• Tidak ada hasil yang ditemukan

AGIHAN KESESUAIAN LAHAN TANAMAN CENGKEH (Eugenia aromatica L.) DI DESA SAUSU TORONO KECAMATAN SAUSU KABUPATEN PARIGI MOUTONG | Elyas | GeoTadulako 9009 29531 1 SM

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "AGIHAN KESESUAIAN LAHAN TANAMAN CENGKEH (Eugenia aromatica L.) DI DESA SAUSU TORONO KECAMATAN SAUSU KABUPATEN PARIGI MOUTONG | Elyas | GeoTadulako 9009 29531 1 SM"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

AGIHAN KESESUAIAN LAHAN TANAMAN CENGKEH

(Eugenia aromatica

L.) DI DESA SAUSU TORONO

KECAMATAN SAUSU KABUPATEN PARIGI MOUTONG

MUHAMMAD ELYAS

JURNAL

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

(2)

AGIHAN KESESUAIAN LAHAN TANAMAN CENGKEH

(Eugenia aromaticaL.) DI DESA SAUSU TORONO KECAMATAN SAUSU KABUPATEN PARIGI MOUTONG

Muhammad Elyas1),Iwan Alim Saputra1), Irmasari2)

1)

Program Studi Pendidikan Geografi Jurusan PIPS, FKIP, Universitas Tadulako.

2)

Fakultas Kehutanan Universitas Tadulako.

Jalan Soekarno Hatta Km 9, Tondo-Palu 94118, Sulawesi Tengah Telp. 0451-429738

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persebaran tingkat kesesuaian lahan untuk pengembangan tanaman cengkeh di Desa Sausu Torono Kecamatan Sausu Kabupaten Parigi Moutong. Jenis penelitian yaitu penelitian deskriptif menggunakan metode survei dengan melakukan survei langsung dilapangan, pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling. Pendekatan geografi yang digunakan yaitu pendekatan keruangan.Penelitian ini dilaksanakan mulai dari bulan Maret 2017 sampai dengan bulan April 2017. Penelitian dilakukan dengan empat tahap yaitu tahap (1) persiapan, (2) kegiatan lapangan, (3) analisis laboratorium, (4) pengolahan data, pembuatan peta serta penyususnan laporan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kelas kesesuaian lahan aktual untuk pengembangan cengkeh di Desa Sausu Torono Kecamatan Sausu Kabupaten Parigi Moutong yaitu kelas S2 (cukup sesuai) terdapat pada satuan peta medan (SPM) 1 dengan faktor pembatas t (temperature), w (ketersediaan air), f (retensi hara), dan n (hara tersedia), setelah dilakukan perbaikan menjadi kelas kesesuaian lahan potensial faktor pembatas berkurang menjadi t (temperature), dan w (ketersediaan air). Kelas S3 (sesuai marginal) terdapat pada satuan peta medan (SPM) 5 dan 6 pada kelas kesesuaian lahan aktual dengan faktor pembatas meliputi f (retensi hara) dan e (tingkat bahaya erosi), setelah dilakukan perbaikan maka kelas kesesuaian lahan potensialnya menjadi S2 (cukup sesuai) dengan faktor pembatas t (temperature), w (ketersediaan air), f (retensi hara), n (hara tersedia) dan e (tingkat bahaya erosi). Kelas N1 (tidak sesuai saat ini) terdapat pada stuan peta medan (SPM) 2, 3 dan 4 pada kelas kesesuaian lahan aktual dengan faktor pembatas meliputi f (retensi hara) dan e (tingkat bahaya erosi), setelah dilakukan perbaikan maka kelas kesesuaian lahan potensialnya menjadi S3 (sesuai marginal) dengan faktor pembatas, f (retensi hara) dan e (tingkat bahaya erosi).

(3)

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Permasalahan yang diakibatkan oleh persaingan penggunaan lahan antara sektor pertanian

dan sektor non-pertanian terutama pada tingkat pendapatan, serta akan berpengaruh pada tingkat

kesejahteraan masyarakat petani itu sendiri, untuk itu memerlukan strategi penanganan atau

pengendalian tepat guna dalam upaya mengoptimalkan penggunaan lahan secara berkelanjutan.

Cengkeh merupakan salah satu komoditi perkebunan yang memiliki nilai ekonomi yang

tinggi dan menjadi sumber devisa yang besar, dimana sebagian besar masyarakat Sulawesi

Tengah mulai banyak menjadikan sebagai tanaman pokok perkebunan. Perkembangan

perkebunan cengkeh di Sulawesi Tengah terus meningkat. Kenyataan dilapangan menunjukkan

bahwa produktifitas yang dihasilkan masih di bawah rata-rata produktivitas nasional. Rendahnya

produksi dari tanaman cengkeh ini disebabkan oleh lingkungan yang tidak sesuai dengan

persyaratan tumbuh tanaman cengkeh. (Hadiwijaya T., 1981).

Kesesuaian lahan merupakan gambaran tingkat kecocokan sebidang lahan untuk suatu

penggunaan lahan tertentu. Tingkat kesesuaian suatu lahan untuk tanaman cengkeh berpengaruh

terhadap produktivitas cengkeh, (Sarwono dan Widiatmika, 2007dalamApala H., 2015).

Berdasarkan hal tersebut, salah satu cara untuk meningkatkan produksi cengkeh adalah

mengetahui sebaran tingkat kesesuaian lahannya untuk pengembangan tanaman cengkeh

sehingga dapat diketahui wilayah yang cocok. Evaluasi kesesuaian lahan akan menunjukkan

faktor apa saja yang perlu diperhatikan agar dapat dilakukan usaha-usaha perbaikan untuk

meningkatkan kelas lahannya, perbaikan tersebut diharapkan dapat meningkatkan hasil produksi

perkebunan cengkeh yang dapat meningkatkan perekonomian dan kesejahteraan masyarakat di

Desa Sausu Torono.

Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian dari latar belakang tersebut, maka masalah yang dapat dirumuskan

(4)

untuk pengembangan (budidaya) tanaman cengkeh di Desa Sausu Torono Kecamatan Sausu

Kabupaten Parigi Moutong?

Tujuan dan Manfaat Penelitian

Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui sebaran tingkat kesesuaian lahan dan

rekomendasi perbaikan yang perlu dilakukan untuk pengembangan tanaman cengkeh di Desa

Sausu Torono Kecamatan Sausu Kabupaten Parigi Moutong.

Manfaat Penelitian

1. Manfaat bagi peneliti, sebagai syarat untuk memperoleh gelar sarjana yang berupa laporan

penelitian akhir (skripsi).

2. Manfaat bagi masyarakat, dapat mengetahui sebaran tingkat kesesuaian lahan untuk

pengembangan tanaman cengkeh di daerah tersebut dan langkah-langkah yang perlu

dilakukan untuk meningkatkan hasil perkebunan.

3. Manfaat bagi pemerintah, sebagai rekomendasi awal pengambilan keputusan dalam tataguna

lahan, yang berupa data spasial sebaran tingkat kesesuaian lahan tanaman cengkeh.

METODE PENELITIAN

Jenis penelitian yaitu penelitian deskriptif dengan menggunakan metode survei, dengan

melakukan survei langsung dilapangan, pengambilan sampel menggunakan teknik purposive

sampling. penentuan sampel dipilih berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tertentu sesuai

dengan tujuan penelitian, penentuan masing-masing titik sampel mewakili satuan peta medan

(SPM) berdasarkan karakteristik medan (penggunaan lahan, kemiringan lereng, jenis tanah dan

litologi) untuk membandingkan tingkat kesesuaian lahan untuk pengembangan tanaman cengkeh

pada masing-masing satuan peta medan (SPM). Pendekatan geografi yang digunakan yaitu

pendekatan keruangan. Penelitian ini dilaksanakan mulai bulan Maret sampai sampai dengan

bulan Mei 2017. Bertempat di Desa Sausu Torono Kecamatan Sausu Kabupaten Parigi Moutong.

Analisis sifat fisik dan kimia tanah dilakukan di Laboratorium Unit Ilmu Tanah Fakultas

(5)

persiapan, (2) kegiatan lapangan, (3) analisis laboratorium, (4) pengolahan data, pembuatan peta

serta penyususnan laporan.

GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

Desa Sausu Torono terletak pada 120o47’ 40,46” BT dan 1o 03’ 03’ 92,09” LS. Secara

aministrasi Desa Sausu Torono berbatasan dengan: sebelah utara berbatasan dengan Desa Sausu

Peore, sebelah selatan berbatasan dengan Desa Sausu Pakareme,Sebelah barat berbatasan dengan

Desa Sausu Trans, dan sebelah timur berbatasan dengan Desa Maleyali. Desa Sausu Torono

beriklim tropis yang dipengaruhi oleh iklim musim dengan curah hujan rata-rata di bawah 2000

mm/tahun. Suhu udara berkisar antara 28 oC sampai 32oC dengan kelembaban antara 78% pada

musim hujan dan 70% pada musim kemarau, curah hujan rata-rata 1.987 mm/thn, dengan bulan

basah (BB) terdapat pada bulan Mei, bulan Juni, bulan Juli, bulan Agustus dan bulan September.

Sedangkan untuk bulan lembab (BL) terdapat pada bulan Maret, Bulan April, bulan Oktober dan

bulan November. Bulan Kering (BK) terdapat pada bulan Januari, bulan Februari dan bulan

Desember. Lahan di Desa Sausu Torono termasuk lahan kering yang digunakan untuk lahan

pertanian, perkebunan, kehutanan, perumahan dan bangunan lain. Desa Sausu Torono terdiri dari

dataran rendah, perbukitan dan pegunungan. Jenis tanah yang terdapat di Desa Sausu Torono

yaitu tanah inceptisol dan jenis batuan yang ada di Desa Sausu Torono adalah batuan sedimen

Peta satuan medan Desa Sausu Torono Kecamatan Sausu Kabupaten Parigi Moutong dapat

dilihat pada gambar 1.

(6)

HASIL DAN PEMBAHASAN

Sebaran Kesesuaian Lahan Cengkeh

Satuan peta medan (SPM) 1 dengan luas 1.260,18 ha. berdasarkan hasil analisis bahwa

sifat fisik lahan pada lokasi penelitian (SPM I), yaitu: rata-rata tahunan, bulan kering/tahun, curah

hujan/tahun dan kelembaban cukup baik, drainase tanah baik, tekstur lempung liat berpasir

(fraksi pasir 52,3%, debu 26,2% dan liat 21.4%), bahaya erosi sangat rendah, kemiringan lereng

0-8%. Sedangkan hasil analisis sifat kimia tanah diketahui tingkat kemasaman tanah (pH) dengan

nilai (5,31) bernilai masam, sedangkan kadar N-total (0,17%) bernilai rendah dan kadar P2O5

(18,86 mg/100g) bernilai rendah, K2O (19,83 mg/100g) bernilai rendah. Berdasarkan kriteria

klasifikasi kesesuaian lahan untuk pengembangan tanaman cengkeh, maka SPM I termasuk

dalam kategori kelas kesesuaian actual S2-twfn (cukup sesuai) dengan faktor pembatas yaitu

temperatur (t) meliputi rata-rata tahunan oC, ketersediaan air (w) meliputi bulan kering/tahun dan

curah hujan/tahun, retensi hara (f) meliputi pH tanah, hara tersedia (n) meliputi N-total, P2O5 dan

K2O. Kesesuaian aktual tersebut dapat ditingkatkan kelas kesesuaiannya dengan melakukan

usaha-usaha perbaikan melalui pengapuran dengan memberikan kapur dolomit, menurut

Kartasaputra A. G. (1991), pengapuran tidak boleh dilakukan secara sembarangan, akan tetapi

harus didahului dengan penyelidikan tentang keadaan tanah dan dosis kapur yang diperlukan,

serta pemupukan organik dan anorganik sehingga dapat memperbaiki kondisi kimia tanah dan

mengganti unsur hara yang hilang dalam tanah, serta bertujuan untuk memenuhi kebutuhan unsur

hara bagi tanaman, untuk mengatasi tanah-tanah basa dilakukan dengan cara pemberian pupuk

Urea secara berkala. Dengan upaya perbaikan-perbaikan tersebut, maka kelas kesesuaian

potensialnya menjadi kelas S2-tw (cukup sesuai) dengan faktor pembatas t (temperature) dan w

(ketersediaan air).

Satuan peta medan (SPM) 2 dengan luas 5,37 ha,berdasarkan hasil analisis bahwa sifat

fisik lahan pada lokasi penelitian (SPM I), yaitu: rata-rata tahunan, bulan kering/tahun, curah

hujan/tahun dan kelembaban cukup baik, drainase tanah baik, tekstur lempung berpasir (fraksi

pasir 63,3%, debu 22,7% dan liat 14,0%), bahaya erosi sangat rendah, kemiringan lereng 0-8%.

(7)

(4,43) bernilai sangat masam, kadar N-total (0,12%) bernilai rendah dan kadar P2O5 (15,30

mg/100g) bernilai rendah, K2O (13,86 mg/100g) bernilai rendah. Berdasarkan kriteria klasifikasi

kesesuaian lahan untuk pengembangan tanaman cengkeh, maka SPM 2 termasuk dalam kategori

kelas kesesuaian aktual N1-f (tidak sesuai saat ini) dengan faktor pembatas yaitu retensi hara (f)

meliputi pH tanah. Kesesuaian aktual tersebut dapat ditingkatkan kelas kesesuaiannya dengan

melakukan usaha-usaha perbaikan melalui pengapuran dengan memberikan kapur dolomit,

menurut Kartasaputra A. G. (1991), pengapuran tidak boleh dilakukan secara sembarangan, akan

tetapi harus didahului dengan penyelidikan tentang keadaan tanah dan dosis kapur yang

diperlukan, serta pemupukan organik dan anorganik sehingga dapat memperbaiki kondisi kimia

tanah dan mengganti unsur hara yang hilang dalam tanah, serta bertujuan untuk memenuhi

kebutuhan unsur hara bagi tanaman, untuk mengatasi tanah-tanah basa dilakukan dengan cara

pemberian pupuk Urea secara berkala. Dari upaya perbaikan-perbaikan tersebut, maka kelas

kesesuaian potensialnya menjadi kelas S3-f (sesuai marginal) dengan faktor pembatas f (retensi

hara).

Satuan peta medan (SPM) 3 dengan luas 593,86 ha, berdasarkan hasil analisis bahwa

sifat fisik lahan pada lokasi penelitian (SPM 3), yaitu: rata-rata tahunan, bulan kering/tahun,

curah hujan/tahun dan kelembaban cukup baik, drainase tanah baik, tekstur lempung liat berpasir

(fraksi pasir 34,0%, debu 39,7% dan liat 26,3%), bahaya erosi rendah, kemiringan lereng 8-15%.

Sedangkan hasil analisis sifat kimia tanah diketahui tingkat kemasaman tanah (pH) dengan nilai

(4.48) bernilai sangat masam, kadar N-total (0,13%) bernilai rendah dan kadar P2O5 (15,28

mg/100g) bernilai rendah, K2O (13,71 mg/100g) bernilai rendah. Berdasarkan kriteria klasifikasi

kesesuaian lahan untuk pengembangan tanaman cengkeh, maka SPM 3 termasuk dalam kategori

kelas kesesuaian aktual N1-f (tidak sesuai saat ini) dengan faktor pembatas yaitu retensi hara (f)

meliputi pH tanah. Kesesuaian aktual tersebut dapat ditingkatkan kelas kesesuaiannya dengan

melakukan usaha-usaha perbaikan melalui pengapuran dengan memberikan kapur dolomit,

menurut Kartasaputra A. G. (1991), pengapuran tidak boleh dilakukan secara sembarangan, akan

tetapi harus didahului dengan penyelidikan tentang keadaan tanah dan dosis kapur yang

diperlukan, serta pemupukan organik dan anorganik sehingga dapat memperbaiki kondisi kimia

(8)

kebutuhan unsur hara bagi tanaman, untuk mengatasi tanah-tanah basa dilakukan dengan cara

pemberian pupuk Urea secara berkala. Dari upaya perbaikan-perbaikan tersebut, maka kelas

kesesuaian potensialnya menjadi kelas S3-f (sesuai marginal) dengan faktor pembatas f (retensi

hara).

Satuan peta medan (SPM) 4 dengan luas 291,13 ha, berdasarkan hasil analisis bahwa

sifat fisik lahan pada lokasi penelitian (SPM 4), yaitu: rata-rata tahunan, bulan kering/tahun,

curah hujan/tahun dan kelembaban cukup baik, drainase tanah baik, tekstur lempung berliat

(fraksi pasir 29,9%, debu 39,1% dan liat 31,0%), bahaya erosi besar, kemiringan lereng 25-40%

Sedangkan hasil analisis sifat kimia tanah diketahui tingkat kemasaman tanah (pH) dengan nilai

(4.92) bernilai masam, kadar N-total (0,14%) bernilai rendah dan kadar P2O5(16,89 mg/100g)

bernilai rendah, K2O (14,79 mg/100g) bernilai rendah. Berdasarkan kriteria klasifikasi kesesuaian

lahan untuk pengembangan tanaman cengkeh, maka SPM 4 termasuk dalam kategori kelas

kesesuaian aktual N1-e (tidak sesuai saat ini) dengan faktor pembatas yaitu tingkat bahaya erosi

(e) meliputi bahaya erosi dan lereng. Kesesuaian aktual tersebut dapat ditingkatkan kelas

kesesuaiannya dengan melakukan usaha-usaha perbaikan melalui penanaman tanaman penutup

tanah untuk melindungi dari pukulan air hujan yang lansung jatuh di atas permukaan tanah dan

mengurangi aliran air di atas permukaan tanah serta pembuatan teras individu untuk mengurangi

bahaya erosi. Dari upaya perbaikan-perbaikan tersebut, maka kelas kesesuaian potensialnya

menjadi kelas S3-e (sesuai marginal) dengan faktor pembatas e (tingkat bahaya erosi).

Satuan peta medan (SPM) 5 dengan luas 7,85 ha, berdasarkan hasil analisis bahwa sifat

fisik lahan pada lokasi penelitian (SPM 5), yaitu: rata-rata tahunan, bulan kering/tahun, curah

hujan/tahun dan kelembaban cukup baik, drainase tanah baik, tekstur lempung (fraksi pasir

46,2%, debu 34,7% dan liat 19,1%), tingkat bahaya erosi sedang, kemiringan lereng 15-25%.

Sedangkan hasil analisis sifat kimia tanah diketahui tingkat kemasaman tanah (pH) dengan nilai

(4,78) bernilai masam, kadar N-total (0,13%) bernilai rendah dan kadar P2O5(16,02 mg/100g)

bernilai rendah, K2O (14,23 mg/100g) bernilai rendah. Berdasarkan kriteria klasifikasi kesesuaian

lahan untuk pengembangan tanaman cengkeh, maka SPM 5 termasuk dalam kategori kelas

kesesuaian aktual S3-fe (cukup sesuai) dengan faktor pembatas yaitu retensi hara (f) meliputi pH

(9)

kesesuaiannya dengan melakukan usaha-usaha perbaikan melalui pengapuran dengan

memberikan kapur dolomit, menurut Kartasaputra A. G. (1991) , pengapuran tidak boleh

dilakukan secara sembarangan, akan tetapi harus didahului dengan penyelidikan tentang keadaan

tanah dan dosis kapur yang diperlukan. Penanaman tanaman penutup tanah untuk melindungi dari

pukulan air hujan yang lansung jatuh di atas permukaan tanah dan mengurangi aliran air di atas

permukaan tanah serta pembuatan teras individu untuk mengurangi tingkat bahaya erosi. Dari

upaya perbaikan-perbaikan tersebut, maka kelas kesesuaian potensialnya menjadi kelas S2-twfe

(cukup sesuai) dengan faktor pembatas t (temperature), w (ketersediaan air), f (retensi hara) dan e

( tingkat bahaya erosi).

Satuan peta medan (SPM) 6 dengan luas 430,24 ha, berdasarkan hasil analisis bahwa

sifat fisik lahan pada lokasi penelitian (SPM 6), yaitu: rata-rata tahunan, bulan kering/tahun,

curah hujan/tahun dan kelembaban cukup baik, drainase tanah baik, tekstur lempung (fraksi pasir

47,7%, debu 32,5% dan liat 18,8%), tingkat bahaya erosi sedang, kemiringan lereng 15-25%.

Sedangkan hasil analisis sifat kimia tanah diketahui tingkat kemasaman tanah (pH) dengan nilai

(5,03) bernilai masam, kadar N-total (0,16%) bernilai rendah dan kadar P2O5(18,81 mg/100g)

bernilai rendah, K2O (19,11 mg/100g) bernilai rendah.

Berdasarkan kriteria klasifikasi kesesuaian lahan untuk pengembangan tanaman cengkeh

sebagaimana ditunjukkan pada Tabel 12, maka SPM 6 termasuk dalam kategori kelas kesesuaian

aktual S3-e (cukup sesuai) dengan faktor pembatas yaitu tingkat bahaya erosi (e). Kesesuaian

aktual tersebut dapat ditingkatkan kelas kesesuaiannya dengan melakukan usaha-usaha perbaikan

melalui Penanaman tanaman penutup tanah untuk melindungi dari pukulan air hujan yang

lansung jatuh di atas permukaan tanah dan mengurangi aliran air di atas permukaan tanah serta

pembuatan teras individu untuk mengurangi tingkat bahaya erosi. Dari upaya

perbaikan-perbaikan tersebut, maka kelas kesesuaian potensialnya menjadi kelas S2-twe (cukup sesuai)

dengan faktor pembatas t (temperature), w (ketersediaan air) dan e (tingkat bahaya erosi).

Berdasarkan dari hasil analisis tersebut, berikut disajikan peta kesesuaian lahan aktual pada

(10)

Gambar 2. Peta Kesesuaian Lahan Aktual

Gambar 3. Peta Kesesuaian Lahan Potensial

Sebaran Tingkat Kesesuaian Lahan untuk Usulan Penggunaan Lahan Terpilih

Pengembangan Tanaman Cengkeh

Penentuan lahan terpilih pengembangan tanaman cengkeh didasarkan atas hasil analisis

kesesuaian lahan tanaman cengkeh, sehingga dapat menunjang keberhasilan pengembangan

tanaman cengkeh di Desa Sausu Torono, adapun areal yang diusulkan untuk pengembangan

tanaman cengkeh yaitu dapat di lihat pada Tabel berikut.

Tabel.Usulan Penggunaan Lahan Terpilih Untuk Pengembangan Tanaman Cengkeh

No. Lokasi Aktual Potensial Luas areal (ha)

1.

2.

3.

SPM I

SPM 5

SPM 6

S2-twfn

S3-f

S3-e

S2-tw

S2-twfe

S2-twe

1.260,18

7,85

(11)

Berdasarkan hasil analisis kesesuaian lahan tanaman cengkah maka areal yang diusulkan

untuk pengembangan tanaman cengkeh terdapat pada kawasan SPM 1, kesesuaian lahan aktual

menggambarkan bahwa tingkat kesesuaian lahan S2 (cukup sesuai) dengan Faktor pembatas t

(temperature), w (ketersediaan air), f (retensi hara) dan n (hara tersedia) setelah dilakukan

perbaikan kesesuaian lahan potensial menjadi S2 dengan faktor pembatas hanya t (temperature)

dan w (ketersediaan air). Pada kawasan SPM 1 masyarakat sudah mulai mengembangkan

tanaman cengkeh yang terdapat pada beberapa titik. Pada kawasan SPM 5, kesesuaian lahan

aktual menggaambarkan bahwa tingkat kesesuaian lahan S3 (sesuai marginal) dengan faktor

pembatas f (retensi hara), setelah dilakukan perbaikan kesesuaian lahan potensial menjadi S2

(cukup sesuai) dengan faktor pembatas t (temperature), w (ketersediaan air), f (retensi hara) dan e

(tingkat bahaya erosi). pada kawasan SPM 6, kesesuaian lahan aktual menggaambarkan bahwa

tingkat kesesuaian lahan S3 (sesuai marginal) dengan faktor pembatas e (tingkat bahaya erosi),

setelah dilakukan perbaikan kesesuaian lahan potensial menjadi S2 (cukup sesuai) dengan faktor

pembatas t (temperature), w (ketersediaan air), dan e (tingkat bahaya erosi).

Secara umum kesesuaian lahan di Desa Sausu Torono untuk pengembangan tanaman

cengkeh di pengaruhi t (temperatur), w (ketersediaan air), f (retensi hara) dan e (tingkat bahaya

erosi). sehingga hasil produksinya masih dibawah standar nasional, menurut najiyati dan danarti

(2003), produksi tanaman Cengkeh pada umur 15-20 tahun akan menghasilkan produksi bunga

Cengkeh berkisar antara 12-15 kg cengkeh kering/pohon/tahun. Sedangkan hasil produksi

tanaman Cengkeh yang ada di Desa Susu Torono pada umur 15-20 tahun hasil produksinya

hanya berkisar antara 3-7 kg Cengkeh kering/pohon/tahun. Dengan upaya perbaikan yang

dilakukan akan dapat meningkatkan hasil produksi tanaman cengkeh yang ada di Desa Sausu

Torono meskipun hasil produksinya tidak sama dengan hasil produksi nasional Karena

(12)

dipengaruhi t (temperatur) dan w (ketersediaan air), hal tersebut sangat berpengaruh karena tidak

dapat dilakukan usaha perbaikan.

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan, berdasarkan hasil analisis yang diperoleh bahwa kelas kesesuaian untuk

pengembangan tanaman cengkeh (Eugenia aromaticaL.) di daerah penelitian yaitu sebaran kelas

kesesuaian lahan aktual untuk tanaman cengkeh di daerah penelitian terdapat 1 (satu) subkelas

yaitu kelas S2 (cukup sesuai), pada SPM 1 dengan luas 1.260,18 ha dengan faktor pembatas t

(temperature), w (ketersediaan air), f (retensi hara) dan n (hara tersedia). Kelas S3 (sesuai

marginal) terdapat pada SPM 5 dengan luas 7,85 ha dengan faktor pembatas f (retensi hara), e

(tingkat bahaya erosi). dan SPM 6 dengan luas 430,24 ha dengan faktor pembatas e (tingkat

bahaya erosi). Kelas N1 (tidak sesuai saat ini) pada SPM 2 dengan luas 5,37 ha dengan faktor

pembatas f (retensi hara), SPM 3 dengan luas 593, 86 ha dengan faktor pembatas f (retensi hara)

dan SPM 4 dengan luas 291,13 ha dengan faktor pembatas e (tingkat bahaya erosi). Setelah

dilakukan upaya perbaikan-perbaikan pada SPM 1 melalui pengapuran, pemupukan organik dan

anorganik sehingga faktor pembatasnya dapat berkurang menjadi t (temperature) dan w

(ketersediaan air). pada SPM 5 dan SPM 6 melalui pengapuran, penanaman tanaman penutup

tanah dan pembuatan teras individu sehingga didapatkan 1 subkelas potensial yaitu kelas S2

(cukup sesuai) dengan Faktor pembatas t (temperature), w (ketersediaan air), f (retensi hara) dan

e (tingkat bahaya erosi). pada SPM 2, SPM3 dan SPM 4 melalui pengapuran, penanaman

tanaman penutup tanah dan pembuatan teras individu sehingga didapatkan 1 subkelas potensial

yaitu kelas S3 (sesuai marginal) dengan Faktor f (retensi hara) dan e (tingkat bahaya erosi).

Saran, Setelah mengetahui sebaran tingkat kesesuaian lahan di Desa Sausu Torono diharapkan

pembudidaya memperhatikan penggunaan lahan dan memberikan beberapa masukan teknologi

diantaranyan penggunaan bibit unggul, pemupukan, tanaman penutup tanah, Pengolahan

Sisa-sisa Tanaman dan konservasi tanah dan air untuk menunjan hasil produksi yang maksimal.

(13)

Apala H. (2015). Evaluasi Kesesuaian Lahan untuk Tanaman Ubi Kayu Di Kecamatan

Pringsewu Kabupaten Pringsewu: Program Studi Pendidikan Geografi Jurusan Ilmu

pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan. Universitas Lampung. Jurnal

Jppendidikandd151204 .

Hadiwijaya T. (1981). Cengkeh, Data dan Petunjuk ke arah Swasembada. PT Gunung Agung,

Jakarta.

Gambar

Gambar 1. Peta satuan medan
Gambar 3.  Peta Kesesuaian Lahan Potensial

Referensi

Dokumen terkait

Bagi memastikan misi, visi dan nilai korporat ini dapat dibudayakan dan disebarluaskan kepada staf UDA, model strategi komunikasi korporat (Argenti, 1998) dan RACE (Research

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: penerapan pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) yang dapat meningkatkan disposisi matematis siswa kelas VIIIA

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan peneliti, maka peneliti dapat menjabarkan hasil penelitian ini dalam deskripsi terlampir di bawah ini. Penggunaan media

Hasil dalam penelitian ini menunjukkan dalam jangka pendek, faktor internal yang diwakilkan CAR dan BOPO, serta faktor eksternal diwakilkan Kurs dan Inflasi tidak

Pokja.161-2015 Unit Layanan Pengadaan Kabupaten Sidoarjo akan melaksanakan Pelelangan Pemilihan Langsung dengan Pascakualifikasi untuk paket pekerjaan Konstruksi

Analysis of the assessment tool Computer Comfort Scale was used to break subjects into three PC-comfort groups.. Analyses were performed using SPSS (version 14.0); responseswere

Terdapat pengaruh positif dan sginifikan motivasi intrinsik terhadap kinerja karyawan hal ini ditunjukan dengan p value (sig 0,000) < 0,005 dengan pengaruh sebesar 0,630

Saya mengesahkan bahawa satu Jawatankuasa Peperiksaan Tesis telah berjumpa pada 8 Ogos 2012 untuk menjalankan peperiksaan akhir bagi Nurul Nadia Binti Ibrahim bagi menilai tesis