• Tidak ada hasil yang ditemukan

renstra 2016 - 2020 final dikes

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "renstra 2016 - 2020 final dikes"

Copied!
107
0
0

Teks penuh

(1)

RENCANA STRATEGIS

(

RENSTRA

)

DINAS KESEHATAN 2016 - 2020

Dinas Kesehatan

Kabupaten Lombok Tengah

(2)

KATA PENGANTAR

Puji Syukur ke Hadirat Allah Yang Maha Esa senantiasa kita panjatkan atas Rahmat dan Karunia-nya maka Dinas Kesehatan Kabupaten Lombok Tengah dapat menyelesaikan Dokumen Rencana Strategis Dinas Kesehatan Kabupaten Lombok Tengah – (Renstra SKPD) Tahun 2016-2020.

Keberadaan Dokumen ini selain dimaksudkan untuk memberikan arahan tentang Rencana Pembangunan Kesehatan Lombok Tengah ke depan juga memberikan gambaran tentang keadaan umum kesehatan di Gumi Tastura, serta potret yang lebih detail tentang situasi dan kondisi pembangunan kesehatan dan masalah kesehatan di Kabupaten Lombok Tengah pada saat ini. Data-data yang ada bersumber dari data sekunder (BPS) serta data primer yang diperoleh dari cakupan pelayanan kesehatan dari semua bidang .

Strategi utama yang akan dikembangkan dalam pembangunan kesehatan kedepan adalah ditekankan pada upaya menjawab permasalahan utama urusan kesehatan antara lain kualitas sarana dan prasarana pelayanan kesehatan masih kurang; Rasio dan proporsi tenaga kesehatan yang memenuhi standar kompetensi masih kurang; implementasi regulasi kesehatan belum optimal. Hal lain yang juga menjadi prioritas adalah program I ndonesia sehat, penguatan pelayanan kesehatan dan jaminan kesehatan nasional. Untuk menjamin kesetaraan pencapaian program dengan Kab/ Kota yang lain maka evaluasi kinerja keberhasilan Renstra ini berbasiskan pada Permenkes Nomor: 741/ Menkes/ Per/ VI I / 2008 tentang Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang Kesehatan di Kabupaten/ Kota.

Mengingat keterbatasan yang ada serta permasalahan pembangunan kesehatan yang semakin kompleks maka peran dari lintas sector, lembaga donor, kalangan swasta, dan seluruh lapisan masyarakat masih sangat dibutuhkan.

(3)

menyadari bahwa renstra ini masih belum sempurna, untuk itu saran dan kritik yang membagun sangat kami harapkan.

Praya, April 2016

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Lombok Tengah

(4)

DAFTAR I SI

Halaman

Halaman Judul i

SK Penetapan Renstra Dinas Kesehatan 2011-2015 ii

Kata Pengantar v

Daftar I si vii

Daftar Grafik/ Gambar ix

Daftar Tabel x

BAB I PENDAHULUAN 1

1.1 Latar Belakang 1

1.2. Landasan Hukum 3

1.3 Maksud dan Tujuan 3

1.4 Sistematika Penulisan 5

BAB I I GAMBARAN UMUM PELAYANAN DI NAS KESEHATAN 7

2.1

2.2

Tugas, fungsi, dan struktur organisasi

Sumber Daya Dinas Kesehatan

7

7

2.2.1 Sumber daya manusia 8

(5)

2.3 Kinerja Pelayanan Dinas Kesehatan 8

1 Pelayanan Antenatal 9

2 I bu hamil dengan komplikasi yang ditangani 9

3 Persalinan oleh tenaga kesehatan 9

4 Pelayanan Nifas 9

5 Neonatus dengan komplikasi yang ditangani 9

6 Kunjungan bayi 9

7 Desa/ kelurahan UCI 9

8 Pelayanan kesehatan anak balita 9

9 Pemberian makanan pendamping ASI MPASI 9

10 Balita gizi buruk mendapat perawatan 9

11 Penjaringan kesehatan siswa SD/ MI sederajat 9

12 Cakupan peserta KB aktif 9

13 Penemuan dan penanganan penderita AFP 9

14 Penemuan dan penanganan penderita penyakit

pneumonia pada balita.

9

15 Penemuan dan penanganan penderita penyakit TB-BTA

positif

9

16 Penemuan dan penanganan penderita penyakit DBD 9

(6)

18 Pelayanan kesehatan dasar masyarakat miskin 9

19 Pelayanan gawat darurat level 1 9

20 Desa/ kelurahan mengalami KLB kurang dari 24 jam 9

21 Desa siaga aktif 9

22 Rasio puskesmas per penduduk 9

23 Prosentase tenaga kesehatan yang sudah D3 keatas 9

24 Prosentase tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi 9

25 Rasio kapasitas rawat inap per penduduk 9

2.4 Tantangan dan peluang pengembangan pelayanan

SKPD

8

BAB I I I I SU-I SU STRATEGI S BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI 7

3.1 I dentifikasi permasalahan berdasarkan Tugas dan

Fungsi Pelayanan kesehatan

8

3.2 Telaahan Visi, misi dan program kepala daerah dan

wakil kepala daerah terpilih

8

3.3 Telaahan Renstra K/ L dan renstra 8

3.4 Penentuan isu strategis 8

BAB I V TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBI JAKAN 7

4.1 Tujuan dan sasaran jangka menengah SKPD 8

(7)

BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGI ATAN, I NDI KATOR KI NERJA,

KELOMPOK SASARAN, DAN PENDANAAN I NDI KATI F

7

BAB VI I NDI KATOR KI NERJA SKPD YANG MENGACU PADA TUJUAN

SASARAN RPJMD

7

(8)

DAFTAR GRAFI K/ GAMBAR

Halaman

1 Struktur Organisasi Dinas Kesehatan Prov. NTB 6

2. Tenaga Kesehatan dan Kualifikasinya se-NTB, 2007 7

3. Tenaga Kesehatan Lingkup Dinas Kesehatan NTB, 2008 7

4. Distribusi dan Jumlah Sarana Kesehatam 8

5. Tabel Perkembangan I PM NTB 1996-2007 11

6. Pebandingan I PM NTB dengan Provinsi Lainnya 12

7. Perkembangan Umur Harapan Hidup Prov. NTB 1996-2007 12

8. Umur Harapan Hidup NTB di bandingkan dengan I ndonesia 13

9. Grafik Trend Persalinan Oleh Tenaga Kesehatan 14

10. Cakupan Balita yang mendapat I mmunisasi Lengkap 15

11. Trend Kecenderungan Gizi Buruk dan KEP NTB 2001-2007 16

12. Perkembangan Jumlah Puskesmas dan Pustu, 2000-2008 16

13. Kasus Kematian Neonatal di NTB, 2003-2008 19

14. Perkembangan Kasus Kematian Maternal di NTB 19

15. Prevalensi KEP NTB dibandingkan dengan I ndonesia, 2003-2007 20

16. Perkembangan Status Gizi Prov. NTB 1998-2007 21

(9)

18. Cakupan AMI di Provinsi NTB Tahun 1998-2008 24

19. Perkembangan Kasus DBD di NTB, 2000-2008 25

20. Jumlah I nveksi HI V sampai Tahun 2008 di NTB 27

21. Jumlah Kasus AI DS di NTB sampai 2008 27

22. Kecenderungan Alokasi Anggaran Dinas Kesehatan 2004-2008 36

23. Alokasi Anggaran APBD untuk Kesehatan 37

24. Trend Dana Dekonsentrasi Bidang Kesehatan 2004-2007 38

(10)

DAFTAR TABEL

Halaman

1. Distribusi dan Jumlah Sarana Kesehatan 8

2. Sasaran Pembangunan Kesehatan Provinsi NTB 2009-2013 32

3. Strategi dan Kebijakan 33

4. Rencana Program, Prioritas Kegiatan dan I ndikator Program

Pembangunan Kesehatan di Provinsi NTB 2009-2013

45

5. Perkiraan Sumber-sumber Pendanaan 52

6. I ndikator I mpact Pembangunan Provinsi Nusa Tenggara Barat 58

7. I ndikator Outcome Pembangunan Kesehatan NTB 2009-2013 58

8 Target Capaian I ndikator Kinerja Sasaran pembangunan Kesehatan

Provinsi Nusa Tenggara barat 2009-2013

58

(11)

PEMERI NTAH KABUPATEN LOMBOK TENGAH

DI NAS KESEHATAN

Jalan Basuki Rahmat Praya – Lombok Tengah Phone (0370) 654003

SURAT KEPUTUSAN KEPALA DI NAS KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK TENGAH

Nomor: 120 / 2016 T E N T A N G

PENETAPAN

RENCANA STRATEGI S SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH ( RENSTRA SKPD)

DI NAS KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK TENGAH TAHUN 2016- 2020

KEPALA DI NAS KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK TENGAH

MEMBACA Surat Bupati Lombok Tengah Nomor: 050/ 443/ Bappeda Tanggal 9 Desemberi 2010 perihal Sistematika Penulisan Rencana Strategis SKPD di Kabupaten Lombok Tengah;

MENI MBANG : a. Bahwa untuk menjabarkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2016-2020 Kabupaten Lombok Tengah setiap SKPD diwajibkan membuat Rencana Strategis

b. Bahwa untuk kelancaran pelaksanaan tugas Satuan Kerja Perangkat Daerah di Lingkungan Dinas Kesehatan Kabupaten Lombok Tengah Tahun 2016-2020, dipandang perlu menetapkan Rencana Strategis Dinas Kesehatan tahun 2016-2020.

MENGI NGAT : a. Undang-Undang Nomor : 33 Tahun 2004 Tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah

(12)

c. Keputusan Presiden Nomor 42 Tahun 2002 Tentang Pedoman Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara

d. Peraturan Pemerintah Nomor: 21 Tahun 2004 tentang Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran Kementrian Negara/ Lembaga (Lembaran Negara Republik I ndonesia Tahun 2004 Nomor: 75, Tambahan Lembaran Negara Republik I ndonesia Nomor : 4406)

e. Peraturan Menteri Keuangan RI Nomor: 134/ PMK.06/ 2005 Tentang Pedoman Pembayaran Dalam pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara , dan peraturan pelaksanaan lainnya

f. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah; g. Permendagri Nomor 59 Tahun 2007 tentang Perubahan

atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah; h. Peraturan Daerah Kabupaten Lombok Tengah Nomor 3

Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata kerja Dinas-dinas Kabupaten Lombok Tengah;

i. Peraturan Daerah Kabupaten Lombok Tengah Nomor 2 Tahun 2016 tentang Rencana Pembanguan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Lombok Tengah Tahun 2016 - 20121;

M E M U T U S K A N

MENETAPKAN :

(13)

KEDUA : Sistematika Rencana Strategis Dinas Kesehatan Kabupaten Lombok Tengah tahun 2016-2020 adalah sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN, terdiri dari Latar Belakang,

Landasan Hukum, maksud dan tujuan, serta sistimatika penulsan.

BAB II GAMBARAN PELAYANAN SKPD, terdiri dari

Tugas, Fungsi, dan Struktur Organisasi SKPD,

Sumber Daya SKPD, Kinerja Pelayanan

SKPD, Tantangan dan Peluang Pengembangan Pelayanan SKPD.

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN

FUNGSI, terdiri dari Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan SKPD, Telaahan Visi, Misi, dan Program Kepala daerah dan wakil kepala daerah Terpilih, Telaahan Renstra K/L dan Renstra , Penentuan Isu-isu Strategis

BAB IV TUJUAN, DAN SASARAN, STRATEGI DAN

KEBIJAKAN, terdiri dari Tujuan dan Sasaran

Jangka Menengah SKPD, Strategi dan

Kebijakan,

BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN, DAN PENDANAAN INDIKATIF,

BAB VI INDIKATOR KINERJA SKPD YANG MENGACU

PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD

(14)

KETI GA : Rencana Strategis Dinas Kesehatan Kabupaten Lombok Tengah tahun 2016-2020 ini harus dijadikan pedoman dalam setiap pengambilan keputusan dan penganggaran.

KEEMPAT : Surat Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan, dengan ketentuan apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan dalam keputusan ini, maka akan diadakan perbaikan/ perubahan sebagaimana mestinya.

DI TETAPKAN DI : P R A Y A

PADA TANGGAL : 31 DESEMBER 2016 KEPALA DI NAS KESEHATAN

KABUPATEN LOMBOK TENGAH

= dr. Nurhandini Eka Dew i, Sp.A =

NI P.: 19630623 198803 2 007

Tembusan Surat Keputusan ini disampaikan kepada Yth. 1. Bupati/ Wakil Bupati Lombok Tengah di Praya.

(15)

RENSTRA DINAS KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK TENGAH Page 1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LatarBelakang

Pembangunan kesehatan pada hakekatnya adalah upaya yang

dilaksanakan oleh semua komponen Bangsa Indonesia yang bertujuan

untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup

sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat

yang setinggi- tingginya, sebagai investasibagi pembangunan sumber

daya manusia yang produktif secara social dan ekonomis. Keberhasilan

pembangunan kesehatan sangat ditentukan oleh kesinambungan

antar upaya program dan sektor, serta kesinambungan dengan

upaya-upaya yang telah dilaksanakan oleh periode sebelumnya.

Undang-Undang No. 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan

Pembangunan Nasional (SPPN), menjelaskan bahwa Sistem Perencanaan Pembangunan

Nasional adalah satu kesatuan tata cara perencanaan pembangunan untuk

menghasilkan rencana pembangunan dalam jangka panjang, jangka menengah dan

tahunan yang dilaksanakan oleh unsure penyelenggara Negara dan masyarakat di

tingkat pusat dan daerah. Selanjutnya dalam Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun

2008 Tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan

Rencana Pembangunan Daerah dijelaskan bahwa Rencana Strategis Satuan Kerja

Perangkat Daerah yang selanjutnya disingkat dengan Renstra-SKPD adalah dokumen

perencanaan SKPD untuk periode 5 (lima) tahun.

Renstra ini merupakan dokumen perencanaan yang bersifat indikatif yang

memuat program-program pembangunan kesehatan yang akan dilaksanakan

langsung oleh Dinas Kesehatan kabupaten Lombok Tengah d a n m e n j a d i

d a l a m p e n y u s u s n a n p e r e n c a n a a n t a h u n a n . Penyusunan Renstra

dilaksnakan melalui pendekatan : teknokratik, politik, partisipatif, atas- bawah (top –

down), danbawah – atas (bottom – up)

Renstra Dinas Kesehatan kabupaten Lombok Tengah Tahun 2016-2020 ini

(16)

RENSTRA DINAS KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK TENGAH Page 2

Minimal (SPM) Bidang Kesehatan, dan Sustainable Development Goals (SDGs) dan

Indeks Pembangunan Kesehatan Masyarakat (IPKM).

Proses penyusunan Renstra-SKPD Dinas Kesehatan Kabupaten Lombok Tengah

ini dilakukan secara bertahap dan merupakan ekstraksi dari kebijakan Pembangunan

Kesehatan Nasional dan Tujuan pembangunan berkelanjutan, Kebijakan Pembangunan

Daerah, aspirasi dari desa dan kecamatan serta mitra/Lembaga yang memiliki program

di Kabupaten Lombok Tengah.

Fokus Renstra-SKPD Dinas Kesehatan Kabupaten Lombok Tengah tahun

2016-2020 ditekankan pada upaya menjawab permasalahan utama urusan kesehatan antara

lain: (a) Kualitas sarana dan prasarana pelayanan kesehatan masih kurang; (b) Rasio

dan proporsi tenaga kesehatan yang memenuhi standar kompetensi masih kurang; (c)

Pelaksana pelayanan kesehatan lebih mengutamakan pendekatan kuratif-rehabilitatif

dibandingkan pendekatan promotif-preventif; (d) Implementasi regulasi

kesehatanbelum optimal; dan (e) Implementas iStandar Pelayanan Minimal (SPM)

kesehatan baik di fasilitas dasarmaupun lanjutan belum optimal.

Hal lain yang juga menjadi prioritas adalah Program Indonesia sehat

dilaksanakan dengan 3 pilar utama yaitu paradigm sehat, penguatan

pelayanan kesehatan dan jaminan kesehatan nasional :1)pilar

paradigm sehat dilakukan dengan strategi pengarusutamaan

kesehatan dalam pembangunan, penguatan promotif preventif dan

pemberdayaan masyarakat; 2)penguatan pelayanan kesehatan

dilakukan dengan strategi peningkatan akses pelayanan

kesehatan,optimalisa sisistem rujukan dan peningkatan mutu

pelayanan kesehatan, menggunakan pendekatan continuumofcare dan intervensi berbasis risiko kesehatan;3) sementara itu jaminan

kesehatan nasional dilakukan dengan strategi perluasan sasaran dan

(17)

RENSTRA DINAS KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK TENGAH Page 3

1.2 Landasan Hukum

Landasan hukum dalam penyusunan Renstra-SKPD Dinas Kesehatan Kabupaten Lombok

Tengah Tahun 2016-2020 adalah sebagai berikut:

DasarhukumpenyusunanRenstra SKPD Tahun 2016-2016 adalah :

1. Undang-Undang Nomor 69 Tahun 1958 tentang Pembentukan Daerah-Daerah

Tingkat II Dalam Wilayah Daerah-Daerah Tingkat I Bali, Nusa Tenggara Barat dan

Nusa Tenggara Timur (Lembaran Negara Tahun 1958 Nomor 122, Tambahan

Lembaran Negara Nomor 1655);

2. Undang-undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang

Bersih dan Bebas Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN) (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 3851);

3. Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 4287);

4. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan

Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan

Lembaran Negara Nomor 4421);

5. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2005 tentang Perubahan Undang-Undang

Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah menjadi Undang-Undang

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 108, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4548);

6. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 4725);

7. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka

Panjang Nasional Tahun 2005-2025 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

2007 Nomor 33, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4700);

8. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 61, Tambahan

(18)

RENSTRA DINAS KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK TENGAH Page 4

9. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 112, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 5038);

10. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan

Lingkungan Hidup (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 140,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5059);

11. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan

Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor

81, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5233);

12. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 6, Tambahan Lembar Negara

nomor 5494);

13. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2014 Nomor 7, Tambahan Lembar Negara 5495);

14. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembar Negara

5587);

15. Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2005 tentang Pedoman Penyusunan

Standar Pelayanan Minimal (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005

Nomor 150, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4585);

16. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman Pembinaan

Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2005 Nomor 165, Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 4593);

17. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan

Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578);

18. Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2006 tentang Tata Cara Pengendalian dan

Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2006 Nomor 96, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

(19)

RENSTRA DINAS KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK TENGAH Page 5

19. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan

Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi dan Pemerintah

Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007

Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737);

20. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat

Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 89, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4741);

21. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara

Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan

Daerah (Lembaran Negara Tahun 2008 Nomor 21, Tambahan Lembaran Negara

Nomor 4817);

22. Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan Penataan

Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 21, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5103);

23. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan

Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara

Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan

Daerah;

24. Peraturan Menteri Dalam Negari Nomor 1 Tahun 2014 tantang Produk Hukum

Daerah;

25. Peraturan Daerah Provinsi Nusa Tenggara Barat Nomor 3 Tahun 2008 tentang

Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Provinsi Nusa Tenggara Barat

Tahun 2005-2025 (Lembaran Daerah Tahun 2008 Nomor 3);

26. Peraturan Daerah Provinsi Nusa Tenggara Barat Nomor 1 Tahun 2009 tentang

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Provinsi Nusa Tenggara Barat

Tahun 2009-2013 (Lembaran Daerah Tahun 2009 Nomor 14);

27. Peraturan Daerah Provinsi Nusa Tenggara Barat Nomor 3 Tahun 2010 tentang

Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Nusa Tenggara Barat (Lembaran Daerah

Tahun 2010 Nomor 26).

28. Peraturan Daerah Provinsi Nusa Tenggara Barat Nomor 2 Tahun 2014 tentang

(20)

RENSTRA DINAS KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK TENGAH Page 6

Tahun 2013-2018 (Lembaran Daerah Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2014

Nomor XX, Tambahan Lembaran Daerah Provinsi Nusa Tenggara Barat Nomor XX).

29. Peraturan Daerah Kabupaten Lombok Tengah Nomor 3 Tahun 2008

tentangStrukturOrganisasidan Tata KerjaPerangkat Daerah Kabupaten Lombok

Tengah (Lembaran Daerah Kabupaten Lombok Tengah Tahun 2008 Nomor XX,

Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Lombok Tengah Nomor XX).

30. Peraturan Daerah Kabupaten Lombok Tengah Nomor 7 Tahun 2011

tentangRencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Lombok Tengah Tahun

2011-2031 (Lembaran Daerah Kabupaten Lombok Tengah Tahun 2011 Nomor 7,

Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Lombok Tengah Nomor XX).

31. Peraturan Daerah Kabupaten Lombok Tengah Nomor 8 Tahun 2011

tentangRencana Pembangunan JangkaPanjang Daerah Kabupaten Lombok Tengah

Tahun 2011-2031 (Lembaran Daerah Kabupaten Lombok Tengah Tahun 2011

Nomor 8, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Lombok Tengah Nomor XX).

32. RPJMD nomor ...

1.3 Maksud dan Tujuan

Renstra Dinas Kesehatan Lombok Tengah Tahun 2016 – 2020 disusun dan ditetapkan

dengan maksud sebagai arah dan pedoman dalam pelaksanaan pembangunan

kesehatan bagi pemerintah daerah dan masyarakat untuk secara bersama-sama

mewujudkan visi Misi Bupati dan wakil Bupati terpilih.

Adapun tujuan Renstra disusun sebagai acuan dalam penyusunan program dan

kegiatan setiap tahunnya selama kurun waktu 2016 – 2020 meliputi arah, strategi

(21)

RENSTRA DINAS KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK TENGAH Page 7

1.4 Sistematika Penulisan

Menguraikan pokok bahasan dalam penulisan Renstra SKPD, serta susunan garis besar

isi dokumen.

BAB I PENDAHULUAN, terdiri dari Latar Belakang, Landasan Hukum, maksud

dan tujuan, serta sistimatika penulsan.

BAB II GAMBARAN PELAYANAN SKPD, terdiri dari Tugas, Fungsi, dan Struktur

Organisasi SKPD, Sumber Daya SKPD, Kinerja Pelayanan SKPD,

Tantangan dan Peluang Pengembangan Pelayanan SKPD.

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI, terdiri dari

Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan

SKPD, Telaahan Visi, Misi, dan Program Kepala daerah dan wakil

kepala daerah Terpilih, Telaahan Renstra K/L dan Renstra , Penentuan

Isu-isu Strategis

BAB IV TUJUAN, DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN, terdiri dari Tujuan

dan Sasaran Jangka Menengah SKPD, Strategi dan Kebijakan,

BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK

SASARAN, DAN PENDANAAN INDIKATIF,

BAB VI INDIKATOR KINERJA SKPD YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN

SASARAN RPJMD

(22)

RENSTRA DINAS KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK TENGAH Page 8

BAB II

GAMBARAN PELAYANAN SKPD

2.1 Tugas, Fungsi, dan Struktur Organisasi SKPD

Sesuai dengan Peraturan Daerah Kabupaten Lombok Tengah Nomor: 3 Tahun

2008 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas – Dinas Daerah Kabupaten Lombok

Tengah, kedudukan Dinas Kesehatan adalah unsur pelaksana Pemerintah Daerah

yang berada di bawah dan bertanggungjawab kepada Bupati melalui Sekretaris

Daerah. Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya secara administratif

dikoordinasikan oleh Asisten Administrasi Umum dan Kesejahteraan Rakyat.

Dinas Kesehatan Kabupaten Lombok Tengah mempunyai tugas membantu

Bupati dalam melaksanakan urusan pemerintahan daerah bidang kesehatan

berdasarkan asas otonomi, tugas pembantuan dan dekonsentrasi. Dalam

melaksanakan tugas tersebut Dinas Kesehatan Kabupaten Lombok Tengah

menyelenggarakan fungsi :

a. Perumusan kebijakan teknis bidang kesehatan;

b. Perencanaan program dan kegiatan bidang kesehatan;

c. Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum bidang kesehatan;

d. Pengkoordinasian dan pembinaan tugas bidang kesehatan;

e. Pengendalian dan evaluasi pelaksanaan tugas bidang kesehatan;

f. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan tugas dan

(23)

RENSTRA DINAS KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK TENGAH Page 9

Struktur organisasi Dinas Kesehatan Kabupaten Lombok Tengah sebagaimana bagan

berikut :

Sekretariat Dinas

Sub Bagian Keuangan Sub Bagian

Perencanaan Sub Bagian Umum

dan Kepegawaian

UPT DINAS Seksi Dalwas Obat,

Makanan dan Perbekalan Kesehatan

Seksi Pelayanan Kesehatan dan

Rujukan

Seksi Bimbingan & Pengendalian Perijinan Kesehatan

Seksi Jaminan Pemeliharaan Kesehatan &

Peranserta Masyarakat Seksi Sistem Informasi dan Promosi

Kesehatan

Seksi Sumber Daya dan Pengembangan Kesehatan Bidang

PelayananKesehatan

Seksi Pencegahan dan PemberantasanPenyak

it Seksi Sarana Air Bersih & Penyehatan

Lingkungan

Seksi Surveilens dan Penanggulangan Bidang Pengendalian Penyakit dan Penyehatan

Lingkungan

Seksi Gizi Seksi Kesehatan Ibu

dan Anak

Seksi Kesehatan Reproduksi dan Lansia

Bidang Kesehatan Keluarga

Bidang Pengembangan Sumber Daya dan PromosiKesehatan

Kepala Dinas

(24)

RENSTRA DINAS KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK TENGAH Page 10

2.2 Sumber Daya SKPD

2.2.1 Sumber Daya Manusia

Sumber daya manusia atau pegawai seluruhnya berjumlah 987 orang, dengan

perincian jumlah Di Dinas Kesehatan dan UPT Puskesmas sebagai berikut :

Tabel 2.1

Jumlah Pegawai Di SKPD Dinas Kesehatan dan UPT Dinas Kesehatan dan jaringannya.

NO UNIT KERJA TOTAL KETERANGAN

1 Dinas Kesehatan 73

2 UPT Farmasi 6

3 UPT Lab 6

4 UPT Sarpras 6

5 Penujak 51

6 Mangkung 29

7 Darek 39

8 Batu Jangkih 15

9 Sengkol 44

10 Kuta 27

11 Teruwai 26

12 Mujur 34

13 Ganti 30

14 Janapria 34

15 Langko 31

16 Kopang 51

17 Muncan 32

18 Praya 55

19 Aik Mual 34

20 Pengadang 28

21 Batunyala 36

22 Ubung 39

23 Bonjeruk 26

24 Puyung 47

25 Pringgarata 36

26 Bagu 36

27 Mantang 40

28 Aik Darek 25

29 Teratak 33

30 Wajegeseng 9

31 Tanak Beak 9

Jumlah 987

(25)

RENSTRA DINAS KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK TENGAH Page 11

Sedangkan jumlah pegawai berdasarkan golongan ruang kepangkatan dapat dilihat pada

tabel dibawah ini :

Tabel 2.2

Jumlah Pegawai Berdasarkan Golongan Ruang Kepangkatan

GOLONGAN

JUMLAH/RUANG

JUMLAH

a b c d

IV 32 2 1 0 35

III 123 155 160 169 607

II 36 42 90 173 341

I 2 1 2 5 10

JUMLAH

(26)

RENSTRA DINAS KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK TENGAH Page 12

Adapun jumlah pegawai berdasarkan jenis jabatan dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 2.3

Jumlah Pegawai Berdasarkan Jenis Pendidikan

NO JENIS JABATAN KETERANGAN

DIKES

1 Kepala Dinas/ Direktur 1

2 Sekertaris Dinas/ Kabag TU 1

3 Kepala Bidang 4

4 Kasubag/Kasi/Ka UPT 41

5 KTU 28

6 Administrasi Keuangan 77

7 Bendahara 12

8 Fungsional Umum 43

9 Administrasi Persuratan 1

10 Penjaga Keamanan 0

11 Sopir 9

12 Operator Komputer 0

13 Petugas kebersihan 1

14 Dokter umum 30

15 Dokter Gigi 17

16 Perawat 332

17 Perawat Gigi 48

18 Bidan 145

19 Keterapian fisik 0

20 Nutrisionis 51

21 Pranata laboratorium Kesehatan 46

22 Sanitarian 63

23 Penyuluh Kesehatan masyarakat 8

24 Keteknisian medis 3

25 Apoteker 5

26 Assisten Apoteker 21

JUMLAH 987

2.2.2 Sarana dan Prasarana Kesehatan

Jumlah Puskesmas sebagai sarana pelayanan kesehatan dasar tahun 2015

adalah 25 buah, terdiri dari Puskesmas perawatan sebanyak 25 buah, puskesmas non

perawatan sebanyak 0 buah, Puskesmas Pembantu sebanyak 95 buah dan

(27)

RENSTRA DINAS KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK TENGAH Page 13

Lombok Tengah seperti yang terlihat pada peta persebaran sarana kesehatan

dibawah ini.

Gambar 3 : Distribusi Sarana Pelayanan Kesehatan Puskesmas, Puskesmas Pembantu dan Polindes/Poskesdes

Selain sarana tersebut, Dinas Kesehatan Kabupaten Lombok Tengah

dibantu oleh Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) yang menangani pelayanan kesehatan

masyarakat yaitu UPTD Farmasi, UPTD Laboratorium dan UPTD Sarana dan Prasarana.

Asset yang dikelola Dinas Kesehatan Kabupaten Lombok Tengah, selain

asset fisik berupa tanah dan gedung perkantoran Dinas Kesehatan, UPTD Farmasi, UPTD

(28)

RENSTRA DINAS KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK TENGAH Page 14

pelayanan berupa aset bergerak dan tidak bergerak.Selengkapnya asset tersebut

sebagai berikut :

Tabel 2.4

Data Barang Milik Daerah (BMD) / Asset yang dikelola

No Akun Neraca Nilai Saldo Akhir (Rp) Ket

A Aset Lancar

Aset pada Dinas Kesehatan (termasuk UPT

Puskesmas)

1 Persediaan 8.642.595.501

Jumlah A

B Aset Tetap

1 Tanah 12,236,852,979

2 Peralatan dan Mesin 29,676,954,189

3 Gedung dan bangunan 44,996,179,838

4 Jalan Irigasi dan jaringan 1,543,485,575

5 Aset tetap lainnya 75,000,000

6 Konstruksi dalam pengerjaa 0

Jumlah B 88,528,472,581

Jumlah A+B

2.3 Kinerja Pelayanan SKPD

Capaian kinerja berdasarkan indikator Renstra Dinas Kesehatan Lombok Tengah Tahun

(29)

RENSTRA DINAS KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK TENGAH Page 15

Tabel 2.5

(30)

(31)

RENSTRA DINAS KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK TENGAH Page 17

1. Pelayanan Antenatal

Pemeriksaan kehamilan sangat penting dilakukan oleh semua ibu hamil untuk

mengetahui pertumbuhan janin dan kesehatan ibu. Hampir seluruh ibu hamil di

Indonesia (95,4%) sudah melakukan pemeriksaan kehamilan (K1) dan frekuensi

kehamilan minimal 4 kali selama masa kehamilannya adalah 83,5 persen. Adapun

untuk cakupan pemeriksaan kehamilan pertama pada trimester pertama adalah 81,6

persen dan frekuensi ANC 1-1-2 atau K4 (minimal 1 kali pada trimester pertama,

minimal 1 kali pada trimester kedua dan minimal 2 kali pada trimester3) sebesar

70,4 persen. Tenaga yang paling banyak memberikan pelayanan ANC adalah bidan

(88%) dan tempat pelayanan ANC paling banyak diberikan di praktek bidan (52,5%).

Berdasarkan hasil survei tersebut NTB termasuk dengan K1 cukup baik lebih hampir

mencapai 98%.

Gambar 2.1 :

(32)

RENSTRA DINAS KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK TENGAH Page 18

Tingginya kunjungan ibu hamil pada trimester pertama (K1) tidak diikuti pada

kunjungan pada trimester 3 (K4). Ini disebabkan karena angka drop out (DO) ibu

untuk menuju K4 mencapai 10%. Pelayanan antenatal sangat penting untuk

mengetahui status kesehatan ibu, perkembangan tumbuh kembang Janin, deteksi

dini risiko tinggi, dan perencanaan persalinan.

Cakupan kunjungan ibu hamil K4 sebesar 91,23 persen masih dibawah target (95

persen), capaian ini lebih rendah dibandingkan tahun 2014. Dengan angka DO

yang cukup tinggi dari K1 ke K4 mengakibatkan petugas kehilangan kontak. Hal ini

dapat disebabkan oleh adanya migrasi, dimana ibu hamil khususnya pada

kehamilan pertama mereka memilih untuk melahirkan ditempat orang tuanya

bukan ditempat mereka saat melakukan ANC rutin.

2. Ibu Hamil Dengan Komplikasi Yang Ditangani

Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K) merupakan

program terobosan Kementerian Kesehatan dalam pemberdayaan masyarakat

tentang kesehatan ibu sebagai upaya untuk menurunkan kematian ibu. P4K adalah

kegiatan pemberdayaan masyarakat yang difasilitasi oleh tenaga kesehatan, kader,

tokoh agama/tokoh masyarakat untuk meningkatkan peran aktif suami, keluarga

dan masyarakat dalam perencanaan persalinan, persiapan menghadapi komplikasi

kehamilan/persalinan, perencanaan penggunaan kontrasepsi pasca persalinan bagi

setiap ibu hamil dengan menggunakan media stiker sebagai penanda. Wujud

penerapan P4K tersebut juga dituliskan pada Buku KIA dalam lembar ‘Amanat

Persalinan’. Setiap kehamilan yang mendapat buku KIA dan membuat perencanaan

persalinan dituliskan pada lembar tersebut (Kementerian Kesehatan, 1997).

Proses persalinan dihadapkan pada kondisi kritis terhadap masalah

kegawatdaruratan persalinan, terlebih bila terjadi komplikasi. Sehingga sangat

diharapkan persalinan dapat dilakukan di fasilitas kesehatan.

Pelayanan ibu hamil dengan komplikasi diharapkan sebesar 82% dapat terlayani.

Pelayanan komplikasi memegang peranan penting dalam menekan risiko kematian

ibu. Untuk itu, kemampuan pelayanan komplikasi ibu hamil terus ditingkatkan baik

(33)

RENSTRA DINAS KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK TENGAH Page 19

prasarana persalinan di polindes, puskesmas maupun sarana rujukan. Upaya

tersebut menampakkan hasil yang cukup signifikan, dapat di lihat dari cakupan

pelayanan komplikasi juga mengalami peningkatan dari 69,5% pada tahun 2011

menjadi 100% pada tahun 2015.

Gambar 2.2 :

Cakupan pelayanan ibu hamil komplikasi yang ditangani di Lombok Tengah Tahun 2011-2015

3. Persalinan oleh Tenaga Kesehatan

Cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan

sebesar 90 persen dari target 95 persen, jika dibandingkan tahun 2014 sebesar

89,4 persen mengalami peningkatan sebesar 0.6 persen namun masih dibawah

(34)

RENSTRA DINAS KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK TENGAH Page 20

Gambar 2.3 :

Cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan di Lombok Tengah Tahun 2011-2015

4. Pelayanan Nifas

Pelayanan kesehatan ibu nifas adalah pelayanan kesehatan sesuai standar pelayanan

pada ibu mulai 6 jam sampai 42 hari pasca persalinan oleh tenaga kesehatan. Untuk

deteksi dini komplikasi pada ibu nifas diperlukan pemantauan pemeriksaan terhadap

ibu nifas dengan melakukan kunjungan nifas minimal sebanyak 3 kali dengan

distribusi waktu ; 1) Kunjungan nifas pertama (KF1) pada 6 jam setelah persalinan

sampai 3 hari ; 2) Kunjungan nifas ke-2 (KF2) dilakukan dalam waktu hari 4 sampai

dengan hari ke 28 setelah persalinan dan 3) Kunjungan nifas ke-3 (KF3) dilakukan

(35)

RENSTRA DINAS KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK TENGAH Page 21

Gambar 2.4 :

Cakupan Pelayanan Nifas di Lombok Tengah Tahun 2011-2015

Cakupan pelayanan ibu nifas pada tahun 2015 sebesar 91,91 persen dari target

sebesar 95 persen, meningkat 0,07 persen bila dibandingkan tahun 2014 tetapi

menurun 7,59 persen bila dibandingkan tahun 2011.

5. Neonatus dengan Komplikasi yang ditangani

Neonatal risti/komplikasi meliputi asfiksia, tetanuis neonatorum, sepsis, trauma

lahir, BBLR ( berat badan lahir < 2500 gram), sindroma, gangguan pernapasan dan

kelainan neonatal. Neonatal risti/komplikasi yang ditangani adalah neonates

risti/komplikasi yang mendapat pelayanan oleh tenaga kesehatan yang terlatih yaitu

(36)

RENSTRA DINAS KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK TENGAH Page 22

Gambar 2.5 :

Cakupan Neonatal dengan komplikasi ditangani tahun 2011 - 2015

Cakupan Neonatus dengan Komplikasi yang ditangani pada tahun 2015 sebesar

79.79 persen dari target sebesar 85 persen, meningkat 10,15 persen bila

dibandingkan tahun 2014 tetapi masih dibawah taeget sebesar 85 persen.

6. Kunjungan bayi

Pelayanan kesehatan bayi adalah pelayanan kesehatan sesuai standar oleh tenaga

kesehatan (dokter, bidan, dan perawat) minimal 4 kali dalam setahun yaitu 1 kali

saat berumur 29 hari – 3 bulan, 1 kali pada umur 3 – 6 bulan, 1 kali pada umur 6 – 9

(37)

RENSTRA DINAS KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK TENGAH Page 23

Gambar 2.6 :

Kunjungan bayi di Lombok Tengah tahun 2011-2015

Cakupan kunjungan bayi yang mendapat pelayanan kesehatan tahun 2015 sebesar

95.03 persen dari target 95 persen menurun bila dibandingkan tahun 2014 sebesar

0.63 persen.

7. Desa/Kelurahan UCI

Pencapaian Universal Child Immunization (UCI) pada dasarnya merupakan proyeksi

terhadap cakupan atas imunisasi dasar secara lengkap pada bayi (0-11 bulan). Desa

UCI merupakan gambaran desa/kelurahan dengan ≥ 80 persen jumlah bayi yang ada

di desa tersebut sudah mendapatkan imunisasi dasar lengkap dalam waktu satu

tahun.

Cakupan desa UCI (universal child immunization) di tahun 2015 mencapai 100

persen dari target sebesar 100 persen, capaian UCI lima tahun terakhir dapat dilihat

(38)

RENSTRA DINAS KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK TENGAH Page 24

Gambar 2.7 :

Cakupan UCI di Lombok Tengah tahun 2011-2015

8. Pelayanan Kesehatan Anak Balita

Pelayanan kesehatan anak balita adalah pelayanan kesehatan pada anak balita umur

12 – 59 bulan sesuai standar meliputi pemantauan pertumbuhan minimal 8x

setahun, pemantauan perkembangan minimal 2x setahun dan pemberian Vitamin A

2x setahun (bulan pebruari dan agustus).

Pada tahun 2015 cakupan pelayanan kesehatan anak balita (1 – 4 tahun) sebesar

81,25 persen dari target sebesar 80 persen. Pelayanan kesehatan pada anak balita

pada tahun 2015 sudah mencapai target. Gambaran capaian 5 tahun terakhir dapat

(39)

RENSTRA DINAS KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK TENGAH Page 25

Gambar 2.8 :

Pelayanan kesehatan anak balita di Lombok Tengah tahun 2011-2015

9. Pemberian Makanan Pendamping ASI MPASI

Pemberian MP-ASI dilakukan dalam upaya mempertahankan dan perbaikan status

gizi balita 6 – 24 bulan di Kabupaten Lombok Tengah. Pemberian MP-ASI secara

khusus kepada balita gizi kurang keluarga miskin berupa makanan pabrikan kepada

anak usia 12 – 23 bulan bulan.

Cakupan pemberian MP-ASI sampai dengan tahun 2015 sebesar 12.2 persen, dari

(40)

RENSTRA DINAS KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK TENGAH Page 26

Gambar 2.9 :

Pemberian MP-ASI di Lombok Tengah tahun 2011-2015

10.Balita Gizi Buruk mendapat perawatan

Kegiatan pelacakan kasus dilakukan oleh petugas puskesmas, bidan desa dibantu

oleh kader dan masyarakat. Indikator yang dipergunakan adalah BB/TB atau adanya

gejala klinis gizi buruk. Tahun 2015 Kasus gizi buruk sebanyak 45 kasus dengan

penanganan sebesar 100%

11.Penjaringan kesehatan siswa SD sederajat

Cakupan penjaringan kesehatan siswa SD/ sederajat pada tahun 2015 sebesar 94.61

persen dari target 100 persen, Gambaran pencapaian 5 tahun terakhir dapat dilihat

(41)

RENSTRA DINAS KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK TENGAH Page 27

Gambar 2.10 :

Penjaringan kesehatan siswa SD sederajat di Lombok Tengah tahun 2011-2015

12.Cakupan peserta KB aktif

Salah satu strategi MPS (Making Pregnancy Safer) adalah setiap WUS mempunyai

akses terhadap pencegahan kehamilan yang tidak diinginkan dan penanggulangan

komplikasi keguguran. Ini artinya Pelayanan Program Keluarga Berencana (KB)

merupakan salah satu pilar dari 4 pilar Safe Motherhood. Pelayanan Keluarga

Berencana (KB) diharapkan dapat memutuskan rantai sebab tidak langsung kematian

ibu dan bayi, dimana mengurangi faktor risiko (4 terlalu) : Terlalu sering hamil,

terlalu banyak anak, terlalu muda dan terlalu tua untuk kehamilan.

Cakupan KB aktif tahun 2015 sebesar 77.91 persen dari target sebesar 80 persen,

(42)

RENSTRA DINAS KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK TENGAH Page 28

Gambar 2.11 :

Cakupan KB aktif di Lombok Tengah tahun 2011-2015

13.Penemuan dan penanganan penderita AFP

Acute Flaccid Paralysis (AFP) adalah semua anak yg berusia kurang dari 15 tahun

dengan kelumpuhan yg sifatnya flaccid (layuh), terjadi secara akut (mendadak) dan

bukan disebabkan oleh ruda paksa. Untuk anak <15 tahun, dapat dilaporkan sebagai

kasus AFP jika terdapat gejala klinis yang pasti misalnya penyakit polio. Penyakit

polio harus dibuktikan atau sudah tidak ada dengan penemuan kasus AFP.

Pada tahun 2015 di Lombok Tengah ditemukan 0.32 per 100.00 penduduk kurang

dari 15 tahun kasus AFP non Polio dari target < 2 per 100.000 penduduk < 15 tahun,

dibandingkan tahun 2014 ditemukan kasus sebesar 2.21 per 100.000 penduduk < 15

(43)

RENSTRA DINAS KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK TENGAH Page 29

14.Penemuan dan penanganan penderita penyakit pneumonia pada balita

Penemuan dan penanganan penyakit pneumonia pada balita tahun 2014 sebesar

30.7 persen meningkat di tahun 2015 dengan capaian sebesar 34.6 persen dari

target 100 persen

Gambar 2.12 :

Penemuan dan penanganan pnemopnia pada balita di Lombok Tengah

tahun 2011-2015

15.Penemuan dan penanganan penderita penyakit TB BTA positif

Cakupan penemuan dan penanganan TB BTA positif tahun 2014 sebesar 36.71

meningkat di tahun 2015 dengan capaian 38.25 persen dari target sebesar 70

persen. Gambar dibawah menujukkan penemuan dan penanganan TB BTA positif

(44)

RENSTRA DINAS KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK TENGAH Page 30

Gambar 2.13 :

Penemuan dan penanganan penderita penyakit TB BTA positif di Lombok Tengah

tahun 2011-2015

16.Penemuan dan penanganan penderita penyakit DBD

Dari grafik dibawah ini dapat dijelaskan bahwa kasus DBD merupakan penyakit

menular bersumber binatang yang akan muncul setiap lima tahun, pada grafik

tersebut pada tahun 2015 bulan Januari mulai naik , terus puncak kasus pada bulan

Mei dan berkurang pada bulan Agustus sehingga kasus menjadi dibawah 5 kasus tiap

bulan, tetapi mengalami kenaikan lagi sejak bulan September, Oktober, Nopember

dan Desember. Ketidak pedulian petugas tentang data yang ada di laporan bulanan

DBD serta kurang optimalnya melakukan promosi kesehatan berupa PSN, ABJ setiap

(45)

RENSTRA DINAS KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK TENGAH Page 31

Gambar 2.14 :

Kasus DBD positif di Lombok Tengah tahun 2009 - 2015

17.Penemuan dan penanganan penderita Diare

Gambar dibawa ini memberikan informasi bahwa kasus Diare yang berhasil

ditemukan oleh Tenaga Kesehatan dan Kader sebesar 60,56 %, ini masih jauh dari

SPM Kabupaten Lombok Tegah sebesar 100 %, untuk mencapai target yang besar

diperlukan upaya dari beberapa kordinasi lintas program dan lintas

sektoral.Tetapi semua kasus diare yang ditemukan di sarana Kesehatan sudah

dilayani dan ditatalaksana dengan baik, untuk tahun 2015 sudah menggunakan

(46)

RENSTRA DINAS KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK TENGAH Page 32

Gambar 2.15 :

Penemuan dan penanganan penderita Diare di Lombok Tengah tahun 2011-2015

18.Pelayanan kesehatan dasar masyarakat miskin

Program Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) diselenggarakan berdasarkan

konsep asuransi sosial. Penyelenggaraan Program Jamkesmas dibedakan dalam dua

kelompok berdasarkan tingkat pelayanannya yaitu: 1)Jamkesmas untuk pelayanan

dasar di puskesmas termasuk jaringannya; 2) Jamkesmas untuk pelayanan kesehatan

lanjutan di rumah sakit dan balai kesehatan. Capaian pelayanan dasar masyarakat

miskin tahun 2013 sebesar 35.87 dengan target sebesar 85 persen sedangkan

pelayanan kesehatan rujukan sebesar 0.83 persen dari target sebesar 75 persen.

Sedangkan tahun 2015 dan 2014 perkembangan jamkesmas tidak dapat diukur

Sejak diberlakukan Undang- Undang No.40 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional

(SJSN). UU 40/2004 ini mengamanatkan bahwa jaminan sosial wajib bagi seluruh

penduduk termasuk Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) melalui suatu Badan

(47)

RENSTRA DINAS KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK TENGAH Page 33

19.Pelayanan gawat darurat level 1

Rumah Sakit dengan kemampuan pelayanan gawat darurat level 1 diharapkan

memiliki dokter on site (berada ditempat) 24 jam dengan kualifikasi general

emergency life (GELS) dan atau advance trauma life support (ATLS) + advance

cardiac life support (ACLS), di Kabupaten Lombok Tengah dari 2 Rumah Sakit yang

ada yaitu RSUD Praya dan RSI Yatofa

Realisasi pelayanan gawat darurat level 1 tahun 2015 sebesar 100 persen dari target

100 persen

20.Desa/kelurahan mengalami KLB yang harus dilakukan penyelidikan Epidemiologi

Desa/kelurahan mengalami kejadian luar biasa (KLB) yang ditangani kurang 24 jam

oleh petugas tahun 2015 ditargetkan 100 persen (realisasinya 100%) sama dengan

realisasi di tahun 2014 yaitu target 100 persen dengan realisasi 100 persen.

21.Desa siaga Aktif

Cakupan desa siaga aktif tahun 2015 mencapai 89.21 persen dari target 80 persen

sedangkan tahun 2014 89.21 mencapai dari target 80 ersen. Kegiatan yang

dilakukan dalam mendudkung keberhasilan pencapaian program ini adalah advokasi

desa siaga kepada pemegang kebijakan, mengaktifkan forum desa siaga,

pembangunan poskesdes, peningkatan kemitraan dengan Da’i.

(48)

RENSTRA DINAS KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK TENGAH Page 34

Gambar 2.16 :

Cakupan desa Siaga Aktif di Lombok Tengah tahun 2011-2015

22.Rasio puskesmas per penduduk

Pemenuhan kebutuhan pelayanan kesehatan dasar dapat digambarkan secara

umum oleh indikator rasio puskesmas terhadap penduduk.

Untuk rasio puskesmas per penduduk di Lombok Tengah tahun 2015 sebesar 1 :

36.005 dari target sebesar 1 : 30.000 penduduk

23.Prosentase kesehatan yang sudah D3 keatas

SDM Kesehatan khususnya tenaga kesehatan minimal pendidikanya Diploma 3 ke

atas karena hanya tenaga kesehatan yang pendidikan Diploma III mempunyai

kewenagan untuk melakukan upaya kesehatan. Untuk asisten tenaga kesehatan

yang berpendidikan dibawah D III jika bekerja harus didamping oleh tenaga

kesehatan sehingga ada korelasi positif antara jumalah tenaga kesehatan yang

pendidikan Diploma III dengan upaya kesehatan yang dilakukannnya.

Prosentase tenaga kesehatan yang sudah D3 keatas pada tahun 2015 mencapai

71.99 persen dari target sebesar 100 persen

Faktor-faktor yang mempengaruhi SDM Kesehatan belum seluruhnya berpendidikan

(49)

RENSTRA DINAS KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK TENGAH Page 35

menempuh pendidikan ketingkat lebih tinggi dengan status ijin belajar, beberapa

SDM Kesehatan yang telah lulus pendidikan ijazahnya belum disesuaikan dan SDM

kesehatan enggan melanjutkan pendidikan karena usia tugasnya kurang dari 5

tahun.

24.Persentase tenaga kesehatan yang telah memiliki kompetensi

Uji Kompetensi dilakukan pada tenaga kesehatan yang menempuh pendidikan

vokasi atau profesi pada akhir masa pendidikan. Sehingga semua tenaga kesehatan

yang pendidikan diploma tiga atau profesi ketika bekerja telah lulus uji kompetensi

kompetensi yang diadakan oleh lembaga pendidikan dan bekerjasama dengan

lembaga profesi. Sebagai bukti lulus kompetensi diterbitkanlah sertifikat kompetensi

oleh perguruan tinggi.

Prosentase tenaga kesehatan yang telah memiliki kompetensi pada tahun 2015

sebesar 77.5 persen dari target sebesar 95 persen

Gambar 2.16 :

Persentase tenaga kesehatan yang telah memiliki kompetensi di Lombok Tengah

tahun 2011-2015

Dalam mempertahankan dan meningkatkan kompetensi tenaga kesehatan, Dinas

Kesehatan kabupaten Lombok Tengan bekerjasama dengan organisasi profesi

melakukan uji kompetensi untuk masing-masing tenaga kesehatan dan melalui

(50)

RENSTRA DINAS KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK TENGAH Page 36

melalui pengiriman pegawai negeri untuk mengikuti ijin atau tugas belajar baik

dalam daerah maupaun di luar daerah

25.Rasio kapasitas rawat inap per penduduk

Meskipun pelayanan kesehatan masyarakat merupakan inti dari puskesmas,

pelayanan kesehatan perseorangan juga menjadi perhatian dari pemerintah. Bagi

daerah yang termasuk Daerah Tertinggal, Perbatasan, Kepulauan (DTPK), Dana

Alokasi Khusus (DAK) digelontorkan dengan tujuan salah satunya adalah peningkatan

puskesmas non rawat inap menjadi puskesmas rawat inap.

Rasio Rawat inap terhadap penduduk di Lombok Tengah tahun 2015 sebesar 1 :

(51)

RENSTRA DINAS KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK TENGAH Page 37

(52)

RENSTRA DINAS KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK TENGAH Page 38

APBD adalah Rencana Pendapatan dan Belanja suatu Daerah (APBD) untuk satu

tahun berjalan (1 periode) yang ditetapkan dengan Peraturan Daerah (Perda). Anggaran

mempunyai beberapa fungsi yang dikelompokan menjadi dua yaitu sebagai fungsi kebijakan

fiskal dan sebagai fungsi manajemen.

Sebagai fungsi kebijakan fiskal, Pertama, anggaran dapat digunakan untuk

menagtur alokasi belanja untuk pengadaan barang-barang dan jasa-jasa publik (public good

and services). Kedua, sebagai alat distribusi yang bertujuan untuk menciptakan pemerataan atau mengurangi kesenjangan antar wilayah, kelas sosial maupun sektoral. Ketiga, sebagai

fungsi stabilisasi, misalnya jika terjadi ketidakseimbangan yang sangat ekstrem maka

pemerintah dapat melakukan intervensi melalui anggaran untuk mengembalikan pada

keadaan normal.

Sebagai fungsi manajemen, Pertama, memberi pedoman bagi pemerintah untuk

melakukan tugas-tugasnya pada periode mendatang. Kedua, anggaran sebagai alat kontrol

masyarakat terhadap kebijakan yang telah dibuat oleh pemerintah. Ketiga, untuk menilai

seberapa jauh pencapaian pemerintah dalam melaksanakan kebijakan dan

program-program yang direncanakan.

Sebagai gambaran, Anggaran Pendapatan Belanja Daerah Kabupaten Lombok

Tengah 5 tahun terakhir sebagai berikut :

(53)

RENSTRA DINAS KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK TENGAH Page 39

Dari gambar diatas Realisasi keuangan pada tahun 2015 mencapai 100 persen, sedangkan

tahun 2014 realisasi 73.2 persen.

2.4 Tantangan dan Peluang Pengembangan Pelayanan SKPD

Keberhasilan rencana strategis Dinas kesehatan Lombok Tengah tidak terlepas dari

lingkungan strategis yang melingkupinya, baik dalam skala nasional maupun

kedaerahan.

1. Analisis Renstra K/L dan SKPD Provinsi NTB

Tabel 2.7

Komparasi Capaian Sasaran Renstra SKPD

terhadap Sasaran Renstra SKPD Provinsi dan Renstra K/L

No Indikator Kinerja

Capaian Sasaran Renstra SKPD Kabupaten/Kota

Sasaran pada Renstra SKPD

Provinsi

Sasaran pada Renstra K/L

(1) (2) (3) (4) (5)

1 Usia Harapan

Hidup 64.45 *) 64.9 *) 70.59 *)

2 Angka Kematian

Bayi 199 (10.32) *)

1.070 (10) ; *)

(57 : SDKI 2012) 19 (2012)

3 Angka Kematian

Ibu Melahirkan 18 (93.36) *)

111 (106) *)

(237 : SDKI 2012) 359 (SDKI 2012)

4 Cakupan Desa UCI 100 86.96 81.82

5 Bayi dengan

Imunisasi lengkap 97.81 88.17 86.9

6

Persalinan oleh tenaga kesehatan

di fasilitas kesehatan

89.46 89.95 88.64

7 Prevalensi Gizi

Kurang 15.5 16.78 13.9

8 Prevalensi Gizi

Buruk 4.96 4.83 5.7

(54)

RENSTRA DINAS KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK TENGAH Page 40

Umur Harapan Hidup

Dalam kurun waktu 2011-2014, Angka Harapan Hidup di Kabupaten Lombok Tengah

menunjukkan peningkatan dari tahun ke tahun. Pada tahun 2011, Angka Harapan Hidup

Lombok Tengah mencapai 63,79 tahun yang berarti anak yang lahir di Lombok Tengah

berpeluang untuk hidup hingga berusia 63 tahun. Angka harapan hidup tersebut terus

meningkat hingga mencapai 64,45 pada tahun 2014. Peningkatan terendah terlihat pada

periode 2013 – 2014 dimana angka harapan hidup hanya meningkat 0,15 poin. Capaian UHH

Lombok Tengah bila dibandingkan dengan UHH provinsi NTB sudah mendekati/sama tetapi

masih jauh bila dibandingkan UHH Nasional.

Gambar 2.18 : Angka Harapan Hidup di Kabupaten Lombok Tengah Tahun 2011-2014

Sumber: Inkesra Lombok Tengah, 2015

Angka Kematian bayi

Indikator angka kematian yang berhubungan dengan anak yakni Angka Kematian Neonatal

(AKN), Angka Kematian Bayi (AKB), dan Angka Kematian Balita (AKABA). Perhatian terhadap

upaya penurunan angka kematian neonatal (0-28 hari) menjadi penting karena kematian

neonatal memberi kontribusi terhadap 59% kematian bayi. Berdasarkan hasil Survei

Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012, secara nasional angka Kematian

Neonatus (AKN) pada tahun 2012 sebesar 19 per 1.000 kelahiran hidup. Angka ini sama

dengan AKN berdasarkan SDKI tahun 72007 dan hanya menurun 1 point dibanding SDKI

(55)

RENSTRA DINAS KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK TENGAH Page 41

Angka kematian bayi di Kabupaten Lombok Tengah dalam kurun waktu 2011-2015

mengalami fluktuasi sebagaimana pada gambar berikut.

Gambar 2.19 : Angka kematian ibu dan bayi dalam kurun waktu 2011-2015

Sumber: Laporan Capaian MDGs Kabupaten Lombok Tengah, 2015

Angka Kematian Ibu

Terdapat beberapa indikator yang digunakan untuk mengukur status kesehatan ibu

pada suatu wilayah, salah satunya yaitu angka kematian ibu (AKI). AKI merupakan salah satu

indikator yang peka terhadap kualitas dan aksesibilitas fasilitas pelayanan kesehatan.

Berdasarkan Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012, AKI (yang

berkaitan dengan kehamilan, persalinan, dan nifas) sebesar 359 per 100.000 kelahiran

hidup.

AKI di Lombok Tengah juga terus mengalami penurunan yang cukup signifikan dari

107 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2012 menjadi 84,68 100.000 kelahiran hidup pada

tahun 2015. Perhatian pemerintah dalam rangka menekan AKI terus menampakkan hasil.

Identifikasi faktor risiko kehamilan sejak dini, dengan semakin meningkatnya kunjungan

antenatal, deteksi dini komplikasi, perencanaan persalinan sampai masa nifas merupakan

faktor penting dalam upaya menekan angka kematian ibu. Dukungan Jaminan persalinan

(56)

RENSTRA DINAS KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK TENGAH Page 42

Adanya ambulan desa juga merupakan salah satu upaya meningkatkan akses

pelayanan kesehatan khususnya kepada Ibu Hamil, untuk mengurangi risiko keterlambatan

penangan saat ibu bersalin.

Gambar 2.20 : Angka Kematian Ibu dari tahun 2011 – 2015 dan Distribusinya

Penyebab utama kematian ibu di Lombok Tengah adalah toksemia 27,8%, infeksi 22,2%,

perdarahan 11,1%, abortus 5,6%, dan sebab lain yang tidak dapat dijelaskan 33,3%.

(57)

RENSTRA DINAS KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK TENGAH Page 43

Universal Child Imunization

Menurut Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 1611/MENKES/SK/XI/2005,

program pengembangan imunisasi mencakup satu kali HB-0, satu kali imunisasi BCG, tiga

kali imunisasi DPT-HB, empat kali imunisasi polio, dan satu kali imunisasi campak. Imunisasi

BCG diberikan pada bayi umur kurang dari tiga bulan; imunisasi polio pada bayi baru lahir,

dan tiga dosis berikutnya diberikan dengan jarak paling cepat empat minggu; imunisasi

DPT-HB pada bayi umur dua bulan, tiga bulan empat bulan dengan interval minimal empat

minggu; dan imunisasi campak paling dini umur sembilan bulan. Seorang anak semestinya

telah mendapatkan semua jenis imunisasi tersebut secara lengkap sampai umur 1 tahun.

Cakupan imunisasi dasar lengkap secara Nasional terus mengalami perbaikan. Hasil

Riskesdas 2013 NTB baru mencapai 75,4%, tidak sebesar seperti yang dilaporkan secara

program, namun terdapat peningkatan yang cukup signifikan. Di Lombok Tengah cakupan

desa dengan Universal Chid Imunization (UCI) sampai tahun 2015 telah mencapai target

yaitu 100%, semua desa telah mencapai UCI. Pengerahan sasaran di Posyandu memegang

peranan penting dalam peningkatan cakupan imunisasi, peran lintas sektor sangat penting

dalam identifikasi dan mobilisasi sasaran imunisasi di posyandu dan menjamin tidak ada

satupun bayi di wilayahnya tidak terimunisasi.

(58)

RENSTRA DINAS KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK TENGAH Page 44

Imunisasi Lengkap

Hasil Riskesdas Tahun 2013 Cakupan anak diimunisasi lengkap secara Nasional

hanya mencapai 59,2%. Sedangkan di Lombok Tengah berdasarkan catatan program

imunisasi rutin telah mencapai 97,12% pada tahun 2015.Demikian halnya dengan cakupan

anak yang diimunisasi campak secara Nasional pada tahun 2013 baru mencapai 82,1% dan

NTB sebesar 90,6%. Sedangkan di Lombok Tengah pada tahun yang sama berdasarkan

catatan program imunisasi rutin telah mencapai 100%. Adanya perbedaan tersebut

memungkinkan terjadi karena adanya perbedaan dalam cara pengambilan data. Walaupun

demikian hasil survei tersebut memberikan kita peringatan bahwa masih adanya

kemungkinan anak yang tidak terimunisasi.

Gambar 2.23 : Cakupan Imunisasi Campak dan sebarannya di Lombok Tengah

Persalinan Oleh Tenaga Kesehatan

Setiap kehamilan dapat menimbulkan risiko kematian ibu. Pemantauan dan

perawatan kesehatan yang memadai selama kehamilan sampai masa nifas sangat penting

untuk kelangsungan hidup ibu dan bayinya. Proses persalinan dihadapkan pada kondisi kritis

(59)

RENSTRA DINAS KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK TENGAH Page 45

dilakukan di fasilitas kesehatan. Penolong persalinan oleh tenaga kesehatan yang kompeten

merupakan salah satu indikator SPM. Tenaga kesehatan yang kompeten sebagai penolong

persalinan (linakes) menurut PWS-KIA adalah dokter spesialis kebidanan dan kandungan,

dokter umum dan bidan. Kementerian Kesehatan menetapkan target 95 persen persalinan

ditolong oleh tenaga kesehatan pada tahun 2015.

Hasil Riskesdas 2013, persalinan di fasilitas kesehatan adalah 70,4% dan masih

terdapat 29,6% di rumah/lainnya. Penolong persalinan oleh tenaga kesehatan yang

kompeten (dokter spesialis, dokter umum dan bidan) mencapai 87,1%. Proporsi persalinan

di fasilitas kesehatan NTB berada diatas rata-rata nasional sekitar 82%.

Gambar 2.24 : Cakupan Persalinan di tolong tenaga kesehatan dan sebarannya di Lombok Tengah tahun 2011 – 2015

Berdasarkan laporan rutin Dinas Kesehatan angka persalinan oleh tenaga kesehatan

di Lombok telah mencapai angka yang cukup menggembirakan walaupun masih fluktuatif

dan cenderung mengalami penurunan yaitu dari 92,9% pada tahun 2011 menjadi 90% pada

tahun 2015.

Dukungan Jaminan Persalinan Universal (JAMPERSAL) kelihatannya cukup sigifikan

(60)

RENSTRA DINAS KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK TENGAH Page 46

Apapun upaya pemerintah dalam meningkatkan pelayanan kepada ibu hamil

termasuk dalam rangka persalinannya tidak akan optimal apabila tidak didukung oleh peran

serta masyarakat, kader, tokoh masyarakat dan keluarga terdekat dari Ibu Hamil.

Perencanaan persalinan sangat penting untuk mewaspadai kemungkinan komplikasi pada

saat persalinan, sehingga resiko kematian ibu dan bayi dapat diminimalisir.

Peningkatan peran serta masyarakat dan keluarga ibu hamil dalam perncanaan

persalinan menunjukan hasil yang menggembirakan dalam 5 tahun terakhir. Hal ini

ditunjukkan oleh trend persalinan oleh tenaga kesehatan terus mengalami peningkatan, dari

78,2% pada tahun 2010 menjadi 89,5 pada tahun 2015. Sementara sebaliknya trend

persalinan oleh dukun terus mengalami penurunan dari 8% pada tahun 2010 menjadi hanya

2,7% pada tahun 2015. Upaya untuk meningkatkan persalinan oleh tenaga kesehatan

terlatih terus ditingkatkan dan menekan sekecil mungkin persalinan tidak aman.

Gizi Kurang dan Buruk

Secara nasional berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar tahu 2013, angka

kekurangan gizi Nasiona mencapai 19,6%. Sedangkan prevalensi kekurangan gizi di NTB

sebesar 25% berada diatas angka nasional dan termasuk dalam kategori dengan Prevalensi

mendekati amat tinggi.

Tabel : status gizi di Lombok Tengah tahun 2015

Indikator / Status Gizi

Status Gizi

BB sgt kurang/sgt pendek/sgt

kurus

BB Kurang/pende

k/kurus

Baik/norma l

Gizi Lebih/gemuk

BB/U 3,55 14,29 81,19 0,98

TB/U 14,89 23,46 61,65 -

BB/TB 2,30 4,83 84,64 8,23

Berdasarkan standar masalah gizi menurut Depkes RI 2009 dikategorikan menjadi

masalah kesehatan yang serius. Besarnya masalah kekurusan (kurus dan sangat kurus) pada

balita yang masih merupakan masalah kesehatan masyarakat adalah jika prevalensi

kekurusan > 5%. Masalah kesehatan masyarakat sudah dianggap serius bila prevalensi

(61)

RENSTRA DINAS KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK TENGAH Page 47

15% (UNHCR). Secara keseluruhan di Kabupaten Lombok Tengah BB/TB balita mencapai

7,32%. Artinya masalah kekurusan pada anak balita di Kabupaten Lombok Tengah

(62)

RENSTRA DINAS KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK TENGAH Page 48

BAB III

ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI

3.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan Dinas Kesehatan.

Pelaksanaan Rencana strategis pada 5 tahun sebelumnya (2011-2015) yang

tergambarkan oleh indicator kinerja sebagian telah mencapai target, namun ada

beberapa yang belum terealisir di akhir tahun 2015, berikut rinciannya permasalahan

dapat dilihat pada table berikut :

Tabel 3.1

Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi SKPD Dinas KesehatanKabupaten Lombok Tengah

AspekKajian Capaian/Kond

isiSaatini

Standar yang Digunak

an

Faktor yang Mempengaruhi

Permasalahan Pelayanan SKPD Internal

1. Gambaran

Pelayanan SKPD

Pada tahun 2015 baru sebagian indikator yang mencapai target. Beberapa indikator yang belum

mencapai target antara lain :

1.Kunjungan

Bumil K4

2.Persalinan

Ditolong Nakes yang memiliki Kompetensi Kebidanan

3.Pelayanan

Nifas

4.Pemberian

SPM 741 pasive care

2) Monitoring

persalinan oleh nakes kurang sarana dan prasarana yang belum memadai/bel um standard,

3) Komitmen

petugas dalam melaksanaka n pelayanan nifas masih kurang.

4) Komitmen

Pemda dalam

1) Kurang

berperannya Toma, Toga, dukungan keluarga, dll

2) Kurangnya

Pembiayaan, Kurang kemitraan Toma, Toga, dukungan keluarga, masih adanya persalinan dukun, dll

3) Lemahnya

Koordinasi

Mutu layanan kesehatan masih belum optimal

Angka

(63)

RENSTRA DINAS KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK TENGAH Page 49

AspekKajian Capaian/Kond

isiSaatini

Standar yang Digunak

an

Faktor yang Mempengaruhi

Permasalahan Pelayanan SKPD Internal

6.Pasien baru TB BTA Positif. 7. Penemuan dan 10) Distribusi Makanan pendampingm asih rendah ; 11) kematian bayi sudah

Pengadaan Logistik MPASI hanya dianggarkan oleh pusat

5) MTBS/MTBM

tidak Sarana dan prasarana

6) Kurangnya

Mikroskopis (Kuantitas dan Kualitas), Kapasitas dan Komitmen Petugas, Sarana dan prasarana kurang memadai.

7) MTBS/MTBM

tidak berjalan, Komitmen petugas

swasta-Pemerintah)

4) Definisi Operasional tentang MPASI hanya produk pabrikan.

5) Kurangnya

dukungan dana dan logistik dari Pusat.

6) Stigma

masyarakat, Komitmen Pemda. PMO, Sistem

Rujukan,

7) Kurangnya

dukungan

(64)

RENSTRA DINAS KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK TENGAH Page 50

AspekKajian Capaian/Kond

isiSaatini

Standar yang Digunak

an

Faktor yang Mempengaruhi

Permasalahan Pelayanan SKPD Internal tetapi masih menjadi masalah karena menjadi faktor utama penghitungan usia harapan hidup

dalam penanganan (Negleted deseases), Sarana dab prasarana,

masih kurang dan belum P3K (pegawai pemerintahde Renstra SKPD Provinsi, Renstra K/L

Sebagian indicator telah mendukungca paian Renstra Provinsi dan Renstra

Kementrian tapi masih ada beberapa indicator yang belum

mendudkungd iantaranya

(65)

RENSTRA DINAS KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK TENGAH Page 51

Tabel 3.2

Identifikasi Isu-Isu Strategis (LingkunganEksternal) SKPD DinasKesehatan

No

IsuStrategis Dinamika

Internasional Dinamika Nasional

Dinamika

Regional/Lokal Lain-lain

(1) (2) (3) (4) (5)

1 Pemberlakuan MEA

tahun 2017

Akreditasi sarana FKTP STR

2 SDG’s Diberlakukan

undang-undang No. 36 tahun 2014 tentangTenaga Kesehatan

Adanya regulasi tingkat provinsi tentang kesehatan (Generasi Emas NTB), AKINO, ABSANO, Kebijakan ASHAR (Aksi seribu hari kehidupan), Lemper Madu (Lembaga pemberdayaan Masyarakat terpadu)

3 Pergerakan

manusia antar negara yang diiringi perubahan iklim global akhir-akhir ini juga berimbas pada kualitas lingkungan hidup, dan erkembangnya penyakit baru dan lama potensial

wabah (new

emerging deseases & Re emerging deseases)

Permenkes No 21 Tahun 2013 tentang

penanggulangan HIV AIDs (Bab 1 pasal 3 mengurangi diskriminasi) ODHA

Surveilans

epidemiologi dan Kebijakan Bupati tentang

Gambar

Gambar 2.1 :
Gambar 2.2 :
Gambar 2.3 :
Gambar  2.4 :
+7

Referensi

Dokumen terkait

Setelah menghentikan pemakaian Kokain atau setelah intoksikasi akut terjadi depresi pascaintoksikasi ( crash ) yang ditandai dengan disforia, anhedonia, kecemasan,

Untuk menjelaskan mengenai dinamika pergerakan Front Polisario di Sahara Barat, penulis menggunakan kerangka pemikiran yang relevan dengan permasalahan yang

Penelitian ini bertujuan mempelajari pengaruh dari jenis pereaksi, waktu dan nisbah mol pereaksi untuk hidroksilasi melalui metanol pada proses pembuatan poliol dari minyak

Penyebab utama dari rasa nyeri atau pegal di bahu (Gambar 2), dikarenakan posisi statis yang dialami pengrajin saat memproduksi keset, serta kondisi kursi dan meja yang tidak

Berdasarkan rendemen pulp, konsumsi alkali, dan bilangan kappa, maka pulp batang pisang yang dihasilkan dari proses semikimia pada konsentrasi alkali 4% lebih layak teknis

Bahasa Indonesia yang baik dan benar digunakan dengan efisien dan menarik dalam keseluruhan penulisan Bahasa Indonesia yang baik dan benar digunakan dengan

Untuk tujuan legal dan peraturannya, maka limbah radioaktif dapat didefinisikan sebagai suatu bahan yang mengandung, atau terkontaminasi dengan, radionuklida yang

(2013) yang menyimpulkan bahwa Pengungkapan Corporate Governance memiliki hasil signifikan terhadap kinerja perbankan di Nigeria, namun dalam penelitian ini mereka