DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN
KATA PENGANTAR DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Tujuan 2
1.3 Manfaat 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep Diabetes Mellitus 3
2.2 Konsep Kebutuhan Nutrisi 14
BAB III TINJAUAN KASUS
3.1 Anamnesa 21
3.2 Analisa 33
3.3 Kebutuhan Dasar Manusia 33
3.4 Keterampilan Dasar Praktik Klinik 35
BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan 37
4.2 Saran 37
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang
Diabetes mellitus merupakan penyakit metabolic yang berlangsung kronik dimana penderita diabetes tidak bias memproduksi insulin dalam jumlah yang cukup atau tubuh tidak mampu menggunakan insulin secara efektif sehingga terjadilah kelebihan gula di dalam darah dan baru dirasakan setelah terjadi komplikasi lanjut pada organ tubuh.
Diabetes Melitus (DM) merupakan salah satu masalah kesehatan yang besar. Data dari studi global menunjukkan bahwa jumlah penderita Diabetes Melitus pada tahun 2011 telah mencapai 366 juta orang di dunia (IDF, 2011). Di Provinsi DKI Jakarta, Kotamadya Jakarta Barat merupakan salah satu kota dengan angka prevalensi DM yang tinggi, yaitu 1,9% (Balitbangkes, 2008). Jumlah penderita Diabetes Mellitus di Indonesia terus meningkat dimana saat ini diperkirakan sekitar 5 juta lebih penduduk Indonesia atau berarti 1 dari 40 penduduk Indonesia menderita diabetes.
Berdasarkan klasifikasi WHO, diabetes melitus terbagi atas beberapa tipe yaitu diabetes tipe 1, diabetes tipe 2, diabetes gestasional dan diabetes tipe lainnya. Diabetes melitus tipe 2 merupakan jenis diabetes yang paling banyak diderita masyarakat. Karena dari semua kasus diabetes pada populasi di beberapa Negara diketahui bahwa sekitar 90% adalah diabetes melitus tipe 2. Peningkatan ini umumnya terjadi di negara-negara berkembang disebabkan karena pertumbuhan penduduk, proses penuaan, obesitas, diet serta pola hidup yang tidak sehat.
enam sampai dua belas minggu dan hasil ini dipergunakan bersama dengan hasil pemeriksaan gula darah mandiri sebagai dasar untuk melakukan penyesuaian terhadap pengobatan diabetes yang dijalani.
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Mahasiswa mengetahui gambaran tentang penyakit diabetes mellitus.
1.2.2 Tujuan Khusus
a) Melakukan pengkajian pada pasien diabetes mellitus b) Menjelaskan diagnosa medis pada pasien diabetes mellitus c) Menyusun Kebutuhan Dasar Manusia (KDM) pada pasien
diabetes mellitus
d) Melakukan Keterampilan Dasar Praktik Klinik ( KDPK ) pada pasien diabetes mellitus
e) Melakukan evaluasi dalam bentuk rencana tindak lanjut pada KDPK yang belum kompeten.
1.3 Manfaat
1.3.1 Bagi Institusi Pendidikan dan Petugas Kesehatan
Diharapkan dapat memberikan masukan yang bermanfaat untuk pengembangan ilmu pengetahuan terutama yang berkaitan dengan keterampilan dasar praktik klinik yang berhubungan keamanan dan keselamatan serta sebagai subjek dalam menilai bagaimana pemahaman dan keterampilan penulis dalam menyikapi kasus.
1.3.2 Bagi Penulis
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep Diabetes Mellitus
2.1.1 Definisi Diabetes Mellitus
Diabetes mellitus, penyakit gula, atau penyakit kencing manis, diketahui sebagai suatu penyakit yang disebabkan oleh adanya gangguan menahun terutama pada system metabolism karbohidrat, lemak, dan juga protein dalam tubuh. Gangguan metabolism tersebut disebabkan kurangnya produksi hormone insulin, yang diperlukan dalam proses pengubahan gula menjadi tenaga serta sintesis lemak,kondisi yang demikian itu, mengakibatkan terjadinya hiperglikemia, yaitu meningkatnya kadar gula dalam darah atau terdapatnya kandungan gula dalam air kencing dan zat-zat keton serta asam (keto-acidosis) yang berlebihan. Keberadaan zat-zat keton dan asam yang berlebihan ini menyebabkan terjadinya rasa haus yang terus-menerus, banyak kencing, penurunan berat badan meskipun selera makan tetap baik, penurunan daya tahan tubuh
Adapun klasifikasi diabetes mellitus sebagai berikut :
Tipe 1
Ditandai dengan kegagalan produksi total insulin oleh sel beta pankreas. DM tipe 1 membutuhkan insulin dari luar untuk bertahan hidup. Tanpa pemberian insulin dapat menyebabkan penderita koma serta meninggal. DM tipe 1 diakibatkan oleh kerusakan sel beta pankreas karena paparan agen infeksi atau lingkungan, yaitu racun, virus (rubella kongenital, mumps, coxsackievirus dan cytomegalovirus) dan makanan (gula, kopi, kedelai, gandum dan susu sapi).
Gejala Klinis:
- Hiperglikemia (≥ 200 mg/dl), ketonemia, glukosuria. Anak dengan DM tipe1 cepat sekali menjurus dalam ketoasidosis diabetik yang disertai atau tanpa koma dengan prognosis yang kurang baik bila tidak diterapi dengan baik.
Tipe 2
DM tipe II disebabkan oleh berbagai hal seperti bertambahnya usia harapan hidup, berkurangnya kematian akibat infeksi dan meningkatnya faktor resiko akibat cara hidup yang salah seperti kegemukan, kurang gerak, dan pola makan yang tidak sehat. Ditandai dengan produksi hormon insulin yang tidak memadai. Penderita DM tipe 2 tampak obesitas pada bagian perut. Penderita tidak bergantung pada insulin dari luar.
Diabetes Melitus tipe lain :
A. Defek genetik fungsi sel beta :
* Maturity Onset Diabetes of the Young (MODY) 1,2,3.
* DNA mitokondria
B. Defek genetik kerja insulin
C. Penyakit endokrin pankreas :
* pankreatitis
* tumor pankreas /pankreatektomi
* pankreatopati fibrokalkulus
D. Endokrinopati :
* sindrom Cushing
* feokromositoma
* hipertiroidisme
E. Karena obat/zat kimia :
* vacor, pentamidin, asam nikotinat
* glukokortikoid, hormon tiroid
* tiazid, dilantin, interferon alfa dan lain-lain
F. Infeksi :
* Rubella kongenital, Cytomegalovirus (CMV)
G. Sebab imunologi yang jarang :
* antibodi anti insulin
H. Sindrom genetik lain yang berkaitan dengan DM :
* sindrom Down, sindrom Kleinfelter, sindrom Turner, dan lain-lain.
Diabetes gestasional
2.1.2 Gejala
1. Gejala akut
Pada tahap permulaan, gejala yang ditunjukkan meliputi: banyak makan atau polifagia, banyak minum atau polidipsia, dan banyak kencing atau poliuria. Pada fase ini, biasanya penderita menunjukkan berat badan yang terus naik, karena pada saat ini jumlah insulin masih mencukupi.
2. Gejala kronik
Gejala kronik yang sering timbul adalah kesemutan, kulit terasa panas atau seperti tertusuk-tusuk jarum, rasa tebal dikulit, kram, lelah, mudah mengantuk, mata kabur, gatal disekitar kemaluan terutama wanita, gigi mudah goyah dan mudah lepas, kemampuan seksual menurun, pada ibu hamil sering mengalami keguguran atau kematian janin dalam kandungan, atau dengan bayi berat lahir lebih dari 4 kg.
2.1.3 Faktor Diabetes Mellitus Keberadan bebera faktor resiko diabetes
1. Riwayat Keluarga
2. Obesitas atau Kegemukan (yang paling besar perannya)
3. Usia Yang Semakin Bertambah
4. Kurangnya Aktivitas Fisik
5. Merokok
7. Stres Dalam Jangka Waktu Lama
8. Hipertensi Atau Darah Tinggi
9. Kehamilan
10. Ras
2.1.4 Komplikasi Diabetes Mellitus
Komplikasi kronis ini berkaitan dengan gangguan vaskular, yaitu: 1. Komplikasi mikrovaskular
- Neuropati : Kerusakan pada sistem saraf akibat DM terutama pada saraf sensorik (saraf perasa).Akibatnya, rasa sakit, kesemutan dan mati rasa pada kaki serta tangan.Sedangkan, DM tipe 2 dapat menimbulkan kerusakan saraf autonom (berpengaruh pada fungsi organ).Misalnya, mual, obstipasi, diare, infeksi kandung kemih, sesak nafas dan gangguan aktivitas seksual.
- Retinopati : Gangguan awal pada mata (retina) tidak ada keluhan sehingga banyak penderita DM yang tidak mengetahui jika terkena retinopati.Apabila gangguan ini dibiarkan, penderita DM dapat mengalami kebutaan karena sirkulasi pembuluh darah kecil buruk dan kerusakan semakin parah.Selain itu, DM juga bisa menyebabkan katarak dan glaukoma (tekanan pada bola mata meningkat).Maka dari itu, penderita DM harus rutin mengontrol mata ke dokter mata.
- Nefropati : Terjadi akibat gangguan sirkulasi pembuluh darah kecil serta kerusakan ginjal (karena hipertensi).Kerusakan ini bisa diperiksa dari air seni penderita DM yaitu dengan adanya mikroalbumin atau protein di urin.
- Penyakit kardiovaskuler/ Stroke/ Dislipidemia : Aterosklerosis serebri merupakan penyebab mortalitas kedua terseringpadapenderita diabetes. Kira-kira sepertiga penderita stroke juga menderita diabetes.Stroke lebih sering timbul dandengan prognosis yang lebih serius untuk penderitadiabetes. Akibat berkurangnya aliran atrteri karotis internadan arteri vertebralis timbul gangguan neurologis akibat iskemia, berupa:
-Pusing, sinkop
-Hemiplegia: parsial atau total
-Afasia sensorik dan motorik
-Keadaan pseudo
-dementia
amputasi, sepsis, atau sebagaifactor pencetus koma, ataupun kematian.
- Hipertensi : DM menyebabkan tekanan darah tinggi dan rendah.Penyebab tekanan darah tinggi karena pembuluh darah dan fungsi ginjal yang buruk.Sedangkan, penyebab tekanan darah rendah karena terhambatnya aliran darah.
3. Komplikasi neurologis
i. Penatalaksanaan Diabetes Mellitus
Prinsip penanganan Diabates Melitus secara umum ada lima sesuai dengan Konsensus Pengelolaan DM di Indonesia tahun 2006 adalah untuk meningkatkan kualitas hidup pasien DM.
Tujuan Penatalaksanaan DM adalah :
1. Jangka pendek : hilangnya keluhan dan tanda DM, mempertahankan rasa nyaman dan tercapainya target pengendalian glukosa darah.
2. Jangka panjang: tercegah dan terhambatnya progresivitas penyulit mikroangiopati, makroangiopati dan neuropati.
3. Tujuan akhir pengelolaan adalah turunnya morbiditas dan mortalitasDM. Untuk mencapai tujuan tersebut perlu dilakukan pengendalianglukosa darah, tekanan darah, berat badan dan profil lipid, melalui pengelolaan pasien secara holistik dengan mengajarkan perawatan mandiri dan perubahan perilaku.
Penatalaksanaan dapat berupa : 1. Diet Diabetes Mellitus
Jumlah makanan harus disesuaikan dengan jumlah kalori yang dibutuhkan setiap harinya. Kebutuhan ini berdasarkan berat badan, jenis kelamin, usia dan kegiatan pekerjaan.
Usia (th) Aktivitas Fisik Pria (kcal) Wanita (kcal)
20-35 Ringan 2.300 1.800
Sedang 2.900 2.200
35-55 RinganSedang 2.1002.700 1.7002.100
55-75 RinganSedang 2.0002.500 1.6502.000
di atas 75 RinganSedang 1.8002.200 1.5501.900 * ringan : duduk, berbaring dan berjalan di rumah
* sedang : kerja duduk dan olah raga ringan
Jadwal makan dibagi menjadi 3 porsi besar dan 3 porsi kecil.Pembagian berdasarkan jumlah kalori yang dibutuhkan, untuk membagi secara merata pemasukan kalori. Sehingga, mencegah kenaikan kadar gula darah yang terlalu tinggi.
Jenis makanan untuk penderita DM tersusun dari :
Karbohidrat Jenis karbohidrat yang dianjurkan adalah
polisakarida, misalnya pati gandum (roti), kentang, nasi, ubi dan jagung. Diperbolehkan dalam jumlah kecil yaitu monosakarida (fruktosa), misalnya buah yang matang.
Protein Protein hewani bisa didapatkan pada daging
dan putih telur. Sedangkan, protein nabati dapat diperoleh dari kacang-kacangan.
Lemak Lemak sebaiknya diambil dari minyak nabati.
(dr.Endang Lanywati, “Diabetes Mellitus, Penyakit Kencing Manis”, halaman 22-28, 2001).
2. Pendidikan Kesehatan
Pendidikan kesehatan sangat penting dalam pengelolaan Dm untuk mendapatkan hasil yang optimal. Pendidikan kesehatanpada pasien DM sebaiknya dilakukan oleh semua pihak yang terkait dalam pengelolaan DM, seperti dokter, perawat, ahli gizi. Pendidikan kesehatan pencegahan primer harus diberikan kepadakelompok masyarakat resiko tinggi. Pendidikan kesehatansekunder diberikan kepada kelompok pasien DM. Sedangkanpendidikan kesehatan untuk pencegahan tersier diberikan kepada pasien yang sudah mengidap DM dengan penyulit menahun.
3. Exercise (latihan fisik/olah raga)
Dianjurkan latihan secara teratur (3-4 kali seminggu) selama kurang lebih 30 menit, yang sifatnya sesuai dengan CRIPE (Continous, Rhythmical, Interval, Progresive, Endurance Training) sesuai dengan kemampuan pasien.
4. Obat : oral hipoglikemik, insulin
Jika pasien telah melakukan pengaturan makan dan latihan fisik tetapi tidak berhasil mengendalikan kadar gula darah maka dipertimbangkan pemakaian obat hipoglikemik.
2.2 Konsep Kebutuhan Nutrisi pada Pasien Diabetes Militus 2.2.1 Perencanaan Makan (Diet) DM
lemak dalam menu makanan orang dengan diabetes. Banyak faktor yang berpengaruh pada respons glikemik makanan, termasuk didalamnya adalah macam gula: (glukosa, fruktosa,sukrosa, laktosa), bentuk tepung (amilose, amilopektin dan tepung resisten), cara memasak, proses penyiapan makanan, dan bentuk makanan serta komponen makanan lainnya (lemak, protein). Pada diabetes tipe 1dan tipe 2, pemberian makanan yang berasal dari berbagai bentuk tepungatau sukrosa, baik langsung maupun 6 minggu kemudian ternyata tidak mengalami perbedaan repons glikemik, bila jumlah karbohidratnya sama.Sehingga dapat disimpulkan bahwa jumlah total kalori dari makanan lebih penting daripada sumber atau macam makanannya.
Standar yang dianjurkan adalah makanan dengan komposisi yang seimbang dalam hal karbohidrat, protein, dan lemak, sesuai dengan kecukupan gizi baik sebagai berikut:
Karbohidrat 60-70% Protein 10-15% Lemak 20-25%
Jumlah kalori disesuaikan dengan pertumbuhan, status gizi, umur, stresakut, dan kegiatan jasmani untuk mencapai dan mempertahankan beratbadan idaman.
Untuk penentuan status gizi, dipakai Body Mass Index (BMI) = Indeks Massa Tubuh (IMT).
Untuk kepentingan klinik praktis, dan menghitung jumlah kalori, penentuan status gizi memanfaatkan rumus Broca, yaitu: Berat Badan Idaman (BBI) =(TB-100) - 10%
Status gizi:
BB kurang bila BB<90% BBI
BB normal bila BB 90-110% BBI
BB lebih bila BB 110-120% BBI
Gemuk bila BB>120% BBI
Tujuan :
Gizi penderita DM baik, pekerjaan sehari-hari penderita DM lancar, gula darah normal dan terhindar dari komplikasi.
Prinsip :
1. Perencanaan makan melihat 3 J yaitu Jumlah, Jenis dan Jadwal makan.
2. Mempertahankan keadaan gula darah normal dengan mengatur asupan makanan.
3. Gizi seimbang, terdiri atas :
- Karbohidrat (60-70% total energi), protein (10-15% total energi) dan lemak (20-25% total energi)
- Beraneka ragam makanan
- Pilih karbohidrat kompleks, tinggi serat dan larut air sekitar 25gram/hari
- Pilih bahan makanan yang aman
- Jam makan tiga kali sehari yaitu pagi, siang dan sore. Serta di beri
snack tiap 3 jam.
4. Lain-lain :
- Menu sama dengan keluarga (gula dalam bumbu diperbolehkan)
- Biasakan makan pagi
- Minum air dalam jumlah cukup, bersih dan aman
- Jika tekanan darah meningkat, batasi garam dan lemak/minyak serta hindari konsumsi gula secara langsung
Perhitungan kalori bagi penderita DM
KETERANGAN : Kalori Basal (KB)
Wanita : Berat Badan Ideal (kg) x 30 kcal Pria : Berat Badan Ideal (kg) x 25 kcal
Koreksi
BB kurang : ditambah 20 % x KB
BB lebih (IMT >23) : dikurangi 10 % x KB BB gemuk(IMT 23-24) : dikurangi 20% x KB
2.3 Konsep Dasar Kebutuhan Nutrisi
Kebutuhan nutrisi merupakan kebutuhan fisiologis yang dibutuhkan tubuh untuk menghasilkan energi atau digunakan untuk beraktifitas.
2.3.1 Sistem Tubuh yang Berperan
a. Saluran pencernaan
1. Mulut : Bagian awal dari pencernaan. Saat dimulut, makanan mengalami pencernaan mekanik pertama kali (proses mengunyah). Didalam mulut juga terdapat enzim amilase (memecah amilum menjadi maltose).
2. Faring dan Usofagus: Bagian saluran pencernaan yang terletak dibelakang hidung, mulut dan laring. Bagian usofagus berfungsi mengantarkan makanan dari faring menuju lambung dengan kerja peristaltik.
3. Lambung : Sebagai reservoir (menampung makanan sampai dicerna seluruhnya), sebagai pencampur (memecah makanan jadi partikel kecil dan bercampur dengan asam lambung), serta fungsi sekresi dan pencernaan (sekresi pepsin dan HCL, amilase, lipase). Fungsi
pepsin dan HCL adalah memecah protein menjadi pepton.Lalu, fungsi amilase adalah memecah amilum menjadi
maltose.Sedangkan, lipase berfungsi untuk memecah lemak
menjadi asam lemak dan gliserol.
4. Usus halus : Berfungsi untuk mencerna dan mengabsorbsi chime dari lambung, serta sebagai tempat absorbsi makanan (absorbsi zat makanan yang telah halus terjadi pada duodenum).
5. Usus besar : Fungsi utama adalah mengabsorbsi air, sekitar 90% dan mengabsorbsi elektrolit vitamin serta sedikit glukosa. Kemudian, flora di usus besar mensintesa vitamin K dan B, lalu membusukkan sisa-sisa makanan.
1. Hati : Berfungsi untuk menghasilkan cairan empedu, fagositosis bakteri dan benda asing lainnya. Selain itu, hati juga membuat sel darah merah serta menyimpan glikogen.
2. Kantong empedu: Sebagai tempat menyimpan cairan empedu dan memekatkan cairan empedu. Tujuannya untuk mengatur pH yang sesuai dengan pH optimum enzim di usus halus, emulsifikasi (garam empedu mengemulsi lemak), dan sekresi pigmen empedu yang memberi warna kuning kehijauan pada feses.
3. Pankreas : Memiliki fungsi eksokrin yaitu membentuk getah pankreas (berisi enzim dan elektrolit) serta fungsi endokrin (tersebar diantara alveoli pankreas).
2.3.2 Faktor yang Mempengaruhi Kebutuhan Nutrisi
1. Pengetahuan : seseorang yang semakin luas pengetahuannya, ia akan peduli terhadap kesehatan dan pola makannya. Sehingga, ia akan berusaha memenuhi kebutuhan nutrisi dengan baik.
2. Anggapan atau persepsi terhadap jenis dan bahan makanan : seseorang yang memiliki anggapan buruk terhadap suatu jenis makanan, mengakibatkan kebutuhan nutrisi terhadap jenis makanan yang dianggap buruk menjadi tidak terpenuhi.
3. Kebiasaan : seseorang yang memiliki kebiasaan hidup sehat, ia akan berusaha untuk memenuhi kebutuhan nutrisi dengan memilih jenis makanan yang sehat dan pola makan yang teratur..
5. Ekonomi : seseorang yang memiliki ekonomi yang rendah, ia akan mengalami kesulitan dalam penyediaan bahan makanan. Akibatnya, kebutuhan nutrisi tidak mencukupi dan pola makan menjadi tidak teratur.
2.3.3 Gangguan yang Berhubungan dengan Nutrisi
1. Obesitas : merupakan masalah peningkatan berat badan seseorang, lebih dari 20% batas normal berat badan.
2. Malnutrisi : merupakan masalah kekurangan zat gizi seseorang (pemasukan zat gizi tidak sesuai dengan kebutuhan tubuh). Tanda malnutrisi antara lain ialah berat badan rendah , kelemahan otot, dan pucat pada kulit.
3. Diabetes Mellitus : merupakan masalah kebutuhan nutrisi karena gangguan metabolism karbohidrat. Penyebabnya adalah kekurangan insulin atau penggunaan karbohidrat secara berlebihan.
4. Anoreksia Nervosa : merupakan kehilangan berat badan secara mendadak (berkepanjangan). Tanda gangguan ini meliputi konstipasi, badan bengkak, nyeri abdomen, kedinginan dan kelebihan energi.
(Musrifatul Uliyah dan A.Aziz Alimul Hidayat, “Buku Ajar Keterampilan Dasar Praktik Klinik Untuk Pendidikan Kebidanan”, halaman 16-24, 2011)
KEBUTUHAN ZAT GIZI PADA PENDERITA DIABETES MELLITUS DAPAT DIURAIKAN DIBAWAH INI
1. Protein.
Hanya sedikit data ilmiah untuk membuat rekomendasi yang kuat tentang asupan protein orang dengan diabetes. ADA pada saat ini menganjurkan mengkonsumsi 10% sampai 20%energi dari protein total. Menurut konsensus pengelolaan diabetes di Indonesia kebutuhan protein untuk orang dengan diabetes adalah 10 –15% energi.Perlu penurunan asupan protein menjadi 0,8 g/kg perhari atau 10% dari kebutuhan energi dengan timbulnya nefropati pada orang dewasa dan 65% hendaknya bernilai biologi tinggi.
Asupan lemak dianjurkan < 10% energi dari lemak jenuh dan tidak lebih 10% energi dari lemak tidak jenuh ganda, sedangkan selebihnya yaitu 60 –70% total energi dari lemak tidak jenuh tunggak dan karbohidrat. Distribusi energi dari lemak dan karbohidrat dapat berbeda-beda setiap individu berdasarkan pengkajia gizi dan tujuan pengobatan. Anjuran persentase energi dari lemak tergantung dari hasil pemeriksaan glukosa, lipid, dan berat badan yang diinginkan. Untuk individu yang mempunyai kadar lipid normal dan dapat mempertahankan beratbadan yang memadai (dan untuk pertumbuhan dan perkembangan normal pada anak danremaja) dapat dianjurkan tidak lebih dari 30% asupan energi dari lemak total dan < 10% energi dari lemak jenuh. Dalam hal ini anjuran asupan lemak di Indonesia adalah 20 –25% energi. Apabila peningkatan LDL merupakan masalah utama, dapat diikuti anjuran diet dislipidemia tahap II yaitu < 7% energi total dari lemaj jenuh, tidak lebih dari 30% energi dari lemak total dan kandungan kolesterol 200 mg/hari. Apabila peningkatan trigliserida dan VLDL merupakan masalah utama, pendekatan yang mungkin menguntungkan selain menurunkan berat badan dan peningkatan aktivitas adalah peningkatan sedang asupan lemak tidak jenuh tunggal 20% energi dengan < 10% masing energi masing-masing dari lemak jenuh dan tidak jenuh ganda sedangkan asupan karbohidrat lebihrendah. Perencanaan makan tinggi lemak tidak jenuh tunggal dapat dilakukan antara lain dengan penggunaan nuts, alpukat dan minyak zaitun. Namun demikian pada individu yang kegemukan peningkatan asupan lemak dapat memperburuk kegemukannya. Pasien dengan kadar trigliserida > 1000 mg/dl mungkin perlu penurunan semua tipe lemak makanan untuk menurunkan kadar lemak plasma dalam bentuk kilomikron.
3. Lemak Jenuh dan Kolesterol.
Tujuan utama pengurangan konsumsi lemak jenuh dan kolestrol adalah untukmenurunkan resiko penyakit kardiovaskuler. Oleh karena itu < 10% asupan energi sehariseharusnya dari lemak jenuh dan asupan makanan kolesterol makanan hendaknya dibatasi tidak lebih dari 300 mg perhari. Namun demikian rekomendasi ini harus disesuaikan dengan latarbelakang budaya dan etnik.
4. Karbohidrat dan Pemanis.
lebih konservatif untuk serat. Buah dan susu sudah terbukti mempunyai respon glikemik menyerupai roti, nasi dan kentang. Walaupun berbagai tepung-tepungan mempunyairespon glikemik yang berbeda,prioritas hendaknya lebih pada jumlah total karbohidrat yang dikonsumsi dari pada sumber karbohidrat. Anjuran konsumsi karbohidrat untuk orang dengan diabetes di Indonesia adalah 60 –70% energi.
5. Sukrosa.
Bukti ilmiah menunjukkan bahwa penggunaan sukrosa sebagai bagian dari perencanaan makan tidak memperburuk kontrol glukosa darah pada individu dengan diabetes tipe 1 dan 2. Sukrosa dan makanan yang mengandung sukrosa harus diperhitungkan sebagai penggantikarbohidrat makanan lain dan tidak hanya dengan menambahkannya pada perencanaan makan. Dalam melakukan substitusi ini kandungan zat gizi dari makanan-makanan manis yang pekat dan kandungan zat gizi makanan yang mengandung sukrosa harus dipertimbangkan, demikian juga adanya zat gizi-zat gizi lain pada makanan tersebut seperti lemak yang sering dimakan bersama sukrosa. Mengkonsumsi makanan yang bervariasi memberikan lebih banyak zat gizi dari pada makanan dengan sukrosa sebagai satu-satunya zat gizi.
6. Pemanis.
Fruktosa menaikkan glukosa plasma lebih kecil dari pada sukrosa dan kebanyakannya karbohidrat jenis tepung-tepungan. Dalam hal ini fruktosa dapat memberikan keuntungan sebagai bahan pemanis pada diet diabetes. Namun demikian, karena pengaruh penggunaan dalam jumlah besar (20% energi) yang potensial merugikan pada kolesterol dan LDL, fruktosa tidak seluruhnya menguntungkan sebagai bahan pemanis untuk orang dengan diabetes. Penderita dislipidemia hendaknya menghindari mengkonsumsi fruktosa dalam jumlah besar, namun tidak ada alasan untuk menghindari makanan seperti buah dan sayuran yang mengnadung fruktosa alami ataupun konsumsi sejumlah sedang makanan yang mengandung pemanisfruktosa.
Sakarin, aspartam, acesulfame adalah pemanis tak bergizi yang dapat diterimasebagai pemanis pada semua penderita DM.
7. Serat.
Rekomendasi asupan serat untuk orang dengan diabetes sama dengan untuk orang yang tidak diabetes. Dianjurkan mengkonsumsi 20 –35 g serat makanan dari berbagai sumber bahan makanan. Di Indonesia anjurannya adalah kira-kira 25 g/hari dengan mengutamakan serat larut.
8. Natrium.
Anjuran asupan untuk orang dengan diabetes sama dengan penduduk biasa yaitu tidak lebih dari 3000 mg, sedangkan bagi yang menderita hipertensi ringan sampai sedang, dianjurkan 2400 mg natrium perhari.
BAB III TINJAUAN KASUS
3.1 Anamnesa
No. RM : 688***
Waktu MRS : 16 Januari 2015
Waktu Pengkajian : 19 January 2015, 12.00 WIB
3.1.1 Data Subjektif 1. Identitas
Nama : Ny. “A”
Umur : 59 Tahun
Jenis kelamin : perempuan
Tempat tanggal lahir : surabaya, 15 Agustus 1955
Biaya : JKN – non PBI
Agama : islam
Pekerjaan : ibu rumah tangga
Pendidikan :
-Alamat : nginden IIc , Surabaya
Kewarganegaraan : WNI
Suku : Jawa
Status Perkawinan : Menikah
Diagnose medis : Diabetes Melitus + dyspepsia ulcer type + vomiting
Diagnose pengkajian : gangguan kebutuhan nutrisi berhubungan dengan dyspepsia ulcer type
2. Keluhan utama
Mual dan nyeri pada perut kanan
3. Pola Fungsional Kesehatan
Di Rumah Di Rumah Sakit
3x/hari setengah porsi orang dewasa
Minum 5-6 gelas/hari.
kalori), Makan Nasi 3x/hari dan kudapan 2x/hari pada pukul 07.00 (E: 250), 10.00 (E: 200), 13.00 (E: 325), 16.00 (E: 200), 19.00 (E: 325), 21.00 (E: 200)
Minum ±1000cc/hari
Eliminasi BAB: 2x/minggu,
kuning-lembek BAK: 4x/hari
BAB: belum BAB setelah urus-urus, kuning lembek
BAK: 6x/hari
Istirahat Tidur ±6-8 jam/hari Pasien susah tidur
berhubungan dengan nyeri pada perut.
Aktivitas Memasak . Di tempat tidur, duduk,
berbincang-bincang, tiduran.
Personal Hygiene Mandi: 2x/hari
menggunakan air hangat Keramas: 3 hari sekali Gosok Gigi: 2x/hari
Memotong Kuku:
1x/minggu
Mandi: di seka 2x/hari Keramas: 1x seminggu Gosok Gigi: 2x/hari Memotong Kuku:
-4. Riwayat Penyakit Sekarang
- P: Provoking/Paliatif
membawa pasien menuju IGD RSU Haji Surabaya langsung melakukan urus-urus untuk persiapan USG kemuadian setelah USG pasien dipindahkan ke ruang Marwah lt. 4, dan pasien mengatakan bahwa mempunyai penyakit Diabetes Mellitus sejak 10 tahun yang lalu.
- Q: Quality and Quantity
Nyeri yang dirasakan seperti di tusuk-tusuk dan hilang timbul
- R: Regio/Radiation
Nyeri di perut kanan
- S: Severity
Tingkat keparahan sedang (4) berhubungan dengan peptic ulcer
- T: Time
Nyeri dirasakan saat pasien lebih dari 15 menit.
5. Riwayat penyakit dahulu
Batu ginjal dan telah di operasi 6 tahun lalu, peptic ulcer sejak sebelum menikan, diabetes mellitus tidak terkaji (pasien sudah KRS)
6. Riwayat kesehatan keluarga
Orang tua pasien tidak ada yang mempunyai penyakit menurun dan menular seperti TBC, DM, Hipertensi, Asma, HIV, hemofili namun sepupu pasien banyak yang mempunyai riwayat DM.
7. Riwayat alergi
Pasien mengatakan tidak memiliki alergi makanan maupun obat tertentu.
Anak selalu menemani dan memberikan dukungan moral agar pasien semangat untuk sembuh dan menerima keadaannya.
9. Pola Kognitif Perseptual
Pasien dan keluarga sudah memiliki pengetahuan yang cukup mengenai penyakit diabetes melitus, pihak keluarga telah mengetahui tindakan yang akan dilakukan atau telah dilakukan oleh dokter selama di rumah sakit. Pasien dan keluarga mengerti pola makan yang baik dan benar untuk pasien dengan DM.
10. Pola Nilai Dan Kepercayaan
Pasien beragama Islam dan selama sakit tetap sholat 5 waktu dan berdoa.
3.1.2 Data Objektif
1. Keadaan Umum : lemah
2. GCS : 4 – 5 – 6
3. TTV : Suhu 36,10 C, Nadi 78x/menit, Pernafasan 20x/menit, Tekanan Darah 180/100 mmHg
4. Antropometri :
IMT = BB (kg)
TB2 (m)
MRS
Tinggi Badan : 150cm
Berat Badan : 55
IMT : 28 (overweight)
5. Biokimia :
IMT KATEGORI
18.5 – 24.9 Normal
25 – 29.9 Berat Lebih / Over Weight
Tanggal 21 januari 2015
- Diabetes Mellitus , Vomiting
- HbA1C = 9.5 (normal : 4.8 - 5.9)
- Hb = 13.2 (normal : 13.4)
- GDA = 207 (normal : 150)
- Kal = 3.4 (normal : 3.8 – 5.5)
6. Clinical sign : pasien tampak lemah dan meringis berhubungan dengan nyeri pada perut kanan
7. Diet : selama di rumah sakit pasien hanya makan 5 sendok makan nasi tim yang diberikan oleh instalasi gizi.
3.1.3 PEMERIKSAAN FISIK 1. Pemeriksaan kepala dan leher
Kepala
Inspeksi : kepala tidak ada hematom/lesi, ada uban
Palpasi : kepala tidak terdapat benjolan
Mata
Inspeksi : mata simetris, reflek pupil terhadap cahaya +/+, konjungtiva/sklera tidak anemis.
Palpasi : palpebra tidak ada benjolan
Hidung
Telinga
Inspeksi : telinga simetris, bersih tidak ada serumen, tidak ada pembesaran limfe
Mulut
Inspeksi : mulut kering, bersih.
Leher
Inspeksi : simetris
Palpasi : tidak ada pembesaran kelenjar tiroid
2. Pemeriksaan integumen/kulit dan kuku
Kulit : warna kulit sawo matang, tugor kulit sesuai umur
Kuku : bersih sedikit panjang
3. Pemeriksaan thorax/dada
Inspeksi : bentuk thorax simetris, ekspansi dada simetris
Palpasi : vocal fremitus paru kanan dan kiri sama
Perkusi : sonor
Auskultasi : suara normal vesikuler pada semua lapang, tidak ada suara nafas tambahan.
4. Jantung
Inspeksi : tidak tampak ictus cordis
Palpasi : ictus cordis teraba pada ICS IV
Perkusi : bunyi jantung atas ICS II
bunyi jantung bawah: ICS V dan linea sub clavicula
Auskultasi : suara S1 dan S2 tunggal
5. Pemeriksaan abdomen
Inspeksi : ada luka bekas operasi
Palpasi : ada nyeri tekan
P: benjolan pada perut kanan
Q: nyeri yang dirasakan seperti ditusuk, hilang timbul
R: perut kanan
S: skala 4
T: >10mnt
Perkusi : suara tympani
Auskultasi : bising usus 15x/menit
6. Pemeriksaan kelamin dan daerah sekitar
Genetalis : tidak terpasang kateter
Anus : tidak ada hemoroid
7. Pemeriksaan muskuloskeletal
Inspeksi : terpasang infus di tangan kiri
Palpasi : tidak ada edema, tidak ada nyeri tekan
Kekuatan Otot
5 5
Perkusi : reflex patella (+)
8. Pemeriksaan neurologi
GCS : 4 – 5 – 6
Kesadaran : Composmetis
9. Pemeneriksaan penunjang medis pada tanggal 18 januari 2015
- Kimia Klinik
GDA 207 <150mg/dl
BUN 9 <20
Kalium 3.8 3,8-5,5 mg/L
Natrium 139 136-144 mg/L
Chlorida 102 97-103 mg/L
- Darah Lengkap
Hemoglobin 13,2 13,4-17,7 g/dL
Leukosit 5,350 4.300-1-.300/mm3
Hematokrit 38,4% 40-47%
Trombosit 202.000 150.000-400.000/mm3
- Foto hasil USG
10. Pelaksanaan terapi
Tanggal 19-01-2015
Nama obat Dosis/rute TTD
Lansoprazole 2x30mg / IV
Tramadol 3x100mg / IV
Ulsafate syrup 3x C II / oral
KSR 3x1tablet / oral
Dulcolac supp 2 / rectal
NaCl 0.9% 1500cc/ 24jam / infus
Tanggal 20-01-2015
Nama obat Dosis/rute TTD
Lansoprazole 2x30mg / IV
Tramadol 3x100mg / IV
Humalog / Novorapid 3x4unit / SC Ulsafate syrup 3x C II / oral
KSR 3x1tablet / oral
Dulcolac supp 2 / rectal
NaCl 0.9% 1500cc/ 24jam / infus
Tanggal 21-01-2015
Nama obat Dosis/rute TTD
Lansoprazole 2x30mg / IV
Tramadol 3x100mg / IV
Humalog / Novorapid 3x4unit / SC Ulsafate syrup 3x C II / oral
KSR 3x1tablet / oral
Dulcolac supp 2 / rectal
NaCl 0.9% 1500cc/ 24jam / infus
Pernafasan B1 (breath)
Bentuk dada : simetris Pergerakan : teratur
Otot bantu nafas : tidak ada Kelainan : tidak ada
Irama nafas : vesikuler Batuk : tidak ada
Suara nafas : regular
Sesak nafas : tidak ada
Sputum : tidak ada
Sianosis : tidak ada
Kemampuan aktifitas : tidak ada
Taktil/vocal fremitus : tidak ada
Kardiovaskular dan limfatik B2 (blood)
Ictus cordis : ICS 5 mid clavicula sinistra
Irama jantung : teratur/regular
Nyeri dada : tidak ada
Bunyi Jantung : S1 S2 tunggal
Bunyi Jantung Tambahan : tidak ada
CRT : ≤ 2 detik
Akral : Hangat Kering Merah
Oedema : tidak ada
Pembesaran KGB : tidak ada
Perdarahan : tidak ada
Persarafan dan Penginderaan B3 (brain)
Reflex fisiologis : biceps (+), triceps (+), patella (+), achiles (+)
Nervus cranial I : penciuman pasien dapat berfungsi dengan baik
Nervus cranial II : dapat melihat
Nervus cranial III : dapat membuka kelopak mata
Nervus cranial IV : mampu menggerakkan mata ke atas dan ke bawah
Nervus cranial V : mampu mengunyah
Nervus cranial VI : mampu menggerakkan bola mata ke arah lateral
Nervus cranial VII : bentuk wajah simetris
Nervus cranial VIII : pasien dapat mendengar dengan baik
Nervus cranial IX : mampu menelan dan menggerakkan lidah
Nervus cranial X : reflex muntah dan menelan
Nervus cranial XI : dapat menggerakkan kepala
Nervus cranial XII : mampu menelan
Kepala : benjolan (-) lesi (-)
Nyeri kepala : tidak ada
Penciuman : bentuk hidung : simetris
Septum : lurus
Gangguan/kelainan : tidak ada
Polip : tidak ada
Wajah dan penglihatan
Pupil : isokor
Konjunctiva/sclera : merah muda/putih
Kelainan : tidak ada
Reflex cahaya : positif
Gangguan/kelainan : tidak ada
Pendengaran
Telinga : simetris
Kebersihan : bersih
Gangguan : tidak ada
Kelainan : tidak ada
Alat bantu : tidak ada
Lidah
Kebersihan : bersih
Kesulitan telan : tidak ada
Uvula : simetris
Berbicara : lancar
Perkemihan dan genitalia B4 (bladder)
Kebersihan : bersih
Kandung kemih : tidak terdapat nyeri
frek: 4x24jam jumlah: 1400ml warna: kuning jernih
Eliminasi urin MRS
Frek: 6x24jam jumlah: 1600ml warna: kuning jernih
Gangguan : tidak ada
Pencernaan B5 (bowel)
Mulut : bersih Membran mukosa : lembab
Gigi palsu : tidak ada faring : tidak nyeri saat telan
Abdomen
Bentuk perut : datar
Kelainan abdomen : tidak ada
Hepar : tidak ada pembesaran
Lien : tidak ada pembesaran
Nyeri abdomen : ada
Peristaltic : 15x/menit
Rectum dan anus : tidak dilakukan pemeriksaan
Muskuloskeletale dan intergumen B6 (bone)
Rambut : hitam, tidak terdapat lesi, ada uban, tidak terdapat benjolan
Warna kulit : cokelat
Turgor kulit : elastis
ROM : terbatas
Tulang : simetris
Kelainan jaringan/trauma : tidak ada
Personal hygiene
Mandi SMRS : 2x sehari Mandi MRS : 2x sehari
Keramas : 2x seminggu Keramas : 1x selama di RS
Ganti pakaian : 2x sehari ganti pakaian : 1x sehari
Sikat gigi : 2x sehari Sikat gigi : 2x sehari
Potog kuku : 2x seminggu potong kuku : belum potong kuku
Istirahat-tidur
Istirahat tidur SMRS : ≥ 8 jam (22.00-06.00)
Istirahat tidur MRS : 8 jam
Kualitas tidur : tidak baik
Masalah : Nyeri pada perut kanan dan lingkungan yang kurang kondusif
Penyebab : rasa nyeri berhubungan dengan ulcus pepticus
3.2 Analisa
Diagnosa Medis: Diabetes Mellitus, dyspepsia ulcer type, vomiting
Masalah Keperawatan:
- Nyeri berhubungan dengan dyspepsia ulcer type
- Gangguan kebutuhan nutrisi berhubungan dengan dyspepsia ulcer
3.3 Kebutuhan Dasar Manusia No Kebutuhan diri Jenis
kompetensi
Yang di butuhkan
1. Kebutuhan fisiologis
Pengkajian fisik a. Pemeriksaan tanda-tanda vital
b. Pemeriksan fisik
Pemenuhan kebutuhan hygiene perseorangan
a. Memandikan pasien (dilakukan oleh keluarga)
b. Menyiapkan dan merapikan tempat tidur pasien
Pemenuhan kebutuhan nutrisi
Pemberian kebutuhan makan dan minum
Pemenuhan kebutuhan eliminasi
Membantu pasien buang air kecil / buang air besar
Pemenuhan kebutuhan aktivitas dan istirahat
Membantu pasien duduk dan berjalan disekitar tempat tidur
Pemenuhan kebutuhan rasa nyaman
Pemberian obat a.Memberikan obat melalui oral
b.Memberikan suntikan melalui intravena
c.Memberikan suntikan sub cutan Pemenuhan kebutuhan keseimbangan cairan dan elektrolit a.Memasang infus b.Menghitung tetesan cairan infus
c.Mengganti cairan infus
Pemeriksaan laboratorium
Menyiapkan pasien untuk pemeriksaan diagnostik dan laboratorium
2. Kebutuhan rasa aman dan perlindungan
Perlindungan fisik
Perlindungan atas ancaman terhadap tubuh seperti penyakit dan infeksi.
3. Kebutuhan rasa cinta Mendapatkan kasih sayang dan dukungan dari keluarga. 4. Kebutuhan akan
harga diri Dihargai seperti manusia normal lainnya. 5. Kebutuhan aktualisasi diri Bisa kembali menjalankan tugasnya di keluarga dan masyarakat.
3.4 Kebutuhan Dasar Praktik Klinik
3.4.1 Rencana keperawatan No DIAGNOSA
KEPERAWATAN
TUJUAN DAN
KRITERIA HASIL INTERVENSI RASIONAL
1. Gangguan
kebutuhan nutrisi berhubungan dengan dyspepsia ulcer Tujuan: setelah dilakukan intervensi selama 3x 24 jam di harapkan :
1. Kebutuhan nutrisi terpenuhi 2. Skala nyeri
berkurang 3. Mual berkurang 4. Mobilitas fisik terpenuhi
1. Observasi skala nyeri
2. Observasi ttv 3. Mengajarkan
teknik distraksi dan relaksasi 4. Memberi
motivasi pada pasien agar mau makan 5. Kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian terapi - lansoprazole untuk terapi gangguan pada system pencernaan akibat produksi asam lambung - tramadol untuk mengatasi nyeri dengan level sedang sampai berat - 1. Mengetahui skala nyeri pada pasien 2. Agar pasien
humalog/novora pid digunakan untuk terapi diabetes mellitus tipe 1 dan 2 -dulcolax suppositoria sebagai obat pencahar -KSR digunakan sebagai pencegah terjadinya hipokalemia -ulsafate syrup sebagai terapi gangguan lambung akibat kadar asam lambung yang berlebihan 6. Kolaborasi
dengan ahli gizi
yang seimbang dalam kalori yang mencukupi untuk memperbaiki kebutuhan nutrisi
3.4.2 Evaluasi dan Implementasi Tanggal /
jam
Implementasi Evaluasi TTD
19 Januari 2015/07.00
1. Menggganti cairan infus dan menghitung
tetesan infus
2. Mengkaji skala nyeri 3. Memberi injeksi insulin 4. Mengganti dan
merapikan tempat tidur 5. Pemeriksaan
tanda-tanda vital (tekanan darah, suhu, RR, nadi)
S: Nyeri pada perut saat makan, mual dan lemas
O: keadaan umum lemah, skala nyeri 4. TD: 150/100 S: 36.1 N: 78 RR: 20
A: gangguan rasa nyaman
P: membuat skala nyeri berkurang, mual berkurang, mengajari pasien teknik distraksi dan relaksasi kolaborasi dengan tim medis dan kolaborasi dengan ahli gizi pemberian obat sesuai dengan program
- RL 21 tetes/menit - Lansoprazole 2x30mg
jam 9.00
- Tramadol 3x100mg jam 9.00
- Novoravid 3x4unit sebelum makan
- ulsafate syrup 3xCII jam 12.00
-KSR 3x1tablet jam 7.00.
20 Januari 2015/07.00
1.Menggganti cairan infus dan menghitung tetesan infus
PUKUL 12.00
2.Mengkaji skala nyeri 3.Memberi injeksi insulin 4.Mengganti dan merapikan tempat tidur
5.Pemeriksaan tanda-tanda vital (tekanan darah, suhu, RR, nadi)
perut saat makan, merasa mual
O : keadaan
umum lemah, skala nyeri 5. TD: 100/60 S:36.4 N:76 RR: 22
A : gangguan
kebutuhan nutrisi
P : membuat skala nyeri berkurang, mengajari teknik distraksi dan
relaksasi, mengganti jenis makanan dan kolaborasi dengan tim medis dan kolaborasi dengan ahli gizi pemberian obat sesuai dengan program
- RL 21 tetes/menit - Lansoprazole 2x30mg
jam 9.00
- Tramadol 3x100mg jam 9.00
- Novoravid 3x4unit sebelum makan
- ulsafate syrup 3xCII jam 12.00
21 Januari 2015/07.00
1.Menggganti cairan infus dan menghitung tetesan infus
2.Mengkaji skala nyeri 3.Memberi injeksi insulin 4.Mengganti dan merapikan tempat tidur
5.Pemeriksaan tanda-tanda vital (tekanan darah, suhu, RR, nadi)
PUKUL 12.00
S : susah tidur berhubungan dengan nyeri yang hilang timbul >10 menit
O : keadaan
umum cukup, perut nyeri saat pasien duduk, pasien meringis memegang perut. TD: 140/80 S: 36 N:82 RR: 20
A : gangguan
kebutuhan tidur
P : mengurangi
rasa nyeri, membuat kondisi yang kondusif, ajari teknik relaksasi dan kolaborasi dengan tim medis dan kolaborasi dengan ahli gizi pemberian obat sesuai dengan program
- RL 21 tetes/menit - Lansoprazole 2x30mg
jam 9.00
- Tramadol 3x100mg jam 9.00
sebelum makan
- ulsafate syrup 3xCII jam 12.00
-KSR 3x1tablet jam 7.00.
4.1 Kesimpulan
1. Pengkajian pada pasien diabetes mellitus telah dilakukan pada Ny. “A”,dapat di simpulkan bahwa penderita mendapatkan penyakit diabetes mellitus dari gaya hidup dan pola makan yang salah karena keluarga tidak ada yang menderita diabetes mellitus sebelumnya.
2. Diabetes mellitus adalah kelainan metabolik yang ditandai dengan hiperglikemia kronis dan mempengaruhi metabolisme protein, lemak serta karbohidrat. Sedangkan patofisiologi DM yaitu terjadi gangguan kerja insulin dan gangguan sekresi insulin (Mistra, “3 Jurus Melawan Diabetes, 2004) 3. Dyspepsia ulcer adalah kerusakan pada lapisan mukosa, submukosa sampai
lapisan otot saluran cerna yang disebabkan oleh aktivitas pepsin dan asam lambung yang berlebihan. Diketahui bahwa pasien juga menderita dyspepsia ulcer sehingga terjadi gangguan pemenuhan nutrisi.
4. Kebutuhan dasar manusia yang dibutuhkan sama seperti penderita lainnya. Namun pada penderita DM, kepatuhan dalam menjaga pola makan harus di lakukan karena dapat mempengaruhi kadar glukosa dalam darah. Selain itu, juga di lakukan pemeriksaan tanda-tanda vital (tekanan darah.suhu, RR, nadi), merapikan tempat tidur, menggganti cairan infus dan menghitung tetesan infus, serta mengajari pasien teknik relaksasi.
4.2 Saran
4.2.1 Bagi Institusi
Diharapkan koleksi buku yang dimilki lebih lengkap dan diharapkan juga dapat menambah kajian baru sehingga dapat dijadikan bahan rujukan untuk penyusunan laporan yang akan datang.
4.2.2 Bagi Tempat Praktik
Diharapkan tindakan yang belum bisa dilakukan tetap bisa dilakukan dan menjadikan laporan ini sebagai bahan masukan dalam meningkatkan kualitas pelayanan.
4.2.3 Bagi mahasiswa
DAFTAR PUSTAKA
1. http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/38955/5/Chapter%20l.pdf
2. Misnadiarly. 2006. Diabetes Mellitus: Gangren, Ulcer, infeksi. Jakarta: Pustaka Populer
Obor. Diaksespadahttps://books.google.co.id/books?
id=UYMwK1Ok92kC&pg=PA50&dq=diabetes+melitus+adalah&hl=id&sa=X&ei=bzG6 VIihJIfkuQTpz4L4Dg&redir_esc=y#v=onepage&q=diabetes%20melitus
%20adalah&f=false
3. dr. Endang Lanywati, dkk. Diabetes Mellitus. 2001. Diakses pada https://books.google.co.id/books?
id=hmUGAYtFay0C&printsec=frontcover&dq=penatalaksanaan+diabetes+melitus+pdf& hl=id&sa=X&ei=bje6VOxnyrO4BLnFgKgL&redir_esc=y#v=onepage&q&f=false
4.
http://pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2009/09/kompilasi_kronik_dan_penyakit_penyerta_pada_diabetesi.pdf
5. http://dokter-alwi.com/diabetes.html
6. http://publikasiilmiah.ums.ac.id/bitstream/handle/123456789/2831/Winarsih%20Nur %20A.pdf?sequence=1
8. Michael J, Gibney, dkk. Gizi Kesehatan Masyarakat. 2009. Di akses