru ini taunya leukemia. Kalaupun pernah dengar dulu, entah di

21

tipi, di tipi jaranglah, di majalah kan ada leukemia, itukan kalau udah penyakit itu,

22

udah gak ini lagi kita rasa, kebanyakan apalah, yakan. Gausahlah dibilang, takut pulak

23

awak.

24

In

: oh iya buk ya, kearah-arah situ ya

25

Pa

: iya.

26

In

: kalau tahu keadaan buyung ini bu, dampak, ke keluarga ada dampaknya ga

27

menurut ibu? Atau perubahan ibu jadi lebih sibuk? Atau lebih merhatiin buyung?

28

Pa

: semua tinggal, sampe inilah. Abangnya aja yang dua baru semalam itu.

29

sampe mau jalan kemari aja nangis terus. Karena mikir , ih anakku si atman itu

30

kok kurus kali. Abangnya kan satu Atman, satu lagi Parel. Itulah nengok, mungkin

31

karena terlalu perhatian sama dia, abangnya kok jadi kurus. Itulah ketakutan awak

32

jadinya.

33

In

: Berarti tiba-tiba kebayang lagi, kebayang lagi gitu bu?

34

Pa

: iya

35

In

: sama adek yang disana?

36

Pa

: He..e..

37

In

: Berarti satu rumah udah tahu bu si adek? Bapak kan udah tahu, adek-adek

38

gitu bu?

(44)

45

In

: Kalau dikeluarga Ibu tahu juga gak bu, keluarga dari ibu, atau keluarga dari

46

bapak?

47

Pa

: Semua tahu

48

In

: semua tahu?

49

Pa

: semuaaaaa, satu kampong, satu apa, apalagi termasuk baru ini didengar kan,

50

penyakit ini kan. Disininya kita sering lihat orang sakit gini, kalau disana mana

51

pernah. Makanya kalau kutengoknya, mungkin karena ditengok juga kekmana awak

52

selama ini, keluarga, satu apa, satu, semua datang. Semua, ga pernah berenti.

53

In

: jenguk terus jadinya bu?

54

Pa

: iya. Udah kek gini pun, udah ada beberapa bulan, masih ada yang datang.

55

Kadang nanti udah ada brapa kali pun datang. Ini nah, untuk apanya. Kek gitulah.

56

Ganti-ganti.

57

In

: brati, positif ya bu tapi ya?

58

Pa

: Positive apanya?

59

In

: Ee… dampak keluarganya. Maksudnya tanggapan yang tahu gitu tentang

60

kondisi adek. Gadak yang komplen atau gimana bu?

61

Pa

: komplen, gaklah. Malah pada sedih semua.

62

In

: tapi masih tetap support ya buk ya?

63

Pa

: iya, apalagi orang itu. Apalagi orang itu tahulah macam mana awak kan,

64

keluarga selama ini kan baguslah mungkin, makanya itu selalu. Perhatian kali pun.

65

Perhatian kali orang itu semua. Semua. Semua keluarga yang jauh, yang satu apaku

66

lagi, keluargaku dari Bapak semua, sampe sepupu yang jauh-jauh pun semua pada

67

tau.

68

In

: berarti dampak keluarganya positive ya bu. Makin banyak dukungan?

69

Pa

: Makin banyak. Makin banyak apa, keadaan ini kek gitu orang itu taunya,

70

In

: Sebelumnya buk, sebelum Buyung sakit, Ibu aktif gak bu di kegiatan sosial

71

di lingkungan?

72

Pa

: woo, aktip kali. Aktip kalipun. Gak pernah ini. Makanya ini gak pernah

73

In

: contoh kegiatan aktipnya bu?

74

Pa

: istilahnya kalau kami islam kan, ada perwiritan, semua perwiritan awak ikuti.

75

Ibu-ibu yang di kamis siang, yang bapak-bapak itu kan, malam bapak-bapak sama

76

mamak-mamak, sama pun gak pernah ketinggalan. Sama yang arisan marga,

77

pengajian marga, semualah. Makanya semua datang, semuanya. Makanya kek awak

78

tengok kan, kek contohnya orang ini katanya gak pernah datang, ya apa kalo awak ya

79

semua datang. Asal tahu kami pulang, ganti-ganti orang itu kerumah. Sampe

80

sekarang kalau hari kamis masih mau mendoakan buyung. Didoakan. Karena awak

81

gak pernah apa kan, gak pernah tinggal. Itulah berkatnya. Makanya kata mamak ,

82

banyak jugalah rejeki si Buyung ini ya, katanya.

83

In

: setelah Buyung sakit bu, kegiatan sosial ibu berkurang banyak kali atau

84

gimana bu?

85

Pa

: sama sekali gak ada.

86

In

: berarti total ditinggal ya bu?

Referensi

Dokumen terkait

bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Bupati Bantul tentang Pedoman Pengadaan Pegawai Non

bahwa dalam rangka mendukung Visi Kabupaten Bantul Projotamansari, Sejahtera, Demokratis, dan Agamis, kegiatan pengabdian masyarakat oleh Perguruan Tinggi di Kabupaten

Saran yang diajukan dalam penelitian ini sebagai berikut: (1) bagi lembaga sekolah, diharapkan dapat lebih memberikan fasilitas yang lebih memadai untuk stimulasi keterampilan

Kehadiran warga dalam keserempakan merupakan partisipasi dalam realitas peristiwa pertunjukan, warga suku Dayak Kanayatn yang hadir menyaksikan latihan sambil

DAF"TAR RINCIAN NILAI PENAMBAHAN PENYERTAAN MODAL DAERAH PROVINSI SUMATERA UTARA KE DALAM MODAL SAHAM PERSEROAN TERBATAS (PT). PERKEBUNAN SUMATERA UTARA YANG

Dipilihnya Pajak Reklame sebagai objek penelitian karena sebagai salah satu jenis pajak daerah yang dikembangkan Pemerintah Kabupaten Kudus, Pajak Reklame sebagai

Sehubungan hal tersebut, diminta Saudara membawa Dokumen kualifikasi dan salinannya (Data Administrasi, Akte Pendirian, Ijin Usaha, NPWP, Bukti Pelunasan Pajak SPT

Awal mula dari Bluetooth adalah sebagai teknologi komunikasi wireless (tanpa kabel) yang beroperasi dalam pita frekuensi 2,4 GHz unlicensed ISM (Industrial,