• Tidak ada hasil yang ditemukan

makalah struktur hewan sistem integumend

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "makalah struktur hewan sistem integumend"

Copied!
34
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN A. LatarBelakang

Sistem integumen /sistem penutup tubuh (covering) adalah suatu sistem penyusun tubuh suatu makhluk hidup yang berhubungan langsung dengan lingkungan luar.Fungsinya antara lain sebagai pelindung, penerima rangsang dari luar/eksteroreseptor ,respirasi, ekskresi, termoregulasidan osmoregulasi/homeostatic.

Sistem integument adalah sistem organ yang membedakan, memisahkan, melindungi, dan menginformasikan Hewan terhadap lingkungan sekitarnya. Sistem ini seringkali merupakan bagian sistem organ yang terbesar yang mencakup kulit, rambut, bulu, sisik, kuku, kelenjar keringatdan produknya (kering atau lendir).Kata ini berasal dari bahasa Latin "integumentum", yang berarti "penutup".

Secara ilmiah kulit adalah lapisan terluar yang terdapat di luar jaringan yang terdapat pada bagian luar yang menutupi dan melindungi permukaan tubuh, kulit merupakan organ yang paling luas permukaan yang membungkus seluruh bagian luar tubuh sehingga kulit sebagai pelindung tubuh terhadap bahaya bahan kimia.

B. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan sistem integumen?

2. Apa yang dimaksud dengan kulit ?

3. Bagaimana sistem integumen pada pisces?

4. Bagaimana sistem integumen pada amphibi?

5. Bagaimana sistem integumen pada reptil?

6. Bagaimana sistem integumen pada aves?

7. Bagaimana sistem integumen pada mamalia? 1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui pengertian dari sistem integument

(2)

3. Untuk mengetahui mekanisme sistem integumen pada pisces

4. Untuk mengetahui mekanisme sistem integumen pada amphibi

5. Untuk mengetahui mekanisme sistem integumen pada reptil

6. Untuk mengetahui mekanisme sistem integumen pada aves

7. Untuk mengetahui mekanisme sistem integumen pada mamalia BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengetian Sistem Integumen

Sistem integumen adalah sistem organ yang membedakan, memisahkan, melindungi,dan menginformasikan hewan terhadap lingkungan sekitarnya. Sistem ini sering kali merupakan bagian sistem organ yang terbesar yang mencakup kulit, rambut, bulu, sisik,kuku, kelenjar keringat dan produknya (keringat atau lendir). Kata ini berasal dari bahasaLatin " integumentum", yang berarti "penutup". Sistem integumen merupakan suatu sistem yang sangat bervariasi, sehingga strukturnya tersusun oleh organ atau struktur tertentu dengan memiliki fungsi yang bermacam-macam. Sistem integumen dapat dianggap terdiri dari kulit yang sebenarnya dan derivat-derivat dari kulit.

B. Kulit

Kulit yang sebenarnya terdiri dari lapisan utama yaitu epidermis dan dermis, derivat integumen adalah struktur tertentu dimana secara embryogenetik yang berasal dari salah satu atau kedua lapisan dari kulit yangsebenarnya.

(3)

Kulit tersusun atas tiga lapisan, yaitu epidermis (lapisan luar/kulit ari), dermis (lapisan dalam/kulit jangat). Dan hipodermis (jaringan ikat bawah kulit).

1) Epidermis

Epidermis yang merupakan lapisan terluar terdiri atas stratum korneum, stratum lusidum. stratum granulosum, dan stratum germinativum. Stratum korneum tersusun dari sel-sel mati dan selalu mengelupas. Stratum lusidum tersusun atas sel-sel yang tidak berinti dan berfungsi mengganti stratum korneum. Stratum granulosum tersusun atas sel-sel yang berinti dan mengandung pigmen melanin. Stratum germinativum tersusun atas sel-sel yang selalu membentuk sel-sel baru ke arah luar.

Stratum korneum, merupakan lapisan zat tanduk, mati dan selalu mengelupas.

Stratum lusidium, merupakan lapisan zat tanduk

Stratum granulosum, mengandung pigmen

Stratum germonativum, selalu membentuk sel-sel baru ke arah luar

2) Dermis

Lapisan ini mengandung pembuluh darah, akar rambut, ujung syaraf, kelenjar keringat, dan kelenjar minyak. Kelenjar keringat menghasilkan keringat. Banyaknya keringat yang dikeluarkan dapat mencapai 2.000 ml setiap hai, tergantung pada kebutuhan tubuh dan pengaturan suhu. Keringat mengandung air, garam, dan urea. Fungsi lain sebagai alat ekskresi adalah sebgai organ penerima rangsangan, pelindung terhadap kerusakan fisik, penyinaran, dan bibit penyakit, serta untuk pengaturan suhu tubuh.

(4)

terletak di bawah epidermis. Lapisan ini mengandung akar rambut, pembuluh darah, kelenjar, dan saraf. Kelenjar yang terdapat dalam lapisan ini adalah kelenjar keringat (glandula sudorifera) dan kelenjar minyak (glandula sebasea). Kelenjar keringat menghasilkan keringat yang di dalamnya terlarut berbagai macam garam. terutama garam dapur. Keringat dialirkan melalui saluran kelenjar keringat dan dikeluarkan dari dalam tubuh melalui poripori. Di dalam kantong rambut terdapat akar rambut dan batang rambut. Kelenjar minyak berfungsi menghasilkan minyak yang berfungsi meminyaki rambut agar tidak kering. Rambut dapat tumbuh terus karena mendapat sari-sari makanan pembuluh kapiler di bawah kantong rambut. Di dekat akar rambut terdapat otot penegak rambut.

 Akar rambut

 Pembuluh darah

 Syaraf

 Kelenjar minyak (glandula sebasea)

 Kelenjar keringat (glandula sudorifera)

 Lapisan lemak, terdapat di bawah dermis yang berfungsi melindungi tubuh dari pengaruh suhu luar

3) Hipodermis

Hipodermis terletak di bawah dermis. Lapisan ini banyak mengandung lemak. Lemak berfungsi sebagai cadangan makanan, pelindung tubuh terhadap benturan, dan menahan panas tubuh.

kulit dapat dibedakan yaitu; Kulit Tebal

Tebal 0,8 mm – 1,4 mm. Terdiri dari 5 lapisan. Dari bawah yaitu : Stratum Basale (Germinativum), Stratum Spinosum, Stratum Granulosum, Stratum Lucidium, dan Stratum Corneum.

Kulit Tipis

(5)

a. Stratum Germinativum

Terdiri dari epidermal stem cells, melanocytes, dan keratinocytes. Merupakan lapisan epidermis paling bawah. Terbentuk dari jaringan ikat longgar. Berbatasan langsung dengan dermis. Sel-sel yang mendominasi adalah sel-sel stem yang besar/ sel basale. Aktifitas melanocytes menyebabkan kulit bewarna kecoklatan. Sel merkel yang banyak terdapat pada bagian yang kekurangan rambut, mengeluarkan zat kimia yang peka terhadap sentuhan.

b. Stratum Spinosum

Lapisan epidermis yang paling tebal, terdiri daru berbagai macam bentuk sel (polyhedral sampai sel-sel yang berbentuk tipis) sehingga nampak berduri (spin). Disini juga terdapat keratinocytes yang ktif melakukan mitosis. Stratum basal dan spinosum disebut lapisan malphigi yang bertanggung jawab dalam pergantian epidermal keratinocytes.

c. Stratum Granulosum

Terdapat keratinocytes yang tergantikan oleh atau dari stratum spinosum. Ketika sel tersebut mencapai lapisan ini, mulai untuk membuat protein keratohyalin dan keratin dalam jumlah banyak. Keratohyalin merupakan zat tanduk, menyebabkan kulit less permeable. Keratin merupakan bahan penyusun utama rambut dan kuku.

(6)

Lapisan ini hanya terdapat pada kulit tebal (thick skin). Walaupun lapisan ini berisi sel-sel tipis dan kekurangan organel dan nuclei, akan tetapi mengandung keratin filament yang tebal. Plasma membran mengalami penenbalan akibat penyuluran protei non kreatin (infolokrin). Tidak terlihat bawah pada standard hytological layer.

e. Stratum Corneum

Terletak di permukaan, 15-10 lapisan tipis (epitel pipih), sel mati, interloching cells. Disebut juga lapisan tanduk (horny layer).

Tipe Sel : Keratinocytes, Melanocytes, Sel Merkel, Sel Langerhans.

f. Keratinocytes

Subtansi terbanyak dari sel-sel epidermis, karena keratinocytes selalu mengelupas pada permukaaan epidermis, maka harus selalu digunakan. Pergantian dilakukan oleh aktivitas mitosis dari lapisan basal (di malam hari). Selama perjalanannya ke luar (menuju permukaan. Keratinocyes berdeferensiasi menjadi keratin filamen dalam sitoplasma. Proses dari basal sampai korneum selama 20-30 hari. Karena proses cytomorhose dari keratinocytes yang bergerak dari basal ke korneum, lima lapisan dapat diidentifikasi. Yaitu basal, spimosum, granulosum, losidum dan kornium.

g. Melanocytes

Didapat dari ujung saraf, memproduksi pigment melanin yang memberikan warna coklat pada kulit. Bentuknya silindris, bulat dan panjang. Mengandung tirosinase yang dihasilkan oleh REG, kemudian tirosinase tersebut diolah oleh Aparatus Golgi menjadi oval granules (melanosomes). Ketika asam amino tirosin berpindah ke dalam melanosomes, melanosomes berubah menjadi melanin. Enzim tirosinase yang diaktifkan oleh sinar ultra violet.. Kemudian melanin meninggalkan badan melanicytes dan menuju ke sitoplasma dari sel-sel dalam lapisan stratum spinosum. Dan pada akhirnya pigmen melanin didegradasi oleh keratinocytes.

h. Merkel Cells

Banyak terdapat pada daerah kulit yang sedikit rambut (fingertips, oral mucosa, daerah dasar folikel rambut). Menyebar di lapisan stratum basal yang banyak mengandung keratinocytes.

i. Langerhans Cells

(7)

Selain itu, juga banyak terdapat di bagian dermis pada lubang mulut, esophagus, dan vagina. Fungsi dari langerhans cells adalah untuk responisasi terhadap imun karena mempunyai antibodi

TURUNAN KULIT (DERIVAT KULIT) Kelenjar kulit

1. Kelenjar lendir (mukus)

Kelenjar lendir dapat dijumpai pada pisces dan amphibi. Kebanyakan kelenjar lendir pada ikan bersel tunggal. Lendir membuat suatu lapisan pelindung di permukaan tubuh yang berperan untuk mengurangi gesekan tubuh dengan air, serta menghalau mikroorganisme oleh karena itu lendir selalu ditanggalkan dan dibuat baru. Kelenjar lendir pada amphibia bersifat multiseluler dengan bagian sekretorinya terbenam di dalam dermis. Selain itu terdapat pula kelenjar bisa yang disebut kelenjar serous. Kelenjar ini menghasilkan zat-zat toksik untuk menghalau lawannya.

2. Kelenjar bau

Kelenjar ini terdapat misalnya pada kaki kambing, rodentia, karnivora. Pada sigung (skunk) terdapat kelenjar bau di dekat anus, sedangkan pada ular terdapat di dekat kloaka. Fungsi kelenjar bau adalah untuk komunikasi intraspesies, seperti membatasi teritori, untuk menarik pasangan, atau untuk pertahanan.

3. Kelenjar minyak

Kelenjar ini terbatas terdapat pada mammalia dan biasanya berhubungan dengan rambut. Fungsi kelenjar minyak adalah menggetahkan sebum yang berguna untuk melumasi rambut dan lapisan tanduk kulit. Modifikasi kelenjar minyak berupa kelenjar serumen yang terdapat pada telinga luar mammalia. Selain itu, kelenjar tarsal pada kelopak mata sebelah dalam dan kelenjar meiboom pada sudut-sudut mata juga merupakan modifikasi kelenjar minyak. Fungsi kelenjar ini adalah menghasilkan minyak yang menutupi kornea dan berfungsi sebagai pelumas.

(8)

Kelenjar ini hanya terdapat pada mamalia. Pada manusia, kelenjar keringat tersebar di seluruh permukaan tubuh, sedangkan pada mamalia lainnya penyebarannya lebih terbatas, misalnya di daerah telinga, bibir, kepala, punggung, jari kaki, telapak kaki, sekitar anus, dan kelenjar susu. Sekret kelenjar keringat bersifat seperti air serta mengandung garam-garam dan urea. Komposisi secret tersebut berubah-ubah menurut keadaan metabolik hewannya. Evaporasi keringat menyebabkan penyejukan, sehingga membantu memelihara suhu tubuh yang konstan.

5. Kelenjar susu

Kelenjar susu (glandula mammae) hanya dimiliki oleh mammalia. Kelenjar ini merupakan modifikasi kelenjar keringat. Kelenjar susu terbentu sepanjang garis susu, yang terentang dari ketiak sampai lipat paha. Berdasarkan wilayah-wilayah di mana kelenjar susu tumbuh, dapat dibedakan kelenjar susu aksila (ketiak), thorak (dada), abdominal (perut), dan inguinal (lipat paha).

Fungsi Kulit

Kulit memiliki banyak fungsi, yang berguna dalam menjaga homeostasis tubuh. Fungsi-fungsi tersebut dapat dibedakan menjadi :

1. Sebagai pelindung atau alat proteksi lapisan kulit bagian luar relative impermeable terhadap air, untuk mencegah penguapan yang berlebihan.

2. Sebagai tempat eksteroreseptorpada bagian dermis kulit terdapat reseptor berupa akhiran saraf bebas atau badan-badan sensoris yang dapat menerima berbagai macam rangsang dari lingkungan eksternal.

3. Sebagai alat ekskretori pada kulit banyak terdapat kelenjer-kelenjer keringat dan kelenjer-kelenjer lemak yang berfungsi membantu membuang sisa-sisa hasil metabolism baik berupa air, lipida atau garam-garam keluar tubuh.

(9)

5. Sebagai alat nutrisi dan cadangan makanan yaitu terdapat kelenjer mammae (kelenjer susu) yang digunakan oleh mamalia untuk nutrisi bagi hewan muda atau yang baru lahir. Dan kulit tempat penyimpanan cadangan makanan (energi), yang berupa lemak.

6. Sebagai alat gerak pada hewan vofitan/arboreal seperti burung, kalrlawar, cecak terbang dll, derivate kulit dipakai sebagai alat terbang yang sangat penting.

7. Sebagai tempat pembentukan vitamin D pada manusia pembentukan vitamin D3 pada kulit sangat penting untuk pembentukan tulang. Kalsiferol dibentuk dari dehidrokolesterol yang dihasilkan oleh hati dengan bantuan cahaya matahari dikulit.

Warna kulit disebabkan oleh : 1. warna pigmen

2. warna fisis (pembiasan, pemantulan, penguraian cahaya) contoh sel-sel pigmen / kromatofor :

1) melanofor, pigmen melanin, warna coklat-hitam 2) xanthofor, pigmen warna kuning

3) eritrofor, pigmen warna merah

4) guanofor, disebut juga iridosit, karakteristik pada amfibi, ikan, reptil. Pada vertebrata, warna berfungsi sebagai :

Faktor-faktor yang menyebabkan adanya perbedaan warna kulit antara lain:

1. Melanosit, terletak pada stratum basalis, memproduksi pigmen, melanin, yang bertanggung jawab untuk pewarnaan kulit dari coklat sampai hitam.

2. Darah dalam pembuluh dermal di bawah lapisan epidermis dapat terlihat dari permukaan dan menghasilkan pewarnaan merah muda . Ini lebih jelas terlihat pada kulit orang kilit putih (Kaukasian)

3. Keberadaan dan jumlah pigmen kuning, karotin, hanya ditemukan pada stratum korneum, dan dalam sel lemak dermis dan hipodermis, yang menyebabkan beberapa perbedaan pada pewarnaan kulit.

(10)

- Kulit tebal berwarna lebih putih dan jernih karena adanya stratum lusidum yang mengandung gel eleidin (penjernihan), seperti kulit telapak kaki dan kulit telapak tangan. Sedangkan kulit tipis berwarna lebih gelap karena tidak ada stratum lusidum.

- Kulit tebal dikatakan tebal karena memiliki s. korneum yang lebih tebal

- kulit tebal lebih kasar karena bergesekan dengan benda-benda lain, dimana kasar tadi dihasilkan oleh sel tanduk

C. SISTEM INTEGUMEN PISCES

Sistem integumen atau penutup tubuh ikan adalah kulit beserta drivat-drivatnya, seperti sisik dan kelenjar beracun. Sistem integumen pada seluruh makhluk hidup merupakan bagian tubuh yang berhubungan langsung dengan lingkungan luar tempat makhluk hidup tersebut hidup atau berada.

Yang termasuk dalam sistem integumen pada ikan adalah kulit beserta drivat, contohnya adalah sisik dan kelenjar beracun.

1. Kulit

Struktur kulit ikan

Kulit terdiri dari dua lapisan, yaitu lapisan luar yang disebut Epidermis dan lapisan dalam yang disebut Dermis atau Corium.

a. Epidermis

(11)

Lendir, pada lapisan ini terdapat suatu sel kelenjar berbentuk piala yang dapat menghasilkan suatu zat (semacam glycopretein) yang dinamakan mucin. Jika zat tersebut bersentuhan dengan air maka akan berubah menjadi lendir, dan menyebabkan kulit pada bagian epidermis ini selalu basah. Pada ikan yang tidak memiliki sisik lendir yang dihasilkan lebih banyak daripada ikan yang memiliki sisik. Fungsi lendir pada ikan itu sendiri adalah untuk mengurangi gesekan tubuh dengan air yng membuat ikan dapat berenang lebih cepat, pada ikan belut sendiri digunakan untuk mempertahankan diri dari mangsa khususnya manusia yang membuat tubuhnya licin dan sulit digenggam. Selain itu lendir juga berperan dalam proses osmoregulasi sebagai lapisan semipermiabel yang mencegah keluar masuknya air melalui kulit, serta mencegah infeksi dalam penutupan luka.

b. Dermis

Lapisan kulit dalam atau dermis akan lebih tebal dari lapisan kulit luar. Dermis mengandung pembuluh darah, saraf dan jaringan pengikat. Lapisan ini juga berperan dalam proses pembentukan sisik pada ikan yang bersisik.

Sisik ikan

Terdapat macam-macam sisik ikan, yang diantaranya : 1) Sisik Pelacoid

2) Sisik Ctenoid 3) Sisik Cycloid

(12)

Berikut penjelasannya : 1) Sisik Pelacoid

Sisik Placoid atau dermal denticle, yaitu sisik yang biasa dimiliki oleh kelompok Elasmobranchii dan Chondrichthyes disebut dermal denticle. Sisik ini terbentuk seperti pada gigi manusia dimana bagian ectodermalnya memiliki lapisan email yang disebut sebagai vitrodentin dan lapisan dalamnya ‘disebut dentine yang berisi pembuluh dentinal.

2) Sisik Ctenoid

Sisik Ctenoid terdapat pada ikan bertulang sejati (Teleostei) yang mempunyai jari-jari sirip keras (Acanthopterygii). Berbentuk pipih, tipis dan transparan, tidak mengandung dentine atau enamel, serta pada bagian posterior terdapat semaam duri-duri kecil atau Ctenii. Pada bagian luar sisik terdapat tonjolan-tonjolan melingkar (circuli) dan garis memusat (Radius). 3) Sisik Cycloid

Sisik Cycloid terdapat pada ikan Teleostei yang memiliki jari-jari lunak pada siripnya (Malacopterygii). Betuk sisik ini lebih bulat dan tidak mengandung dentine atau enamel. Pada bagian luar sisik terdapat tonjolan-tonjolan melingkar (circuli) dan garis memusat (Radius). Pada ikan dari daerah subtropis, circuli dapat digunakan untuk menentukan umur ikan.

4) Sisik Cosmoid dan Ganoid Sisik Cosmoid

Sisik Cosmoid terdapat pada ikan yang sudah menjadi fosil atau terdapat pada ikan primitif seperti ikan Latimeria dan sisik ini permukaan luar berlapis denticulate.

Sisik Ganoid

Sisik Ganoid terdapat pada ikan-ikan Acanthopterygii contohnya ikan Acipencer serta pada lapisan luar sisik dibentuk dari substansi garam anorganik yang keras (ganoine).

(13)

Kelenjar Beracun juga terdapat pada sistem integumen, dimana kelenjar beracun ini merupakan derivat kulit yang merupakan modifikasi kelenjar yang mengeluarkan lendir. Kelenjar beracun ini berfungsi sebagai alat mempertahankan diri, menyerang atau melumpuhkan mangsa. Ikan-ikan yang sistem integumennya mengandung kelenjar beracun antara lain ikan-ikan yang hidup disekitar karang, ikan-ikan lele dan sebangsanya (Siluroidea), dan golongan Elasmobranchii (Dasyatidae, Chimaeridae, Myliobathidae). Beberapa jenis ikan buntal (Tetraodontidae) juga terkenal beracun, tetapi racunnya bukan berasal dari sistem integumennya, melainkan dari kelenjar empedu.

Warna pada sistem integumen

Warna ikan tersebut dikarenakan oleh schemachrome (karena konfigurasi fisik) dan biochrome (pigmen pembawa warna). Schemachrome putih terdapat pada rangka, gelembung renang sisik dan testes; biru dan ungu pada iris mata; warna-warna pelangi pada sisik, mata dan membran usus. -Flavin; berwarna kuning tetapi sering dengan fluoresensi kehijau-hijauan -Purin; berwarna putih atau keperak-peraka

-Pterin; berwarna putih, kuning, merah dan jingga Organ cahaya pada sistem integumen

Cahaya yang dikeluarkan oleh jasad hidup dinamakan bioluminescens. Terdapat dua sumber cahaya yang dikeluarkan oleh ikan dan keduanya terdapat pada kulit.

(14)

Sel pada kulit ikan yang dapat mengeluarkan cahaya disebut sel cahaya atau photophore (photocyt). Ini biasanya terdapat pada golonganElasmobranchii (Sphinax, Etmopterus, Bathobathis moresbyi) dan Teleostei(Stomiatidae, Hyctophiformes, Batrachoididae)

D. SISTEM INTEGUMEN AMPHIBI

Amphibi bernapas dengan kulitnya yang lembut dan bersih, tanpa bulu, tanpa Sisik. Kulit tersusun atas :

 Epidermis

Pada epidermis sebelah bawah merupakan lapisan sel germ yang selalu menghasilkan lapisan jangat yang setiap waktu bisa terkelupas. Tiap bulan selama musim hujan di bawah lapisan jagat dibentuk lapisan jangat baru, sewaktu lapisan jangat yang lama terkelupas telah ada penggantinya. Biasanya kulit jangat yang terlepas ditelan kembali.

 Dermis

Pada dermis terdapat jaringan ikat, di sebelah luar jaringan tersebut terdapat jaringan seperti karet busa yang mengandung banyak kelenjar dan pigmen. Bagian sebelah dalam dari dermis terdapat jaringan-jaringan padat berupa jaringan ikat selanjutnya di sebelah bawah jaringan dermis terdapat saraf dan pembuluh darah.

(15)

Struktur yg menutupi ini dibatasi oleh adanya struktur dinamis tertentu khas vertebrata misalnya, adanya lapisan luar yang sangat cornified yang mengalami molting reguler dan proses ini dikendalikan oleh hormon yang dilepaskan oleh kelenjar hipofisis dan tiroid. Kutil atau thickenings lokal adalah karakteristik kodok. Bagian luar kulit ditumpahkan secara periodik dalam satu potong, sementara pada mamalia dan burung itu tertumpah dalam serpih dan mereka juga dikenal untuk makan kulit sloughed. Kromatofora juga dikenal sebagai sel-sel pigmen yang bertanggung jawab untuk warna kulit amfibi dan disusun dalam tiga lapisan.Tiga lapisan biasanya termasuk sel-sel yang dikenal sebagai melaophores, guanophores dan lipophores.Banyak spesies yang juga dikenal untuk mengubah warna kulit mereka dan ini benar-benar di bawah kendali kelenjar pituitari.Warna yang sangat terang biasanya menunjukkan bahwa kulit sarat dengan kelenjar racun.

Kulit Amfibi/Amphibia sangat penting dalam respirasi dan proteksi. Pada kulit amphibi terdapat kelenjar kulit yang terbagi atas dua macam yaitu:

1). Glandulae mucosa (kelenjar lendir ) yang menghasilkan lendir bening untuk memudahkan katak melepaskan diri bila ditangkap.

2). Glandulae toxicon (kelenjar racun) yang menghasilkan zat racun pada tingkat tertentu dapat secara efektif mematikan hewan lain.

Racun yang terdapat pada Amfibi/Amphibia sangat bervariasi. Kodok yang hidup di laut (Bufo marinus) racunnya sangat manjur untuk membunuh anjing. Studi tentang kodok neotropik dari keluarga Dendrobatidae yang baracun, menunjukkan bahwa racun itu merupakan steroid alkaloid yang berefek pada saraf dan aktivitas otot sel korban. Tipe racun lain pada amphibi adalah neurotoksin, halusinogen, vasokonstriktor, hemolitik, dan local irritant.

Kelenjar mukus dan kelenjar racun pada Amfibi/Amphibia dikelompokkan sebagai kelenjar alveolar. Klenjar alveolar adalah kelenjar yang tidak mempunyai saluran pengeluran tetapi produknya dikeluarkan lewat dinding selnya sendiri secara alami. Akat tetapi ada juga beberapa amphibi yang mempunyai kelenjar alveolar tubular, kelenjar demikian sering ditemukan di ibu jari pada katak dan kodok dan terkadang juga ditemukan di bagian dadanya.

(16)

Anura

Urutan ordo Anura meliputi katak dan kodok. Anggota dari order dengan kulit halus yang sering disebut sebagai katak sementara mereka dengan kulit warted dikenal sebagai kodok. Caudata

Urutan ordo Caudata meliputi salamander dan salah satu penyusunnya keluarga , family Salamandridae , meliputi salamander benar dan kadal air. Mereka mungkin darat atau air tetapi banyak menghabiskan bagian dari tahun di habitat masing-masing. Ketika di darat, mereka kebanyakan menghabiskan hari tersembunyi di bawah batu atau kayu bulat atau di vegetasi padat, yang muncul pada sore dan malam untuk pakan untuk cacing, serangga dan invertebrata lain. Gymnophiona Urutan ordo Gymnophiona termasuk caecilian. Ini adalah panjang, silinder, binatang tanpa kaki yang menyerupai ular atau cacing . Kulit mereka memiliki lipatan melingkar yang meningkatkan kesamaan mereka untuk segmen cacing tanah. Beberapa di air tapi kebanyakan hidup di bawah tanah di liang mereka melubangi.

E. SISTEM INTEGUMEN REPTIL

(17)

amati pada tempurung kura-kura. Sisik-sisik itu berupa modifikasi lapisan kulit luar (epidermis) yang mengeras oleh zat tanduk, dan terkadang dilengkapi dengan pelat-pelat tulang di lapisan bawahnya, yang dikenal sebagai osteoderm.

Beberapa bentuk sisik yang umum pada reptil adalah: sikloid (cenderung datar membundar), granular (berbingkul-bingkul), dan berlunas (memiliki gigir memanjang di tengahnya, seperti lunas perahu). Perbedaan bentuk dan komposisi sisik-sisik ini pada berbagai bagian tubuh reptil biasa digunakan untuk mengidentifikasi spesies hewan tersebut.

Integument pada Reptilia umumnya juga tidak mengandung kelenjar keringat. Lapisan terluar dari integument yang menanduk tidak mengandung sel-sel saraf dan pembuluh darah. Bagian ini mati, dan lama-lama akan mengelupas. Permukaan lapisan epidermal mengalami keratinisasi. Lapisan ini akan ikut hilang apabila hewan berganti kulit. Pada calotes (bunglon) integument mengalami modifikasi warna. Perubahan warna ini dikarenakan adanya granulea pigment dalam dermis yang terkumpul atau menyebar karena pengaruh yang bermacam-macam. Pada calotes (bunglon) perubahan ini relatif cepat, karena selalu dibawah kontrol sistem nervosum outonomicum.

Reptilia merupakan salah satu kelas dari vertebrata yang terdiri dari tiga ordo , yaitu ordo Testudinata (Chelonia), Ordo squamata, ordo Crocodilia/Loricata

a) Ordo Chelonia

Kura-kura dan penyu adalah hewan bersisik berkaki empat yang termasuk golongan reptil. Bangsa hewan yang disebut (ordo) Testudinata (atau Chelonians) ini khas dan mudah dikenali dengan adanya ‘rumah’ atau batok (bony shell) yang keras dan kaku. Batok kura-kura ini terdiri dari dua bagian. Bagian atas yang menutupi punggung disebut karapas (carapace) dan bagian bawah (ventral, perut) disebut plastron. Kemudian setiap bagiannya ini terdiri dari dua lapis. Lapis luar umumnya berupa sisik-sisik besar dan keras, dan tersusun seperti genting; sementara lapis bagian dalam berupa lempeng-lempeng tulang yang tersusun rapat seperti tempurung. Perkecualian terdapat pada kelompok labi-labi (Trionychoidea) dan jenis penyu belimbing, yang lapis luarnya tiada bersisik dan digantikan lapisan kulit di bagian luar tempurung tulangnya. Integumen Chelonia sp/kura-kura

1.Carapace (dorsal)

(18)

diantara neural dan marginal dan bersatu dengan rusuk. Pigal yang terletak dibagian belakang di antara marginal dan berjumlah dua buah serta neural yang terletak di tengah dan diantara pelat-pelat konstrak, dibagian depan juga berbatasan dengan pigal dan neural berjumlah lima.

2.Plastron

Plastron (ventral) terdiri atas gular yang merupakan bagian luar yang paling kecil dan letaknya paling depan dan berjumlah dua buah. Humeral yang merupakan bagian yang terletak diantara gular dan pectoral yang berjumlah dua buah. Pectoral yang terletak diantara humeral dan abdominal serta memiliki jumlah sepasang. Dimana abdominal terletak diantara pectoral dan femoral yang merupakan bagian yang paling besar dari plastron dan berjumlah dua buah serta anal yang terletak paling belakang (setelah femoral) dan berjumlah dua buah.

b) Ordo squamata

Ular, sebagaimana reptil lainnya, memiliki sisik-sisik yang menutupi kulitnya. Tubuh ular tertutupi seluruhnya oleh sisik-sisik, yang memiliki beraneka bentuk dan ukuran, tersebut. Sisik-sisik itu berfungsi untuk melindungi tubuh, membantu pergerakan ular, mempertahankan kelembaban, berguna dalam kamuflase dan mengubah penampilan, dan untuk beberapa kasus juga membantu dalam menangkap mangsa (misalnya pada ular kadut).

Sisik ular juga berevolusi dan berubah untuk melayani fungsi-fungsi tertentu, misalnya sisik bening serupa kaca arloji yang melindungi mata ular.Serta yang paling aneh mungkin adalah ‘kerincingan’ di ekor ular derik Amerika Utara, yang terbentuk dari sisik-sisik mati yang tertinggal ketika ular melungsung (berganti kulit).

Sisik-sisik ular terutama berguna manakala ular bergerak, yakni untuk mengurangi gesekan dengan substrat atau lingkungannya. Gesekan adalah sumber utama kehilangan energi pada pergerakan (lokomosi) ular. Sisik-sisik ventral (perut), yang berukuran besar dan lebar, licin dan minim friksi; sementara pada beberapa jenis ular pohon, sisik-sisik ini memiliki lekuk atau lunas di tepinya yang berguna untuk ‘memegang’ cabang dan ranting pepohonan.

(19)

Sisik ular merupakan modifikasi dan diferensiasi dari lapisan kulit terluar atau epidermis.Sisik-sisik ini terbuat dari keratin, bahan yang sama yang menyusun kuku dan rambut.Tiap sisik memiliki permukaan luar dan dalam, sisik-sisik ini saling menutupi pada pangkalnya, seperti susunan genting.

Setiap individu ular menetas dengan jumlah sisik yang tetap; sisik-sisik ini tidak bertambah atau berkurang sejalan dengan bertambahnya umur ular. Meski demikian, sisik-sisik ini bertambah besar ukurannya, dan kadang-kadang berubah bentuknya, setiap kali melungsung.Sisik-sisik ini tertancap sedemikian rupa di kulit di sekitar mulut dan sisi tubuh, memungkinkan kulit itu mengembang sehingga ular dapat menelan mangsa yang berukuran lebih besar dari diameter tubuhnya.

Sisik-sisik ular memiliki bentuk dan ukuran yang berbeda-beda. Sisik-sisik ini bisa jadi berbutir-butir (granular), datar dan halus, atau berlunas, yakni memiliki tonjolan memanjang serupa lunas perahu. Sering pula sisik-sisik ini memiliki pori, lubang, bintil, atau bentuk-bentuk halus yang dapat diamati dengan mata telanjang maupun yang harus menggunakan mikroskop. Sisik-sisik ular mungkin juga berubah bentuk dengan fungsi khusus, sebagaimana halnya kerincingan (rattle) pada ekor ular derik. Contoh modifikasi yang lain adalah sisik tansparan yang menutupi mata ular. Sisik yang serupa kaca arloji ini dikenal sebagai brille atau spectacle. Sisik ini dianggap sebagai kelopak mata yang menyatu, dan turut mengelupas ketika ular berganti kulit.

Sisik-sisik pada tubuh bagian atas atau punggung dikenal sebagai sisik dorsal atau kostal (costal). Sisik-sisik ini tersusun sebagai genting, yang disebut susunan imbrikata (imbricate), serupa dengan susunan sisik pada tubuh kadal dan bunglon. Sisik-sisik dorsal tersusun berderet-deret di sepanjang tubuhnya, berderet-deretan berikutnya terletak sedikit bergeser, sehingga sisik-sisik ini –dari satu deret ke deret sebelahnya- nampak lurus pada garis diagonal. Kebanyakan jenis ular memiliki deretan sisik yang ganjil jumlahnya, kecuali pada beberapa spesies semisal ular sapi (Zaocys). Sementara, pada beberapa spesies ular laut dan ular-ular akuatik lainnya, sisik-sisik ini berbutir-butir (granular) dan deretannya tak bisa dihitung.

(20)

c) Ordo Crocodilia/Loricata

Ordo crocodylia mencakup hewan reptil yang berukuran paling besar di antara reptil lain. Kulit mengandung sisik dari bahan tanduk. Di daerah punggung sisik-sisik itu tersusun teratur berderat ke arah ternversal dan mengalami penulangan membentuk perisai dermal. Sisik pada bagian dorsal berlunas, pada bagian lateral bulat dan pada bagian ventral berbentuk segi empat. Contoh buaya irian, Panjang tubuhnya sampai sekitar 3,35 m pada yang jantan, sedangkan yang betina hingga sekitar 2,65 m. Buaya ini memiliki sisik-sisik yang relatif lebih besar daripada buaya lainnya apabila disandingkan. Di bagian belakang kepala terdapat 4–7 sisik lebar ( post-occipital scutes) yang tersusun berderet melintang, terpisah agak jauh di kanan-kiri garis tengah tengkuk. Sisik-sisik besar di punggungnya (dorsal scutes) tersusun dalam 8–11 lajur dan 11–18 deret dari depan ke belakang tubuh. Sisik-sisik perutnya dalam 23–28 deret (rata-rata 25 deret) dari depan ke belakang.

Kelenjar kulit

Karena sisik epidermal kering maka reptil pada dasarnya hanya memiliki sedikit kelenjar kulit.Kelenjar mukus dan kelenjar di kloaka pada buaya berfungsi selama masa bercumbu.Beberapa kadal juga memiliki kelenjar endokrin di dekat kloaka di masa kawin.Kadal ini memiliki lubang-lubang disebut sebagai lubang preanal atau lubang femoral, umumnya pada betina lebih kecil atau ditemukan hanya pada pejantan.Kelenjar ini menjadi sangat aktif pada musim kawin.

Tipe kelenjar holokrin telah ditemukan disebut kelenjar keturunan atau generation gland.Perubahan sekresi dari kelenjar-kelenjar ini tampak dihubungkan dengan pertumbuhan sisik pada kulit.

(21)

Tubuh dibungkus oleh kulit yang seolah-olah tak melekat pada otot. Dari kulit akan muncul bulu, yang merupakan hasil pertumbuhan epidermis menjadi bentuk ringan, fleksibel, dan sebagai pembungkus tubuh sangat resisten. Pertumbuhan serupa pada sisik reptilia. Pada mulanya bulu sebagai papil dermal yang selanjutnya mencuat menutupi epidermis. Dasar kuncup bulu itu melekuk kedalam pada tepinya sehingga terbentuk foliculus yang merupakan lubang bulu pada kulit. Selaput epidermis sebelah luar dari kuncup bulu menanduk dan membentuk bungkus yang sangat halus, sedang epidermis membentuk lapisan penyusun rusuk bulu.

Sentral kuncup bulu itu mempunyai bagian epidermis yang lunak yang mengandung pembuluh darah sebagai pembawa zat-zat makanan dalam proses pengeringan pada perkembangan selanjutnya.

Berdasarkan susunan anatomis bulu dibagi menjadi tiga macam yakni :

a. Filoplumae, sebagai rambut yang diujungnya bercabang-cabang pendek halus (hair feather); b. Plumulae, berbentuk hampir sebagai filoplumae dengan perbedaan detail (down feathers); c. Plumae, merupakan bulu yang sempurna (contour feather).

Menurut letaknya bulu digolongkan menjadi :

a. Tectrices, yang menutupi badan.

b. Reetrices, yang berpangkal pada ekor, vexillumnya simetris karena berfungsi sebagai kemudi. c. Remiges, yang terdapat pada sayap dan dibagi atas :

- Remiges primariae yang melekatnya secara digital pada digiti dan secara metacarpal pada metacapalia. - Remiges secundariae yang melekatya secara cubital pada radiol ulna.

d. Parapterum, yang menutupi daerah bahu.

e. Ala spuria, sebagai bulu kecil yang menempel pada poluk (ibu jari).

(22)

Berdasarkan susunan anatomis bulu dibagi menjadi:Filoplumae, Plumulae, Plumae, Barbae

Susunan plumae terdiri dari :

Shaft (tangkai), yaitu poros utama bulu. Calamus, yaitu tangkai pangkal bulu.

Rachis, yaitu lanjutan calamus yang merupakan sumbu bulu yang tidak berongga di dalamnya. Rachis dipenuhi sumsum dan memiliki jaringan.

Vexillum, yaitu bendera yang tersusun atas barbae yang merupakan cabang-cabang lateral dari rachis.

Lubang pada pangkal calamus disebut umbilicus inferior, sedangkan lubang pada ujung calamus disebut umbilicus superior. Bulu burung pada saat menetas disebut neossoptile, sedangkan setelah dewasa disebut teleoptile.

(23)

menjadi bubuk halus seperti bedak. Fungsi bulu ini belum jelas, tetapi pada saat burung melumasi bulu dengan cara menjilatinya, bulu bubuk membantu mengisolasi panas tubuh dan membantu menghangatkan telur saat pengeraman

Warna bulu dihasilkan oleh butir pigmen, dengan difraksi dan refleksi cahaya oleh struktur bulu atau oleh pigmen dan struktur bulu. Pigmen pokok yang menimbulkan warna pada bulu adalah melanin dan karotenoid. Karotenoid sering disebut dengan lipokrom yang tidak larut dalam air tetapi larut dalam metanol, eter atau karbon disulfida. Karotenoid terbagi menjadi 2, yaitu zooeritrin (animal red) dan zoosantin (animal yellow). Pigmen melanin terklarut dalam asam. Butir-butir eumelanin beraneka macam yaitu dari hitam sampai coklat gelap. Feomelanin yaitu hampir tanpa warna hingga coklat kemerahan.

Burung merak Burung Bayan Sisik

Sisik burung terdiri dari keratin yang sama seperti yang terdapat pada paruh, cakar, dan taji. Sisik-sisik ini ditemukan terutama pada jari kaki dan metatarsus, namun pada beberapa burung dapat ditemukan juga di pergelangan kaki. Kebanyakan sisik burung tidak terlalu tumpang tindih, kecuali pada burung raja-udang dan burung pelatuk. Sisik burung dianggap homolog dengan sisik pada reptil dan mamalia.

Pada tahap janin, kulit burung mulai berkembang dalam kondisi mulus. Di kaki, stratum, atau lapisan terluar, kulit ini dapat terkeratin, menebal dan sisik mulai terbentuk. Sisik-sisik ini dapat digolongkan dalam;

1. Cancella – sisik sangat kecil, yang hanya berupa penebalan serta pengerasan dari kulit, saling bersilang dengan alur yang dangkal.

2. Reticula – kecil tapi berbeda, terpisah, berbentuk sisik. Ditemukan pada permukaan lateral dan medial metatarsus ayam. Sisik ini terbuat dari alpha-keratin.

3. Scutella – Sisik yang tidak sebesar scute, seperti yang ditemukan pada bagian belakang, dari metatarsus ayam.

4. Scute – sisik terbesar, biasanya ditemukan pada permukaan bagian depan metatarsus dan permukaan dorsal jari. Sisik ini terbuat dari beta-keratin seperti pada sisik reptilia.

(24)

dalam. Dalam kasus terakhir ini, bulu mungkin muncul secara langsung melalui sisik, dan sepenuhnya akan dilingkari di bidang munculnya oleh keratin sisik.

G. SISTEM INTEGUMEN MAMALIA

Binatang menyusui atau mamalia adalah kelas hewan vertebrata yang terutama dicirikan oleh adanya kelenjar susu, yang pada betina menghasilkan susu sebagai sumber makanan anaknya. Mamalia memliki integumen yang terdiri dari tiga lapisan: paling luar adalah epidermis, yang tengah adalah dermis, dan paling dalam adalah hipodermis.

Epidermis

Epidermis adalah lapisan luar kulit yang tipis dan vaskuler. Tersusun atas epitelium berlapis dan terdiri dari atas sejumlah lapisan sel yang disusun atas dua lapis yang jelas tampak, yaitu selapis lapisan tanduk dan selapis zona germinalis, epidermis tidak berisi pembuluh darah, saluran kelenjar keringat menembus epidermis dan mendampingi rambut. Sel epidermis membatasi folikel rambut, dan di atas epidermis terdapat garis lekukan yang berjalan sesuai dengan papil dermis di bawahnya. Epidermis terdiri atas lima lapisan (dari lapisan yang paling atas sampai yang terdalam):

1. Stratum Komeum, terdiri dari sel keratinosit yang bisa mengelupas dan berganti.

2. Stratum Lusidum, lapisan ini berupa garis translusen, biasanya terdapat pada kulit tebal telapak kaki dan telapak tangan, tidak tampak pada kulit tipis.

3. Stratum Granulosum lapisan ini ditandai oleh 3-5 lapis sel polygonal gepeng yang intinya di tengah dan sitoplasma terisi oleh granula basofilik kasar yang dinamakan granula keratohialin yang mengandung protein kaya akan histidin.

(25)

terus mengalami gesekan dan tekanan mempunyai stratum spinosum dengan lebih banyak tonofibril. Stratum basale dan stratum spinosum disebut sebagai lapisan malfigi, dan juga terdapat sel langerhans.

5. Stratum Germinativum, pada lapisan ini terdapat aktifitas mitosis yang hebat dan bertanggung jawab dalam pembaharuan sel epidermis secara konstan. Epidermis diperbaharui setiap 28 hari untuk migrasi ke permukaan, hal ini tergantung letak, usia dan faktor lain. Lapisan stratum germinativum ini merupakan satu lapis sel yang mengandung melanosit

Dermis

Pada lapisan dermis terdapat pembuluh darah, pembuluh limfe, folikel rambut, kelenjar keringat, syaraf dan sel fibroblast. Fibroblast ini berfungsi menghasilkan kollagen, yang sangat penting peranannya terhadap kekenyalan dan elastisitas kulit. Selain itu pada lapisan ini juga terdapat reseptor yang berfungsi untuk merasakan sensasi raba dan nyeri.

Hipodermis

Merupakan bagian terdalam dari kulit, yang terdiri dari banyak sel lemak sehingga berfungsi sebagai bantalan terhadap cedera dan membantu dalam mempertahankan panas tubuh Ciri-Ciri Kulit

1. Pembungkus yang elastis yang melindungi kulit dari pengaruh lingkungan. 2. Alat tubuh yang terberat : 15 % dari berat badan.

3. Luas : 1,50 – 1,75 m. 4. Tebal rata – rata : 1,22mm.

5. Daerah yang paling tebal : 66 mm, pada telapak tangan dan t. kaki dan paling tipis : 0,5 mm.pada daerah penis.

(26)

Terdapat di seluruh kulit kecuali telapak tangan kaki dan bagian dorsal dari falang distal jari tangan, kaki, penis, labia minora dan bibir.

Terdapat 2 jenis rambut :

a. rambut terminal ( dapat panjang dan pendek.) b. Rambut velus( pendek, halus dan lembut). Fungsi rambut:

1. melindungi kulit dari pengaruh buruk:Alis mata melindungi mata dari keringat agar tidak mengalir ke mata, bulu hidung (vibrissae)

2. menyaring udara.

3. serta bersinergi dengan keseluruhan derivat kulit berfungsi sebagai pengatur suhu. Pada waktu tubuh dalam keadaan panas, pembuluh darah akan melebar dan mengeluarkan panas ke udara, dan air banyak dikeluarkan dalam bentuk keringat. Demikian suhu tubuh akan turun. Cara pelepasan panas dari kulit bisa juga terjadi dengan pengaliran panas dari benda yang disentuh, misalnya menyentuh pakaian.

Jika tubuh dalam keadaan dingin, pembuluh darah akan mengerut, dan kelenjar keringat tidak mengeluarkan keringat. Hal ini terjadi karena untuk mengurangi pengeluaran panas dari tubuh. Untuk mengimbangi keadaan ini, alat ekskresi yang berperan dalam keadaan dingin adalah ginjal, sehingga kita sering merasa ingin buang air kecil pada waktu dingin.

4. pendorong penguapan keringat dan 5. indera peraba yang sensitive.

Rambut terdiri dari akar ( sel tanpa keratin) dan batang ( terdiri sel keratin).Bagian dermis yang masuk dalam kandung rambut disebut papil.

Terdapat 2 fase :

(27)

kecepatan pertumbuhan rambut bervariasi rambut janggut tercepat diikuti kulit kepela. Berlangsung sampai dengan usia 6 tahun. 90 % dari 100.000 folikel rambut kulit kepala normal mengalami fase pertumbuhan pada satu saat.

2. Fase Istirahat( Telogen)

Berlangsung + 4 bulan, rambut mengalami kerontokan 50 – 100 lembar rambut rontok dalam tiap harinya.Gerak merinding jika terjadi trauma , stress, dsbt Piloereksi. Warna rambut ditentukan oleh jumlah melanin . Pertumbuhan rambut pada daerah tertentu dikontrol oleh hgormon seks( rambut wajah, janggut, kumis, dada, punggung, di kontrol oleh H. Androgen. Kuantitas dan kualitas distribusi rambut ditentukan oleh kondisis Endokrin. Hirsutisme ( pertumbuhan rambut yang berlebihan pada S. Cushing(wanita).

Kuku

Kuku adalah lempeng sel epitel berkertain pada permukaan dorsal setiap falang distal. Kuku pada mamalia (manusia) merupakan lempeng-lempeng yang mengalami penandukan, yang terdapat pada permukaan dorsal ujun-ujung jari-jari dan ibu jari. Dasar kuku merupakan penebalan permukaan epitel jari-jari.

Permukaan dorsal ujung distal jari tangan atau kaki tertdapat lempeng keatin yang keras dan transparan.tumbuh dari akar yang disebut kutikula.Berfungsi mengangkat benda – benda kecil. Pertumbuhan rata- rata 0,1 mm / hari.pembaruan total kuku jari tangan : 170 hari dan kuku kaki: 12- 18 bulan.

Kuku dibentuk melalui proliferasi dan keratinasi sel-sel epitel dalam

matriks kuku namun susunannya lebih sederhana. Akar kuku dan

matriksnya terletak di bawah lipatan kulit yang disebut lipat kuku

proksimal. Stratum korneum epidermis lipat ini dapat meluas sedikit di

permukaan atas kuku, membentuk pelapis tipis bagian proksimal 0,5-1 mm,

yang disebut eponichium. Di tempat lipat kuku lateral melipat ke dalam alur

kuku lateral, epidermisnya tidak berstratum korneum dan berlanjut dibawah

batang lempeng kuku sebagai dasar kuku. Hanya stratum basal dan

stratum spinosum yang terdapat dalam dasar kuku. Epitel lempeng kuku

(28)

kuku. Sel-sel matriks membelah, bergeser ke distal, dan akhirnya mengalami

kornifikasi, yang membentuk bagian proksimal lempeng kuku. Lempeng kuku

kemudian bergeser ke depan di atas dsar kuku (yang tidak ikut dalam

pembentukan lempeng). Ujung distal lempeng menjadi bebas dari dasar

kuku dan habis terkikis atau terpotong. Bagian anterior dasar kuku terlihat

berbayang melalui kuku semitransparan sebagai bangunan bentuk sabit

putih disebut lunula. Namun, seringkali lunula ini tertutup lipat kuku

proksimal dan eponichium.

Seperti pada matriks rambut, sel-sel matriks kuku mensintesis banyak

keratin dan granul keratohialin. Sewaktu terikat pada dasar kuku, mereka

ditransformasi menjadi unsur-unsur sangat pipih tanpa inti, terdiri atas

keratin dalam matrei interfibrilar keras. Dermis dasar kuku sangat vaskular

dan hal ini tercermin dari warna merah muda yang tampak melalui kuku

translusen. Warna ini secara klinik berguna sebagai gambaran kasar derajat

oksigenasi darah.

Tanduk

Tersusun atas dua komponen utama, yaitu cangkang atas (carapace) dan dasar (Plastron) yang dihubungkan tulang Ridges. Tulang cangkang terdiri dari gabungan tulang iga dan vertebrata. Sedangkan plastron terdiri dari tulang abdominal dan clavicle. Beberapa kura-kura juga hanya ada yang memiliki tempurung fleksibel, diantaranya beberapa kura-kura air dan penyu. Kebanyakan anakan kura-kura mempunyai tempurung Fenestra (daerah terbuka) antara tulang cangkang (carapace), dan menyatu pada masa tuanya. Keunikan lain dari kura-kura adalah Pectoral dan Pelvis Gridles yang dibatasi/ dilindungi dalam tulang iganya. Orientasi vertikalnya memberi dukungan dari dalam untuk tempurungnya dan sebagai ventral anchor yang kuat untuk lengan-lengan dan otot. Dua lapisan pelindung dalam tempurung adalah:

(29)

b. Lapisan pelindung luar (Scut/ skutes)/ lamina, rata-rata terdapat skat eksternal.

Tanduk sejati

- Hanya ditemukan pada mamalia - Dikenal 5 tipe : tanduk sejati,antler,

(30)

Pronghorn (tanduk antelop)

Antler (rangga)

(31)

Cula (rhinoceros horn)

Sisik tanduk pada kura-kura tersusun atas:

- Atas (carapace) dan

- Dasar (Plastron)

Pada bagian Plastron, disusun oleh struktur, yaitu Gular, Humeral, Pektoral, Abdominal, Femoral dan Anal, sedangkan bagian Carapace tersusun atas Nukhal, Marginal, Costal, Pigal dan Neural.

Tidak semua tanduk terdapat zat tanduk, tanduk dibagi atas tiga macam:

(32)

b. Tanduk Rambut, berasal dari rambvut yang berfusi. Contoh: Cula Badak. Cula tidak bercabang dan tidak bisa dilepas.

c. Rangga (Antler), tanduk tajam dan bercabang-cabang, seperti tanduk Rusa, dapat dilepaskan,

Tanduk adalah proyeksi yang berasal dari kepal yang lebat dari kulit keras. Tanduk banyak mengandung keratin di dalmnya, protein Yng jug ada di rambut dan kuku manusia.

Kelenjar – Kelenjar Pada Kulit

a) Kelenjar Sebasea  berfungsi mengontrol sekresi minyak ke dalam ruang antara folikel rambut dan batang rambut yang akan melumasi rambut sehingga menjadi halus lentur dan lunak. b) Kelenjar Mammae Kelenjar mammae atau payudara merupakan derivatif sel epitel dan lapisan ektoderm. Jaringan payudara ini sangat sensitif terhadap hormon. Efek hormonal pada payudara paling jelas terlihat selama perkembangan embrionik dan setelah pubertas. Setiap kelenjar mammae terdiri atas massa jaringan yang berlobul. Jaringan kelenjar melekat di dalam jaringan adiposa dan dipisahkan oleh jaringan fibrosa.

c) Kelenjar keringat

diklasifikasikan menjadi 2 kategori:

- kelenjar Ekrin terdapat disemua kulit.Melepaskan keringat sebgai reaksi penngkatan suhu lingkungan dan suhu tubuh. Kecepatan sekresi keringat dikendalkan oleh saraf simpatik.pengekuaran keringat oada tangan, kaki, aksila, dahi, sebagai reaksi tubuh terhadap setress, nyeri dll.

- Kelenjar Apokrin.Terdapat di aksil, anus, skrotum, labia mayora, dan berm,uara pada folkel rambut Kelenjar ini aktif pada masa pubertas,pada wanit a akan membesar dan berkurang pada sklus haid. Kelenjar Apokrin memproduksi keringat yang keruh seperti susu yang diuraikan oleh bakteri menghasilkan bau khas pada aksila. Pada telinga bagian luar terdapat kelenjar apokrin khusus yang disebut K. seruminosa yang menghasilkan serumen(wax).

(33)

PENUTUP

Kesimpulan

Adapun kesimpulan yang dapat ditarik dari makalah ini adalah sebagai berikut :

1. Sistem integumen adalah sistem organ yang membedakan, memisahkan, melindungi,dan menginformasikan hewan terhadap lingkungan sekitarnya

2. Sistem integumen atau penutup tubuh ikan adalah kulit beserta drivat-drivatnya, seperti sisik dan kelenjar beracun

3. Kulit amfibi adalah permeabel terhadap air dan sarat dengan kelenjar lendir, mencegah kulit dari kekeringan

4. Tubuh reptil umumnya tertutupi oleh sisik-sisik yang beraneka bentuk, sisik-sisik itu dapat berukuran amat halus

5. Hampir seluruh tubuh aves ditutupi oleh bulu, yang secara filogenetik berasal dari epidermal tubuh

(34)

DAFTAR PUSTAKA 1. Hikmawati, 2014. Makalah fisiologi hewan sistem integumen

http://hijrahhikmawati.blogspot.co.id/2014/06/makalah-fisiologi-hewan-sstem-integumen.html

2. Anonym, 2015, sistem integument pada vertebrata

http://blogahmadabbas.blogspot.co.id/2015/04/sistem-integumen-pada-vertebrata.html 3. Anonym, 2015. Sistem integument

http://www.biologimu.com/2015/01/sistem-integumen.htm

l

4. Yulida. 2013.Makalah Struktur

Hewan.https://yulidaaini.files.wordpress.com/2013/08/makalah-struktur-hewan-2.pdf 5. Anonyim. 2011 ikan sistem integument

Referensi

Dokumen terkait

Ayat ini mengajak manusia untuk memakai pakaian yang indah, minimal dalam bentuk menutup aurat dan lakukan setiap memasuki masjid. Dan makanlah makanan yang halal, enak,

Reaksi yang diberikan oleh pedagang korban bencana terhadap kebijakan rehabilitasi dan rekonstruksi Pasar Raya Padang pasca bencana menjadi respon pedagang korban bencana

1) HDW, TWH, AG dan siswa dengan jawaban tipe 1 dalam menggambarkan diagram panah komposisi fungsi

Berdasarkan Keputusan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2012 tentang Organisasi Dan Tata Kerja Instansi Vertikal Kementerian Agama, bidang Pendidikan

Sura t lamaran ditujukan kepada Panitia Seleksi Terbuka Jabatan Pimpinan Tinggi Pratama Kabupaten Blitar, dengan melengkapi persyaratan sebagai berikut:a. Surat

Model penemuan terbimbing dan model cooperative learning dapat memberikan hasil belajar yang lebih baik dibandingkan dengan model konvensional, sedangkan hasil

Pusat Pengembangan Profesi Pendidik Tenaga Kependidikan dan Non Kependidikan (P4TKN) Gedung LPPMP Lantai 3 Sayap Timur.. EDY NUGROHO Bahasa Inggris SMK NEGERI 1 SAMIGALUH

Namun, saat ini dengan berpindahnya pengelolaan Gunung Halimun kepada Balai Taman Nasional Gunung Halimun-Salak maka kayu-kayu yang ditanam warga dan siap panen, tidak boleh