LAPORAN MINI RISET
PRAKTIKUM MANAJEMEN KEUANGAN DAERAH
Disusun Oleh : Masfulatul Lailiyah
201410180311226
ILMU EKONOMI STUDI PEMBANGUNAN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpaha rahmat dan karunia-Nya saya telah dapat menyelasaikan tugas Praktikum Manajemen Keuangan Daerah,yaitu mengenai konsep dan permasalahan yang timbul pada saat perhitungan dan penarikan pendapatan yang dilakukan pada daerah masing masing dengan melakukan kegiatan mini riset.
Semoga tugas ini dapat menjadi panduan bagi kita semua dalam melaksanakan pembelajaran.
Terima Kasih
Malang,19 April 2017
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
Demi mewujudkan kemandirian suatu bangsa dan negara dalam pembiayaan pembangunan, pemerintah perlu
melakukan usaha usaha yang cukup optimal, salah satunya adalah menggali sumber sumber dana yang berasal dari dalam negri. Pada saat ini sektor perpajakan merupakan salah satu sumber penerimaan ideal yang baik itu
penerimaan oleh pemerintah pusat maupun pemerintah daerah.
Bila dilihat dari potensinya, sektor perpajakan dapat menjadi salah satu sektor yang dapat memenuhi
pembiayaan bangunan yang dilakukan secara berkala dan berkesinambungan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat secara materil maupun spiritual. Bisa berjalan dengan baik atau tidak pemamfaatan sumber ini tak lepas dari adanya kebijakan kebijakan dari pemerintah dan peran serta masyarakat yang memiliki kepedulian akan kemandirian bangsanya.
Dengan adanya Undang Undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah dan Undang Undang Nomor 33 Tahun 2004 Tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah maka Pemerintah Pusat memberikan wewenang dan tanggung jawab kepada Pemerintah Daerah untuk mengatur rumah tangganya sendiri melalui system otonomi daerah yang berguna mengoptimalkan pemanfaatan sumber sumber yang ada di daerah serta mengetahui mutu akan sumber daya manusia yang ada di berbagai daerah wilayah di negara ini. Ciri utama yang menunjukan suatu daerah otonom mampu berotonomi yaitu terletak pada
kemampuan untuk menggali sumber sumber keuangan sendiri yang cukup memadai untuk membiayai
penyelenggaraan pemerintah daerahnya. Ketergantungan kepada bantuan Pemerintah Pusat harus seminimal
mungkin, sehingga Pendapatan Asli Daerah (PAD) khususnya pajak dan retribusi daerah harus menjadi bagian sumber keuangan terbesar ,yang didukung oleh kebijakan perimbangan keuangan pusat dan daerah. Sumber pendapatan yang dimaksud terdiri atas : Pendapatan Asli Daerah (PAD) dana perimbangan , pinjaman daerah, lain lain pendapatan daerah yang sah.
pajak daerah. Pada undang - undang ini dapat kita pajak yang menjadi Pajak Daerah Provinsi dan Pajak Daerah Kabupaten /Kota.
Adapun pembagiannya sebagai berikut :
1. Pajak Daerah Provinsi terdiri dari : Pajak Kendraan Bermotor (PKB) dan Kendraan di Atas Air, Pajak Bahan Bakar Kendraan Bermotor , Bea Balik Nama Kendraan Bermotor dan Kendraan di Atas Air , Pajak Air
Permukaan , Pajak Rokok.
2. Pajak Daerah Kabupaten / Kota terdiri dari : Pajak Hotel, Pajak Restoran , Pajak Hiburan , Pajak Reklame , Pajak Penerangan Jalan , Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan , Pajak Air Tanah , BPHT Pajak Bagian Sektor Pedesaan dan Perkotan , dan Pajak Parkir.
3. Sesuai dengan undang undang tersebut maka daerah yang menjadi daerah otonom harus berusaha
semaksimal mungkin untuk meningkatkan penerimaan pajak daerahnya. Upaya dan kebijakan didukung oleh peran serta dari semua pihak sangat penting dilakukan . Salah satunya adalah lembaga pemerintah yang