• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Kelayakan Finansial Usaha Penggilingan Padi Kecil (Studi Kasus: Kecamatan Tanjung Morawa, Kabupaten Deli Serdang, Provinsi Sumatera Utara)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis Kelayakan Finansial Usaha Penggilingan Padi Kecil (Studi Kasus: Kecamatan Tanjung Morawa, Kabupaten Deli Serdang, Provinsi Sumatera Utara)"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

1 1.1Latar Belakang

Sektor pertanian mempunyai peranan yang cukup penting dalam kegiatan

perekonomian di Indonesia, hal ini dapat di lihat dari kontribusinya terhadap

Produk Domestik Bruto (PDB) yang cukup besar yaitu sekitar 14,33 persen pada

tahun 2014 atau merupakan urutan kedua setelah sektor industri pengolahan. Pada

waktu krisis ekonomi, sektor pertanian yang cukup kuat menghadapi goncangan

ekonomi dan ternyata dapat diandalkan dalam pemulihan perekonomian nasional.

Dalam sektor pertanian, subsektor tanaman bahan makanan merupakan subsektor

terbesar dalam pembentukan PDB yakni sebesar 6,62 persen dari 14,33 persen

PDB di sektor pertanian pada tahun 2014 (Badan Pusat Statistik, 2014).

Beras merupakan bahan pokok yang sangat dibutuhkan masyarakat Indonesia.

Oleh karenanya, tanaman padi sebagai penghasil beras harus mendapat perhatian,

baik mengenai lahan, benih, cara budidaya, maupun pascapanennya. Kebutuhan

beras semakin meningkat karena jumlah penduduk bertambah dan terjadi

pergeseran menu dari non beras menjadi beras. Keadaan tersebut mendorong

pemerintah untuk mencari terobosan baru guna meningkatkan produksi pangan

yang bersifat massal dan integral (Pitoyo, 2003). Bahkan preferensi masyarakat

terhadap beras semakin besar. Berdasarkan data Susenas 1990-1999, tingkat

partisipasi konsumsi beras di setiap provinsi maupun tingkatan pendapatan

mencapai sekitar 97-100 %. Ini artinya hanya sekitar 3 % rumah tangga yang

(2)

Sebagai gambaran, tingkat konsumsi beras rata-rata di kota tahun 1999 adalah

96,0 kg per kapita /tahun dan didesa adalah 111,8 kg per kapita/tahun

(Suharno, 2005). Sebagai komoditas yang bernilai tawar politik sangat tinggi,

pemerintah berobsesi untuk berswasembada beras. Segala daya upaya ditempuh

agar terwujud target produksi. Intensifikasi pertanian pun efektif diterapkan.

Teknologi pertanian melalui bibit unggul, pemupukan, dan pemberantasan hama

penyakit diadopsi. Upaya tersebut akhirnya membuahkan hasil. Tahun 1985

Indonesia berhasil mencapai swasembada beras (Andoko, 2006).

Penggilingan padi (Rice Milling Unit) memiliki peran yang sangat penting dalam

sistem agribisnis padi. Penggilingan padi merupakan pusat pertemuan antara

produksi, pascapanen, pengolahan dan pemasaran gabah/beras. sehingga dituntut

untuk dapat memberikan kontribusi dalam penyediaan beras, baik dari segi

kuantitas maupun kualitas untuk mendukung ketahanan pangan nasional

(Hardjosentono, 2000).

Tabel 1. Produksi Padi di Kecamatan Tanjung Morawa

Tahun Produksi (Ton)

2009 21.867,64

2010 20.678,03

2011 20.988,19

2012 21.342,11

2013 22.426,44 Sumber: Badan Pusat Statistika, 2014.

Dari Tabel 1 di atas dapat di lihat bahwa terjadi peningkatan produksi pada lima

tahun terakhir di Kecamatan Tanjung Morawa, hal ini menunjukkan bahwa usaha

(3)

dalam proses penanganan pascapanen padi dan memiliki potensi untuk dapat terus

dikembangkan.

Tabel 2. Jumlah Usaha Penggilingan Padi Kecil di Kecamatan Tanjung Morawa

Tahun Jumlah Gilingan (Unit)

2009 19

2010 19

2011 16

2012 15

2013 10

2014 8

Sumber : Kantor Kecamatan Tanjung Morawa, 2015.

Dari Tabel 2 di atas dapat di lihat bahwa ada nya penurunan jumlah penggilangan

padi kecil di Kecamatan Tanjung Morawa dari tahun ke tahun, sedangkan

produksi padi di Kecamatan Tanjung Morawa relatif tetap atau bahkan terjadi

peningkatan produksi.

Seharusnya dengan adanya peningkatan produksi padi di Kecamatan Tanjung

Morawa maka jumlah usaha penggilingan padi yang berada pada kecamatan

tersebut tidak menurun melainkan naik atau minimal tetap jumlahnya. Penurunan

Jumlah penggilingan padi kecil di Kecamatan Tanjung Morawa paling banyak

disebabkan oleh semakin kurangnya produksi gabah oleh pengusaha penggilingan

padi karena adanya atau aktifnya penggilingan padi Odong-odong yang pada saat

ini lebih diminati oleh masyarakat. Dan juga karena adanya penggilingan padi

besar (Pabrik) yang mendominasi permintaan gabah di daerah tersebut, sehingga

menyebabkan minat masyarakat untuk menjual gabahnya ke pengusaha

(4)

Usaha jasa penggilingan padi umumnya tidak berjalan penuh sepanjang tahun atau

bersifat musiman, sebab gabah tidak tersedia sepanjang tahun. Kegiatan usaha

jasa penggilingan padi berjalan hanya pada musim panen dan beberapa bulan

setelahnya, tergantung pada besarnya hasil panen di wilayah sekitar penggilingan

padi berada. Oleh karena itu, hari kerja suatu penggilingan padi dalam setahun

ditentukan oleh volume hasil dan frekuensi panen di wilayah sekitarnya.

Pada masa-masa di luar musim panen, biasanya pemilik dan pekerja usaha jasa

penggilingan padi akan mengisi waktu mereka dengan jenis kegiatan lainnya

seperti bertani dan berdagang. Oleh karena itu, banyak di antara pemilik

penggilingan padi juga berprofesi sebagai pedagang beras untuk mengisi

kekosongan kegiatan penggilingan padi, bila mereka mempunyai modal yang

cukup untuk itu. Hal ini tidak menjadi masalah dalam pengembangan desa

ekologi.

Sama halnya dengan pelaksanaan usaha lainnya, dalam pelaksanaan usaha

penggilingan padi perlu dilakukan analisis kelayakan. Tujuan dari diadakannya

analisis kelayakan adalah untuk menghindari keterlanjutan penggunaan modal

yang terlalu besar untuk kegiatan yang ternyata tidak menguntungkan

(Husnan dan Suwarsono, 1994).

Mengusahakan penggilingan padi pastinya akan memerlukan biaya produksi.

Biaya ini adalah seluruh biaya yang dikeluarkan selama menjalankan usaha

penggilingan padi baik biaya tetap maupun biaya tidak tetap. Biaya-biaya variabel

(variabel cost) seperti BBM biaya oli atau solar dan juga rubber roll. Juga biaya

(5)

transportasi dan pajak. Usaha penggilingan padi juga diharapkan untuk mampu

memperoleh keuntungan, yakni pendapatan yang didapatkan harus lebih besar

dibandingkan dengan biaya-biaya yang dikeluarkan selama usaha dijalankan.

Sehingga usaha penggilingan padi boleh terus kontiniu dan menguntungkan

pengusaha penggilingan padi tersebut.

Melihat pentingnya peranan usaha penggilingan padi sebagai proses awal dalam

pascapanen hasil produksi padi akan tetapi jumlah usaha penggilingan padi itu

sendiri terus menurun, maka penulis tertarik untuk meneliti analisis kelayakan

finansial usaha penggilingan padi di kecamatan Tanjung Morawa, kabupaten Deli

Serdang.

1.2Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka permasalahan yang

di dapat antara lain:

1) Darimanakah sumber gabah dan berapa besar jumlah gabah yang di giling

oleh usaha penggilingan padi kecil setiap tahun di daerah penelitian?

2) Bagaimanakah besar biaya produksi usaha penggilingan padi kecil di

daerah penelitian?

3) Bagaimanakah besar pendapatan usaha penggilingan padi kecil di daerah

penelitian?

4) Bagaimanakah tingkat kelayakan usaha penggilingan padi kecil di daerah

(6)

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan identifikasi masalah, maka tujuan penelitian adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui darimanakah sumber gabah dan berapa besar jumlah

gabah yang di giling oleh usaha penggilingan padi kecil setiap tahun di

daerah penelitian.

2. Untuk menganalisis besar biaya produksi usaha penggilingan padi kecil di

daerah penelitian.

3. Untuk menganalisis besar pendapatan dari usaha penggilingan padi kecil

di daerah penelitian.

4. Untuk mengetahui tingkat kelayakan usaha penggilingan padi kecil di

daerah penelitian.

1.4 Kegunaan Penelitian

1. Sebagai sumber informasi bagi pihak-pihak yang membutuhkan termasuk

untuk mengembangkan usaha penggilingan padi kecil.

2. Sebagai bahan masukan bagi pemerintah dan lembaga-lembaga terkait

lainnya dalam pengadaan kebijakan mengenai usaha penggilingan padi

kecil.

Gambar

Tabel 1. Produksi Padi di Kecamatan Tanjung Morawa
Tabel 2. Jumlah Usaha Penggilingan Padi Kecil di Kecamatan Tanjung       Morawa

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan diatas, maka yang akan diteliti ialah bagaimana cara menentukan kadar air, berat jenis, berat isi dan pemadatan dan juga

Hal ini berarti bahwa: (1) upaya untuk memperoleh kualitas bahan pangan yang baik harus dimulai dari sejak pra-panen sampai pascapanen, dan (2) negara-negara berkembang didiskreditkan

Bila di dalam fasilitas kesehatan tempat kerja banyak pasien, maka untuk alasan kesehatan masyarakat, pasien yang batuk h arus didahulukan dalam. antrian

Silabus Perkuliahan Diminta Ketika

of electrical stimulus intensity on the speed of response and efficacy of bilateral electroconvulsive therapy (ECT) in the treatment of schizophrenia.. Methods: Sixty-two patients

[r]

Genotipe sorgum manis yang memiliki karakter bobot biomas batang dengan tingkat adaptasi paling luas pada lingkungan yang bervariasi dan berkorelasi tinggi terhadap produksi

interval yang sama, dimana angka 1 (satu) menyatakan sangat tidak setuju,. angka 2 (dua) menyatakan tidak setuju, angka 3 (tiga) menyatakan