58
Lampiran 1
INFORMED CONSENT
LEMBAR PENJELASAN PENELITIAN
Nama Peneliti
: Dhian Lydia Wira Purba
Nim
: 121101045
Instansi Peneliti
: Ilmu Keperawatan Fakultas Keperawatan
Universitas Sumatera Utara
Judul Penelitian
: Pengalaman Ibu dalam Merawat Anak Penderita Kanker
di Yayasan Onkologi Anak Medan
Peneliti adalah mahasiswa Program Studi S1 Ilmu Keperawatan Fakultas
Keperawatan Universitas Sumatera Utara.
Saudara telah diminta untuk berpartisipasi dalam penelitian ini. Partisipasi
ini sepenuhnya bersifat sukarela. Saudara boleh memutuskan untuk berpartisipasi
atau mengajukan keberatan atas penelitian ini kapanpun saudara inginkan tanpa
ada konsekuensi dan dampak tertentu. Sebelum saudara memutuskan, saya akan
menjelaskan beberapa hal sebagai bahan pertimbangan untuk ikut serta dalam
penelitian ini, sebagai berikut:
59
2.
Jika saudara bersedia ikut dalam penelitian ini, peneliti akan melakukan
wawancara kepada saudara pada waktu dan tempat sesuai kesepakatan.
Jika saudara mengijinkan, peneliti akan menggunakan alat perekam suara
untuk merekam yang saudara katakan. Wawancara akan dilakukan
minimal satu kali selama kurang lebih 45 menit.
3.
Penelitian ini tidak menimbulkan resiko. Apabila saudara merasa tidak
aman saat wawancara, saudara boleh tidak menjawab atau mengundurkan
diri dari penelitian ini.
4.
Semua catatan yang berhubungan dengan penelitian akan dijamin
kerahasiaannya. Peneliti akan memberikan hasil penelitian ini kepada
saudara jika saudara menginginkannya. Hasil penelitian ini akan diberikan
kepada institusi tempat peneliti belajar dan pelayanan kesehatan setempat
dengan tetap menjaga kerahasiaan identitas.
5.
Jika ada yang belum jelas, silahkan saudara tanyakan pada peneliti.
6.
Jika saudara sudah memahami dan bersedia ikut berpartisipasi dalam
penelitian ini, silahkan saudara menandatangani lembar persetujuan yang
akan dilampirkan.
Peneliti,
60
Lampiran 2
INFORMED CONSENT
LEMBAR PERSETUJUAN PARTISIPAN
Saya yang bertandatangan di bawah ini :
Nama
: ……….
Umur
: ……….
Setelah membaca dan mendengarkan penjelasan penelitian ini dan setelah
mendapatkan jadwal dan pertanyaan terkait penelitian ini, maka saya memahami
tujuan penelitian ini dan pertanyaan terkait penelitian ini, maka saya memahami
tujuan penelitian ini yang nantinya akan bermanfaat bagi bagi Ibu lainnya dalam
merawat anak penderita kanker.
Saya sangat memahami bahwa keikutsertaan saya menjadi partisipan pada
penelitian ini besar manfaatnya. Dengan menandatangani surat persetujuan ini,
berarti saya menyatakan untuk berpartisipasi dalam penelitian ini tanpa paksa dan
bersifat sukarela.
Medan, …………...2016
Partisipan
61
Lampiran 3
DATA DEMOGRAFI PARTISIPAN
Petunjuk pengisian: isilah data dibawah ini dengan tepat dan benar.
Data Ibu
Nama
:
Usia
:
Suku/Bangsa
:
Agama
:
Pendidikan terakhir :
Jumlah Anak
:
No. Telepon
:
Data Anak
Nama
:
Usia
:
62
Lampiran 4
PANDUAN WAWANCARA
Saya sangat tertarik untuk mengetahui pengalaman Ibu dalam merawat anak
penderita kaker. Saya sangat mengharapkan agar Ibu menceritakan pengalaman
tersebut, termasuk peristiwa, perasaan, serta pendapat yang Ibu alami ketika
melakukan perawatan pada anak penderita kanker.
1.
Bagaimana perasaan Ibu saat pertama kali mengetahui anak terdiagnosa
penyakit kanker?
2.
Apakah kesulitan yang dirasakan Ibu selama melakukan perawatan pada
anak penderita kanker?
3.
Apakah ada masalah baru yang muncul semasa Ibu melakukan perawatan
anak penderita kanker?
4.
Adakah bentuk dukungan yang Ibu terima selama merawat anak penderita
kanker?
5.
Adakah hikmah yang Ibu dapatkan selama masa perawatan anak penderita
kanker?
Lampiran 8
JADWAL PENELITIAN
No
Aktivitas
penelitian
September Oktober Novem
ber
Desem
ber
Januar
i
Febru
ari
Maret
April
Mei
Juni
Juli
Minggu ke
1
2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1
Pengajuan judul
penelitian
2
Menyusun Bab 1
3
Menyusun Bab 2
4
Menyusun Bab 3
5
Menyusun panduan
wawancara dan
kuisioner
6
Meyerahkan
proposal penelitian
7
Ujian sidang
proposal
8
Penelitian
Diketahui,
Dosen pembimbing
Lampiran 9
Anggaran Dana
1
Menyiapkan proposal sampai sidang proposal
Biaya internet
Kertas A4 80 gr 2 rim
Fotokopi sumber-sumber daftar pustaka
Memperbanyak proposal
Sidang proposal
Rp. 50.000,00
Rp. 170.000,00
Rp. 80.000,00
Rp. 50.000,00
Rp. 150.000,00
2
Persiapan Sidang Skripsi
Souvenir wawancara
Sidang skripsi
Rp. 150.000,00
Rp. 200.000,00
3
Biaya tak terduga
Rp. 100.000,00
Lampiran 10
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama
: Dhian Lydia Wira Purba
Tempat/Tgl.lahir
: Medan, 20 Oktober 1994
Jenis kelamin
: Perempuan
Agama
: Kristen Protestan
Alamat
: Jl. Saudara Ujung No.159, Medan
Riwayat Pendidikan :
NO PERNYATAAN SIGNIFIKAN LINE KODING KATEGORI SUB TEMA TEMA
1 Makanya kami orangtuanya kan gak tidur iyalah nanti anak ini
kekmanalah, mungkin anak ini gak panjang lagi umurnya gitulah kan
P1.L36-38 Ibu mengalami
Kalau berat badan ada. Karena kurang tidur. Itu aja.
P2. L84-85 Ibu mengalami masalah kurang tidur
1.2 Padahal awak kurang tidur P3. L194 Ibu mengalami kurang istirahat 1.3 Semalam aku jaga dia, takut aku
meleleh itu kan, tadi kukasih dia makan, datang pitam dek, kayak mau jatuh aku tadi yang nyuapkan itu
P8. L192-194 Ibu merasakan pitam karena kurang istirahat
1.4 capek sih..disini kan balek balek sini, sekali balek kan capek
P10. L76 Ibu merasakan kelelahan
Kelelahan
1.5 Sakit-sakit biasa aja, sekarang ini kan sakit mungkin teruk juga ini. Badan kita ga sempat diurus, mungkin itulah apanya kan, kerja-kerja gitu
P1. L170-173 Ibu lupa mengurus diri sehingga mengalami sakit
1.6 Ini pinggang sakit, kaki, tapi gakpapalah lagi bisa jalan
P1. L175 Ibu merasakan sakit di bagian pinggang
1.7 Yang sering kambuh pinggang, pinggang sakit kali. Tengah malam nanti bisa kebangun, sakit. Ini kaki, kaki yang terutama lagi yang lebih sakit. Kadang-kadang gak bisa jalan
P1. L178-180 Ibu lebih sering merasakan sakit di bagian pinggang
1.8 Pinggang, kaki, kepala. Itulah penyakit di badan ini. Diminum jugaklah obat dari puskesmas
1.9 Inilah kalau kumat pinggang
belakang sakit. Gak pernah kerumah sakit umum. Gatau sakit apa ini, dibilang sakit pinggang dikasih obat. Dibilang sakit kepala dikasih obat
P1. L202-206 Ibu tidak memeriksakan keadaan tubuh yang sakit ke RSU
1.10 Tadi aja,ini idungnya berdarah. Inilah nakal anak ini kan, apa gak tambah stress awak
P1. L159-160 Hidung Ibu mengalami pendarahan
1.11 Kadang-kadang idungnya, inilah udah berapa hari ini, 5 hari ini buang ingus itu kan ada darahnya loh, pinggangnya udah sakit aja. Sakit pinggang, kepala
P1. L164-166 Ibu mengalami pinggang sakit, dahak dan batuk berdarah
1.12 Selain maag, badanlah. Sukak pegal. P3. L216 Badan Ibu mengalami pegal-pegal
1.13 Kayak bedengung gimana ya kalau kita ngomong pun jadi kayak pilek, gaenak ya hahhaha…gaenak
P7. L 241-242 Ibu merasakan telinganya berdengung saat berbicara 1.14 capek sih..disini kan balek balek sini,
sekali balek kan capek
P10. L76 Ibu merasakan kelelahan 1.15 Kalau sekarang gak, kalau dulu iya
memang sampe april lah itu, asal dia gak makan, pasti kami ga bisa makan
P7. L 246-247 Ibu mengalami kekurangan nafsu makan jika anak tidak nafsu makan
berat badan
1.16 Kayak dulu kan, ga habis
makanannya aku jugak gak makan, kayak sekarang banyak makan, aku juga makan
P7. L 162-163 Ibu memiliki nafsu makan yang bergantung pada anak
1.17 masuk ke mei, naik timbangan dia, naik juga timbanganku.
1.18 Kesehatan ya menurunlah, udah turun 2 kg. Kalau demam gitu sih ga ada. Cuman berat badan ajalah udah turun
P2. L78-79 Ibu mengalami penurunan berat badan
1.19 Dulu kalau terlambat makan langsung lemas, langsung cemana, sekarang terlambat makan pun gak kupikirkan lagi
P3.L199-200 Ibu tidak
memikirkan makan
1.20 Ada undang-undangan gitu kan, ibu ga menghadiri. Udah 2 bulan ini gak menghadiri lah. Di pengajian pun gitu, ya semualah tertunda
P2. L52-56 Ibu tidak mengikuti undangan dari
1.21 Kalau dulu tiap bulan walaupun ada sikit-sikit datang. Ga ada sama sekali dan pengajian dah 2 bulan ga diikuti. Bagian KB pun 2 bulan ga diikuti.
P2. L58-59 Setiap bulan Ibu sudah tidak ikut kegiatan sosial
1.22 Sama sekali ga ada kegiatan sosial lagi
Sama sekali ga ada, gak pernah kemana-mana
P3. L83 P3.L87
Ibu tidak mengikuti kegiatan sosial
1.23 ke, apa. Perwiritan apa tu. Kaum ibu-ibu kan, perwiritan akbar, ikut. oh iya, pernah aktip. Di kegiatan Pm Pm mandiri itu. Pernah ikut itu jugak. enggaklah. disini aja kan.
P5. L73-L82 Ibu berhenti mengikuti kegiatan sosial
1.24 Total sampe 2 bulan ini. Udah berenti, focus ke adek. Cuman orang itu pun ga melepaskan, kalau ada kesempatan nanti datang, gitu.
P2. L61-63 Ibu tidak mengikuti kegiatan
lingkungan sudah 2 bulan
1.25 Udah 2 bulan ini gak menghadiri lah. Di pengajian pun gitu, ya semualah tertunda
1.26 Iya semenjak fajar kekgini ibuk gak pernah lagi wirit gak pernah gak sama dia gak pernah
P9. L171 Ibu tidak mengikuti wirit lagi
1.27 jarang.. pas kebetulan kesini kan kita gak bisa datang
P10. L118 Ibu jarang
mengikuti kegiatan wirit lagi
1.28 Cuman keluarga kalau dipinjami seribu-duaribu ada, dikasih. Minimal istilahnya untuk ongkos adalah tiap minggu.. Tapi ditangan tetaplah itu 250 seminggu. Harus ada, dari siapapun tah 1rb-2rb nanti dikumpulkanlah.
P2. L 127-129 Ibu mengusahakan keuangan setiap
1.29 Itupun ayahnya udah bilang gini juga, ini kalau seandainya kita udah gak ada apa-apa, udah malu dibantu saudara,apa yang adalah jual, ibaratnya kereta
P9.L230-231 Ibu dan suami berencana menjual keret auntuk
keperluan keuangan
1.30 Tapi karena berusaha juga minjam duit-minjam duit kesana kemari gak ada jugak kan, inilah men tarek’an
P1. L 38-39 Ibu berusaha mencari pinjaman uang
1.31 Kadang pinjam, ada nanti apa kasihkan, gitu. Tah pinjam 500, kasihkan tah 200. Ada perjanjianlah sama adek, tah sama keluarga, gitu. Tapi mudah-mudahan belum adalah pinjam keluar, belum ada
P2. L 119-121 Ibu meminjam uang dengan keluarga
1.33 Gitulah minjam duit sana,pinjam duit sini. Ngutang sana sini kok. Ngutang 100rb aja payah
P1. L 25 Ibu mengalami kesusahan dalam mencari pinjaman 1.34 Nunggu uang adalah, nunggu uang,
ngumpulin uang biar cukup ke sini gitukan, manatau lama disini
P1. L 32-33 Ibu Mengumpulkan uang agar cukup ke Medan
Mengalami kendala biaya hidup selama pengobatan
1.35 Ya ongkos kita kemarilah. Ongkos, dah gitu makan. Makan kita disini kan. Paling tidak seminggu Ibu mengeluarkan duit 250. sedikit. Iya tahu jugak kesana kan gak bisa dana sikit gitukan
P1. L 12-14 Ibu memiliki banyak kebutuhan dana saat di Medan 1.37 Yang kedua, ongkos kita ya, buk ya,
ongkos kita setiap kontrol itu ya, dari luar kota, ongkos, uang makan itu ya, kan. Yang ketiga, obatnya ini, sudah dibeli, ada yang dibeli, katanya.
P6. L 66-70 Ibu mengalami masalah keuangan pengobatan ke Medan
1.38 Makanya kakak bilang sama dia asal jangan tambah darah, sakit kali tambah darah itu dek, bertambah lagi rawat kita disini, apa gak betambah biaya hidup kita
P8. L77-79 Ibu merasakan kesulitan biaya jika hari rawatan bertambah
1.39 Itu satu juta udah mikir cukup apa gak, itu aturan kemo jadi tambah darah jadi gak jadi,jadi kan tambah biaya hidup
P9. L253-254 Ibu memikirkan tambahan biaya hidup
1.40 masalah keuangan.. masalah keuangan, itu aja
ya itulah biaya hidup yang disini sama obat itu
1.41 Yaudah Tuhan ajalah yang tahu kalau mau panjang umurnya ya panjanglah, kalau mau pendek yaudah gakpapa gitu yakan. Kalau ada uang berusaha, kalau ga ada kek mana yakan dek?
P1. L 97-99 Ibu merasa putus asa dikarenakan masalah keuangan
1.42 Kalau 1jt-2jt manada, orang susah kok
P1. L 125-126 Ibu mengalami masalah keuangan 1.43 Makin berat. Tapi sekarang ini, berat
ya beratlah. Itulah dah ibu bilang masalah ekonomi kan berat semuanyalah.
P2. L 68-69 Ibu mengalami keadaan ekonomi yang berat
1.44 Iya. Ini kan obatnya sekarang kan udah beli sendiri. Kebutuhan kan banyak, bukan untuk`, istilahnya bukan untuk anak aja gituloh. Banyak nanti yang mau dibayarkan.
P5. l93-94 Ibu membutuhkan biaya untuk membeli obat
1.45 Ada beli, disuruh beli, itu berat juga, bagi saya. Karena apa, kerja udah ga kerja, sementara ini udah ga kerja ya, kan. Nunggu sampe anak ini sembuh baru bisa kerja.
P6. L 64-66 Ibu sudah tidak bekerja lagi
1.46 Jadi itu berat jugak buk. Dari saya pribadi ya, karena saya kan, udah kerja gak kerja, lagipula pun janda ya, kan
P6. L 70-71 Ibu sudah janda dan tidak kerja
sementara
1.47 ya sementara ini ya, apa yang ada ya itu dulu, ada simpanan ya itu dulu dipakek, udah habis, ya minta tolong, minta bantuanlah sama keluarga. Itulah solusinya. Selain itu ga ada
P6. L 77-78 Ibu meminta bantuan kepada keluarga untuk solusi keuangan
1.48 kadang obat kan beli sendiri, itu kita susah.
1.49 Karena biaya ini dek, ngeri kali biaya ini dek, kalau awak bisalah tahan seleraa, kalau dia, mesti yang bergizi makanan kedia
P8. L71-P8.L73 Ibu mengalami kesusahan biaya dalam merawat anak
1.50 Jual tanah mamaknya, kalau gak sempat jual tanah gak tahulah, jual tanah
P8. L84-85 Ibu menjual tanah demi biaya pengobatan anak 1.51 Itulah nangis mamaknya, kalau
sempat habis nanti uang ini, kekmanalah biaya anakku
P8. L88-89 Ibu mengalami kecemasan akibat biaya yang dikeluarkan untuk pengobatan 1.52 Nah itulah ibuk bilang,panjanglah
perjalanan kan kedepannya belum tahu, tapi rejeki dia menutupi, ya ga menutupi ada juga simpanan kami gitu, masih adalah yang bisa kami harapkan
P9. L275-277 Ibu memikirkan keuangan kedepannya
1.53 Udah mulai terasa cuman, mulai terasanya kalau bisa kita jangan utang-utang sana orang ya dek ya, itulah ibaratnya, mulai terasa itu ngeluh sama adek
P9.L219-220 Ibu merasakan kendala ekonomi
1.54 Gaktahulah lagi bilangkannya, menangis ajalah siang malam
P8.L 38 Ibu menangis siang dan malam
Sedih selama perawatan
Mengalami
masalah psikologis
1.55 Kalau dari pertama, ada sebulan itu nangis terus, asal lihat anak nangis terus, lihat dia tidur nangis, ya rasa kehilangan itulah. Makanya saya sering nangis, gitu.
P2. L74-76 Ibu menangis terus-menerus
1.56 Sangat setreslah, sempat mau bunuh diri pun ini
P1. L141 Ibu sempat memikirkan untuk bunuh diri
1.57 Kalau stressnya gak bisa aku apai, hindari
1.58 sakit kali rasanya di dada ini, syok kalilah pokoknya lumayan juga sih sampai dua bulanan lah sampe saya bisa terima
1.59 Ah, gatau laginya aku dah, teduduk aku menangis, yang dibacakan dokter itu kan, diruang sana aku, sabar ya buk, banyak sabar ya buk, anaknya itu, apalagi kakak tengok 92%, tebalek dunia ini
P8.L97-99 Ibu tidak mempercayai diagnosa yang dibacakan dokter
1.60 Teduduk tebodoh, gak tahu lagi udah nangis aja, kayak orang bodoh, kakaknya yang meluk kakak, macam orang paok
P8.L 100-101 Ibu tidak mempercayai diagnosa yang dibacakan dokter 1.61 iya, kadang-kadanglah. Kalau udah
kesel kali aku, kudiamkan aja tingkahnya.
P5. L5101-102 Ibu mendiamkan anak karena kesal
1.62
Sedih kalilah. Rasanya cemana, sedih kali. Gatau lagi bilangnya macam mana
P3. L5-6 Ibu merasakan sedih yang tidak bisa tergambarkan
1.63 Nangis ajalah. Nangis aja. Gatau lagi mau ngomong apa 1.65 Sampe mau jalan kemari aja nangis
terus. Karena mikir, ih anakku si atnan itu kok kurus kali ya
P3. L29-30 Ibu merasa sedih karena memikirkan anak lainnya
1.66 Kadang mau nangis ajalah awak dengarnya. Kecil pun tahu kanker darah
1.67 Iya sering nangis. Kalau nangis itu belum bisa berhent
P3. L247 Masih sering menangis, belum berhenti
1.69 Sampe mau jalan kemari aja nangis terus. Karena mikir, ih anakku si atnan itu kok kurus kali ya
P3.L29-30 Ibu meras sedih karena memikirkan anak lainnya
1.70 Kadang kalau dirumah sakit stress aku. Ganti-ganti jarum aja kan. Aku bukannya apa, aku takut lihatnya walopun dia gak takut aku takut, kata orang kan kalau seirng nanti
dicucuk-cucukin infusnya itu, pembuluh darahnya itu bisa menyempit, gitulah.
P5. L 184-186 Ibu merasakan kuatir akan kondisi anak
Merasakan kuatir dan sedih dalam masa perawatan
1.71 Cuman memang awak aja yang sukak mikir-mikir
P3.L109 Ibu suka
memikirkan semua hal
1.72 Kalau gak, stress jugak loh. Mau bunuh diri. Anaknya mau berobat kan. Nanti kemonya terlambat bayar kan
P1.L150-151 Ibu mengalami stress karena takut anak terlambat kemo
1.73 sering kepikiranlah bu,bukan hanya pikirin yang sakit ini, namanya stress dan kepikiran pasti ada.
P6. L154-155 Ibu mengalami stress dan kepikiran akan penyakit anak 1.74 Makanya sempat stress jugaklah, ya.
Kan ditengok gini is si itu udah masuk iniloh, nafsu makannya turun
P7. L93-94 Ibu kuatir akan nafsu makan anak
1.75 Ibu, semenjak tambah darah ini ibu baru banyak bepikir
P9. L309 Ibu memiliki beban pikiran
1.76 Iya tapi gak tega untuk apai dia (memarahi)
1.77 Cuman kadang ada kejadian gini-gini (meninggal) gitu trus awak
membayangkan anak awak kek gitu rasanya macam mana gitu
P4.L9-10 Ibu
membayangkan kejadian meninggal
1.78 iya, triak-triak hoooo gitu-gitu. Tiba-tiba nanti kadang-kadang. Jadi nanti aku kadang kadang takut ada kenapa-kenapa, ya kutanya ama dokter kan bisa itu jadi factor karena kemo, yaudahlah itu stress, gitu
P5. L 227-229 Ibu merasa kuatir karena teriakan anak
1.79 Jadi dia triak-triak itu mungkin karena stress, katanya. Gitu. Jadi udah anakku kena leukemia, stress pulak nanti, aduh bingung jugak aku.
P5. L 229-231 Ibu merasa bingung karena anak terkena efek stress
kemoterapi 1.80 Lagian kan kalau banyak
pengalaman-pengalaman banyak katanya anak-nya
gak dijaga makannya kan trus meninggal. Jadi takut jugak.
P5. L 26-27 Ibu merasa takut kalau tidak menjaga makanan anak
1.81 perasaan saya, ngeri lah ya buk, ya. Karena, kata dokter ya, waktu kerumahsakit, kanker darah, katanya. Jadi saya terus syok gitu ya, perasaan saya syok. Ngeri kali,gitu.
P6. L20-22 Ibu merasa ngeri saat mengetahui penyakit anak
1.82 kalau kita tengok kalau dia sakit kan, setelah dikemo-kemo gini sehat dia nampaknya, kita berikir, kadang ada negatipnya jugak, nengok yang lain-lain yakan, Nampak sehat-sehat, tiba-tiba nanti udah ngedrop. Jadi kadang kita, ada juga kebawa situasi
P6. L144-147 Ibu terbawa situasi karena kondisi anak yang bisa saja drop
1.83 kebawa situasi nengok-nengok teman-teman yang lama yang penyakitnya ini kan. Dah sehat
tiba-semalam, tiba-tiba bisa ngedrop, tiba drop 1.84 Mikir jugak kan dek, kalau lah
sembuh nanti, kawinnya anakku ini? Siapa laki-laki mau sama dia? Andai ada yang mau, punya anaknya dia besok? Panjang ini dek
P8.L 105-106 Ibu mengkuatirkan masa depan anak penderita kanker
1.85 Iya kalau aku idup, kalau mati aku nanti, kekmana dia besok, kalau awak masih idup masih bisa awak menjaga muncung orang lain
P8.L 131-133 Ibu mengkuatirkan kondisi masa depan anak penderita kanker
1.86 Kalau ya negatifnya ya masih cemaslah, kalau ada kawannya drop. Gimanalah dengan dia ini, kepikiran juga
P7. L277 Ibu memikirkan keadaan anak yang takut memburuk
1.87 Mungkin kita memang
berfikir,siapapun bisa pendek umur kan dek, cuman rasanya, anak kami meninggal tuh disaat sakit kek giini ngedrop
P9. L 337-338 Ibu memiliki ketakutan akan penyakit anak
1.88 Rasanyakan, memang kita udah puas ngerawat, cuman rasanya kan, ya allah orang pun bilang anaknya sakit ini itu meninggal, sakit ini padahal memang udah ditangan allah kan
P9. L 339-340 Ibu memiliki ketakutan akan penyakit anak
1.89 Ibu model gak sanggop, ibu model takot, ga sampe hati, apalagi model dia tambah darah
P9. L 237-238 Ibu memiliki rasa takut dalam merawat anak 1.90 Disitu sekarang ibu kecil hati,
pokoknya ibu jaga terus
P9. L 340-341 Ibu memiliki beban pikiran
1.91 Kayak tadi ibu bilang adiknya suruh ambil temp, ibu udah bingung disitu, apa, ada apa
P9. L 373-374 Ibu memiliki ketakutan akan penyakit anak 1.92 Pikiran takut, gitu. Takut, kayak
kemarin itu, jar jangan pulanglah jar, kita di yoam aja
2ss Enggaklah. Enggak pernah
2.1 Iya saya bilang gitu sama keluarga, tapi saya kan punya prinsip ya, kan. Kalau saya yakin anak saya ini, biarlah berobat ke dokter gitu aja
P6. L93-94 Ibu tidak membawa anak ke pengobatan herbal
2.2 Masuk dia rumah sakit, terus sampai sekarang, dulu pun dia waktu di kampong gak pernah pakek-pakek herbal. Saya hanya, saudara hanya ngusulkan ya, kita yang menentukan ya. Sampai sekarang belum pernah namanya memakai herbal, ke hanya karna pesan dokter aja, pesan dokter jangan dibawalah herbal-herbal anak ini. Kalau kita udah ke medis, medis aja.
P6. L103-104 Ibu mengikuti pesan dokter
2.4 Jadi anjuran dokter diikuti. Pakai pengobatan medis aja, iya, sekarang pengobatan medis
P6. L108-109 Ibu dianjurkan hanya
menggunakan pengobatan medis 2.5 Abistu saya paling ga bisa anak
sakit 1 hari dirumah, saya bawa terus keklinik dekat rumah
P9.L99-100 Ibu mengatasi sakit anak dengan membawa ke klinik
2.6 Yang penting saya dirumah itukan paracetamol antibiotic tersedia itu,manatau orangni demam, panas
dibawa ke medis membawa anak ke medis
2.8 gak pernah ke herbal, langsung ke medis
P10. L155 Ibu tidak membawa anak ke pengobatan herbal
2.9 karna saya tengok kan yang dari herbal itu masuk sini, langsung ngeri, takut saya jadinya, gak mau coba-coba malah kesini ajalah.
P10. L159-160 Ibu tidak ingin mencoba
pengobatan herbal
2.10 iya.. focus ke medis aja gak usah ke herbal
P10. L163 Ibu memilih focus pengobatan medis
2.11 ya itu, kan pertamanya kan, dia sakit, demam- demam aja, jadi kami bawalah ke paranormal
P5. L118-119 Ibu membawa anak ke paranormal
Membawa anak ke pengobatan orang pintar/paranormal
2.12 Yakan kami nurut-nurut aja. Itulah rupanya kok lama-lama kayak ga ada perubahan dia itu, kan kami asik cerita-cerita aja kami kan. Ga ada obat apa gitu, cerita cerita aja. Ngomong ngomong aja.
P5.L127-129 Ibu tidak
menemukan hasil pengobatan paranormal
2.13 kan biasanya robby suka kali menjerit-jerit, kepanasan, jadi rupanya semenjak minum ramuan-ramuan itu gak lagi. Gak kepanasan, gak jerit-jerit. Itulah agak percaya, ya kami bayarlah langsung dua juta stengah
P5. L134-136 Ibu menggunakan ramuan yang diberikan
2.14 Rupanya itulah, tiga hari memang betul. Eeknya ini warnya hitam, bauk. Jadi kami percayalah, senang kami, ya memang itu kurasa ya, itulah kata dialah, percayalah kami.
2.15 Habis itu, itulah kebodohan. Bawa ke orang pintar, dulu kan belum pakai BPJS dirumah sakit, ya itulah mengeluarkan biaya juga.
P5. L38-39 Ibu membawa ke dukun terlebih dahulu sebelum ke medis
2.16 iyalah, sempat percaya padahal itu udah parah. Udah berak darah
P5. L149 Ibu percaya pada efek pengobatan orang pintar 2.17 Kurang percaya, ya kata mamaknya
kita coba jugaklah obat kampong
P8. L24-25 Ibu mencoba memakai obat kampong 2.18 Obat kampong hanya airnya dek,
diminumkan, gak lebih gakkurang, takdapapa
P8. L29-30 Ibu menggunakan obat kampong yang diminumkan 2.19 kebutuhan apanyalah, kebutuhan
beli-beli buah. Ini kan, makannya kan harus ekstra hati-hati, yang gak pakek-pakek penyedap rasa, ya kebetulan harus masak sendiri kan. Bahan bahannya, kan itu kan kayaknya, beli di apa kan instan
P5. L49-51 Ibu menjaga pola makan anak
2.10 ya gimana ya, harus menjaga pola makanlah. Karena dulu kan kami mau makan kan, serba instan. Jadinya sekarang kan udah gak pakai penyedap lagi kan, udah ada
hikmahnya. Sekarang udah gak pakai apa-apa lagi. Ya gitulah, kek gitulah.
P5. L175-177 Ibu semakin menjaga pola makan,
menghindari yang instan
2.21 positifnya, ya jadi sadarlah,
bahwasanya menjaga pola makan itu harus lebih apalah, dulu kan aku orangnya kan gak kujaga-jaga pola makan anakku. Jajan bole, apa-apa bole, sekarang udah sadarlah, bahwa menjaga pola makan itu lebih penting, untuk kesehatan
2.22 hikmahnya ya, banyak ya, yang dulunya kita, pola makan kita itu sembrono ya, sembrono, main sana, main sini bebas yakan, makan sana makan sini bebas, sekarang gak bisa lagi, harus lebih diperhatikan pola-pola makannya.
P6. L 140-142 Sekarang jadi lebih memperhatikan pola makan
2.23 Kedua, menjaga pola makannya ya, kan.
Dijaga ketat, terus dijaga. Alamilah ya, kan. Karena dia kalau makannya, ga boleh makan ini, gak boleh makan itu, iya, kan. Susah juga kita disitu, kan.
2.24 Iya, menjadi hati-hati. Terutama kebersihan. Dah gitu jarang ibu masak dulu yakan, selalu beli. Sekarang udah masak, udah masak sendirilah. Sekarang apapun dimasak sendirilah.
P2.L10-14 Ibu menjadi lebih sering memasak dirumah
2.25 Khusus dijaga teruslah. Apalagi kan dia sukak makan, apa yang diliat orang makan dia mau. Jadi dijaga supaya dia gak minta jajan.
P4.L30-31 Ibu lebih menjaga makanan anak
2.26 Asal udah lihat dia ibu jejelin aja apa yang ada disitu, misalnya kayak sari kurma kan
P9.L368 Ibu merawat anak agar tetap baik
3.1 sesudah dia sakit, gak aktip lagi. Karena kan sekarang kan dia tiap minggu kontrol, sekarang gak aktiplah. Cuman kalau sempat. Mau juga sih digereja, sekali-sekalilah baca alkitab.
P6. L 191-192 Sekali-sekali ke gereja membaca alkitab
3.2 Eceknya itulah minta-minta kami berdoa, jangan sampek kita yang sakit ya, jaga ya
P9. L405-406 Ibu berdoa meminta kesehatan diri dalam merawat anak
3.3 ada hikmahnya, dulu kan, kami gak itu, gak rajin beribadah gitu ya kan. Mungkin dulu apa, sering melalaikan tugas apa, sebagai muslim gitu yakan
P4.L98-99 Semenjak sakit, Ibu semakin rajin beribadah
3.4 iyalah, shalat jugak. Kalau malam hari gitu, kita ngaji.
P4.L103 Malam hari
mengaji, dan shalat 3.5 karna sama mamak tinggal itu yakan,
jadi aktifnya cuman di gereja aja. Kumpulan gereja
P6.L188-189 Ibu hanya aktif dikumpulan gereja
3.6 Ga ada, berdoa aja.. hahaha, sharing sama Tuhan
P7.L338-339 Ibu mengatasi masalah dengan sharing sama Tuhan 3.7 Duh, hancur kali. Ya, karena kita
kepikiran sama kawan-kawan juga ya makanya udah bisa nerima
P7. L44-45 Ibu menerima kondisi anak
Berbagi Cerita Bercerita dengan kerabat
3.8 Kalau aku ya, ya itulah mungkin karena udah dibilang kawan-kawan, udah dikasih semangat, pasrah aja
P7. L156-157 Ibu mendapat kekuatan dari sesama ibu yang memiliki anak kanker 3.9 Gak jadi beban. Mungkin karena
kami bekawan jadi rasanya stress stress hilang
3.10 Ah, disitu udah ga tebilang lagi, cuman karna kami dikasih semangat kawan-kawan, kawan-kawan bilang gak papa kak
P9.L61-62 ibu mendapatkan semangat dari kawan-kawan
3.11 Lingkungan ibu, kawan-kawsan wirit, nanti kalau udah apa pada peluk-pelukan. Dah nangis,kan apa tabah ya, gitu-gitu kasih semangat
P9.L147-148 Ibu mendapat dukungan dari teman wirit
`3.12 Ikhlas ajalah, supaya ga berat. Makanya ibu ikhlas ajalah. Disana ada yang ngurus, disini ada yang ngurus. Beban tetap beban.
P2. L71-72 Ibu merasa ikhlas agar masalah tidak terasa berat
Merasakan optimis Berfikiran Positif
3.13 Ibu gak mau berfikiran negative sekarang. Kalau dulu kan nengok si adek takut kehilangan kan. Kan berfikiran jadi negative kan. Sekarang ga, anakku harus sehat, jadikan positif terus. Cemana anakku harus sehat, aku harus sehat gitu. Sekarang udah ga ada negative-negative gitu, udah ibu singkirkan semuanya.
P2. L87-91 Ibu selalu berfikiran positive agar anak selalu sehat
3.14 Masalah adek aja. Masalah lain ga ada. Masalah adek aja sekarang. Alhamdullilah mungkin dibukakan Tuhan juga jangan ada apa-apa gitu kan
P2. L95-96 Ibu merasa tidak ada masalah lainnya
3.15 Ya udah dibawa biasa ajalah. Karna apa ya, apa gunanya mikir negatip yakan, ada juganya yang sehat, terserahlah sama Tuhan, sama dokter, ngurus kan.
3.16 kalau sering ya gak lah ya, gak jugak lah. Kadang kita bawa happy aja, cerita sama kawan nya
P6. L 157-158 Ibu membawa suasana menjadi happy
3.17 iya,supaya gak nambah pikiran, semangat ajalah, positip thingking
P6. L 136 Ibu positive
thingking agar tidak menambah pikiran 3.18 Tuhan kasih kita cobaan karena kita
mampu , cuman disitulah letak cobaan, sabar enggak, janganlah tawakkal saja, ya haruslah berusaha
P8. L93-94 Ibu berfikiran postif akan masalah yang terjadi pada anak
3.19 iya..masih banyak yang kita tengok lebih parah dari anak kita
P10.L91 Ibu memiliki ketabahan karena masih banyak yang lebih parah dari anak yang dirawat 3.20 saya gak pernah berfikir seperti itu,
gak sempat berfikir seperti itu, memang udah jalannya sakitnya yaudah kita terima, yang penting kita obatkan
P10. L41-42 Ibu memilih untuk berserah pada Tuhan dan semangat
4 tapi namanya udah sakit kek gitu ya kita terima ajalah, dijalanin aja, harus kuat kitakan, nanti sedih terus kita kan, dia jadi gak semangat, kita harus kasih semangat dia..
P10. L32-34 Ibu memilih untuk berserah pada
4.1 seringlah kepikiran, yang penting kita kasih semangat dia aja, mudah-mudahan bisa sembuh, banyak kok yang bisa sembuh kan, penyakit kek gini,makanya semangat kan biar dia pun semangat, harus kasih semangat sama dia
4.2 Kayak aku kan gak kerja ini kan, terus teman kerja bilang gausah cemaslah, istirahat dulu
P7. L123-124 Ibu mendapat dukungan dari teman kerja 4.3 alhamdullilah gitu kan, gak pernah
bilang sampe kapan, gak pernah kecilkan hati kamilah,
P9.L205-206 Ibu mendapat dukungan dari lingkungan tetangga 4.4 Gak nambah beban. Gak nambah
beban pikiran , dukung semua
P3.L121 Ibu tidak meraskan beban pikiran tambahan 4.5 Kelamaan kami disini, malah
dikirimin uang untuk kami pudding, inilah untuk beli buah, beli jus, dari kepala desa
P3.L124-125 Kepala desa memberikan bantuan
4.6 Dirumah sakit kami ga nunggu, ditengok bapaknya mau pergi, ada yang kirim 200
P3.L111-112 Ada yang memberi bantuan lewat suami
4.7 Kebawah, kedepan, kebelakang, kesamping, cuman kami yang islam, tapi perhatiannya itu kan, istilahnya itu ada yang satu agama kan, jauh-jauh kan, pada ngirim semua
P3.L115-117 Tetangga mengirimkan bantuan
4.8 iya sama..iya-iya. Kalau lingkungan ngasih semangat untuk kita. Ya, nasehat ya, nasehat, kalau ada sedikit membantu materi, kasih juga dia materi, sodara, kumpul-kumpulan kita
P6. L119-121 Ibu mendapatkan bantuan dari lingkungan
4.9 udah tahu.. kasih semangatlah semuanya tetangganya
P10.L108 Ibu mendapat dukungan semangat dari tetangga 4.10 Kadang keluarga pun, untunglah
ngerti, terlambat sikit aja, awak bilang tah apa, langsung emosilah, stress pun jadilah
P3.L239-241 Keluarga Ibu semakin mengerti keadaan
4.11 Ya, kalau misalnya itu, diingatkan, jangan lupa berobat
P4.L19 Ibu diingatkan oleh keluarga untuk berobat 4.12 ya cemana dibilang ya, tetap kasih
semangat jugak sih
1
TRANSKIP WAWANCARA PARTISIPAN 1
2
In : Interviewer Pa :Partisipan
3
In
: secara keseluruhan sebelum adek dibawa kesini, ibu sama adek, apa aja yang
4
ibu diberikan waktu pertama kali tahu adek udah bengkak-bengkak. Apa yang ibu
5
kasih, kan pertama-tama ibu belum tahu penyakit adek kan bu?
6
Pa
: Pertama, karena gak dibawa tempo hari, makanya bengkak, karena dana
7
gak ada lagi Ibunya sakit. Terus inilah gak dibawa dia sampai 4 bulan tertunggak.
8
In
: tapi ibu, Berarti Ibu belum coba pengobatan lainnya?
9
Pa
: Enggaklah gak pernah pengobatan lainnya dibawa kerumah sakit umum
10
sanalah.terus dibilang dokter Johan yah kalo bisa bu dibawa ke medan ajalah katanya
11
kan, ini diobati dulu gitu kan, terus kata dokter Amalia buk ini anak Ibuk bukan
12
penyakit sembarangan loh buk katanya gitu kan, ya tahu bu tapi kan ke medan kan
13
dana kan gak sedikit. Ya jangan bawa orang satu motorlah , iya tahu jugak kesana kan
14
gak bisa dana sikit gitukan, gak bisa loh buk itu anak titipan Allah katanya kan. Ya
15
tahu buk kata saya kan. Yaudah buk kalau bisa dibawa ajalah ke medan. Disini
16
obatnya gak ada. Anak ini jugak harus dibawa ke medan.
17
In
: Berarti belum sempat pengobatan yang lain-lain ya bu
18
Pa
: Enggaklah di rumah sakit yang terdekat aja. Itu pun udah pertama dikasih
19
obat, yang kedua udah dimarahilah saya pun buk ga beranilah ngasih obat gini-gini
20
lah bu bawak ke medan ajalah. Padahal di medan obat anak ini yang ada, katanya gitu.
21
Ya kekmanalah buk nanti usahalah kalau akunya sehat sama uangnya ada gitukan.
22
Ya terserah ibulah itu anak titipan Tuhan loh buk, katanya. Masa Ibu ga sayang sama
23
anaknya? Bukan gak sayang semua orang sayang sama anaknya Ibu bilang kan.
24
Yaudalah bu kalau bisa Ibu bawa ajalah ke medan kata dokter Amalia kan. Gitulah
25
minjam duit sana, pinjam duit sini. Ngutang sana sini kok. Ngutang 100rb aja payah.
26
Ibu nyuci, nyuci baju, 1 pintu cuman 250 satu bulan. Kadang-kadang disini nyuci ini
27
nyuci baju ngepel lante dikasih nanti 20 satu hari kan. Nengok apa ada kerjalah
28
disana. Suaminya inilah kerja nelayan kadang-kadang gak bawa uang kadang-kadang
29
bawa uang, gitulah.
30
In
: Berarti pertama kali bawa adek buk, dia udah agak bengkak duluan langsung
31
dibawa atau pertama kali ada Nampak yang aneh-aneh langsung di bawa ke
32
Pa
: Nunggu uang adalah, nunggu uang, ngumpulin uang biar cukup kesini
45
In
: Berarti Ibu dari bulan 1 udah di medan?
46
Pa
: Sebenarnya ini dalam 7, 8, 9,10, brenti. Tertunggak 4 bln. Balek-balek bulan
47
1 baru kesini. Kan sebenarnya dari pertama kesini bulan 7 ,8,9,10. Udah disini. Tapi
48
karena kan ini kan ekonomi, mamaknya sakit brenti dululah. Itu dulu, udah brenti ada
49
4 bulan inilah dia bengkak-bengkak semuanya. Trus dibawa kesinilah. dibawa kesini
50
diobatilah, sampe sekarang itulah agak membaik lagi sekarang inilah. Prop Bidalah
51
yang nyembuhkan dia sama dokter Neli Prop Bida itulah kan. Orang itu kok ngobati
52
dia. Dipoto ya apa dikasih obat ya kan sembuhlah dia kek gini. Kalau gak 17 kg dia,
53
HB nya rendah, 5 entah 6 tempo hari, pucat, dikasih obat dulu sama rumah sakit
54
inikan, eemm ilanglah kempes bengkak-bengkak ini semua, kempes semua
55
bengkaknya ga ada lagi bengkak. Pulang dulu bu nanti datang sini, jangan dulu Ibu
56
kayak dulu ya buk gitu kan. Ee, iyalah bu makasih ya bu ibu yang nyembuhkan anak
57
saya buk, kalau gak, gak tahu lah kek mana kejadiannya gitu kan. Iya bu, jaga anak
58
Ibu gitu kan. Bawa pulang dululah kan, nanti pas jadwal datang kesini, kesini lagilah
59
cek darah, baru tranpusi lagi, udah tranpusi bagus darah dia barulah dikemo. Sampe
60
sekarang lanjutlah kemo dia. Udah bagus kok dia semua. Makan mau, bukan makan
61
mau lagilah, makan aja. Minum aja. Jajan itu, makan roti, takut mamaknya nanti gak
62
bisa makan belikkan segala-galanya kan. Inilah Prop Bidalah sama Bu Neli. Baik kok
63
dokter itu. Di BMP ulanglah dia.
64
In
: Berarti anggota keluarga Ibu yang lain udah banyak tahu soal Said?
65
Pa
: Ya udah, nenek dia yang sebelah bapak dia, ee, atoknya sakit, sesak. Nenek
66
dia sebelah bapak dia ngambek upah nyuci dr rumah-kerumah dipercina ditanjung
67
bale, Kalau mamak sebelah ini Ibu kan inilah carik botot barang-barang bekas.
68
Tangannya pun udah patah juga tabrakan, di tabrak koldisel dulu, ini gak berfungsi
69
lagi loh (memegang tangan kanan)
70
In
: Udah sempat dibawa kerumah sakit kemarin buk?
71
Pa
: ayah kami itu? Kerumah sakit. Dikarenakan dan jugaklah. Kok pengobatanya
72
sampe tuntas kan berapaan duit kan. Memang dikasih dulu, dikasih perobatannya tapi
73
gak mencukupi. Tangannya sekarang inilah patah yang kanan kadag-kadang sakit
74
mendenyut kan, nyeri, kadang-kadang itulah gak bisa angkat yang berat-berat. Kok
75
mak ibu ini ini sakit gula itu gula kering, ini bekudis semua. Bekudis, kadang-kadang
76
dia mau pingsan. Inilah kek manalah mau dibilang
77
In
: Berarti udah tahu soal Said ya buk.
78
Pa
: Udahlah, udah tahu semua kampong orang pula udah tau kok.
79
In
: Berarti lingkungan Ibu udah tahulah
80
Pa
: Udah tahu semua
81
In
: Respon keluarga Ibu, bu. Tahu kondisi Said
89
mungkin dibawa anak ini, ongkos kesana kesini nanti capek dia pingsan, eee. Sempat
90
dia gak makan sampe berapa hari muntah-muntah, muntah-muntah. Gak jadwal
91
datang kesini, datang kesinilah. Orang dia da lemas. HBnya rendah. Ilanglah bengkak
92
dia kan lemahlah dia kan, itulah dibawa kesini, sembuhlah dia tambah darah, tranpusi,
93
dikemo. Udah agak baikanlah. Ntunglah dibawak kesini lagi, kalau gak dibawa kesini
94
lagi entah palah kejadiannya. Memang dia harus dibawa kesinilah, gak ini dia. Kata
95
orang kampong tah takojut, tah tekilir yakan, Ah tak mungkin orang sakitnya ini kok
96
kumat tak dibawa ke medan. Kenapa tak dibawa ke medan? Orang uang gak ada
97
kekmana bawanya Ibu bilang kan. Yaudalah Tuhan ajalah yang tahu kalau mau
98
panjang umurnya ya panjanglah, kalau mau pendek yaudah gak papa gitu yakan.
99
Kalau ada uang berusaha, kalau ga ada kek mana yakan dek? Inilah sembuhlah dia
100
diobati inilah dokter-dokter. Untung Prop Bida orangnya baik, ramah, dokter Neli
101
orangnya ramah, baik, kan. Orang rumah sakit inilah, dokter-dokter sini ramah kok.
102
Pelayananya baguskan. Berkat orang itulah makanya anak ini sembuh lagi. Kalau
103
berkat orang tuanya dibiarin ajalah nunggu apalah. Memang Tuhan juga yang
104
nentukan yakan tapi kok ga berusaha gak diobati kan tah kekmanalah kan. Ini
105
jugaklah dek, ekonomi juga.
106
In
: Berarti paling besar masalahnya disitu ya buk ya?
107
Pa
: Ya iyalah. Ekonomi kita pun kok banyak ato Ibunya sakit suruh bapaknya
108
datang kesini saat dia kerja kan, Ini bapaknya aja kerja kita tak ada duit. Ini aja tadi
109
mak sania itu yang orang batak Kristen, baik kali loh. Mak Said kalau mau nasi ambil,
110
katanya. Kalau mau ikan itu masak ya ambil, katanya. Itulah kadang-kadang rezeki
111
anak inilah. Kadang-kadang kasih uang gitukan, Kadang-kadang ada yang kasih beras
112
gitukan. Kami dikampung dapat iniloh, dapat beras jatah. Beras orang miskinlah
113
dibilang. Beras bulog, taukan? Dari walikota pemerintah gitu adakan, itulah dari situ.
114
Dikasih jatah
115
In
: berarti kalau dari keluarga sendiri ga ada masalah ya buk ya?
116
Pa
: Maksudnya?
117
In
: entah ada yang complain atau malah merasa ikut terbeban, gitu buk
118
Pa
: Rasanya memang ikut terbeban tapi karena orang itu gak mampu, orangtua
119
orang susah juga kok.
120
In
: Tetap adaniat mendukunglah ya Bu
121
Pa: Tetap adalah niat mau mengobati mudah-mudahan ada rezeki. Entah dari mana
122
mana kek gitulahkan, kalau ga ada besok apa boleh buat kan. Kadang-kadang bapak
123
mau ngasih jugak, kadang-kadang akua dimobil ini, dibus, untuk minum-minum si
124
Said katanya kan. Roti Unibis, batas kek gitulah dikasih. Kalo uang banyak dikasih
125
manada. Paling nantikan batas jajan uang limpul, gitukan. Kalau untuk 1jt, 2jt,
126
manada. Orang susah kok. Ibu aja disana di tanjung nyuci baju, kerumah cina-kecina,
127
kadang ngopek ikan teri, taukan? Perkotak 10rb. Berapa kilo, sepuluh kilo loh,
133
Pa
: Lain lagi adek ini (menunjuk adik Said) gak dibawa yang ngurusin dia siapa
134
dibawa repot kita, lain lagi yang sakit lain lagi dia bikin onar disini kan malu kan.
135
Untunglah orang dirumah sakit ini orangnya baik-baik. Dokternya pada baik semua
136
kan. Inilah tetunggak dari bulan 10 lah sampai bulan 1 baru dibawa. Karen Ibunya
137
sakit, ekonominya jugak sakit gitulah. Dia sakit udah lamam memang dari bulan 7.
138
Seharusnya dia udah protocol ke 2 ini, karena tertunggak karena ekonomi sama
139
mamaknya sakit kan, ya ginilah protocol pertama pun belum abis.
140
In
: Secara ini bu, sering ga merasa stress gitu?
141
Pa
: Owh sangat setresslah sempat mau bunuh diri pun sempat ini hahahah…
142
tempo hari gara-gara BPJS bermasalah. Bayar dululah buk, kalau gak gak bisa masuk
143
ruangan. Loh tapi belum diabayar waktunya sampai tanggal 10, loh gak bisa gituloh
144
buk harus bayar, katanya. Baru bisa masuk ruangan. Ih tolonglah dek, gak ada uang
145
ini. Ditunjukkan uangnya, cuman 160rb. Bayar BPJS nanti lebih dari 160rb.
146
Sementara masuk ruangan nanti mana makannya kan. Itupun minjam uang yang sama
147
yang tadi. Mau masuk ruangan. Kalo gak, gak masuk ruangan, manada uang untuk
148
makan kan. Tolonglah dek, oh kalau gak ini ajalah buk bayar si Said ajalah. Boleh
149
boleh, katanya kan. Udh dibayar ajalah untuk si Said duluan kan, masuklah ruangan.
150
Kalau gak, stress jugakloh. Mau bunuh diri. Anak mau berobat, nanti kemonya
151
telambat bayar kan. Kalo bisa jangan lagi kejadian tempo hari dibikin kan. Kalo
152
mampu dijalankan kalau gak mampu ya gitulah, kayak tempo hari jugaklah. Kalo bisa
153
jangan lagi kan.
154
In
: Kalo gitu sekarang udah bisa ngurus adek? Kondisiny gitu? Atau ada lagi
155
tambah beban ibu setelah adik sakit? Ibu sering sakitnya kambuh?
156
Pa
: Seringlah. Tadi aja, ini idung berdarah. Ibu ntah sakit apa gak tau juga.
157
In
: Tapi Ibu jug abelum periksa Ibu?
158
Pa
: Paling rumah sakit terdekatlah, puskesmas. Dibilang dia pengaruh gigik sakit
159
pening kepala dikasih obat, buang ingus nanti ada darahnya. Inilah nakal anak ini
160
kan? Ga tambah stress awak. Ha, nakal anakku. Udah, ga ada lagi yang mau ditanya?
161
In
: Ada bu, sedikit lagi. Berarti sekarang stress ajalah ya buk ya secara psikis
162
Pa
: stresslah, berat badan aja udah berkurang. Iya, banyak kurangnya.
163
In
: Tapi sejak ibu stress ini penyakit yang lain sering kambuh bu?
164
Pa
: Kadang-kadang batuk berdarah, dahaknya ada darahnya. Kadang-kadang
165
idungnya, inilah udah berapa hari ini, 5 hari ini buang ingus itu ka nada darahnya loh.
166
Pinggangnya udahlah sakit aja. Sakit pinggang, kepala, tapi kan si Said mau berobat
167
jugak kan, udah, kalau bisa dibawakkan dibawakkan.
168
In
: Ibu sakitnya memang ada sebelum Said sakit atau udah ada memang dari
169
dulu?
170
Pa
: kok dulu gaklah. Gak ada sakitnya. Sakit-sakit biasa aja, sekarang kan ini
171
sakit karena mungkin teruk juga ini. Taulah kan nyuci baju, rumah-kerumah, kan lain
172
lagi ngurus dirumah, badan kit aga sempat diurus, mungkin itulah apanya kan, kerja
173
kerja aja gitu.
174
In
: Berarti banyak juga yang muncul setelah adik sakit ya bu?
177
In
: Yang paling sering kambuh apa bu sakitnya?
178
Pa
: Yang sering kambuh pinggang, eee, pinggang sakit kali. Pas mau bangun
179
nanti sakit, mau tidur aja, tapi ga bisa tidur. Tengah malam nanti bisa kebangun, sakit.
180
Ini kaki, kaki yang terutama lagi yang lebih sakit. Kadang-kadang ga bisa jalan inilah
181
kaki.
182
In
: Baru pinggang ya bu?
183
Pa
: pinggang, kaki, kepala. Itulah penyakit dibadan ini.diminum jugalah obat
184
dari puskesmas. Obatnya ada itu kok. Obat kek ginilah yang dimakan. Nanti takut
185
kehabisan obat, jadi kalau kumat aja baru dimakan. Inilah dari puskesmas. Inilah
186
dibawa dari tanjung, tanjung balai.
187
In
: Ini kapan terakhir kali bu obatnya ini dikasih?
188
Pa
: udah lamalah, udah hampir 1 bulan. Nanti pas minum ini, agak ringanlah
189
badannya, makanya gak dimakan nanti habis ini kemana mau dibeli kan, haa, cuman
190
ngadu penyakitnya disana ajanya, gak mungkin disini, gak mungkin disini langkahnya
191
dari sana kan, nanti pas pulang ke tanjung bilang lagi lah buk mana obat yang tempo
192
hari, begitulah. Kumat lagi, iya. Inilah dikasih, dibilang obat pinggang, inilah obatnya
193
di kasih dari puskesmas, keluhannya apa.
194
In
: sering kambuh juga bu?
195
Pa
: iya.
196
In
: Berarti ibu makan kalau kambuh aja?
197
Pa
: iyalah, karena nanti kalau ditanjung awak dimakan tiap hari. Nanti habis
198
berobat lagi. Kalo disini kan, kalau habis ini, beli dimana, gak tahu kita resepnya
199
In
: Tapi biasanya obatnya sama juga bu?
200
Pa
: Gak, ini aja, kadang laen, ganti-ganti juga. Kadang-kadang ini tempo hari
201
bulat, tapi gaktau apa sama namanya kan. Pokoknya dikasih ini, disuruh makan,
202
makan. Inilah kalau kumat pinggang belakang sakit. Gak pernah kerumah sakit umum
203
nanti dirujuk disana, dirawat disana gimana, kita mau juga sih sekali pengen jugak.
204
Tapi kalau ini nanti dirawat siapa yang jaga anak-anak.iyakan? pokoknya dikasih obat
205
udah. Gaktau sakit apa ini. Dibilang sakit pinggang, dikasih obat, dibilang kepala
206
dikasih obat
207
In
: Saya kira ini-ini aja tadi obatnya
208
Pa
: Gak ngerti, kadang ada yang sama, kadang ada yang ditukar
209
In
: Yang sama yang mana bu?
221
In
: Berarti yang paling berat buk, kalau dari segi keuangan biaya hidup disini
222
berarti buk? Sejauh ini? Paling banyak beban disini untuk obat aja atau biaya makan
223
sehari-hari?
224
Pa
: kalau biaya makan adek ini mana ada yang beli. Belum ada, cuman inilah
225
kalau habis beli prenikson, 200 kok satu butir. Kok kehabisan, tapi dari rumah sakit
226
ini sering dikasih. Kadang-kadang kan mau kehabisan gitukan, beli 5rb aja udah
227
banyak. Tapi nanti gak tahu, ada yang dibeli nanti ini, em, sentah satu butir katanya
228
220, satu papan 220, gitulah. Kata orang itu, yang dirumah sakit kek gini. Ibu belum
229
mengalami cuman beli premison itulah,
230
In
: Kalau untuk biaya makan sehari-hari belum terlalu membebani?
1
TRANSKIP WAWANCARA PARTISIPAN 2
2In : Interviewer Pa :Partisipan
3 In : Jadi bu perasaan Ibu pertama kali waktu tahu adek kena diagnosa leukemia ALL 4 gimana?
5 Pa : Ya mau kehilangan anak, Kalau dah namanya leukemia kan dari awalnya itu rasa 6 takut kehilangan. Udah dah sebulan awak disini ya dah aman lah. Ikut dari prosedur, gak ke 7 mana-manalah . Apa kata dokter diikuti. Apa katanya diikuti.
8 In : Jadi waktu pertama kali udah tahu adek diagnosanya seperti itu, perawatannya 9 sama adek gimana bu?
10 Pa : iya, menjadi hati-hati. Terutama kebersihan. Selama ini bukannya gak bersih ya 11 kan. Tapi lebih dikuatkan kebersihan. Dah gitu jarang ibu masak dulu yakan, selalu beli. 12 sekarang udah masak, udah masak sendirilah. Sekarang apapun dimasak sendirilah. Dia kan 13 gak boleh makan yang instan-instan itu, santanpun dia, udah gak pernahlah makan-makan 14 santan. Jarang. Sekarang rebusan aja, pokoknya ibu masak lah. Si adek pun harus dijaga 15 In : Berarti lebih ketat lagi ya bu ya
16 Pa : Ditengoklah gitu. Asal main sebentar kita panggil. Asal main panggil, gitu. Dia harus 17 masker. Keluar pun dia main-main gak boleh gak pakai masker.
18 In : Jadi gimana perasaan Ibu semakin ketat sama adek, bu? 19 Pa : Lain lah sama yang dulu, jadi makin sayang gitu rasanya. 20 In : Lebih diperhatiin ya buk ya?
21 Pa : Iya, lebih diperhatiin. Iya gitu, perhatiannya jadi makin kuatlah dari pada yang lama 22 macam dia sehat, gitu. Memperhatikan betul lah, ketat. Macam sayangnya makin dekat gitu. 23 Dah gitu dia gitu sama awak pun gitu juga. Tau dia kita sayang kan. Anak itu pun macamnya, 24 biasa gak pernah ciuman, apa gitu sama awak, bentar-bentar cium, bentar-bentar cium, gitu 25 diapun tahu juga orangtua tuh sayang dia sakit yakan. Tahu juga dia ,disayang juga dia. 26 In : Jadi pertama kali tahu diagnose adek ini bu, semua, siapa-siapa saja yang Ibu 27 kabarin bu?
28 Pa : Terutama anak, iya. Terutama abangnya. Dah gitu baru orangtua yakan. Neneknya, 29 barulah sama adek-adek semuanya gitu.
30 In : Berarti sekeluarga udah tahu ya buk? 31 Pa : udah-udah. Udah tahu semuanya.
32 In : Kalau keluarga lain Ibu? Misalnya saudara ipar?
35 In : Berarti lingkungan juga udah tahu ya bu?
36 Pa : Udah lingkungan udah tahu. Tapi ya tahunya dari mulut-kemulut. Kalau Ibu gak 37 mau ngomong. Ibuklah, siapatu si Farel gini-gini-gini gitukan, penyakitnya ini. Ya kawan- 38 kawannya pun datangan. Kawan sekolah, kawan apa gitu. Ya dari mulut-kemulut. Tapi 39 namun ibu ga ada ngomong.
40 In : Gimana perasaan ibu ketika lingkungan tahu, apakah lingkungan itu berpengaruh? 41 Pa : Ga, lingkungan makin mendekat. Maksudnya nasihat gitu, apa yang sabar gitu. 42 ga ada menjauh gitu, ga.
43 In : Berarti respon lingkungannya positif ya bu ya
44 Pa : Iya-iya. Positif. Ga ada menjauh, ga ada apa. Bagus-bagus responnya. Respon 45 orangtupun bagus sama awak. Maksudnya ngasih semangat gitu. Setiap ada yang jumpa gitu 46 Sabar gitu, apa. Ngasih semangat memang. Awak pun menjalaninya semangat jugalah untuk 47 pengobatan si adek ini. Misalnya macam diapakan kita gitukan, ga ada semangat awak. Tapi 48 Alhamdullilah lingkungan itu ngasih semangatlah.
49 In : Dulu Ibu aktif ga bu di lingkungan? 50 Pa : Aktif.
51 In : Jadi setelah adek sakit ini bu, mempengaruhi?
52 Pa : Pengaruh. Pengaruhlah iya. Macam ibu kan dapat juga bagian KB-an. Ada
53 undangan-undangan gitu kan Ibu ga menghadirilah. Udah 2 bulan ini gak menghadiri lah. Ibu 54 kan mendata-data juga kan. Bagian orang KB. Bagian jentik-jentik itu. Semua di, ya.
55 Terpengaruh jugaklah. Namanya awak disini yakan, pas di rumah bisalah. Di pengajian pun 56 gitu. Di perwiritan, ya semua lah tertunda.
57 In : Berarti waktunya dikurangilah ya bu? Ga sesering biasa?
58 Pa : Gak lah. Kalau dulu tiap bulan walaupun ada sikit-sikit pasti datang. Ga ada sama 59 sekali dah pengajian dah 2 bulan ga diikuti. Bagian KB pun 2 bulan udah gak diikuti. Undang 60 undangan misalnya nanti ada orang mau KB gitu yakan. Kan kita ngambilin orang mana yang 61 mau KB, mana yang pasang kontrasepsi, kan Ibu cariin orang itu. Dah ga ada. Total sampe 62 2 bulan ini. Udah berenti, fokus ke adek. Cuman orang itu pun ga melepaskan, kalau 63 ada kesempatan nanti datang, gitu.
64 In : tetap jenguk ya bu
65 Pa : ya. Dikasih orang itulah apa, dispensasi. Supaya jangan lepas dari organisasi. Ada 66 apa-apapun tetap kau ikuti. Pas disini ikuti. Ya ga ada ya gapapa. Mengerti memang.
68 Pa : Makin berat. Tapi sekarang ini, berat ya beratlah. Itulah dah ibu bilang masalah 69 ekonomi kan berat semuanyalah. Beban perasaan iya juga. Takut kehilangan kan terutama, 70 ekonomi juga, dah gitu keluarga juga kan ditinggal-tinggal. Bapak juga ditinggal-tinggal. 71 Ikhlas ajalah, supaya ga berat. Makanya ibu ikhlas ajalah.Disana ada yang ngurus, disini ada 72 yang ngurus. Beban tetap beban.
73 In : Ibu sering nangis, atau stress, atau gimana bu?
74 Pa : Ga, sekarang udah enggak. Kalau dari pertama, ada sebulan itu nangis terus, asal 75 lihat anak nangis terus, lihat dia tidur nangis, ya rasa kehilangan itulah. Makanya saya sering 76 nangis, gitu. Sekarang Alhamdullilah enggak.
77 In : Kalau dari kesehatan Ibu gimana bu?
78 Pa : Kesehatan ya menurunlah, udah turun 2 kg. Kalau demam gitu sih ga ada. Cuman 79 berat badan ajalah udah turun. Dibilang karena banyak pikiran enggak juga, sekarang ini 80 udah enggak Sebulan yang lalu memang iya, tapi udah sekarang ini enggak. Udah gak apa 81 kalilah. Kalau sebulan yang lalu memang iya. Tapi sekarang udah enggak
82 In : berarti sebelum dan sesudah adek sakit ga ada dampak kesehatan yang jelek ya? 83 Pa : ga ada. Sehat Alhamdullilah sehat. Ga ada demam, ga ada apa-apa. Memang 84 diusahakan ya vitamin ibu ya harus ada jugaklah ya kan supaya sehat. Cuman kalau yang lain 85 ga ada. Kalau berat badan ada. Karena kurang tidur. Itu aja.
86 In : Gimana jaga kesehatan Ibu?
87 Pa : Ya minum vitamin jugaklah. Jangan yang aneh-aneh. Ibu gak mau berfikiran 88 negative sekarang. Kalau dulu kan nengok si adek takut kehilangan kan. Kan berfikiran jadi 89 negative kan. Sekarang ga, anakku harus sehat, jadikan positif terus. Cemana anakku harus 90 sehat, aku harus sehat gitu. Sekarang udah ga ada negative-negative gitu, udah ibu
91 singkirkan semuanya. Itulah sekarang yang ibu rasakan,ga ada lagi yang negative-negative 92 In : Setelah adek sakit, ada gak buk beban atau masalah lain?
93 Pa : Sesudah penyakit ini?
94 In : Iya bu, apakah makin banyak masalah yang dating atau biasa aja?
95 Pa : Biasa aja. Masalah adek aja. Masalah lain ga ada. Masalah adek aja sekarang 96 Alhamdullilah mungkin dibukakan Tuhan juga jangan ada apa-apa gitu kan. Inilah fokusmu, 97 gitu. Gak ada lain. Bangsa begadoh gitu kan dalam keluarga? Gak ada lah, Alhamdullilah. 98 In : Berarti aman-aman ya bu
99 Pa : Aman. Aman.
102 Pa : Ya ongkos kita kemarilah. Ongkos, dah gitu makan. Makan kita disini kan. Paling 103 tidak seminggu Ibu mengeluarkan duit 250. Seminggulah. Kan seminggu sekali harus ada 104 kemo kan. Paling sedia Ibu 250. Itu minimal udah, udah diapakanlah itu. Udah di manakan, 105 udah di maksimalkanlah itu 150. Kalaupun belebih paling 10 atau 20 ribu. Ditangan harus 106 ada 250 dalam seminggu. Kalau seminggu kita disini. Kadang kita kan ga dapat ruangan. 107 Mau 3 sampai 4 hari pulang lagi ke YOAM, makan agi, masak lagi, kalau disini anak bisa 108 makan,untuk kita aja. Kalau di YOAM kan untuk makan bedua. Pokoknya seminggu harus 109 ada ditangan 250. Itu udah ngirit, anak pun meminta, bentar ya nak ya, entar ya, gitu aja. 110 tah minta buah, tah minta apa gitu. Harus dipertahankanlah. Entar kalau ada baru kita beli. 111 itu udah irit, 250 tiap minggu.
112 In : Kalau dari ini bu, pengalaman Ibu sama Bapak dalam mengandle ekonomi? 113 Pa : Selama sakit ini? Menghandlenya pun Ibu gatau karena bapak kan udah gak kerja. 114 udah 6 bulan gak kerja. Jadi menghandle duit itupun ibu gak ngerti. Karena ibu dirumah kan 115 jualan kecil-kecilan. Ga bisalah dapat satu hari itu 200 ga dapat. Paling dapat 30 itupun untuk 116 makan ajalah udah.
117 In : Berarti bu kemungkinan dapat 250 dapat dr mana bu?
118 Pa : Pinjam. Pinjam kadang 500 gitukan, kadang 500, dikumpulkanlah dari yang itu sikit 119 sikit. Dibayarlah memang sih sama keluarga bukan sama orang lain. Kadang pinjam, ada 120 nanti apa kasihkan, gitu. Tah pinjam 500, kasihkan tah 200. Ada perjanjianlah sama adek, tah 121 sama keluarga, gitu. Tapi mudah-mudahan belum adalah pinjam keluar, belum ada. Dalam 122 jangka 2 bulan ini belum ada. Pinjam masih sama keluarga-keluarga.
123 In : jadi keluarga gimana nganggapinnya bu?
124 Pa : Ya udah mengerti. Cuman kan ga selamanya dia-dia aja dipinjami. Kan segan juga 125 ya. Makanya awak bilang sama ayahnya usahakanlah kerja. Cuman ya keluarga ya gak 126 mungkinlah, cemanalah. Awak pinjam disini, besok disini, lama-lama kan utang betumpuk 127 yakan. Cuman keluarga kalau dipinjami seribu-duaribu ada, dikasih. Minimal istilahnya untuk 128 ongkos adalah tiap minggu. Kasihlah. Tapi ditangan tetaplah itu 250 seminggu. Harus ada, 129 dari siapapun tah 1rb-2rb nanti dikumpulkanlah. Tetap harus ada 250, jangan kurang. Kalau 130 lebih gak papalah yakan . nanti kita belikan buah, belikkan susu. Kalau kurang gak bisa. Harus 131 250.
132 In : Berarti bebannya di ekonomi ya bu. Berarti bu beban paling berat memang di 133 ekonomi?
136 awak kan wiraswasta. Bapak pun udah hamper 6 bulan gak kerja. Awak bilang ini memang 137 cobaanlah ya.
138 In : Kan Ibu di YOAM ini kan bu. Kalau ga ada kamar, menurut Ibu YOAM membantu 139 gak bu, dalam aspek apa yang ibu rasakan?
140 Pa : Tempat tinggal. Kalau tempat tinggal udah tertolonglah itu. Kalau kita di
141 penginapan aja udah sekitar 60an satu malam. Kalau disitu ya tempat tinggal kita tertolong, 142 misalnya beras pun apalah itu kan dikasih, kalau kita berdua dikasih beras 1 kg 3hari , gula 143 seperampat.
144 In : Berarti lumayan menghemat penginapan dan makanan ya bu
145 Pa : iya makanan, sekarang beras aja udah berapa. Paling kita beli lauk ajalah 10rb udah 146 bisa sampe malam kan. Beli aja tah teri tah apa gitu. Tertolong memang YOAM, tertolong 147 kalilah. Salah satunya tempat tinggal kitalah. Penginapan kita. Pokoknya tertolong kalilah 148 YOAM itu, kalaupun memang belum tahu disini kami kasih tahulah kesana. Sama-sama 149 sependeritaan, sama ekonomi, sama apa gitu, semua dikerahkan. Orang yang ga tahu pasti 150 kan mereka ke penginapan. Kami bilang kalau penginapan kami tunjukkan kesana, jadi 151 biarlah hilang dikit beban dia kan
1