BAB V
SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI
A. Simpulan
Usaha kesehatan sekolah diselenggarakan untuk meningkatkan
kemampuan hidup sehat peserta didik dalam lingkungan hidup sehat sehingga
peserta didik dapat belajar, tumbuh dan berkembang secara harmonis menjadi
sumber daya manusia yang berkualitas. Penyelenggaraan usaha kesehatan di
sekolah sudah menjadi kebijakan Pemerintah yang harus dilaksanakan di
sekolah-sekolah sebagai wujud tanggung jawab lembaga pendidikan dalam
mempersiapkan generasi penerus bangsa yang cerdas dan sehat secara holistik.
Hasil penelitian yang berfokus pada penyelenggaraan usaha kesehatan
peserta didik sekolah dasar dengan melihat proses manajemen yang dilakukan
dalam upaya mendukung pencapaian prestasi peserta didik secara optimal
menunjukkan bahwa penyelenggaraan usaha kesehatan bagi peserta didik
Sekolah Dasar di Kota Sukabumi dapat terlaksana sebagai akibat dari
konsistensi Pemerintah Daerah terhadap implementasi kebijakan baik secara
organisasional melalui koordinasi antar institusi maupun secara operasional
yang dilaksanakan di sekolah-sekolah. Secara khusus temuan hasil penelitian
adalah sebagai berikut:
1. Penyelenggaraan usaha kesehatan bagi peserta didik di sekolah
merupakan implementasi dari kebijakan yang telah ditetapkan oleh
Pemerintah secara terpusat. Pemerintah daerah memiliki otonomi dalam
menetapkan kebijakan daerah terkait penyelenggaraan usaha kesehatan di
2. Keberhasilan penyelenggaraan usaha kesehatan bagi peserta didik di
sekolah sangat tergantung dari proses manajemen yang dikembangkan di
sekolah, mulai dari perencanaan, pengorganisasian,
pelaksanaan/penggerakkan, dan pengendalian kegiatan usaha kesehatan di
sekolah secara berkesinambungan.
a. Perencanaan yang baik dan terarah dapat menentukan tingkat
keberhasilan program usaha kesehatan di sekolah. Ketidakjelasan
indikator hasil dalam perencanaan berdampak pada kesulitan dalam
menetapkan tingkat keberhasilan program.
b. Pengorganisasian yang tepat membantu kelancaran penyelenggaraan
program usaha kesehatan di sekolah. Ketersediaan sumber daya
manusia yang memadai serta kesiapan seluruh unsur sekolah dalam
mendukung pelaksanaan program usaha kesehatan di sekolah sangat
menentukan keberhasilan program.
c. Keberhasilan pelaksanaan program usaha kesehatan di sekolah
tergantung pada kepemimpinan Kepala Sekolah dan komitmen seluruh
unsur sekolah untuk mendukung pelaksanaan program.
d. Pengendalian program usaha kesehatan di sekolah dilaksanakan
dengan upaya pengawasan, evaluasi dan penilaian. Kelemahan dalam
menetapkan program kerja beserta indikator keberhasilan berdampak
pada kesulitan dalam menilai keberhasilan program serta menetapkan
tindak lanjut program.
3. Koordinasi lintas institusi dalam penyelenggaraan usaha kesehatan bagi
peserta didik di sekolah dimotori dan digerakkan oleh Pemerintah Daerah
4. Penyelenggaraan usaha kesehatan peserta didik di sekolah didanai oleh
Pemerintah. Sekolah memiliki otoritas dalam mengelola dan
mengusahakan pendanaan usaha kesehatan peserta didik di sekolah.
5. Penggunaan sistem informasi manajemen kesehatan peserta didik
(SIMKesdik) di sekolah membantu dalam proses pengendalian data
kesehatan peserta didik secara berkesinambungan mulai dari pengumpulan
data, pendokumentasian, pelaporan dan pengambilan keputusan untuk
tindak lanjut kegiatan usaha kesehatan peserta didik di sekolah.
6. Dampak dari usaha kesehatan bagi peserta didik di sekolah terlihat secara
nyata dari pemantauan kesehatan peserta didik secara periodik, perubahan
perilaku hidup sehat, peningkatan pengetahuan akan kesehatan, dan
lingkungan sekolah tetap bersih dan sehat yang kesemuanya akan
berdampak bagi peningkatan derajat kesehatan dan mendukung
pencapaian prestasi belajar peserta didik.
Berdasarkan hasil penelitian tersebut maka peneliti merekomendasikan
model hipotetik untuk menjawab berbagai temuan penelitian yang dirasakan
masih perlu mendapat perhatian dalam pelaksanaan proses manajemen
kesehatan peserta didik di sekolah. Model hipotetik manajemen kesehatan
peserta didik di sekolah dasar yang diajukan merupakan alternatif dari
manajemen kesehatan peserta didik di Sekolah Dasar mulai dari penetapan
kebijakan, penyelenggaraan secara operasional di sekolah, dan dampak
penyelenggaraan terhadap peningkatan derajat kesehatan peserta didik secara
holistik. Pengajuan model hipotetik dari penelitian ini diharapkan dapat
memberi masukan untuk meningkatkan kualitas pengelolaan usaha
kesehatan bagi peserta didik di sekolah sehingga mampu meningkatkan
derajat kesehatan peserta didik yang akhirnya berdampak pada peningkatan
Model manajemen usaha kesehatan peserta didik di sekolah akan berjalan
dengan baik apabila seluruh fungsi dari proses manajemen mulai dari
perencanaan sampai pengendalian dilaksanakan secara berkesinambungan.
Perencanaan pengelolaan usaha kesehatan peserta didik mengacu pada
kebijakan yang ditetapkan pemerintah dalam penyelenggaraan usaha
kesehatan di sekolah yang selanjutnya dijabarkan ke dalam strategi di sekolah
sesuai dengan karaketristik dan kebutuhan kesehatan peserta didik secara
spesifik. Perencanaan menghasilkan rumusan program yang terarah (terukur)
sebagai indikator keberhasilan untuk mencapai tujuan yang diharapkan.
Dengan program yang terarah pada pencapaian tujuan maka sekolah
menetapkan anggaran sesuai dengan kebutuhan program usaha kesehatan
peserta didik secara holistik yang terdiri dari tiga kelompok program yaitu
pendidikan kesehatan, pelayanan kesehatan dan pembinaan lingkungan
sekolah sehat.
Pengorganisasian dalam manajemen kesehatan peserta didik di sekolah
adalah memberdayakan semua unsur yang berkontribusi dalam
penyelenggaraan usaha kesehatan peserta didik di sekolah baik dari
lingkungan internal sekolah maupun dari institusi lain di luar sekolah. Salah
satu upaya terobosan yang akan mampu mengungkit pengembangan usaha
kesehatan di sekolah adalah dengan menempatkan tenaga kesehatan
profesional purnawaktu di sekolah yang akan mengelola pelayanan dan
promosi kesehatan secara paripurna bagi peserta didik dan staf pendidikan
yang ada di sekolah.
Program usaha kesehatan peserta didik di sekolah terdiri dari pendidikan
kesehatan, pelayanan kesehatan, dan pembinaan lingkungan sekolah sehat
pelaksanaan program usaha kesehatan peserta didik sangat dipengaruhi oleh
kepemimpinan Kepala Sekolah dalam mengkomunikasikan, memotivasi dan
menggerakkan semua unsur yang terlibat untuk secara aktif melaksanakan
kegiatan sesuai program yang ditetapkan dan mengambil keputusan yang tepat
dalam pelaksanaan kegiatan. Keberhasilan pelaksanaan juga dipengaruhi oleh
komitmen organisasi sekolah untuk menyelaraskan kinerja, psikologikal dan
kapasitas untuk belajar dan berubah dari semua unsur yang ada di lingkungan
sekolah.
Pengendalian dalam manajemen kesehatan peserta didik di sekolah
dilaksanakan untuk memastikan dan menilai proses manajemen dilaksanakan
sesuai dengan target yang telah ditetapkan. Fungsi pengendalian dalam
penyelenggaraan usaha kesehatan peserta didik di sekolah meliputi kegiatan
monitoring, evaluasi, pencatatan dan pelaporan. Proses pengendalian pada
dasarnya terjadi di semua tahapan proses manajemen dari mulai perencanaan,
pengorganisasian, pelaksanaan dan penilaian. Oleh karena itu, untuk
kepentingan pengendalian perlu didukung oleh keberadaan sistem informasi
manajemen kesehatan yang menyediakan data dan informasi kesehatan peserta
didik secara lengkap, berkelanjutan, akurat dan real time. Sistem informasi
manajemen kesehatan peserta didik akan mempermudah pencatatan,
pendokumentasian, pengolahan data dan pelaporan kesehatan peserta didik
untuk kepentingan pengambilan keputusan yang tepat untuk meningkatkan
dan mengembangkan upaya kesehatan peserta didik di sekolah.
B. Implikasi Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan, maka implikasi dan
1. Implikasi terhadap Teori dan Penelitian Selanjutnya
Hasil penelitian tentang proses manajemen kesehatan peserta didik
Sekolah Dasar di Kota Sukabumi ini berimplikasi dalam memperkuat ilmu
Administrasi Pendidikan khususnya dalam memahami konsep tatakelola
terkait penyelenggaraan suatu program di lembaga pendidikan yang
melibatkan berbagai unsur internal dan eksternal yang terintegrasi.
Program di sini adalah program usaha kesehatan peserta didik di sekolah,
dimana program ini merupakan salah satu program pengembangan
manajemen sekolah yang akan menunjang peningkatan prestasi belajar
peserta didik secara optimal.
Hasil penelitian diharapkan dapat menjadi dasar untuk penelitian
selanjutnya terkait dengan efektivitas model pengembangan manajemen
kesehatan peserta didik di sekolah, dampak model pengembangan terhadap
berbagai variabel yang terkait dengan usaha kesehatan peserta didik di
sekolah, serta bagaimana penerapan model pengembangan manajemen
pada berbagai tingkatan sekolah dari mulai Pendidikan Usia Dini sampai
Sekolah Menengah Tingkat Atas (SMA)
2. Implikasi terhadap Aspek Kebijakan
Hasil penelitian berimplikasi dalam implementasi UU RI Nomor 20
Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional khususnya pasal 36 yang
menyatakan bahwa Kurikulum pendidikan harus memperhatikan
peningkatan potensi, kecerdasan dan minat serta pasal 45 bahwa setiap
satuan pendidikan menyediakan sarana dan prasarana yang memenuhi
keperluan pendidikan sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangan
potensi fisik, kecerdasan intelektual, sosial, emosional, dan kejiwaan
hasil penelitian ini bahwa dengan proses manajemen yang memadai
sekolah dapat menjadi tempat yang kondusif untuk membentuk generasi
penerus bangsa yang sehat dan berkualitas sesuai dengan cita-cita Bangsa
Indonesia.
Hasil penelitian berimplikasi dalam mendukung implementasi UU
Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan, khususnya pasal 45 ,46, 47, dan
79 yang menyatakan bahwa kesehatan sekolah diselenggarakan untuk
meningkatkan kemampuan hidup sehat peserta didik dalam lingkungan
hidup sehat sehingga peserta didik dapat belajar, tumbuh, dan berkembang
secara harmonis dan setinggi-tingginya menjadi sumber daya manusia
yang berkualitas. Kesehatan sekolah diselenggarakan melalui sekolah
formal dan informal. Melalui penelitian ini maka dibuktikan bahwa
dengan proses manajemen yang memadai dan terintegrasi
penyelenggaraan usaha kesehatan bagi peserta didik di sekolah dapat
dilaksanakan secara optimal dalam upaya mendukung kesiapan peserta
didik dalam mengikuti proses pembelajaran di sekolah.
Hasil penelitian berimplikasi dalam implementasi koordinasi antara
empat Kementerian yang tertuang dalam SKB 4 Menteri yaitu Menteri
Pendidikan Nasional, Menteri Kesehatan, Menteri Agama, dan Menteri
Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 6/X/PB/2014; Nomor 73 Tahun
2014; Nomor 41 Tahun 2014; Nomor 81 Tahun 2014 tentang Pembinaan
dan Pengembangan Usaha Kesehatan Sekolah/Madrasah. Hasil penelitian
berimplikasi dalam memperkuat jalur komunikasi antar institusi untuk
lebih meningkatkan koordinasi dalam penyelenggaraan usaha kesehatan
peserta didik di sekolah terutama melalui pengembangan sistem informasi
Hasil penelitian berimplikasi pada penyempurnaan implementasi
Pedoman Pelaksanaan UKS di Sekolah (2014) dan Pedoman Pembinaan
dan Pengembangan UKS (2012) yang diterbitkan oleh Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar,
khususnya dalam meningkatkan kemampuan sekolah untuk melaksanakan
proses manajemen usaha kesehatan peserta didik di sekolah yang didukung
oleh pengembangan sistem informasi manajemen kesehatan peserta didik
(SIMKesdik) untuk kepentingan pemenuhan kesehatan peserta didik
secara holistik.
3. Implikasi terhadap Pemerintah Daerah Kota Sukabumi
Hasil penelitian berimplikasi terhadap Pemerintah Daerah Kota
Sukabumi dalam menetapkan kebijakan daerah terkait penyelenggaraan
usaha kesehatan bagi peserta didik di sekolah. Penetapan model hipotetik
berdasarkan hasil penelitian dapat dipertimbangkan untuk diberlakukan di
semua sekolah mulai Sekolah Dasar dan Menengah yang ada di Kota
Sukabumi untuk meningkatkan kualitas kesehatan peserta didik di Kota
Sukabumi secara keseluruhan.
4. Implikasi terhadap Pengelola Lembaga Pendidikan (Sekolah Dasar)
Hasil penelitian berimplikasi pada perubahan dan pengembangan
konsep pengelolaan lembaga pendidikan terkait dengan proses
manajemen kesehatan peserta didik di sekolah yang dilaksanakan secara
koordinatif dan integratif. Hasil penelitian membuka kenyataan bahwa
sekolah bukan hanya sebagai sarana untuk terlaksananya pelayanan
kesehatan dari petugas kesehatan Puskesmas, tetapi sekolah merupakan
dalam upaya meningkatkan kesiapan peserta didik dalam mengikuti
aktivitas pendidikan di sekolah. Hasil penelitian membuktikan bahwa
peran kepemimpinan Kepala Sekolah dalam memotivasi, menggerakkan
dan mengerahkan sumber daya yang dimiliki sekolah untuk melaksanakan
usaha kesehatan bagi peserta didik di sekolah menjadi motor penggerak
dalam keterlaksanaan program serta komitmen seluruh unsur yang ada di
sekolah menjadi penentu keberhasilan penyelenggaraan usaha kesehatan
peserta didik di sekolah.
5. Implikasi terhadap Puskesmas
Hasil penelitian memberikan implikasi bagi pelaksanaan pelayanan
kesehatan yang dilakukan oleh Puskesmas. Puskesmas akan lebih fokus
pada upaya pelayanan kesehatan peserta didik di sekolah melalui upaya
preventif, promotif, kuratif dan rehabilitatif sesuai dengan kebutuhan
kesehatan peserta didik. Hasil penelitian memberikan gambaran kriteria
petugas kesehatan yang dibutuhkan dalam pelaksanaan usaha kesehatan
bagi peserta didik di sekolah.
6. Implikasi terhadap Peserta didik dan Orang Tua Peserta didik
Hasil penelitian berimplikasi terhadap peserta didik dan orang tua
peserta didik tentang manfaat program usaha kesehatan peserta didik di
sekolah yang secara langsung diterima oleh peserta didik selama
bersekolah di lembaga pendidikan melalui pemantauan status kesehatan
secara berkala, pendidikan kesehatan dan pembinaan hidup sehat yang
C. Rekomendasi Hasil Penelitian
Berdasarkan pembahasan hasil penelitian, maka peneliti
merekomendasikan model manajemen usaha kesehatan peserta didik di
sekolah dasar sebagai berikut :
Pertama, Pemerintah Daerah, dalam hal ini diwakili oleh Tim Pembina UKS
tingkat Kota dan Kecamatan diharapkan dapat mengakomodasi adanya
pedoman manajemen usaha kesehatan bagi peserta didik di sekolah sesuai
dengan keunggulan dan potensi yang dimiliki daerah saat ini untuk dijadikan
acuan pelaksanaan pengelolaan di setiap sekolah yang ada di Kota Sukabumi,
termasuk di dalamnya adalah pedoman yang mengatur pendanaan yang lebih
jelas untuk setiap sekolah sesuai kebutuhan serta pedoman yang mengatur
ketersediaan SDM profesional (petugas kesehatan profesional) yang siap
melaksanakan tugas sebagai tenaga kesehatan purna waktu di sekolah-sekolah.
Kedua, Tim Pembina UKS tingkat Kota dan Kecamatan diharapkan dapat
mengakomodasi pengembangan sistem informasi manajemen kesehatan
peserta didik sebagai perangkat yang mendukung keberhasilan proses
manajemen usaha kesehatan bagi peserta didik di setiap sekolah dan
mengintegrasikan penyelenggaraan usaha kesehatan peserta didik di
sekolah-sekolah secara berkesinambungan.
Ketiga, Tim Pelaksana UKS di Sekolah yang dipimpin oleh Kepala Sekolah
diharapkan dapat mengembangkan keterampilan manajemen usaha kesehatan
di sekolah seperti model hipotetik yang diajukan, sehingga menghasilkan
kinerja yang optimal dalam upaya kesehatan bagi peserta didik secara khusus,
dan umumnya bagi kualitas pendidikan secara keseluruhan di sekolah. Oleh
dan semua unsur yang terlibat dalam pengelolaan usaha kesehatan peserta
didik di sekolah perlu mendapatkan penyegaran dan pelatihan konsep
manajemen khususnya yang terkait usaha kesehatan bagi peserta didik di
sekolah.
Keempat, koordinasi lintas institusi yang diprakarsai oleh Pemerintah Daerah
(Tim Pembina UKS Kota dan Kecamatan) hendaknya diselaraskan dengan
kebutuhan setiap sekolah dalam memenuhi kebutuhan kesehatan peserta didik
secara holistik. Oleh karena itu sekolah perlu menyusun program usaha
kesehatan sekolah yang memberikan peluang seluas-luasnya bagi keterlibatan
berbagai pihak yang potensial untuk mendukung keberhasilan
penyelenggaraan usaha kesehatan peserta didik secara holistik di sekolah.
Kelima, penyelenggaraan usaha kesehatan peserta didik di sekolah tidak
terlepas dari kebutuhan pembiayaan/pendanaan. Secara otonomi, Kepala
Sekolah mengelola keuangan usaha kesehatan sekolah sesuai dengan program
yang sudah ditetapkan. Oleh karena itu program usaha kesehatan sekolah
perlu diperinci dengan anggaran yang jelas, sehingga setiap program dapat
dipertanggungjawabkan dengan benar.
D. Keterbatasan Penelitian
Berdasarkan proses penelitian yang telah dilaksanakan serta hasil penelitian
yang diperoleh, maka peneliti merasa bahwa penelitian yang dilakukan masih
kurang sempurna mengingat beberapa keterbatasan berikut ini :
1. Peneliti melaksanakan penelitian kualitatif berdasarkan hasil wawancara,
observasi langsung di lapangan dan studi dokumentasi. Beberapa
melaksanakan wawancara kepada para nara sumber yang sudah ditetapkan
dengan ketersediaan waktu dan kesempatan dari para nara sumber yang
terbatas, walaupun secara esensi peneliti memperoleh gambaran secara
menyeluruh terhadap data yang diperlukan dalam penelitian ini. Untuk
memperoleh gambaran pelaksanaan secara nyata Peneliti melaksanakan
obervasi di tiga sekolah dasar, hal ini dianggap keterbatasan penelitian
karena Peneliti hanya memperoleh data yang saling melengkapi dari
kondisi dan situasi di ketiga sekolah tersebut.
2. Untuk melengkapi data penelitian, peneliti tidak menemukan laporan
pelaksanaan kegiatan usaha kesehatan di sekolah secara lengkap yang
meliputi pendidikan kesehatan, pelayanan kesehatan dan pembinaan
lingkungan sekolah sehat yang didokumentasikan oleh sekolah sehingga
peneliti tidak bisa menilai ketercapaian program secara lengkap yang
sudah dilaksanakan selama ini. Laporan kegiatan yang diperoleh terbatas
pada hasil pemeriksaan kesehatan yang dibuat oleh Puskesmas, hasil
wawancara, foto-foto dokumentasi kegiatan, laporan LSS, piagam
penghargaan, dan bukti fisik sarana dan prasarana UKS di sekolah.
3. Penelitian tidak sampai kepada penilaian efektivitas dan efisiensi
implementasi model manajemen usaha kesehatan peserta didik di sekolah,
mengingat keterbatasan waktu penelitian. Diharapkan ada lanjutan
penelitian untuk menguji sejauhmana efektivitas dan efisiensi model
manajemen usaha kesehatan bagi peserta didik di sekolah yang diterapkan