• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penganut Agama Hindu Di Desa Tanjung Pulo Kecamatan Payung Kabupaten Karo (Tahun 1985-2000)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Penganut Agama Hindu Di Desa Tanjung Pulo Kecamatan Payung Kabupaten Karo (Tahun 1985-2000)"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

GAMBARAN UMUM DESA TANJUNG PULO KECAMATAN PAYUNG KABUPATEN KARO

2.1. Letak Geografis Desa Tanjung Pulo

Kabupaten Karo terletak di dataran tinggi Pegunungan Bukit Barisan dan merupakan daerah Hulu sungai. Luas wilayah Kabupaten Karo adalah 2.127,25 km persegi. Atau 212.725 Ha atau 2.97 persen dari luas Provinsi Sumatera Utara, dan secara geografis terletak diantara 20 50'-3 19' Lintang utara dan 970 55'-98 38' Bujur timur. Kabupaten Karo terletak pada ketinggian 140-1.400 Meter di atas permukaan laut. Suhu udara di Kabupaten Karo berkisar antara 140 C-270 C, dan terdapat dua musim yaitu musim penghujan dan musim kemarau.19

Kabupaten Karo terletak pada ketinggian 140-1.400 meter di atas permukaan laut. Kabupaten Karo sejak jaman Belanda sudah terkenal sebagai tempat peristirahatan. Setelah kemerdekaan Republik Indonesia kemudian dikembangkan menjadi daerah tujuan wisata di Propinsi Daerah Tingkat I Sumatera Utara. Objek-objek pariwisata di Kabupaten Karo adalah panorama yang indah di daerah pegunungan, air terjun, air panas, dan kebudayaan yang unik. Kabupaten Karo terkenal sebagai daerah penghasil berbagai buah-buahan dan bunga-bungaan, hasil

19

(2)

hortikultura dan perkebunan rakyat. Keadaan lahan cukup luas yaitu mencapai 125.516,5 Ha atau 59 persen dari luas Kabupaten Karo.

Kabupaten Karo merupakan Daerah Hulu Sungai (DHS) dan Daerah Aliran Sungai (DAS) Wampu/Ular, sub Daerah Aliran Sungai Lau Biang. Potensi industri yang ada adalah industri kecil dan aneka industri yang mendukung pertanian dan periwisata. Potensi sumber-sumber mineral dan pertambangan yang ada di Kabupaten Karo cukup potensial namun masih memerlukan survei lapangan.

Desa Tanjung Pulo adalah salah satu desa yang terdapat di Kabupaten Karo, Kecamatan Tiganderket. Akan tetapi di dalam periode penulisan skripsi ini Desa Tanjung Pulo masih berada pada Kecamata Payung.Jarak tempuh dari ibu kota Kabupaten Karo Kabanjahe adalah 35 Km atau sekitar 1 jam perjalanan. dan dari ibu kota Provinsi Sumatera Utara Medan adalah 115 Km atau sekitar 3 jam perjalanan. Transportasi yang bisa digunakan ke Desa ini yaitu transportasi darat bus angkutan umum, dan sepeda motor.

Adapun batas-batas geografis Desa Tanjung Pulo antara lain adalah :

1.Sebelah utara berbatasan dengan sungai Lau garut Desa Tanjung Mbelang Kecamatan Tiganderket.

2.Sebelah timur berbatasan dengan perladangan Desa Tanjung mbelang Kecamatan Tiganderket.

(3)

4.Sebelah selatan berbatasan dengan Sungai Lau Mambang Desa Bintang Meriah Kecamatan Kutabuluh Simole.

2.2. Sejarah Desa Tanjung Pulo Kecamatan Payung Kabupaten Karo

Menurut sejarahnya Desa Tanjung Pulo ada hubungannya dengan sejarah Marga Bangun yang mendirikan Desa Tanjung Mbelang.Marga Bangun dari Desa Tanjung Mbelang yang mendirikan Desa Tanjung Pulo.Sebelum bernama Tanjung Mbelang penduduk masih bermukim di dekat sungai Lau Garut, akibat banyak masyarakat pada waktu itu yang menderita penyakit Laia-laia (dalam bahasa Karo), penyakit ini mirip dengan penyakit demam berdarah yang mengakibatkan banyak masyarakat desa meninggal.Penghulu desa berisiniatif mencari tempat yang lebih tinggi untuk bermukim.Mereka bermukim di Anjong-anjong20

20

(4)

Singarimbun atau disebut juga dengan penghulu Desa Simantek Kuta atau yang mendirikan Desa.21

Menurut Selo Soemardjan masyarakat adalah orang-orang yang hidup bersama dan menghasilkan kebudayaan.

2.3.Kehidupan Masyarakat Desa Tanjong Pulo Kecamatan Payung Kabupaten Karo

Kehidupan masyarakat adalah bagaimana masyarakat berinteraksi dengan sesama individu dengan mengikuti norma-norma yang menjadi panutan di daerahnya. Setiap anggota masyarakat berkomunikasi, mengikuti tradisi, perkembangan jaman, bagaimana masyarakat melangsungkan kehidupannya baik dalam segi sosial, politik, budaya dan ekonomi.Hal ini untuk masyarakat mendapatkan kehidupan yang nyaman dan layak.

22

21

Wawancara dengan Karta Bangun Sekretaris Desa dan Tokoh Masyarakat Desa Tanjung Pulo, 15 Desember 2016.

22

https://id.wikipedia.org/wiki/masyarakat, diakses tanggal 17 Desember 2016.

(5)

2.3.1. Kehidupan sosial dan budaya Desa Tanjong Pulo Kecamatan Payung Kabupaten Karo

Sosial budaya adalah segala sesuatu atau tata nilai yang berlaku dalam sebuah masyarakat yang menjadi ciri khas dari masyarakat tersebut, baik berupa kesenian, moral, pengetahuan, kepercayaan, dan kemampuan olah pikir dalam bentuk lain yang didapatkan seseorang sebagai anggota masyarakat dan keseluruhan bersifat kompleks. Jadi dapat disimpulkan sosial budaya mengacu pada kehidupan bermasyarakat yang menekankan pada aspek adat istiadat dan kebiasaan masyarakat itu sendiri.23

Sangkep Nggeluh adalah ciri khas dari masyarakat Karo. Dengan Sangkep Nggeluh semua masyarakat Karo memiliki tali kekeluargaan dan tidak ada yang tidak memiliki ikatan kekeluargaan. Hal ini telah menjadi tradisi dari leluhur. Di dalam masyarakat Karo terdapat lima Marga yang menjadi induk dari semua Marga yang Di dalam mengetahui adat istiadat masyarakat Karo yang harus diketahui yaitu

Sangkep Enggeluh yaitu suatu sistem kekeluargaan pada masyarakat Karo yang disebut dengan “Rakut sitelu Tutur siwaluh Perkade-kaden si sepuloh dua tambah Sada” yang dimaksud dengan Rakut sitelu yaitu Senina, Kalimbubu, dan Anak Beru. Tutur Siwaluh yaitu Sipemeren, Siparibanen, Sipengalon, Anak Beru, Anak Beru Menteri, Anak Beru Singikuri, Kalimbubu, Puang Kalimbubu. Perkade-kaden Sepuloh dua yaitu Nini, Bulang, Kempu, Bapa, Nannde, Anak, Bengkilka, Bibi, Permen, Mama, Mami, Bere-bere.Tambah sada yaitu Teman meriah.

23

(6)

ada di Karo yang disebut dengan Merga Silima. Kelima Marga tersebut yaitu: Ginting, Sembiring, Perangin-Angin, Tarigan dan Karo-Karo.

Sangkep Nggeluh di dalam Masyarakat Karo juga digunakan di Desa Tanjung Pulo dan menjadi dasar Adat dan Sistem kekerabatan.Seperti halnya dengan masyarakat Karo lainnya masyarakat Desa Tanjung Pulo juga memakai Sangkep Nggeluh sebagai norma dalam berkehidupan bermasyarakat. Dengan mengetahui Sangkep Nggeluh maka masyarakat dapat mengetahui Orat tutur yaitu bagaimana kita menyebut panggilan secara adat Karo terhadap seseorang seperti Erbapa (Bapak), Ernande (Ibu), Erturang (Saudari), Senina (Saudara), Mama (Paman), dan lain-lain.

Pada tahun 1984 ketika Pura dibangun masyarakat Karo masih kental dengan Adat Sangkep Nggeluh. Begitu juga ketika Pura dibangun masyarakat Tanjung Pulo memiliki rasa gotong royong untuk bekerja. Akan tetapi sekarang generasi muda tidak ingin tahu akan Sangkep Enggeloh akibat dari perkembangan jaman yang semakin maju dan melupakan budaya yang memiliki nilai membangun karakter yang berbudaya luhur.

2.3.2. Kehidupan Ekonomi Masyarakat Desa Tanjung Pulo Kecamatan Payung Kabupaten Karo

(7)

daripada padi, masyarakat Tanjung Pulo banyak juga yang menanam Palawija, kacang, bawang merah, cabai, dan sayur-sayuran.24

Pada tahun 1985-2000 hasil pertanian yang akan dibawa ke desa untuk dijual dari ladang, dibawa dengan transportasi tradisional Karo yang disebut Gereta Lembu

yaitu sejenis kendaraan tradisional yang dibawa oleh lembu ataupun Kerbau yang menjadi alat transportasi untuk membawa hasil pertanian dari ladang. Namun sekarang Gereta Lembu tidak ada lagi dan alat transportasi yang dipakai sudah modern yaitu mobil jenis bak terbuka, contohnya mitsubishi L300.Semakin majunya jaman dan masuknya imigran suku Jawa ke Desa Tanjung Pulo yang kemudian

Sekarang masyarakat di Desa Tanjung Pulo lebih banyak menanam bawang merah, cabai, dan Padi. Untuk meringankan beban dalam bekerja, masyarakat Desa Tanjung Pulo menggunakan tradisi Aron yaitu sebuah konsep pola kerjasama dan tolong menolong baik dalam menghadapi ancaman dari pihak lain atau dalam mengerjakan sesuatu, terutama dalam bidang pertanian. Istilah Aron berasal dari Bahasa Karo yaitu sisaro-saron (saling membantu) yang diwujudkan dalam bentuk kelompok kerja orang muda atau dewasa mulai 6 hingga 24 orang dalam satu kelompok, hal ini sangat membantu masyarakat dalam mengerjakan pekerjaan di ladangnya, dimana Aron ini berganti-ganti bekerja antara satu ladang yang satu ke ladang lainnya dengan silih berganti, sehingga dari tradisi Aron ini mempunyai manfaat dalam efisien waktu, tenaga, dan semakin eratnya rasa kebersamaan.

24

(8)

Referensi

Dokumen terkait

Al-Muhasibi menjawab pertanyaan ini, “Yang wajib dilakukan manusia dalam tawakal yang difardhukan kepada mereka adalah membenarkan Allah SWT terhadap apa yang

(2) Peran guru PAI dalam mengembangkan perilaku tasamuh/toleransi peserta didik SMK Islam 1 Durenan Trenggalek salah satunya dalam pembelajaran, yaitu guru sebagai

Kinerja keuangan adalah hasil yang dicapai oleh perusahaan atau koperasi dari berbagai aspek aktivitas yang dilakukan dalam menggunakan sumber keuangan yang

Teknik pengumpulan data melalui studi kepustakaan, studi lapangan (wawancara dan observasi). Analisis data dalam penelitian ini adalah reduksi data, penyajian

Adapun pengawasan yang dilakukan BPRS Amanah Ummah pada program CSO (Corporate Social Obligation) bisa dikatakan belum sempurna karena pada pelaksanaanya tidak terdapat

Penilaian Proses :Mengamati respon, dan aktivitas selama kegiatan layanan berlangsung serta antusias siswa dalam mengikuti kegiatan Bimbingan Kelompok dengan topik

Angin pasat yang arahnya tetap, dapat menimbulkan arus tetap yang disebut arus khatulistiwa dan bergerak ke arah barat. Ada lima arus khatulistiwa, yaitu satu di Lautan Hindia, dua

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada pengaruh yang signifikan tingkat pendidikan terhadap pendapatan pengrajin usaha pandai besi di Desa Teratak Kecamatan