Sejarah Kelapa
Kelapa telah sejak zaman prasejarah dikenal dalam peradaban manusia, dan diketahui tumbuh di daerah tropis. Ada 3 teori menyatakan tentang daerah asal tanaman kelapa. Teori pertama memperkirakan bahwa kelapa adalah salah satu anggota genus Cocos seperti yang tumbuh di Amerika, dan daerah asalnya adalah lembah-lembah Andes di Columbia, Amerika Serikat. Dari sinilah pada zaman prasejarah kelapa menyebar dibawa oleh penjelajah-penjelajah di kawasan Pasifik. Teori kedua beranggapan bahwa kelapa berasal dari daerah pantai kawasan Amerika Tengah, dimana dengan perantaraan arus lautan terbawa dan menyebar ke pulau-pulau Samudera Pasifik. Teori ketiga menyatakan bahwa daerah asal kelapa adalah suatu kawasan di Asia Selatan atau Malaysia atau mungkin Pasifik Barat. Berlawanan dengan teori kedua, menurut teori ketiga ini dari kawasan terakhir itulah kelapa menyebar ke pantai-pantai barat benua Amerika, terutama pada daerah tropis (Warisno, 1998).
Botani Kelapa
Dalam dunia tumbuh-tumbuhan, maka kelapa bisa digolongkan sebagai: Kingdom : Plantae
Divisio : Spermatophyta Kelas : Monocotyledoneae Ordo : Palmales
Species : Cocos nucifera
Penggolongan varietas kelapa umumnya berdasarkan perbedaan-perbedaan umur pohon mulai berbuah, bentuk dan ukuran buah, warna buah serta sifat-sifat khusus yang lain (Suhardiman, 1999).
Pada mulanya hanya dua varietas kelapa yang dikenal yaitu varietas dalam (tall variety) dan varietas genjah (dwarf variety). Kelapa varietas dalam diantaranya adalah kelapa dalam Afrika Barat (west african tall), kelapa dalam Bali, kelapa dalam Palu, dan kelapa dalam Tenga. Sedangkan varietas genjah diantaranya kelapa genjah nias kuning (nias yellow dwarf), kelapa genjah Malaya kuning (malaya yellow dwarf), dan kelapa genjah Malaya merah (malaya red dwarf). Dengan berkembangnya ilmu pemuliaan tanaman, maka muncul lagi varietas baru, yaitu kelapa hibrida yang merupakan hasil persilangan antara varietas genjah (ibu) dengan varietas dalam (bapak) antara lain:
1. Varietas dalam
Varietas ini terdapat di berbagai negara produsen kelapa. Varietas ini berbatang tinggi dan besar, tingginya mencapai 30 m atau lebih. Kelapa dalam mulai berbuah agak lambat, yaitu antara 6-8 tahun setelah tanam. Umurnya dapat mencapai 100 tahun lebih.
2. Varietas genjah
3. Kelapa hibrida
Kelapa hibrida diperoleh dari persilangan antara kelapa varietas genjah dengan varietas dalam. Salah satu hasil persilangan itu merupakan kombinasi sifat-sifat yang baik dari kedua jenis kelapa asalnya.
(Rindengan, dan Hengky, 2004).
Bagian-Bagian Tanaman Kelapa dan Kegunaannya
Kelapa merupakan salah satu anggota keluarga Palmae. Kelapa dikenal sebagai tanaman serba guna karena seluruh bagian tanaman ini bermanfaat bagi kehidupan manusia. Berikut adalah bagian-bagian dan kegunaan dari tanaman kelapa
1. Batang
Pada umumnya, batang kelapa mengarah lurus ke atasdan tidak bercabang, kecuali pada tanaman di pinggir sungai, tebing dan lain-lain, pertumbuhan tanaman akan melengkung menyesuaikan arah sinar matahari.
2. Daun
3. Buah
Gambar 1. Bagian-bagian buah kelapa
Bunga betina yang telah dibuahi mulai tumbuh menjadi buah kira-kira 3-4 minggu setelah manggar terbuka. Tidak semua buah yang terbentuk akan menjadi buah yang bisa dipetik, tetapi diperkirakan 1/2 - 2/3 buah muda berguguran, karena pohon tidak sanggup membesarkannya. Buah yang masih kecil dan muda sering disebut bluluk. Sesudah dua bulan, buah yang rontok sudah mulai berkurang dan buah selanjutnya perkembangan bunga melalui 3 tingkat, yaitu :
- Tingkat I : Yang mulai membesar ialah sabut, tempurung dan lubang embrio. Ruangan masih terpenuhi air, tempurung masih lunak. Tingkat ini berlangsung 4 bulan.
- Tingkat II : Penebalan tempurung tetapi belum mengeras, berlangsung selama 2 bulan.
Gambar 2. Tingkat perkembangan buah
Buah mencapai ukuran maksimal sesudah buah berumur 9-10 bulan, dengan berat 3-4 liter. Pada umur 12-14 bulan, buah cukup masak dan berat rata-rata 2 kg dan volume airnya berkurang. Kecuali untuk beberapa jenis genjah, berat rata-ratamenjadi 1 kg (Suhardiman,1999).
Kondisi Perkelapaan di Indonesia
Kelapa telah ditanam hampir di seluruh Indonesia dan luas arealnya terus meningkat. Namun yang menjadi sentral produksinya adalah Aceh, Sumatera Utara, Riau, Lampung, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, NTT, dan Maluku. Dari seluruh luas areal perkebunan kelapa, sekitar 97,4 % dikelola oleh perkebunan rakyat yang melibatkan sekitar 3,1 juta keluarga petani, sisanya sebanyak 2,1 % dikelola perkebunan besar swasta dan 0,5 % dikelola perkebunan besar negara. Meskipun Indonesia memiliki areal kebun kelapa yang paling luas, tetapi produksinya hanya menduduki urutan kedua (Sukamto, 2001).
Komoditas kelapa di Indonesia tengah mengalami masalah yang serius.
Hal itu ditunjukkan dengan merosotnya ekonomi produk utama olahan kelapa
melewati umur produksi, sementara upaya pengembangannya jauh tertinggal
dibandingkan dengan komoditas lain seperti kelapa sawit, kakao, dan karet. Upaya
untuk mengatasi masalah tersebut antara lain dapat ditempuh dengan menggali
keserbagunaan tanaman kelapa. Pengembangan produk baru yang potensial harus
diusahakan melalui penganekaragaman produk olahan buah kelapa
(Setiawan dan Sunarya, 2005).
Pemotongan Buah Kelapa
Saat pemungutan hasil buat kelapa muda selain ditentukan oleh berbagai faktor seperti (varitas kelapa, tanah dan lain-lain), juga masih ditentukan oleh kegunaannya, misalnya untuk keperluan minuman. Didaerah-daerah yang berdekatan kota besar, umumnya penduduk memungut hasil berupa buah yang masih muda, dan dipasarkan dengan harga yang lebih tinggi daripada buah yang cukup tua. Beberapa minuman segar berasal dari buah kelapa muda, sangat digemari terutama di daerah hawa panas dan di kota besar yang selalu ramai dan padat dengan penduduk. Pemungutan buah muda selain sebagai minuman segar, juga dipergunakan obat penyakit tertentu, misalnya degan (kelapa muda) dari jenis kelapa hijau, dan lain-lain (Suhardiman, 1999).
Pengolahan Buah Kelapa
dipakai sebagai bahan baku untuk menghasilkan kopra, minyak kelapa, coconut cream, santan dan parutan kering (desiccated coconut), sedangkan air kelapa dapat dipakai untuk membuat cuka dan nata de coco. Tempurung dapat dimanfaatkan untuk membuat charcoal, carbon aktif dan kerajinan tangan. Dari batang kelapa dapat dihasilkan bahan-bahan bangunan baik untuk kerangka bangunan yang dapat dipakai sebagai sapu, serta barang-barang anyaman (Suhardiyono, 2000).
Rancang Bangun
Perancangan adalah penuangan ide (gagasan) dalam bentuk tulisan, yang didasarkan pada logika gerak (mekanis), ratio posisi (konstruksi) didukung pendekatan matematis, yang secara eksplisit merupakan parpaduan antara penerapan beban/gaya, penentuan demensi, penggunaan material dan pemilihan angka keamanan hingga dapat digambar. Jika hasil rancangan dibuat dalam bentuk benda maka akan dapat dirakit untuk dioperasikan hingga mampu menghasilkan sesuatu seperti yang diharapkan. Selanjutnya inilah yang disebut dengan rancang bangun (Sholeh dkk, 2012).
Perancangan adalah kemampuan untuk menggabungkan ide, konsep ilmiah, sumber dan hasil kedalam pemecahan suatu masalah. Ada lima tahapan dalam mendesain suatu alat baru yaitu:
1. Mengidentifikasi masalah kegiatan ini dimulai dengan mengenal masalah dan menentukan keinginan sebuah produk.
3. Pembahasan masalah pada tahapan ini diambil solusi terbaik kemudian disederhanakan sehingga lebih efisien dan mudah diambil, diperbaiki dan mungkin dibatalkan ketika tidak dapat dipakai lagi.
4. Model dan prototype sebuah model dan contoh kadang - kadang dibuat untuk dipelajari, dianalisis dan menyempurnakan sebuah rancangan. Prototype diuji dan dimodifikasi bila perlu, dan hasilnya disajikan pada gambar.
Produksi dan pengerjaan gambar berguna untuk menghasilkan sebuah produk, perangkat akhir dari sebuah produk yang dibuat harus diperiksa dan disetujui. Pada industri, keluaran dari persetujuan produksi rancangan diberikan pada bagian permesinan untuk memproduksi gambarnya perancang mengambil detail - detailnya dengan bantuan dari perbandingan dari model - model yang ada (Hurst, 2006).
Komponen Alat
Rangka
Rangka berfungsi sebagai tempat menopang bagian-bagian alat sekaligus mendukung alat secara keseluruhan. Selain itu juga harus mampu menahan gaya-gaya yang terjadi akibat pembebanan ataupun penyaluran tenaga melalui poros yang terdapat pada alat (Sutejo dan Prayoga, 2014).
Peranan Mekanisasi Pertanian
Perkembangan lingkungan strategis tersebut diantaranya adalah adanya perkembangan harga dan permintaan pangan dan energi yang semakin meningkat Perkembangan mekanisasi pertanian tentunya harus ditunjang dengan ketersediaan bahan bakar yang dibutuhkan untuk mengoperasikannya. Terhambatnya penggunaan peralatan dan mesin pertanian tersebut tentunya akan berdampak pada menurunnya kinerja sektor pertanian (Prastowo, dkk. 2009).
Logam Yang Digunakan
Baja tahan karat
Besi dan baja paling banyak dipakai sebagai bahan industri yang merupakan sumber yang sangat besar dimana sebagian ditentukan oleh nilai ekonominya, tetapi yang paling penting karena sifat-sifatnya yang bervariasi, yaitu bahwa bahan tersebut mempunyai berbagai sifat dari yang paling lunak dan mudah dibuat sampai yang paling keras dan tajam. Dari unsur besi berbagai bentuk struktur logam dapat dibuat itulah mengapa sebabnya besi dan baja disebut dengan bahan yang kaya akan sifat-sifatnya.
Mekanisme Pembuatan Alat
Dalam pekerjaan bengkel alat dan mesin, benda kerja yang akan dijadikan dalam bentuk tertentu sehingga menjadi barang siap pakai dalam kehidupan sehari-hari, maka dilakukan proses pengerjaan dengan mesin–mesin perkakas, antara lain mesin bubut, mesin bor, mesin gergaji, mesin frais, mesin skrap, mesin asah, mesin gerinda, dan mesin yang lainnya (Daryanto, 2012).
Kekuatan, keawetan, dan pelayanan yang diberikan peralatan usaha tani bergantung terutama pada macam dan kualitas bahan yang digunakan untuk pembuatannya. Dalam pembuatannya terdapat kecenderungan konstruksi peralatan untuk meniadakan sebanyak mungkin baja tuangan dan mengganti dengan baja tekan atau baja cetak. Bilamana hal ini dilakukan dapat menekan biaya membuat mesin dalam jumlah besar. Keberhasilan atau kegagalan alat sering sekali tergantung pada bahan yang dipakai untuk pembuatannya. Bahan yang digunakan untuk pembuatan peralatan usaha tani dapat diklasifikasikan dalam logam dan non logam (Smith dan Wilkes, 1990).
Kapasitas Kerja Alat dan Mesin Pertanian
Kapasitas kerja suatu alat atau mesin didefenisikan sebagai kemampuan alat dan mesin dalam menghasilkan suatu produk (contoh: ha. Kg, lt) persatuan waktu (jam). Dari satuan kapasitas kerja dapat dikonversikan menjadi satuan produk per kW per jam, bila alat atau mesin itu menggunakan daya penggerak motor. Jadi satuan kapasitas kerja menjadi: Ha.jam/kW, Kg.jam/kW, Lt.jam/kW (Daywin, dkk., 2008).
...(1)
Kesehatan dan keselamatan kerja (K3)
Kesehatan kerja, upaya-upaya yang ditujukan untuk memperoleh kesehatan yang setinggi-tingginya dengan cara mencegah dan penyakit yang diidap oleh pekerja, mencegah kelelahan kerja dan menciptakan lingkungan kerja yang sehat. Keselamatan kerja, upaya-upaya yang ditujukan untuk melindungi pekerja, menjaga keselamatan orang lain, melindungi peralatan, tempat kerja dan bahan produksi, menjaga kelestarian lingkungan hidup dan melancarkan proses produksi (Alfons dan Sepang, 2013).
Analisis Ekonomi
Biaya variabel adalah biaya yang besarnya tergantung pada output yang dihasilkan. Dimana semakin banyak produk yang dihasilkan maka semakin banyak bahan yang digunakan. Sedangkan, biaya tetap adalah biaya yang tidak tergantung pada banyak sedikitnya produk yang akan dihasilkan
(Soeharno, 2007).
Untuk menilai kelayakan finansial, diperlukan semua data yang menyangkut aspek biaya dan penerimaan usaha tani. Data yang diperlukan untuk pengukuran kelayakan tersebut meliputi data tenaga kerja, sarana produksi, hasil produksi, harga, upah, dan suku bunga (Nastiti, dkk, 2008).
Biaya pemakaian alat (Rp/ jam)
Pengukuran biaya pemakaian alat dilakukan dengan cara menjumlahkan biaya yang dikeluarkan yaitu biaya tetap dan biaya tidak tetap (biaya pokok).
Biaya pokok BT BT ... (2) dimana :
BT = total biaya tetap (Rp/tahun) BTT = total biaya tidak tetap (Rp/jam) x = total jam kerja per tahun (jam/tahun) C = kapasitas alat (jam/satuan produksi) 1. Biaya tetap
Biaya tetap terdiri dari :
- Biaya penyusutan (metode garis lurus)
dimana :
D = Biaya penyusutan (Rp/tahun)
P = Nilai awal (harga beli/pembuatan) alsin (Rp) S = Nilai akhir alsin (10% dari P) (Rp)
n = Umur ekonomi (tahun)
- Biaya bunga modal dan asuransi, perhitungannya digabungkan, besarnya:
I =
... (4) dimana :
i = Total persentase bunga modal dan asuransi - Biaya pajak
Di negara kita belum ada ketentuan besar pajak secara khusus untuk mesin-mesin dan peralatan pertanian, namun beberapa literatur menganjurkan bahwa biaya pajak alsin pertanian diperkirakan sebesar 2% pertahun dari nilai awalnya.
- Biaya gudang/gedung
Biaya gudang atau gedung diperkirakan berkisar antara 0,5-1%, rata-rata diperhitungkan 1% nilai awal (P) per tahun.
2. Biaya tidak tetap
Biaya tidak tetap terdiri dari :
- Biaya perbaikan dapat dihitung dengan persamaan : Biaya reparasi =
- Biaya karyawan/operator yaitu biaya untuk gaji operator. Biaya ini tergantung kepada kondisi lokal, dapat diperkirakan dari gaji bulanan atau gaji pertahun dibagi dengan total jam kerjanya.(Hidayat, dkk.,1999). Break even point
Break even point (BEP) umumnya berhubungan dengan proses penentuan tingkat produksi untuk menjamin agar kegiatan usaha yang dilakukan dapat membiayai sendiri (self financing). Selanjutnya dapat berkembang sendiri (self growing). Dalam analisis ini, keuntungan awal dianggap sama dengan nol. Bila pendapatan dari produksi berada di sebelah kiri BEP maka kegiatan usaha akan menderita kerugian, sebaliknya bila di sebelah kanan BEP akan memperoleh keuntungan.
Menurut Waldiyono (2008), manfaat perhitungan titik impas (break even point) adalah untuk mengetahui batas produksi minimal yang harus dicapai dan dipasarkan agar usaha yang dikelola masih layak untuk dijalankan. Pada kondisi ini income yang diperoleh hanya cukup untuk menutupi biaya operasional tanpa adanya keuntungan. Analisi BEP juga dapat digunakan untuk :
1. Hitungan biaya dan pendapatan untuk setiap alternatif kegiatan usaha. 2. Rencana pengembangan pemasaran untuk menetapkan tambahan investasi
untuk peralatan produksi.
3. Tingkat produksi dan penjualan yang menghasilkan ekuivalensi (kesamaan) dari dua alternatif usulan investasi
Rumus break even point yaitu :
atau
...(7)
(Halim, 2009) Net present value
Net present value adalah selisih antara present value dari investasi nilai sekarang dari penerimaan kas bersih dimasa yang akan datang. Identifikasi masalah kelayakan financial dianalisis dengan menggunakan metode analisis finansial dengan kriteria investasi. Net present value adalah kriteria yang digunakan untuk mengukur suatu alat layak atau tidak untuk diusahakan.
Net Present Value (NPV) adalah metode menghitung nilai bersih (netto) pada waktu sekarang (present). Asumsi present yaitu menjelaskan waktu awal perhitungan bertepatan dengan saat evaluasi dilakukan atau pada periode tahun ke nol (0) dalam perhitungan cash flow investasi. Cash flow yang benefit saja perhitungannya disebut dengan present worth of benefit (PWB), sedangkan jika yang diperhitungkan hanya cash out (cost) disebut dengan present worth of cost (PWC). Sementara itu NPV diperoleh dari PWB dikurangi PWC, yakni:
NPV = PWB – PWC ... (7) Dimana:
Untuk mengetahui apakah rencana suatu investasi tersebut layak ekonomis atau tidak, diperlukan suatu ukuran atau kriteria tertentu dalam metode NPV, yaitu:
NPV > 0 artinya investasi akan menguntungkan/ layak NPV < 0 artinya investasi tidak menguntungkan (Giatman, 2006).
Internal rate of return
Menurut Kastaman (2006), Internal rate of return (IRR) adalah suatu tingkatan discount rate, pada discount rate diperoleh dimana B/C ratio = 1 atau NPV= 0. Sedangkan menurut Giatman (2006), dengan menggunakan metode IRR kita akanmendapatkan informasi yang berkaitan dengan tingkat kemampuan cash flow dalam mengembalikan modalnya dan seberapa besar pula kewajiban yang harus dipenuhi. Harga IRR dapat dihitung dengan menggunakan rumus berikut :
( (positif dan negative)…………...(9)
Dan
( (positif dan positif)...(10)
dimana :
i1= Suku bunga paling antraktif
i2 = Suku bunga coba-coba
NPV1 = NPV awal i1