• Tidak ada hasil yang ditemukan

Organisasi Politik Angkatan muda dan Fun

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Organisasi Politik Angkatan muda dan Fun"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

PAPER 1

ORGANISASI POLITIK Organisasi Politik Mahsasiswa

Sosialisasi Politik Angkatan Muda Elit Politik dan Non- Elit Politik

1

PENDAHULUAN A.1. Latar belakang

Angkatan muda juga bisa berperan di dalam dunia politik. Seperti yang di kemukakan dengan gamblang di dalam sumpah pemuda tahun 1928 bahwasanya angkatan muda adalah komponen masyarakat yang mengambil bagian di dalam kehidupan politik di Indonesia . Dengan keyakinan bahwa perjuangan yang dilakukan bersama akan lebih mudah untuk mencapai tujuan kemerdekaan Indonesia, Maka pada tanggal 17-18 Desember 1927 dibentuk suatu Pemufakatan Perhimpunan Politik Kebangsaan Indonesia (PPPKI), yang dipelopori oleh Ir. Sukarno dari Partai Nasional Indonesia. Perhimpunan ini terdiri dari beberapa organisasi pergerakan nasional seperti Partai Syarikat Islam Indonesia, Budi Utomo, Partai Nasional Indonesia, Pasundan, Jong Sumatranen Bond, Kaum Betawi, dan kelompok Studi Indonesia1.

Setelah kemerdekaan, tepatnya pada tahun 1965, organisasi- organisasi mahasiswa berafiliasi di dalam partai- partai seperti GMNI, CGMI, PMII, SEMMI, MMI, selalu aktif di dalam kegiatan- kegiatan partai politik tersebut. Apalagi sejalan dengan perkembangan dunia perguruan tinggi, maka status sebagai mahasiswa semkin dipandang di dalam masyarakat.

Dari penjelasan di atas, karakteristik mahasiswa merupakakn faktor penting di dalam perkembangan politik bagi masing- masing partai politik yang menaungi organisasi- organisasi mahsiswa tersebut, dan mahasiswa sebagai faktor pendorong di dalam kehidupan politik angkatan muda. Sebagai kelompok masyarakat yang memperoleh pendidikan terbaik, mahasiswa memiliki garis datar (horizon) yang luas di dalam pelapisan masyarakat, memungkinkan mereka dapat dengan leluasa menyampaikan tujuan politik tertentu kepada masyarakat.

Sebagai kelompok masyarakat yang paling lama menduduki bangku sekolah, mahasiswa pastinya telah mengalamai sosialisasi politik yang panjang diantara angkatan muda lainya, yang tidak menduduki bangku perguruan tinggi, dimana mereka bisa di sebut angkatan muda yang di kategorikan sebagai masyarakat tradisional di dalam dunia politik yang bisa dikatakan minim pengetahuan tentang politik. Masuknya pengaruh politik di dalam kehidupan mahasiswa

1 Wahyu barata. 2009. Kabar Indonesia. Momentum hari sumpah pemuda 28 oktober 1928.

(2)

khususnya melalui organisasi mahasiswa, tidak secara keseluruhan mengurangi akulurasi sosial dan budaya di kalangan angkatan muda. Mahasiswa sebagai elit dikalangan muda, memiliki latar belakang sosial, ekonomi dan pendidikan yang baik di antara keseluruhan angkatan muda.

Faktor- faktor pendorong mahsiswa terjun ke dunia politik tidak terlepas dari unsur-unsur penyebab politik angkatan muda. Perbedaan nilai di antara generasi muda dengan generasi yang lebih tua adalah sebagi pendorong terbentuknya generasi muda sebagai kekuatan politik di Indonesia.

Pada umumnya, mahasiswa yang aktif di dalam politik adalah mahasiswa yang berpandangan pesimis mengenai kemungkinan mereka di terima di dalam masyarakat. Hal ini di alami oleh sebagian mahasiswa yang berasal dari lapisan sedang dan rendah. Mereka berpikir, aktif di dalam dunia politik akan memungkinkan mereka dikenal banyak masyarakat yang menyaksikan aksi mereka, dan berharap hasil yang baik dari aksi- aksi yang mereka tampilkan tersebut. Sehingga, mereka dikenal banyak orang dan mudah diterima di dalam lapisan masyarakat nantinya, setelah mereka keluar dari ligkungan universitas mereka masing- masing.

Mahasiswa, sebagai angkatan muda yang berpendidikan, tentunya bisa mengamati keadaan negara ini. Baik itu dari sektor ekonomi, sosial dan politik. Mengingat negara Republik Indonesia menganut sistem pemerintahan demokratis, mahsiswa dan angkatan muda yang berada di bawah mereka di dalam al pendidikan, juga berhak bertindak sebagai pengendali negara di dalam hal pemerintahan. Di dalam hal ini, bukan berarti mahsiswa dan angkatan muda ini bergerak tanpa melihat dampak dari pemerintahan yang di pimpin oleh pemimpinya, akan tetapi harus melihat apa yang dirasakan masyarakat banyak dari pemerintahan yang dipegang oleh penguasa memegang pemerintahan. Apabila penguasa pemerintahan itu di nilai meresahkan rakyat dan bertindak bertentangan dengan rakyat, maka mahasiswa dan angkatan muda beserta lapisan masyarakat lainya berhak untuk bertindak demi keadilan dan kesejahteraan masyarakat Indonesia secara keseluruhan.

Hal ini dapat di gambarkan pda tragedi Trisakti pada 12 mei 1998. Pada masa itu, soeharto menjalankan sistem pemerintahan yang Otoriter, yang sangat bertentangan dengan Mahsiswa sebagai elit angkatan muda yang menilai pemerintahan yang di jalankan Presiden Soeharto pada masa itu. Soeharto amat sangat mengekang kebebasan berpendapat hingga melarang adanya bentuk protes apapun yang dilakukan oleh mahasiswa. Hal ini membuat panas Mahasiswa dan angkatan muda lainya. Sehingga dengan massa lebih dari 6000 orang, para mahasiswa bersatu menurunkan Soeharto dari jabatanya sebagai Presiden Idonesia pada masa itu. Tepatnya pada 21 Mei 1998, Soeharto berhasil dijatuhkan dari kursi kepemimpinan2. Catatan

sejarah barusan menunjukan bahwa, mahasiswa dan angkatan muda sangat berpengaruh besar di dalam dunia perpolitikan di Indonesia. Mengingat mahasiswa sebagai kaum elit politik dai kalangan muda, tentunya bisa membawa perubahan yang baik bagi dunia perpolitikan di

(3)
(4)

B. 1. Rumusan Masalah

1. Apa yang harus dilakukan mahasiswa jika ingin bergabung di dalam organisasi politik mahsiswa?

2. Apa yang dimaksud dengan Angkatan Muda politik elit- politik dan Angkatan Muda non-elit politik?

3. Apa solusi yang harus di ambil mengenai peran Mahasiswa dan Angkatan Muda di dalam politik?

C.1. Tujuan dan Manfaat Tujuan:

1. Memahami proses politik yang melibatkan Mahasiswa dan Angkatan Muda Indonesia 2. Mencari titik terang kedudukan Mahasiswa dan Angkatan Muda di dalam dunia

perpolitikan

Manfaat:

(5)

2

PEMBAHASAN A.2.1. Mahasiswa dan Politik

Faktanya, mahasiswa adalah elit politik di kalangan generasi muda yang tidak mengenyam pendidikan di perguruan tinggi. Hal tersebut dikarenakan pengalaman mereka yang sering mendapatkan Sosialisasi Politik di lingkungan Universitas dan tidak menutup kemungkinan di luar lingkungan Universitas karena mengingat jangkauan bersosialisasi mahasiswa lebih luas ketimbang angkatan muda.

Mahasiswa sebagai kaum berpendidikan dituntut harus berpikir kritis di dalam hal mengamati perkembangan politik di Indonesia, apalagi mahasiswa sosial khususnya jurusan Ilmu Politik. Hal ini sangat lah penting bagi perkembangan perpolitikan di Indonesia.

Di dalam pergerakanya untuk terjun di dalam dunia perpolitikan, mahasiswa lebih cenderung masuk ke dalam Organisasi Mahasiswa yang di naungi oleh partai politik tertentu. Di dalam hal ini tentunya ada kepentingan pribadi dari kelompok Mahasiswa tersebut sehingga memilih masuk ke dalam sebuah Organisasi Mahasiswa yang berbau politik tersebut.

Akan tetapi, dengan melihat fakta yang ada, mahasiswa sebagai elit politik yang berpendidikan di kalangan muda, tentunya akan menjunjung tinggi dasar-dasar negara republik Indonesia dan tidaklah akan mengurangi rasa nasionalisme serta tetap berakulturasi dengan baik.

B. 2. 2. Organisasi Politik Mahasiswa

Mengingat mahasiswa yang aktif di dalam politik adalah mahasiswa yang pesimis akan masa depanya dalam hal kemungkinan mereka diterima di dalam masyarakat nantinya dalam hal mencari kedudukan di dalam masyarakat, maka bergelut di dalam organisasi politik adalah pilihan yang di pilih oleh mahasiswa tersebut. Akan tetapi mereka harus bisa bertindak sesuai dengan ketentuan yang benar di dalam dunia perpolitikan di Indonesia3.

Sepak terjang mahasiswa di dalam dunia perpolitikan di awali dengan organisasi-organisasi mahasiswa yang berada di bawah naungan parai politik. Organisasi seperti ini aktif di dalam setiap kegiatan partai politik yang menaungi mereka, misalnya peringatan ulang tahun partai, kampanye, pawai, rapat umum dan kegiatan- kegiatan lainya. Misalnya Persatuan Mahasiswa Islam Indonesia misalnya. Mereka mempunyai pertalian dan hubungan (berafiliasi) dengan NU (Nahdlatul Ulama) organisasi Islam4. Oleh karena itu, mahasiswa adalah bagian

terpenting di dalam dunia perpolitikan di Indonesia. Mengingat sistem pemerintahan kita yang

3 Moeflich hasbullah, 2015, Gerakan Politik Mahasiswa Sebagai Moral Force.

academia.edu/3637719/Gerakan_Politik_Mahasiswa_sebagai_Moral_Force. diakses pada hari jum’at, 02 oktober 2015 pada pukul 23:32 wib

(6)

menganut sistem pemerintahan yang demokratis dengan menjunjung tinggi ideologi- ideologi yang tercantum di dalam Pancasila, maka seharusnya organisasi mahasiswa yang terjuju di dalam kepentingan politik haruslah seimbang dengan keadaan yang ada di lapangan (masyarakat). Artinya organisasi mahasiswa ini haruslah berjalan sesuai dengan apa yang telah tercantum di dalam Pancasila. Tidak hanya itu, organisasi mahasiswa yang berbau politik harus bisa memahami sistem politik dengan benar, agar mereka tidak tersesat di dalam dunia perpolitikan.

Seperti yang dikatakan oleh Gabriel Almond yang menyatakan bahwa sistem politik sebagai sistem interaksi yang ada di dalam masyarakat merdeka yang menjalankan sangsi integrasi dan adaptasi5. Maka organisasi mahasiswa tersebut haruslah memberikan sosialisasi

mengenai sistem politik yang baik dan benar kepada setiap anggotanya sebelum terjun kedalam dunia perpolitikan yang sangat memperhatikan hak dan kewajiban masyarakat yang berada di luar organisasi mereka. Artinya , mereka harus lebih banyak berinteraksi dengan masyarakat guna mengetahui kebutuhan yang di perlukan masyarakat banyak di dalam kepentingan yang berbau politik. Serta anggota maupun pengurus organisasi mahasiswa yang berbau politik tersebut harus memahami tujuan yang di maksud dengan integrasi politik yang berarti mereka harus lebih bisa memahami makna dari penyatuan berbagai kelompok budaya dan sosial yang ada pada lingkungan keseluruhan masyarakat sehingga menjadi suatu identitas nasional serta berdaptasi dengan hasil dari integrasi tersebut. Maka, sebenarnya pilihan seorang mahasiswa untuk bergelut di dalam dunia politik melalui organisasi politik mahsiswa sebenar nya sah- sah saja, asalkan mengerti akan tujuan dan ketentuan yang berlaku di dalam dunia politik secara keseluruhan.

C. 2. 3. Angkatan Muda dan Politik a) Angkatan muda

Adalah generasi penerus yang nantinya akan menjadi pemimpin bangsa. Sangat di khawatirkan apabila generasi muda ini tidak dapat memahami situasi bangsa. Sebelumnya, sudah di bahas tentang Mahasiswa dan Organisasi Politik, yang dimana sebenarnya mahasiswa adalah angkatan muda yang intelek, sehingga bisa di katakana kaum elit di kalangan Angkatan Muda. Disamping Mahasiswa sebgai kaum elit di kalangan muda khususnya di soal politik, ada juga Angkatan Muda yang di kategorikan sebagai Angkatan Muda non- elit politik. Pastinya ini menjadi pertanyaan kita bersama, mengapa ada pembagian di dalam kaum muda ini. Lengkapnya akan kita bahas melalui penjelasan di bawah ini.

b) Angkatan muda non-elit politik

5 Yadha malmsteen. 2015 Pengertian Sistem Politik menurut Beberapa Ahli.

(7)

Dari sekian banyak angkatan muda di Indonesia, tidak lah sedikit angkatan muda yang tidak dapat melanjutkan pendidikan sampai perguruan tinggi. Otomatis pengetahuan mereka tentang politik tidak sebanding dengan angkatan muda yang mengenyam pendidikan sampai dengan tingkat bangku kuliah (mahasiswa). Tetapi, kedudukan mereka sebagai rakyat Indonesia jika di pandang dari hak dan kewajiban adalah sama.

c) Solusi peningkatan mutu kelompok muda non-elit politik

Mengingat kurangnya pengetahuan mereka tentang politik, mereka bisa dikatakan sebagai masyarakat tradisional di dalam dunia politik, artinya mereka sangat minim dengan pengetahuan politik. Untuk itu, kaum muda yang berpendidikan sangat lah berperan penting di sini. Angkatan muda yang minim pengetahuan politik ini, harus mendapatkan Sosialisai Politik secara intensif agar mereka dapat mengamati perkembangan politik yang terjadi di negara ini.

Kaum muda yang tidak mengenyam pendidikan ini sangat rentan sekali terhadap rayuan kelompok politik yang menghallalkan segala cara untuk meraih kekuasaan. Bisa saja kaum muda ini di manfaatkan untuk kepentingan kelompok mereka. Misalnya di dalam rangka Pemilihan Umum ( Pemilu). Tidak langka terjadi, politik uang selalu ada di setiap Pemilihan Umum , baik itu di daerah maupun di tingkat pemilihan pusat. Kelompok angkatan muda yang minim pengetahuan inilah yang nantinya akan menjadi sasaran empuk bagi oknum yang menghallalkan cara ini, dengan membeli suara dari kelompok angkatan muda ini dengan rupiah dan sebagainya. tentunya mereka tidak sadar, betapa pentingnya suara mereka bagi perubahan negra ini. Terbukti, sosialisasi politik sangat lah penting bagi angkatan muda yang tergolong di dalam masyarakat tradisional politik ini, demi menekan praktek yang tidak lazim di dalam dunia perpolitikan di Indonesia dan demi menambah pengetahuan mereka tentang dunia perpolitikan beserta sistemnya.

Selain peran mahasiswa sebagai kaum intelek yang lebih peka terhadapap perkembangan politik diatas angkatan muda yang tidak mengenyam pendidikan, peran pemeritah disini sangat lah penting. Bisa saja dengan cara meningkatkan peluang bagi mereka untuk mengenyam pendidikan yang lebih baik. Iya memang di Indonesia saat ini sudah banyak sekali kebijakan pemerintah yang memperhatikan kelompok angkatan muda non- elit pendidikan ini. Tetapi, yang menjadi modal utama peningkatan kualitas intelektual kaum non- elit politik di kalangan muda ini adalah keinginan untuk belajar dari diri masing- masing. Hingga saat ini, masih banyak kaum muda yang tergiur untuk bekerja di bandingkan melanjutkan pendidikan. Ini juga harus menjadi pertanyaan yang harus di jawab pemerintah. Bagaimana caranya meningkatkan keinginan belajar pada kaum muda ini. Bisa saja dengan memberi jaminan lapangan kerja tersedia apabila mereka telah selesai menempuh pendidikan nantinya.

(8)

PENUTUP A. 3. 1. Kesimpulan

Organisasi politik mahasiswa serta peran Angkatan Muda elit- politik maupun non- elit politik, sangat lah vital keberadaanya bagi kelangsungan politik yang besrsih, adil dan memandang aspek- aspek yang mendukung perkembangan negara untuk menjadi lebih maju. Oleh karena itu, perlu di lestarikan keberadaanya. Mengenai Angkatan Muda yang non- elit politik, perlu kita sadari lebih dalam lagi, bahwa mereka merupakan warga negara Indonesia yang perlu bimbingan baik itu secara pendidikan dan pendekatan yang mengajak mereka untuk lebih giat lagi dalam hal meningkatkan pengetahuan mereka. Hal itu dapat dilaksanakan dengan mengadakan sosialisasi politik atau pun dengan memperbesar peluang mereka untuk menngenyam pendidikan sampai dengan tingkat perguruan tinggi.

Khusus Angkatan Muda yang dikategorikan sebagai elit- politik, dapat digunakan sebagai mata tombak dalam hal memberi bimbingan kepada Angkatan Muda yang non- elit politik atas tata- cara menyaring informasi politik dan meningkatkan intelektual mereka demi memerangi poliynag tidak sehat.

Jadi, diantara Organisasi Politik Mahasiswa, Angkatan Muda non- elit politik dan Angkatan Muda elit politik, memiliki hubungan yang harus kita jaga, yaitu lancarnya proses sosialisi antara dua golongan ini, demi terwujudnya keseimbangan politik di dalam negara yang kita cintai ini.

B. 3.2. Saran

Pemerintah harus berperan aktif dalam rangka memperbesar peluang Angkatan Muda untuk mendapat pendidikan yang memadai. Upaya ini sebagai antisispasi meningkatnya Masyarakat Tradisipnal politik yang akan membawa dampak buruk bagi dunia perpolitikan di Indonesia.

Pemerintah harus lebih jeli melihat apa yang dibutuhkan Angkatan Muda sebagai cara memenuhi kebutuhan yang mereka perlukan baik itu di bidang pendidikan maupun dalam hal mengembangkan bakat serta minat mereka di bidang tertentu. Upaya ini juga berperan sebagai usaha meningkatkan kwalitas sumber daya manusia Angkatan Muda Indonesia. Yang nantinya akan menjadi generasi penerus bangsa yang berkwalitas, baik itu di bidang politik, ekonomi dan pembangunan.

(9)

1. Wahyu barata. 2009. Kabar Indonesia. Momentum hari sumpah pemuda 28 oktober 1928. kabarindonesia.com/berita.php?pil=13&dn=20091025163148. diakses pada hari sabtu, 03 oktober 2015 pada pukul 09: 27 wib

2. Kumpulan sejarah. 2014. Sejarah Kelam Tragedi Trisakti 12 Mei 1998. portalsejarah.com/sejarah-kelam-tragedi-trisakti-12-mei-1998.html. Diakses pada hari sabtu, 03 Oktober 2015 pada pukul 11:25 wib

3. Moeflich hasbullah, 2015, Gerakan Politik Mahasiswa Sebagai Moral Force.

academia.edu/3637719/Gerakan_Politik_Mahasiswa_sebagai_Moral_Force. diakses pada hari jum’at, 02 oktober 2015 pada pukul 23:32 wib

4. Sanit Arbi. 1981. Sistem Politik Indonesia; Kestabilan Peta Kekuatan Politik dan Pembangunan. Jakarta: RajaGrafindo Persada, hlm 85- 88

5. Yadha malmsteen. 2015 Pengertian Sistem Politik menurut Beberapa Ahli.

(10)

PAPER 2 PARTAI POLITIK

‘Menjalankan Fungsi Partai Politik ’ 1

PENDAHULUAN A. 1. 1. Latar Belakang

Partai politik pertama lahir di negara Eropa Barat. Dengan melugasnya pemikiran bahwa rakyat merupakan faktor yang perlu di perhitungkan serta di perhitungkan serta di ikutsertakan di dalam proses politik. Maka, berkembang menjadi penghubung di antara rakyat di suatu pihak dan pemerintah lain.

Partai politik berangkat dari anggapan bahwa dengan membentuk wadh organisasi mereka bisa menyatukan orang- orang yang mempunyai pemikiran serupa sehingga pikiran dan orientasi mereka bisa di konsolidasikan. Dengan begitu pengaruh mereka bisa lebih besar dalam pembuatan dan pelaksanaan putusan.

Secara umum, dapat dikatakan bahwa partai politik adalah suatu kelompok organisasi terorganisir yang anggota- anggotanya mempunyai orientasi, nilai- nilai dan cita- cita yang sama dengan tujuan memperoleh kekuasaan politik dan kedudukan politik dengan cara konstitusional untuk menjalankan programnya.

Berdasarkan pandangan yang berbeda mengenai pandangan partai politik di dalam negara yang satu dengan yang lainya berdasarkan sistem pemerintahan yang di terapkan ke dalam negara itu masing- masing, membuat pandangan tehadap fungsi partai politik itu berbeda pula. Fungsi partai politik di negara demokrasi dengan sistem politik di negara otoriter memiliki perbandingan di dalam sistem politik. Di negara yang demokratis, sistem politik lebih mengarah ke kedaulatan rakyat, bergerak dengan memperhatikan kesejahteraan rakyat yang berada di negara yang menganut sistem pemerintahan demokrasi.

Berbicara tentan fungsi partai politik di negara demokrasi, sedikitnya terdapat empat fungsi partai politik di negara demokrasi. Pertama, sebagai Sarana Komunikasi Politik, kedua, Sebagai Sarana Sosialisasi Politik, ketiga, sebagai sarana Rekrutmen Politik, keempat, sebagai sarana Pengatur Konflik.

(11)

perilaku masyarakat di dalam kehidupan bermasyarakat yang terpengaruhi faktor fungsi partai politik.

B. 1. 2. Rumusan Masalah

1. Apakah Fungsi partai politik di negara demokrasi?

2. Bagaimanakah menjalankan fungsi partai politik dengan baik? C. 1. 3. Tujuan dan Manfaat

Tujuan:

1. Memberikan pemahaman akan fungsi partai politik di dalam negara demokrasi 2. Menciptakan masyarakat yang mengerti akan dunia perpolitikan di Indonesia

Manfaat:

(12)

2

PEMBAHASAN A. 2. 1. Fungsi Partai Politik

Seperti yang tergambar di dalam pendahuluan di atas, partai politik membentuk wadah organisasi dan mereka bisa menyatukan orang- orang yang memiliki pemikiran serupa sehingga pemikiran dan orientasi mereka dapat di konsolidasikan.

Menurut Carl J. Friedrich, partai politik adalah sekelompok mausia yang terorganisir secara stabil dengan tujuan atau mempertahankan penguasaan terhadap pemerintahan bagi pimpinan partainya dan penguasaan ini memberikan kepada anggota partainya kemanfaatan yang bersifat- idiil serta materiil6. Partai politik dengan penjelasan diatas memiliki tujuan untuk

mendapatkan kekuasaan dan mempertahankanya.

Berdasarkan fungsi dan kedudukannya di negara demokrasi, partai politik memiliki empat fungsi, diantaranya:

a. Sebagai sarana komunikasi politik

Sarana komunikasi politik disini, merupakan penggabungan pendapat dan aspirasi masyarakat yang selanjutnya di rumuskan ke dalam rumuskan ke dalam bentuk yang lebih teratur (interest articulation).

b. Sebagai sarana sosialisasi politik

Sosialisasi politik sebagai upaya peningkatan pengetahuan politik di kalangan masyarakat non elit plitik atau masyarakat tradisional politik sangatlah berperan penting dalam upaya menekan tingkat ‘ masyarakat yang buta akan sistem politik’ di negara demokrasi.

c. Sebagai sarana rekrutmen politik

Fungsi ini berkaitan dengan seleksi kepemimpinan baik itu kepemimpinan internal dan nasional. Untuk kepentigan internal partai, dibutuhkan kader- kader yang berkwalitas. Diharapkan di dalam seleksi ini tidak terjadi praktek yang tidak wajar, misalnya praktek nepotisme.

d. Sebagai sarana pengatur konflik

Fungsi partai politik di bagian ini berperan untuk mengatr konflik yang terjadi di dalam masyarakat. Fungsi ini bisa dijadikan mata tombak dalam mengatur konflik yang terjadi yang di landasi perbedaan suku, ras dan agama. Dalam hal ini, cara pertama yang dapat di tempuh adalah, misalnya di dalam hal pencalonan pemimpin yang akan mewakili partai di pilih calon yang berbeda latar belakang. Latar belakang disini bukan berarti di dalam hal visi, misi, pengalaman dan pengetahuan akademik, akan tetapi latar belakang yang mengarah dalam perbedaan agama dan suku misalnya, sebagai rangsangan terwujudnya fungsi partai politik yang ke empat ini7

6 Budiarjo. Miriam. 2008. Dasar- dasar Ilmu Politik. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Hlm 405-410

(13)

Dari fungsi partai politik di negara demokrasi diatas tersebut, kita mendapat gambaran bagai mana cara menjalankan keempat fungsi itu dengan baik.

B. 2. 2. Menjalankan Fungsi Partai Politik Dengan Baik

Dari penjelasan di atas, penulis melihat hubungan timbal balik di antara keempat fungsi partai politik ini. Dalam menjalakan fungsi partai politik di negara demokrasi dengan baik harus lah bertumpu pada ke empat fungsi parpol diatas. Akan tetapi, disini akan di bahas bagaimana caranya menjalankan fungsi tersebut dengan baik.

Dilihat dari fungsi yang pertama, dimana partai politik sebagai sarana komunikasi politik, para oknum yang menjalankan fungsi pertama ini harus bisa meningkatkan partisipasi masyarakat dengan cara pendekatan yang benar, baik itu dari segi pendekatan emosional di lapangan maupun hubunganya dengan fungsi partai politik yang kedua yaitu sebagai sarana sosialisasi politik.

Kedua, sosialisasi politik juga berperan penting di dalam kehidupan politik di negara demokrasi. Sosialisasi ini sebenarnya wajib untuk di lakukan oleh partai- partai politik sebagai sarana memberantas masyarakat yang buta akan pengetahuan politik. Mengapa bisa dikatakan wajib, karena lewat sosialisasi politik kita bisa menyelamatkan kaum yang awam pengetahuan politiknya, dimana kaum ini selalu menjadi sasaran empuk bagi oknum yang melakukan segala cara didalam usaha memperoleh kekuasaan yang berbau politik.

Ketiga, fungsi parpol sebagai rekrutmen politik ini haruslah di laskanakan dengan ketat dan tanpa ada unsur Nepotisme demi terwujudnya squad politik yang berkwalitas. Di dalam hal ini, yang menjadi pertimbngan selain pengalaman dan kemampuaan akdemik, yang harus di jadikan bahan pertimbangan selanjutnya adalah pngaruh positif dari para calon dalam hal mengambil perhatian publik.

(14)

3 PENUTUP A. 3. 1. Kesimpulan

Fungsi partai politik menjadi faktor penting bagi kestabilan masyarakat di suatu negara dimana fungsi partai politik ini mengarah ke perilaku masyarakat yang berbeda latar belakang yang sering berkonflik. Sosialisasi tentang fungsi partai politik harus sering dilaksanakan di dalam kehidupan bermasyaraka sebagai upaya masyarakat dapat memahami tujuan dari fungsi partai politik tersebut yang sebenarnya mengarah pada kesejahteraan rakyat yang diwakili.

B. 3. 2. Saran

(15)

DAFTAR PUSTAKA

6. Budiarjo. Miriam. 2008. Dasar- dasar Ilmu Politik. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Hlm 405-410

Referensi

Dokumen terkait

In this study, social capital is measured by three indicators, namely, trust, cooperativeness and the social network (a person’s participation in community activities).Welfare

Peraturan Daerah Kabupaten Bantul Nomor 16 Tahun 2007 tentang Pembentukan Organisasi Dinas Daerah di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Bantul (Lembaran Daerah

[r]

Batu Sisir - Bukit Arai Gedung A Pulau Sekatung Lt. Ranai

This study aims to find translation procedures from source language (English) to target language (Indonesian) used in translating the Eclipse novel which have

[r]

diterima, dengan demikian diperoleh kesimpulan bahwa terdapat perbedaan hasil belajar matematika dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe NHT (Numbered

Memperhatikan ketentuan-ketentuan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah sebagaimana diubah terakhir dengan