BAB I PENDAHULUAN
1.1Latar belakang
Kanker payudara merupakan penyakit keganasan akibat pertumbuhan dan penyebaran sel yang abnormal. Penyakit ini menempati posisi kedua setelah kanker serviks yang menyebabkan kematian utama diseluruh dunia (WHO, 2012). Insiden kanker payudara lebih rendah pada negara-negara yang sedang berkembang dibandingkan dengan negara-negara yang sudah maju (Parkway Cancer Centre, 2011). Kankerpayudara yang diketahui sejak dini memiliki kemungkinan untuk mendapatkan penanganan yang lebih baik. Kebanyakan masyarakat yang datang kerumah sakit sudah mengalami kanker payudara stadium lanjut. Hal inilah yang memicu tingginya angka kematian akibat kanker payudara semakin meningkat. Tindakan deteksi dini perlu dilakukan agar dapat mendeteksi dini sel-sel abnormal yang ada didalam tubuh agar dapat ditemukan sebelum berkembang menjadi kanker yang mematikan. Sayangnya masyarakat kurang perhatian terhadap diri sendiri, merasa malu untuk mengungkapkan yang dialami serta tidak mencari informasi mengenai kanker payudara dan cara mendeteksinya(American Cancer Society, 2011, Sari dkk, 2016).
Research UK, 2011). Kasus tertinggi di dunia pada tahun 2008 terdapat di Perancis dengan tingkat kejadian sebesar 99,7% atau sebanyak 51.012 kasus (ChartBin, 2011). Data dariAmerican Cancer Society (2013)telah menghitung bahwa di Amerika, terdapat64.640 kasus kanker payudara. Sekitar 39.620 wanita meninggal di dunia setiap tahunnya karena kanker payudara.
Tahun 2010 menurut data dari WHO yang dipublikasikan pada bulan April 2011, kematian akibat kanker payudaradi Indonesia mencapai 20.052 (1,41%), dengan tingkat kejadiansebesar 20,25 per 100.000 penduduk Indonesia yang menempati urutan 45 didunia (Indonesia Health Profile, 2011).Berdasarkanestimasi Globocan,
International Agency for Research on Cancer (IARC) (2012) dalam Depkes RI
(2015) insidens kanker di Indonesia sekitar 134 per 100.000 penduduk dengan insidens tertinggi padaperempuan adalah kanker payudara sebesar 40 per 100.000.
Prevalensi tertinggi kanker payudara di Indonesia dengan jumlah 11.511 orang berada di Provinsi Jawa Tengah (Depkes RI, 2015). Di Provinsi Sumatera Utara prevalensi penderita kanker yaitu 0.1% dengan estimasi kasus kanker payudara berjumlah 2.682 orang. Prevalensi kanker pada perempuan cenderung lebih tinggi dari pada laki – laki. (Reskesdas SUMUT,2013). Berdasarkan data di Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) H. Adam Malik Medan, sepanjang 2014 ada 10.565 yang menderita kanker payudara, diantaranya 1.572 pasien mendapat perawatan rawat inap dan 8.933 pasien rawat jalan.
Pemeriksaan Payudara Sendiri” diperoleh pengetahuan wanita usia subur tentang SADARI dengan kategori pengetahuan cukup baik yaitu sebanyak 40 responden (43%), sikap wanita usia subur dalam melakukan SADARI dengan kategori sikap tidak baik yaitu sebanyak 59 responden (63,44%), dan perilaku wanita usia subur dalam melakukan SADARI sebagian besar dengan kategori tidak pernah sebanyak 46 responden (49,5%). Berdasarkan penelitian yang di lakukan oleh Fitria & Mursudarinah (2015) dengan judul “ Pengetahuan Tentang Pemeriksaan Payudara Sendiri dalam Upaya Deteksi Dini Ca. Mammae di Desa Mangkuyudan Kelurahan Ngabeyan Kartasura Sukoharjo” didapatkan bahwa sebagian besar wanita usia subur di Desa Mangkuyudan Kelurahan Ngabeyan Kartasura Sukoharjo memiliki pengetahuan rendah (43,3%) mengenai pengetahuan tentang pemeriksaan payudara sendiri da lam upaya deteksi dini Ca. Mammae.
Meskipun belum ada penyebab spesifik kanker payudara, Menurut American
Cancer Society (2012) faktor reproduksi, usia, penggunaan hormon, penyakit
fibrokistik, obesitas, adanya riwayat keluarga danfaktor genetik merupakan beberapa faktor risiko terjadinya kanker payudara. Hal ini menunjukkan bahwa semua wanita dianggap berisiko untuk mengalami kanker payudara selama hidupnya. Namun, pencegahan dan deteksi dini bisa dilakukan agar tidak memberi kesempatan sel kanker untuk menyebar.
informasi dan pemahaman mengenai kanker payudara ini sangat penting. Sebagian besar kanker payudara diketahui setelah stadium lanjut yang juga turut meningkatkan resiko menghadapi kesakitan dan kematian lebih tinggi. Kebanyakan wanita usia subur kurang memiliki kesadaran dalam mendeteksi dini kanker payudara meskipun mereka beresiko tinggi terhadap kanker payudara. Jika informasi, pengetahuan dan pemahaman wanita usia subur tentang kanker payudara ini cukup, maka kemungkinan untuk mengenali tanda dan gejala kanker payudara juga dapat dilakukan lebih dini.
Wawancara yang dilakukan dengan salah seorang petugas kesehatan dibidang sumber daya kesehatan di Dinas Kesehatan Kota Medan didapatkan informasi bahwa penderita kanker payudara terbanyak di Kota Medan adalah di Kecamatan Medan Deli, namun beliau tidak menyebutkan angka kejadiannya, dan sampai saat ini belum pernah dilakukan penelitian yang berkaitan dengan kanker payudara di wilayah ini.
Hal inilah yang mendasari peneliti tertarik untuk meneliti tentang “Perilaku Wanita Usia Subur dalam Mendeteksi Dini Kanker Payudara di Kecamatan Medan Deli”.
1.2Perumusan masalah
1.3 Tujuan penelitian 1.3.1 Tujuan Umum
Untuk mengetahui bagaimana Perilaku Wanita Usia Subur (WUS) dalam mendeteksi dini kanker payudara di Kecamatan Medan Deli
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Untuk mengidentifikasi Pengetahuan Wanita Usia Subur (WUS) dalam mendeteksi dini kanker payudara di Kecamatan Medan Deli
2. Untuk mengidentifikasi Sikap Wanita Usia Subur (WUS) dalam mendeteksi dini kanker payudara di Kecamatan Medan Deli
3. Untuk mengidentifikasi Tindakan Wanita Usia Subur (WUS) dalam mendeteksi dini kanker payudara di Kecamatan Medan Deli
1.3Manfaat penelitian
1.3.1 Pendidikan Keperawatan
1.3.2 Pelayanan Keperawatan
Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat dipakai sebagai informasi dan pemahaman bagi tenaga kesehatan khususnya perawat dalam pendidikan kesehatan bagi perilaku wanita usia subur dalam mendeteksi dini kanker payudara.
1.3.3 Penelitian Keperawatan