1.1Latar Belakang
Indonesia merupakan salah satu bagian dari negara tropis yang memiliki kekayaan
sumberdaya alam melimpah, khususnya di bidang pertanian. Perhatian pemerintah
terhadap komoditi pertanian juga diarahkan pada peningkatan produktivitas dan
ekspor yang menjadi salah satu penyumbang devisa terbesar dalam pembangunan.
Hortikultura merupakan salah satu komoditas yang mempunyai peran yang
penting dalam sektor pertanian, baik dari sisi sumbangan ekonomi nasional,
pendapatan petani, penyerapan tenaga kerja maupun berbagai segi kehidupan
masyarakat (Setyo, 2009).
Manggis (Ga rcinia mangostana L.) merupakan salah satu tanaman buah tropika
yang digemari masyarakat dan dijuluki sebagai Queen of Fruit. Buah Manggis
merupakan salah satu komoditas buah andalan Indonesia. Di Indonesia tanaman
manggis tersebar hampir di semua kepulauan. Sejak tahun 1970-an sampai
sekarang permintaan ekspor meningkat terus, sehingga dapat dikatakan buah
manggis sebagai primadona ekspor andalan Indonesia. Sumbangan ekspor buah
manggis sangat besar dalam rangka meningkatkan devisa negara dan pendapatan
petani. Buah manggis memiliki nilai ekonomi tinggi dan mempunyai prospek
yang baik untuk dikembangkan sebagai komoditi ekspor dan tidak ada
pesaingnya, kecuali Malaysia, Thailand dan negara Amerika Latin (Qosim, 2013).
Dari berbagai data yang dapat dihimpun, tanaman manggis di Indonesia tersebar
Provinsi Sumatera Utara merupakan salah satu provinsi yang daerahnya
berpotensi untuk pengembangan buah manggis. Sentra produksi manggis tersebar
hampir diseluruh kabupaten yang ada di Provinsi Sumatera Utara. Hal ini terdapat
pada Lampiran 1 dimana sentra produksi buah manggis pada tahun 2005 masih
berjumlah 20 kabupaten/kota seiring berjalannya waktu serta adanya pemekaran
daerah yang terjadi di Provinsi Sumatera Utara selama 10 tahun terakhir, sentra
produksi manggis pada tahun 2014 sudah menjadi 29 Kabupaten/Kota dari 32
Kabupaten/Kota yang ada di Provinsi Sumatera Utara. Adapun Kabupaten dengan
produksi manggis tertinggi sepanjang tahun 2005-2014 adalah Mandailing Natal,
Tapanuli Selatan, Tapanuli Tengah dan Deli Serdang.
Sepanjang tahun 2005-2014 produksi buah manggis segar di Provinsi Sumatera
Utara mampu menutupi permintaan ekspor buah manggis. Hal ini dapat dilihat
dari grafik berikut:
0 2,000,000 4,000,000 6,000,000 8,000,000 10,000,000 12,000,000 14,000,000 16,000,000 18,000,000 20,000,000
Produksi Manggis
Dari grafik diatas dapat dilihat bahwa produksi manggis di Provinsi Sumatera
Utara sepanjang tahun 2005-2014 cukup tinggi dan mampu menutupi permintaan
ekspor buah manggis ke luar negeri. Adapun sisa dari buah manggis yang tidak
diekspor keluar negeri dijual oleh petani manggis ke pasar terdekat atau
didistribusikan ke pasar domestik seperti Jakarta, Batam, Berastagi, dan
daerah-daerah lainnya.
Selama ini produksi manggis Provinsi Sumatera Utara selalu mampu menutupi
permintaan manggis dari dalam dan luar negeri. Apabila suatu waktu produksi
manggis Provinsi Sumatera Utara tidak mampu menutupi permintaan dalam dan
luar negeri, maka kemungkinan Provinsi Sumatera Utara akan mengimpor buah
manggis segar dari negara pesaing ekspor manggis yaitu Negara Malaysia,
Thailand dan Amerika Latin.
Buah manggis memiliki nilai ekonomi tinggi dan mempunyai prospek yang baik
untuk dikembangkan sebagai komoditas ekspor. Sumatera Utara sebagai salah
satu provinsi penghasil manggis, juga ikut serta dalam kegiatan ekspor manggis
dalam bentuk manggis segar ke pasar internasional seperti China, Hongkong,
Thailand, Vietnam, Netherlands dan Malaysia. Hal ini dapat dilihat dari tabel
Tabel 1.1. Negara Tujuan Ekspor dan Negara Impor Buah di Provinsi
6 Nenas Philipines Arab Emirates United
7 Mangga Malaysia Taiwan, Thailand
8 Manggis China, Hongkong, Philipines, South Africa, New Zealand
Sumber: Dinas Pertanian Provinsi Sumatera Utara dan Balai Karantina Pertanian Kelas II Medan
Dari tabel diatas dapat kita lihat bahwa tujuan ekspor buah manggis Sumatera
Utara adalah negara China, Hongkong, Thailand, Vietnam, Netherlands dan
manggis dari Provinsi Sumatera Utara selama 5 tahun terakhir, hal ini dapat
dilihat dari tabel berikut:
Tabel 1.2. Realisasi Volume Ekspor Manggis di Provinsi Sumatera Utara ke Negara Tujuan Tahun 2010-2014
Tahun Volume (Kg) Negara Tujuan
2010 154.783 China
2013 343.843 Hongkong
38.599 Malaysia
Sumber: Balai Karantina Pertanian Kelas II Medan
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa negara China merupakan negara pengimpor
terbesar pada tahun 2011 dan negara China tidak pernah absen untuk mengimpor
buah manggis dari Provinsi Sumatera Utara.
Sepanjang tahun 2010-2014 terjadi peningkatan dan penurunan ekspor manggis
dari Provinsi Sumatera Utara ke negara China, hal ini dapat dilihat dari grafik
Gambar 1.2. Grafik Ekspor Buah Manggis Provinsi Sumatera Utara ke Negara China Tahun 2010-2014
Dari grafik diatas dapat dilihat bahwa peningkatan permintaan ekspor ke Negara
China terjadi pada tahun 2010-2011 sedangkan sepanjang tahun 2011-2014
ekspor buah manggis segar dari Provinsi Sumatera Utara ke Negara China
mengalami penurunan.
Menurut Kepala Seksi Karantina Tumbuhan di Balai Karantina Pertanian Kelas II
Medan, penurunan permintaan ekspor ini disebabkan oleh isu politis yang
berkembang di negara China yang mengatakan bahwa manggis Indonesia
mengandung timbal sebagai bahan radioaktif. Isu ini ternyata sudah dibuktikan
oleh penelitian di negara China dan negara China sudah melayangkan surat ke
pemerintah Indonesia. Berdasarkan penelitian tersebut akhirnya pemerintah China
mengambil tindakan untuk mengurangi volume impor manggis dari Indonesia
0 100,000 200,000 300,000 400,000 500,000 600,000 700,000 800,000
2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015
indonesia maupun kondisi perekonomian negara tujuan. Untuk itu perlu dilakukan
analisis faktor-faktor yang mempengaruhi ekspor manggis Sumatera Utara untuk
menjawab permasalahan manggis di Sumatera Utara.
1.2Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian diatas dapat dirumuskan identifikasi masalah sebagai berikut:
1) Faktor-faktor apa sajakah yang mempengaruhi ekspor manggis di Provinsi
Sumatera Utara?
2) Bagaimana hubungan kausalitas antara harga ekspor manggis dengan harga
domestik manggis tingkat petani di Provinsi Sumatera Utara?
3) Bagaimana pengaruh harga ekspor manggis terhadap penerimaan petani
manggis di Provinsi Sumatera Utara?
1.3Tujuan Penelitian
Tujuan dilaksanakannya penelitian ini adalah sebagai berikut:
1) Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi ekspor manggis di Provinsi
Sumatera Utara.
2) Menganalisis hubungan kausalitas antara harga ekspor manggis dengan harga
domestik manggis tingkat petani di Provinsi Sumatera Utara.
3) Menganalisis pengaruh harga ekspor manggis terhadap penerimaan petani
manggis di Provinsi Sumatera Utara.
1.4 Kegunaan Penelitian
Kegunaan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
2) Sebagai sumber informasi dan bahan pertimbangan kepada pihak pemerintah
untuk terus mengembangkan produksi manggis Indonesia pada umumnya dan
Provinsi Sumatera Utara pada khususnya.
3) Sebagai bahan informasi dan referensi yang dapat menambah dan
memperkaya bahan kajian teori untuk pengembangan penelitian selanjutnya.
1.5 Keaslian Penelitian
1. Model Penelitian : Penelitian ini menggunakan model regresi linier
berganda dan regresi linier sederhana dengan alat bantu
SPSS 19.0. Serta menggunakan model kausalitas
granger dengan alat bantu Eviews 7.0.
2. Variabel Penelitian : Penelitian ini menggunakan dua variabel terikat yaitu
nilai ekspor manggis dan permintaan petani. Dimana
nilai ekspor manggis variabel bebasnya berupa nilai
tukar nominal rupiah terhadap dollar, volume ekspor
manggis dan harga ekspor manggis. Penerimaan petani
dengan variabel bebasnya yaitu harga ekspor manggis.
3. Jumlah Sampel : Penelitian ini menggunakan 30 sampel data triwulan
selama 10 tahun.