SKRIPSI
PENGARUH ECONOMIC VALUE ADDED, MARKET VALUE ADDED
DAN ARUS KAS OPERASI TERHADAP RETURN SAHAM
OLEH :
NAMA : YOGI MARSHAL
NIM : 040503140
DEPARTEMEN : AKUNTANSI
Guna Memenuhi Salah Satu Syarat
untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
MEDAN
2009 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyataan bahwa skripsi yang berjudul ”Pengaruh Economic
Value Added, Market Value Added Dan Arus Kas Operasi Terhadap Return
Saham” adalah benar hasil karya saya sendiri dan judul yang dimaksud belum
pernah dimuat, dipublikasikan, atau diteliti oleh mahasiswa lain dalam konteks
penulisan skripsi untuk Program Reguler S-1 Departemen Akuntansi Fakultas
Ekonomi Universitas Sumatera Utara. Semua sumber data dan informasi yang
diperoleh telah dinyatakan dengan jelas dan benar adanya. Apabila di kemudian
hari pernyataan ini tidak benar, saya bersedia menerima sanksi yang ditetapkan
oleh Universitas Sumatera Utara.
Medan, 2 Juli 2009 Yang membuat pernyataan,
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang senantiasa melimpahkan rahmat dan
karuniaNya sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi yang berjudul
”Pengaruh Economic Value Added, Market Value Added Dan Arus Kas Operasi
Terhadap Return Saham”.
Penulisan skripsi ini bermanfaat untuk menambah wawasan dan
pengetahuan penulis khususnya mengenai masalah yang diangkat dalam
penelitian ini. Selain itu, penelitian ini dilaksanakan juga untuk memenuhi salah
satu syarat untuk meraih gelar sarjana ekonomi pada Universitas Sumatera Utara.
Selama penulisan dan penyusunan skripsi ini penulis banyak mendapatkan
dukungan, bimingan, dan bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu, dengan hati
yang tulus penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec. selaku Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Sumatera Utara.
2. Bapak Drs. Arifin Akhmad, M.Si, Ak. selaku Ketua Departemen Akuntansi
dan Bapak Fahmi Natigor Nasution, SE, M.Acc., Ak. selaku Sekretaris
Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
3. Bapak Drs. Hasan Sakti Siregar, M.Si, Ak. selaku dosen pembimbing yang
telah banyak memberikan bimbingan dan pengarahan kepada penulis dalam
4. Ibu DR. Erlina, SE, MSi selaku dosen pembanding/penguji I dan Bapak
Drs.Chairul Nazwar, MSi, Ak. selaku dosen pembanding/penguji II yang telah
banyak memberikan arahan bagi penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
5. Orang tua penulis, terima kasih atas doa, dukungan, dan kasih sayang yang
telah diberikan. Skripsi ini ananda persembahkan sebagai wujud pengabdian
yang tulus. Kakanda penulis, terima kasih atas dukungannya.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh
karena itu, saran dan kritik yang membangun sangat penulis harapkan dari para
pembaca untuk penulisan selanjutnya. Akhir kata, penulis berharap semoga
skripsi ini bermanfaat bagi para pembacanya.
Medan, 2 Juli 2009 Yang membuat pernyataan,
ABSTRAK
Penelitian ini menganalisis pengaruh economic value added, market value added dan arus kas operasi terhadap return saham. Penelitian ini juga bertujuan untuk mengetahui tolok ukur mana yang mempunyai pengaruh paling signifikan terhadap return saham.
Penelitian ini merupakan penelitian eksplanatif asosiatif yang variabelnya bersifat kausalitas. Sampel dalam penelitian ini adalah perusahaan yang masuk dalam indeks LQ – 45 periode Februari – Agustus 2008 yang dipilih dengan metode
purposive sampling. Data yang digunakan bersifat time series, dan diambil dari
laporan keuangan tahunan perusahaan 2004 - 2007. Pengujian hipotesis dilakukan dengan metode statistik melalui analisis regresi berganda dengan program SPSS 16.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa economic value added, market value added dan arus kas operasi tidak berpengaruh signifikan terhadap return saham. Korelasi arus kas operasi terhadap return saham lebih besar dibanding variabel independen lainnya.
ABSTRACT
This research analyzed the influence of economic value added, market value added and operating cash flow to stock return. The objective of this research also to get which performance have the most significant effect to stock return.
This research was an associative explanation research where the variables had causality characteristic. The companies were list in LQ-45 index February – August 2008 period were the sample of this research. They were chose by purposive sampling method. Time series data were used in this research, it was obtained from company’s financial statementt at year 2004 – 2007. Statistic method through multiple regression analysis was used in hypothesis testing with SPSS 16 program.
The result showed that economic value added, market value added, and operating cash flow haven’t significant influence toward stock return. Operating cash flow have a good correlation to stock return more than another independent variable.
DAFTAR ISI
PERNYATAAN ... i
KATA PENGANTAR ... ii
ABSTRAK ... iv
ABSTRACT ... v
DAFTAR ISI ... vi
DAFTAR GAMBAR... ix
DAFTAR TABEL ... x
DAFTAR LAMPIRAN ... xi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Perumusan Masalah ... 12
C. Tujuan Penelitian ... 12
D. Manfaat Penelitian ... 12
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Return Pemegang saham ... 14
2. Economic Value Added... 15
3. Market Value Added ... 21
4. Arus Kas Operasi ... 22
C. Kerangka Konseptual dan Hipotesis
1. Kerangka Konseptual ... 27
2. Hipotesis Penelitian ... 29
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian ... 30
B. Populasi dan Sampel Penelitian ... 30
C. Jenis Data dan Sumber Data ... 33
D. Metode Pengumpulan Data ... 33
E. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ... 33
F. Metode Analisis Data ... 35
G. Jadwal Penelitian ... 40
BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN A. Data Penelitian ... 41
B. Analisis Hasil Penelitian 1. Analisis Statistik Deskriptif ... 43
2. Uji Asumsi Klasik a. Uji Normalitas ... 44
b. Uji Multikolonieritas ... 46
c. Uji Heterokedastisitas ... 48
d. Uji Autokorelasi ... 49
3. Pengujian Hipotesis a. Persamaan Regresi ... 50
c. Pengujian Secara Simultan ... 53
C. Pembahasan Hasil Penelitian ... 54
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 56
B. Keterbatasan Penelitian ... 57
C. Saran ... 58
DAFTAR PUSTAKA ... 59
DAFTAR GAMBAR
Nomor Judul
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual Penelitian ... 27
Halaman
DAFTAR TABEL
Nomor Judul
Tabel 2.1 Tinjauan Penelitian Terdahulu ... 23
Halaman Tabel 3.1 Daftar Sampel Penelitian ... 31
Tabel 3.3 Jadwal Penelitian ... 40
Tabel 4.1 Sampel Penelitian ... 41
Tabel 4.2 Statistik Deskriptif Variabel Penelitian ... 42
Tabel 4.3 Uji Normalitas Sebelum Data Ditransformasi One- Sample Kolmogorov-Smirnov Test ... 45
Tabel 4.4 Uji Normalitas Setelah Data Ditransformasi One- Sample Kolmogorov-Smirnov Test ... 46
Tabel 4.5 Uji Multikolonieritas ... 46
Tabel 4.6 Coefficient Correlations ... 46
Tabel 4.7 Hasil Uji Autokorelasi ... 49
Tabel 4.8 Coefficient ... 50
Tabel 4.9 Model Summary ... 50
Tabel 4.9 Hasil Uji – t ... 51
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Judul
Lampiran i Perusahaan yang masuk dalam indeks LQ-45
Halaman
Periode Februari – Agusturs 2008 ... 60
Lampiran ii Economic Value Added ... 62
Lampiran iii Market Value Added ... 63
Lampiran iv Arus Kas Operasi ... 64
Lampiran v Jumlah Saham Beredar ... 65
Lampiran vi Return Saham ... 66
Lampiran vii Hasil Uji Normalitas ... 67
Lampiran vii Hasil Uji Multikolonieritas ... 71
Lampiran viii Hasil Uji Heterokedastisitas ... 72
Lampiran ix Hasil Uji Hipotesis (Uji – t) ... 73
Hasil Uji Hipotesis (Uji – F) ... 73
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Bursa Efek Indonesia telah menjadi bagian penting dari berkembangnya
perekonomian Indonesia. Pasar modal dapat menjadi alternatif pendanaan bagi
perusahaan di Indonesia selain melalui perbankan. Kehadiran pasar modal juga
dapat dijadikan sarana berinvestasi bagi masyarakat selain investasi pada properti,
emas dan deposito.
Imbal hasil (return) investasi saham selama 2001 – 2006 mencapai
338,47%. Angka itu jauh di atas imbal hasil dari obligasi, pasar uang, emas, valuta
asing, maupun suku bunga deposito. Bila suku bunga deposito rata-rata 11,68%
per tahun, dalam lima tahun instrumen itu hanya menghasilkan keuntungan
58,41%. Melonjaknya tingkat keuntungan investasi pada saham itu seiring dengan
kenaikan indeks harga saham gabungan (IHSG) Bursa Efek Jakarta yang
mencapai 360,6%. Pada akhir Desember 2001, indeks berada pada posisi 392,036,
sedangkan per akhir Desember 2006 menjadi 1.805,523. Berdasarkan penelitian
PT.Finansial Bisnis Informasi (FBI) per 28 Desember 2006, saham menjadi
pencetak return tertinggi untuk investasi jangka pendek dengan imbal hasil 5,78%
per bulan. Angka itu memang turun dibandingkan bulan sebelumnya. Namun,
untuk jangka waktu lima tahun, saham masih memberikan return yang lebih baik.
Pada kurun waktu sama, emas menjadi peraih return tertinggi kedua dengan imbal
Selama tahun 2005, investasi di pasar saham memberi keuntungan
cukup besar bagi investor. Dari 332 saham yang sudah tercatat lebih setahun di
BEJ, sebanyak 163 saham (50,46 %) mampu memberi keuntungan berupa capital
gain selama setahun (29 Desember 2004 – 29 Desember 2005). Diantara 163
saham sebanyak 23 saham menghasilkan capital gain diatas 100 %. Saham Delta
Djakarta misalnya, pada 29 Desember 2004 diperdagangkan dengan harga Rp.
14.500, harga terus naik hingga menjadi Rp. 36.000 pada 29 Desember 2005, atau
mencetak capital gain 148 %. Begitu juga dengan perusahaan gas, pada 29
Desember 2004 harganya tercatat Rp. 1.900 per saham. Setahun kemudian
harganya naik menjadi Rp. 6.900 per saham. Berarti pemegang saham Perusahaan
Gas, bisa mendapatkan keuntungan Rp. 5.000 per saham atau 263 % apabila ia
menjualnya pada saat itu. Fakta tersebut menunjukkan daya tarik pasar modal di
Indonesia yang memberikan return berupa capital gain.
Return saham tidak hanya tercermin dari capital gain tapi juga ditambah
dengan dividen. Dividen merupakan bagian laba perusahaan yang dibagikan
kepada pemegang saham. Investor yang hanya berharap mendapatkan deviden
biasanya investor yang melakukan investasi saham untuk jangka panjang. Investor
perlu melakukan evaluasi atau analisis terhadap kinerja perusahaan. Dalam
Husnan (1993:12), salah satu proses investasi adalah evaluasi kinerja. Evaluasi
kinerja perlu dilakukan karena investasi di pasar saham juga mengandung resiko.
Investor melakukan analisis kinerja terhadap perusahaan untuk mengambil
keputusan dalam investasi saham, saham itu akan ia beli atau jual. Bapepam-LK
emiten atau perusahaan publik untuk menyampaikan laporan tahunan, laporan
tahunan tersebut diantaranya adalah laporan keuangan. Analisis kinerja
perusahaan dapat dilakukan dengan memanfaatkan laporan keuangan. Informasi
laporan keuangan digunakan memiliki fungsi sebagai dasar pengambilan
keputusan, baik oleh investor maupun calon investor, sebagaimana dinyatakan
dalam Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan paragraf 9
dan paragraf 28 Standar Akuntansi Keuangan. Paragraf 9 menyatakan :
Pengguna laporan keuangan meliputi investor sekarang dan investor potensial, karyawan, pemberi pinjaman, pemasok dan kreditor usaha lainnya, pelanggan, pemerintah serta lembaga – lembaganya dan masyarakat. Mereka menggunakan laporan keuangan untuk memenuhi beberapa kebutuhan informasi yang berbeda…
Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan – Standar
Akuntansi Keuangan, paragraf 28 menyatakan sebagai berikut :
Informasi posisi keuangan dan kinerja di masa lalu seringkali digunakan sebagai dasar untuk memprediksi posisi keuangan dan kinerja masa depan dan hal – hal lain yang langsung menarik perhatian pemakai, seperti pembayaran dividen dan upah, pergerakan harga sekuritas dan kemampuan perusahaan untuk memenuhi komitmennya ketika jatuh tempo.
Helfert (2001) dalam Pradhono (2004), membagi kinerja perusahaan dalam
tiga kategori, antara lain:
1. earning measures, yang mendasarkan pada accounting profit,seperti earning per share (EPS), return on investment (ROI), return on net assets
(RONA), return on capital on capital employed (ROCE), dan return on
equity (ROE),
2. cash flow measures, yang mendasarkan pada kinerja arus kas operasi,
seperti free cash flow, cash flow return on investment (CFROI),
Bennet Stewart dan Joel M.Stern seorang analis keuangan dari perusahaan
Stern Stewart & Co memperkenalkan salah satu cara menilai kinerja perusahaan
yaitu Economic value added (EVA). Economic value added (EVA) adalah alat
ukur kinerja keuangan untuk memperhitungkan keuntungan ekonomis perusahaan
sebenarnya. EVA dapat diperhitungkan dengan laba bersih setelah pajak dikurang
biaya modal yang diinvestasikan. EVA yang bernilai positif berarti perusahaan
dianggap telah mampu menciptakan nilai bagi pemegang saham karena mampu
menghasilkan laba operasi diatas biaya modal.
EVA berbeda dengan perhitungan kinerja yang berbasis rasio. EVA
mengikutsertakan perhitungan biaya modal yang dimiliki perusahaan. Biaya
modal merupakan biaya yang dikeluarkan dalam rangka memperoleh modal untuk
menjalankan kegiatan operasionalnya sehingga tercapai tujuan perusahaan. Laba
operasi diatas biaya modal menunjukkan perusahaan telah mampu menciptakan
nilai bagi pemegang saham. Djawahir (2005) “makin besar value added yang
mereka (perusahaan) ciptakan, potensi keuntungan bagi investor juga makin
tinggi”.
SWA melakukan pemeringkatan terhadap 100 perusahaan publik pada tahun
2003 hingga 2006. Hasilnya ada 24 perusahaan mencetak EVA positif pada tahun
2003, 31 perusahaan pada tahun 2004, 56 perusahaan pada tahun 2005, dan 33
perusahaan pada tahun 2006. Hasil pemeringkatan ini menunjukkan bahwa masih
sedikit perusahaan publik dalam negeri yang mampu menciptakan nilai bagi
pemegang saham. Nilai bagi pemegang saham merupakan keuntungan yang ia
Laporan arus kas menyediakan informasi kegiatan perusahaan tentang
kegiatan operasi, investasi dan pembiayaan perusahaan atas dasar kas. Investor,
kreditor maupun pengguna laporan keuangan lainnya dapat menggunakan laporan
arus kas untuk menilai transaksi investasi dan pembiayaan yang melibatkan kas
maupun non kas, dan menilai kemampuan entitas menghasilkan arus kas dimasa
depan. Informasi arus kas operasi diungkapkan dalam laporan arus kas. Arus kas
operasi merupakan indikator kemampuan perusahaan untuk menghasilkan kas
untuk melunasi pinjaman, melakukan pembayaran dividen dan melakukan
investasi baru tanpa mengandalkan sumber pendanaan dari luar. Investor dapat
melihat kemampuan perusahaan membayar dividen dari informasi arus kas
tersebut.
Pradhono dan Yulius Jogi Christiawan (2004), dalam penelitiannya
memberi kesimpulan bahwa EVA tidak memiliki pengaruh yang signifikan
terhadap return yang diterima pemegang saham. Arus kas operasi mempunyai
pengaruh signifikan terhadap return yang diterima pemegang saham. Ninna
Daniati dan Suhairi (2006) dalam penelitiannya memberi kesimpulan bahwa arus
kas operasi dan size perusahaan mempunyai pengaruh yang berlawanan terhadap
expected return dan arus kas investasi mempuyai pengaruh yang signifikan
terhadap expected return. Wibowo (2005) dalam penelitiannya menemukan
bahwa EVA dan rasio profitabilitas tidak berpengaruh terhadap return pemegang
saham. Wibowo menggunakan sampel perusahaan manufaktur tahun 2001 – 2003.
Bila perusahaan mampu mengelola dana investor dengan baik dengan
meningkatkan permintaan investor yang mengharapkan adanya dividen yang
dibagikan dari laba tersebut. Adanya laba yang besar menunjukkan perusahaan
mampu menciptakan nilai bagi pemegang saham. Terciptanya nilai bagi
pemegang saham akan direspon dengan meningkatnya permintaan saham yang
akhirnya menaikkan harga saham. Dengan demikian kinerja yang positif,
memberi pengaruh yang positif bagi return saham.
Hasil pemeringkatan EVA terhadap 100 perusahaan yang dilakukan SWA
juga mendorong peneliti untuk melakukan penelitian ini. Hasil pemeringkatan
menunjukkan masih banyak perusahaan yang belum mampu menciptakan nilai
bagi pemegang saham. Sementara itu, IHSG mengalami pertumbuhan yang
didorong dengan kinerja perusahaan yang cukup baik. Peneliti tertarik untuk
meneliti apakah ada pengaruh EVA, MVA dan arus kas operasi terhadap return
yang diterima pemegang saham. Penelitian ini diberi judul “Pengaruh Economic
value added, Market Value Added Dan Arus Kas Operasi Terhadap Return
Saham”.
Bursa Efek Indonesia telah menjadi bagian penting dari berkembangnya
perekonomian Indonesia. Pasar modal dapat menjadi alternatif pendanaan bagi
perusahaan di Indonesia selain melalui perbankan. Kehadiran pasar modal juga
dapat dijadikan sarana berinvestasi bagi masyarakat selain investasi pada properti,
emas dan deposito.
Imbal hasil (return) investasi saham selama 2001 – 2006 mencapai
338,47%. Angka itu jauh di atas imbal hasil dari obligasi, pasar uang, emas, valuta
per tahun, dalam lima tahun instrumen itu hanya menghasilkan keuntungan
58,41%. Melonjaknya tingkat keuntungan investasi pada saham itu seiring dengan
kenaikan indeks harga saham gabungan (IHSG) Bursa Efek Jakarta yang
mencapai 360,6%. Pada akhir Desember 2001, indeks berada pada posisi 392,036,
sedangkan per akhir Desember 2006 menjadi 1.805,523. Berdasarkan penelitian
PT.Finansial Bisnis Informasi (FBI) per 28 Desember 2006, saham menjadi
pencetak return tertinggi untuk investasi jangka pendek dengan imbal hasil 5,78%
per bulan. Angka itu memang turun dibandingkan bulan sebelumnya. Namun,
untuk jangka waktu lima tahun, saham masih memberikan return yang lebih baik.
Pada kurun waktu sama, emas menjadi peraih return tertinggi kedua dengan imbal
hasil 97,51%, diikuti pasar uang 72,39%, dan deposito 58,41.
Selama tahun 2005, investasi di pasar saham memberi keuntungan
cukup besar bagi investor. Dari 332 saham yang sudah tercatat lebih setahun di
BEJ, sebanyak 163 saham (50,46 %) mampu memberi keuntungan berupa capital
gain selama setahun (29 Desember 2004 – 29 Desember 2005). Diantara 163
saham sebanyak 23 saham menghasilkan capital gain diatas 100 %. Saham Delta
Djakarta misalnya, pada 29 Desember 2004 diperdagangkan dengan harga Rp.
14.500, harga terus naik hingga menjadi Rp. 36.000 pada 29 Desember 2005, atau
mencetak capital gain 148 %. Begitu juga dengan perusahaan gas, pada 29
Desember 2004 harganya tercatat Rp. 1.900 per saham. Setahun kemudian
harganya naik menjadi Rp. 6.900 per saham. Berarti pemegang saham Perusahaan
menjualnya pada saat itu. Fakta tersebut menunjukkan daya tarik pasar modal di
Indonesia yang memberikan return berupa capital gain.
Return saham tidak hanya tercermin dari capital gain tapi juga ditambah
dengan dividen. Dividen merupakan bagian laba perusahaan yang dibagikan
kepada pemegang saham. Investor yang hanya berharap mendapatkan deviden
biasanya investor yang melakukan investasi saham untuk jangka panjang. Investor
perlu melakukan evaluasi atau analisis terhadap kinerja perusahaan. Dalam
Husnan (1993:12), salah satu proses investasi adalah evaluasi kinerja. Evaluasi
kinerja perlu dilakukan karena investasi di pasar saham juga mengandung resiko.
Investor melakukan analisis kinerja terhadap perusahaan untuk mengambil
keputusan dalam investasi saham, saham itu akan ia beli atau jual. Bapepam-LK
melalui keputusan Ketua Bapepam-LK no.KEP-134/BL/2006 mewajibkan kepada
emiten atau perusahaan publik untuk menyampaikan laporan tahunan, laporan
tahunan tersebut diantaranya adalah laporan keuangan. Analisis kinerja
perusahaan dapat dilakukan dengan memanfaatkan laporan keuangan. Informasi
laporan keuangan digunakan memiliki fungsi sebagai dasar pengambilan
keputusan, baik oleh investor maupun calon investor, sebagaimana dinyatakan
dalam Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan paragraf 9
dan paragraf 28 Standar Akuntansi Keuangan. Paragraf 9 menyatakan :
Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan – Standar
Akuntansi Keuangan, paragraf 28 menyatakan sebagai berikut :
Informasi posisi keuangan dan kinerja di masa lalu seringkali digunakan sebagai dasar untuk memprediksi posisi keuangan dan kinerja masa depan dan hal – hal lain yang langsung menarik perhatian pemakai, seperti pembayaran dividen dan upah, pergerakan harga sekuritas dan kemampuan perusahaan untuk memenuhi komitmennya ketika jatuh tempo.
Helfert (2001) dalam Pradhono (2004), membagi kinerja perusahaan dalam
tiga kategori, antara lain:
4. earning measures, yang mendasarkan pada accounting profit,seperti earning per share (EPS), return on investment (ROI), return on net assets
(RONA), return on capital on capital employed (ROCE), dan return on
equity (ROE),
5. cash flow measures, yang mendasarkan pada kinerja arus kas operasi,
seperti free cash flow, cash flow return on investment (CFROI),
6. value measures, yang mendasarkan kinerja berdasarkan nilai (value based management), seperti economic value added (EVA) dan market value added (MVA).
Bennet Stewart dan Joel M.Stern seorang analis keuangan dari perusahaan
Stern Stewart & Co memperkenalkan salah satu cara menilai kinerja perusahaan
yaitu Economic value added (EVA). Economic value added (EVA) adalah alat
ukur kinerja keuangan untuk memperhitungkan keuntungan ekonomis perusahaan
sebenarnya. EVA dapat diperhitungkan dengan laba bersih setelah pajak dikurang
biaya modal yang diinvestasikan. EVA yang bernilai positif berarti perusahaan
dianggap telah mampu menciptakan nilai bagi pemegang saham karena mampu
menghasilkan laba operasi diatas biaya modal.
EVA berbeda dengan perhitungan kinerja yang berbasis rasio. EVA
modal merupakan biaya yang dikeluarkan dalam rangka memperoleh modal untuk
menjalankan kegiatan operasionalnya sehingga tercapai tujuan perusahaan. Laba
operasi diatas biaya modal menunjukkan perusahaan telah mampu menciptakan
nilai bagi pemegang saham. Djawahir (2005) “makin besar value added yang
mereka (perusahaan) ciptakan, potensi keuntungan bagi investor juga makin
tinggi”.
SWA melakukan pemeringkatan terhadap 100 perusahaan publik pada tahun
2003 hingga 2006. Hasilnya ada 24 perusahaan mencetak EVA positif pada tahun
2003, 31 perusahaan pada tahun 2004, 56 perusahaan pada tahun 2005, dan 33
perusahaan pada tahun 2006. Hasil pemeringkatan ini menunjukkan bahwa masih
sedikit perusahaan publik dalam negeri yang mampu menciptakan nilai bagi
pemegang saham. Nilai bagi pemegang saham merupakan keuntungan yang ia
dapatkan atas investasi yang dilakukannya.
Laporan arus kas menyediakan informasi kegiatan perusahaan tentang
kegiatan operasi, investasi dan pembiayaan perusahaan atas dasar kas. Investor,
kreditor maupun pengguna laporan keuangan lainnya dapat menggunakan laporan
arus kas untuk menilai transaksi investasi dan pembiayaan yang melibatkan kas
maupun non kas, dan menilai kemampuan entitas menghasilkan arus kas dimasa
depan. Informasi arus kas operasi diungkapkan dalam laporan arus kas. Arus kas
operasi merupakan indikator kemampuan perusahaan untuk menghasilkan kas
untuk melunasi pinjaman, melakukan pembayaran dividen dan melakukan
melihat kemampuan perusahaan membayar dividen dari informasi arus kas
tersebut.
Pradhono dan Yulius Jogi Christiawan (2004), dalam penelitiannya
memberi kesimpulan bahwa EVA tidak memiliki pengaruh yang signifikan
terhadap return yang diterima pemegang saham. Arus kas operasi mempunyai
pengaruh signifikan terhadap return yang diterima pemegang saham. Ninna
Daniati dan Suhairi (2006) dalam penelitiannya memberi kesimpulan bahwa arus
kas operasi dan size perusahaan mempunyai pengaruh yang berlawanan terhadap
expected return dan arus kas investasi mempuyai pengaruh yang signifikan
terhadap expected return. Wibowo (2005) dalam penelitiannya menemukan
bahwa EVA dan rasio profitabilitas tidak berpengaruh terhadap return pemegang
saham. Wibowo menggunakan sampel perusahaan manufaktur tahun 2001 – 2003.
Bila perusahaan mampu mengelola dana investor dengan baik dengan
memperoleh laba sebesar – besarnya, maka akan menarik perhatian dan
meningkatkan permintaan investor yang mengharapkan adanya dividen yang
dibagikan dari laba tersebut. Adanya laba yang besar menunjukkan perusahaan
mampu menciptakan nilai bagi pemegang saham. Terciptanya nilai bagi
pemegang saham akan direspon dengan meningkatnya permintaan saham yang
akhirnya menaikkan harga saham. Dengan demikian kinerja yang positif,
memberi pengaruh yang positif bagi return saham.
Hasil pemeringkatan EVA terhadap 100 perusahaan yang dilakukan SWA
juga mendorong peneliti untuk melakukan penelitian ini. Hasil pemeringkatan
bagi pemegang saham. Sementara itu, IHSG mengalami pertumbuhan yang
didorong dengan kinerja perusahaan yang cukup baik. Peneliti tertarik untuk
meneliti apakah ada pengaruh EVA, MVA dan arus kas operasi terhadap return
yang diterima pemegang saham.
B. Perumusan Masalah
Perumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah economic value
added, market value added dan arus kas operasi berpengaruh terhadap return
saham baik secara simultan maupun parsial.
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah economic value
added, market value added dan arus kas operasi berpengaruh terhadap return yang
diterima pemegang saham baik secara simultan maupun parsial.
D. Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah bagi peneliti, investor, manajemen
perusahaan dan bagi peneliti selanjutnya.
1. Bagi peneliti, sebagai bahan masukan apabila dimintai pendapat mengenai
pengaruh EVA, MVA dan arus kas operasi terhadap return yang diterima
pemegang saham sebagai salah satu sumber informasi untuk mengambil
2. Bagi investor, salah satu sumber masukan informasi untuk mengambil
keputusan dalam kebijakan berinvestasi.
3. Bagi manajemen, dapat dijadikan masukan bagaimana menciptakan nilai
bagi perusahaan, sehingga memiliki daya tarik bagi investor.
4. Bagi peneliti selanjutnya, menjadi referensi dan dasar pengembangan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teoritis
1. Return pemegang saham
Return atau imbal hasil yang diperoleh pemegang saham bisa berupa capital
gain ataupun dividen. Capital gain diperoleh dari kegiatan jual beli saham.
Capital gain akan tercipta apabila terjadi kenaikan harga saham, dan capital loss
tercipta bila terjadi penurunan harga saham. Return merupakan hasil yang
diperoleh dari investasi. Return dapat berupa return realisasi yang sudah terjadi
atau return ekspektasi yang belum terjadi tetapi yang diharapkan terjadi di masa
yang akan datang. (Hartono,2003:107).
Investor akan mempertimbangkan tingkat imbalan yang diharapkannya
(expected return) dimasa yang akan datang untuk suatu investasi yang
diakukannya saat ini. Imbal hasil yang direalisasikannya belum tentu sesuai
dengan yang diharapkannya, ketidakpastian ini disebut resiko. Resiko dan return
mempunyai hubungan positif, semakin tinggi resiko semakin tinggi semakin
tinggi return yang dihasilkan, begitu pula sebaliknya (Hartono, 2003:144).
Return realisasi (realized return) dapat diukur dengan 3 cara.
a) Return total (total return), yaitu return keseluruhan dari suatu investasi
dalam suatu periode yang tertentu. Return total terdiri dari capital gain
(loss) dan yield. Capital gain (loss) merupakan selisih harga investasi
periodik terhadap harga investasi periode tertentu dari suatu investasi.
Yield saham merupakan persentase dividen terhadap harga saham periode
sebelumnya.
b) Return Relatip (relative return) yaitu return total return ditambah 1.
c) Return kumulatif (cumulative return) yaitu untuk mengukur akumulasi
return dari return awal.
IKK = KK0(1+R1)(1+R2)…(1+Rn)
IKK = indeks kemakmuran kumulatif
KK0 = kekayaan awal
Rt = return peruode t
2. Economic Value Added
EVA (Economic value added) adalah ukuran nilai tambah ekonomis (value
creation) yang dihasilkan perusahaan sebagai akibat dari aktifitas atau strategi
manajemen. EVA yang positif menandakan perusahaan berhasil menciptakan nilai
bagi pemilik modal karena perusahaan mampu menghasilkan tingkat penghasilan
yang melebihi tingkat biaya modalnya. Hal ini sejalan dengan tujuan untuk
bahwa nilai perusahaan menurun karena tingkat pengembalian lebih rendah
daripada biaya modalnya.
Definisi Economic value added (EVA) yang dikemukakan beberapa ahli
dalam Tunggal (2008:1) adalah sebagai berikut :
a. Anjar V. Thakor (2000, hal 9)
Economic Value (Also Called Economic value added) = Revenue – Direct cost (including taxes) – opportunity cost of using capital = after tax profit –opportunity cost of using capita,
b. S.David Young
EVA = NOPAT – Capital Charges
EVA is just another term for “Economic Profit”,
c. Glen Arnold (2000 : 23)
Economic value added (EVA was trademarked by Stern Stewart and Co.) is a variant of economic profit, which is the modern term for residual income. Economic profit for a period is the amount earned by business after deducting all operating expenses and a charge for the opportunity cost of capital employed,
d. Frank K. Reillly dan Keith C. Brown (2000: 831, 832 dan 1021)
Economic value added (EVA) is an internal management performance measure that compares net operating profit to total cost of capital. Indicates how profitable company projects are as sign of management performance,
e. Erich A. Helfert (2000 : 406)
Economic value added (EVA) represent a yardstick for measuring whether a business is earning above cost of capital of resources (capital base) it employs,
Kesimpulan dari definisi di atas adalah bahwa EVA merupakan laba operasi
setelah pajak dikurangi biaya modal. EVA merupakan salah satu ukuran
kemampuan manajemen untuk mengelola modal yang mereka peroleh dari
investor. Tunggal (2008 : 6) menyimpulkan definisi diatas:
1) EVA merupakan tujuan korporat untuk meningkatkan nilai (value) dari modal (capital) yang investor telah tanamkan dalam operasi usaha, 2) EVA merupakan selisih dari laba operasi bersih setelah pajak (Net
Operating After Tax) dikurangi dengan biaya modal (cost of capital),
Sebaliknya, apabila nilai EVA negatif, dinamakan distructing atau
destroying value.
Dalam Tunggal (2008:6):
Angka NOPAT dan Capital tidak dapat begitu saja diambil dari laba rugi perusahaan, karena ada beberapa penyesuaian. G.Bennet Stewart menamakannya equity equivalents. Equity equivalents merupakan penyesuaian nilai akuntansi menjadi nilai ekonomi. Nilai ekonomi merupakan nilai kas sebenarnya yang dikorbankan oleh investor dan yang mereka harapkan untuk mendapatkan return.
Stewart (1991) dalam Prahono (2004), Penyesuaian untuk NOPAT dan
capital base (invested capital) terutama dilakukan untuk:
a) operating lease expenses dimana semua transaksi sewa guna usaha, baik operating lease maupun capital lease, akan diperlakukan dengan cara
yang sama, yaitu mengakui adanya hutang atau modal yang diinvestasikan (invested capital),
b) biaya penelitian dan pengembangan, dimana semua pengeluaran yang berkaitan dengan penelitian dan pengembangan diperlakukan sebagai “successful efforts”, sehingga akan dikapitalisasi atau ditangguhkan selama periode tertentu,
c) biaya iklan dan promosi, dimana pengeluaran untuk iklan dan promosi ini juga diperlakukan sama dengan penelitian dan pengembangan di atas, karena juga dianggap bermanfaat pada periode yang akan datang,
d) penyesuaian nilai persediaan (LIFO), dimana penerapan perhitungan biaya persediaan berdasarkan LIFO akan menyebabkan nilai perusahaan yang terlalu rendah, yang kemudian pada gilirannya akan mengakibatkan modal yang diinvestasikan juga terlalu rendah,
e) pajak penghasilan ditangguhkan, dimana pajak penghasilan yang ditangguhkan seharusnya diabaikan karena bukan merupakan suatu biaya tunai,
f) amortisasi goodwill, dimana amortisasi goodwill periode berjalan dikeluarkan dari laporan laba rugi dan ditambahkan kembali ke modal yang diinvestasikan, untuk menghilangkan asumsi yang salah tentang masa manfaat aktiva,
g) provisi untuk piutang ragu-ragu, dimana provisi untuk piutang yang diragukan bersifat non tunai dan terlalu konservatif sehingga akan menyebabkan laba dan aktiva dicatat terlalu rendah.
EVA = NOPAT – Capital charges
Unsur – unsur EVA antara lain NOPAT dan cost of capital. Laba Operasi
Sesudah Pajak (NOPAT/ Net Operating Profit After Tax) merupakan sejumlah
laba perusahaan yang akan dihasilkan jika perusahaan tersebut tidak memiliki
utang dan tidak memiliki aset finansial. NOPAT dapat dihitung dengan rumus:
NOPAT = EBIT ( 1- Tarif Pajak)
Biaya modal (capital charges) adalah aliran kas yang dibutuhkan untuk
mengganti dana para investor atas resiko dari modal yang ditanamkannya.
(Tunggal, 2008 : 3). Formulanya adalah :
Capital charges = WACC x Invested Capital
(1) Biaya modal rata – rata (WACC)
WACC atau biaya modal rata – rata tertimbang adalah biaya ekuitas
dan biaya utang dikalikan presentase ekuitas dan utang dalam struktur
modal perusahaan. Dalam Houston (2006:484), WACC dihitung dengan
rumus :
WACC = WdKd (1 – T) + WpsKps + WcsKcs
a. Biaya Utang
Menurut Young (2001:150), biaya utang adalah tingkat sebelum
pajak yang dibayar perusahaan kepada pemberi pinjamannya. Jika
perusahaan memiliki beberapa sumber pembiayaan utang, masing –
masing dengan tingkat berbeda, biaya utang yang digunakan dalam
korporasi penting untuk tujuan WACC karena pembayaran bunga
adalah dapat memotong pajak.
Brigham dan Houston (2006:470), biaya utang setelah pajak, Kd(1
– T), digunakan untuk menghitung rata – rata tertimbang biaya modal,
dan merupakan tingkat suku bunga utang, Kd, dikurangi pajak yang
terjadi, karena bunga adalah pengurang pajak. Cara ini dirumuskan
dengan:
Kt = Kd (1 – T)
Alasan menggunakan biaya utang setelah pajak dalam
menghitung rata- rata tertimbang biaya modal adalah karena nilai
perusahaan yang ingin dimaksimalkan akan bergantung pada arus kas
setelah pajak, karena bunga adalah biaya yang dapat dikurangkan,
bunga akan memberikan pengurangan pajak yang mengurangi biaya
utang bersih(Eugene, 2006:470).
b. Biaya Ekuitas
CAPM merupakan model yang menggambarkan hubungan antara
resiko dengan tingkat pengembalian yang diharapkan. Rumus yang
digunakan adalah: (Husnan,1993:92)
E ( R ) = Rf + [ E (Rm) – Rf ]
E ( R ) adalah harapan pengembalian dari aktiva beresiko
manapun, Rf adalah pengembalian atas aktiva bebas resiko, dan
E(Rm) adalah harapan pengembalian atas pasar saham. merupakan
saham dengan pasar. Resiko ini berasal dari beberapa faktor
fundamental perusahaan dan karakteristik pasar saham perusahaan.
dapat dihitung dengan pendekatan regresi yang dirumuskan sebagai
berikut:
n = Jumlah observasi
x = Tingkat portofolio pasar (Rm)
y = Tingkat keuntungan saham individu (Ri)
Ri dihitung dengan menjumlahkan nilai return pasar selama 1
tahun sedangkan Rm dengan menjumlahkan tingkat keuntungan pasar.
it it-1 it
pasar dengan return bebas resiko yang artinya investor akan memiliki
tambahan sebesar risk premium atau dengan kata lain market risk
premium sebagai faktor tambahan resiko perusahaan. Penentuan
tingkat bunga bebas resiko (Rf) menggunakan rata – rata SBI 1 tahun.
(2) Modal yang diinvestasikan
Menurut Young (2006:39 ) modal yang diinvestasikan adalah jumlah
passiva yang tidak menanggung bunga (non interest bearing liabilities),
seperti utang upah yang akan jatuh tempo dan pajak jatuh tempo. Young
(2006:50), memformulasikan modal yang investasikan
= kelebihan kas + WRC + aktiva tetap
= total aktiva – kewajiban jangka pendek, tanpa mengandung bunga
= utang jangka pendek + utang jangka panjang + kewajiban jangka
panjang lain + ekuitas pemegang saham
Young (2006:50), modal yang diinvestasikan yang didefinisikan
sebagai jumlah kelebihan kas, WCR, dan aktiva tetap dinamakan
pendekatan operasi (operating approach) dan menjumlahkan dalam
bentuk pembiayaan dinamakan pendekatan keuangan (financing
approach). Young (2006:46), WCR (working capital requirement)
merupakan investasi bersih perusahaan dalam siklus operasi. WCR
dihitung dengan rumus:
WCR = (persediaan + piutang + aktiva lancar lain + kas operasi) – (utang +
biaya yang akan jatuh tempo + uang muka pelanggan)
3. Market Value Added
Sasaan utama dari kebanyakan perusahaan adalah untuk memaksimalkan
kekayaan pemegang saham. Sasaran ini tentu menguntungkan pemegang saham.
MVA sama dengan nilai perusahaan dikurang dengan nilai buku modal. Dalam
Tunggal (2008 : 12), MVA menyatakan seberapa besar kemakmuran yang
diciptakan atau dihilangkan oleh perusahaan. MVA menunjukkan berapa besar
saham, apabila ia menjual sahamnya pada saat itu. Dalam Houston (2006: 68),
MVA dihitung dengan rumus :
MVA = Nilai pasar saham – Ekuitas modal yang diberikan oleh
pemegang saham
MVA = (saham beredar)(harga saham) – Total ekuitas saham biasa
4. Arus kas operasi
Informasi arus kas berguna untuk menilai kemampuan perusahaan dalam
menghasilkan kas. Laporan arus kas melaporkan arus kas selama periode tertentu
dan diklasifikasikan menurut aktivitas operasi, investasi dan pendanaan. Aktivitas
operasi meliputi segala transaksi dan kejadian yang masuk dalam ketentuan laba
bersih. SAK No.2 paragraf 12:
Jumlah arus kas yang berasal dari aktivitas operasi merupakan indikator yang menentukan apakah operasi perusahaan dapat menghasilkan arus kas yang cukup untuk melunasi pinjaman, memelihara kemampuan operasi perusahaan, membayar dividen, dan melakukan investasi baru tanpa mengandalkan sumber pendanaan dari luar. Informasi mengenai unsur arus kas historis bersama dengan informasi lain, berguna dalam memprediksi arus kas operasi masa depan.
Informasi dalam laporan arus kas dapat membantu para pemegang saham,
kreditor, pihak lainnya untuk menilai hal – hal berikut:
a. Kemampuan entitas untuk menghasilkan arus kas dimasa depan
b. Kemampuan perusahaan membayar dividend an memenuhi
kewajibannya.
c. Penyebab perbedaan antara laba bersih dan arus kas bersih dari kegiatan operasi.
d. Transaksi investasi dan pembiayaan yang melibatkan kas dan non kas dalam suatu periode.
Pemegang saham dapat melihat kemampuan perusahaan untuk membayar
dividen atas saham yang dipegangnya serta dapat memprediksi arus kas operasi
perusahaan dimasa depan, yang berarti juga dapat memprediksi kemampuan
perusahaan membayar dividen dimasa depan.
B. Tinjauan penelitian terdahulu
Penelitian terdahulu yang berkaitan dengan return saham dapat dilihat pada
tabel berikut ini :
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu
Peneliti (Tahun) Judul Penelitian Variabel Kesimpulan
Pada Perusahaan
On Asset. signifikan terhadap return saham
LQ-45 Di Bursa Efek Jakarta
pengaruh.
Pradhono dan Yulius Jogi Cristiawan (2004) dalam penelitiannya yang
berjudul Pengaruh Economic value added, Residual Income, Arus Kas Operasi
dan Earnings terhadap Return yang Diterima oleh Pemegang Saham (studi pada
perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta). Penelitian ini
menghasilkan kesimpulan bahwa EVA dan Residual Income tidak mempunyai
pengaruh yang signifikan terhadap return yang diterima oleh pemegang saham,
dan earnings bersama arus kas operasi mempunyai pengaruh nyata terhadap
return yang diterima pemegang saham. Pradhono menggunakan sampel sebanyak
34 perusahaan manufaktur yang termasuk dalam sub kelompok consumers good
(barang kosumsi) dan pengujian dilakukan untuk periode 2000 – 2002.
I.G.K.A Ulupui (2005) menemukan variabel current ratio memiliki
pengaruh yang positif dan signifikan terhadap return saham satu periode ke
depan. Variabel return on asset berpengaruh positif dan signifikan terhadap return
saham satu periode ke depan. Variabel debt to equity rasio menunjukkan hasil
yang positif, tetapi tidak signifikan. Hal ini mengindikasikan bahwa rasio utang
tidak menyebabkan perubahan return saham satu tahun ke depan. Variabel total
asset turn over menunjukkan hasil yang negatif dan tidak signifikan. Sampel
dalam penelitian ini adalah perusahaan industri konsumsi.
Michell Suharli (2005) meneliti secara empiris terhadap faktor yang
mempengaruhi return (tingkat pengembalian) saham. Objek penelitian adalah
Efek Jakarta (BEJ) dengan periode laporan keuangan tahun 2001-2004. Return
saham dihitung dari persentase perubahan harga saham penutupan setiap akhir
tahun. Hasil penelitian menunjukkan, bahwa rasio hutang (DER) dan tingkat
risiko (beta) tidak memberikan pengaruh signifikan terhadap return saham.
Wibowo (2005) menganalisis pengaruh pengukuran kinerja dengan metode
tradisional dan metode EVA terhadap Return Saham pada perusahaan manufaktur
di Bursa Efek Jakarta. Sampel yang digunakan adalah perusahaan manufaktur
yang aktif di perdagangan Bursa Efek Jakarta dari tahun 2001-2003 dan selalu
membagikan deviden selama periode pengamatan. Penelitian ini menggunakan
variabel dependen Return Saham, sedangkan variabel independennya adalah
Economic Value Added (EVA), Return on Assets (ROA), dan Return on Equity
(ROE). Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa rasio profitabilitas dan EVA
tidak menunjukkan pengaruh yang signifikan.
Ninna Daniati dan Suhairi (2006) dalam penelitiannya yang berjudul
Pengaruh Kandungan Informasi Komponen Laporan Arus Kas, Laba Kotor, dan
Size Perusahaan terhadap Expected Return Saham (survey pada industri textile
dan automotive yang terdaftar di BEJ). Penelitiannya menggunakan sampel 34
perusahaan industri textile dan automotive yang terdaftar di BEJ. Penelitiannya
menghasilkan kesimpulan arus kas investasi, laba kotor dan size perusahaan
memiliki berhubungan terhadap expected return sedangkan arus kas operasi dan
arus kas pendanaan tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap expected
Hakim (2006) meneliti perbandingan kinerja keuangan perusahaan dengan
metode EVA, ROA, dan pengaruhnya terhadap return saham pada perusahaan
yang tergabung dalam indeks LQ- 45 di Bursa Efek Jakarta. Hasil penelitiannya
menunjukkan bahwa metode ROA memiliki pengaruh yang positif dan signufikan
terhadap Return Saham, sedangkan metode EVA tidak memiliki pengaruh.
C. Kerangka Konseptual Dan Hipotesis
1. Kerangka Konseptual
Kerangka konseptual penelitian ini dapat dilihat pada gambar berikut ini :
Gambar 2.1
Kerangka Konseptual Penelitian
Variabel Independen (X) Variabel Dependen (Y)
EVA
MVA
ARUS KAS OPERASI
Seseorang melakukan investasi saham adalah untuk mendapatkan keuntungan
berupa deviden atau keuntungan lain yaitu capital gain. Investasi saham juga
mengandung resiko. Resiko dan return mempunyai hubungan positif, semakin
tinggi resiko semakin tinggi semakin tinggi return yang dihasilkan, begitu pula
sebaliknya (Hartono,2003:144). Pemegang saham perlu melakukan analisis
kinerja terhadap perusahaan terlebih dahulu untuk menentukan kebijakan
investasinya, sehingga ia dapat mengambil keputusan investasi sesuai dengan
return yang diharapkannya (expected return) dan resiko yang ia toleransi.
Pemegang saham dapat memanfaatkan laporan keuangan sebagai sumber
informasi untuk menilai kinerja perusahaan.
Stern dan Stewart memperkenalkan EVA dan MVA sebagai salah satu cara
untuk menilai kinerja perusahaan. Stern dan Steward mengatakan EVA positif
berarti perusahaan telah mampu menciptakan nilai bagi pemegang saham. Nilai
bagi pemegang saham adalah keuntungan yang ia peroleh dari investasi saham itu.
Kemampuan perusahaan untuk menciptakan nilai pemegang saham akan
berdampak pada permintaan saham. Permintaan saham akan meningkatkan harga
saham yang berarti akan menciptakan return bagi pemegang saham. Perhitungan
kinerja melalui EVA perusahaan akan berusaha menghasilkan laba yang sebesar –
besarnya diatas biaya modal. Laba diatas modal menunjukkan keberhasilan
perusahaan menciptakan nilai bagi pemegang saham. Kemampuan perusahaan
menciptakan nilai akan menarik perhatian pemegang saham yang berharap adanya
MVA menunjukkan berapa besar kekayaan yang diciptakan oleh perusahaan.
MVA positif menunjukkan kemampuan perusahaan menciptakan kekayaan bagi
pemegang saham. Djawahir (2007:32) menyatakan value added yang makin besar
maka potensi keuntungan juga makin tinggi. Meningkatnya nilai MVA akan maka
potensi keuntungan pemegang saham juga makin tinggi.
Arus kas operasi merupakan indikator kemampuan perusahaan menghasilkan
kas untuk melunasi pinjaman dan membayar dividen kepada pemegang saham.
Adanya arus kas yang tersedia, menunjukkan tersedianya kas untuk membayar
dividen. Bagi investor yang melakukan investasi jangka panjang, dividen yang ia
dapatkan merupakan return atas investasi yang ia lakukan.
2. Hipotesis Penelitian
Adapun hipotesis yang diajukan dalam penelitian adalah economic value
added, market value added dan arus kas operasi berpengaruh terhadap return
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian asosiatif kausal yaitu
penilitian yang bertujuan untuk menganalisis hubungan antara satu variabel
dengan variabel lainnya. Hubungan antarvariabelnya bersifat kausalitas. “Desain
Kausal berguna untuk mengukur hubungan-hubungan antara variabel riset atau
berguna untuk menganalisis bagaimana suatu variabel mempengaruhi variabel
lain”. (Umar, 2003:63). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat
hubungan yang signifikan antara economic value added, market value added dan
arus kas operasi terhadap return saham. Variabel yang akan diteliti adalah EVA,
MVA dan AKO sebagai variabel independen (X) mempunyai hubungan yang
signifikan terhadap retrun saham sebagai variabel dependen (Y).
B. Populasi dan Sampel Penelitian
Menurut Sugiyono (2005:72), “Populasi adalah wilayah generalisasi yang
terdiri atas : obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu
yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya”. Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan yang masuk
dalam indeks LQ-45 Bursa Efek Indonesia periode Februari – Agustus 2008 yaitu
“Sampel adalah bagian dari jumlah karakteristik yang dimiliki oleh populasi
tersebut” (Sugiyono, 2005:73). Teknik penentuan sampel dalam penelitian ini
dilakukan dengan metode purposive sampling, yaitu teknik pengambilan sampel
dengan beberapa kriteria tertentu. Adapun kriteria yang ditentukan oleh penulis
adalah :
1) perusahaan tersebut masuk dalam indeks LQ-45 di BEI periode Februari –
Agustus 2008,
2) perusahaan tersebut telah terdaftar di BEI sebelum tahun 2004,
3) perusahaan tersebut melaporkan laporan keuangannya dalam mata uang
rupiah.
Tabel 3.1 Kriteria Sampel
No. Kriteria Sampel Jumlah
1) perusahaan tersebut masuk dalam indeks LQ-45 di BEI periode
Februari – Agustus 2008
45
2) perusahaan tersebut telah terdaftar sebelum tahun 2004 (7)
3) perusahaan yang melaporkan laporan keuangannya tidak dalam
mata uang rupiah
(2)
Jumlah sampel 36
Sumber: Penulis,2009.
Berdasarkan kriteria tersebut, penulis menetapkan sebanyak 36 sampel
perusahaan yang masuk dalam dalam indeks LQ-45. Daftar nama perusahaan
yang menjadi sampel dalam penelitian ini akan disajikan dalam Tabel 3.2 berikut
Tabel 3.2
15 BNII Bank Internasional Indonesia Tbk 16 BRPT Barito Pacific Tbk
17 BUMI Bumi Resources Tbk
18 CPIN Charoen Pokphand Indonesia Tbk 19 CTRA Ciput ra Development Tbk
20 ELTY Bakrieland Development Tbk 21 INDF Indofood Sukses Makmur Tbk 22 INKP Indah Kiat Pulp & Paper Tbk 23 ISAT Indosat Tbk
24 KIJA Kawasan Industri Jababeka Tbk 25 KLBF Kalbe farma Tbk
26 PGAS Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk 27 PNLF Panin Life Tbk
28 PTBA Tambang Batubara Bukit Asam Tbk 29 SMCB Holcim IndonesiaTbk
30 SULI Sumalindo Lestari Jaya Tbk 31 TBLA Tunas Baru Lampung Tbk
32 TINS Timah Tbk
33 TLKM Telekomunikasi Indonesia Tbk 34 UNSP Bakrie Sumatera Plantation Tbk 35 UNTR United Tractors Tbk
36 UNVR Unilever Indonesia Tbk Sumber : Penulis,2009.
Jenis data dalam penelitian ini adalah data sekunder, yaitu data yang
dikumpulkan oleh lembaga pengumpul data (Kuncoro,2003:127). Data yang
digunakan yaitu laporan keuangan tahunan dari setiap perusahaan yang
merupakan sampel penelitian tahun 2004-2007, SBI dan harga saham.. Data yang
dibutuhkan dalam penelitian adalah:
1. neraca,
2. laporan laba rugi,
3. laporan arus kas,
4. catatan atas laporan keuangan,,
5. SBI,
6. harga saham.
D. Metode Pengumpulan Data
Data yang digunakan adalah data eksternal yang didapat dari luar perusahaan.
Metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan metode
dokumentasi atas data sekunder berupa laporan keuangan masing-masing
perusahaan. Data dalam penelitian ini diperoleh dari situs resmi
finance.yahoo.com da
E. Defenisi Operasional dan Pengukuran Variabel Penelitian
Definisi operasional memberikan pengertian terhadap konstruk atau
diperlukan peneliti untuk mengukur. Variabel yang digunakan oleh penulis dalam
penelitian ini adalah variabel dependen dan variabel independen.
1. Variabel independen merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang
menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat)
variabel lain (Sugiyono, 2006 :3). Variabel independen dalam penelitian ini
ada 3.
a. Economic value added, adalah selisih antara adjusted NOPAT selama satu
tahun buku dan capital charge, yang didasarkan pada cost of capital
dikalikan dengan adjusted net operating assets. EVA diukur dengan
satuan Rupiah per lembar saham EVA disini sama dengan formula :
EVA = NOPAT – Cost of capital
b. Market Value Added, adalah selisih nilai pasar perusahaan dikurang nilai
buku perusahaan. MVA dihitung dengan rumus :
MVA = Nilai pasar saham – Ekuitas modal yang diberikan oleh
pemegang saham
MVA = (saham beredar)(harga saham) – Total ekuitas saham biasa
c. Arus kas operasi, adalah selisih bersih antara penerimaan dan pengeluaran
kas dan setara kas yang berasal dari aktivitas operasi selama satu tahun
buku, sebagaimana tercantum dalam Laporan Arus Kas. Arus kas operasi
diukur dengan satuan Rupiah per lembar saham.
2. Variabel dependen adalah variabel yang dipengaruhi atau menjadi akibat
dalam penelitian ini adalah return saham. Return saham adalah pengembalian
yang diterima oleh para pemegang saham atas investasi yang telah dilakukan,
yang bisa berupa dividen kas dan selisih perubahan harga saham (capital
gain/loss). Dividen kas yang digunakan adalah dividen yang dibagikan setelah
tanggal laporan keuangan tahunan dipublikasikan sampai dengan tanggal
publikasi laporan keuangan tahun berikutnya. Demikian juga dengan harga
saham, mengikuti tanggal publikasi laporan keuangan. Return diukur dengan
satuan persen. Penggunaan satuan persen untuk mengukur return bertujuan
menyetarakan (ekuivalensi) dari semua saham yang diobservasi, yang mana
saham-saham tersebut memiliki harga yang berbeda-beda. Dalam Hartono
(2003:9), return dihitung dengan rumus :
t t-1
Metode analisis data dalam penelitian ini adalah metode analisis statistik.
Pengujian dilakukan dengan menggunakan software statistik dan pengujian
dilakukan setelah uji asumsi klasik.
Pengujian dalam penelitian ini menggunakan model regresi linier berganda,
yaitu:
Dimana:
Y = return saham
= konstanta
X1 = EVA
X2 = MVA
X3 = Arus kas operasi
1,2,3 = koefisien regresi
e = error
Model persamaan yang baik adalah model yang memiliki sifat penduga
yang tidak bias, linear dan varian minimum (Nachrowi, 2006: 11). Sebelum
melakukan uji hipotesis, dilakukan pengujian asumsi klasik yang tujuannya untuk
mendapatkan model persamaan yang BLUE (Best Linear Unbiased Estimator).
1. Pengujian asumsi klasik
a. Uji Normalitas
Tujuan uji normalitas adalah untuk mengetahui apakah data dalam
bentuk distribusi normal atau tidak. Peneliti menggunakan uji
Kolmogorov Smirnov untuk menguji normalitas data. Apabila
probabilitas > 0,05, maka distribusi data normal dan dapat digunakan
regresi berganda.
b. Uji Heteroskedastisitas
Uji heterokedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model
regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan
ke pengamatan yang lain tetap maka disebut Homoskedastisitas,
demikian sebaliknya jika varians berbeda disebut Heteroskedastisitas.
Untuk mengetahui ada atau tidaknya heteroskedastisitas dalam model
regresi dapat dilihat pada grafik Scatterplot. Jika titik-titik dalam
grafik menyebar tidak membentuk pola tertentu (bergelombang,
melebar kemudian menyempit), serta tersebar baik di atas maupun di
bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.
Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi heteroskedastisitas,
sehingga model regresi layak dipakai untuk memprediksi variabel
dependen berdasarkan masukan variabel independennya.
c. Uji Autokorelasi
Uji ini bertujuan untuk menganalisis apakah dalam model regresi linier
ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan
tingkat kesalahan pada periode t-1. Auto korelasi muncul karena
observasi yang berurutan sepanjang tahun yang berkaitan satu dengan
yang lainnya, hal ini sering ditemukan pada time series.
Keputusan ada tidaknya autokorelasi adalah :
1) Bila nilai DW (Durbin Watson) terletak antara batas atas (DU) dan
4 – DU, maka koefisien autokorelasi sama dengan nol artinya tidak
ada autokorelasi.
2) Bila nilai DW < DL (batas bawah), maka koefisien autokorelasi
3) Bila nilai DW > 4- DL, maka koefisien autokorelasi lebih kecil dari
nol artinya ada autokorelasi negatif.
4) Bila nilai DW terletak antara DU dengan DL atau DW terletak
diantara 4-DU dan 4-DL, maka tidak ada kesimpulan.
d. Uji Multikoloniearitas
Uji ini bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan
adanya korelasi di antara variabel independen. Model regresi yang baik
seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen. Deteksi
adanya multikolinearitas dapat dilihat pada hasil Collinearity Statistics
pada tabel Coefficients. Pada Collinearity Statistics tersebut terdapat
nilai Variance Inflation Factor (VIF) dan Tolerance. Jika nilai VIF ada
di sekitar angka 1 dan nilai Tolerance mendekati angka 1, maka tidak
terjadi multikolonieritas.
2. Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesis dilakukan dengan uji-t dan uji-F. Uji –t dilakukan
untuk mengetahui signifikan tidaknya pengaruh masing – masing variabel
bebas terhadap variabel terikat, atau dengan kata lain untuk menguji
pengaruh variabel independen dan variabel dependen secara parsial.
Apabila t hitung menunjukkan nilai lebih besar dibandingkan dengan t
tabel, maka koefesien regresi variabel independen adalah signifikan.
Uji – F dilakukan untuk menguji pengaruh variabel EVA, MVA dan arus
kas operasi secara bersama – sama berpengaruh terhadap return saham
Hipotesis :
Ho: 1 = 2 = 3 = 0, tidak terdapat pengaruh yang signifikan dari variabel
– variabel independen secara bersama-sama terhadap variabel
dependennya.
Ha: 1 ≠ 2 ≠ 3 ≠ 0, terdapat pengaruh yang signifikan dari variabel
-variabel independen secara bersama-sama terhadap -variabel
dependennya.
Pada uji ini dilakukan uji satu sisi dengan tingkat signifikan sebesar 5%
untuk mendapatkan nilai F tabel, sedangkan untuk menarik kesimpulan
dari persamaan yang didapat digunakan pedoman sebagai berikut :
• Jika F hitung lebih kecil dari F tabel, atau terletak di daerah
penerimaan Ho, maka Ho diterima.
• Jika F hitung lebih besar dari F tabel, atau terletak di daerah
penolakan Ho, maka Ho ditolak.
G. Jadwal Penelitian
Jadwal penelitian ini akan disajikan pada tabel 3.3.
Tabel 3.3 Jadwal Penelitian
Tahapan Penelitian Maret April Mei Juni
Pengajuan Judul
Penyelesaian Proposal
Pengumpulan Data
Seminar Proposal
Penulisan Laporan
BAB IV
ANALISIS HASIL PENELITIAN
A. DATA PENELITIAN
Dalam bab ini penulis akan menganalisis data yang telah terkumpul. Data
yang telah dikumpulkan tersebut berupa laporan keuangan dari perusahaan LQ-45
yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta Periode Februari – Agustus 2008 tahun 2004
- 2007. Hasil pengolahan data berupa informasi untuk mengetahui hubungan
antara economic value added, market value added dan arus kas operasi terhadap
return saham. Sesuai dengan permasalahan dan perumusan model yang telah
dikemukakan, serta kepentingan pengujian hipotesis, maka teknik analisis yang
digunakan dalam penelitian ini meliputi analisis statistik.
Analisis statistik merupakan analisis yang mengacu pada perhitungan data
penelitian yang berupa angka-angka yang dianalisis dengan bantuan komputer
melalui program SPSS. Variabel penelitian yang telah terkumpul dari sumber data
yang telah dijelaskan pada bab tiga. Data variabel penelitian akan disajikan pada
lampiran yang menyajikan variabel economic value added, market value added,
arus kas operasi dan return saham.
Sampel yang memenuhi kriteria seperti yang diungkapkan dalam bab tiga
diperoleh sebanyak 36 perusahaan. Adapun perusahaan yang menjadi sampel
Tabel 4.1
15 BNII Bank Internasional Indonesia Tbk
16 BRPT Barito Pacific Tbk
17 BUMI Bumi Resources Tbk
18 CPIN Charoen Pokphand Indonesia Tbk
19 CTRA Ciput ra Development Tbk
20 ELTY Bakrieland Development Tbk
21 INDF Indofood Sukses Makmur Tbk
22 INKP Indah Kiat Pulp & Paper Tbk
23 ISAT Indosat Tbk
24 KIJA Kawasan Industri Jababeka Tbk
25 KLBF Kalbe farma Tbk
26 PGAS Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk
27 PNLF Panin Life Tbk
28 PTBA Tambang Batubara Bukit Asam Tbk
29 SMCB Holcim IndonesiaTbk
30 SULI Sumalindo Lestari Jaya Tbk
31 TBLA Tunas Baru Lampung Tbk
32 TINS Timah Tbk
33 TLKM Telekomunikasi Indonesia Tbk
34 UNSP Bakrie Sumatera Plantation Tbk
35 UNTR United Tractors Tbk
36 UNVR Unilever Indonesia Tbk
B. Analisis Hasil Penelitian
1. Analisis Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisa data
dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul
sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk
umum atau generalisasi (Sugiyono, 2005:142). Deskripsi suatu data dilihat dari
nilai rata-rata (mean), standar deviasi, maksimum, minimum. Berikut ini akan
dijelaskan hasil statistik deskriptif data keuangan dan variabel penelitian tahun
dari tahun 2004 - 2007.
Statistik deskriptif variabel penelitian dari sampel perusahaan selama periode
pengamatan 2004 sampai dengan tahun 2007 disajikan pada tabel 4.2 berikut ini
Tabel 4.2
Statistik Deskriptif Variabel Penelitian Descriptive Statistics
MVA 144 -2551.10 75874.15 4367.8353 10699.75633
AKO 144 -1510.94 4779.99 297.1052 666.89630
Valid N
(listwise) 144
Sumber : Hasil Olah Data SPSS oleh Penulis, 2009
Tabel 4.2 menunjukkan hasil output SPSS mengenai statistik deskriptif
sebanyak 144 (36 perusahaan selama 4 tahun). Dari tabel tersebut, dapat
dijelaskan statistik deskriptif masing-masing variabel, bahwa.
a. Variabel return saham memiliki nilai maksimum sebesar 5,70, nilai minimum
sebesar -0,70, nilai mean (rata-rata) sebesar 0,6183, dengan standar deviasi
sebesar 1,02581 dan jumlah sampel sebanyak 144.
b. Variabel EVA memiliki nilai maksimum sebesar 1396,96, nilai minimum
sebesar -751,04, nilai mean (rata-rata) sebesar 90,411, dengan standar deviasi
sebesar 268,90972 dan jumlah sampel sebanyak 144.
c. Variabel MVA memiliki nilai maksimum sebesar 75874, 15, nilai minimum
sebesar -2551,10, nilai mean (rata-rata) sebesar 4367,8353, dengan standar
deviasi sebesar 10699,75633 dan jumlah sampel sebanyak 144.
d. Variabel AKO memiliki nilai maksimum sebesar 4779,99, nilai minimum
sebesar -1510,94, nilai mean (rata-rata) sebesar 297,1052, dengan standar
deviasi sebesar 666,8963 dan jumlah sampel sebanyak 144.
2. Uji Asumsi Klasik
a. Uji Normalitas
Pengujian normalitas data dalam penelitian ini menggunakan uji statistik non
parametrik Kolmogorov-Smirnov (K-S) dengan membuat hipotesis :
H0 : data residual berdistribusi normal
Ha : data residual tidak berdistribusi normal
Apabila nilai signifikansinya lebih besar dari 0,05 maka H0 diterima,
Tabel 4.3
Uji Normalitas Sebelum Data Ditransformasi One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardiz ed Residual
N 144
Normal Parametersa Mean .0000000
Std. Deviation .98049743
Most Extreme Differences
Absolute .175
Positive .175
Negative -.139
Kolmogorov-Smirnov Z 2.102
Asymp. Sig. (2-tailed) .000
a. Test distribution is Normal.
Sumber: data yang diolah penulis,2009
Dari hasil pengolahan data tersebut, besarnya nilai Kolmogorov-Smirnov
adalah 2,102 dan signifikan pada 0,000 maka disimpulkan data tidak terdistribusi
secara normal karena p = 0,000 < 0,05. Menurut Situmorang (2008:62), ada
beberapa cara yang dapat dilakukan jika data menyebar secara tidak normal.
Diantaranya melakukan transformasi data menjadi bentuk Logaritma natural (Ln).
Oleh karena itu, penulis memutuskan untuk melakukan transformasi data
terhadap semua variabel menjadi bentuk Logaritma natural (Ln), agar
variabel-variabel dalam penelitian ini memenuhi asumsi normalitas. Setelah itu, dilakukan
Hasil output SPSS pengujian normalitas setelah transformasi data akan
disajikan pada tabel 4.3 berikut ini:
Tabel 4.3
Hasil uji normalitas setelah transformasi
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardiz ed Residual
N 49
Normal Parametersa Mean .0000000
Std. Deviation .95134228
Most Extreme Differences
Absolute .125
Positive .085
Negative -.125
Kolmogorov-Smirnov Z .872
Asymp. Sig. (2-tailed) .432
a. Test distribution is Normal. Sumber : data diolah penulis, 2009.
Berdasarkan hasil pengujian K-S diatas, nilai K- S yang diperoleh adalah
0,872, dan signifikan pada 0,432, sehingga dapat disimpulkan bahwa data
terdistribusi normal dimana nilai p lebih besar dari 0,05 (p=0,432 > 0,05). Dengan
demikian secara keseluruhan bahwa nilai observasi telah terdistribusi normal.
Pada grafik histogram, dapat dilihat bahwa distribusi data tidak menceng
(skewnes) ke kiri atau ke kanan. Pada grafik normal plot, dapat dilihat titik – titik
menyebar disekitar garis diagonal dan agak mendekati garis diagonal sehingga
dapat disimpulkan data berdistribusi normal.
Dalam penelitian ini, untuk mendeteksi ada tidaknya gajala multikolonieritas
adalah dengan melihat besaran korelasi anatara variabel independen dan besarnya
tingkat kolonieritas yang masih dapat ditolerir, yaitu Tolerance > 0,10 dan
Variance Inflation Factor (VIF) < 10. Berikut disajikan tabel hasil pengujian: Tabel 4.5
a. Dependent Variable: LN_RETURN_SAHAM Sumber : Data yang diolah penulis, 2009.
Hasil pengujian menunjukkan angka tolerance untuk LN_EVA lebih besar
dari 0,1 (0,678 > 0,1), LN_MVA lebih besar dari 0,1 (0,776 > 0,1) dan LN_AKO
lebih besar dari 0,1 (0,568 > 0,1). Angka VIF untuk LN_EVA lebih kecil dari 10
(1,476 < 10), LN_MVA lebih kecil dari 10 (1,288 < 10 ) dan LN_AKO lebih kecil
dari 10 (1,760 < 10 ).Berdasarkan hasil pengujian tersebut diperoleh kesimpulan
tidak terdapat multikolonieritas. Hasil ini menunjukkan tidak ada hubungan antar
variabel bebas (independen).
Tingkat korelasi antar variabel bebas antara LN_EVA terhadap LN_MVA