• Tidak ada hasil yang ditemukan

S PSI 1101725 Chapter5

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "S PSI 1101725 Chapter5"

Copied!
3
0
0

Teks penuh

(1)

Sandy Novian Kusmulyana, 2015

Identifikasi Perilaku Seks Remaja Tunagrahita Ringan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Bab lima yaitu simpulan, implikasi dan rekomendasi dari hasil dan

pembahasan data dari bab sebelumnya.

A. Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang dilakukan pada ketiga subjek, didapatkan

kesimpulan seperti diuraikan di bawah ini:

1. Setelah dilakukan penelitian, diketahui bahwa remaja tunagrahita

ringan memiliki perkembangan seksual yang normal seperti remaja

pada umumnya. Perkembangan seksual yang dimaksud adalah

perkembangan bentuk tubuh, ketertarikan terhadap lawan jenisnya,

dorongan seksualitas terhadap bentuk-bentuk perilaku seks yang

bersifat autoerotic dan sosioseksual. Beberapa remaja tunagrahita

ringan memiliki hubungan khusus dengan lawan jenisnya seperti

hubungan berpacaran sebagai cara untuk mengatasi dorongan seksual

yang dimilikinya. Perilaku berpacaran remaja tunagrahita ringan sesuai

atau mirip dengan perilaku berpacaran remaja pada umumnya.

2. Meskipun remaja tunagrahita ringan kurang memahami makna dari

perilaku seksual dan nilai-nilai norma masyarakat, mereka memiliki

rasa malu dalam melakukan beberapa hal termasuk perilaku seks.

3. Tempat melakukan atau menunjukkan perilaku seksual yang dilakukan

oleh remaja tunagrahita ringan beragam, perilaku tersebut ada yang

mereka lakukan di tempat umum dan ada juga yang mereka lakukan di

tempat yang lebih memiliki privasi.

a. Perilaku seksual yang dilakukan oleh subjek di tempat umum

biasanya berbentuk pegangan tangan, dan cium kering.

b. Perilaku seksual seperti yang dilakukan oleh subjek di tempat yang

lebih memiliki privasi berbentuk masturbasi, cium basah, hingga

meraba anggota tubuh.

4. Meskipun seluruh subjek tidak memperoleh pendidikan seks secara

(2)

39

Sandy Novian Kusmulyana, 2015

Identifikasi Perilaku Seks Remaja Tunagrahita Ringan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dimiliki oleh masing-masing subjek memiliki perbedaan. Perbedaan

tersebut timbul karena adanya perbedaan perlakuan lingkungan

terutama keluarga subjek, tentang manajemen waktu keseharian subjek,

komunikasi dalam keluarga subjek, dan pengarahan kegiatan subjek

untuk mengembangkan potensi dan energi yang dimilikinya dalam

kegiatan positif.

B. Rekomendasi

1. Praktis

a. Untuk Keluarga

Pengawasan dan bimbingan dari keluarga sangat dibutuhkan oleh

setiap remaja, khususnya remaja yang mengalami tunagrahita.

Bimbingan tersebut berupa kegiatan yang positif untuk

menyalurkan potensi dan energi yang dimilikinya ke dalam hal-hal

positif. Pendidikan agama harus diterapkan sejak dini kepada anak

meskipun anak menyandang tunagrahita, karena akan terbentuk

menjadi sebuah kebiasaan yang akan diterapkan oleh anak dalam

kehidupan sehari-harinya. Perlu pula dilakukan kerjasama yang

baik dengan terapis atau guru di sekolah agar terjadi pendidikan

yang berkesinambungan.

b. Untuk Guru

Guru perlu meningkatkan pengawasan terhadap anak dalam

lingkungan sekolah karena pada masa ini hal-hal negatif tentang

seks sangat mudah diakses meskipun siswa adalah penyandang

tunagrahita. Kolaborasi antara keluarga siswa dengan guru perlu

dilakukan agar pendidikan yang diberikan di sekolah dan di rumah

dapat berjalan secara berkesinambungan.

2. Teoritis

a. Untuk peneliti selanjutnya

Subjek penelitian ini adalah para remaja penyandang tunagrahita

ringan, sehingga peneliti selanjutnya diharapkan dapat melakukan

(3)

40

Sandy Novian Kusmulyana, 2015

Identifikasi Perilaku Seks Remaja Tunagrahita Ringan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ketunagrahitaan yang berbeda dan mencari penanganan penyaluran

dorongan seksual penyandang tunagrahita ketika mereka memasuki

Referensi

Dokumen terkait

Yang berarti bahwa dari variabel produk/hasil belum secara signifikan mendukung tercapainya tujuan program BOS SMA dalam mewujudkan Pendidikan Menengah Universal

(6) Bantuan Pemerintah dalam bentuk pemberian bantuan kepada masyarakat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 huruf g, bantuan operasional potensi dan sumber

Pembuatan film plastik biodegredable dimulai dari pengambilan Pati biji kluwih dengan cara pengupasan, perendaman air garam, dihancurkan, penyaringan, pencucian,

Jika anda tertarik untuk membudidayakan tanaman buah berwarna merah ini, anda tidak perlu khawatir karena pada kesempatan kali ini JualBenihMurah.com akan memberikan ulasan

Dengan menggunakan sistem tersebut nantinya perusahaan dapat menampilkan informasi perkebunan dan memudahkan setiap petugas dalam pengolahan data sehingga diharapkan

[r]

Istilah Semiotika yang dimunculkan oleh Charles Sanders Peirce memuat bahwa yang menjadi dasar dari semiotika adalah konsep tentang tanda-tanda: tidak hanya bahasa dan

Tahap evaluasi dilakukan beberapa tahap yaitu evaluasi yang dilakukan ahli media dan ahli materi melalui proses validasi produk, kemudian merevisi produk