ii
ABSTRAK
Acne merupakan penyakit kulit yang sering terjadi pada hampir 85% masyarakat berumur 12-24 tahun, pada kondisi ketika sedang terjadi perubahan maksimum psikologis, sosial, dan fisik. Walaupun acne merupakan masalah yang banyak terjadi di masyarakat terutama pada remaja, data epidemiologi yang ada masih sangat terbatas.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor risiko yang dapat menyebabkan kejadian acne vulgaris pada remaja siswa/i beberapa SMA di Kecamatan Medan Baru, Kota Medan. Penelitian cross-sectional dilakukan terhadap 100 responden yang dipilih secara probability proportional to size untuk melihat hubungan antara acne dan faktor risiko. Analisis data menggunakan regresi logistik.
Dari 100 responden, didapatkan 72% mengalami acne vulgaris, sedangkan 28% tidak mengalami acne. Hasil analisis multivariat menunjukkan hanya riwayat keluarga, khususnya orang tua, yang menunjukkan hubungan yang signifikan dengan kejadian acne vulgaris pada responden (p<0,05). Sedangkan, pada variabel jenis kelamin, kekerapan mengkonsumsi coklat, status perokok pasif, kuantitas tidur, dan frekuensi mencuci wajah menunjukkan tidak adanya hubungan yang signifikan dengan kejadian acne vulgaris (p>0,05). Sehingga, dapat disimpulkan dari penelitian ini bahwa riwayat keluarga merupakan faktor risiko yang paling berpengaruh terhadap kejadian acne vulgaris serta dapat dijadikan salah satu kriteria diagnosis acne vulgaris.
Kata kunci : Faktor Risiko, Acne Vulgaris, Riwayat Keluarga
iii
ABSTRACT
Acne is a skin disease that usually occurs in almost 85% in the community aged 12-24 years old, a condition when there was maximum changes in psychology, social, and physic. Although acne is a problem that often occurs in the community especially in adolescences, epidemiology data of acne is still limited.
A cross-sectionals was done to determine risk factors that affect the prevalence of acne vulgaris in adolescences among 100 students of several high schools. The samples was taken using probability proportional to size technique then followed by systematic sampling technique. The data was analysed by using logistic regression test.
Out of 100 respondents, 72% suffered from acne vulgaris, whereas 28% were not. The result of multivariate analysis showed that only family history, especially parents, that showed significant relationship with acne vulgaris (p<0,05). Whereas, other variables, such as gender, frequency of consuming chocolate, state of passive smoker, quantity of sleeping, and frequency of face washing showed no significant relationship with acne vulgaris (p>0,05). Based on these results, it can be concluded that family history is the most influential risk factor towards acne vulgaris and may be used as one of the diagnosis criteria for acne vulgaris.