• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perbaikan Proses Produksi untuk Mengurangi Kecacatan Dengan Menggunakan Metode Lean Six Sigma di PG. Kwala Madu PTPN. II

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Perbaikan Proses Produksi untuk Mengurangi Kecacatan Dengan Menggunakan Metode Lean Six Sigma di PG. Kwala Madu PTPN. II"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

NOTULENSI

“Pengelompokan Kegiatan Value Added dan Non Value Added”

No

Kegiatan

Value

Added

Activity

Non Value

Added Activity

Keterangan

1.

Tebu dibawa ke pabrik menggunakan truk

2.

Truk menunggu untuk ditimbang

3.

Truk yang berisikan tebu ditimbang

4.

Truk menuju ke tempat penumpukan bahan

baku sementara

5.

Tebu ditumpuk di penumpukan sementara

6.

Bahan baku dibawa ke stasiun pemotongan

menggunakan log loader

7.

Log loader memasukkan tebu ke cane feeding

8.

Tebu dibawa ke cane cutter I melalui cane

carier

9.

Dilakukan pemotongan secara horizontal

10. Dibawa ke cane cutter II menggunakan cane

carrier

11. Dicacah menjadi bagian-bagian yang lebih

kecil ukurannya

12. Dibawa ke tramp iron separator

13. Dipisahkan antara potongan tebu dan kotoran

besi

14. Dibawa ke Stasiun Gilingan

15. Tebu digiling didalam penggilingan I

16. Ampas dari penggilingan pertama dibawa ke

dalam penggilingan II

17. Tebu digilang didalam penggilingan II

18. Nira ditampung pada bak penampungan

19. Dibawa ke juice strainer

20. Dilakukan penyaringan antara nira dan ampas

21. Ditampung pada bak penampungan sementara

22. Dipompakan ke penimbangan tangki nira

mentah melalui pipa saringan

23. Dilakukan penimbangan nira

24. Dipompakan ke alat pemanas I ( Juice Heater

I)

25. Dilakukan pemanasan dengan suhu 70 - 75

o

C

26. Dipompakan ke defekator

(3)

28. Dipompakan ke tangki netralisasi

29. Diaduk dengan alat pengaduk mekanis

30. Dipompakan ke sulfitator

31. Dicampurkan dengan gas SO2

32. Disalurkan ke tangki tunggu

33. Didiamkan untuk beberapa saat

34. Dipompakan ke alat pemanas II ( Juice Heater

II)

35. Dilakukan pemanasan dengan suhu 100 -

1005

o

C

36. Dibawa ke flash tank

37. Dihilangkan udara dan gas-gas yang terlarut

dalam nira

38. Dialirkan ke door clalifer

39. Diendapkan untuk memisahkan nira jernih

dan kotor

40. Dialirkan ke evaporator station

41. Dilakukan proses vakum

42. Dibawa ke stasiun masakan

43. Dilakukan proses kristalisasi

44. Dibawa ke stasiun pemutaran/pemisahan

45. Dipisahkan antara gula murni dengan stroop

46. Dibawa ke sugar dryfer and cooler

menggunakan grasshopper

47. Dilakukan proses pengeringan dan

pendinginan

48. Dibawa ke vibrating screen menggunakan

bucket elevator

49. Dilakukan pemisahan antara gula krikilan,

gula halus, dan gula produk

50. Dibawa ke stasiun pengemasan

51. Gula menunggu untuk dikemas

52. Dilakukan pengemasan 50kg/karung

(4)

NOTULENSI

“Penentuan Penyebab Terjadinya Kecacatan Gula”

Fishbond Diagram

PERTANYAAN

Apa penyebab terjadinya kecacatan gula pada masing-masing kategori berikut.

1.

Manusia

1.

2.

3.

2.

Metode

1.

2.

3.

3.

Material

1.

2.

3.

4.

Mesin/Peralatan

(5)

NOTULENSI

“Penentuan Penyebab Terjadinya Kecacatan Gula”

Diagram Five Why

PERTANYAAN

Apa akar permasalahan penyebab terjadinya kecacatan gula pada masing-masing

kategori berikut.

Warna Gula Tidak Putih

Manusia

Why 1

Why 2

Why 3

Why 4

Why 5

Warna Gula Tidak Putih

Metode

Why 1

Why 2

Why 3

Why 4

Why 5

Warna Gula Tidak Putih

Bahan Baku

Why 1

Why 2

Why 3

Why 4

Why 5

Warna Gula Tidak Putih

Mesin/Peralatan

Why 1

(6)

NOTULENSI

“Penentuan Penyebab Terjadinya Kecacatan Gula”

Diagram Five Why

Gula Halus

Manusia

Why 1

Why 2

Why 3

Why 4

Why 5

Gula Halus

Metode

Why 1

Why 2

Why 3

Why 4

Why 5

Gula Halus

Bahan Baku

Why 1

Why 2

Why 3

Why 4

Why 5

Gula Halus

Mesin/Peralatan

Why 1

(7)

Penentuan Rating Factor

Dalam hal penentuan rating factor digunakan metode Westinghouse, yang mengarahkan

penilaian pada empat faktor yang dianggap menentukan kewajaran dalam bekerja yaitu:

keterampilan, usaha, kondisi kerja dan konsistensi. Berikut merupakan penentuan rating factor

untuk pekerja pada stasiun pembuatan kuali. Adapun penilaian tersebut yakni :

1. Keterampilan (Skill)

Untuk keperluan penyesuaian keterampilan dibagi menjadi enam kelas dengan ciri-ciri setiap

kelas sebagai berikut:

a. SUPER SKILL :

1) Bekerja dengan sempurna

2) Tampak seperti telah terlatih dengan sangat baik

3) Secara bawaan cocok sekali dengan pekerjaannya .

4) Gerakan-gerakannya halus tetapi sangat cepat sehingga sulit untuk diikuti.

5) Kadang-kadang terkesan tidak berbeda dengan gerakan-gerakan mesin

6) Perpindahan dari satu elemen pekerjaan ke elemen lainnya tidak terlampau terlihat

karena lancarnya.

7) Tidak terkesan adanya gerakan-gerakan berpikir dan merencana tentang apa yang

dikerjakan (sudah sangat otomatis).

8) Secara umum dapat dikatakan bahwa pekerjaan yang bersangkutan adalah pekerjaan

terbaik.

b. EXCELLENT SKILL :

1) Percaya pada diri sendiri.

2) Tampak cocok dengan pekerjaannya.

3) Terlihat telah terlatih baik.

4) Bekerjanya teliti dengan tidak banyak meakukan pengukuran-pengukuran atau

pemeriksaan-pemeriksaan.

5) Gerakan-gerakan kerjanya beserta urutan-urutannya tanpa kesalahan.

6) Mengunakan peralatan dengan baik.

7) Bekerjanya cepat tanpa mengorbankan mutu.

8) Bekerjanya cepat tapi halus.

9) Bekerjanya berirama dan terkoordinasi.

c. GOOD SKILL :

1) Kualitas hasil baik.

(8)

3) Dapat memberi petunjuk-petunjuk pada pekerja lain yang ketrampilannya lebih

rendah.

4) Tampak jelas sebagai pekerja yang cakap.

5) Tidak memerlukan banyak pengawasan.

6) Tiada keragu-raguan.

7) Bekerjanya stabil.

8) Gerakan-gerakannya terkoordinasi dengan baik.

9) Gerakan-gerakannya cepat.

d. AVERAGE SKILL:

1) Tampak adanya kepercayaan pada diri sendiri.

2) Gerakan-gerakannya tidak cepat tetapi tidak lambat.

3) Terlihat adanya pekerjaan-pekerjaan perencanaan.

4) Tampak sebagai pekerja yang cakap.

5) Gerakan-gerakannya cukup menunjukkan tidak banyak keragu-raguan.

6) Mengkoordinasi tangan dan pikiran dengan cukup baik.

7) Tampak cukup terlatih dan karenanya mengetahui seluk beluk pekerjaannya.

8) Bekerjanya cukup teliti.

9) Secara keseluruhan cukup memuaskan.

e. FAIR SKILL :

1) Tampak terlatih tetapi belum cukup baik.

2) Mengenal peralatan dan lingkungan secukupnya.

3) Terlihat perancangan-perancangan sebelum melakukan gerakan.

4) Tidak mempunyai kepercayaan diri yang cukup.

5) Tampak seperti tidak cocok dengan pekerjaannya tetapi telah ditempatkan

dipekerjaan itu sejak lama.

6) Mengetahui apa yang dilakukan dan harus dilakukan tetapi tampak tidak selalu

yakin.

7) Sebagian waktu terbuang karena kesalahan-kesalahan sendiri.

8) Jika tidak bekerja sungguh-sungguh outputnya akan sangat rendah.

9) Biasanya tidak ragu-ragu dalam menjalankan gerakan-gerakannya.

f. POOR SKILL :

1) Tidak dapat mengkoordinasikan tangan dan pikiran.

2) Gerakan-gerakannya kaku.

3) Kelihatan ketidakyakinannya pada urutan-urutan gerakan.

4) Seperti yang tidak terlatih untuk pekerjaan yang bersangkutan.

5) Tidak terlihat adanya kecocokan dengan pekerjaannya.

(9)

7) Sering melakukan kesalahan-kesalahan.

8) Tidak ada kepercayaan pada diri sendiri.

9) Tidak dapat mengambil inisiatif sendiri.

Tabel 1. Penilaian Rating Factor untuk Keterampilan

Kriteria Perhitungan %

Super skill x 100%

2. Usaha (Effort)

Berikut ini adalah enam kelas usaha dengan ciri-cirinya:

a. EXCESSIVE EFFORT:

1) Kecepatannya sangat berlebihan.

2) Usahanya sangat sungguh-sungguh tetapi dapat membahayakan kesehatannya.

3) Kecepatan yang ditimbulkannya tidak dapat dipertahankan sepanjang hari kerja.

b. EXCELLENT :

1) Jelas terlihat kecepatan kerjanya yang tinggi.

2) Gerakan-gerakannya lebih "ekonomis" daripada pekerja-pekerja biasa.

3) Penuh perhatian pada pekerjaannya.

4) Banyak memberi saran-saran.

5) Menerima saran-saran dan petunjuk-petunjuk dengan senang.

6) Percaya kepada kebaikan maksud pengukuran waktu kerja.

7) Tidak dapat bertahan lebih dari beberapa hari.

8) Bangga atas kelebihannya.

9) Gerakan-gerakan yang salah terjadi sangat jarang sekali.

10) Bekerjanya sistematis.

11) Karena lancarnya, perpindahan dari suatu elemen ke elemen lain tidak terlihat.

c. GOOD EFFORT :

1) Bekerja berirama.

2) Saat-saat menganggur sangat sedikit,bahkan kadang-kadang tidak ada.

3) Penuh perhatian pada pekerjaannya.

4) Senang pada pekerjaannya.

5) Kecepatannya baik dan dapat dipertahankan sepanjang hari.

(10)

7) Menerima saran-saran dan petunjuk-petunjuk dengan senang.

8) Dapat memberi saran-saran untuk perbaikan kerja.

9) Tempat kerjanya diatur baik dan rapi.

10) Menggunakan alat-alat yang tepat dengan baik.

11) Memelihara dengan baik kondisi peralatan.

d. AVERAGE EFFORT :

1) Tidak sebaik good, tetapi lebih baik dari poor.

2) Bekerja dengan stabil.

3) Menerima saran-saran tetapi tidak melaksanakannya.

4) Set up dilaksanakan dengan baik.

5) Melakukan kegiatan-kegiatan Perencanaan.

e. FAIR EFFORT :

1) Saran-saran perbaikan diterima dengan kesal.

2) Kadang-kadang perhatian tidak ditujukan pada pekerjaannya.

3) Kurang sungguh- sungguh.

4) Tidak mengeluarkan tenaga dengan secukupnya

5) Terjadi sedikit penyimpangan dari cara kerja baku.

6) Alat-alat yang dipakainya tidak selalu yang terbaik.

7) Terlihat adanya kecenderungan kurang perhatian pada pekerjaannya.

8) Terlampau hati-hati.

9) Sistematika kerjanya sedang-sedang saja.

10) Gerakan-gerakannya tidak terencana.

f. POOR EFFORT :

1) Banyak membuang-buang waktu.

2) Tidak memperlihatkan adanya minat kerja.

3) Tidak mau menerima saran-saran.

4) Tampak malas dan bekerja lambat.

5) Melakukan gerakan-gerakan yang tidak perlu untuk mengambil alat-alat dan

bahan-bahan.

6) Tempat kerjanya tidak diatur rapi.

7) Tidak perduli pada cocok/baik tidaknya peralatan yang dipakai.

8) Mengubah-ubah tata letak tempat kerja yang telah diatur.

9) Set up kerjanya terlihat tidak baik.

Tabel 2. Penilaian Rating Factor Untuk Usaha

Kriteria Perhitungan %

Excessive effort x 100%

(11)

Good effort x 100%

Average effort x 100%

Fair effort x 100%

Poor effort x 100%

1. Kondisi Kerja (Condition)

Kondisi kerja dibagi menjadi enam kelas yaitu Ideal, Excellent, Good, Average, Fair dan Poor.

2. Konsistensi (Consistensy)

Konsistensi dibagi menjadi enam kelas yaitu Perfect, Excellent, Good, Average, Fair dan Poor.

Data rating factor yang digunakan dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3. Rating Factor Pekerja

Faktor Kelas Lambang Penyesuaian

Usaha

Kondisi Kerja

Ideal A + 0,06

(12)
(13)
(14)
(15)
(16)
(17)
(18)
(19)

Gambar

Tabel 1. Penilaian Rating Factor untuk Keterampilan
Tabel 2. Penilaian Rating Factor Untuk Usaha
Tabel 3. Rating Factor Pekerja

Referensi

Dokumen terkait

dalam keterampilan teknik permainan bola voli melalui modifikasi permainan pada siswa kelas X SMA Negeri 2 Kampar pada siklus I rata-rata sebesar 67.2 termasuk

Model Pengembangan Karakter Berkearifan Lokal dalam Pembelajaran Kreatif Menulis Drama Siswa SMP Negeri Kota Makassar. 102 Penelitian Tim

[r]

(2) Pemerintah Desa dapat membentuk Dana Cadangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a untuk mendanai kegiatan yang penyediaan dananya tidak

(3) Bantuan keuangan yang bersumber dari anggaran pendapatan dan belanja daerah provinsi, dan anggaran pendapatan dan belanja Daerah yang bersifat khusus tidak

Bersama ini kami sampaikan bahwa Kementerian Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi RI, pada tahun 2016 kembali

[r]

PENGARUH MEDIA FILM ZOOTOPIA TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS NARASI SISWA KELAS 8 SMP NEGERI 22 SURABAYAi. TAHUN