• Tidak ada hasil yang ditemukan

Implementasi Sistem Informasi Kesehatan (Sik) Online Dalam Peningkatan Efektivitas Kerja Di Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara Chapter III VI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Implementasi Sistem Informasi Kesehatan (Sik) Online Dalam Peningkatan Efektivitas Kerja Di Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara Chapter III VI"

Copied!
35
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III

DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

3.1GambaranUmumDinas KesehatanProvinsi Sumatera Utara

3.2 Sejarah Singkat Dinas KesehatanSumatera Utara

Pada tahun 1955 organisasi kesehatan ini sudah terbentuk yang pada waktu itu bernama Pengawas/Kepala Dinas Kesehatan Sumut.Organisasi itu masih bersatu dengan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Medan.Pada waktu itu, organisai ini belum memiliki gedung sendiri. Kemudian atas usaha Dr. I Made Bagiastara sebagai pemimpin organisasi ini, maka pertengahan bulan Oktober 1957 Pengawas atau Kepala Bagian Dinas Kesehatan Sumut ini telah mempunyai gedung sendiri yang beralamat di Jln. Prof.H.M.Yamin SH No.41 AA Medan. Kantor Wilayah Departemen Kesehatan RI sudah dibentuk sejak Indonesia merdeka.Untuk tingkat provinsi organisasi disebut Inspeksi Kesehatan (ISKES).Pada tahun 1950 organisasi kesehatan ini telah dirintis dan pada saat itu dipimpin oleh Gubernur KDH Sumatera Utara. Pada tahun 1950 nama organisasi ini resmi menjadi Dinas Kesehatan Dati I Sumatera Utara. Secara ringkas sejarah penting dalam berdirinya organisasi ini dapat di simpulkan sebagai berikut:

1. Pada tahun 1947-1954 organisasi ini di beri nama Inspeksi Kesehatan Provinsi Sumatera Utara.

(2)

pimpinannya masih tetap Dr. Sumarsono dan waktu itu Sumatera Utara dan Aceh masih merupakan satu wilayah.

3. Pada tahun 1954 itu juga diadakan perisiapan likuidasi (pemisahan) Inspeksi Kesehatan Sumatera Utara dan Aceh. Maka pada tahun 1955, seperti yang dikemukakan di atas, terbentuklah Pengawas/Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara yang dipimpin oleh Dr. I Made Bagiastara sampai tahun 1957.

4. Pada tahun 1957-1960 Kepala Dinas Kesehatan Sumatera Utara dipimpin oleh Dr.Kumpulan Pane.

5. Pada tahun 1961-1963 Kepala Dinas Kesehatan Sumatera Utara dipimpin oleh Dr. Moerdaso.

6. Pada tahun 1963-1965 Kepala Dinas Kesehatan Sumatera Utara dipimpin oleh Dr.Soejipto Gondo Maid Jojo.

7. Pada tahun 1965-1966 Kepala Dinas Kesehatan Sumatera Utara dipimpin oleh Dr. Kol Ibrahim Irsan.

8. Pada tahun 1966-1967 Kepala Dinas Kesehatan Sumatera Utara dipimpin oleh Dr.Husni Odon (Kolonel TNI AD).

9. Pada tahun 1967-1968 Kepala Dinas Kesehatan Sumatera Utara dipimpin oleh Dr.Huiman Lumban Tobing.

(3)

11. Pada tahun 1972-1981 Kepala Dinas Kesehatan Sumatera Utara dipimpin oleh Dr.Mangasa Siregar, M.Com.

12. Pada tahun 1981-1984 Kepala Dinas Kesehatan Sumatera Utara dipimpin oleh Dr.Helmin Djafar,DTPH.

13. Pada tahun 1984-1989 Kepala Dinas Kesehatan Sumatera Utara dipimpin oleh Dr.Hariadi.

14. Pada tahun 1989-22 Februari 1993 Kepala Dinas Kesehatan Sumatera Utara dipimpin olehHadi Santoto, Kolonel CKM.

15. Pada tahun 23 Agustus 1993-28 April 1997 Kepala Dinas Kesehatan Sumatera Utara dipimpin oleh Dr. Syarifudin Munthe, SKM.

16. Pada tahun 28 April 1997-4 Februari 2007 Kepala Dinas Kesehatan Sumatera Utara dipimpin oleh Dr.Hj.Fatni Sulani,DTM&H,M.Si.

17. Pada tahun 4 Februari 2007-2012 Kepala Dinas Kesehatan Sumatera Utara dipimpin oleh Dr.Candra Syafei,Sp.OG.

(4)

3.3 Visi dan Misi Dinas Kesehatan Provinsi SumateraUtara

a. Visi

Dengan mempertimbangkan hasil kajian atas Visi Gubernur Sumatera Utara, dan sasaran pembangunan kesehatan yang tertuang di dalam RPJMD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2013-2018, maka ditetapkan Visi Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara yang akan menjadi gambaran kondisi pembangunan kesehatan yang ingin dicapai lima tahun kedepan adalah sebagai berikut: “Mewujudkan Masyarakat Provinsi Sumatera Utara Sehat, Mandiri dan Berdaya Saing”

1. Masyarakat sehat adalah suatu kondisi dimana Penduduk Sumatera Utara sehat baik fisik, mental dan spiritual sehingga mampu untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomis.

2. Masyarakat mandiri, yaitu suatu kondisi dimana masyarakat mempunyai pengetahuan dan kemampuan untuk mempertahankan kualitas kesehatannya.

3. Masyarakat berdaya saing, yaitu suatu kondisi dimana status masyarakat Provinsi Sumatera Utara yang tinggi dan berada diatas capaian nasional.

b. Misi

(5)

1. Menjamin ketersediaan pelayanan kesehatan bermutu, merata dan terjangkau

2. Meningkatkan pengendalian dan penanggulangan masalah kesehatan 3. Meningkatkan mutu sumberdaya kesehatan

4.Meningkatkan kemandirian masyarakat dalam pemeliharaan kesehatan

3.4 Struktur Organisasi

(6)

STRUKTUR ORGANISASI DINAS KESEHATAN PROVINSI SUMATERA UTARA

Gambar 3.1

Struktur organisasi Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara Sumber : Dokumentasi Pribadi (Diambil pada 26 Januari 2017)

3.5Uraian Tugas

a. Kepala Dinas

Mempunyai tugas membantu gubernur dalam melaksanakan tugas otonomi, tugas dekonsentrasi dan tugas pembantuan di bidang kesehatan. Untuk melaksanakan tugas dan fungsi sebagaimana di maksud diatas, Kepala Dinas dibantu oleh:

(7)

4. Bagian program

5. Bidang bina pengendalian masalah kesehatan 6. Bidang bina pelayanan kesehatan

7. Bidang bina pengembangan SDM kesehatan 8. Bidang bina jaminan dan sarana kesehatan

b. Sekretaris

Mempunyai tugas membantu Kepala Dinas dalam memberikan pelayanan teknis dan admnistrasi kepada semua unsur dalam penyelenggaraan urusan yang meliputi manajemen perkantoran/ ketatausahaan dan administasi umum, manajemen organisasi, hukum, hubungan masyarakat, rumah tangga, kepegawaian, perencanaan, penyusunan program, pengelolahan keuangan, perlengkapan dan asset Dinas Kesehatan Provinsi.

c. Bagian Umum

1. melaksanakan urusan-urusan dalam ruang lingkup yang meliputi administrasi umum perkantoran dan rumah tangga dinas, manajemen organisasi dan hukum/hukum kesehatan, hubungan kemasyarakatan dan informasi publik dan administrasi kepegawaian tingkat provinsi;

2. melaksanakan pengelolaan administrasi umum perkantoran dan rumah tangga dinas, manajemen organisasi dan hukum/hukum kesehatan;

(8)

4. melaksanakan pengelolaan hubungan kemasyarakatan, informasi publik dan keprotokolan;

5. melaksanakan fasilitasi pelayanan umum, pelayanan minimal, pengaturan keamanan dan kenyamanan kantor;

6. melaksanakan penyusunan perencanaan program kerja sekretariat dan subbagian umum;

7. melaksanakan pengelolaan tertib administrasi kepegawaian dan melaksanakan koordinasi dengan bidang terkait serta memberikan dukungan teknis administrasi terhadap bidang terkait serta unit kerja lainnya;

8. melaksanakan penyusunan dan pengelolahan data kepegawaian, serta pemetaan tingkat pendidikan dan kompetensi pegawai;

9. melaksanakan penyiapan dan pengusulan kenaikan pangkat, kenaikan gaji berkala dan pensiun pegawai, peninjauan masa kerja dan pemberian penghargaan, serta pemberiaan tugas/izin belajar, pendidikan dan pelatihan kepemimpinan/struktural, fungsional dan teknis;

10. melaksanakan penyusunan bahan pembinaan disiplin pegawai;

d. Bagian Keuangan

1. melaksanakan urusan-urusan dalam ruang lingkup yang meliputi keuangan dan perbendaharaan, verifikasi, ganti rugi dan tindak lanjut laporan hasil pemeriksaan tingkat provinsi;

(9)

3. melaksanakan pengkajian, pemetaan, dan evaluasi peruntukan anggaran belanja dan aset dinas serta melaksanakan perhitungan belanja dari seluruh sumber pembiayaan dan dari seluruh sektor terkait keseshatan tingkat provinsi;

4. melaksanakan verifikasi keuangan;

5. melaksanakan penyusunan bahan dan penyiapan anggaran dinas; 6. melaksanakan pengadministrasi dan pembukuan keuangan dinas; 7. melaksanakan penyusunan daftar gaji dan tunjangan;

8. melaksanaan pembinaan perbendaharaan keuangan;

9. melaksanakan penyiapan bahan dan pembinaan pengelolaan teknis administrasi keuangan;

10. melaksanakan pembayaran gaji pegawai dan penghasilan tambahan lainnya;

e. Bagian Program

1. melaksanankan urusan-urusan dalam ruang lingkup yang meliputi perencanaan, penyusunan program, anggaran dan pelaporan, penyelenggaraan penelitian dan pengembangan kesehatan yang mendukung perumusan kebijakan provinsi, pengelolaan Survei Kesehatan Daerah (Surkesda), pemantauan pemanfaatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) kesehatan, penyelenggaran kerjasama luar negeri, pengingkatan pengawasan dan akuntabilitas, pengelolaan Sistem Informasi Kesehatan (SIK) tingkat provinsi;

(10)

fungsi staf, standar teknis tata hubungan kerja organisasi dan indikator terkait dalam penanganan urusan sub bagiannya;

3. melaksanakan analisis, pemetaan penelitian, kajian-kajian dan studi ilmiah manajemen pembangunan dan kebijakan kesehatan terkait dalam penanganan urusan sub bagiannya;

4. melaksanakan pengintegrasian sistem teknologi informasi dalam penanganan urusan sub bagiannya;

5. melaksanakan pembinaan, koordinasi, pengawasan, evaluasi, dan fasilitasi peningkatan kapasitas, kompetensi dan kemandirian kabupaten/kota dalam penanganan urusan sub bagiannya;

6. melaksanakan penyusunan perencanaan tahunan dan perencaan jangka menengah, Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP), Laporan Keterangan Pertanggung Jawaban (LKPJ) dan Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) dinas;

7. melaksanakan pengkoordinasian pelaporan, monitoring dan evaluasi kegiatan sekretariat dan bidang-bidang serta UPT dinas;

8. melaksanakan tugas lain yang diberikan Sektretaris sesuai dengan bidang tugas dan fungsinya;

9. melaksanakan pemberian masukan yang perlu kepada Sekretaris sesuai dengan tugas dan fungsinya;

(11)

f. Bidang Bina Pengendalian Masalah Kesehatan

1. Bidang Bina Pengendalian Masalah Kesehatan mempunyai tugas membantu Kepala Dinas dalam menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang pengendalian masalah Kesehatan.

2. Melaksanakan pengendalian, pencegahan dan penanggulangan penyakit menular langsung, bersumber binatang dan penyakit tidak menular ; 3. Melaksanakan upaya pencegahan dan penggulangan penyakit menular

yang menimbulkan epidemi;

4. Melaksanakan imunisasi dan pencapaian UCI (Universal Child Immunization);

5. Melaksanakan promosi kesehatan masyarakat dengan penggunaan metode, sarana dan teknologi promosi kesehatan;

6. Melaksanakan upaya peningkatan partisipasi masyarakat dan pemberdayaan masyarakat dalam pembangunan kesehatan serta peningkatan upaya fasilitas dan pendampingan masyarakat dalam peningkatan derajat kesehatan masyarakat;

g. Bidang Bina Pelayanan Kesehatan

1. Bidang Bina Pelayanan Kesehatan mempunyai tugas membantu Kepala Dinas dalam menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang pelayanan kesehatan;

(12)

3. Melaksanakan upaya kesehatan ibu, bayi baru lahir, dan anak tingkat pelayanan kesehatan dasar;

4. Melaksanakan surveilans gizi buruk dan pemantauan penanggulangan gizi buruk tinggkat pelayanan kesehatan dasar;

5. Melaksanakan upaya pemenuhan standar pelayanan kesehatan dasar; 6. Melaksanakan upaya kesehatan rujukan/spesialistik dan pengelolaan sistem rujukan, upaya kesehatan rujukan perkotaan;

6. Melaksanakan upaya kesehatan ibu, bayi baru lahir, dan anak tingkat pelayanan kesehatan rujukan;

7. Melaksanakan survelians gizi buruk dan pemantauan penanggulangan gizi buruk tingkat pelayanan kesehatan rujukan;

8. Melaksanakan upaya pemenuhan standar pelayanan kesehatan rujukan;

h. Bina Pengembangan SDM Kesehatan

1. Bidang Bina Pengembangan SDM Kesehatan mempunyai tugas membantu Kepala Dinas dalam menyelenggarakan urusan pemerintahan di Bidang Pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) Kesehatan. 2. Melaksanakan perencanaan, pendayagunaan dan rekomendasi tenaga

kesehatan strategis dan pemindahan tenaga tertentu antar Kabupaten/Kota; 3. Melaksanakan pendidikan dan pelatihan SDM kesehatan ataupun kegiatan sejenis lainnya yang bersifat peningkatan dan pengembangan kemampuan kognitif, efektif dan psikomotorik;

(13)

4. Melaksanakan pengawasan dan evaluasi peyelenggaraan pendidikan dan pelatihan SDM kesehatan;

5. Melaksanakan registrasi, akreditasi, sertifikasi dan uji kompetensi pejabat struktural, fungsional dan SDM kesehatan pemerintah/swasta;

6. Melaksanakan registrasi, akreditasi, sertifikasi dan perizinan tenaga medis, paramedis, tenaga non-medis/tradisional terlatih;

7. Melaksanakan registrasi dan perijinan tenaga kesehatan asing dan melaksanakan registrasi, pemantauan dan pembinaan lembaga swadaya masyarakat (LSM/Non Government Organization) lokal dan asing (luar negeri) yang bergerak terkait bidang kesehatan dan provinsi;

8. Melaksanakan pengawasan, pengendalian dan pemberian izin kepada tenaga kesehatan asing.

i. Bidang Bina Jaminan dan Sarana Kesehatan

1. Bidang Bina Jaminan dan Sarana Kesehatan mempunyai tugas membantu Kepala dinas dalam menyelenggarakan urusan pemerintahan dibidang Jaminan dan Sarana Kesehatan;

2. Melaksanakan jaminan kesehatan berupa kepesertaan, pemeliharaan kesehatan dan pembiayaan;

3. Melaksanakan registrasi, akreditasi dan sertifikasi sarana kesehatandan perizinan sarana kesehatan;

4. Melaksanakan bimbingan dan pengendalian sarana kesehatan;

(14)

6. Melaksanakan bimbingan pra dan pasca audit dan persiapan pelaksanaan audit sarana kesehatan;

7. Melaksanakan pemberian izin sarana kesehatan dan rekomendasi izin sarana kesehatan tertentu;

(15)

BAB IV PENYAJIAN DATA

Setelah melakukan penelitian di Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara mengenai Pelaksanaan SistemInformasiKesehatanOnlineDalam PeningkatanEfektivitasKerja,maka pada babinidiuraikantemuanpenelitian yang terdiridarimekanismepelaksanaan sistem informasikesehatanonline dalam peningkatan efektivitaskerja, dan kendala yang terjadi dalam implementasi sistem informasi kesehatan online di Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara.

Dalam mengumpulkan data yang diperlukan untuk menjawab permasalahan secara mendalam, ada beberapa tahapan yang dilakukan penulis, yaitu; pertama, penelitian diawali dengan pengumpulan berbagai dokumen Dinas Kesehatan Provsu Susunan Organisasi dan Tugas Pokok dan Fungsi (Tupoksi) dan berbagai hal yang berkaitan dengan permasalahan yang ingin dijawab. Kedua, penulis melakukan sejumlah wawancara dengan pihak Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara yaitu para pegawai yang berkaitan dengan masalah yang diteliti.

4.4 Karakteristik Informan

Penyajian data karakteristik informan bertujuan untuk mengidentifikasi ciri-ciri khusus yang dimiliki informan, sehingga memudahkan penulis dalam mengadakan analisis penelitian. Karekteristik informasi dapat dilihat di bawah ini:

(16)

Informasi kunci adalah mereka yang mengetahui dan memiliki berbagai informasi pokok yang diperlukan dalam penelitian. Dalam penelitian ini informan kunci yaitu kepala seksi sub bag program yaitu bapak Rusdin Pinem.

2. Identitas Informan Utama

Sedangkan Informan Utama Yaitu mereka yang terlibat langsung dalam interaksi sosial yang diteliti. Dalam hal ini adalah pegawai seksi sub bag program di Dinas kesehatan Provinsi Sumatera Utara yaitu Elisa Sembiring.

3. Identitas Informan Tambahan

Informan Tambahan adalah mereka yang dapat memberikan informasi walaupun tidak langsung terlibat dalam interaksi sosial yang di teliti.Informan Tambahan pada penelitian ini adalah pegawai Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara.

4.5 IMPLEMENTASI SISTEM INFORMASI KESEHATAN (SIK) ONLINE DALAM PENINGKATAN EFEKTIVITAS KERJA DI DINAS KESEHATAN PROVINSI SUMATERA UTARA

Paradigmapembangunankesehatan yangtertuang dalam Indonesia Sehat merupakanparadigma baru untuklebihmeningkatkan derajat kesehatanmasyarakat yangbersifatproaktif,dalamjangka panjang mampu mendorong masyarakat bersifat mandiri untuk menjaga kesehatannya,menimbulkankesadaranakanpentingnya pelayanankesehatanyang bersifatpromotif,preventif,kuratifdan rehabilitatif.

(17)

PembangunanKesehatanNasionaluntuk mewujudkan “Indonesia Sehat” adalah menerapkan pembangunan Nasional berwawasan kesehatan,yang berartisetiapupayaprogram pembangunan harus mempunyai kontribusi positif terhadap terbentuknyalingkungandanperilakuyang sehat.Keadaaninidapat dicapaidenganpenerapanteknologikesehatansecara tepatoleh petugas-petugaskesehatanyang didukungoleh peranaktifdarisemua unsur dan masyarakat.Untuk meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan secara terpadu kepada masyarakat, Pemprov Sumut melalui Dinas Kesehatan(Dinkes) ProvinsiSumatera UtaramenembangkanSistem InformasiKesehatanOnline (SIKOnline).SIK Online sebagaistrategi pembangunanbidang kesehatanyang sangatpenting dalamhal informasipelaporandanpendataankesehatan.

Berikut ini adalah penyajian data-data yang diperoleh melalui metode wawancara dengan berbagai informan baik dari informan kunci yaitu Kepala seksi Sub bag Program, dan informan tambahan yaitu pegawai seksi sub bag program, pegawai seksi program kesehatan kerja dan olahraga dan Kesehatan Khusus.

Adapun daftar pertanyaan dalam wawancara ini disesuaikan dengan permasalahan di dalam penelitian, yang juga merupakan tujuan dari penelitian ini.

(18)

Data primer merupakan data yang diperoleh langsung dari informan hasil wawancara, yaitu wawancara yang dilakukan oleh peneliti terhadap kepala seksi dan beberapa orang pegawai di Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara.

1. Komunikasi dan Koordinasi

Suatu keberhasilan dari implementor kebijakan mensyaratkan agar implementor mengetahui apa saja yang harus ia lakukan. Mengetahui apa yang menjadi sasaran dan tujuan harus dikomunikasikan kepada kelompok sasaran sehingga akan mengurangi penyimpangan dalam implementasi. Argumen pertama yang penulis temukan berasal dari Bapak Rusdin Pinem selaku kepala Seksi Kesehatan Khusus dengan pertanyaan yaitu: Bagaimana cara Bapak melakukan komunikasi dengan masing – masing bidang atau satuan kerja yang ada di lingkungan kerja Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara?

Informan menjawab:

“komunikasi dilakukan sejauh ini sudah sangat baik, komunikasi dilakukan pada setiap bidang dan terstruktur dengan baik yang berdasarkan keputusan Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Nomor : 440.441.7/7769/V/2014 Tentang Pejabat Pengelola Informasi. Berdasarkan keputusan itu seluruh bidang sudah memiliki tugas pokok dan fungsi masing-masing, sehingga tidak terjadi kesalahpahaman dalam menjalankan tugas”(hasil wawancara tanggal 1 Maret 2017)

Kemudian penulis bertanya kepada Bapak Rusdin Pinem dengan pertanyaan yaitu: Bagaimana cara Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara menyebarluaskan informasi tentang SIK onlinekepada para pegawai di Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara?

(19)

“Depkes meminta kepada Dinas-Dinas Kesehatan diseluruh Indonesia

baik Provinsi dan Kabupaten/Kota untuk menunjuk dan menetapkan 2

orang petugas dalam hal ini untuk Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera

Utara sendiri yaitu (Bapak Elisa Sembiring dan Ibu Laura A Sinaga),

petugas yang ditetapkan tersebut telah dilatih dan selama 3 hari di

Bandung pada November 2007 lalu.” (hasil wawancara tanggal 26

januari 2017)

2. Sumber Daya

Sumber daya sangatlah penting keberadaannya, jika implementor kekurangan sumber daya untuk pelaksanaan maka implementasi tidak akan berjalan efektif. Sumber daya dapat berupa manusia dan finansial. Argumen pertama penulis dapatkan mengenai sumber daya manusia ialah dari Bapak Rusdin Pinem dengan pertanyaan: Bagaimana ketersediaan sumber daya manusia pada Dinas Kesehatan Provinsi dalam Implementasi Sistem Informasi Kesehatan Online?

Informan menjawab:

“Sumber daya manusia yang tersedia sebanyak 14 orang berdasarkan keputusan Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Nomor : 440.441.7/7769/V/2014 Tentang Pejabat Pengelola Informasi,namun yang bertugas merangkum keseluruhan informasi pada Dinas Kesehatan ada 2 orang yaitu Ibu Laura dan Bapak Elisa selaku petugas informasi Dinas Kesehatan Provinsi.”(hasil wawancara tanggal 1 Maret 2017)

(20)

Informan menjawab:

“Pelayanan yang diberikan selama ini sudah sangat baik, namun

dengan adanya mutasi staf/pegawai banyak pegawai yang buta dalam

mengelola SIK dan tentunya perlu untuk diberikan pelatihan dan

pendidikan” (hasil wawancara tanggal 26 Januari 2017)

Selanjutnya penulis kembali bertanyaterkait sumber daya Finansial kepada Bapak Rusdin Pinem dengan pertanyaan: Bagaimana ketersediaan sumber daya Finansial pada Dinas Kesehatan Provinsi dalam Implementasi Sistem Informasi Kesehatan Online?

Informan menjawab:

“Dana yang digunakan untuk melaksanakan kebijakan tersebut berasal Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) yang telah

tercantum dan sesuai dengan undang undang”. (hasil wawancara

tanggal 1 Maret 2017)

Selanjutnya penulis kembali bertanya kepada Bapak Elisa Sembiring terkait fasilitas dengan pertanyaan: Bagaimana fasilitas yang ada dalam pelaksanaan SIK Online untuk menunjang efektivitas kinerja pegawai? Apakah mendukung atau tidak.?

(21)

“Fasilitas di Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera sudah cukup mendukung seperti Komputer, Laptop, serta Koneksi Internet dalam

Pengimplentasian Sisten Informasi Kesehatan (SIK)”(Hasil Wawancara

26 Januari 2017)

Kemudian penulis kembali bertanya kepada bapak Elisa Simbiring dengan pertanyaa: Aplikasi apa yang digunakan untuk mendukung pelaksanaan SIK Online pada Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera dalam Meningkatkan Efektivitas Kinerja Pegawai?

Informan menjawab:

“berdasarkan kebijkan dari KEMNKES system informasi kesehatan memiliki aplikasi dalam pelaksanaannya yaitu menggunakan aplikasi komdat yang berisi data set prioritas, yaitu yang isinya laporan-laporan rangkuman seluruh data terpenting yang terdiri dari 3 yaitu laporan bulanan, triwulan, dan tahunan” (Hasil Wawancara tanggal 26 Januari 2017)

Gambar.1

(22)

3. Disposisi Implementor

Disposisi implementor adalah kecenderungan sikap maupun pemahaman yang dimiliki oleh implementor yang akan mempengaruhi pencapaian tujuan dari implementasi kebijakan baik itu karakteristik, watak dan sifat yang dimiliki oleh implementor seperti komitmen, kejujuran dan sifat demokratis. Jika seorang implementor memiliki disposisi yang baik maka dia juga secara langsung akan dapat menjalankan kebijakan dengan baik. Argumen pertama yang penulis dapatkan dari Bapak Rusdin Pinem dengan pertanyaan: Bagaimana pemahaman anda tentang Sistem Informasi Kesehatan (SIK) dalam pelaksanaannya di Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara?

Informan menjawab:

“Menurut pemahaman yang saya ketahui tentangSistem Informasi Kesehatan (SIK) adalah integrasi antara perangkat, prosedur dan kebijakan yang digunakan untuk mengelola siklus informasi secara sistematis untuk mendukung pelaksanaan manajemen kesehatan yang terpadu dan menyeluruh dalam kerangka pelayanan kesehatan kepada masyarakat sesuai dengan PERDA No.2 Tahun 2008.” (hasil wawancara tanggal 1 Maret 2017)

Selanjutnya penulis kembali bertanya kepada Bapak Elisa Sembiring dengan pertanyaan: Bagaimana sikap maupun karakteristik yang seharusnya dijalankan dari setiap pegawai dan bagaimana standar pelaksanaanya dalam pengimplementasian Sistem Informasi KesehatanOnline?

Informan menjawab:

(23)

Informasi dan Dokumentasi Pembantu (PPID Pembantu))”(hasil wawancara tanggal 26 Januari 2017)

4. Struktur Birokrasi

Struktur birokrasi, menunjuk bahwa struktur birokrasi menjadi penting dalam implementasi kebijakan.Aspek struktur birokrasi ini mencakup dua hal penting pertama adalah mekanisme dan struktur organisasi pelaksana sendiri.Mekanisme implementasi program biasanya sudah ditetapkan melalui standar operating procedur (SOP) yang dicantumkan dalam guideline program/kebijakan. Struktur organisasi yang terlalu panjang dengan prosedur birokrasi yang rumit cenderung akan melemahkan pengawasan sehingga menyebabkan aktifitas organisasi yang fleksibel. Argumen pertama yang penulis dapatkan dari Bapak Rusdin Pinem dengan pertanyaan: Bagaimana Mekanisme pelaksanaan Sistem Informasi Kesehatan (SIK) Online pada Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara?

Informan Menjawab:

“Pemprov Sumutmelalui Dinas Kesehatan(Dinkes) ProvinsiSumatera UtaramengembangkanSistem Informasi Kesehatan Online, Sistem informasi kesehatan Online sebagaistrategipembangunanbidang kesehatan sangatpenting dalam halinformasi pelaporan dan pendataankesehatan.Informasi kesehataninidapatdiaksessecara online dariseluruhkebupaten/kota melaui rumah sakitdan puskesmas.Mekanisme pelaksanaan SIK terbagi dalam 3 (tiga) tahapan yaitu: Pertama.Tahappengumpulan,dalamtahap pengumpulansemuadatapelaporanyang berasaldaripuskesmas

melaluiSP2TP(Sistem PencatatanTerpaduPuskesmas)dikumpulkan

dandikirimmasing-masing ke DinasKesehatan Kabupaten/Kota

(24)

kesehatanprovinsi

danmendistribusikannya.Ketiga.Tahappengiriman,setelah semua data

diolahdandi evaluasibarulahseterusnyaakandikirimsampaike

Departemen KesehatanRepublikIndonesiadandatayang terkumpuldariseluruh Dinas Kesehatan Provinsi diseluruhIndonesia.”(hasil wawancara tanggal 1 Maret 2017)

Kemudian penulis bertanya kepada Bapak Rusdin Pinem dengan pertanyaan yaitu: Bagaimana struktur pelaksana SIK pada Dinas Kesehatan Pemprov Sumatera Utara

Informan menjawab:

“Struktur pelaksana yang ada sesuai dengan Lembar Keputusan Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara Nomor:

440.447.7/7769/V/2014 Tanggal 22 Mei 2014.” (hasil wawancara

tanggal 1 Maret 2017)

4.3 Kendala-Kendala Dalam Pelaksanaan Sistem Informasi Kesehatan (SIK) Online Dalam Peningkatan Efektivitas Kerja Pada Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara.

(25)

Informan menjawab:

“Dalam pelaksanaansistem informasi kesehatanonline dalam peningkatan efektivitas kerja, masih terdapat beberapahambatanyang

membuatkurang efektifnya pengoperasiansistem informasi

kesehatanonline tersebut,yaitu (1)AdanyaGangguan Jaringan, (2)

keterlambatan data masuk (3)SumberDaya Manusiayangtersedia

kurang terampil.” (hasil wawancara tanggal 26 Januari 2017)

Kemudian penulis bertanya kepada bapak Elisa Sembiring selaku pegawai Seksi Sub Bag Program dengan pertanyaan yang sama yaitu: Apa saja yang menjadi kendala-kendala dalam implementasi SIK online pada Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara ?

Informan menjawab:

“Kendala dalam pelaksanaan SIK Online ini ialah terlambatnya

pengiriman data-datayang baik dari puskesmas-puskesmas,RS, maupun

Dinkes kabupaten/kota.” (hasil wawancara tanggal 26 Januari 2017)

Kemudian untuk menambah data mengenai kendala-kendala yang dihadapi Dinas Kesehatan penulis bertanya kepada Ibu Hafsah Tahir dengan pertanyaan yang sama yaitu: Apa saja yang menjadi kendala-kendala dalam implementasi SIK online pada Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara ?

(26)

“Kendala dalam pelaksanaan system informasi kesehatan online ini

adalah keterbatasan kemampuan pegawai dalam menguasai software.”

(hasil wawancara tanggal 26 Januari 2017)

Kemudian untuk lebih memperdalam data mengenai kendala-kendala yang dihadapi Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara dalam mengimplementasikan Sistem Informasi Kesehatan, penulis bertanya kepada Bapak Muhammad Ahmadi dengan pertanyaan yang sama yaitu: Apa saja yang menjadi kendala-kendala dalam implementasi SIK Onlinepada Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara ?

Informan menjawab:

“Penghambat dalam pelaksanaan sistem informasi kesehatan online ini

yaitu gangguan jaringan, terjadinyaoffline padasaatpengoperasiansistem

informasi kesehatan online ini; mutasi pegawai pengelola

data/informasi;latarbelakang SDMyang kurang menguasai tekhnologi

informasi.”(hasil wawancara tanggal 26 Januari 2017)

Kemudian penulis bertanya kepada informan yang sudah ditetapkan, untuk menemukan informasi mengenai upaya yang dilakukan Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara dalam mengatasi kendala-kendala yang dihadapi. Argumen pertama penulis dapatkan dari Bapak Muhammad Ahmadi dengan pertanyaan yaitu: Upaya apa saja yang dilakukan Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara dalam mengatasi kendala-kendala implementasi SIK online ?

(27)

“Terkait dengan gangguan jaringan kita biasanya melaporkan kepada

telkom terkait lambatnya atau terganggunya jaringan setiap terjadi

gangguan. Sedangkan untuk masalah SDM yang kurang terampil

biasanya dilakukan pelatihan-pelatihan tambahan oleh kepala dinas

untuk mengatasi permasalahan ini.”(hasil wawancara tanggal 1 Maret

2017)

Kemudian untuk menambah informasi mengenai upaya yang dilakukan dalam mengatasi kendala-kendala, penulis bertanya kepada Bapak Elisa Sembiring dengan pertanyaan yang sama yaitu: Upaya apa saja yang dilakukan Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara dalam mengatasi kendala-kendala implementasi SIK online?

Informan menjawab:

“Upaya yang dilakukan harus lebih meningkatkan koodirnasi dengan

pegawai Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota agar penyampaian umpan

balik data lebih cepat dan lebih efektif lagi agar tidak terjadi

keterlambatan penerimaan data ke Dinas Kesehatan Provinsi yang

kemudian akan disampaikan ke pusat.”(hasil wawancara tanggal 26

Januari 2017)

(28)

dengan pertanyaan yang sama yaitu: Upaya apa saja yang dilakukan Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara dalam mengatasi kendala-kendala implementasi SIK online?

Informan menjawab:

“Peningkatan pelaksanaan sistem informasi kesehatan online

padaDinasKesehatan ProvinsiSumateraUtara terus dilakukan mulaidari

pemantauan oleh kepala dinas,evaluasi, dan meningkatkan pelatihan

mengenai SIK.” (hasil wawancara tanggal 26 januari 2017)

(29)

BAB V ANALISIS DATA

Dalam bab ini, seluruh data yang telah disajikan pada bab sebelumnya akan dianalisis sesuai dengan kelompok masalah yang dikaji peneliti dari indikator-indikator yang digunakan. Adapun analisis yang digunakan penulis adalah dengan menggunakan metode deskriptif dengan analisis kualitatif. Metode ini mengumpulkan data dan fakta yang telah didapatkan di lapangan yang akan dideskripsikan sebagaimana adanya serta menafsirkannya dengan kemampuan daya nalar peneliti untuk menjelaskan suatu fenomena sosial yang diteliti. Dari hasil analisis data inilah nantinya akan diperoleh jawaban mengenai bagaimana Implementasi Kebijakan Dalam Pelaksanaan Sistem Informasi Kesehatan (SIK) Online Dalam Peningkatan Efektivitas Kerja Pada Dinas Kesehatan Provinsi

Sumatera Utara.

5.1 Implementasi Pelaksanaan Sistem Informasi Kesehatan (SIK) Online Dalam Peningkatan Efektivitas Kerja Pada Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara.

(30)

Peningkatan Efektivitas Kerja Pada Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utaradilihat dari model implementasi Gorge Edward III melalui variable-variable dibawah ini,yaitu :

1. Komunikasi

Komunikasi merupakan sarana untuk menyebarluaskan informasi, baik dari atas ke bawah maupun sebaliknya.Komunikasi dilakukan untuk menghindari distorsi implementasi.Sementara itu koordinasi menyangkut persoalan bagaimana praktik pelaksanaan kekuasaan.Koordinasi berarti adanya kerjasama yang saling terkait dan saling mendukung antar pelaksana kebijakan dalam guna pencapaian tujuan implementasi kebijakan.

Pada pengimplementasian kebijakan SIK online di Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara dalam hal komunikasi dilakukan sejauh ini sudah sangat baik, komunikasi dilakukan pada setiap bidang dan terstruktur dengan baik.

2. Sumber daya

Indikator lainnya yang perlu diperhatikan dalam proses implementasi kebijakan adalah sumber daya. Ketersediaan sumber daya merupakan faktor penting dalam implementasi kebijakan. Tanpa sumber daya yang cukup, implementasi kebijakan tidak akan bisa tercapai.

(31)

informasi, sedangkan dalam segi sumber daya dana/financial dalam pelaksanaannya dana berasal dari APBD.

3. Disposisi Implementor

Sikap dan karakteristik dari para pelaksana peraturan dalam menyikapi suatu kebijakan merupakan faktor yang tidak dapat dikesampingkan. Jika para pelaksana peraturan setuju dengan isi suatu kebijakan, dan dalam hal ini berarti adanya dukungan, kemungkinan besar mereka akan melaksanakannya sebagaimana yang diinginkan oleh para pembuat kebijakan.

Dalam pengimplementasian kebijakan SIK online pada Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara pemahaman dari setiap implementor sudah cukup baik sesuai dengan PERDA No. 2 Tahun 2008. Setiap agen pelaksana juga selalu bersikap jujur, komunikastif, koordinatif, ulet, bekerja gambling dan tuntas, semuanya harus dilakukan dengan ikhlas karena segala sesuatu yang dilakukan akan dipertanggung jawbkan dan pasti akan berdampak pada Dinkes.

4. Struktur Birokrasi

(32)

Dalam pengimplementasian kebijakan SIK pada Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera utara struktur birokrasi sudah dilakukan dengan baik dan sesuai dengan ketentuan yang telah berlaku di Dinas Kesehatan Pemprov Sumatera Utara.

5.2 Kendala yang Dihadapi dalam Pelaksanaan Sistem Informasi Kesehatan Online di Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara

Hambatan terhadap sistem informasiyaitu:(1) Kesalahanteknis,baikpermasalahanperangkat kerasmaupunperangkatlunaknya;(2) Gangguanlingkungan,baik berupagempabumi,kegagalan aruslistrik,danlainsebagainya; (3)Kelalaianmanusia(human error) yangtidak disengaja.

Sejalan denganteori diatas, menurut hasilobservasidanwawancarayang penulis lakukan padaDinasKesehatanProvinsiSumatera Utara,terlihatbahwaada beberapafaktorpenghambat dalam pelaksanaan sistem informasi kesehatan online,yaitu:

1. Gangguan Jaringan

(33)

2. Keterlambatan Penyampaian Data

Data yang masuk sering mengalami keterlambatan dari masing masing unit baik dari puskesmas, Rumah Sakit, maupun Dinkes Kabupaten/Kota sehingga kegiatan verifikasi di Dinkes Provinsi menjadi terhambat.

3. Mutasi Pegawai

Adanyamutasidanperpindahanpegawaiyang terjadipada DinasKesehatan ProvinsiSumatera Utaramenyebabkan terganggunya kelancaranpelaksanaansisteminformasikesehatan

online,inidikarenakanpegawaiyangawalnyasebagaipengelola

dataharuspindahsementarakebutuhanakanlaporandatasangat diperlukan.

4. Sumber Daya Manusia Yang kurang terampil

(34)

BAB VI PENUTUP

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang dilakukan terhadap Implementasi Sistem Informasi Kesehatan (SIK) Online Dalam Peningkatan Efektivitas Kerja Pada Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara, maka penulis menarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Implementasi Sistem Informasi Kesehatan (SIK) Online Dalam Peningkatan Efektivitas Kerja Pada Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara dapat dinilai tercapai, berdasarkan indikator George dapat dilihat bahwa, Komunikasi Internal dalam setiap bidang sudah terstruktur dengan baik, Sumber daya manusianya Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara sudah memadai dan dalam pelaksanaan SIK Online dana yang digunakan berasal dari APBD, setiap agen pelaksana cukup memahami penerapan SIK Online namun masih perlu pelatihan yang mendalam lagi agar penerapan SIK Online pada Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara lebih Efektif, Dalam pengimplementasian kebijakan SIKonline pada Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera utara struktur birokrasi sudah dilakukan dengan baik dan sesuai dengan ketentuan yang telah berlaku di Dinas Kesehatan Pemerintah Provinsi Sumatera Utara.

2. Kendala-kendala dalam Implementasi Sistem Informasi Kesehatan (SIK)

Online Dalam Peningkatan Efektivitas Kerja pada Dinas Kesehatan Provinsi

(35)

ialah Gangguan Jaringan, Keterlambatan Penyampaian Data, Mutasi Pegawai,

dan Sumber Daya Manusia yang Kurang Terampil.

6.2 Saran

Berdasarkan pembahasan dan kesimpulan dalam penelitian ini, adapun saran yang dapat penulis berikan ialah:

1. Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara agar memperhatikan kembali kegiatan mutasi yang terjadi pada struktur birokrasinya, menurut hemat penulis bahwa mutasi yang terjadi sangat mempengaruhi efektivitas kerja pegawai dalam melaksanakan tugas-tugas pada sistem informasi kesehatan.

Gambar

Gambar 3.1 Struktur organisasi Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara

Referensi

Dokumen terkait

Perkebunan kelapa sawit sebagai sumber bahan baku biodiesel cukup luas, namun pengkajian mengenai potensi perkebunan kelapa sawit untuk sumber bahan baku biodiesel

Setiap perusahaan yang berorientasi proyek atau layanan melihat sebuah tugas melalui struktur hierarki yang terurai yang mengoptimalkan biaya dan kecepatan pengirimannya

Peserta didik mengumpulkan berbagai literatur tentang teknik dan gaya serta menyanyikan lagu daerah bentuk vokal group berdasarkan hasil eksplorasi peserta didik masing-masingb.

Entitas siswa akan menyimpan data dari siswa yang menjadi calon penerima beasiswa, entitas kepentingan nantinya akan berisi nilai derajat kepentingantiap kriteria

“ Campur Kode Tuturan Guru Bahasa Indonesia dalam proses belajar mengajar: Studi kasus di kelas VII SMP Negeri 20 Padang ”.. Dalam Jurnal Pendidikan Bahasa dan

Sekedar informasi, pada 2016-2017 JAI telah menerima lebih dari 100 artikel (angka yang cukup besar untuk jurnal tidak terkareditasi) yang bersumber dari submit langsung

Secara Keseluruhan Website universitas sudah memenuhi aturan yang pertama “Golden Rules of User Interface Design” Theo Mandel dengan adanya Menu, Gambar Ikon, Jalan Pintas

a) Menerima menverifikasi, mengirim ke kantor pusat, menatausahakan dan memberikan bantuan teknis laporan bank dan non bank. b) Mengumpulkan dan menyusun data/informasi