• Tidak ada hasil yang ditemukan

Indonesia Kembali Terjajah PascaMerdeka

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Indonesia Kembali Terjajah PascaMerdeka"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

Indonesia Kembali Terjajah PascaMerdeka : Ketika

Negara Asing Masih Menduduki Struktur Atas Di Era

Industrialisasi

Rani Dwi Putri1

I. Pendahuluan

Sejarah mengatakan Indonesia telah merdeka pada tahun 1945 silam. Namun, Indonesia hanya merdeka sebagai negara yang berdaulat secara politik bukan negara yang berdaulat dan bebas dari ketergantungan negara asing dalam kehidupan bernegaranya. Terbukti dari era kolonial sampai era industrialisasi, Indonesia masih menggantungkan dirinya pada negara Asing baik itu dari segi finansial maupun non-finansial.

Pada era Kolonialisme, negara seperti Pertugis, Belanda, dan Inggris mampu menguasai wilayah Indonesia diberbagai sektor seperti ekonomi, teritorial, dan budaya. Bahkan dalam kurun waktu yang lama, Indonesia masih tidak berdaya melepaskan diri dari jajahan negara tersebut. Jelas adanya jika dalam masa kolonialisme, negara-negara penjajah menduduki struktur masyarakat yang paling atas. Sedangkan, masyarakat bumi putra hanya menjadi golongan paling bawah dalam struktur masyarakat kala itu.

Tidak banyak berbeda, pascamerdeka dengan keadaan sosial dan politik yang masih mengalami naik turun dalam perkembangannya, Indonesia juga masih bergantung pada negara-negara maju. Meskipun, ketergantungan tersebut terikat dalam bentuk kerjasama antarnegara. Namun tidak dipungkiri pula, negara maju seperti Amerika berperan penting dalam perkembangan Indonesia.

Di era industrialisasi yang terjadi sejak Pelita 1 pada masa Soeharto, Indonesia masih diselimuti oleh bayang-bayang negara asing.

(2)

Tidak bisa dipungkiri bahwa industrialisasi di Indonesia membawa dampak yang cukup baik dalam sektor perekonomian. Namun, tetap saja peran negara asing yang bertindak sebagai investor menjadi pengendali utama dalam perkembangan industri di Indonesia.

Menariknya adalah perubahan justru terjadi dalam struktur atau susunan masyarakat Indonesia sendiri. Meskipun negara asing atau investor masih menduduki peran utama dalam perkembangan masyarakat industri, perubahan justru terjadi dalam masyarakat lokal. Misalnya, banyak bermunculan orang kaya baru, banyak bermunculan orang berpendidikan yang merubah kedudukannya dalam masyarakat. Hal tersebut disebabkan oleh struktur masyarakat pada masa industrialisasi didasarkan atas kekayaan material seperti uang dan alat produksi bukan berdasar atas tanah dan keturunan.

Dalam masa industrialisasi, setiap individu mempunyai kebebasan untuk menentukan posisinya dalam masyarakat. Hal itu berkaitan dengan pelapisan atau struktur masyarakat bersifat sangat labil kala itu. Orang yang dulunya berada pada lapisan atas bisa turun menjadi golongan bawah atau sebaliknya. Namun, mobilisasi struktur dan pelapisan masyarakat pada masyarakat Indonesia hanya berkutat pada golongan menengah dan bawah. Sedangkan, pada golongan atas masih mengalami stagnant atau tidak mengalami perpindahan.

II. Pembahasan

A. Sejarah Industrialisasi di Indonesia

(3)

pembangunan semakin bergerak naik dari 81,8 persen pada tahun 1971 menjadi 10.4 persen pada akhir Pelita 12.

Sektor industri memang merupakan sektor yang mendapat perhatian khusus pada masa itu. Di mana dalam Pelita 1, sektor industri menjadi bagian dari pembangunan negara selain sektor pertanian dan pertambangan. Salah satu tujuan dari Pelita 1 ialah memperbaiki dan memperluas infrastruktur yang mendukung pembangunan industri. Hal tersebut mencerminkan bahwa pada saat itu sektor industri mengalami proses perkembangan yang cukup baik.

Memang tidak bisa dipungkiri lagi, masa Soehrato membawa dampak yang cukup baik bagi sektor Industri. Pada pertengangan tahun 1990an, Indonesia dikelompokkan sebagai salah satu negara di Asia Timur sebagai negara industri baru (Newly Industrializing Economies) oleh Bank Dunia bersama Malaysia dan Thailand3. Tak hanya itu, pada tahun sebelumnya yaitu 1980an, menurut laporan dari General Agreement on Tariff and Trade (GATT), Indonesia telah mengungguli negara-negara berkembang lainnya yang dilihat dari nilai ekspor hasil-hasil industri4.

Perkembangan sektor industri pada masa itu memang membawa peningkatan perekonomian negara, prestasi, dan kesejahteraan masyarakat. Namun, hal tersebut tidak diimbangi dengan perkembangan di sektor ekonomi lain sehingga beberapa hambatan dan persoalan juga menimpa pemerintah saat itu. Selain itu, tingkat ketergantungan bahan baku impor, penolong, dan modal asing yang masih tinggi. Hal tersebut disebabkan oleh penguasaan teknologi dan keterbatasaan modal dalam negeri yang masih rendah.

Tak hanya itu, ketidakmerataan pertumbuhan industri juga membawa persoalan tersendiri bagi pemerintah maupun masyarakat. Di mana

2 Leirissa, dan Ohorella. 1996. Sejarah Perekonomian Indonesia. Jakarta: Prima Karya. Hal 104.

3 Kustanto, Heru. 2012. Reindustrialisasi Dan Dampaknya Terhadap Ekonomi Makro Serta Kinerja Sektor Industri Di Indonesia”. Di unduh dari www.kemenperin.go.id. 4,5 Leirissa, dan Ohorella. 1996. Sejarah Perekonomian Indonesia. Jakarta: Prima Karya.

(4)

pada saat itu, perkembangan industri hanya terpusat di Pulau Jawa saja. Terbukti lebih dari 80 persen lapangan pekerjaan di sektor industri berada di Pulau Jawa. Pemilihan lokasi industri bukan tanpa alasan. beberapa pertimbangan dilakukan diantaranya, kemudahan menghubungi aparatpemerintah pusat yang secara kebetulan memang berada di Pulau Jawa, ketersediaan jaringan pengangkut dan komunikasi yang lancar, dan kedekatan satu industri yang satu dengan yang lain5.

Namun terlepas dari hambatan tersebut, pembangunan industri pada era Soeharto telah membawa dampak yang cukup baik dalam pembangunan Indonesia. Pemenuhan kebutuhan pokok akan pakaian, perumahan, dan pendidikan cukup meningkat saat itu. Selain itu, sektor industri juga mampu mengurangi kemiskinan dan penggangguran dan bisa dikatan industri telah membawa kesejahteraan tersendiri bagi masyarakat.

B. Struktur Masyarakat Era Industrialisasi

Masyarakat tentu tidak bisa melepaskan diri dari struktur atau hierarki dalam masyarakat itu sendiri. Setiap struktur masyarakat tentu mempunyai nilai dan kebudayaannya sendiri dalam menjalankan kehidupannya baik dalam politik, ekonomi, maupun sosialnya. Tentunya setiap perubahan zaman pasti diikuti dengan perubahan maupun perpindahan struktur dalam masyarakat. Misalnya saja, pada zaman penjajahan menuju ke zaman kemerdekaan sudah tentu diikuti oleh perpindahan struktur dalam masyarakatnya.

(5)

Materi atau modal memang merupakan faktor yang akan membentuk struktur dalam masyarakat industri. Kekayaan menjadi komoditi terpenting di mana kekayaan tersebut dijadikan sebagai modal untuk membangun ruang industrinya seperti alat produksi, tanah, bahkan tenaga kerja. Hal ini dibuktikan dari semakin meningkatnya intensitas peredaran uang dalam masa itu. Relasi dan hubungan individu satu dengan yang lainnya bukan berdasar atas gotong royong, namun pemberian jasa dari seseorang kepada orang lain5. Nilai-nilai tradisional hilang bersamaan dengan munculnya masa industrialisasi di mana uang, modal, dan kekayaan menjadi faktor terpenting.

Hal tersebut tentu membawa dampak yang cukup signifikan dalam struktur masyarakat kala itu. Di mana pembentuk struktur bukan berdasar keturunan atau kepemilikan tanah, melainkan berganti menjadi modal dan kekayaan. Maka setiap orang mampu memperjuangkan posisinya dalam struktur masyarakat. Hal ini menyebabkan banyaknya orang kaya baru yang didasarkan atas keahlihan dan pendidikannya. Dengan demikian jelas, bahwa struktur masyarakat industri bersifat labir dan cenderung berubah-ubah.

Namun, hal tersebut hanya berlaku pada masyarakat lokal saja atau masyarakat dalam negeri. Pengaruh negara lain juga mempengaruhi struktur masyarakat industri. Jika struktur dalam masyarakat khususnya indonesia terjadi perubahan dan sangat bersifat labil, lain halnya dengan pengaruh negara asing yang bertindak sebagai investor dan pemodal utama. Negara asing masih kembali menduduki struktur atas dalam masyarakat industri di Indonesia. Hal tersebut disebabkan oleh ketergantungan Indonesia terhadap modal dan teknologi asing. Terbatasnya sumber daya manusia (SDM) yang mewadai di mana masyarakat Indonesia masih berpengalaman dalam perkebenunan bukan industri, kurangnya pengusaan teknologi, dan rendahnya modal dalam negeri menjadi faktor ketergantunan tersebut.

(6)

C. Negara Asing Masih Menjadi “Pengusa” dalam Negeri

Ketergantungan akan negara asing memang tidak bisa dipungkiri dan dihindari oleh Indonesia. Ketidaksiapan Indonesia dalam hal SDM, modal, dan teknologi menjadi pemicu ketergantungan tersebut. ketergantungan dan ketidaksiapan inilah yang menjadi alasan bagaimana dan mengapa negara asing masih menduduki struktur atas dalam masyarakat Indonesia bahkan setelah merdeka.

Penanaman modal asing memang sudah berkembang dan cenderung meningkat sejak Pelita 1, di mana penanaman modal asing dan penanaman modal dalam negeri menjadi tumpuan investasi di sektor industri. Meskipun penanaman modal tersebut sempat menurun pada saat krisis ekonomi tahun 1997-1998, namun sebelum dan setelah itu perkembangannya cenderung meningkat dan terus bertambah. Hal ini dapat dicermati dari jumlah investasi asing mulai tahun 1967 sampai dengan tahun 1997 sebanyak 190,631,7 miliar dollar AS dan jumlah proyek yang dibiayai sebanyak 5,699 proyek6.

Hal tersebut disebabkan oleh beberapa pertimbangan diantarannya: sumber daya alam (SDA) yang berlimpah, penduduk dengan jumlah besar, merupakan negara yang strategis dalam hal akses, tenaga kerja yang relatif murah, dan penduduk yang konsumtif7. SDA di Indonesia memang sangat melimpah ruah baik itu di sektor pertambangan, kehutanan, dan pertanian. Namun, hal tersebut tidak diimbangi dengan kualitas SDM yang kompetitif dalam bidang industri. Hal itu yang menyebabkan Indonesia menjadi salah satu negara favorit bersama India dan Cina dalam penanaman modal negara-negara maju.

Bersamaan dengan itu, negara-negara maju memang mempunyai strategi dalam pengembangan usahanya. Banyak dari Negara maju yang mempunyai mental rente (rent seeking) yaitu tidak memproduksi

6 Dani, Ikarini. (2012). “Tinjauan Yuridis Terhadap Penanaman Modal Asing Di Indonesia”. Diunduh dari http://library.unej.ac.id.

7 Yusof, Rohaila. 2011. “Perkembangan Industri Nasional Dan Peran Penanaman Modal Asing (PMA)“. Diunduh dari http://download.portalgaruda.org/article.php?

(7)

barang-barang industri mereka, namun mencari lokasi produksi di negara-negara berkembang yang menyediakan fasilitas bersaing, keterbukaan pasar, ketersediaan bahan baku, dan tenaga yang murah. Hal itulah yang membuat pertumbuhan industri di Indonesia sejalan dengan strategi perdagangan negara maju. Singkat kata, Indonesia memang masih menjadi favorit sebagai negara “jajahan” di mana negara asing masih menguasai perdagangan dan industri dalam negari.

III. Penutup

Industrialisasi memang telah membawa Indonesia pada pertumbuhan ekonomi yang cukup baik. Namun di sisi lain, industrialisasi juga membawa jajahan baru bagi Indonesia di mana negara tidak mampu mandiri dan memandirikan masyarakatnya dalam menghadapi era industri. Rendahnya kualitas SDM, penguasaan teknologi, ilmu pengetahuan, dan modal menjadi hambatan sekaligus tantangan bagi Indonesia dalam menciptakan masyarakat industri ke depan.

Daftar Pustaka

Buku

Leirissa, dan Ohorella. 1996. “Sejarah Perekonomian Indonesia”. Jakarta: Prima Karya.

Mountjoy, Alan. 1983. “Industrialisasi dan Negara-Negara Dunia Ketiga”. Jakarta: PT. Bina Aksara.

Soedjito. 1986. “ Transformasi Sosial Menuju Masyarakat Industri”. Yogyakarta: PT. Tiara Wacara Yogya.

(8)

Kustanto, Heru. (2012). “Reindustrialisasi Dan Dampaknya Terhadap Ekonomi Makro Serta Kinerja Sektor Industri Di Indonesia”. Di unduh dari www.kemenperin.go.id, Jurnal Riset Industri Vol. VI No.1. Pada 22 Juni 2015 pikul 20.00 Wib.

Dani, Ikarini. (2012). “Tinjauan Yuridis Terhadap Penanaman Modal Asing

Di Indonesia”. Diunduh dari

http://library.unej.ac.id/client/en_US/default/search/asset/649; jsessionid=812AD5283778962EE6EA823C7E342ACE?

qu=INDONESIA+ +POLITIK+LUAR+NEGERI&ic=true&ps=300. Pada 23 Juni 2015 pukul 19.00 Wib.

Yusof, Rohaila. (2011). “Perkembangan Industri Nasional Dan Peran Penanaman Modal Asing (PMA)“. Diunduh dari

http://download.portalgaruda.org/article.php ?article=6823&val=444, Jurnal Ekonomi & Pendidikan, Volume 8 Nomor 1. Pada 23 Juni 2015 pukul 20.00 Wib.

TAKE HOME EXAM

“Indonesia Kembali Terjajah PascaMerdeka : Ketika

Negara Asing Masih Menduduki Struktur Atas Di Era

(9)

Matakuliah Masyarakat Indonesia: Struktur dan

Perubahan

Lambang Trijono, MA dan Dr. Hakimul Ikhwan

Disusun Oleh :

RANI DWI PUTRI

14/365728/SP/26307

JURUSAN SOSIOLOGI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK

UNIVERSITAS GADJAH MADA

Referensi

Dokumen terkait

Jadi keputusan hipotesis pertama yaitu Hᴏ diterima dan Hi ditola k karena t idak terdapat hubungan yang signifikan antara pelibatan orang tua dengan perencanaan

Berdasarkan observasi di atas, maka peneliti berminat untuk melakukan sebuah penelitian Tindakan Kelas dengan judul Upaya Meningkatkan Kemampuan Motorik Kasar

(2000) menyatakan bahwa keasaman susu baik yang dihasilkan oleh biakan bakteri starter maupun dengan pengasaman langsung terbukti mempengaruhi aktivitas protease dalam

a) Membantu pengguna jasa dalam memperoleh pengertian yang tepat atas program dan konsep rancangan yang telah dirumuskan arsitek. b) Mendapatkan pola dan gubahan bentuk

Mubarak, Achmad, 2000, Solusi Krisis Keruhanian Manusia Modern: Jiwa dalam al-Qur`an, Paramadina, Jakarta. Mujiburrahman, 2008, Mengindonesiakan Islam: Representasi dan

Gambar 11 Simulasi peramalan interpolasi lagrange Berdasarkan Gambar 11 simulasi interpolasi lagrange tersebut merupakan nilai dari jumlah masing-masing waktu dan

Bidang pendidikan dan kualitas sumber daya manusia sangat berpengaruh dalam menyambut kesempatan emas bonus demografi Indonesia. Dengan meningkatnya kualitas

Faktor Pendorong : Warga antusias terhadap kegiatan yang dilakukan, warga bersedia menerima dengan baik saran pencegahan dan pengobatan tekanan darah yang