• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Seleksi dan Penempatan Terhadap Kinerja Karyawan PT.Perkebunan Nusantara IV Kantor Pusat Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Seleksi dan Penempatan Terhadap Kinerja Karyawan PT.Perkebunan Nusantara IV Kantor Pusat Medan"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA KONSEPTUAL, DAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Pustaka

2.1.1 Pengertian Seleksi

Seleksi menurut Arep (2003:68) adalah kegiatan memilih diantara para

pelamar yang melamar pada suatu perusahaan. Kegiatan seleksi harus benar-benar

diperhatikan dan dikelola. Kesalahan dalam memilih orang karena kesalahan

prosedur akan berakibat fatal bagi perusahaan. Proses seleksi adalah awal dari

keberhasilan suatu organisasi. Mendapatkan orang yang tepat pada posisi yang

tepat menjadi pekerjaan utama dalam kegiatan seleksi. Kemudian menurut Mondy

(2008:168) seleksi adalah proses memilih dari sekelompok pelamar orang yang

paling sesuai untuk posisi tertentu dan untuk organisasi.

Menurut Dessler (2006:200) ada tiga alasan kenapa seleksi harus

dilakukan dengan teliti. Pertama adalah prestasi perusahaan sebagian bergantung

kepada bawahan. Karyawan dengan keterampilan dan kemampuan yang tepat

akan melakukan pekerjaan yang lebih baik bagi anda dan perusahaan. Karyawan

tanpa ketrampilan, kasar atau pengganggu tidak akan berprestasi secara efektif.

Kedua, seleksi penting karena merekrut dan mempekerjakan karyawan adalah

mahal. Memperkerjakan dan melatih seseorang membutuhkan biaya yang tidak

sedikit. Apabila anda melakukan kesalahan pada proses seleksi, maka anda harus

menanggung biaya yang anda keluarkan tersebut kemudian mencari orang yang

(2)

akan ada dampak hukum apabila perusahaan salah menyeleksi dan menempatkan

seseorang, yang akan berakibat buruk kepada perusahaan anda.

Berdasarkan penjelasan yang dikemukakan para ahli tersebut maka dapat

diartikan bahwa seleksi adalah proses untuk menerima atau tidaknya calon

karyawan yang melamar di suatu perusahaan yang bertujuan untuk memilih

tenaga kerja yang sesuai dengan kualifikasi atau jabatan tertentu.

2.1.2 Syarat-syarat Seleksi

Efektivitas fungsi seleksi sangat ditentukan oleh beberapa syarat penting,

dan bahkan tergantung pada informasi yang diperoleh dari syarat-syarat tersebut.

Informasi-informasi yang diperoleh melalui syarat-syarat tersebut akan dijadikan

masukan bagi seorang manajer dalam mengambil keputusan penerimaan dan

penempatan seorang pekerja. Syarat-syaratseleksi menurut (Sastrohadiwiryou,

2002:161) meliputi:

1. Seleksi harus berpedoman sesuai standar perusahaan

2. Seleksi harus memperhatikan kelengkapan administrasi

3. Bagian penyeleksi harus memperhatikan latar belakang pengalaman

dari calon karyawan

4. Bagian penyeleksi harus memperhatikan sikap dari calon karyawan

5. Seleksi harus dilakukan secara objektif dan jujur serta menghindari

rekomendasi internal perusahaan

(3)

2.1.3 Penentuan Kebutuhan dan Seleksi Karyawan

Seleksi pegawai merupakan langkah yang penting dalam permintaan

karyawan yang dibutuhkan perusahaan. Seleksi ini dilakukan bila telah ditetapkan

analisis jabatan dan telah ditentukan sumber karyawan.

Nitisemito (2005:23) menyatakan bahwa seleksi adalah kegiatan suatu

perusahaan untuk dapat memilih karyawan yang paling tepat dan dalam jumlah

yang tepat pula dari calon-calon yang dapat ditariknya. Proses seleksi ini termasuk

kebutuhan-kebutuhan kerja pelamar dan organisasi. Proses seleksi ini penting

karena melalui proses ini kan dipilih karyawan yang mempunyai kemampuan

yang tepat, sesuai dengan yang diperlukan oleh organisasi.

Proses seleksi tergantung pada 3 masukan penting yaitu informasi tentang

analisis jabatan, memberikan deskriptif jabatan, spesifikasi jabatan dan standar

prestasi yang disyaratkan setiap jabatan. Rencana sumber daya manusia

memberitahukan manajer sumber daya manusia (SDM) bahwa ada lowongan

pekerja, akhirnya penarikan karyawan diperlukan agar manajer SDM

mendapatkan sekelompok orang yang akan dipilih. Ketiga masukan ini

(4)

2.2 Penempatan Karyawan

2.2.1 Pengertian Penempatan Karyawan

Karyawan yang dinyatakan lulus dalam proses seleksi adalah mereka yang

telah memenuhi syarat-syarat yang telah ditentukan perusahaan, kemudian mereka

akan ditempatkan pada posisi yang sesuai dengan kualifikasi yang dibutuhkan

oleh perusahaan. Setelah proses pengadaan karyawaan, maka proses selanjutnya

adalah penempatan atau penggunaan serta penunjukan karyawan yang sudah

diterima didalam suatu pekerjaan yang telah ditetapkan sesuai dengan rencana

sebelumnya. Penempatan karyawan didalam setiap perusahaan sangat menentukan

keberhasilan perusahaan dimasa yang akan datang. Penempatan karyawan

merupakan langkah pertama bagi pegawai untuk menghadapi tugas dan pekerjaan

dalam perusahaan. Apabila penempatan karyawan tidak sesuai, maka akan

menghambat kelancaran kegiatan perusahaan dan juga akan menyebabkan

terjadinya kebosanan.

Adapun beberapa pengertian penempatan menurut para ahli, antara lain

Schuler & Jacson(2000:372) berpendapat bahwa tepat tidaknya penempatan

seseorang bergantung pada kesesuaian antara pengetahuan, keterampilan, dan

kemampuan seseorang dan tuntutan pekerjaan, juga kecocokan antara

kepribadian, minat, kesukaan, serta kesempatan, dan budaya yang terkait dengan

perusahaan secara keseluruhan.

Menurut Sulistiyani & Rosidah (2003:151) Penempatanadalah suatu

kebijakan yang diambil oleh pimpinan suatu instansi, atau bagian personalia untuk

(5)

posisi atau jabatan tertentu berdasarkan pertimbangan keahlian, keterampilan atau

kualifikasi tertentu. Adapun pengertian penempatan menurut Suwatno (2003:138)

mendefinisikan bahwa Penempatan karyawan adalah untuk menempatkan

karyawan sebagai unsur pelaksana pekerjaan pada posisi yang sesuai dengan

kemampuan kecakapan dan keahilannya.

Perusahaan harus bijaksana dan arif dalam menempatkan orang-orang

yang akan melaksanakan tugas-tugasnya. Apabila perusahaan tidak dapat

menampilkan kerja secara baik, maka hal ini akan menimbulkan beberapa akibat,

seperti semangat dan gairah kerja karyawan akan semakin menurun, tanggung

jawab yang kurang, terjadinya kekeliruan dalam pelaksanaan kerja dan lain

sebagainya. Keadaan ini bukan saja mempengaruhi bidang sumber daya manusia,

tetapi juga berpengaruh kepada bidang-bidang lainnya dengansegala akibatnya.

Seperti terhadap pekerjaan yang salah, kualitas barang yang tidak sesuai dengan

standar, dan penyebab lainnya.

Perusahaan kadangkala sulit untuk menempatkan karyawan pada tempat

yang tepat, meskipun seleksi telah diadakan secara matang. Oleh sebab itu, setiap

perusahaan harus mengawasi karyawannya sehingga dapat diketahui dengan cepat

dan tepat, posisi mana yang paling tepat untuk mereka. Oleh sebab itu, masalah

ketentuan dalam menempatkan karyawan pada tempat yang tepat adalah

merupakan salah satu faktor yang penting dalam usaha dalam meningkatkan

semangat kerja yang pada hakekatnya adalah merupakan perwujudan dari moral

kerja yang tinggi. Maka, perusahaan harus mampu meningkatkan kemampuan

(6)

kerusakan-kerusakan dapat dikurangi dan tingkat absensi dapat diperkecil, dan sebaliknya,

jika semangat kerja menurun maka perusahaan akan mengalami kerugian, indikasi

penurunan semangat kerja ini sering diketahui perusahaan, dengan demikian

perusahaan akan dapat mengambil tindakan pencegahan sedini mungkin.

Para karyawan baru yang telah selesai menjalankan program seleksi harus

segera mendapatkan tempat pekerjaan yang sesuai dengan bakat dan keahlian

yang di milikinya. Salah satu fungsi MSDM untuk mengurus hal ini adalah

placement. Penempatan karyawan berarti mengalokasikan para karyawan pada

posisi kerja tertentu, hal ini khusus terjadi pada karyawan baru. Kepada karyawan

lama yang telah menduduki jabatan atau pekerjaan termasuk sasaran fungsi

penempatan karyawan dalam arti mempertahankan pada posisinya atau

memindahkan pada posisi yang lain.

Penempatan Staffing terdiri dari dua cara:

1) Karyawan baru dari luar perusahaan.

2) Penugasan di tempat yang baru bagi karyawan yang lama yang

disebut inplacement atau penempatan internal.

Dalam alur ini, terdapat 3 jenis penting dari penempatan yaitu promosi,

transfer, dan demosi. Setiap keputusan harus diiringi dengan orientasi dan tindak

lanjut. Berikut ini di jelaskan 3 jenis penempatan:

1. Promosi

Promosi terjadi apabila seorang karyawan di pindahkan dari satu

pekerjaan ke pekerjaan lain, yang kemudian dari jabatan barunya tersebut

(7)

banyak dan luas dan atau tingkatatan organisasional yang lebih

tinggi.Kejadian ini merupakan hal yang menyenangkan bagi para

karyawan dan seyogyanya juga bagi organisasi. Umumnya, promosi

diberikan sebagai pengakuan terhadap hasil kerja karyawan di masa lalu

dan merupakan janji untuk masa depan.

Promosi dibedakan menjadi 2 yaitu:

• Merit Based Promotion adalah promosi didasarkan atas jasa/prestasi yang

telah di berikan. Di dasarkan atas performance appraisal.

• Seniority based promotion adalah promosi didasarkan atas lamanya

(waktu) seorang pegawai bekerja pada perusahaan atau lamanya pegawai

tersebut bekerja di suatu jabatan tertentu, tidak berdasarkan umur

karyawan. Yang di maksud dengan senior adalah pegawai yang paling

lama telah bekerja di perusahaan. Keuntungan cara ini adalah bahwa

keputusan yang dibuat akan lebih objektif. Kelemahan yang sering muncul

adalah bahwa tidak ada jaminan orang yang di promosikan mempunyai

kemampuan atau telah menunjukkan hasil kerja yang lebih baik daripada

pegawai lain yang tidak dipromosikan.

2. Transfer

Transfer dan demosi adalah dua kegiatan utama penempatan

karyawan lainnya yang ada pada perusahaan. Transfer terjadi jika seorang

pegawai di pindahkan dari suatu jabatan ke jabatan lainnya, yang

pembayaran, tanggung jawab serta tingkat/jenjang jabatannya sama atau

(8)

pemanfaatan pegawai. Transfer bahkan dapat mempunyai manfaaat bagi

pegawai yang di transfer. Pengalaman yang lebih luas lagi menunjukkan

bahwa transferr menyediakan seseorang dengan

keterampilan-keterampilan baru dan suatu prospektif lain yang membuatnya menjadi

calon untuk dapat di promosikan.

Transfer juga dapat memperbaiki tingkat Seleksi dan kepuasan kerja,

khususnya jika pegawai menemukan sedikit tantangan pada jabatan lamanya.

Posisi baru, meskipun bukan suatu promosi, bisa menawarkan

tantangan-tantangan baru (baik dari segi teknis maupun hubungan antar pribadi).

3. Demosi

Demosi terjadi jika seorang karyawan dipindahkan dari suatu jabatan

ke jabatan lain yang pembayaran, tanggung jawab, tingkat jabatannya lebih

rendah. Demosi umumnya mempunayi efek positif yang sangat kecil bagi

individu ataupun bagi perusahaan. Umumnya demosi banyak berkaitan dengan

masalah disiplin kerja.

Menurut Sastrohadiwiryo (2002:162) mengemukakan bahwa Penempatan

kerja adalah proses pemberian tugas dan pekerjaan kepada karyawan yang lulus

seleksi untuk dilaksanakan sesuai ruang lingkup yang telah ditetapkan, serta

mampu mempertanggungjawabkan segala resiko dan kemungkinan-kemungkinan

yang terjadi atas tugas dan pekerjaan, wewenang serta tanggung jawab.

Penempatan sebagai suatu langkah eksperimental yang sebenarnya bukanlah

(9)

Berdasarkan definisi yg dikemukakan oleh para ahli tersebut, maka dapat

di simpulkan bahwa penempatan adalah kebijaksanaan sumber daya manusia

untuk menentukan posisi/jabatan seseorang.

2.2.2 Metode Penempatan

Pemilihan metode yang sangat penting, supaya pelaksanaannya efektif

dalam mendukung tercapainya tujuan organisasi perusahaan. Manajer yang cakap

akan menerapkan metode yang sesuai dan efektif dalam pelaksanaan tugas-

tugasnya. Penempatan karyawan seperti promosi, transfer dan demosi hendaknya

dengan metode yang efektif dan efisien supaya tercapai manfaat yang optimal.

Sebelum mengadakan penempatan pegawai dalam hal ini perlu melihat metode-

metode yang harus ditempuh dalam penempatan pegawai.

Adapun metode-metode yang harus ditempuh dalam hal ini adalah :

a) Menentukan kebutuhan- kebutuhan sumber daya manusia.

b) Mengupayakan persetujuan anggaran untuk mengadakan atau mengisi

jabatan-jabatan.

c) Mengembangkan kriteria penempatan yang valid.

d) Pengadaan

e) Mengadakan test atau sebaliknya men- screening para pelamar.

f) Menyiapkan daftar dari para pelamar dan pegawai yang berkualitas.

g) Mengadakan seleksi pegawai yang paling berkualitas.

2.2.3 Indikator Penempatan Karyawan

Adapun indikator yang mempengaruhi penempatan karyawan dalam

(10)

1. Faktor Prestasi Akademis.

Prestasi akademis yang telah dicapai oleh karyawan yang bersangkutan

selama mengikuti jenjang pendidikan harus mendapatkan pertimbangan.

Dengan mempertimbangkan faktor prestasi akademis, maka dapat

ditetapkan dimana karyawan yang bersangkutan akan ditempatkan sesuai

dengan prestasi akademisnya.

2. Keterampilan Kerja.

Kecakapan atau keahlian untuk melakukan suatu pekerjaan yang harus di

peroleh dalam praktek.

3. Faktor Pengalaman.

Pengalaman bekerja pada pekerjaan yang sejenis yang telah dialami

sebelumnya perlu mendapatkan pertimbangan dalam rangka penempatan

karyawan tersebut. Hal tersebut berdasarkan pada kenyataan yang

menunjukkan bahwa makin lama bekerja maka makin banyak pengalaman

yang dimiliki oleh karyawan yang bersangkutan. Banyaknya pengalaman

bekerja memberikan kecenderungan bahwa karyawan yang bersangkutan

memiliki keahlian dan pengalaman yang relatif tinggi.

4. Faktor Kesehatan Fisik dan Mental.

Dalam menempatkan karyawan, faktor fisik dan mental perlu

dipertimbangkan karena tanpa pertimbangan yang matang, maka hal-hal

yang bakal merugikan perusahaan akan terjadi. Penempatan karyawan

pada tugas dan pekerjaan tertentu harus disesuaikan dengan kondisi fisik

(11)

5. Faktor Status Perkawinan.

Mengenai status perkawinan karyawan adalah merupakan hal yang sangat

penting. Selain untuk kepentingan ketenagakerjaan juga sebagai bahan

pertimbangan dalam penempatan karyawan.

6. Faktor Usia.

Dalam rangka menempatkan karyawan, faktor usia pada diri karyawan

yang lulus dalam seleksi perlu mendapatkan pertimbangan. Hal tersebut

dimaksudkan untuk menghindari rendahnya kinerja yang dihasilkan oleh

karyawan yang bersangkutan.

2.2.4 Prosedur Penempatan karyawan

Dalam setiap kegiatan diperlukan tahapan yang harus dilalui dalam

pelaksanaannya. Tahapan tersebut merupakan urutan kronologis yang

dilaksanakan tahap demi tahap (step by step) tanpa meninggalkan prinsip dan asas

yang berlaku. Prosedur penempatan karyawan yang diambil merupakan

pengambilan keputusan (decision making) yang dilakukan manajer tenaga kerja,

baik yang telah diambil berdasarkan pertimbangan rasional maupun ilmiah.

Pertimbangan rasional dalam pengambilan keputusan untuk menempatkan

tenaga kerja merupakan keluaran pengambilan keputusan yang didasarkan atas

(12)

keputusan dalam penempatan kerja tersebut atas dasar hasil seleksi yang telah

dilakukan oleh manajer tenaga kerja, khususnya bagian seleksi tenaga kerja.

Pertimbangan objektif ilmiah berdasarkan data dan keterangan tentang

pribadi karyawan, baik atas dasar referensi dari seseorang maupun atas hasil

seleksi karyawan yang pelaksanaannya tanpa mengesampingkan metode- metode

ilmiah.

Adapun prosedur- prosedur yang harus dilakukan antara lain :

1. Manajer tenaga kerja mendelegasikan kekuasaannya (delegation of

authority) kepada bagian seleksi tenaga kerja untuk melaksanakan seleksi

tenaga kerja guna mengisi formasi yang telah tersedia berdasarkan

kulifikasi tertentu.

2. Atas pelaksanaan seleksi tenaga kerja, bagian seleksi tenaga kerja

melaporkan dan mempertanggungjawabkan segala kegiatan yang telah

dilaksanakan dalam rangka seleksi tenaga kerja, kepada manajer tenaga

kerja yang merupakan atasan langsung.

3. Setelah menerima laporan seleksi (selection report), manajer tenaga kerja

mendelegasikan kekuasaannya kepada bagian penempatan tenaga kerja

untuk menempatkan tenaga kerja yang telah lulus seleksi berdasarkan

kondisi yang ada, dan berdasarkan laporan bagian seleksi tenaga kerja.

4. Bagian seleksi tenaga kerja atas dasar pelaksanaan fungsihorizontal

memberikan hasil seleksi (calon tenaga kerja yang lulus seleksi) kepada

bagian penempatan tenaga kerja untuk menempatkan tenaga kerja tersebut

(13)

Atas pelaksanaan fungsi dalam penempatan tenaga kerja, bagian

penempatan tenaga kerja melaporkan dan mempertanggungjawabkan segala

kegiatannya kepada manajer tenaga kerja yang merupakan pihak yang

mendelegasikan kekuasaan atau langsung kepada bagian penempatan tenaga

kerja.

2.3. Kinerja Karyawan

Menurut Noe et. al. (2011:225) mengenai manajemen kinerja adalah

proses yang dilakukan oleh manajer guna memastikan bahwa pekerjaan yang

dilakukan karyawan dan hasilnya memiliki kontribusi terhadap tujuan organisasi.

Bates and Holton dalam Armstrong (2009:30) menjelaskan bahwa kinerja adalah

suatu hal multi dimensi yang pengukurannya dipengaruhi oleh berbagai faktor.

Menurut Mangkunegara (2000:67) kinerja adalah hasil kerja secara

kualitas dan kuantitas yang dapat dicapai oleh seorang pegawai dalam

melaksanakan tugas sesuai dengan tanggung yang diberikan. Tetapi pengertian

kinerja sendiri bukanlah semata-mata sebagai hasil kerja dari seorang karyawan

saja tetapi juga dapat diartikan sebagai tahapan proses berlangsungnya suatu

pekerjaan yang dilakukan oleh seorang karyawan dalam melaksanakan tugas dan

tanggung jawabnya untuk mencapai tujuan dari perusahaan tersebut.

2.3.1 Indikator Kinerja

Kinerja karyawan mempengaruhi seberapa banyak mereka memberi

kontribusi kepada organisasi yang antara lain termasuk:

a. Kuantitas kerja, merupakan volume kerja yang dihasilkan di atas kondisi

(14)

b. Kualitas kerja, merupakan kerapian, ketelitian, dan keterkaitan hasil dengan

tidak mengabaikan volume pekerjaan.

c. Pemanfaatan waktu, merupakan penggunaan masa kerja yang disesuaikan

dengan kebijaksanaan perusahaan.

d. Kerjasama, merupakan kemampuan menangani hubungan dalam pekerjaan.

2.3.2 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kinerja

Ada tiga perangkat variabel yang mempengaruhi kinerja seseorang

1. Variabel Individual, terdiri dari:

a. Kemampuan dan Keterampilan

Kondisi mental dan fisik seseorang dalam menjalankan suatu aktivitas

atau pekerjaan

b. Latar belakang

Kondisi dimasa lalu yang mempengaruhi karakteristik dan sikap

mental seseorang, biasanya dipengaruhi oleh faktor keturunan serta

pengalaman dimasa lalu.

c. Demografis

Kondisi kependudukan yang berlaku pada individu atau karyawan,

dimana lingkungan sekitarnya akan membentuk pola tingkah laku

individu tersebut berdasarkan adat atau norma sosial yang berlaku.

2. Variabel Organisasional, terdiri dari:

a. Sumber Daya

Sekumpulan potensi atau kemampuan organisasi yang dapat diukur

(15)

b. Kepemimpinan

Suatu seni mengkoordinasi yang dilakukan oleh pimpinan dalam

meSeleksi pihak lain untuk meraih tujuan yang diinginkan oleh

organisasi.

c. Imbalan

Balas jasa yang diterima oleh karyawan atau usaha yang telah

dilakukan di dalam proses aktivitas organisasi dalam jangka waktu

tertentu secara intrinsik maupun ekstrinsik.

d. Struktur

Hubungan wewenang dan tanggungjawab antar individu di dalam

organisasi, dengan karakteristik tertentu dan kebutuhan organisasi.

e. Desain Pekerjaan

Job Description yang diberikan kepada karyawan, apakah karyawan

dapat melakukan pekerjaan sesuai dengan job description.

3. Variabel Psikologis, terdiri dari:

a. Persepsi

Suatu proses kognitif yang digunakan oleh seseorang untuk

menafsirkan dan memahami dunia sekitarnya.

b. Sikap

Kesiapsiagaan mental yang dipelajari dan diorganisir melalui

pengalaman dan mempunyai pengaruh tertentu atas cara tanggap

(16)

c. Kepribadian

Pola perilaku dan proses mental yang unik, mencirikan seseorang.

d. Belajar

Proses yang dijalani seseorang dari tahap tidak tahu menjadi tahu dan

memahami akan sesuatu terutama yang berhubungan dengan

organisasi dan pekerjaan.

Kinerja karyawan yang meliputi kuantitas kerja, kualitas kerja, ketepatan

waktu dan kemampuan bekerja sama, menunjukkan prestasi yang dicapainya

selama bekerja sesuai dengan ketetapan perusahaan.

2.4 Penelitian Terdahulu

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Teuku Hairullah (2013) yang

berjudul “Pengaruh seleksi dan penempatan terhadap kinerja organisasi pegawai

Sekretariat Daerah Aceh Jaya” pada tahun 2013 dimana peneliti menggunakan

analisis deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kegiatan seleksi dan

penempatan karyawan yang dijalankan pada Sektretariat Daerah Aceh Jaya cukup

efektif. Ini ditandai dengan adanya hubungan yang kuat dan positif antara seleksi

dan penempatan karyawan dengan kinerja karyawan selama 3 (tiga) tahun

terakhir.

Lukman Hakim (2012). Pengaruh Seleksi dan Penempatan Kerja Terhadap

Kinerja Karyawan Pada PT. Sinar Sosro Kantor Penjualan Wilayah Sumatera

Utara dan Nanggroe Aceh Darussalam (NAD). Peneliti menggunakan analisis

(17)

dan penempatan yang dilakukan perusahaan mempunyai kontribusi sebesar 62,9%

terhadap kinerja, hasil tersebut menunjukkan bahwa adanya hubungan yang

signifikan antara seleksi dan penempatan terhadap kinerja.Penelitian ini juga

pernah dilakukan Siti Hajar (2013) yang berjudul “Pengaruh Proses Seleksi Dan

Penempatan Terhadap Kinerja Karyawan Hotel Merpati Pontianak”. Hasil

penelitian ini menunjukkan adanya pengaruh yang positif dan signifikan variabel

seleksi (X1) dan variabel penempatan (X2) terhadap Kinerja Karyawan Hotel

Merpati Pontianak.

Penelitian Hasil Penelitian

(18)
(19)

2.5 Kerangka Konseptual

Penulis menjelaskan suatu kerangka konseptual untuk memperjelas

pelaksanaan penelitian dan untuk mempermudah dalam pemahaman sebagai

landasan dalam pemahaman.Seleksi adalah kegiatan suatu perusahaan untuk dapat

memilih karyawan yang paling tepat dari calon-calon yang dapat ditariknya.

Proses seleksi ini penting karena melalui proses ini akan dipilih karyawan yang

mempunyai kemampuan yang tepat, sesuai dengan yang diperlukan organisasi.

Penempatan adalah Suatu proses penyesuain karyawan berdasarkan bakat

dan kemampuan terhadap suatu pekerjaan. Karyawan yang produktif adalah salah

satu indikator yang menunjukkan berhasilnya suatu proses seleksi dan

penempatan yang dilakukan organisasi (Nitisemito 2005). Penempatan karyawan

yang benar dan efektif harus memperhatikan hal lainnya yang dapat mendukung

karyawan untuk bekerja lebih produktif dan optimal seperti kemampuan kerja

dengan jenis pekerjaan yang ditawarkan.

Sulistiyani & Rosidah (2003) menyatakan untuk mencapai kinerja yang

tinggi perlu dilakukan penataan, terutama penataan MSDM (kepegawaian),

melalui melakukan seleksi dan penempatan yang benar dan efektif. Karyawan

sangat berpengaruh terhadap tercapainya kinerja yang baik, Siagian (2002)

mengatakan Peningkatan kinerja hanya mungkin dilakukan oleh manusia, Oleh

karena itu tenaga kerja merupakan faktor penting dalam mengukur kinerja. Technology

(20)

Berdasarkan uraian tersebut, maka dapat digambarkan kerangka

konseptual sebagai berikut :

Sumber:Dessler (2006: 118), Mondy (2008:168), Siagian (2002)

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual

2.6 Hipotesis

Menurut Sugiyono (2012:93) Hipotesis merupakan jawaban sementara

terhadap rumusan masalah penelitian.

Berdasarkan perumusan masalah dan kerangka konseptual, maka hipotesis

dalam penelitian ini adalah: Seleksi, dan Penempatan berpengaruh positif dan

signifikan terhadap Kinerja Karyawan Pada PT. Perkebunan Nusantara IV Kantor

Pusat Medan.

Seleksi Karyawan (X1)

Kinerja Karyawan (Y)

Gambar

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian pembahasan ini meliputi tentang perbandingan antara aliran filsafat pendidikan Barat dengan aliran filsafat pendidikan Islam kemudian berangkat dari

 Melakukan studi pustaka tentang fungsi dan perangkat yang digunakan akses internet  Mengidentifikasi ukuran kecepatan akses internet berdasarkan saluran yang digunakan

mengambil keputusan atas keberatan yang diajukan oleh PNS yang bersangkutan dalam jangka waktu 21

Genuksari Kec.Genuk Kota Semarang Telp.. Sabtu bahasa

b. Memberikan pertanyaan-pertanyaan yang mengaitkan pengetahuan sebelumnya dengan materi yang akan dipelajari.. Menjelaskan tujuan pembelajaran atau kompetensi yang

KEPULAUAN BANGKA BELITUNG NOMOR 57A TAHUN 2013 TENTANG PENGHITUNGAN DASAR PENGENAAN PAJAK KENDARAAN

Armsey, J.W. An Inquiry into the Uses of Instructional Technology. New York: the Ford Foundation. The use of media in language teaching. In Teaching English as a second

Algoritma Fuzzy C-Means termasuk salah satu teknik pengklasteran data yang mana keberadaan pada setiap titik data dalam suatu klaster ditentukan oleh derajat keanggotaan..