i
PERBEDAAN PENGARUH PENGGUNAAN METODE JIGSAW DENGAN METODE LEARNING CELL TERHADAP HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN PPKN SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 AMPEL
SEMESTER 1 TAHUN PELAJARAN 2016/2017
Jurnal
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Gelar Sarjana Pendidikan Di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Kristen Satya Wacana
Oleh :
Risma Lutvy Prahesty
(172013003)
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA
SALATIGA
1
PERBEDAAN PENGARUH PENGGUNAAN METODE JIGSAW DENGAN METODE LEARNING CELL TERHADAP HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN PPKN SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 AMPEL
SEMESTER 1 TAHUN PELAJARAN 2016/2017 Risma Lutvy Prahesty (172013003)
Program Studi S1 Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Kristen Satya Wacana
Salatiga
ABSTRAK
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen yang bertujuan untuk mengetahui apakah ada perbedaan pengaruh penggunaan metode Jigsaw dengan metode
Learning Cell terhadap hasil belajar mata pelajaran PPKn siswa kelas VIII SMP
Negeri 1 Ampel Tahun Pelajaran 2016/2017. Desain penelitian ini adalah “Quasi
Eksperimental Design dengan bentuk Nonequivalent Control Group Design”.
Populasi penelitian meliputi seluruh siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Ampel Tahun Pelajaran 2016/2017 terdiri dari 7 kelas. Sampel penelitian meliputi siswa kelas VIII C sebagai kelas eksperimen, kelas VIII F sebagai kelas kontrol dan kelas VIII E sebagai kelas uji validitas. Pengumpulan data meliputi tes (aspek kognitif) dan non tes (aspek afektif). Teknik analisis data meliputi uji normalitas, uji homogenitas, dan uji hipotesis dengan Uji-T dihitung dengan SPSS 16.00. Hasil analisis Uji-T menujukkan signifikansi 0.000 < 0.05, dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan pengaruh yang signifikan metode Jigsaw dengan metode
Learning Cell terhadap hasil belajar aspek kognitif mata pelajaran PPKn siswa
kelas VIII SMP Negeri 1 Ampel Semester 1 tahun pelajaran 2016/2017 namun, pada aspek afektif tidak terdapat perbedaan berdasarkan hasil analisis Uji-T menunjukkan signifikansi 0.553 > 0.05. Peneliti menyarankan kepala sekolah dapat menggunakan hasil penelitian ini untuk bahan supervisi pada guru tentang hasil belajar siswa dengan menggunakan metode Jigsaw dan Learning Cell untuk meningkatkan hasil belajar siswa.
2
PENDAHULUAN
Pendidikan hendaknya memiliki sistem pembelajaran yang menekankan pada proses dinamis yang didasarkan pada upaya meningkatkan keingintahuan siswa tentang dunia. (Ihsan, 2010: 11) Oleh karena itu pembelajaran harus didesain dengan tepat agar minat, aktivitas sosial serta hasil belajar siswa terus meningkat. Menurut Sanjaya, (2010: 257) Hasil belajar merupakan sesuatu yang diperoleh siswa sebagai akibat dari usaha yang telah dilakukan sehingga menimbulkan perubahan perilaku dalam aspek kognitif, afektif, maupun psikomotorik.
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) merupakan salah satu dari berbagai mata pelajaran yang dapat mengembangkan sikap sosial siswa. PPkn menitikberatkan siswa pada kemampuan penalaran ilmiah kognitif serta afektif tentang bela negara dalam rangka Ketahanan Nasional sebagai arahan tentang bagaimana merancang strategi pembangunan dalam rangka mewujudkan masa depan yang lebih
baik, aman, dan sejahtera. (Bakry, 2009: 2). Sehingga, dalam pembelajaran PPKn menuntut siswa agar memiliki kepribadian atau sikap yang baik, kreatif, dan bertanggung jawab.
Pembelajaran kooperatif (cooperatif learning) diyakini sebagai praktik pedagogis untuk meningkatkan proses pembelajaran, gaya berpikir tinggi, perilaku sosial, sekaligus kepedulian terhadap siswa-siswa yang memiliki latar belakang kemampuan, penyesuaian, dan kebutuhan yang berbeda-beda. Bahkan, Johnson, dkk dalam Huda (2012: 27) menegaskan bahwa kecuali pembelajaran kooperatif tidak ada satu pun praktik pedagogis yang secara simultan mampu memenuhi tujuan yang beragam.
Pembelajaran kooperatif memiliki berbagai jenis metode pembelajaran namun, peneliti mengambil metode pembelajaran
Jigsaw dan Learning Cell. Jigsaw
3
kemudian diadaptasi oleh Slavin. Dalam penerapan Jigsaw, siswa dibagi berkelompok dengan lima atau enam anggota kelompok belajar heterogen. Setiap anggota bertanggungjawab untuk mempelajari, menguasai bagian tertentu bahan yang diberikan kemudian menjelaskan pada anggota kelompoknya. Para anggota dari kelompok lain yang bertugas mendapat topik yang sama berkumpul dan berdiskusi tentang topik tersebut. Kelompok ini disebut kelompok ahli. Kemudian anggota tim ahli kembali ke kelompok asal dan mengajarkan apa yang telah dipelajarinya dan didiskusikan didalam kelompok ahlinya untuk diajarkan kepada teman kelompoknya sendiri. Menurut Huda (2011: 149) metode Jigsaw cocok untuk semua kelas, dapat mengembangkan tingkah laku kooperatif siswa, dapat mengembangkan kemampuan akademis siswa dan memberi banyak kesempatan kepada siswa untuk mengolah informasi serta meningkatkan keterampilan berkomunikasi.
4
dapat menjadi model peran untuk strategi-strategi pembelajaran yang sangat bermanfaat.
Berdasarkan keunggulan dari kedua metode tersebut maka, dapat disimpulkan bahwa siswa yang memiliki kesiapan dalam mengikuti pelajaran, bekerja dalam kelompok yang dibentuk secara heterogen dan tidak selalu permanen, dan saling memberikan pengetahuan akan membantu siswa lebih memahami materi pelajaran sehingga akan meningkatkan prestasi belajar siswa.
Untuk mengetahui apakah ada perbedaan pengaruh penggunaan metode Jigsaw dan Learning Cell terhadap hasil belajar mata pelajaran PPKn pada jenjang SMP, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian eksperimen dengan judul Perbedaan Pengaruh Penggunaan Metode Jigsaw dengan Metode
Learning Cell terhadap Hasil Belajar
Mata Pelajaran PPKn Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Ampel Semester I Tahun Pelajaran 2016/2017.
Penelitian tersebut dilakukan di SMP Negeri 1 Ampel dikarenakan sekolah tersebut sudah menerapkan kurikulum 2013, sehingga guru
sudah terbiasa menerapkan metode pembelajaran kooperatif dan siswa pun sudah terbiasa mengikuti pembelajaran kooperatif.
Berdasarkan latar belakang diatas maka masalah dalam penelitian ini adalah :
1. Adakah perbedaan pengaruh penggunaan metode Jigsaw dengan metode Learning Cell terhadap hasil belajar aspek kognitif mata pelajaran PPKn siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Ampel semester I tahun pelajaran 2016/2017? 2. Adakah perbedaan
5
1. Untuk menguji ada tidaknya perbedaan pengaruh penggunaan metode Jigsaw dengan metode Learning Cell terhadap hasil belajar kognitif mata pelajaran PPKn siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Ampel semester I tahun pelajaran 2016/2017 2. Untuk menguji ada
tidaknya perbedaan pengaruh penggunaan metode Jigsaw dengan metode Learning Cell terhadap hasil belajar afektif mata pelajaran PPKn siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Ampel semester I tahun pelajaran 2016/2017 Manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Manfaat teoritis
Secara teoritis hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah kajian mengenai bukti efektifitas metode pembelajaran kooperatif
tipe Jigsaw dan Learning
Cell dalam mata
pelajaran PPKn 2. Manfaat Praktis
Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan manfaat bagi guru dan kepala sekolah. Guru diharapkan dapat menerapkan metode Jigsaw dan
Learning Cell dalam pembelajaran PPKn untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Selain itu kepala sekolah diharapkan dapat menggunakan hasil penelitian untuk bahan supervisi pada guru tentang pembelajaran PPKn atau berbagi informasi kepada guru-guru lain mengenai adanya peningkatan hasil belajar siswa dengan menggunakan metode
6
METODE PENELITIAN
Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen. Desain penelitian adalah “Quasi
Eksperimental Design atau desain
eksperimental semu dengan bentuk
Nonequivalent Control Group
Design”. Kelompok eksperimen
dengan menggunakan metode Jigsaw dan kelompok kontrol dengan menggunakan metode Learning Cell.
Gambar 3.1 Nonequivalent Control
Group Design
(Sugiyono, 2015: 116) Keterangan: tidak dilakukan secara random
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Ampel Tahun Pelajaran 2016/2017 terdiri dari 7 (tujuh) kelas. Sampel penelitian adalah siswa kelas VIII C berjumlah 32 siswa sebagai kelas eksperimen (metode Jigsaw), siswa kelas VIII F berjumlah 32 siswa sebagai kelas kontrol (metode
Learning Cell) dan siswa kelas VIII
E berjumlah 32 siswa sebagai kelas uji validitas.
Dalam penelitian ini teknik yang digunakan untuk memperoleh data adalah dengan tes (pilihan ganda) untuk memperoleh data hasil belajar kognitif dan non tes (skala penilaian sikap) untuk memperoleh data hasil belajar aspek afektif, yang dilaksanakan sebelum dan setelah penerapan metode Jigsaw dan
Learning Cell. Dalam hal ini instrumen penelitian harus memenuhi syarat sebagai instrumen yang baik, sebelum digunakan untuk mengambil data hasil belajar pada kelas sampel yaitu melalui uji validitas dan uji reliabilitas dengan O1 X O2
7
bantuan program komputer
Statistical Package for the Social Science (SPSS) versi 16.00.
Hasil uji validitas dari 50 soal tes pilihan ganda terdapat 22 soal valid, 28 soal tidak valid dan soal yang digunakan sebanyak 20 soal. Dalam penelitian ini uji validitas hanya digunakan untuk soal tes hasil belajar aspek kognitif. Sebagai persyaratan pokok kedua dari instrumen pengumpulan data adalah reliabilitas. Menurut Sugiyono, (2014: 121) Instrumen yang reliabel adalah instrumen yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur obyek yang sama, akan menghasilkan data yang sama. Hasil uji reliabilitas dalam penelitian ini nilai Cronbach’s Alpha sebesar 0.802, karena diatas 0.6 maka dapat disimpulkan alat ukur dalam penelitian ini dapat diterima. Teknik
analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu berupa uji persyaratan analisis dengan uji normalitas, uji homogenitas, dan uji hipotesis dengan menggunakan T-test Independent Sample T-T-test dihitung dengan menggunakan SPSS 16.00.
Dalam penilaian kompetensi sikap menggunakan skala Sangat Baik (SB), Baik (B), Cukup (C), dan Kurang (K), sesuai dengan permendikbud No. 81 A Tahun 2013 kriteria penilaian kompetensi sikap peserta didik adalah sebagai berikut (Majid, 2014: 178) : Sangat Baik (SB) : apabila memperoleh skor 3,33-4,00, Baik (B) : apabila memperoleh skor 2,33-3,33, Cukup (C) : apabila memperoleh skor 1,33-2,33, Kurang (K) : apabila memperoleh skor < 1,33.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian
Data dari penelitian ini terdiri dari data postest aspek kognitif dan afektif. Data tersebut meliputi kelas eksperimen yang diberi perlakuan dengan metode Jigsaw dan kelas
kontrol yang diberi perlakuan dengan metode Learning Cell.
8
eksperimen dan kontrol, data dianalisis menggunakan Uji Independent Sample T-Test yang bertujuan untuk melihat ada atau tidaknya perbedaan rata-rata antara dua kelompok sampel yang tidak berhubungan. Sehingga dapat diketahui perbedaan pengaruh penggunaan metode Jigsaw dan metode Learning Cell terhadap hasil belajar mata pelajaran PPKn siswa
kelas VIII SMP Negeri 1 Ampel semester 1 Tahun Pelajaran 2016/2017. Karena menggunakan uji dua sampel maka signifikansi dapat dilihat pada sig. (2-tailed). Adapun kriteria pengujian berdasarkan signifikansi Uji Independent Sample T-Test adalah sebagai berikut :
Ho diterima jika signifikansi > 0,05 Ho ditolak jika signifikansi < 0,05
Tabel 4.17
Uji Independent Sample T-Test Hasil Belajar Aspek Kognitif (Postest Kelas Eksperimen dan Kontrol)
Group Statistics
Postest N Mean Std. Deviation Std. Error Mean
Nilai Postest Eksperimen 32 8,7344 ,95870 ,16948
Postest Kontrol 32 7,4844 ,80807 ,14285
Independent Samples Test
Levene's Test for Equality of
Variances t-test for Equality of Means
F Sig. T Df Interval of the
Difference
Sumber: Data penelitian diolah dengan menggunakan SPSS versi 16.00 Dari tabel diatas terlihat
bahwa signifikansi Sig. (2-tailed) kognitif (postest) kelas eksperimen dan kelas kontrol adalah sama yaitu
9
penggunaan metode Jigsaw dengan metode Learning Cell terhadap hasil belajar aspek kognitif mata pelajaran PPKn siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Ampel Semester 1 tahun pelajaran 2016/2017) ditolak dan Ha
(Terdapat perbedaan pengaruh penggunaan metode Jigsaw dengan metode Learning Cell terhadap hasil belajar aspek kognitif mata pelajaran PPKn siswa kelas VIII SMP Negeri 1
Ampel Semester 1 tahun pelajaran 2016/2017) diterima. Sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan pengaruh penggunaan metode Jigsaw dengan metode
Learning Cell terhadap hasil belajar
aspek kognitif mata pelajaran PPKn siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Ampel Semester 1 tahun pelajaran 2016/2017.
Tabel 4.33
Uji Independent Sample T-Test Hasil Belajar Aspek Afektif (Postest Kelas Eksperimen dan Kontrol)
Group Statistics
Postest N Mean Std. Deviation Std. Error Mean
Nilai Sikap Postest Eksperimen 32 3,3203 ,30396 ,05373
Sikap Postest Kontrol 32 3,3634 ,27355 ,04836
Independent Samples Test
Levene's Test for Equality of
Variances t-test for Equality of Means
F Sig. T Df Interval of the
Difference
10
Dari tabel diatas terlihat bahwa signifikansi Sig. (2-tailed) hasil penilaian afektif (postest) kelas eksperimen dan kelas kontrol adalah sama yaitu 0.553. Dengan signifikansi 0.553 lebih dari 0.05 (0.553 > 0.05) maka dapat disimpulkan bahwa Ho (Tidak terdapat perbedaan pengaruh penggunaan metode Jigsaw dengan metode Learning Cell terhadap hasil belajar aspek afektif mata pelajaran PPKn siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Ampel Semester 1 tahun pelajaran 2016/2017) diterima dan Ha
(Terdapat perbedaan pengaruh penggunaan metode Jigsaw dengan metode Learning Cell terhadap hasil belajar aspek afektif mata pelajaran PPKn siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Ampel Semester 1 tahun pelajaran 2016/2017) ditolak. Sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan pengaruh penggunaan metode Jigsaw dengan metode
Learning Cell terhadap hasil belajar
aspek afektif mata pelajaran PPKn siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Ampel Semester 1 tahun pelajaran 2016/2017.
Adanya perbedaan pengaruh penggunaan metode Jigsaw dan metode Learning Cell terhadap hasil belajar aspek kognitif mata pelajaran PPKn siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Ampel semester 1 Tahun Pelajaran 2016/2017 dan tidak terdapat perbedaan yang signifikan hasil belajar aspek afektif mata pelajaran PPKn siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Ampel semester 1 Tahun Pelajaran 2016/2017 dikarenakan beberapa faktor sebagai berikut.
Pembahasan
11
meningkatkan keterampilan berkomunikasi. (Miftahul Huda, 2011: 149). Sedangkan secara teoritis metode Learning Cell merupakan metode kooperatif untuk membantu pasangan siswa belajar dengan lebih efektif. (Zaini dkk, 2005: 90). Kelebihan metode Learning Cell yaitu dapat membangun penguasaan materi pada siswa, dapat memotivasi siswa mempraktekkan berbagai keterampilan interpersonal seperti memberi umpan balik dengan cara yang tidak mengancam, mempertahankan fokus, dan mengembangkan serta menjaga kelangsungan tugas-tugas bersama. (Barkley, 2012: 212).
Apa yang dijelaskan secara teoritis diatas juga terjadi di SMP Negeri 1 Ampel karena proses pembelajaran dengan metode Jigsaw telah terlaksana sesuai dengan sintaks. Dapat disimpulkan berdasarkan hasil penelitian di SMP N 1 Ampel, kelas eksperimen yang menggunakan metode Jigsaw lebih baik hasil belajarnya dibanding kelas kontrol yang menggunakan metode
Learning Cell. Keungggulan kelas
eksperimen yang menggunakan
metode Jigsaw yaitu dapat melibatkan seluruh siswa dalam belajar dan sekaligus mengajarkan kepada orang lain. Mengakibatkan setiap siswa memiliki rasa tanggung jawab yang tinggi terhadap materi yang diperoleh untuk dirinya sendiri (dalam kelompok asal) dan juga untuk orang lain (dalam kelompok ahli).
Sementara pada kelas kontrol yang menggunakan metode Learning
Cell pembelajaran juga berlangsung
sesuai sintaks namun hasilnya kurang baik karena ada beberapa siswa yang kurang berusaha dengan maksimal terhadap tugas yang diberikan oleh guru untuk mempelajari materi yang sudah diberikan dan dalam proses tanya jawab serta koreksi, siswa masih sungkan untuk mengakui kebingungan dan siswa juga kurang peduli ketika melakukan koreksi tidak memberikan tambahan informasi. Siswa belum dapat mengembangkan materi dan terhambat dalam mencari tambahan informasi baik dari buku sumber lain maupun dari internet.
12
kelas eksperimen (VIII C) dan kelas kontrol (VIII F) namun pada aspek afektif tidak terdapat perbedaan hasil belajar. Dapat dilihat pada hasil Pretest dan Postest siswa memperoleh nilai terendah, tertinggi dan rata-rata yang hampir sama. Sehingga dapat dikatakan khusus aspek afektif tidak terdapat perbedaan hasil belajar. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru PPKn SMP Negeri 1 Ampel mengenai sikap diri siswa. Guru mengatakan bahwa kelas eksperimen dan kelas kontrol sama-sama memiliki sikap disiplin seperti masuk kelas tepat waktu, memiliki sikap percaya diri seperti tidak mudah putus asa, memiliki sikap toleransi seperti tidak
memaksakan pendapat atau keyakinan diri pada orang lain, memiliki sikap gotong-royong seperti bersedia melakukan tugas sesuai dengan kesepakatan, serta memiliki sikap sopan/santun seperti menghormati guru dan teman karena penilaian pencapaian kompetensi sikap tersebut telah ditanamkan oleh pihak sekolah melalui tata tertib dan terlaksana dengan baik sehingga setelah diberi perlakuan dengan menggunakan metode Jigsaw dan
Learning Cell hasilnya menunjukkan
bahwa siswa kelas eksperimen (VIII C) dan kelas control (VIII F) memang memiliki sikap yang tidak jauh berbeda.
SIMPULAN DAN SARAN Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian, analisis data serta pembahasan tentang penggunaan metode pembelajaran Jigsaw dan metode
Learning Cell yang sudah dilakukan
di SMP N 1 Ampel pada mata pelajaran PPKn pokok bahasan Bab II “Menyemai Kesadaran Konstitusional dalam Kehidupan Bernegara” khususnya pada materi
13
afektif menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan hasil belajar afektif yang diajar dengan menggunakan metode Jigsaw dan yang diajar dengan menggunakan metode Learning Cell siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Ampel semester I tahun pelajaran 2016/2017.
Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh dan simpulan seperti yang disebutkan di atas, maka dapat dikemukakan beberapa saran sebagai berikut:
1. Bagi Kepala Sekolah Kepala sekolah diharapkan dapat menggunakan hasil penelitian ini untuk bahan supervisi pada guru tentang pembelajaran PPKn atau berbagi informasi kepada guru-guru lain mengenai adanya peningkatan hasil belajar siswa dengan menggunakan metode
Jigsaw dan Learning Cell.
2. Bagi Guru
Guru PPKn SMP N 1 Ampel dan Guru PPKn lainnya diharapkan dapat menggunakan metode pembelajaran Jigsaw
dalam pembelajaran PPKn untuk meningkatkan hasil belajar siswa.
3. Bagi Peneliti Lain
Diharapkan hasil penelitian ini dapat memberikan referensi untuk melakukan penelitian serupa dengan variabel yang berbeda, sehingga diperoleh informasi yang lebih luas mengenai keefektifan penggunaan metode pembelajaran, namun sebaiknya untuk metode
Learning Cell diterapkan
14
DAFTAR PUSTAKA
Bakry, Noor MS. 2009. Pendidikan
Kewarganegaraan.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Barkley, Elizabert E, dkk. 2012.
Collaborative Learning Techniques.
Bandung: Nusa Media.
Huda, Miftahul. 2011. Cooperative
Learning. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
---2012. Cooperative
Learning. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Ihsan, Fuad. 2010. Dasar-Dasar
Kependidikan (Komponen
MKDK). Jakarta: Rineka Cipta.
Majid, Abdul. 2014. Penelitian
Autentik Proses dan Hasil Belajar. Bandung: Pt Remaja
Rosdakarya.
Sanjaya, Wina. 2010. Strategi Pembelajaran Berorientasi
Standar Proses Pendidikan.
Jakarta: Prenada Media. Slavin. 2005. Cooperative Learning
Teori Risert dan Praktek. Jakarta:
Nusamedia.
Sugiyono. 2014. Metode Penelitian
Pendidikan Pendekatan
Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.
---. 2015. Metode Penelitian
Pendidikan Pendekatan
Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Zaini, Hisyam, dkk. 2005. Strategi
Pembelajaran Aktif.
Yogyakarta: Central for Teaching Staff Development