BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1Pengertian, Fungsi, dan Tugas Bank
Menurut Undang-Undang No.10 tahun 1998 bank adalah badan usaha
yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan
menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit atau bentuk lainnya
dalam rangka meningkatkan taraf hidup orang banyak. Sehubungan dengan fungsi
bank sebagai penghimpun dana dari masyarakat yang kelebihan dana dan
menyalurkannya kepada masyarakat yang kekurangan dana, maka bank
merupakan suatu segmen yang kegiatan usahanya banyak diatur oleh pemerintah.
Menurut Dendawijaya (2009:14) bank adalah suatu badan usaha yang bertujuan
untuk memuaskan kebutuhan kredit, baik dengan alat pembayarannya sendiri
maupun dengan uang yang diperolehnya dari orang lain, ataupun dengan jalan
memperedarkan alat-alat penukar baru berupa uang giral. Uang giral merupakan
rekening suatu bank yang dipakai sebagai alat pembayaran dengan cek, bilyet,
giro, perintah membayar dan transfer.
Kinerja bank merupakan ukuran keberhasilan suatu bank yang
mencerminkan kemampuan manajemen dalam mengelola usahanya (Nasser,
2003).Penilaian kinerja adalah penilaian yang dilakukan secara sistematis, mandiri
dan objektif dengan berorientasi pada masa depan, atas kebijakan atau keputusan
manajemen dalam mengelola sumber daya dan dana yang dipercayakan
kepadanya dalam rangka meningkatkan kemampuan pelaksanaan fungsi
melakukan kegiatan operasional perbankan secara normal dan mampu memenuhi
semua kewajibannya dengan baik sesuai dengan peraturan yang berlaku (Sudarsi,
2002).Kesehatan sangat penting bagi bank untuk menjaga kepercayaan dalam
dunia perbankansehingga perlu dilaksanakan prinsip kehati-hatian (prudential
banking) agar bankselalu dalam kondisi sehat dan tidak merugikan masyarakat (Triandaru dan Totok,2006:52).Tingkat kesehatan bank dapat diukurdengan
metode CAMEL yaitu capital, asset, quality, management, earnings
danliquidity(Silhol, 2007).
Dana bank berasal dari dua sumber yakni dana sendiri (dana intern) berupa
setoran modal/penjualan saham, pemupukan cadangan, laba ditahan, dan dana lain
yang bersifat tetap. Dana asing (dana ekstern) adalah dana yang bersumber dari
pihak ketiga seperti deposito, giro, call money dan dana lain yang bersifat
sementara atau yang harus dikembalikan. Dana pihak ketiga yang telah berhasil
dihimpun akandisalurkan kembali kepada pihak-pihak yang membutuhkan
melalui penyaluran kredit.
Menurut Triandaru dan Totok (2006:9), secara lebih spesifik fungsi bank
dapat dijelaskan sebagai berikut.
1. Agent of Trust
Dasar utama kegiatan perbankan adalah trust atau kepercayaan, baik
dalamhal penghimpunan dana maupun penyaluran dana. Masyarakat akan
maumenitipkan dananya di bank apabila dilandasi oleh unsur
kepercayaan.Masyarakat percaya bahwa uangnya tidak akan disalahgunakan oleh
jugapercaya bahwa pada saat yang telah dijanjikan masyarakat dapat menarik
lagisimpanan dananya di bank. Pihak bank sendiri mau menyalurkan dananya
pada debitur atau masyarakat apabila dilandasi unsurkepercayaan. Pihak bank
percaya bahwa debitur tidak akan menyalahgunakanpinjamannya, debitur akan
mengelola dana pinjaman dengan baik, debiturakan mempunyai kemampuan
untuk membayar pada saat jatuh tempo, danjuga bank percaya bahwa debitur
mempunyai niat baik untuk mengembalikanpinjaman serta kewajiban lainnya
pada saat jatuh tempo.
2. Agent of Development
Sektor dalam kegiatan perekonomian masyarakat yaitu sektor moneter
dansektor riil, tidak dapat dipisahkan. Kedua sektor tersebut berinteraksi
salingmempengaruhi satu dengan yang lain. Sektor riil tidak akan dapat
berkinerjadengan baik apabila sektor moneter tidak bekerja dengan baik. Tugas
banksebagai penghimpunan dan penyaluran dana sangat diperlukan
untukkelancaran kegiatan perekonomian di sektor riil. Kegiatan bank
tersebutmemungkinkan masyarakat melakukan investasi, distribusi, dan
jugakonsumsi barang dan jasa, mengingat semua kegiatan investasi,
distribusi,konsumsi selalu berkaitan dengan penggunaan uang. Kelancaran
kegiataninvestasi, distribusi, konsumsi ini tidak lain adalah kegiatan
pembangunanperekonomian masyarakat.
3. Agent of Services
Di samping melakukan kegiatan penghimpunan dan penyaluran dana,
kepadamasyarakat. Jasa-jasa yang ditawarkan bank ini erat kaitannya
dengankegiatan perekonomian masyarakat secara umum. Jasa-jasa bank ini
antaralain dapat berupa jasa pengiriman uang, jasa penitipan barang berharga,
jasapemberian jaminan bank, dan jasa penyelesaian tagihan.
Tugas pokok bank menurut Undang-Undang No.19 tahun 1998 adalah
membantu pemerintah dalam hal mengatur, menjaga, dan memelihara stabilitas
rupiah, mendorong kelancaran produksi dan pembangunan, serta memperluas
kesempatan kerja guna meningkatkan taraf hidup orang banyak.
2.2Kredit
Menurut Kasmir (2012:103)kredit adalah penyedian uang atau tagihan
yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan
antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam melunasi
utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga. Analisis kredit
adalah kajian yang dilakukan untuk mengetahui kelayakan dari suatu
permasalahan kredit.Melalui hasil analisis kreditnya, dapat diketahui apakah
usaha nasabah layak (feasible) dan marketable (hasil usaha dapat dipasarkan), dan
profitable (menguntungkan) serta dapat dilunasi tepat waktu (Rivai, 2006:287).Pemberian kredit dilakukan secara hati-hati oleh pihak bank kepada
pihak peminjamnya untuk menghindari kredit macet.
Unsur-unsur kredit adalah sebagai berikut (Kasmir, 2012:102) :
1. Kepercayaan, yakni suatu keyakinan pemberi kredit bahwa kredit yang
penyelidikan tentang nasabah baik secara intern maupun secara ekstern.
Penelitian dan penyelidikan tentang kondisi masa lalu dan sekarang
terhadap nasabah (pemohon kredit).
2. Kesepakatan, yakni adanya kesepakatan antara pemberi kredit dan penerima
kredit. Kesepakatan ini dituangkan dalam suatu perjanjian dimana
masing-masing pihak menandatangi hak dan kewajibannya.
3. Jangka waktu, ialah setiap kredit yang diberikan memiliki jangka waktu
tertentu, yang mana jangka waktu ini mencakup masa pengembalian kredit
yang telah disepakati. Jangka waktu bisa berbentuk jangka pendek, jangka
menengah, dan jangka panjang.
4. Risiko, yakni adanya suatu tenggang waktu pengembalian akan
menyebabkan suatu risiko tidak tertagihnya/macetnya pemberian kredit.
Semakin panjang suatu kredit yang semakin besar risikonya demikian pula
sebaliknya. Apabila risiko ini terjadi akan menjadi tanggungan bank, baik
risiko yang disengaja maupun yang tidak disengaja nasabah.
5. Balas jasa, merupakan keuntungan atas pemberian suatu kredit atau jasa
tersebut yang dikenal dengan bunga. Balas jasa dalam bentuk bunga dan
biaya administrasi kredit merupakan keuntungan bank. Sedangkan bagi
bank yang berdasarkan prinsip syariah balas jasanya ditentukan melalui bagi
hasil.
Menurut Kasmir(2012:101), fungsi kredit adalah:
1. Untuk meningkatkan daya guna uang
3. Untuk meningkatkan daya guna barang
4. Untuk meningkatkan peredaran barang
5. Sebagai stabilitas ekonomi
6. Untuk meningkatkan kegairahan berusaha
7. Untuk meningkatkan pemerataan pendapatan nasional
8. Untuk meningkatkan hubungan internasional
Tujuan pemberiankredit menurut Kasmir, (2012:105) yaitu:
1. Mencari keuntungan, diperoleh dalam bentuk bunga yang diterima oleh
bank sebagai balas jasa dan biaya administrasi kredit yang dikenakan
kepada nasabah.
2. Membantu usaha nasabah, kredit dapat membantu usaha nasabah yang
memerlukan dana, baik untuk investasi maupun dana untuk modal kerja.
3. Membantu pemerintah, bagi pemerintah semakin banyak kredit yang
disalurkan oleh pihak perbankan, maka akan semakin baik mengingat
semakin banyak kredit berarti adanya kucuran dana dalam rangka
peningkatan pembangunan di berbagai sektor.
Secara umum jenis-jenis kredit dapat dilihat dari berbagai segi antara lain
(Rivai, 2006:11):
1. Jenis kredit dilihat dari jangka waktu, meliputi:
a. Short term credit, ialah suatu bentuk kredit yang berjangka waktu
b. Intermediate term credit, ialah suatu bentuk kredit yang berjangka waktu
dari satu sampai tiga tahun.
c. Long term credit, ialah suatu bentuk kredit yang berjangka waktu lebih dari
tiga tahun.
d. Demand loan atau call loan, ialah suatu bentuk kredit yang setiap waktu
dapat diminta kembali.
2. Jenis kredit dilihat dari tujuan penggunaannya, meliputi:
a. Kredit modal kerja/kredit eksploitasi
Kredit modal kerja (KMK) adalah kredit untuk modal kerja perusahaan
dalam rangka pembiayaan aktiva lancar perusahaan, seperti pembelian
bahan baku, barang dagangan, biaya eksploitasi barang modal, piutang,
dan lain-lain.
b. Kredit investasi
Kredit investasi adalah kredit berjangka menengah atau panjang yang
diberikan kepada usaha-usaha guna merehabilitasi, modernisasi, perluasan
ataupun pendirian proyek baru, misalnya untuk pembelian mesin-mesin,
bangunan, tanah untuk pabrik, pembelian alat-alat produksi baru,
perbaikan alat-alat produksi secara besar-besaran.
c. Kredit konsumsi
Kredit konsumsi adalah kredit yang diberikan kepada perorangan untuk
keperluan konsumsi berupa barang dan jasa dengan cara membeli,
menyewa atau dengan cara lain. Contohnya adalah kredit untuk pembelian
2.3 Penyaluran Kredit
Menurut Taswan (2006:73), penyaluran kredit merupakan kegiatan
penyaluran sejumlah nominal tertentu yang dipercayakan kepada pihak lain
dengan penangguhan waktu tertentu yang dalam pembayarannya akan disertakan
adanya tambahan berupa bunga sebagai kompensasi atas risiko yang ditanggung
oleh pihak yang memberikan pinjaman. Menurut Dendawijaya (2004:23) semakin
besar kredit yang disalurkan oleh suatu bank maka akan semakin besar pula
keuntungan yang diperolehnya. Ketika bank menetapkan keputusan pemberian
kredit maka sasaran yang hendak dicapai adalah aman, terarah, dan menghasilkan
pendapatan.
Aman dalam arti bank akan dapat menerima kembali nilai ekonomi yang
telah diserahkan, terarah maksudnya adalah bahwa penggunaan kredit harus
sesuai dengan perencanaan kredit yang telah ditetapkan, dan menghasilkan berarti
pemberian kredit harus memberikan kontribusi pendapatan bagi bank,
perusahaandebitur,dan masyarakat umumnya (Taswan,2006:78).Indikator
efektivitas perbankan dalam menyalurkan kredit adalah Loan to Deposit Ratio
(LDR). Sesuai dengan Surat Edaran Bank IndonesiaNo. 30/23/UPPB tanggal 19
Maret 1998, rasio LDR dihitung dari pembagian kreditdengan dana yang diterima
dari pihak ketiga. Berdasarkan ketentuan Bank Indonesia, angka LDR seharusnya
berada di sekitar 85%-110% (Manurung, 2004:162). Menurut Warjiyo, (2004:18)
beranggapan bahwa semua dana yang dimobilisasi perbankan dari masyarakat
dalam bentuk uang beredar dipergunakan untuk pendanaan aktivitas sektor riil
melalui penyaluran kredit perbankan.
Adapun tujuan penyaluran kredit menurut Hasibuan (2009:88) adalah
sebagai berikut:
1. Memperoleh pendapatan bank dari bunga kredit
2. Melaksanakan kegiatan operasional bank
3. Memenuhi permintaan kredit dari nasabah
4. Menambah modal kerja perusahaan
Ada beberapa aspek yang diperlukan perbankan sebagai bahan
pertimbangan dalam penyaluran kredit (Dendawijaya, 2009:76) yaitu:
a. Aspek yuridis, bertujuan untuk meneliti ketentuan legalitas dari perusahaan
atau suatu badan hukum yang akan memperoleh bantuan kredit atau
pembiayaan dari bank.
b. Aspek pemasaran, bertujuan untuk meneliti kemungkinan pangsa pasar yang
dapat diraih bagi produk atau jasa yang diproduksi dari proyek yang
dibiayai dengan kredit bank serta meneliti strategi pemasaran apa yang akan
digunakan oleh investor agar perusahaan dapat memenangkan persaingan
yang cukup kompetitif.
c. Aspek manajemen dan organisasi, bertujuan untuk menilai kemampuan dan
kecakapan dari manajamen perusahaan dalam mengelola bisnisnya.
d. Aspek teknis, bertujuan untuk menilai seberapa jauh kemampuan pengelola
kesiapan teknis perusahaan dalam melakukan operasinya kelak sebagai
suatu busniness entity.
e. Aspek keuangan, bertujuan untuk menilai kemampuan dan kecakapan dari
manajemen perusahaan dalam bidang keuangan. Dalam penelitian ini lebih
berfokus pada penilaian aspek keuangan dengan menggunakan beberapa
variabel berupa rasio keuangan yang diperkirakan berpengaruh terhadap
penyaluran kredit.
Menurut Rivai, et al.(2007:178) selain dana, penyaluran kredit
perbankan juga dipengaruhi oleh persepsi bank terhadap prospek usaha debitur
dan kondisi perbankan itu sendiri seperti permodalan (CAR), jumlah kredit macet
(NPL), dan likuiditas (LDR). Suku bunga Sertifikat Bank Indonesia (SBI) juga
berpengaruh terhadap penyaluran kredit (Murdiyanto, 2012).
1. Dana Pihak Ketiga (DPK)
Dana pihak ketiga adalah dana-dana yang dihimpun dari masyarakat,
merupakan sumber dana terbesar yang paling diandalkan oleh bank (bisa
mencapai 80-90% dari seluruh dana yang dikelola oleh bank) (Dendawijaya,
2009:49).Kegiatan bank setelah menghimpun dana dari masyarakat luas adalah
menyalurkan kembali dana tersebut kepada masyarakat atau lebih dikenal dengan
kredit (Kasmir, 2012:108). Menurut Kasmir (2002:95) jumlah dana pihak ketiga
berbanding positif terhadap jumlah kredit yang disalurkan, sebab semakin
tabungan dan deposito maka kemampuan bank untuk menyalurkan kredit juga
semakin meningkat. Danapihak ketiga terdiri atas beberapa jenis, yaitu:
1. Tabungan, adalah simpanan pihak ketiga pada bank yang penarikannyahanya
dapat dilakukan menurut syarat-syarat tertentu.
2. Deposito atau simpanan berjangka, adalah simpanan pihak ketiga padabank
yang penarikannya hanya dapat dilakukan dalam jangka waktu
tertentuberdasarkan perjanjian. Deposito merupakan dana yang relatif mahal
dibandingkan dengan sumber dana lainnya, seperti giro atautabungan
(Siamat,2005:300). Ini disebabkan dana deposito akan mengendap di bank
karenapara deposan tertarik dengan tingkat bunga yang ditawarkan olehbank
dan adanya keyakinan bahwa pada saat jatuh tempo (apabila dia tidak ingin
memperpanjang) dananya dapat ditarik kembali.
3. Giro, adalah simpanan pihak ketiga pada bank yang penarikannya
dapatdilakukan setiap saat dengan menggunakan cek, bilyet giro, dan surat
perintahpembayaran lainnya atau dengan cara pemindahbukuan.
2.CapitalAdequacy Ratio (CAR)
Modal merupakan salah satu kunci yang harus dipertimbangkan dalam
menilai keamanan dan kesehatan sebuah bankjuga faktor penentu utama kapasitas
pinjaman sebuah bank. Tujuan utama dari modal adalah untuk menciptakan
keseimbangan dan menyerap kerugian, sehingga memberikan langkah
perlindungan terhadap nasabah dan kreditur lainnya saat terjadi likuidasi
Capital Adequacy Ratio dapat diartikan sebagai rasio kecukupan modal yang dihitung dengan membandingkan antara jumlah modal yang dimiliki bank
dengan total aktiva tertimbang menurut risiko(Siamat, 2000:103). CAR
menunjukkan sejauh mana penurunan aset bank masih dapat ditutupi oleh equity
bank yang tersedia, semakin tinggi CAR semakin baik kondisi sebuah bankyang
menunjukkan kemampuan bankdalam menyediakan dana untuk keperluan
pengembangan usaha dan menampungrisiko kerugian dana yang diakibatkan oleh
kegiatan operasi bank (Siamat, 2000: 105).
Semakin tinggi CAR maka semakin besar pula sumber daya finansial
yangdapatdigunakan untuk mengantisipasi potensi kerugian yang diakibatkan
olehpenyaluran kredit (Sari, 2013). Perhitungan CAR oleh Bank Indonesia disebut
Kewajiban Penyediaan Modal Minimum Bank (KPMM).
Tabel 2.1
Penetapan Kriteria Penilaian Tingkat CAR
Peringkat 1 Peringkat 2 Peringkat 3 Peringkat 4 Peringkat 5 Rasio KPMM lebih tinggi secara marginal
dibandingkan rasio KPMM yang ditetapkan dalam yang berlaku dan bank cenderung tidak solvable
3.Non Performing Loan (NPL)
Salah satu risiko yang tidak luput dari bank adalah risiko gagal bayar atau
kredit macet (Non Performing Loan). Setelah kredit diberikan bank wajib
melakukan pemantauan terhadap penggunaan kredit serta kemampuan dan
kepatuhan debitur dalam memenuhi kewajibannya (Dendawijaya, 2009:64).
Semakin besar rasio NPL suatu bank maka jumlah kredit yang diberikan semakin
menurun (Dendawijaya, 2009:65)
Menurut Siamat, (2005:174) NPL (kredit bermasalah) merupakan salah
satu faktor penyebab runtuhnya kondisi suatu bank, apabila melebihi batas
kewajaran yang ditetapkan oleh Bank Indonesia yakni sebesar 5%. NPL
mencerminkan risiko kredit, semakin kecil NPL semakin kecil pula risiko kredit
yang ditanggung pihak bank(Sari, 2013).Menurut Dendawijaya(2004:88)
implikasi bagi pihak bank sebagai akibat dari timbulnya kredit bermasalah akan
mengakibatkan hilangnya kesempatan memperoleh income (pendapatan) dari
kredit yang diberikan, sehingga mengurangi perolehan laba dan berpengaruh
buruk bagi profitabilitas bank serta kegiatan operasional bank salah satunya
penyaluran kredit.Jumlah kredit macet pada bank meningkatdisebabkan kualitas
kredit perusahaan yang terpengaruh oleh keadaan perekonomian yang memburuk,
tingkat pengangguran yang makin pesat, dan naiknya tingkat suku bunga.
Tabel 2.2
Penetapan Kriteria Penilaian Tingkat NPL
Peringkat 1 Peringkat 2 Peringkat 3 Peringkat 4 Peringkat 5 Sangat baik
atau rasio NPL<2%
Baik atau rasio berkisar antara 2%-5%
Cukup baik atau rasio berkisar antara 5%-8%
Kurang baik atau rasio berkisar antara 8%-12%
Tidak baik atau rasio
NPL>12%
4. Loan to Deposit Ratio (LDR)
Dalam kegiatan operasional suatu bank, likuiditas merupakan salah satu
hal yang penting karena dana yang digunakan oleh bank sebagian besar
merupakan dana yang diterima dari masyarakat dengan sifatnya yang jangka
pendek, dan sewaktu-waktu dapat ditarik kembali oleh deposan.
Menurut Dendawijaya, (2009:116-124) Loan to Deposit Ratio adalah rasio
antara jumlah kredit yang diberikan bank dengan dana yang diterima oleh bank.
Rasio ini dapat digunakan sebagai indikator untuk melihat kerawanan atau
kemampuan suatu bank.Semakin tinggi LDR menunjukkan semakin besar pula
DPK yang dipergunakan untuk penyaluran kredit, yang berarti bank telah mampu
menjalankan fungsi intermediasinya dengan baik(Sari, 2013). Sebaliknya LDR
yang rendah menunjukkan bank likuid dengan kelebihan kapasitas dana untuk
dipinjamkan. Seberapa jauh pemberian kredit kepada nasabah dapat mengimbangi
kewajiban bank untuk segera memenuhi permintaan deposan yang ingin menarik
uangnya yang telah digunakan oleh bank untuk memberikan kredit (Leon dan
Sonny, 2007:32). Berdasarkan ketentuan Bank Indonesia, angka LDR seharusnya
berada di sekitar 85%-110% (Manurung, 2004:162).
Tabel 2.3
Penetapan Kriteria Penilaian Tingkat LDR
Peringkat 1 Peringkat 2 Peringkat 3 Peringkat 4 Peringkat 5 50%<Rasio≤7
5%
75%<Rasio≤85 %
85%<Rasio≤110% 110%<Rasio≤120 %
Rasio >120%
5. Suku bunga Sertifikat Bank Indonesia (SBI)
Tingkat bunga merupakan harga dari penggunaan uang yang dinyatakan
dalam % per satuan waktu (Boediono, 2001:75).Suku bunga adalah harga atau
biaya kesempatan (opportunity cost) atas penggunaan dana yang harus dibayar
karena daya beli (purchasing power) dana tersebut pada saat sekarang. Umumnya
suku bunga menggambarkan prosentasi dari jumlah dana yang digunakan dalam
setahun. Bagi peminjam (borrower), suku bunga adalah biaya untuk pengunaan
dana lebih awal, sedangkan bagi investor, suku bunga adalah pendapatan karena
penundaan kesempatan untuk menggunakan dana tersebut (Kidwell, 2005:89).
Menurut PBI No.4/10/PBI/2002 Sertifikat Bank Indonesia (SBI) adalah
surat berharga yang diterbitkan oleh Bank Indonesia sebagai pengakuan utang
berjangka waktu pendek. SBI diterbitkan oleh BI sebagai salah satu piranti
Operasi pasar terbuka, kegiatan di pasar uang yang dilakukan oleh BI dengan
bank dan pihak lain dalam rangka pengendalian moneter. SBI merupakan
instrumen yang menawarkan return yang cukup kompetitif serta bebas risiko (risk
free) gagal bayar. Tingkat suku bunga SBI yang tinggi dapat membuat perbankan lebih senang menempatkan dananya di SBI ketimbang menyalurkan kredit.Fakta
mengungkapkan bahwa saat ini banyakinstitusi keuangan sudah menganggap SBI
sebagai salah satu instrumen investasiyang menarik.
2.4. Penelitian Terdahulu
Penelitian-penelitian yang digunakan sebagai bahan referensi dalam
1. Suryawati dan Wayan (2014) melakukan penelitian dengan judul
“AnalisisPengaruh Dana Pihak Ketiga (DPK), Capital Adequacy Ratio (CAR),
NonPerforming Loan (NPL), dan Loan to Deposit Ratio (LDR) Terhadap JumlahPenyaluran Kredit (Studi Kasus Pada LPD Desa Pakraman Pemaron
Periode 2010-2013)”. Berdasarkan hasil penelitian Dana Pihak Ketiga (DPK),
Capital Adequacy Ratio (CAR), Loan to Deposit Ratio (LDR) berpengaruh positif signifikan terhadap Jumlah Penyaluran Kredit, sedangkan Non
Performing Loan(NPL) berpengaruh negatif terhadap Jumlah Penyaluran Kredit.
2.Sari (2013) melakukan penelitian dengan judul “Faktor-faktor
yangMempengaruhi Penyaluran Kredit Bank Umum di Indonesia (Periode
2008-2012)”. Berdasarkan hasil penelitian Dana Pihak (DPK) dan BI rate
berpengaruh positif dan signifikan terhadap Penyaluran Kredit, sedangkan
Capital Adequacy Ratio (CAR), Non Performing Loan (NPL) berpengaruh negatif dan signifikan terhadap Penyaluran Kredit.
3. Murdiyanto (2012) melakukan penelitian dengan judul “Faktor-faktor yang
Berpengaruh dalam Penentuan Penyaluran Kredit Perbankan Studi Pada Bank
Umum Di Indonesia Periode Tahun 2006-2011”. Variabel Dana Pihak Ketiga
(DPK) dan suku Bunga SBI berpengaruh positif terhadap penyaluran kredit
perbankan sedangkan variabel Capital Adequacy Ratio (CAR) dan Non
4. Oktaviani (2012) melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh DPK, ROA,
CAR, NPL, dan Jumlah SBI terhadap Penyaluran Kredit Perbankan (Studi
Pada Bank Umum Go Public di Indonesia Periode 2008-2011)”. Variabel DPK
dan CAR berpengaruh positif signifikan terhadap kredit perbankan sedangkan
SBI berpengaruh negatif dan signifikan terhadap kredit perbankan. ROA dan
NPL tidak berpengaruh terhadap kredit perbankan.
5. Hasanudin dan Prihatiningsih (2010) melakukan penelitian dengan judul
“Analisis Pengaruh Dana Pihak Ketiga, Tingkat Suku Bunga Kredit, Non
Performing Loan(NPL), dan Tingkat Inflasi terhadap Penyaluran Kredit Bank Perkreditan Rakyat (BPR) di Jawa Tengah. Variabel Dana Pihak Ketiga
berpengaruh positif dan signifikan terhadap Penyaluran kredit.Tingkat risiko
kredit berpengaruh negatif dan signifikan terhadap Penyaluran Kredit.Non
Performing Loan (NPL) dan tingkat inflasi berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap penyaluran kredit.Sedangkan tingkat suku bunga kredit
berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap penyaluran kredit.
6. Pratama (2010) melakukan penelitian dengan judul“Analisis Faktor-faktor yang
Mempengaruhi Kebijakan Penyaluran Kredit Perbankan (Studi Pada Bank
Umum di Indonesia Periode Tahun 2005-2009)”.Berdasarkan hasil uji parsial
(uji-t) variabel Dana Pihak Ketiga (DPK) berpengaruh positif dan signifikan
terhadap penyaluran kredit perbankan, Capital Adequacy Ratio (CAR), Non
Performing Loan (NPL) berpengaruh negatif dan signifikan terhadap penyaluran kredit perbankan.Sedangkan suku bunga SBI berpengaruh positif
Tabel 2.4 Penelitian Terdahulu
No. Peneliti/ Tahun
Judul Penelitian Variabel Penelitian Dana Pihak Ketiga (DPK), Capital Kredit (Studi Kasus Pada LPD Desa 2. NPL berpengaruh
negatif tidak signifikan terhadap penyaluran kredit.
2. Sari (2013) Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penyaluran Kredit
Independen: 2. CAR berpengaruh
negatif dan signifikan terhadap penyaluran kredit. 3. NPL berpengaruh
negatif dan tak signifikan terhadap penyaluran kredit. 3. Murdiyanto
(2012)
Faktor-Faktor yang Berpengaruh dalam Penentuan
Penyaluran Kredit Perbankan Studi Pada Bank Umum di Indonesia Periode Tahun 2006–2011
Dependen: Penyaluran Kredit
Independen: 3. CAR berpengaruh
penyaluran kredit. 4. Oktaviani
(2012)
Pengaruh DPK, ROA, CAR, NPL, dan Jumlah SBI Terhadap
Lanjutan Tabel 2.4 Penelitian Terdahulu
No. Peneliti/ Tahun
Judul Penelitian Variabel Penelitian Public di Indonesia Periode 2008-2011) terrhadap kredit perbankan. 3. SBI berpengaruh
negatif dan Dana Pihak Ketiga, Tingkat Suku Bunga Kredit, Non Performing Loan (NPL), dan Tingkat Inflasi terhadap Penyaluran Kredit
Independen: Dana Pihak Ketiga (DPK), Tingkat Suku Bunga kredit, Non Performing Loan (NPL), Tingkat Inflasi, dan Tingkat Risiko Kredit.
Regresi 1.DPK berpengaruh positif terhadap penyaluran kredit. 2. Tingkat suku
bunga kredit berpengaruh negatif tetapi tidak signifikan terhadap 4. Tingkat Risiko
Kredit berpengaruh negatif dan signifikan terhadap penyaluran kredit. 6. Pratama Pada Bank Umum di Indonesia 2. CAR berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap penyaluran kredit. 3. NPL berpengaruh
negatif dan signifikan terhadap penyaluran kredit. 3.Suku bunga SBI
penyaluran kredit.
2.5Kerangka Konseptual
Menurut Erlina, (2008:28) kerangka konseptual menghubungkan secara
teoritis antara variabel-variabel penelitian, yakni antara variabel bebas dengan
variabel terikat. Menurut Siamat (2005:349) salah satu alasan terkonsentrasinya
usaha bank dalam penyaluran kredit adalah sifat usaha bank sebagai lembaga
intermediasi antara unit surplus dengan unit defisit dan sumber utama dana bank
berasal dari masyarakat sehingga secara moral mereka harus menyalurkan
kembali kepada masyarakat dalam bentuk kredit. Dana inilah yang disebut dengan
Dana Pihak Ketiga.
Dana yang dihimpun dari masyarakat ternyata merupakan sumber dana
terbesar yang paling diandalkan oleh bank (bisa mencapai 80-90% dari seluruh
dana yang dikelola oleh bank) (Dendawijaya, 2009:49). Menurut Kasmir
(2002:95) jumlah dana pihak ketiga berbanding positif terhadap jumlah kredit
yang disalurkan, sebab semakin meningkat jumlah dana pihak ketiga yang
berhasil dihimpun yang berasal dari tabungan dan deposito maka kemampuan
bank untuk menyalurkan kredit juga semakin meningkat.
Capital Adequacy Ratio dapat diartikan sebagai rasio kecukupan modal yang dihitung dengan membandingkan antara jumlah modal yang dimiliki bank
dengan total aktiva tertimbang menurut risiko (Siamat, 2000:103).CAR
menunjukkan sejauh mana penurunan aset bank masih dapat ditutupi oleh equity
menunjukkan kemampuan bankdalam menyediakan dana untuk keperluan
pengembangan usaha dan menampungrisiko kerugian dana yang diakibatkan oleh
kegiatan operasi bank (Siamat, 2000: 105).
Non Performing Loan (NPL) merupakan rasio yang dipergunakan untukmengukur kemampuan bank dalam meng-cover risiko kegagalan
pengembalian kreditoleh debitur.NPL (kredit bermasalah) merupakan salah satu
faktor penyebab runtuhnya kondisi suatu bank, apabila melebihi batas kewajaran
yang ditetapkan oleh Bank Indonesia (Siamat, 2005:174).NPL mencerminkan
risiko kredit, semakin besar rasio NPL suatu bank maka jumlah kredit yang
diberikan semakin menurun (Dendawijaya, 2009:65).
Loan to Deposit Ratio menurut (Dendawijaya, 2009:116) adalah rasio antara jumlah kredit yang diberikan bank dengan dana yang diterima oleh
bank.Loan to Deposit Ratio digunakan sebagai rasio yang dapat
menunjukkankerawanan dan kemampuan bank.Seberapa jauh pemberian kredit
kepada nasabah dapat mengimbangi kewajiban bank untuk segera memenuhi
permintaan deposan yang ingin menarik uangnya yang telah digunakan oleh bank
untuk memberikan kredit (Leon dan Sonny, 2007:32).Semakin tinggi LDR
menunjukkan semakin besar pula DPK yang dipergunakan untuk penyaluran
kredit, yang berarti bank telah mampu menjalankan fungsi intermediasinya
dengan baik(Sari, 2013).
Sertifikat Bank Indonesia (SBI) adalah surat berharga dalam mata
uangRupiah yang diterbitkan oleh Bank Indonesia sebagai pengakuan utang
cukup kompetitif serta bebasrisiko (risk free) gagal bayar. Suku bunga SBI yang
tinggimembuat perbankan betah menempatkan dananya di SBI ketimbang
menyalurkan dananya kepada masyarakat.
Berdasarkan tinjauan pustaka dan tujuan penelitian maka kerangka konseptual
antara DPK, CAR, NPL, LDR, dan suku bunga SBI terhadap kredit perbankan
dapat dilihat pada gambar 2.1 berikut ini:
Gambar 2.1
Kerangka Konseptual
2.6Hipotesis Penelitian
Berdasarkan kerangka konseptual, maka hipotesis yang diajukan dalam
penelitian ini adalah Dana Pihak Ketiga (DPK), Capital Adequacy Ratio
Dana Pihak Ketiga
Capital Adequacy Ratio
Non Performing Loan Penyaluran Kredit
Loan to Deposit Ratio
sukubunga Sertifikat Bank Indonesia (SBI) berpengaruh terhadap Penyaluran