• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH STATUS EKONOMI ORANG TUA TERHAD

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PENGARUH STATUS EKONOMI ORANG TUA TERHAD"

Copied!
156
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH STATUS EKONOMI ORANG TUA TERHADAP MOTIVASI

BELAJAR SISWA SMP MUHAMMADIYAH 1 JOMBANG

SKRIPSI

MUHAMMAD BANGUN QIAN SANTANG 12040564059

UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN HUKUM

JURUSAN ILMU SOSIAL

PRODI S1 SOSIOLOGI

(2)

PENGARUH STATUS EKONOMI ORANG TUA TERHADAP MOTIVASI

BELAJAR SISWA

SMP MUHAMMADIYAH 1 JOMBANG

SKRIPSI

Diajukan kepada Universitas Negeri Surabaya

Untuk memenuhi persyaratan penyelesaian

Program Sarjana Sosial

Oleh

MUHAMMAD BANGUN QIAN SANTANG

12040564059

UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN HUKUM

JURUSAN ILMU SOSIAL

PROGRAM STUDI S1 SOSIOLOGI

(3)

HALAMAN PERSETUJUAN

Skripsi Oleh : Muhammad Bangun Qian Santang

NIM : 12040564059

Judul : Pengaruh Status Ekonomi Orang Tua Terhadap Motivasi Belajar Siswa SMP Muhammadiyah 1 Jombang

Surabaya, 12 Juli 2016

Pembimbing,

Dr.Ari Wahyudi, M.Si

(4)

HALAMAN PENGESAHAN

Skripsi oleh : Muhammad Bangun Qian Santang

NIM : 12040564059

Judul : Pengaruh Status Ekonomi Orang Tua Terhadap Motivasi Belajar Siswa SMP Muhammadiyah 1 Jombang ini telah dipertahankan di hadapan dewan penguji pada tanggal 03 Mei 2016.

Dewan Penguji, Tanda Tangan Tanggal Selesai

Revisi

Penguji I

Dr.Sugeng Harianto, M.Si

NIP 196403211993021001

Penguji II

Drs.FX Sri Sadewo, M.Si

NIP 196505151990021001

Penguji III (Dosen Pembimbing)

Dr.Ari Wahyudi, M.Si

NIP 196505101989031004

Mengesahkan, Mengetahui,

Dekan FISH UNESA Ketua Jurusan Ilmu Sosial

(5)

NIP 196808081993032002 NIP 196403211993021001

SURAT PERNYATAAN KEORISINILAN SKRIPSI

Yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : Muhammad Bangun Q.S

Tempat, Tanggal lahir : Jombang, 22 Februari 1994

NIM : 12040564059

Program studi / angkatan : S1. Sosiologi / 2012

Alamat : Perumtas III Blok M7 No.36, Kepuh Kemiri, Tulangan, Sidoarjo, Jawa

Timur

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa:

1. skripsi yang diujikan ini benar-benar hasil kerja saya sendiri (bukan hasil jiplakan baik sebagian maupun keseluruhan),

2. apabila di kemudian hari terbukti bahwa skripsi ini hasil jiplakan, maka saya akan menaggung resiko sesuai kaidah dan norma-norma akademik, serta saksi hukum lainnya oleh Jurusan Pendidikan Sejarah Program Studi Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Surabaya

Demikian surat pernyataan yang saya buat dengan sebenar-benarnya.

(6)

HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN

HIDUP ITU ADALAH MASALAH, JADI KITA DI HIDUPKAN OLEH ALLAH SWT

UNTUK MENYELESAIKAN MASALAH TERSEBUT.

TIDAK ADA KATA TAK MAMPU, SUSAH, TAK PUNYA, MISKIN, DAN TAK BISA. KARENA SEMUA ITU ADALAH BUDAYA YANG MENDARAH DAGING

PADA SEJAK MANUSIA DILAHIRKAN NAMUN JIKA KALIAN BERBICARA PADA DIRI KALIAN

“ YOU THINK CAN, YOU CAN ”

DONE ALL PROBLEMS IN YOURSELF

AKU ADALAH AKU, AKU ADA KARENA AKU BERFIKIR DAN TUJUAN AKU HIDUP ADALAH UNTUK MEMBUAT DAN MELIHAT KALIAN SEMUA

TERSENYUM BAHAGIA, KARENA ITU AKU ADA UNTUK KALIAN.

( NATHANOLOGI )

HARUS SELALU KONSISTEN DALAM MENEKUNI SUATU DISIPLIN ILMU YANG ANDA PELAJARI, KARENA DENGAN KONSISTEN, ANDA BISA SEPERTI

SAYA

( B, J HABIBIE )

(7)

DENGAN LOGIKA KITA KARENA KETIKA KITA BERFIKIR MAKA KITA DIANGGAP ADA

MANUSIA ADALAH TEKS JADI KITA BERUSAHA MENJADIKAN DIRI KITASEBAGAI SUBJEK ATAU OBYEK

UNTUK MENUNJUKKAN ESSENSI DAN EKSISTENSI DIRI KITA

( NATHANOLOGI )

Skripsi yang masih belum maksimal dan banyak kekurangan ini ku dedikasikan untuk

 Almarhum Bapak ( H.M.Arie Haryono ) yang selalu mendidik anak – anaknya untuk jadi terbaik supaya mendapatkan kehidupan yang lebih baik dan bermanfaat untuk yang lain, untuk Bundaku ( Sutifah ) yang selalu aku susahkan dan sering ku buat khawatir dengan kebandelanku, orang yang selalu ada disampingku, orang yang sudah mengajarkan aku apa

itu kehidupan dan orang yang terbaik dan tak akan ada penggantinya dalam hidupku sampai matiku. Aku akan baik-baik saja, panjenengan berdua tidak perlu terlalu khawatir,

tolong selalu doakan yang terbaik untukku, untuk adek tercintaku ( Nur Surya Arie Farum Quzang ) yang selalu menjadi adek terbaikku, menjadi semangat hidupku, yang menjadikanku untuk menjadi pecontoh baik dan yang selalu ada untu aku, dan keluarga –

keluarga yang selalu mendo’akan ku yang terbaik dan semoga aku dapat membahagiakan kalian semua dalam sisa umurku ini,

 Teman hidupku, Aulia Amanda Fikasara, sosok wanita yang diciptakan hanya untuk aku dan aku untuk Aulia, wanita yang selalu ada disampingku, kuat untuk membimbingku dan memberikanku motivasi untu menjalin sebuah hubungan yang serius hingga maut

yang memisahkan kita. semoga ini menjadi awal menuju kemudahan hubungan kita. Terima kasih untuk semuanya, semoga kisah kita akan berlanjut sampai seterusnya, aku

tahu, ini semua butuh proses dan Alhamdulillah kita berhasil menikmati dan melewatinya bersama,

(8)

Surya Pranata terima kasih atas pertemanan kita yang mungkin baru 2 tahun namun kamu bisa membuat saya tersenyum di rumah dengan canda tawa kita dan main PS, untuk

Adhani A.P, Nugroho Rizal Pamungkas, Mbak Fitri, Pak Nanang, Abah Parkiran, madam jahara ( Deni Satrio Aji ), SAMPAI MATI JADI SAHABAT,

 Teman-temanku Fagetologi ( Sosiologi 2012 ), terima kasih untuk cerita-cerita selama 4 tahun di prodi kita tercinta. Ada banyak kekuranganku sebagai teman, kawan atau sahabat tapi memori ini tak akan aku lupakan,

 Dosen-dosenku di Program Studi Sosiologi, terima kasih atas seluruh ilmu dan kemudahan-kemudahan yang sudah panjenengan sekalian berikan serta terima kasih untuk pengalaman di lapangan yang cukup banyak. Sebagai seorang Sosiolog, tidak cukup

di balik meja tetapi juga di lapangan. Sosiolog harus kuat dan peka,

 Teman-temanku semua, keluarga besar Jurusan Administrasi Publik UNESA, teman – teman Fungsionaris BEM FAKULTAS ILMU SOSIAL 2014/2015, kelompok 15 KKN Kalipadang, dan semuanya yang sudah memberikan dukungan, tidak bisa ku sebutkan semua namanya, tidak ada cerita yang lengkap tanpa kalian.

Allah memberikan banyak kisah selama 22 tahun ini, ada yang mudah, ada yang sulit. Semua

(9)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi dengan judul

“Pengaruh Status Ekonomi Orang Tua Terhadap Motivasi Belajar Siswa SMP Muhammadiyah 1 Jombang” dengan baik.

Penulis menyadari bahwa tersusunnya skripsi dalam penelitian ini tidak berarti

mutlak hasil pemikiran penulis sendiri, tapi terdapat peran serta dari berbagai pihak dalam membantu penyusunan skripsi penelitian ini. Maka sewajarnya dalam

kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Prof. Dr. Warsono, M.S, Selaku Rektor Universitas Negeri Surabaya

2. Prof. Dr. Sarmini, M.Hum, selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial yang telah memberikan ijin kepada penulis untuk melakukan pengambilan data dan

menyelesaikan skripsi ini sesuai batas waktu yang telah ditentukan,

3. Dr. Sugeng Harianto, M.Si, selaku Ketua Jurusan Ilmu Sosial yang telah

mempermudah penulis dalam administrasi akademik sehingga skripsi ini dapat

diselesaikan tepat waktu,

4. Dr. Sugeng Harianto, M.Si selaku Ketua Program Studi Sosiologi yang

mempermudah penulis untuk menyelesaikan penelitian dalam skripsi ini,

5. Dr. Arie Wahyudi, M.Si, selaku Dosen Pembimbing, yang selalu membimbing

penulis, memberikan masukan, dan memberikan kemudahan dalam setiap prosesnya mulai dari penyusunan proposal hingga revisi skripsi,

6. Kepala Sekolah SMP Muhammadiyah 1 Jombang, Staf dan Bapak / Ibu Guru dan

teman – teman jombang yang membantu selesainya penelitian di SMP Muhammadiyah 1 Jombang,

7. Para Orang Tua dan Siswa – Siswi kelas VII sampai IX SMP Muhammadiyah 1 Jombang yang sudah rela meluangkan waktu untuk mengisi angket penelitian ini

(10)

8. Kedua Orang Tua, Adek, dan Seluruh Keluargaku yang senantiasa berdoa untuk

kesuksesan dan keberhasilan, serta memberikan dukungan baik dari materiil maupun moriil kepada penulis,

9. Teman Hidupku “Aulia Amanda Fikasara beserta Keluarganya” yang selalu

berdoa dan menguatkan semangat penulis untuk menyelesaikan skripsi dengan tepat waktu,

10. semua pihak yang turut memberikan dukungan dan bantuan yang tidak dapat

disebutkan satu per satu.

Penulis pun mengetahui kekurangan pada penulisan skripsi ini. Penulis berharap adanya kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan skripsi ini. Atas

perhatian pembaca, penulis sampaikan terima kasih.

Surabaya, 12 Juli 2016

(11)

ABSTRAK

PENGARUH STATUS EKONOMI ORANG TUA TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA SMP MUHAMMADIYAH 1 JOMBANG

Nama : Muhammad Bangun Qian Santang

NIM : 12040564059

Program Studi : S1 Sosiologi Jurusan : Ilmu Sosial

Fakultas : Ilmu Sosial dan Hukum Nama Lembaga : Univesitas Negeri Surabaya Dosen Pembimbing : Dr. Ari Wahyudi, M.Si

Pendidikan di Indonesia pada saat ini adalah salah satu cara untuk membangun negara ini. Dimana pada saat ini pendidikan sudah diwajibkan untuk seluruh warga negara inidonesia dan sesuai dengan UU RI No.20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional. Namun dalam realita masih banyak anak – anak warga Indonesia tidak mengenyam bangku pendidikan dikarenakan status ekonomi orang tua. Status ekonomi orang tua terdapat tiga tingkat yaitu: tinggi, sedang, dan rendah yang sudah ditentukan oleh pihak BPS dilihat dari keluarga tersebut bisa memenuhi kebutuhan pangan, sandang, dan papan pada setiap hari. Status ekonomi orang tua ini sangat berperan penting untuk menunjang motivasi belajar siswa agar dapat merasakan pendidikan di Indonesia. Tujuan penelitian ini adalah memperoleh diskripsi tentang (1) keadaan status sosial ekonomi orang tua siswa SMP Muhammadiyah 1 Jombang, ( 2 ) motivasi belajar siswa, mengetahui ada pengaruh dan seberapa besar pengaruh status ekonomi orang tua terhadap morivasi belajar siswa SMP Muhammadiyah 1 Jombang.

(12)

Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa status ekonomi orang tua siswa SMP Muhammadiyah tergolong rendah yaitu 190 orang atau 47,3% dengan nilai rata – rata yaitu: 34,2. Motivasi belajar siswa SMP Muhammadiyah 1 Jombang tergolong dalam kriteria sedang yaitu 238 orang atau 59,2% dari 402 sampel dengan nilai rata – rata 49,6. Dan nilai dari korelasi yang menggunakan uji korelasi product moment adalah r = 0,027 dan tabel r dengan sampel 402 pada taraf signifikan 5% = 0,098 dan taraf signifikan 1% = 0,128.

Hasil dari perhitungan tersebut Ho diterima. Penelitihan korelasional, jika hasil hitung tidak 0 ( Nol ), maka dapat dinyatakan masih ada korelasi antara variabel X ( status ekonomi orang tua ) dengan variabel Y ( motivasi belajar siswa ) meskipun bersifat lemah.

(13)

ABSTRACT

STATUS OF ECONOMIC EFFECT ON MOTIVATION PARENT STUDENT

LEARNING SMP MUHAMMADIYAH 1 JOMBANG

Name : Muhammad Bangun Qian Santang

NIM : 12040564059

Study Program : S1 Sociology

Majors : History Education

Faculty : Social Science

Institute name : Surabaya State University

Counsellor : Dr. Ari Wahyudi, M.Si

Education in Indonesia at this time is one way to build this country. At this point where education is already required for all citizens inidonesia and in accordance with

Republic Act No.20 of 2003 on the national education system. But in reality there are still

many children - citizens of Indonesian children do not get an education bench due to the economic status of parents. Economic status of parents, there are three levels, namely:

high, medium, and low set by the BPS views of the family can meet the needs of food, clothing, and shelter on a daily basis. Economic status of parents is very important role

to support the students' motivation in order to feel the education in Indonesia. The purpose of this study was to obtain descriptions of (1) the state of socio-economic status

of parents of students of SMP Muhammadiyah 1 Jombang, (2) student motivation, knowing there was an effect and how much influence the economic status of parents of

students learning morivasi SMP Muhammadiyah 1 Jombang.

This study uses a quantitative approach to the subject of research students of SMP

Muhammadiyah 1 Jombang by the number of students as many as 402 children,

(14)

interviews and distributing questionnaires to students and parents of students of SMP

Muhammadiyah 1 Jombang and after getting the data will be managed using a product moment correlation test.

Results from the study showed that the economic status of parents of SMP

Muhammadiyah relatively low at 190 people or 47.3% by value - average ie: 34.2. Student motivation SMP Muhammadiyah 1 Jombang classified under the criteria being that is 238 people or 59.2% of 402 samples with value - average 49.6. And the value of correlation

using product moment correlation test was r = 0.027 and r table with 402 samples on a

significance level of 5% = 0.098 and significant level of 1% = 0.128.

The results of these calculations Ho accepted. Correlational researches, if the results

do not count 0 (Zero), it can be stated is no correlation between the variables X (economic status of parents) with a variable Y (the students' motivation), though this is weak

(15)

DAFTAR ISI

Halaman

Halaman Judul ... ... i

Halaman Persetujuan ... ... ii

Halaman Pengesahan ... ... iii

Surat Keorisinilan Skripsi ... ... iv

Halaman Persembahan ... ... v

Kata Pengantar ... ... viii

Abstrak ... ... x

Abstract ... ...xii

Daftar Isi ... ... xiv

Daftar Gambar ... ...xvi

Daftar Tabel ... ...xvii

Daftar Lampiran ... ...xviii

BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah ... 1

2. Rumusan Masalah ... 7

3. Tujuan Penelitian ... 7

4. Manfaat Penelitian ... 8

BAB II KAJIAN TEORI 1. Teori Stratifikasi ... 11

(16)

3. Hipotesis... 29

BAB III METODE PENELITIAN 1. Sifat Penelitian ... 37

2. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 38

3. Definisi Operasional ... 39

4. Subyek Penelitihan ... 42

5. Teknik Pengumpulan Data... 42

6. Teknik Analisis Data ... 43

BAB IV DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN 1. Kondisi Wilayah Penelitian... 47

BAB V TEMUAN DATA dan Pembahasan 1. Temuan Data... 55

2. Analisis Data a. Analisis Deskripsi... 67

b. Analisis Statistik... 71

3. Pembahasan... 82

BAB VI PENUTUP 1. Kesimpulan ... 89

2. Saran ... 91

3. Penutup... 92

DAFTAR PUSTAKA

(17)

DAFTAR GAMBAR

Gambar. 1.Pendidikan Orang Tuan Laki – laki Siswa SMP Muhammadiyah 1 Jombang ... 55

Gambar. 2.Pendidikan Orang Tua Perempuan Siswa SMP Muhammadiyah 1 Jombang ... 56

Gambar. 3.Jenis Pekerjaan Orang Tua Laki – laki Siwa SMP Muhammadiyah 1 Jombang

... 57

Gambar. 4.Jenis Pekerjaan Orang Tua Perempuan Siswa SMP Muhammadiyah 1 Jombang ... 59

Gambar. 5.Penghasilan Rata – rata Orang Tua Laki – laki Siswa SMP Muhammadiyah 1 Jombang ... 61

Gambar. 6.Penghasilan Rata – rata Orang Tua Perempuan Siswa SMP Muhammadiyah

1 Jombang ... 62

Gambar. 7.Jumlah Anggota Keluarga Siswa SMP Muhammadiyah 1 Jombang ... 63

(18)

Gambar. 9.Pemberian Fasilitas Terhadap Siswa SMP Muhammadiyah 1 Jombang

... 66

Gambar. 10.Diagram Status Ekonomi Orang Tua Siswa SMP Muhammadiyah 1

Jombang ... 69

Gambar. 11.Diagram Motivasi Belajar Siswa SMP Muhammadiyah 1 Jombang

(19)

DAFTAR TABEL

Tabel 1.Daftar Distribrusi Frekuensi Status Ekonomi Orang Tua Siswa SMP Muhammadiyah 1 Jombang ... 68

(20)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Responden Variabel X

Lampiran 2. Responden Variabel Y

Lampiran 3. Responden Tebel Pengolahan Data

Lampiran 4. Diagram Tingkat Pendidikan Orang Tua Laki – laki

Lampiran 5. Diagram Tingkat Pendidikan Orang Tua Perempuan

Lampiran 6. Diagram Pekerjaan Orang Tua Laki – laki

Lampiran 7. Diagram Pekerjaan Orang Tua Perempuan

Lampiran 8. Diagram Penghasilan orang Tua

Lampiran 9. Diagram Status Kepemilikan Tempat Tinggal

(21)

Lampiran 11. Diagram Pendukung Proses Pendidikan Siswa

Lampiran 12. Diagram Pemberian Fasilitas belajar Siswa

Lampiran 13. Diagram Variabel X

Lampiran 14. Diagram Variabel Y

Lampiran 15. Tabel Uji r

Lampiran 16. Koeisioner Variabel X

Lampiran 17. Koeisioner Variabel Y

(22)

BAB 1

PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang

Indonesia adalah Negara yang sangat kaya akan potensi Sumber Daya Alam (SDA) maupun Sumber Daya Manusia (SDM). Dilihat dari letak Indonesia yang sangat strategis, yang seharusnya bisa dijadikan modal bangsa ini untuk maju dan sejahtera. Namun saat indonesia belum sepenuhnya menjadi negra maju yang besar kemandiriannya, baik dalam bidang ekonomi, bidang keamanan, maupun politik.

Kondisi reformasi pada saat 1998 masih terasa pada saat ini, dimana masih banyaknya pengangguran dan kemiskinan, sehingga membuat rakyat bangsa Negara Indonesia susah memenuhi kebutuhan pokok, sandang, pangan dalam kehidupan sehari – hari1. Bahkan sering kita lihat dalam kurun sehari banyak media massa yang memberitakan akan terpuruknya perekonomian bangsa Indonesia ini, dimana rata – rata angka kemiskinan di Indonesia setiap tahun meningkat. Hal itu dibuktikan dalam media masa yang menerangkan bahwa angka kemiskinan Indonesia secara rutin dirilis oleh badan pusat statistic ( BPS ), dan data yang terakhir diambil pada bulan September 2014 lalu ada 27,73 juta jiwa yang berarti sekitar 10,96% penduduk Indonesia secara keseluruhan2, dimana pada tahun 2013 kemiskinan di Indonesia mencapai 8,38%.

Oleh karena itu bangsa ini dibilang krisis akan perekonomiannya, hal ini membuat mereka sulit untuk memenuhi kebutuhan sehari – hari, seperti sandang pangan, kesehatan serta pendidikan. Hal ini terasa sangat berat dan beban untuk generasi bangsa Indonesia selanjutnya, dimana banyak dari keluarga mereka yang terbelakang dan tergolong miskin membuat para generasi bangsa ini

1 Suharyadi dkk, Kewirausahaan, membangun usaha sukses sejak usia muda, Jakarta: salemba empat, 2008, hlm v.

(23)

gantung sepatu dan buku, bagi mereka yang mampu bertahan terpaksa harus bekerja dan bersekolah untuk memenuhi kehidupan sehari – hari dalam keluarga dan biaya pendidikan yang mereka tempuh.

Bangsa indonesia membutuhkan manusia – manusia yang mempunyai kompetensi dan komitmen yang baik untuk membangun bangsa indonesia. Salah satu cara untuk membentuk karakter, dan menumbuhkan kompetensi dan komitmen dalam setiap warga indonesia adalah melalui pendidikan. Pendidikan merupakan rekayasa modal sosial yang paling efektif untuk menyiapkan masa depan warna dan bangsa negara indonesia, bisa dikatakan bahwasannya pendidikan adalah sebuah mobilitas untuk menjadikan perubahan yang kompetentif dalam masyarakat indonesia.

Pada dasarnya pendidikan adalah cara atau alat untuk menumbuhkembangkan potensi – potensi para pelajar indonesia atau pemuda generasi penerus bangsa dengan cara lembaga – lembaga pendidikan mampu mendorong dan menfasilitasi lingkungan pendidikan sebagai alat untuk berkembangnya peserta didik. Secara detai dijelaskan dalam Undang – Undang RI No. 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional pada Bab 1 ( I ) menjelaskan bahwa:

 Pendidikan didefinisikan sebagai usaha sadar dan tercerna untuk mewujudkan

suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik mengembangkan potensi

dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,

kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya,

masyarakat, bangsa dan negara3.

Pendidikan yang sudah diatur dalam perundang – undangan di UU RI No.23 tahun 2003, tanpa disadari menegaskan bahwa sesunggunya setiap pendidikan atau peserta didik dalam instansi

(24)

pendidikan mendapatkan biaya dari pemerintah langsung dan secara tidak langsung seluruh instansi pendidikan dan anak didik atau peserta didik harus merasakan fasilitas – fasilitas yang dijadikan sebagai acuan atau alat untuk kemajuan pendidikan di indonesia.

Kementrian pendidikan dan kebudayaan menyelenggarakan pendidikan, meliputi ketersediaan layanan pendidikan yang bermutu, terjangkau dan dapat dinikmati oleh seluruh lapisan masyarakat tanpa diskriminasi. Pembagunan kebudayaan diselenggarakan dalam rangka peningkatan sosial budaya dan kehidupan beragama yang terkait erat dengan pengembangan kualitas hidup tercapainya suasana kehidupan masyarakat indonesia yang berakhlak mulia, bermoral, beretika, berbudaya dan beradab secara harmonis dalam kehidupan yang sejalan dengan nilai – nilai kebangsaan.

Rencana pembanguan pendidikan II ( 2010 – 2014 ) dengan fokus pada penguatan pelayanan telah memasuki tahun kelima atau tahun terakhir pada periode renstra 2010 – 2014. Beberapa capaian kinerja yang telah dihasilkan sampai dengan tahun 2014 antara lain seperti APK PAUD Kemendikbud mencapai 68.10%, APM SD/SDLB/Paket A mencapai 84.11%, APK SMP/SMPLB/Paket B mencapai 74.24%, APK SMA/SMALB/Paket C 71.6%, APK PT dan PTA mencapai 29.15%, menurunkan presetase penduduk tuna aksara menjadi sebesar 3.76% dan masih banyak lagi.

(25)

Rp. 2.338.034.530, 2. Untuk APM dan APK SD/SDLB/Paket A, SMP/SMPLB/Paket Bsebesar Rp. 16.238.814.870, 3. Untuk APK dan APM SMA/SMALB/Paket C sebesar Rp. 14.881.960.000. Dilihat dari data diatas banyak pagu anggaran yang turun dari pemerintah untuk produktivitas pendidikan di tingkat dasar dan menegah, di tingkat menengah pemerintah melakukan upaya untuk meningkatkan APK di SMP dengan melalui pembangunan USB (Unit Sekolah Baru) SMP sebanyak 147 unit, pembangunan Ruang Kelas Baru ( RKB ) SMP sebanyak 1.677 ruang, Rehabilitasi ruang belajar SMP sebanyak 2.832 ruang, Layanan SMP terbuka di 1.532 sekolah, Pemberian Beasiswa Siswa Miskin sebanyak 2.673.404 siswa.

Dari semua pagu anggaran pemerintah untuk Sekolah Menengah Pertama di Indonesia bisa dibilang menguras APBN negara ini, namun semua itu ditujukan untuk kemajuan, produktivitas pendidikan di indonesia. Namun semua itu masih belum berjalan dengan lancar atau sesuai dengan program – program kemendikbun, fakta yang ada bahwasannya presentase peserta didik SMP/SMPLB yang putus sekolah masih banyak, dimana pada tahun 2014 terdapat 1,42% yang dtargetkan oleh kemendibud namun hanya 1% yang tertarget. Jumlah siswa SMP/SMPLB pada tahun 2014 sebanyak 9.987.510 siswa, sedangkan peserta didik yang putus sekolah sebesar 137.436 siswa. Masih tinggi angka putus sekolah ini disebabkan faktor sosial dan budaya masyarakat, seperti adanya siswa SMP yang tidak mau menyelesaikan sekolahnya dengan alasan bekerja untuk membantu perekonomian orang tua meskipun pemerintah telah menyediakan beberapa program untuk meningkatkan partisipasi sekolah antara lain: Program Bantuan Operasional Sekolah (BOS), Bantuan Siswa Miskin ( BSM ), Program Paket B, dan Program SMP Terbuka dan Program Afirmasi untuk daerah khusus4.

(26)

Dalam konsep dan pelaksanaan pendidikan dikenal komponen komponen pendidikan seperti, pendidik, peeserta didik, kurikulum, proses belajar-mengajar, dan sarana-prasarana. Dari beberapa komponen pendidikan tersebut yang menarik adalah pada proses pembelajaran. Karena dalam komponen ini terjadi interaksi timbal balik antar individu, yaitu antara guru dan murid. Selain itu proses pembelajaran menjadi faktor penentu terserap atau tidaknya ilmu pengetahuan yang diajarkan.

Dalam proses pembelajaran factor motivasi anak dalam belajar menjadi tantangan tersendiri yang harus dihadapi dan diselesaikan oleh seorang guru. Selain bertugas untuk menyampakan materi pelajaran, guru juga berkewajiban untuk membankitkan motivasi belajar siswa.

Motivasi belajar merupakan kekuatan mental yang mendorong terjadinya proses belajar. Motivasi belajar pada diri siswa dapat menjadi lemah. Lemahnya motivasi, atau tiadanya motovasi belajar akan melemahkan prestasi.pada siswa5. Unsur-unsur yang mempengaruhi motivasi belajar antara lain; cita-cita atau aspirasi siswa, kemampuan siswa, kondisi siswa, kondisi lingkungan siswa, unsure-unsur dinamis dalam belajar dan pembelajaran, dan upaya guru dalam membelajarkan siswa6.

Salah satu unsur yang mempengaruhi motivasi belajar di atas yaitu kondisi lingkungan siswa. Kondisi lingkungan siswa ini termasuk kondisi ekonomi orang tua. Kondisi ekonomi orang tua sangat berpengaruh terhadap motivasi belajar siswa, baik positif maupun negatif.

Status ekonomi adalah dimana individu, kelompok, organisasi dan masyarakat berada dalam rana tertentu di skala ekonomi. Rana tersebut terbagi menjadi 3 tingkatan/strata, diantara lain: status ekonomi tinggi, menengah dan rendah. Strata status ekonomi bisa di dapatkan dari mereka melakukan

(27)

kerja keras agar mereka mendapatkan ekonomi yang lebih dari standart yang di tetapkan oleh BPS, sehingga mereka berada di strata atas dalam status ekonominya.

Status ekonomi yang rendah adalah mereka yang pendapatannya dibawah garis ketentuan yang ditentukan BPS, namun tidak hanya dilihat dari pendapatan melainkan dari segi pekerjaan, memenuhi kebutuhan pangan, sandang, dan papan untuk mengetahui bahwa keluarga tersebut berada di status ekonomi rendah. Sedangkan status ekonomi menegah adalah dimana keluarga tersebut memiliki pendapatan yang pas untuk memenuhi kebutuhan sandang dan pangan, dimana pendapatan mereka tidak kurang dari standart yang diberikan oleh BPS sebagai acuan utuk penggolongan status ekonomi dikalangan masyarakat indonesia. Sedangkan status ekonomi tinggi adalah dimana individu, masyarakat, dan kelompok sudah melebihi kriteria yang ada di BPS tentang standart ekonomi,serta mereka dilebel sebagai masyarakat modern atau kaum kaya.

Status ekonomi orang tua sangat berperan penting untuk menunjang motivasi belajar siswa, hal itu karena orang tua adalah salah satu pendorong eksternal untuk keberhasilan seorang siswa dalam belajar. Sebagai contoh, dimana siswa membutuhkan fasilitas yang memadai atau harus melakukan extra belajar diluar sekolah dan ketika itu orang tua berada di status ekonomi rendah maka orang tua tidak bisa memenuhi kebutuhan sekolah anaknya, yang ditakutkan anak tersebut tidak bersemangat untuk bersekolah atau tidak memiliki motivasi dalam kegiatan belajar mengajar.

(28)

1.2Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang ditulis diatas, maka rumusan masalah dalam penelitihan ini adalah:

1. Bagaimana Kondisi Status Ekonomi Orang Tua Siswa SMP Muhammadiyah 1 Jombang?

2. Bagaimana Kondisi Motivasi Belajar Siswa SMP Muhammadiyah 1 Jombang? 3. Adakah Pengaruh Status Ekonomi Orang Tua terhadap Motivasi Belajar Siswa

SMP Muhammadiyah 1 Jombang?

4. Seberapa Besar Pengaruh Status Ekonomi Orang Tua terhadap Motivasi Belajar Siswa SMP Muhammadiyah 1 Jombang?

1.3 Tujuan

Tujuan dari penelitihan ini adalah untuk:

1. Mendiskripsikan keadaan status sosial ekonomi orang tua SMP Muhammadiyah 1 Jombang

2. Mendiskripsikan motivasi belajar siswa SMP Muhammadiyah 1 Jombang

3. Mengetahui ada atau tidak ada pengaruh status ekonomi orang tua terhadap motivasi belajar siswa SMP Muhammadiyah 1 Jombang.

4. Mengetahui seberapa besar pengaruh status ekonomi orang tua terhadap motivasi belajar siswa SMP Muhammadiyah 1 Jombang.

1.4Manfaat

(29)

Dapat memberikan sumbangan pemikiran bagi para peneliti selanjutnya yang tertarik terutama dibidang pendidikan sosial masyarakat. Kemampuan ekonomi sebuah keluarga dan motivasi belajar siswa merupakan bahasan yang menarik untuk dikaji. Mengingat kemampuan ekonomi keluarga merupakan dasar bagi siswa untuk mendorong dirinya supaya menjadi lebih dari yang sekarang. Dengan kata lain untuk membangkitkan motivasi seorang siswa dalam belajarnya.

2. Manfaat Praktis

Dapat dijadikan sebagai dasar pertimbangan bagi sekolah manapun, dinas – dinas manapun dalam pembuatan kebijakan. Bagi sekolah penelitihan ini dapat dijadikan dasar pertimbangan peserta didiknya bahwa mereka berasal dari tingkat ekonomi keluarga yang berbeda

– beda. Sedangkan bagi dinas – dinas yang lain, misalnya dinas perekonomian, penelitihan ini dapat dijadikan dasar bahwa masyarakat Indonesia masih tergolong relative miskin dan bisa jadi dibawah garis kemiskinan.

(30)

BAB 2

KAJIAN TEORI

2.1 DESKRIPSI TEORI

A.

Status Ekonomi

1. Teori Stratifikasi

Dalam masyarakat terdapat sistem lapisan kelompok-kelompok yang dalam sosiologi dikenal dengan istillah stratifikasi sosial (social stratification). Pitirim A. Sorokin dalam Soekanto menyatakan bahwa social stratification adalah pembedaan penduduk atau masyarakat ke dalam kelas-kelas secara bertingkat (hirarkis)7.

Menurut Said Gatara dan Dzulkiah Said, stratifikasi sosial adalah struktur sosial yang memiliki lapisan-lapisan dalam suatu masyarakat8. Selanjutnya menurut Henslin, stratifikasi sosial (social stratification) merupakan suatu sistem di mana kelompok manusia terbagi dalam lapisan-lapisan sesuai dengan kekuasaan, kepemilikan, dan prestise relatif mereka9. Penting untuk

dipahami bahwa stratifikasi sosial tidak merujuk pada individu. Stratifikasi sosial merupakan cara untuk menggolongkan sejumlah besar kelompok manusia ke dalam suatu hirarki sesuai dengan hak-hak istimewa relatif mereka.

Adanya sistem lapisan masyarakat dapat terjadi dengan sendirinya dalam proses pertumbuhan masyarakat itu. Tetapi ada pula yang dengan sengaja disusun untuk mengejar suatu tujuan bersama. Yang bisa menjadi alasan terbentuknya lapisan masyarakat yang terjadi dengan sendirinya adalah kepandaian, tingkat umur (yang senior), sifat keaslian keanggotaan kerabat

7Soekanto, Soerjono. 2003. Soosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.hal 228

8Said gatara, A.A, dan Dzulkiah Said, Moh. 2007. Sosiologi Politik, Konsep dan Dinamika Perkembangan Kajian.

Bandung: CV Pustaka Setia.hal 49

9Henslin, James M. 2007. Sosiologi dengan Pendekatan Membumi, jilid 1, edisi 6. Jakarta: Penerbit Erlangga hal

(31)

seorang kepala masyarakat, mungkin juga harta dalam batas-batas tertentu. Alasan-alasan yang dipakai berlainan bagi tiap-tiap masyarakat.

Di dalam uraian tentang teori lapisan senantiasa dijumpai istilah kelas (social class). Seperti yang sering terjadi dengan beberapa istilah lain dalam sosiologi, maka istilah kelas, juga tidak selalu mempunyai arti yang sama. Walaupun pada hakikatnya mewujudkan sistem kedudukan-kedudukan yang pokok dalam masyarakat. Penjumlahan kelas-kelas dalam masyarakat disebutclass-system artinya, semua orang dan keluarga yang sadar akan kedudukan mereka itu diketahui dan diakui oleh masyarakat umum. Dengan demikian, maka pengertian kelas adalah paralel dengan pengertian lapisan tanpa membedakan apakah dasar lapisan itu faktor uang, tanah, kekuasaan atau dasar lainnya.

Dalam Soekanto, Max Weber mengadakan pembedaan antara dasar ekonomis dengan dasar kedudukan sosial akan tetapi tetap mempergunakan istilah kelas bagi semua lapisan10.

Adanya kelas yang bersifat ekonomis dibaginya lagi ke dalam sub kelas yang bergerak dalam bidang ekonomi dengan menggunakan kecakapannya. Disamping itu, Max Weber masih menyebutkan adanya golongan yang mendapat kehormatan khusus dari masyarakat dan dinamakannya stand.

Joseph Schumpeter dalam Soekanto, mengatakan bahwa terbentuknya kelas-kelas dalam masyarakat adalah karena diperlukan untuk menyesuaikan masyarakat dengan keperluan-keperluan yang nyata11. Makna kelas dan gejala-gejala kemasyarakatan lainnya hanya dapat dimengerti dengan benar apabila diketahui riwayat terjadinya.

Soekanto (2003:237-238) membagi empat dasar lapisan masyarakat:

10Soekanto, Soerjono. 2003. Soosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.hal 235

(32)

a. Ukuran kekayaan. Barangsiap yang memiliki kekayaan paling banyak, termasuk dalam lapisan teratas. Kekayaan tersebut, misalnya, dapat dilihat pada bentuk rumah yang bersangkutan, mobil pribadinya, cara-caranya mempergunakan pakaian serta bahan pakaian yang dipakainya, kebiasaan untuk berbelanja barang-barang mahal dan seterusnya.

b. Ukuran kekuasaan. Barangsiapa yang memiliki kekuasaan atau yang mempunyai wewenang terbesar, menempati lapisan atasan.

c. Ukuran kehormatan. Ukuran kehormatan tersebut mungkin terlepas dari ukuran-ukuran kekayaan dan/ atau kekuasaan. Orang yang paling disegani dan dihormati, mendapat tempat yang teratas. Ukuran semacam ini, banyak dijumpai pada masyarakat-masyarakat tradisional. Biasanya mereka adalah golongan tua atau mereka yang pernah berjasa.

d. Ukuran ilmu pengetahuan. Ilmu pengetahuan sebagai ukuran, dipakai oleh masyarakat yang menghargai ilmu pengetahuan. Akan tetapi ukuran tersebut kadang-kadang menyebabkan terjadinya akibat-akibat yang negatif. Karena ternyata bahwa bukan mutu ilmu pengetahuan yang dijadikan ukuran, akan tetapi gelar kesarjanaannya. Sudah tentu hal yang demikian memacu segala macam usaha untuk mendapat gelar, walau tidak halal.

(33)

perkotaan status sosial ditentukan oleh standar keahlian yang dimiliki atau berada pada standar penilaian ilmu pengetahuan.

2. Keadaan Status Ekonomi Orang Tua

Dalam kehidupan masyarakat proses terjadinya pelapisan social atau penggolongan status social dapat terjadi dengan sendirinya atau sengaja disusun untuk mengejar suatu tujuan bersama. Penggolongan tingkat ekonomi keluarga berbeda antara satu dengan yang lain dalam masyarakat. Menurut pendapat seorang ahli bahwa “golongan social ekonomi dapat dibagi menjadi tiga tingkatan yaitu tinggi, menengah atau sedang dan rendah.

Dengan adanya tingkatan ekonomi masyarakat itulah, maka sangat mempengaruhi gaya hidup, tingkah laku, sikap mental seseorang di masyarakat. Perbedaan itu akan nampak pada pendidikan, cara hidup keluarga, jenis pekerjaan, tempat tinggal, atau rumah dan jenis barang yang dimiliki setiap keluarga baik orang tuanya maupun anaknya.

Masyarakat yang tingkat sosial ekonominya tinggi atau kaya secara teoritis mereka tidak mengalami hambatan dan kesulitan dalam memenuhi kebutuhannya, baik kebutuhan jasmani maupun rohani. Dengan demikian terpenuhilah kebutuhannya, karena alat atau sarana untuk mendapatkan kebutuhan tersebut ada dan tersedia, sehingga dapat menambah semangat dan gairah hidup dalam usahanya untuk meraih prestasi yang cita-citakan.

(34)

Adapun anak yang perlu mendapatkan perhatian adalah anak - anak yang dari keluarga social ekonominya rendah, dimana segala kebutuhan serba terbatas dan kekurangan bahkan anak dituntut untuk membantu bekerja orang tuanya atau bekerja untuk biaya sekolahnya dan kebutuhan hidupnya.

Adanya perbedaan tingkat ekonomi keluarga di masyarakat, maka standar kehidupan setiap keluarga tidak sama, sebab standar kehidupan setiap keluarga adalah suatu tingkatan hidup yang telah dipilih oleh keluarga dan pada tingkatan hidup inilah keluarga berusaha menempatkan dirinya dan standar kehidupan menentukan batasan-batasan yang diakui seseorang dalam usahanya mencapai tujuan hidup.

Standar kehidupan merupakan gambaran mental suatu keyakinan yang paling dalam dari suatu yang di anggap penting dan diperlukan untuk menjadikan hidup ini dapat diterima dengan baik. Maka jika standar kehidupan itu tercapai orang akan puas, sebaliknya bila yang telah ditetapkan dan dicita-citakan tidak tercapai akan mengalami ketidakpuasan dan kekecewaan.

Standar kehidupan merupakan gambaran mental untuk bertindak, tetapi bila keadaan tersebut tidak tercapai, kegagalan yang dialami akan mengakibatkan suatu rasa ketidaksenangan dan ketidak tenangan jiwa. Bahkan dapat mendorong seseorang untuk bertindak nekat kearah negative merugikan diri sendiri dan orang lain, atau merusak, meresahkan masyarakat.

Pencapaian standar kehidupan perlu dilakukan dengan cara yang dapat diterima oleh orang lain atau kelompoknya. Sesuai dengan nilai atau norma yang berlaku di masyarakat, bila bertentangan dapat merusak ketertiban umum atau merugikan dan menyusahkan orang lain.

(35)

dan standar kehidupannya tidak sama. Ada yang tergolong tinggi atau kaya, mewah, ada yang menengah atau sedang atau cukup dan rendah atau miskin.

Biro Pusat Statistik (BPS) menggunakan batas garis kemiskinan berdasarkan data konsumsi dan pengeluaran komoditas pangan dan non pangan. Komoditas pangan terpilih terdiri dari 52 macam, sedangkan komoditas non pangan terdiri dari 27 jenis untuk kota dan 26 jenis untuk desa. Garis kemiskinan yang telah ditetapkan BPS dari tahun ketahun mengalami perubahan. Menurut Indonesian Nutrition Network (INN) tahun 2003 adalah Rp 96.956 untuk perkotaan dan Rp 72.780 untuk pedesaan. Kemudian menteri sosial menyebutkan berdasarkan indikator BPS garis kemiskinan yang diterapkannya adalah keluarga yang memilki penghasilan di bawah Rp 150.000 perbulan. Bahkan Bappenas yang sama mendasarkan pada indikator BPS tahun 2005 batas kemiskinan keluarga adalah yang memiliki penghasilan di bawah Rp 180.000 perbulan. Dalam penanggulangan masalah kemiskinan melalui program bantuan langsung tunai (BLT) BPS telah menetapkan 14 (empat belas) kriteria keluarga miskin, seperti yang telah disosialisasikan oleh Departemen Komunikasi dan Informatika (2005), rumah tangga yang memiliki ciri rumah tangga miskin, yaitu:

a. Luas lantai bangunan tempat tinggal kurang dari 8 m2 per orang

b. Jenis lantai bangunan tempat tinggal terbuat dari tanah/bambu/kayu murahan. c. Jenis dinding tempat tinggal terbuat dari bambu/rumbia/kayu berkualitas

rendah/tembok tanpa diplester.

d. Tidak memiliki fasilitas buang air besar/bersama-sama dengan rumah tangga lain. e. Sumber penerangan rumah tangga tidak menggunakan listrik.

(36)

h. Hanya mengkonsumsi daging/susu/ayam satu kali dalam seminggu. i. Hanya membeli satu stel pakaian baru dalam setahun.

j. Hanya sanggup makan sebanyak satu/dua kali dalam sehari.

k. Sumber penghasilan kepala rumah tangga adalah: petani dengan luas lahan 0, 5 ha. Buruh tani, nelayan, buruh bangunan, buruh perkebunan, atau pekerjaan lainnya dengan pendapatan di bawah Rp 600.000 per bulan.

l. Pendidikan tertinggi kepala kepala rumah tangga: tidak sekolah/tidak tamat SD/hanya SD.

m. Tidak memiliki tabungan/barang yang mudah dijual dengan nilai Rp 500.000, seperti: sepeda motor (kredit/non kredit), emas, ternak, kapal motor, atau barang modal lainnya.

Ada satu kriteria tambahan lagi, hanya tidak terdapat dalam leaflet bahan sosialisasi Departemen Komunikasi dan Informatika tentang kriteria rumah tangga miskin, yaitu rumah tangga yang tidak pernah menerima kredit usaha UKM/KUKM setahun lalu12.

Keluarga dengan pendapatan cukup atau tinggi pada umumnya akan lebih mudah memenuhi segala kebutuhan sekolah dan keperluan lain. Berbeda dengan keluarga yang mempunyai penghasilan relatif rendah, pada umumnya mengalami kesulitan dalam pembiayaan sekolah, begitu juga dengan keperluan lainnya. Menurut Hamalik dalam Maftukhah (2007) bahwa keadaan sosial ekonomi yang baik dapat yang menghambat ataupun mendorong dalam belajar13. Masalah biaya pendidikan juga merupakan sumber kekuatan dalam belajar karena kurangnya biaya

12http://famuin.blogspot.co.id/2013/07/inilah-kriteria-miskin-versi-bps.html diakses pada tanggal 07-12-2015 13Maftukhah. 2007. Pengaruh Kondisi Sosial Ekonomi Orang Tua Terhadap Prestasi Belajar Geografi Siswa Kelas

VIII SMPN 1 Randudongkal Kabupaten Pemalang Tahun 2006/200, skripsi diajukan untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan geografi pada Universitas Nsegeri Semarang (Online),

(37)

pendidikan akan sangat mengganggu kelancaran belajar. Salah satu fakta yang mempengaruhi tingkat pendidikan anak adalah pendapatan keluarga. Tingkat sosial ekonomi keluarga mempunyai pengaruh yang tinggi terhadap motivasi belajar siswa di sekolah, sebab segala kebutuhan anak yang berkenaan dengan pendidikan akan membutuhkan sosial ekonomi orang tua.

B.

Motivasi Belajar

1. Pengertian Motivasi Belajar

Motivasi berarti “daya upaya yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu”. Motivasi dapat dikatakan sebagai daya penggerak dari dalam dan di dalam subyek untuk melakukan aktivitas tertentu dan mencapai suatu tujuan14.

Woodwort (1955) mengatakan: A motive is a set predisposes the individual of certain activities and for seeking certain goals.

Suatu motive adalah suatu set yang dapat membuat individu melakukan kegiatan – kegiatan tertentu untuk mencapai tujuan. Dengan demikian motivasi adalah dorongan yang dapat menimbulkan perilaku tertentu yang terarah kepada pencapaian suatu tujuan tertentu. Perilaku atau tindakan yang ditunjukkan seseorang dalam upaya mencapai tujuan tertentu sangat tergantung pada

motive yang dimilikinya.

Hal ini seperti diungkapkan Arden (1957) motives as internal condition arouse sustain, direct and determain the intensity of learning effort, and also define the set satisfying

consequences of goals. Pernyataan tersebut menjelaskan bahwa kuat lemahnya atau semangat tidaknya usaha yang dilakukan seseorang untuk mencapai suatu tujuan akan ditentukan oleh kuat lemahnya motive yang dimiliki orang tersebut.

(38)

Abraham Maslow mengembangkan model Hierarki Kebutuhan dan teori Hierarki Kebutuhan sampai saat ini tetap digunakan dalam memahami motivasi manusia, pelatihan manajemen, dan pengembangan pribadi. Abraham Maslow dianggap sebagai bapak Psikologi, Humanistik Psikologi Humanistik menggabungkan aspek-aspek Psikologi Behavioral dan Psikologi Psikoanalistik. Penganut behaviorisme meyakini bahwa perilaku manusia dikendalikan oleh faktor lingkungan eksternal. Psikologi psikoanalitik didasarkan pada gagasan bahwa perilaku manusia dikendalikan oleh kekuatan bawah sadar internal. Meski mempelajari Psikologi

Behavioral dan Psikoanalitik sekaligus, Maslow menolak gagasan bahwa perilaku manusia dikendalikan oleh faktor internal atau eksternal saja.

Teori Motivasi Maslow menyatakan bahwa perilaku manusia dikendalikan oleh kedua faktor tersebut, yakni internal dan eksternal. Selain itu, Teori Maslow juga menyatakan bahwa manusia mempunyai kemampuan unik untuk membuat pilihan dan melaksanakan pilihan mereka sendiri. Penelitian yang dilakukannya membuat dirinya yakin bahwa orang memiliki kebutuhan tertentu yang tidak berubah dan asli secara genetis. Kebutuhan-kebutuhan ini sama dalam semua kebudayaan serta bersifat fisiologis dan psikologis. Maslow mengemukakan bahwa individu berperilaku dalam upaya untuk memenuhi kebutuhan yang bersifat hierarkis, dalam bukunya

Motivation and Personality, diterbitkan pada tahun 1954 (edisi kedua 1970) Maslow memperkenalkan Hierarchy of Needs.

Penjelasan mengenai konsep motivasi manusia menurut Abraham Maslow mengacu pada lima kebutuhan pokok yang disusun secara hirarkis. Tata lima tingkatan motivasi secara secara hierarkis ini adalah sbb:

(39)

akan gaji, uang lembur, perangsang, hadiah-hadiah dan fasilitas lainnya seperti rumah, kendaraan dll. Menjadi motif dasar dari seseorang mau bekerja, menjadi efektif dan dapat memberikan produktivitas yang tinggi bagi organisasi.

2. Kebutuhan keamanan dan ke-selamatan kerja (Safety Needs) Kebutuhan ini mengarah kepada rasa keamanan, ketentraman dan jaminan seseorang dalam kedudukannya, jabatan-nya, wewenangnya dan tanggung jawabnya sebagai karyawan. Dia dapat bekerja dengan antusias dan penuh produktivitas bila dirasakan adanya jaminan formal atas kedudukan dan wewenangnya.

3. Kebutuhan sosial (Social Needs). Kebutuhan akan kasih sayang dan bersahabat (kerjasama) dalam kelompok kerja atau antar kelompok. Kebutuhan akan di ikut sertakan, meningkatkan relasi dengan pihak-pihak yang diperlukan dan tumbuhnya rasa kebersamaan termasuk adanya sense of belonging dalam organisasi.

4. Kebutuhan akan prestasi (Esteem Needs). Kebutuhan akan kedudukan dan promosi dibidang kepegawaian. Kebutuhan akan simbul-simbul dalam status seorang serta prestise yang ditampilkannya.

(40)

Teori Maslow tentang motivasi secara mutlak menunjukkan perwujudan diri sebagai pemenuhan (pemuasan) kebutuhan yang bercirikan pertumbuhan dan pengembangan individu. Perilaku yang ditimbulkannya dapat dimotivasikan oleh manajer dan diarahkan

Satu konsep penting yang diperkenalkan Maslow adalah perbedaan antara kebutuhan dasar dan kebutuhan tumbuh. Kebutuhan dasar (fisiologis, rasa aman, cinta, dan penghargaan) adalah kebutuhan yang penting untuk kebutuhan fisik dan psikologis; kebutuhan ini harus dipenuhi. Sekali kebutuhan ini dipenuhi, motivasi seseorang untuk memenuhi kebutuhan ini surut. Sebaliknya kebutuhan tumbuh, sebagai misal kebutuhan untuk mengetahui dan memahami sesuatu, menghargai keindahan, atau menumbuhkan dan mengembangkan apresiasi (penghargaan) dari orang lain, tidak pernah dapat dipenuhi seluruhnya15.

Motive dan motivasi merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan. Motivasi merupakan penjelmaan dari motive yang dapat dilihat dari perilaku yang ditunjukkan seseorang. Hilgard mengatakan bahwa motivasi adalah suatu keadaan yang terdapat dalam diri seseorang yang menyebabkan seseorang melakukan kegiatan tertentu untuk mencapai tujuan tertentu. Jadi dengan demikian, motivasi muncul dari dalam diri seseorang karena dorongan untuk mencapai tujuan16.

Menurut Frederick MC.Cleland yang dikutip oleh Wasty Sumanto memberikan sebuah devinisi tentang motivasi sebagai suatu perubahan tenaga di dalam diri atau pribadi seseorang yang ditandai oleh dorongan afektif dan reaksi-reaksi dalam usaha mencapai tujuan. Definisi ini ditandai dengan tiga hal, yaitu:

(41)

1. Motivasi dimulai dengan perubahan tenaga dalam diri seseorang. Kita berasumsi bahwa setiap perubahan motivasi mengakibatkan beberapa perubahan tenaga didalam system neurofisiologi dari pada organisme manusia. 2. Motivasi itu ditandai oleh dorongan afektif. Dorongan afektif ini tidak mesti kuat. Dorongan afektif yang kuat, sering nyata dalam tingkah laku. Di lain pihak ada pula dorongan afektif yang sulit diamati.

3. Motivasi ditandai oleh reaksi-reaksi mencapai tujuan. Orang termotivasi, membuat reaksi-reaksi yang mengarahkan dirinya kepada usaha mencapai tujuan, untuk mengurangi ketegangan yang ditimbulkan oleh perubahan tenaga dalam dirinya. Dengan kata lain motivasi memimpin ke arah reaksi- reaksi mencapai tujuan17.

Dengan ketiga tanda di atas, maka dapat dikatakan bahwa motivasi itu sebagai sesuatu yang kompleks. Motivasi akan menyebabkan terjadinya suatu perubahan energi yang ada pada diri manusia, kemudian bertindak atau melakukan sesuatu. Semua ini didorong karena adanya tujuan, kebutuhan atau keinginan.

Dari beberapa pendapat diatas, penulis dapat mengemukakan motivasi adalah daya upaya yang mendorong seseorang (baik dari dalam ataupun dari luar) melakukan sesuatu untuk mencapai tujuan yang diinginkan.

2. Jenis Motivasi

Menurut sadirman, jenis motivasi menjadi dua bentuk:

1. Motivasi intrinsic, yaitu motivasi yang tercakup didalam situasi belajar dan memenuhi kebutuhan serta tujuan – tujuan. Adapun motivasi ini meliputi:

(42)

 Hasyrat untuk belajar, adalah suatu keinginan yang timbul dari diri sendiri, yang berarti memang ada motivasi untuk belajar sehingga hasilnya akan baik.

 Minat, adalah suatu rasa suka dan ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh.

 Hobi, adalah suatu rasa suka terhadap aktivitas yang sering dilakukan oleh orang lain.

2. Motivasi ekstrinsik, yaitu motivasi yang berasal diluar dari individu. Adapaun motivasi itu antara lain:

 Motivasi dari guru, yaitu dorongan yang diberikan oleh guru dalam instansi pendidikan untuk kemajuan individu atau siswa yang lebih baik

 Motivasi dari lingkungan, yaitu dorongan yang diberikan oleh suatu lingkungan social individu, diantara nya adalah lingkungan sekolah, lingkungan keluarga, dan lingkungan masyarakat.18

 Motivasi dari orang tua, yaitu dorongan orang tua yang harus dilakukan setiap orang tua terhadap anaknya agar bertambah prestasi belajar anaknya. Dari berbagai penelitihan terbukti bahwa peran penting dan efesien dalam memotivasi belajar anak adalah orang tua. Dalam hal ini orang tua mempunyai peran penting yaitu menyediakan lingkungan belajar dirumah yang kondusif, sehingga anak bisa nyaman belajar di rumah dengan baik.

(43)

3. Fungsi Motivasi

Ada tiga motivasi belajar menurut Sardiman AM, yaitu:

1. Mendorong manusia untuk berbuat, yaitu sebagai pergerakan untuk melepas energy. Motivasi dalam hal ini merupakan motor penggerak setiap kegiatan yang akan dilaksanakan.

2. Menetukan arah perbuatan, yakni kearah tujuan yang dikehendaki atau dicapai. Dengan demikian motivasi ini dapat memberikan arah dan kegiatan yang harus dikerjakan sesuai dengan rumusan tujuannya.

3. Menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan – perbuatan apa yang harus dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan, dengan menyisihkan perbuatan – perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan tersebut. Seperti halnya seorang santri yang akan menghadapi ujian dengan harapan dapat lulus, tentu akan melakukan kegiatan belajar dan tidak akan mengahabiskan waktu untuk berbuat sesuatu yang tidak ada manfaatnya19.

Motivasi juga mempunyai fungsi – fungsi lainnya, yaitu motivasi yang dapat mendorong usaha untuk mencapai prestasi. Seseorang melakukan usaha karena termotivasi. Adanya motivasi yang baik dalam belajar akan menunjukkan hasil yang baik. Dengan kata lain, dengan adanya usaha yang tekun dan terutama didasari adanya motivasi, itensitas motivasi seseorang peserta didik akan sangat menetukan tingkat pencapaian prestasi belajarnya.

(44)

4. Bentuk Cara Menumbuhkan Motivasi 1. Memberi angka

Angka dimaksud adalah sebagai simbol atau nilai dari hasil aktivitas belajar anak didik. Angka merupakan alat motivasi yang cukup memberikan rangsangan kepada anak didik untuk mempertahankan atau bahkan lebih meningkatkan prestasi mereka. Angka atau nilai yang baik memberikan motivasi kepada anak didik untuk belajar.

2. Hadiah

Hadiah dapat dikatakan sebagai motivasi, tetapi tidaklah selalu demikian. Hadiah untuk suatu pekerjaan mungkin tidak menarik bagi seseorang karena tidak berbakat atau tidak senang terhadap pekerjaan tersebut.

3. Kompetisi

Kompetisi dapat digunakan sebagai alat motivasi untuk mendorong belajar siswa. Persaingan, baik individu ataupun kelompok dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.

4. Ego- Involvement

Menumbuhkan kesadaran kepada siswa agar merasakan pentingnya tugas dan menerimanya sebagai tantangan sehingga bekerja keras dengan harga diri, adalah salah satu bentuk motivasi yang cukup penting.

5. Memberi ulangan

(45)

6. Mengetahui hasil

Dengan mengetahui hasil pekerjaan, apalagi kalau terjadi kemajuan, akan mendorong siswa untuk lebih giat belajar. Apalagi jika terjadi peningkatan grafik, maka siswa akan semakin giat dalam belajar, dengan harapan hasilnya akan terus meningkat.

7. Pujian

Pujian merupakan bentuk reinforcement yang positif dan sekaligus merupakan motivasi yang baik. Oleh karena itu supaya pujian ini merupakan bentuk motivasi, pemberiannya harus tepat.

8. Hukuman

Hukuman merupakan bentuk reinforcement yang negative tetapi kalau diberikan dengan bijak dan tepat bias menjadi alat motivasi.

9. Hasrat untuk belajar

Hasrat untuk belajar berarti pada diri anak didik itu memang ada motivasi untuk belajar, sehingga sudah barang tentu hasilnya lebih baik.

10.Minat

Motivasi dan minat sama-sama muncul karena ada kebutuhan, proses belajar akan berjalan lancar kalau disertai dengan minat

11.Tujuan yang diakaui

(46)

dicapai, karena dirasa sangat berguna dan menguntungkan, maka akan timbul gairah untuk belajar20.

Motivasi yang dimiliki seseorang menetukan tingkat kegiatan, itensitas, konsistensi serta arah umum dari tingkah lakunya. Terkadang motivasi seseorang bisa tinggi dan terkadang bisa rendah, tergantung dari proses seseorang menjalani kegiatan yang dilakukannya. Maka untuk menjaga dan memperthankan motivasi seseorang agar tetap konsisten bias dilakukan dengan bentuk dan cara menumbuhkan motivasi seperti diatas.

C.

Pengaruh Status Ekonomi Terhadap Motivasi Belajar

Dalam skripsi yang dimaksud pengaruh status ekonomi terhadap motivasi belajar adalah salah faktor yang mempengaruhi hasil belajar yang berasal dari eksternal siswa adalah keadaan kondisi social orang tua yang biasanya dari factor ekonomi sehingga perlu adanya motivasi tersendiri kepada siswa tentang keadaan ekonomi orang tua terutama bagi siswa yang keadaan ekonomi orangnya tuanya rendah.

Terkadang orang tua yang keadaan ekonominya rendah beranggapan bahwa sekolah bagi anaknya hanya agar anaknya bisa membaca dan menulis sehingga tidak perlu anaknya pintar dan menyekolahkan anaknya sampai kejenjang yang lebih tinggi karena nanti anaknya hanya akan meneruskan pekerjaan orang tuanya. Mereka tidak berfikir lebih kedepan bahwa jika anaknya pintar dan dapat bersekolah kejenjang yang lebih tingi maka taraf khidupan mereka akan berubah. Hal ini yang menyebabkan siswa yang keadaan ekonomi orang tuanya rendah bersekolah hanya dijadikan sebagai rutinitas. Dalam bersekolah mereka tidak mempunyai motivasi yang lebih karena bersekolah hanya agar mereka bisa membaca dan menulis.

Keadaan inilah yang membuat penulis ingin meneliti pengaruh status ekonomi terhadap

(47)

motivasi belajar siswa. bahwa sesungguhnya pendidikan itu penting agar bisa meningkatkan taraf hidup. Sehingga bagi siswa yang orang tuanya tergolong miskin perlu diberikan motivasi yang lebih agar dalam mengikuti pendidikan mereka tidak hanya bisa membaca dan menulis tetapi juga dapat meraih prestasi yang yang tinggi.

2.2 HEPOTESIS

Adapun hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Hk : Ada pengaruh positif yang signifikan antara Tingkat Status Ekonomi Orang Tua

Dalam penelitian ini, penulis menemukan penelitian terlebih dahulu diantara lain: No Peneliti Judul Penelitihan Pendekatan dan Metode Temuan

(48)
(49)
(50)
(51)

BAB 3

METODE PENELITIHAN 3.1 Desain Penelitihan

Penelitihan ini menggunakan “ Rancangan Korelasional ” dimana rancangan korelasional adalah sebuah perancangan penelitihan yang meneliti atau menghubungkan dua, tiga variabel. Dimana dalam penelitihan ini menggunakan dua variabel, diantaranya adalah variabel X = status ekonomi orang tua, sedangkan variabel Y = motivasi belajar siswa. Dengan demikian X1

dan Y1 adalah milik satu orang subyek untuk dua variabel tersebut, artinya X1 dan Y1 adalah

berpasangan. Dengan analisis korelasional akan dapat diuji apakah terdapat korelasi antara kedua pasangan skor tersebut.

(52)

bisa melihat akibat dari status ekonomi orang tua terhadap motivasi belajar siswa, sehingga dapat digambarkan sebagai berikut21:

Memepengaruhi

3.2 Waktu Dan Tempat Penelitihan 1. Waktu

Penelitihan ini dilakukan pada saat peneliti melakukan kegiatan magang sebagai tugas terakhir mata kulia PKL, pada tanggal 27 juli – 27 agustus 2015.

2. Tempat Penelitihan

Penelitihan ini bertempat di SMP Muhammadiyah 1 Jombang, alasan peneliti memilih lokasi sebagai tempat penelitihan adalah:

 Lokasi penelitihan telah dikenal oleh peniliti dan peneliti juga pernah menjadi bagian didalamnya, sehingga memudahkan peneliti untuk mendapatkan informasi.

 Peneliti juga mudah mendapatkan key informan untuk di dapat melalui jaringan tertentu seperti contohnya teman dekat. Adapun orang – orang yang ada di kawasan sekolah tersebut.

 Selain itu peneliti mengambil tempat tersebut dikarenakan tempat atau sekolah tersebut kebanyakan siswanya adalah teman dekat, mungkin bisa mengetahui semua dari penelitihan tersebut.

21Wahyudi, Ari.2015.Metodelogi Penelitihan Pendidikan ( SSR & PTK )Surabaya: Unesa Unipres Hal 56 58

(53)

3.3 Definisi Operasional

Definisi operasional variabel merupakan penegasan kontrak atau variabel yang digunakan dengan cara tertentu untuk mengukurnya, sehingga dapat menghindari salah pengertian yang berbeda. Devinisi operasional dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Status Ekonomi Orang Tua

Status ekonomi adalah kedudukan, tingkat sosial ekonomi seseorang dari segi pekerjaan atau jabatan, tingkat pendidikan dan keadaan ekonomi atau pendapatan dalam suatu kelompok serta masyarakat yang membedakannya dengan orang lain.

Status ekonomi orang tua ini akan diungkapkan menggunakan angket status sosial ekonomi orang tua bedasarkan kriteria pengukuran status sosial ekonomi orang tua yang sesuai dengan teori stratifikasi tentang kelas – kelas sosial yang ada di masyarakat dalam rana ekonomi, yaitu:

a. Pendidikan Orang Tua

(54)

b. Pekerjaan

Pekerjaan adalah sekumpulan kedudukan yang memiliki persamaan wajib dan tugas – tugas pokoknya. Dalam kegiatan analisis jabatan , satu pekerjaan dapat diduduki oleh satu orang, atau beberapa orang yang tersebar di berbagai tempat. c. Penghasilan dan Kekayaan

Penghasilan adalah setiap tambahan kemampuan ekonomis yang diterima atau diperoleh yang dapat digunakan untuk konsumsi, menambah kekayaan, yang didapatkan dari hasil kerja dalam bentuk nama, gaji, upah, honorarium dan dapat menentukan status ekonomi seseorang dilapisan masyarakat.

d. Pengeluaran dan Kebutuhan

Pengeluaran adalah suatu kegiatan yang mengeluarkan sejumlah uang bersifat besar maupun kecil yang dilakukan oleh masyarakat untuk memenuhi kebutuhan sehari hari, meliputi sandang, pangan, dan papan. Pengeluaran tersebut juga dapat menentukan status individu didalam llapisan masyarakat dari jumlah pengeluaran yang dilakukan individu tersebut dalam sehari, sebulan ataupun setahun.

Semakin tinggi skor menunjukkan tingginya status ekonomi orang tua dan skor rendah menunjukkan rendahnya status ekonomi orang tua.

2. Motivasi Belajar

(55)

Motivasi belajar dalam penelitian ini diungkap dengan menggunakan angket yang disusun sendiri oleh peneliti berdasarkan aspek – aspek motivasi belajar, yaitu:

a. Motivasi instrinsik

Dorongan untuk terlibat aktif dalam kegiatan pembelajaran, dorongan untuk mencari tahu hal – hal yang berhubungan dengan pelajaran, dorongan untuk belajar secara mandiri, tekun, disiplin, semangat dalam melaksanakan pendidikan.

b. Motivasi ekstrinsik

Dorongan yang berasal dari luar individu yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas pendidikan yang ditempuh oleh siswa, dorongan tersebut berasal dari keluarga, misanya faktor ekonomi keluarga dalam menfasilitasi anaknya untuk berpendidikan tinggi, memberikan nasehat dan semangat. Dorongan dari lingkungan sekolah, misalnya guru memberikan pujian pada siswa yang aktif, memberikan nilai, fasilitas yang memadai dan teman – teman siswa yang saling mendukung dan membantu dilingkungan belajar agar mendapatkan pendidikan yang tinggi. Dorongan dari lingkungan masyarakat, dimana lingkungan masyarakat juga berpengaruh, misalnya pemilihan teman, pemilihan tempat tinggal tersebut sangat berpengaruh terhadap motivasi siswa untuk belajar dan mendapatkan pendidikan yang tinggi.

Semakin tinggi skor menunjukkan motivasi belajar yang tinggi dan skor rendah menunjukkan motivasi belajar yang rendah.

3.4Populasi

1. Populasi

(56)

ditarik kesimpulannya

Adapun populasi dalam penelitian ini adalah seluruh peserta didik yang sebanyak 402 siswa di SMP Muhammadiyah 1 Jombang. Dimana 402 siswa tersebut terbagi menjadi 3 kelas yakni kelas VII, VIII, dan IX, setiap kelas memiliki pembagian yang berbeda, pada kelas VII terbagi menjadi 4 bagian kelas, kelas VIII ada 5 pembagian kelas dan kelas IX ada 6 bagian kelas, dari semua itu berarti terdapat 15 kelas yang semuanya berjumlah 402 siswa.

3.5Teknik Pengumpulan Data

Data merupakan faktor penting dalam melakukan penelitihan, dalam hal ini peneliti melakukan teknik pengumpulan data sebagai berikut ini:

1. Wawancara

Wawancara adalah bentuk komunikasi langsung antara peneliti dan responden.Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti.Teknik wawancara yang dialakukan akan mempermudah peneliti menanyakan berbagai pertanyaan pada subjek penelitian yang telah ditentukan. Kemudian setelah melakukan wawancara peneliti melakukan teknik pengumpulan data berupa kuisioner, kuisioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya.

(57)

2. Koeisioner

Angket yaitu suatu bentuk tanya jawab secara, dengan menggunakan daftar pertanyaan. Berdasarkan jawaban – jawaban yang diperoleh dapat diketahui keadaan jiwa seseorang atau sejumlah orang.

Metode angket ini digunakan untuk mengumpulkan data tentang status ekonomi orang tua dan motivasi belajar murid S M P M u h a m m a d i ya h 1 J o m b a n g .

2.6 Teknik Analisis Data

Setelah data telah dikumpulkan, selanjutnya data – data dianalisis sistematis. Adapun proses pengolahannya data disusun dengan langkah – langkah sebagai berikut:

1. Analisis Pendahuluan

Analisis pendahuluan merupakan langkah awal yang dilakukan dalam penelitian dengan cara memasukkan hasil pengolahan data angket responden ke dalam data tabel distribusi frekuensi. Dalam analisis pendahuluan ini, maka merupakan tahapan pengelompokan data hasil penelitian mengenai pengaruh status ekonomi orang t u a t e r h a d a p m o t i v a s i b e l a j a r s i s w a S M P M u h a m m a d i ya h 1 J o m b a n g .

Untuk menganalisis data dalam penelitian ini, digunakan teknik analisis statistic yang menghitung nilai kualitas dan kuantitas dengan cara memberikan penilaian berdasarkan atas jawaban angket yang telah disebarkan kepada responden, di mana masing-masing item diberikan alternatif jawaban. Adapun kriteria nilai dalam angket status ekonomi orang tua siswa SMP Muhammadiyah 1 Jombang adalah sebagai berikut:

(58)

h. Untuk pilihan jawaban ( D ) diberi skor 1

Sedangkan kriteria nilai dalam angket motivasi belajar siswa SMP Muhammadiyah 1 Jombang yang bernilai positif ( + ) adalah sebagai berikut:

a. Untuk pilihan jawaban SL ( Selalu ) akan diberi skor 4 b. Untuk pilihan jawaban SR ( Sering ) akan diberi skor 3 c. Untuk pilihan jawaban JR ( Jarang ) akan diberi skor 2 d. Untuk pilihan jawaban TP ( Tidak Pernah ) akan diberi skor 1 Untuk yang bernilai negatif ( - ) adalah sebagai berikut:

a. Untuk pilihan jawaban SL ( Selalu ) akan diberi skor 1 b. Untuk pilihan jawaban SR ( Sering ) akan diberi skor 2 c. Untuk pilihan jawaban JR ( Jarang ) akan diberi skor 3

d. Untuk pilihan jawaban TP ( Tidak Pernah ) akan diberi skor 4

Hasil dari tahap ini dimasukkan dalam tabel distribusi untuk memperoleh gambaran setiap yang dikaji.

Sedangkan untuk menggolongkan status ekonomi orang tua siswa SMP Muhammadiyah 1 Jombang menggunakan tabel distribusi sebagai berikut:

 Rendah = Nilai 24 – 33

 Sedang = Nilai 34 – 43

 Tinggi = Nilai 44 – 53

Untuk menggolokan motivasi belajar siswa SMP Muhammadiyah 1 Jombang menggunakan tabel distribusi sebagai berikut:

 Rendah = Nilai 37 – 46

(59)

 Tinggi = Nilai 57 – 66 2. Analisis Uji Hipotesis

Analisis ini merupakan tahap analisis yang bertujuan untuk menguji hipotesis yang diajukan oleh peneliti. Adapun teknik analisis ini menggunakan statistik. Dalam hal ini, digunakan rumus Product Moment dengan ciri – ciri :

1. Digunakan untuk mengetahui hubungan antara variabel X dan variabel Y.

2. Hubungan antara variabel X dan variabel Y merupakan hubungan linier atau garis lurus.

3. Bentuk distribusi variabel X dan Variabel Y membentuk distribusi normal atau setidak – tidaknya mendekati normal.

Alasan penggunakan teknik korelasi product moment dalam penelitian ini berdasarkan pada jumlah variabel penelitian yang terdiri dari dua macam yaitu satu variabel tergantung dan satu variabel bebas, disamping itu jenis data yang digunakan adalah data interval. Adapun langkah

– langkah yang akan ditempuh sebagai berikut22:

r

xy

=

�.�� .��

Keterangan:

rxy : koefisien korelasi yang dicari

N : jumlah responden

∑xy : jumlah dari hasil perkalian antara deviasi skor – skor variabel X ( yaitu:x ) dengan deviasi dari skor – skor variabel Y ( yaitu:y )

SDx : deviasi standart dari variabel X Sdy : deviasi standart dari variabel Y

(60)
(61)

BAB 4

DESKRIPSI LOKASI 4.1Profil SMP Muhammadiyah 1 Jombang

Didorong oleh kurangnya jumlah guru di Kabupaten Jombang, mau pada tanggal 1 Juli 1953 atas kesepakatan Pimpinan Cabang Muhammadiyah Kabupaten Jombang maka didirikanlah SGB (Sekolah Guru Bantu) yang berlokasi di Jl. Tugu Gang I Jombang, siswa SGB pertama kurang 15 anak dan tidak bertahan lama karena di anggap tidak dapat mencapai tujuan maka pada tahun 1955 namanya di ubah menjadi SMP Muhammadiyah Jombang. Sejak kepemimpinan Bapak Fauzan mengalami perkembangan sangat pesat sehingga lokasi di Jl. Tugu Jombang tidak mencukupi maka sebagian siswa harus menempati gedung Panti Asuhan Yatim Muhammadiyah yang beralamat di Jl. Dr. Sutomo 13 Jombang pada kepemimpinan Bapak Jasykur Soepranoto. Karena dirasa mencukupi maka pada tahun 1985 semua siswa SMP Muhammadiyah di dipindahkan ke gedung baru di Jl. Ir. H. Juanda 70 Jombang hingga sekarang. Dalam rangka ikut serta untuk mencerdaskan kehidupan Bangsa sesuai amanat Undang-undang Dasar 1945, SMP Muhammadiyah 1 Jombang dalam melaksanakan pendidikan di SMP Muhammadiyah menekankan pada kemampuan siswa untuk menerapkan pengetahuan Agama dan Teknologi serta dapat mensosialisasikan dalam kehidupan bermasyarakat dalam rangka membentuk manusia yang bertaqwa dan berwawasan global.

Aplikasi kurikulum SMP Muhammadiyah 1 Jombang menerapkan Integrated Curriculum

Gambar

Gambar. 7.Jumlah Anggota Keluarga Siswa SMP Muhammadiyah 1 Jombang
Gambar. 11.Diagram Motivasi Belajar Siswa SMP Muhammadiyah 1 Jombang
Tabel 2.Daftar Distribusi Frekuensi Motivasi Belajar Siswa SMP Muhammadiyah 1
Gambar Diagram 1
+7

Referensi

Dokumen terkait

Jika perkaranya demikian…bahwasanya tidak satu amalanpun yang kita yakini kita lakukan ikhlas karena Allah…dan tidak satu amalanpun yang ikhlas kita lakukan lantas kita yakin

“ Manajemen pendidikan adalah seni dan ilmu mengelola sumber daya pendidikan untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

Hasil penelitian menunjukkan bahwa baik pada tahun 2007 dan 2010, wanita, menikah, status sosial ekonomi yang lebih tinggi, bekerja sebagai PNS / karyawan / TNI/Polri dan

1 yang berbeda nyata dan bertanda negatif mengindikasikan bahwa selama periode 1969-2006, variabilitas relatif hasil per satuan luas buncis, bawang daun, bawang merah,

Kajian keragaan teknis ini dilakukan dengan menganalisis de- ngan nilai rasio dimensi utama dan parameter hidrostatis, kondisi stabilitas statis KM PSP 01 serta

Lingkungan yang mendukung poyek perangkat lunak, yang disebut juga Software Engineering Environment (SEE), menggabungkan perangkat lunak dan perangkat keras. Karena

BIMB1NGAN KEAGAMAAN TERHADAP TINGKAT KEBERHASILAN SISWA PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA SISWA KELAS II SMK.. DIPONEGORO SALATIGA

• Hingga Agustus 2015, jumlah utang dalam dollar AS yang dimiliki perseroan sekitar US$ 515 juta dari total Rp 22,6 triliun atau sekitar 32%.S elain mengurangi porsi utang