• Tidak ada hasil yang ditemukan

T IPA 1201123 Chapter5

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "T IPA 1201123 Chapter5"

Copied!
3
0
0

Teks penuh

(1)

58

Oktarini, 2014

Analisis Keselarasan Antara Soal Kimia Timss Dengan Kompetensi Dasar dan Pembelajaran IPA-Kimia SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut:

1. Tingkat keselarasan antara soal kimia TIMSS dengan kompetensi dasar IPA-Kimia SMP masih berada pada tingkat sedang dengan indeks keselarasan sebesar 0,5.

2. Ketidaksempurnaan tingkat keselarasan antara soal kimia TIMSS dengan kompetensi dasar IPA-Kimia SMP ditandai dengan adanya perbedaan proporsi cakupan materi yang cukup dominan pada materi pokok pemisahan campuran dan sifat-sifat materi. Sementara itu, proporsi kemampuan kognitif menganalisis (C4) pada soal kimia TIMSS lebih besar dibandingkan dengan proporsi pada kompetensi dasar IPA-Kimia SMP.

3. Tingkat keselarasan antara TIMSS dengan pembelajaran masih berada pada tingkat rendah. Hal ini ditandai dengan nilai indeks keselarasan sebesar 0,496 Ini tentunya mempengaruhi pencapaian prestasi siswa Indonesia dalam TIMSS khususnya bidang kimia.

4. Terdapat perbedaan proporsi cakupan materi yang dominan antara TIMSS dengan pembelajaran IPA-Kimia SMP pada materi pokok: sifat-sifat materi; atom, ion dan molekul; serta perubahan kimia (reaksi kimia). Pembelajaran masih lebih menekankan pada jenjang kemampuan kognitif mengingat (C1) dan memahami (C2) sementara pada TIMSS sudah melibatkan jenjang kemampuan mengaplikasikan(C3), menganalisis (C4) dan menciptakan (C6) dengan proporsi yang seimbang.

5. Tingkat keselarasan antara kompetensi dasar dan pembelajaran masih berada pada tingkat sedang dengan indeks keselarasan sebesar 0, 572.

(2)

59

Oktarini, 2014

Analisis Keselarasan Antara Soal Kimia Timss Dengan Kompetensi Dasar dan Pembelajaran IPA-Kimia SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kognitif didominasi oleh kemampuan mengingat (C1). Sementara untuk jenjang kognitif mengevaluasi (C5) baik dalam kompetensi dasar maupun pembelajaran tidak dilibatkan.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan yang diperoleh diatas, maka penulis memberikan beberapa saran diantaranya:

1. Bagi Kepentingan Praktis:

a. Proporsi dan alokasi waktu setiap cakupan materi kimia yang ada pada kompetensi dasar perlu dikajiulang ulang kembali dengan mempertimbangakan aspek konten dan kognitif yang seimbang serta essensial atau tidaknya materi tersebut untuk dipelajari siswa SMP.

b. Proses pembelajaran yang selama ini hanya menekankan pada kemampuan mengingat saja perlu diperbaiki lagi dengan cara merancang dan melaksanakan pembelajaran yang dapat membantu siswa untuk melibatkan kemampuan kognitif lainnya seperti mengaplikasikan dan menganalisis, sehingga siswa terbiasa untuk menggunakan konsep-konsep yang telah diketahuinya dan kemampuan bernalarnya untuk menyelesaikan masalah soal-soal kimia.

2. Bagi Pengembangan Ilmu Pendidikan Kimia:

a. Adanya perbedaan proporsi cakupan materi dan tuntutan kemampuan kognitif antara kompetensi dasar dengan pembelajaran menunjukkan bahwa proses pembelajaran masih belum berjalan maksimal sesuai dengan tuntutan kompetensi dasar. Informasi terkait apa saja yang menyebabkan ini terjadi, tentunya harus dikumpulkan melalui penelitian lanjutan.

b. Bagi peneliti lain yang ingin mengembangkan penelitian ini ke dalam ruang lingkup yang lebih luas atau menggunakan subjek lainnya, penelitian ini dapat dijadikan sebagai salah satu rujukan.

(3)

60

Oktarini, 2014

Analisis Keselarasan Antara Soal Kimia Timss Dengan Kompetensi Dasar dan Pembelajaran IPA-Kimia SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Penerapan Civic Dispositions Dalam Peningkatan Kesadaran Berkonstitusi Di Kalangan Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu. BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Hasil analisis sidik ragam Jumlah Bintil Akar Efektif tanaman kedelai akibat pemberian pupuk hayati dan tepung cangkang telur.. SK db JK KT

Berdasarkan fakta-fakta tersebut di atas, maka guru sebagai ujung tombak pendidikan mempunyai peran yang sangat penting dalam mendorong terciptanya proses belajar

LIS AMELIA ANGGUN PURBA: Respons Pertumbuhan dan Produksi Bawang Merah (Allium ascalonicum L.) terhadap Komposisi Pemberian Abu Vulkanik Gunung Sinabung, Arang Sekam Padi

 Pretes kemampuan awal berpikir kritis dan penalaran matematis pada kelas eksperimen dan kelas kontrol.

Peubah amatan yaitu tinggi tanaman, jumlah daun, jumlah anakan per rumpun, laju pertumbuhan tanaman, laju pertumbuhan relatif, laju asimilasi bersih, bobot basah umbi per sampel,

Analisis kemampuan berpikir kritis matematik Siswa dengan menggunakan graded responseModels (GRM). Makalah dalam Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika FMIPA