• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perlindungan Hukum Terhadap Merek Medan Napoleon Berdasarkan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2016 Tentang Merek dan Indikasi Geografis

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Perlindungan Hukum Terhadap Merek Medan Napoleon Berdasarkan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2016 Tentang Merek dan Indikasi Geografis"

Copied!
1
0
0

Teks penuh

(1)

vi ABSTRAK

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP MEREK MEDAN NAPOLEON BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 20 TAHUN 2016

TENTANG MEREK DAN INDIKASI GEOGRAFIS Aries Rachman Fauzy*

Tengku Keizeirina Devi Azwar ** Detania Sukarja***

Merek adalah tanda yang dapat ditampilkan secara grafis berupa gambar, logo, nama, kata, huruf, angka, susunan warna, dalam bentuk 2 (dua) dimensi dan/atau 3 (tiga) dimensi, suara, hologram, atau kombinasi dari 2 (dua) atau lebih unsur tersebut untuk membedakan barang dan/atau jasa yang diproduksi oleh orang atau badan hukum dalam kegiatan perdagangan barang dan/atau jasa. Di Sumatera Utara Khususnya Medan merupakan salah satu pusat perdagangan dan ekonomi. Medan Napoleon adalah salah satu merek kuliner terbaru di Kota Medan yang mengkhususkan diri di bidang oleh-oleh. Namun, seiring dengan keantusiasan warga yang sering melebihi ekspetasi, muncul berbagai calo di luar outlet Medan Napoleon. Permasalahan dalam penelitian ini adalah: Bagaimanakah pengaturan hukum mengenai merek di Indonesia, bagaimana bentuk perlindungan hukum atas pemilik merek yang dalam proses pendaftaran, bagaimanakah keadaan penjualan Medan Napoleon di luar outlet.

Metode yang digunakan didalam penulisian skripsi ini adalah metode penelitian hukum normatif atau kepustakaan, karena penelitian hukum ini hanya meneliti peraturan perundang-undangan, dan sumber data yang digunakan berasal dari data sekunder. berdasarkan hak adminstratif oleh kantor merek dari pihak lain yang mengajukan permohonan pendaftaran merek yang sama dengan yang telah diajukan terlebih dahulu oleh Pemohon

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terhadap perlindungan hak atas merek yang sedang dalam proses pendaftaran, hanya dilindungi secara hak administratif oleh kantor merek dari pihak lain yang mengajukan permohonan yang sama. Maka dalam hal ini Dinas/Instansi/Organisasi Masyarakat membantu dengan memfasilitasi para masyarakat dalam hal sosialisasi dan bantuan perlindungan hukum hak atas merek. Peran pemerintah sangat dibutuhkan terhadap upaya pemberdayaan masyarakat yang menjadi pemilik hak atas merek. Hal ini dikarenakan sebagian besar masyarakat pemilik hak atas merek tidak banyak memiliki pengetahuan yang luas terhadap perlindungan hukum hak atas merek, sehingga para pemilik merek masih banyak yang membutuhkan sosialisasi sehingga dapat memperluas pengetahuan tentang perlindungan hak atas merek.

Kata Kunci : Perlindungan Hukum Merek, Medan Napoleon

* Mahasiswa

** Dosen Pembimbing I *** Dosen Pembimbing II

Referensi

Dokumen terkait

Penulis membandingkan perlindungan hukum merek terkenal terhadap sengketa kasus Graha Farma dengan menggunakan UU Merek yang lama dengan UU Merek yang sekarang

6 “Sistem konstitutif yaitu hka atas merek didapatkan setelah pendaftaran, dimana pendaftar merek pertamalah berhak atas merek.” 7 Sehingga untuk medapatkan

Pemerintah harus melindungi produsen vaksin yang mereknya telah dipalsukan dengan melakukan tindakan hukum dengan penyelesaian sengketa merek atas pelanggaran merek

Dari tulisan ini disimpulkan, faktor yang menghambat perlindungan hukum adalah minimnya informasi atas permohonan pendaftaran merek, ketidaktahuan pemegang hak atas

Perlu dijelaskan pula bahwa sifat perlindungan hukum merek adalah bersifat territorial dengan pengertian bahwa dimana merek tersebut didaftarkan disanalah dilindungi, dengan

Karena Indikasi Geografis (IG) merupakan salah satu komponen Hak Kekayaan Intelektual (HKI) yang penting dalam kegiatan perdagangan, khususnya memberikan perlindungan

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang berjudul : Perlindungan Hukum Bagi Pemegang Hak Atas Merek Berdasarkan Undang– Undang Nomor 15 Tahun 2001 Tentang Merek

Adapaun bentuk perlindungan tersebut pada dasarnya menyatakan bahwa permohonan harus ditolak oleh DJKI apabila merek yang bersangkutan mempunyai persamaan pada pokoknya atau