BAB 1 PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
Dewasa ini, untuk mencapai kesejahteraan masyarakat, bidang
transportasi sebagai alat mobilisasi sangat berperan penting dalam mendukung
pertumbuhan di berbagai sektor kehidupan. Meski demikian terdapat pula dampak
negatif dari pemakaian alat transportasi itu sendiri seperti kemacetan dan
kecelakaan lalu lintas. Kecelakaan lalu lintas diketahui banyak menimbulkan
kerugian mulai dari kerusakan fasilitas umum hingga kematian pada korban.
Dari data Kepolisisan Daerah Sumatera Utara Direktorat Lalu Lintas
Provinsi Sumatera Utara tahun 2014 didapatkan bahwa Kota Medan merupakan
daerah dengan angka kejadian kecelakaan lalu lintas tertinggi di Provinsi
Sumatera Utara yaitu, 1.326 kejadian, dengan korban meninggal sebanyak 292
orang, korban dengan luka berat sebanyak 647 orang, korban dengan luka ringan
sebanyak 231 orang dan dengan perkiraan kerugian material sejumlah Rp.
2.109.810.000.000,- (BPS SU, 2015)
Dari data Direktorat Jendral Perhubungan Darat – Departemen Perhubungan 2012 didapatkan faktor penyebab kecelakaan ini bersumber dari
perilaku berkendara yang tidak disiplin (93,52%), faktor kendaraan (2,76%),
faktor jalan (3,23%) dan faktor lingkungan (0,49%).
Sejumlah penelitian dilakukan untuk menilai faktor-faktor penyebab
kecelakaan lalu-lintas yang angkanya cukup tinggi tersebut, seperti penelitian
Marsaid (2013) di Kota Malang yang menyebutkan bahwa beberapa faktor
manusia yang memiliki hubungan bermakna sebagai faktor yang berhubungan
dengan kejadian kecelakaan lalu-lintas adalah lengah, mengantuk, mabuk, lelah,
tidak terampil, tidak tertib dan kecepatan tinggi, adapun faktor kendaraan pada
penelitian ini menunjukan hubungan yang tidak bermakna sebagai faktor
penyebab kecelakaan. Namun, faktor lingkungan seperti hujan dan jalan yang
menikung pada penelitian ini menunjukan hasil yang bermakna. Sedangkan
kejadian kecelakaan di Kota Kayu Agung, Sumatera Selatan yaitu usia, dimana
20% sampel berusia di bawah 17 tahun dan tidak memiliki lisensi mengemudi,
sedangkan kejadian kecelakaan terbanyak dialami oleh pria (83,98%). Sinaga
(2012) mendeskripsikan faktor penyebab kecelakaan lalu lintas pada tahun 2010
di Kota Medan, yang paling banyak adalah tindakan tidak aman pengemudi
(99,4%) yang meliputi ketidaktertiban pengemudi (83,2%), tindakan tidak tertib
dan lengah (11,9%), tidak tertib dan lelah (1,5%), tidak tertib dan mabuk(1,2%)
tidak tertib dan mengantuk (1,2%) dan pengemudi mabuk (0,3%). Faktor lainnya
adalah kondisi tidak aman pada lingkungan fisik (8,7%), yaitu tikungan tajam
(2,5%), hujan atau gerimis (2,3%), tanpa marka atau rambu (1,9%), jalan
berlubang, jalan rusak dan kabut atau mendung masing-masing sebanyak 0,6%,
sedangkan hujan dan pohon tumbang (0,2%). Selain itu terdapat faktor kondisi
tidak aman kendaraan sebanyak 2,1%, seperti pada rem blong (0,9%), ban pecah
(0,4%), ban selip (0,4%), badan kendaraan rusak (0,2%), dan faktor tidak aman
penumpang (0,2%) seperti muatan berlebih (0.2%).
Berdasarkan data-data diatas maka penulis tertarik mengadakan
penelitian dengan judul “Penentuan Faktor yang Mempengaruhi Tingkat
Kecelakaan Lalu Lintas di Kota Medan dengan Metode Analisis Faktor”
1.2Rumusan Masalah
Pada penelitian ini perumusan masalah yang akan dibahas adalah
faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi tingkat kecelakaan lalu lintas di Kota Medan.
1.3Pembatasan Masalah
Agar proses penelitian ini lebih jelas, maka penulis memberikan batasan
masalah yang akan diteliti yaitu:
1. Penelitian dilakukan berdasarkan data dari tahun 2012 sampai dengan
tahun 2015 yang diperoleh dari kantor Kepolisian Negara Republik
Indonesia Resor Kota Medan.
2. Penelitian ini dibatasi pada 9 variabel dalam menganalisis
faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat kecelakaan lalu lintas di kota
Tumbang, ( ) Faktor Tikungan Tajam, ( ) Faktor Lobang, ( )
Faktor Rem Tidak Berfungsi, ( ) Faktor Ban Kurang Baik, ( )
Faktor Batas Kecepatan, ( ) Faktor Mengantuk dan (X9) Faktor
Tidak Tertib.
1.4Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk :
1. Mendeskripsikan kejadian kecelakaan di kota medan tahun 2012-2015
2. Mendeskripsikan karakteritik kejadian kecelakaan di kota medan
tahun 2012-2015
3. Menganalisis faktor-faktor yang berpengaruh pada kejadian
kecelakaan di kota medan
4. Menganalisis faktor apa yang paling mempengaruhi tingkat
kecelakaan lalu lintas di kota medan
1.5Manfaat Penelitian
Manfaat yang diperoleh dari penelitian ini adalah:
1. Sebagai bahan masukan dan evaluasi bagi Kepolisian Negara
Republik Indonesia serta instansi terkait dalam menyikapi kecelakaan
lalu lintas yang terjadi di Indonesia.
2. Menjadi bahan informasi dan masukan bagi kepolisian resort kota
Medan dalam upaya memutuskan dan mengimplementasikan
kebijakan dalam menanggulangi kecelakaan lalu lintas.
3. Sebagai pengetahuan dan informasi bagi pengguna jalan raya
mengenai kecelakaan lalu lintas.
4. Menambah pengetahuan bagi peneliti lain yang akan meneliti
mengenai kecelakaan lalu lintas di kota medan
5. Menambah wawasan dan memperkaya literatur dalam bidang
1.6Tinjauan Pustaka
Menurut J. Supranto (2004), analisis faktor merupakan teknik statistika
yang utamanya dipergunakan untuk mereduksi atau meringkas data dari variabel
yang banyak diubah menjadi sedikit variabel, misalnya dari 15 variabel yang lama
diubah menjadi 4 atau 5 variabel yang baru yang disebut faktor dan masih
memuat sebagian besar informasi yang terkandung dalam variabel asli (original
variable).
Dalam analisis faktor tidak ada variabel dependen dan independen,
proses analisis faktor sendiri mencoba menemukan hubungan (interrelationship)
antara sejumlah variabel yang saling dependen dengan yang lain sehingga bisa
dibuat satu atau beberapa kumpulan variabel yang lebih sedikit dari jumlah awal.
Analisis faktor digunakan di dalam situasi sebagai berikut:
a. Mengenali atau mengidentifikasi dimensi yang mendasari (underlying
dimensions) atau faktor yang menjelaskan korelasi antara suatu set
variabel.
b. Mengenali dan mengidentifikasi suatu set variabel baru yang tidak
berkorelasi (independent) yang lebih sedikit jumlahnya untuk
menggantikan suatu set variabel asli yang saling berkorelasi di dalam
analisis multivariat selanjutnya.
c. Mengenali atau mengidentifikasi suatu set variabel yang penting dari
suatu set variabel yang lebih banyak jumlahnya untuk dipergunakan di
dalam analisis multivariat selanjutnya.
Jika variabel-variabel dibakukan (standardized), model analisis faktor
bisa ditulis sebagai berikut:
Xi = Bi1F1 + Bi2F2 + Bi3F3+ … + BijFj+ … + BimFm + Viµi (1.1) keterangan:
Xi = Variabel ke-i yang dibakukan (rata-ratanya nol, standar deviasinya
satu).
Fj = common factor ke-j.
Vi = Koefisien regresi yang dibakukan untuk variabel ke-i pada faktor
yang unik ke-i (unique factor).
µi = Faktor unik variabel ke-i.
m = Banyaknya common factor.
i = 1,2,3,...,n
j = 1,2,3,...,m
Faktor yang unik tidak berkorelasi dengan sesama faktor yang unik dan
juga tidak berkorelasi dengan common factor. Common factor sendiri bisa
dinyatakan sebagai kombinasi linier dari variabel-variabel yang
terlihat/terobservasi (the observed variables) hasil penelitian lapangan.
Fi = Wi1X1 + Wi2X2 + Wi3X3 + ... + WipXp (1.2)
keterangan:
i = 1,2,3,...,p
p = Jumlah variabel.
Fi = Perkiraan faktor ke-i (didasarkan pada nilai variabel X dengan
koefisiennya Wi).
Wi = Timbangan/bobot atau koefisien nilai faktor ke-i.
Xi = Variabel ke Xi yang sudah dibakukan (standardized).
1.7Metodologi Penelitian
Adapun metodologi penelitian yang digunakan adalah:
1. Pengumpulan data sekunder
Penyusunan Tugas Akhir ini menggunakan data sekunder yang
diperoleh dari Kantor Kepolisian Negara Republik Indonesia Resor
Kota Medan.
2. Menentukan variabel penelitian yang mempengaruhi tingkat
kecelakaan lalu lintas di kota Medan.
Secara garis besar tahapan dalam melakukan analisis faktor adalah:
1. Merumuskan masalah
2. Membentuk matriks korelasi
3. Ekstraksi faktor
4. Menentukan banyaknya faktor
5. Melakukan rotasi faktor
6. Interpretasi faktor
7. Menentukan ketepatan model (Model fit)