Bisri Musthofa, 2016
IMPLEMENTASI PEND EKTAN BERMAIN D ALAM PEMBELAJARAN AKTIVITAS BERLARI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Gerak berlari merupakan salah satu gerak dasar manusia. Menurut
Sukintaka (1992, hlm. 53) “Lari merupakan pengembangan berjalan, dan
mempunyai sifat khusus, ialah badan pada suatu saat tidak ada kontak dengan
tanah atau tidak bertumpu pada tanah. Tentu saja pada saat melayang atau tidak
ada kontak dengan tanah ini, badan dalam keadaan yang kurang stabil”. Dikatakan
sebagai pengembangan berjalan karena lari merupakan gerak berjalan yang
dilakukan secara cepat. Jadi, kalimat pengembangan berjalan dapat diartikan
bahwa berjalan dan berlari itu adalah gerak dasar berjalan yang di percepat dari
satu titik ke titik lainnya.
Gerak berlari digunakan oleh manusia untuk mencapai tujuan – tujuan
yang sederhana sampai kepada tujuan – tujuan yang lebih kompleks. Gerak lari
yang digunakan dalam mencapai tujuan yang sederhana misalnya ketika
digunakan dan dibutuhkan untuk menyelamatkan diri, berburu makanan atau
digunakan ketika bermain dengan temannya menggunakan salah satu gerak.
Gerak berlari di gunakan manusia untuk tujuan – tujuan yang lebih kompleks,
misalnya untuk memenuhi derajat kesehatan. Intensitas dan volume yang tepat
dapat meningkatkan kebugaran jasmani, berlari yang teratur dengan porsi tertentu
serta dilakukan secara berkelanjutan akan baik untuk kesehatan. Dengan berlari
daya tahan kardiovaskular akan meningkat, meningkatkan daya tahan serta
menjaga kebugaran jasmani agar tetap baik. Selain itu aktivitas berlari juga akan
membentuk otot-otot menjadi lebih baik. Contoh yang lain misalnya ketika berlari
sebagai sesuatu yang di tujukan untuk memperoleh prestasi dan prestise yang
lebih tinggi, dalam hal ini untuk memperoleh prestasi yang lebih tinggi dari
tinggkat daerah sampai ke tinggkat nasional bahkan sampai tinggkat dunia,
kecepatan lari menjadi penentu utama sebagai memperoleh hasil.
Aktivitas berlari juga dilakukan untuk tujuan prestasi, memerlukan
proses latihan sesuai dengan prinsip – prinsip dan metode latihan yang baik dan
benar. Aktivitas berlari dalam olahraga atletik misalkan lari jarak jauh (marathon)
Bisri Musthofa, 2016
IMPLEMENTASI PEND EKTAN BERMAIN D ALAM PEMBELAJARAN AKTIVITAS BERLARI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
memerlukan kecepatan. Jadi, dalam aktivias berlari dalam memperoleh prestasi itu
hanya dilakukan oleh beberapa orang, sedangkan secara menyeluruh untuk semua
orang bahwa berlari merupakan kebutuhan dasar manusia, baik dalam rangka
tujuan yang sederhana sampai tujuan yang lebih kompleks.
Begitu pentingnya gerak dasar berlari bagi kehidupan manusia terutama
untuk menigkatkan kualitas gerak, maka didalam pembelajaran pendidikan
jasmani olahraga dan kesehatan (PJOK) aktivitas gerak berlari sudah dijadikan
bagian dari pembelajaran mulai dari sekolah dasar sampai sekolah menengah
atas. Dalam kurikulum pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan (PJOK) tahun
2013, pembelajaran aktivitas berlari termasuk ke dalam kelompok aktivitas
pembelajaran gerak dasar lokomotor. Kompetensi yang harus dimiliki siswa
selama atau dan setelah pembelajaran aktivitas gerak dasar lokomotor, yang di
maksud kompetensi menurut Spencer & Spencer dalam Palan (2007, hlm. 6)
mengemukakan bahwa kompetensi merujuk kepada karakteristik yang mendasari
perilaku yang menggambarkan motif, karakteristik pribadi (ciri khas), konsep diri,
nilai-nilai, pengetahuan atau keahlian yang dibawa seseorang yang berkinerja
unggul (superior performer) di tempat kerja. Telah dirumuskan dalam bentuk
rumusan kompetensi inti (KI) dan kompetensi dasar (KD) sbb :
Kompetensi Inti :
1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya.
2. Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab,
peduli (toleransi, gotong royong), santun, percayadiri, dalam berinteraksi
secara efektif dengan lingkungan social dan alam dalam jangkauan
pergaulan dan keberadaannya.
3. Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan
rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya
terkait fenomena dan kejadian tampak mata.
4. Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan,
mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak
(menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai
dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut
Bisri Musthofa, 2016
IMPLEMENTASI PEND EKTAN BERMAIN D ALAM PEMBELAJARAN AKTIVITAS BERLARI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Kompetensi Dasar :
Menghayati tubuh dan kemampuannya sebagai anugrah Tuhan YME
2.1 Menghargai perilaku sportif (jujur, kompetitif, sungguh-sungguh,
bertanggung jawab, menghargai perbedaan, disiplin, dan kerja sama), percaya
diri, dan berani dalam melakukan berbagai aktivitas jasmani serta
menerapkan pola hidup sehat dalam berinteraksi secara efektif dengan
lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya
3.1 Memahami konsep gerak spesifik dalam berbagai permainan bola besar
sederhana dan atau tradisional.
3.2 Memahami konsep gerak spesifik dalam berbagai permainan bola kecil
sederhana dan atau tradisional.
3.3 Memahami konsep gerak spesifik jalan, lari, lompat, dan lempar dalam
berbagai permainan sederhana dan atau tradisional.
3.4 Memahami konsep gerak spesifik seni beladiri.
3.5 Memahami konsep latihan peningkatan derajat kebugaran jasmani yang terkait
dengan kesehatan dan pengukuran hasilnya.
3.6 Memahami konsep keterampilan variasi pola gerak dominan (bertumpu,
bergantung, keseimbangan, berpindah/lokomotor, tolakan, putaran, ayunan,
melayang, dan mendarat) dalam aktivitas spesifik senam lantai.
3.7 Memahami konsep gerak spesifik dalam aktivitas gerak berirama.
3.8 Memahami gerak spesifik salah satu gaya renang dengan koordinasi yang
baik.
3.9 Memahami perkembangan tubuh remaja yang meliputi perubahan fisik
sekunder dan mental.
3.10 Memahami pola makan sehat, bergizi dan seimbang serta pengaruhnya
Bisri Musthofa, 2016
IMPLEMENTASI PEND EKTAN BERMAIN D ALAM PEMBELAJARAN AKTIVITAS BERLARI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
4.1 Mempraktikkan gerak spesifik dalam berbagai permainan bola besar
sederhana dan atau tradisional.
4.2 Mempraktikkan gerak spesifik dalam berbagai permainan bola kecil sederhana
dan atau tradisional.
4.3 Mempraktikkan gerak spesifik jalan, lari, lompat, dan lempar dalam berbagai
permainan sederhana dan atau tradisional.
4.4 Mempraktikkan gerak spesifik seni beladiri.
4.5 Mempraktikkan latihan peningkatan derajat kebugaran jasmani yang terkait
dengan keterampilan serta pengukuran hasilnya.
4.6 Mempraktikkan konsep kombinasi pola gerak dominan (bertumpu,
bergantung, keseimbangan, tolakan, putaran, ayunan, melayang, dan
mendarat) dalam aktivitas spesifik senam lantai.
4.7 Mempraktikkan variasi gerak spesifik dalam bentuk rangkaian aktivitas gerak
berirama.
4.8 Mempraktikkan gerak spesifik salah satu gaya renang dalam permainan air
dengan atau tanpa alat.
4.9 Memaparkan perlunya pencegahan terhadap “bahaya pergaulan bebas”.
4.10 Mengampanye-kan cara menjaga keselamatan diri dan orang lain di jalan
raya.
Rumusan kompetensi inti dan kompetensi dasar tersebut diatas
merupakan kompetensi minimal yang harus di miliki oleh siswa sebelum atau
setelah pembelajaran. Untuk memperoleh kompetensi tersebut di perlukan model,
pendekatan, strategi pembelajaran tertentu, yang didukung oleh sarana, prasarana
dan alat alat pembelajararan yang relevan. Dalam kurikulum 2013 pendekatan
pembelajaran yang ditekankan atau digunakan dalam pembelajaran aktivitas
Bisri Musthofa, 2016
IMPLEMENTASI PEND EKTAN BERMAIN D ALAM PEMBELAJARAN AKTIVITAS BERLARI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
akan membentuk karakteristik anak lebih suka bermain, sehingga membuat
pembelajaran aktivitas berlari tidak cepat membosankan bagi anak.
Berdasarkan hasil observasi dilapangan, terdapat beberapa catatan yang
terkait dengan pembelajaran PJOK di SMPN 2 Sindang Kabupaten Indramayu.
Ada beberapa catatan lapangan yang telah diobservasi yaitu, dari segi lingkungan
pembelajaran, sarana pembelajaran, alat - alat pembelajaran, dan proses
pembelajaran.
Dari segi lingkungan pembelajaran, keadaan lingkungan belajar yang
nyaman dan tertib untuk melakukan proses belajar mengajar. namun ada sedikit
yang mengganggu dalam proses pembelajaran yaitu dengan kondisi sekolah yang
dekat dengan jalan raya proses pembelajaran sedikit terganggu.
Dari segi sarana pembelajaran, untuk sarana pembelajaran di smp negeri
2 sindang dengan luas lapangan keseluruhan yaitu dengan luas 32 meter x 23
meter, luas lapangan tersebut terdiri dari lapangan basket, lapangan futsal,
lapangan voli, lapangan bulutangkis. Penggunaan lapangan tersebut di gunakan
secara bergantian yang sesuai materi pembelajaran yang akan di ajarkan. Jadi,
guru di tuntut dapat menyelesaikan materi pembelajaran dengan baik yang sesusai
dengan tujuan pembelajarannya. Jika melihat keseluruhan luas lapangan yaitu
dengan luas 32 meter x 23 meter dengan jumlah siswa yang rata – rata tiap
kelasnya 35 siswa, maka perbandingan rasio luas lapangan dengan jumlah siswa
adalah 1 : 21 meter. Jadi, untuk perbandingan tersebut memadai untuk
pembelajaran PJOK. Dari segi tingkat kenyamanan lapangan dalam pembelajaran,
dengan lapangan yang terbuat dari beton/aspal dengan kondisi lapangan yang
sedikit pecah – pecah membuat pembelajaran penjas sedikit kurang nyaman.
Dari segi alat - alat pembelajaran yang disediakan oleh guru dan sekolah
dirasa cukup, namun seringkali pemanfaatan alat - alat pembelajaran yang kurang
efektif membuat siswa harus lama menunggu giliran untuk menggunakan alat –
alat tersebut. Sebagai contoh perbandingan rasio penggunaan alat bola voli
dengan jumlah 8 bola voli dengan jumlah siswa 35 orang, maka perbandingan
rasionya yaitu 1 : 4 orang, artinya satu bola dilakukan 4 orang. Contoh lainnya
yaitu penggunaan alat star block dengan jumlah alat 6 dengan jumlah siswa 35
Bisri Musthofa, 2016
IMPLEMENTASI PEND EKTAN BERMAIN D ALAM PEMBELAJARAN AKTIVITAS BERLARI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
di lakukan 7 orang siswa. Jadi, untuk perbandingan tersebut sangat kurang untuk
melakukan pembelajaran, siswa banyak menunggu untuk mendapatkan gilirannya
dan keterampilan siswa pun sangat kurang.
Dari segi proses pembelajaran, materi pembelajaran yang di lakukan
pada saat penulis melakukan observasi adalah pembelajaran aktivitas berlari,
proses pembelajaran yang dilakukan aktivitas pembelajaran berlari dilakukan di
luar lapangan sekolah, sehingga banyak waktu jam pembelajaran yang terbuang,
guru menyampaikan materi pembelajaran aktivitas berlari yang kurang kreatif dan
variatif sehingga siswa merasa cepat bosan dengan pembelajaran tersebut
dikarekanan kurangnya permainan atau perlombaan yang membuat siswa tidak
merasa bosan.
Dengan demikian, permasalahan pembelajaran PJOK di SMPN 2
Sindang kabupaten Indramayu yaitu menyangkut permasalahan lingkungan
pembelajaran, sarana pembelajaran, alat – alat pembelajaran, dan proses
pembelajaran. Namun permasalahan yang paling mendasar yaitu mengenai proses
pembelajaran dikarenakan pada proses pembelajaran aktivitas berlari guru kurang
terampil dalam mengajarkan pembelajaran aktivitas berlari. Sehingga siswa
merasa cepat bosan dalam pelaksanaan pembelajaran. Oleh karena itu penulis
ingin mengetahui dan terampil dalam implementasi pendekatan bermain dalam
pembelajaran aktivitas berlari.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka permasalahan yang
terkait dengan pembelajaran aktivitas berlari dapat di identifikasi oleh penulis
sebagai berikut :
1. Dilihat dari ukuran lapangan dan jumlah siswa, pemanfaatan
penggunaannya masih terlihat kurang sehingga tujuan belajarnya tidak
tercapai maksimal.
2. Dengan jumlah alat – alat pembelajaran yang sedikit layak di gunakan
untuk pembelajaran PJOK, siswa sangat kurang untuk melakukan tugas
geraknya sehingga ketrampilannya sangat kurang.
3. Metode pembelajaran yang diberikan guru dirasa masih kurang efektif,
Bisri Musthofa, 2016
IMPLEMENTASI PEND EKTAN BERMAIN D ALAM PEMBELAJARAN AKTIVITAS BERLARI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 4. Pendekatan yang digunakan oleh guru kurang tepat.
5. Kurangnya bentuk permainan dalam pembelajaran aktivitas berlari.
6. Minat siswa dalam mengikuti pembelajaran aktivitas berlari masih rendah.
7. Kurangnya motivasi dan partisipasi dari diri siswa untuk mengikuti
pembelajaran aktivitas berlari.
C. Batasan Masalah
Berdasarkan permasalahan yang teridentifikasi, maka nampak bahwa
permasalahan yang terkait dengan pembelajaran aktvitas berlari begitu banyak,
khususnya yang terjadi di SMP Negeri 2 Sindang Kabupaten Indramayu. Dalam
konteks ini peneliti membatasi permasalahan yang dikaji hanya di sekitar
penerapan pendekatan bermain dalam proses pembelajaran aktivitas bermain.
Alasan pembatasan masalah ini dikarenakan :
1. Keterbatasan waktu dari pengerjaan tugas akhir penulis, batas waktu
bimbingan tidak lebih dari 6 bulan dan mengenai lama masa studi penulis,
penulis menargetkan untuk selesai 4 tahun.
2. Keterbatasan biaya, masalah biaya tentunya apabila penulis tidak dapat
mencapai target maka penulis harus mengeluarkan biaya lagi untuk
mengontrak skripsi pada semester selanjutnya. Disamping itu, selama
membuat tugas akhir dalam bentuk skripsi ini pun, tidak sedikit biaya yang
dikeluarkan demi kesempurnaan tulisan yang penulis buat.
3. Kemampuan penulis, dalam hal teori-teori pembelajaran yang sudah ada,
penulis mencoba mengembangkannya dengan kemampuan yang penulis
bisa. Tentunya kemampuan penulis dalam mengembangkan tulisannya
dibatasi disekitar pembelajaran aktivitas berlari.
4. Untuk lebih memfokuskan penelitian penulis, penelitian dilakukan di kelas
VII D SMP Negeri 2 Sindang Kabupaten Indramayu.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang, identifikasi masalah, dan batasan masalah
tersebut di atas, maka masalah yang dikaji dalam penelitian ini dapat dirumuskan
Bisri Musthofa, 2016
IMPLEMENTASI PEND EKTAN BERMAIN D ALAM PEMBELAJARAN AKTIVITAS BERLARI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
E. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk memperbaiki proses pembelajaran
PJOK, khususnya pembelajaran aktivitas berlari melalui implementasi pendekatan
bermain.
F. Manfaat Penelitian
Dengan mengetahui implementasi pendekatan bermain dalam
pembelajaran aktivitas berlari, maka manfaat yang diharapkan dalam penelitian
ini adalah sebagai berikut :
1. Secara Teoritis
Untuk menguatkan teori-teori pembelajaran PJOK yang sudah ada,
khususnya teori - teori yang terkait dalam pembelajaran aktivitas
berlari.
2. Secara Praktis
a. Bagi Peneliti, untuk meningkatkan pengetahuan dan pemahaman
dalam meng-implementasikan pendekatan bermain dalam
pembelajaran aktivitas berlari.
b. Bagi guru, Penelitian ini diharapkan menjadi bahan pembelajaran bagi
guru untuk merangsang lebih berkreasi dan berinovasi lagi. Selain itu,
hasil penelitian ini di harapkan menjadi feedback bagi guru
pendidikan jasmani dalam menyusun strategi pendekatan
pembelajaran yang lebih variatif yang diharapkan memberikan
manfaat dalam pelaksanaan proses pembelajaran aktivitas berlari di
Sekolah Menengah Pertama.
c. Bagi siswa, Meningkatkan keaktifan dan cara berfikir secara ilmiah,