ABSTRAK
PENGARUH STRUKTUR KEPEMILIKAN, UKURAN PERUSAHAAN DAN LEVERAGE TERHADAP PENERAPAN KONSERVATISME DALAM
AKUNTANSI
(studi pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI)
Oleh:
Bery Purnama Putra
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh struktur kepemilikan, ukuran perusahaan dan leverage terhadap penerapan konservatisme dalam akuntansi. Populasi penelitan ini adalah seluruh perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2008 sampai 2012. Secara keselurahan sampel dari penelitian ini terdiri dari 34 perusahaan dari total populasi 131 perusahaan.
Alat analisis yang digunakan untuk menganalisa permasalahan yaitu analisis regresi logistik. Besarnya pengaruh variabel independen dapat mempengaruhi variabel dependen sebesar 24,7% dan sisanya 75,3% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak dimasukkan kedalam model penelitian.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa struktur kepemilikan berpengaruh positif signifikan terhadap penerapan konservatisme akuntansi, ukuran perusahaan berpengaruh negatif signifikan terhadap penerapan konservatisme akuntansi dan Leverage berpengaruh negatif tidak signifikan tarhadap penerapan konservatisme akuntansi.
Kata kunci: Konservatisme Akuntansi, Struktur Kepemilikan, Ukuran Perusahaan dan Leverage.
ABSTRACT
EFFECT OF OWNERSHIP STRUCTURE, SIZE AND LEVERAGE APPLICATION TO CONSERVATISM IN ACCOUNTING
(Study on Companies Listed on the Stock Exchange)
By
Bery Purnama Putra
This study aims to determine the effect of ownership structure, company size and leverage the application of conservatism in accounting. The population of this research is the entire manufacturing companies listed in Indonesia Stock Exchange from 2008 to 2012 In keselurahan sample of this study consisted of 34 companies out of a total population of 131 companies.
The analytical tool used to analyze the problems of the logistic regression analysis. The magnitude of the effect of the independent variable can affect the dependent variable was 24.7% and the remaining 75.3% is influenced by other factors not included in the research model.
The results of this study indicate that the ownership structure of the significant positive effect on the application of accounting conservatism, the size of the company significant negative effect on the application of accounting conservatism and leverage significant negative effect tarhadap application of accounting conservatism.
PENGARUH STRUKTUR KEPEMILIKAN, UKURAN PERUSAHAAN DAN LEVERAGE TERHADAP PENERAPAN KONSERVATISME
DALAM AKUNTANSI
(Studi Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di BEI)
Oleh
BERY PURNAMA PUTRA Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA EKONOMI
Pada
Jurusan Akuntansi
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS LAMPUNG
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Bandar Lampung, pada tanggal 08 Januari 1990, sebagai
anak kedua dari pasangan Bapak Khailani dan Ibu Emilia.
Pendidikan di Sekolah Dasar Al-Kautsar, Bandar Lampung diselesaikan pada
tahun 2002, Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama Al-Kautsar diselesaikan pada
tahun 2005, Sekolah Menengah Atas Al-Kautsar diselesaikan pada tahun 2008,
dan pada tahun 2008 penulis terdaftar sebagai mahasiswa Jurusan Akuntansi
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung melalui Jalur Ujian Mandiri.
Selama menjadi mahasiswa, penulis aktif dalam Himpunan Mahasiswa Akuntansi
(HIMAKTA) Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung. Pada tahun
2012 penulis melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Desa Gedong Wani,
PERSEMBAHAN
Kupersembahkan karya ini kepada orang-orang yang berarti
dalam hidupku....
Kedua orang tuaku
Kakak- kakakku
Adikku
Saudara, Sahabat, serta Teman-temanku,
Almamaterku,
MOTO
Biarpun jalan itu panjang, kita akan merintisnya perlahan-lahan.
Pergunakanlah setiap waktu mu dengan melakukan
hal yang baik, seolah olah kita akan mati esok hari.
Kegagalan bukan akhir dari segalanya, kegagalan
adalah proses untuk meraih impian.
SANWACANA
Dengan segala kerendahan hati penulis panjatkan puji syukur kepada Allah SWT
yang dengan izinNya penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini dengan
judul “PENGARUH STRUKTUR KEPEMILIKAN, UKURAN PERUSAHAAN DAN LEVERAGE TERHADAP PENERAPAN KONSERVATISME DALAM AKUNTANSI (Studi Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di BEI)”. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi di Universitas
Lampung.
Penyusunan skripsi ini tidak lepas dari bimbingan, bantuan, dan dorongan yang
sangat berarti dari berbagai pihak. Maka pada kesempatan ini, penulis
menyampaikan hormat dan terimakasih yang sedalam-dalamnya kepada :
1. Bapak Prof.Dr. Satria Bangsawan, S,E., M.Si. selaku Dekan Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung;
2. Bapak Dr. Einde Evana, S.E., M.Si., Akt. selaku Ketua Jurusan Akuntansi
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung;
3. Bapak Sudrajat, S.E., M.Acc.,Akt. selaku Sekretaris Jurusan Akuntansi
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.
5. Ibu Dr.Lindrianasari, S.E.,M.Si.,Akt selaku Dosen Pembimbing Utama
yang telah memberikan bantuan, saran, arahan, dan waktunya selama
penyusunan skripsi ini dan selama masa perkuliahan;
6. Ibu Reni Oktavia, S.E.,M.Si., Akt selaku Dosen Pembimbing Pendamping
yang telah memberikan bantuan, saran, arahan, dan waktunya selama
penyusunan skripsi ini dan selama masa perkuliahan;
7. Bapak Zubaidi Indra, M.M., CPA. Dosen Penguji Utama yang telah
memberikan bantuan, saran, arahan dan waktunya selama penyusunan
skripsi ini dan selama masa perkuliahan;
8. Bapak dan Ibu Dosen yang telah memberikan ilmu yang sangat
bermanfaat selama penulis berada di Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Lampung;
9. Seluruh Staf dan Karyawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Lampung yang selalu membantu dalam proses menuju sarjana;
10.Ayah dan Ibu yang selalu memberikan doa, semangat, kasih sayang,
dukungan moril dan materiil serta senantiasa berkorban dan selalu
memberikan yang terbaik bagi penulis dengan penuh keikhlasan. Semoga
Allah SWT selalu melindunginya.
11.Kakak dan Adikku, Ari Pikal Yulizar dan Cita Rahmada yang selalu
memberi motivasi serta dukungan. Semoga kita bisa menjadi anak yang
selalu membanggakan kedua orangtua kita.
12.Keluarga besar Bapak Drs. Pairul Syah, terimakasih banyak atas segala
13.Teman-Teman Akuntansi angkatan 2008 yang tidak bisa disebutkan satu
persatu;
14.Teman-Teman Akuntansi angkatan 2006, 2007, 2009, yang tidak bisa
disebutkan satu persatu;
15.Teman-Teman Akuntansi angkatan 2009 (Tirta, Nowel, Gilang, Reget,
Harun, Zaki, Felix, Sarah, Febty, Yossi, Riris, dll)
16.Teman-Teman Akuntansi angkatan 2010 (Dwi, Ira, Eka, Ayu, Deni, Irvia,
Farrah, Arlenty, Wella, Frilly, Yessi, Eghs, Syraif, Pungky, dll)
17.Keluarga Besar HIMAKTA terutama presidium tahun 2010-2011
18.Keluarga Besar Minoritas (Ferdi, Alsby, Adit, Hendy (kedot) Gerry
Anugrah, Febri, Ridho, Oco, Krisna, Kamal, Diko, Deni, Baskoro, Gerry
Ardika, Zona, Reza, Engga, Aryo, Ijul, Fazrull, Sabik, Mbol, Ade, Ibe,
Ershad, Hendy, Roni, Almukhalis, Rafsanjani, Imam, Ipes, Luky, dll)
Terima kasih selama ini;
19.Sahabat-Sahabat Terdekat ku (Rasta Semut), (Alfhareza, Prambadi,
Panara, Gian Taufan, Bagya, Frediansyah, Iman, Okta, Ade engas, Yusef,
Riyan, Ali, Derry, Ganti, Johan, Satria, Rahmat, Aldo)
20.Keluarga besar KKN Desa Gedong Wani, Lampung Timur, terimakasih
atas kebersamaan 40 hari yang tak terlupakan;
21.Terimakasih untuk orang-orang yang sudah terlibat atau melibatkan
dirinya dalam hidup saya, dan orang-orang yang terlewat disebutkan yang
Akhir kata penulis hanya dapat mendoakan semoga segala bantuan yang diberikan
mendapat pahala yang setimpal dari Allah SWT. Penulis berharap, semoga skripsi
ini dapat memberikan manfaat dan pengetahuan bagi para pembaca.
Bandar Lampung, September 2014 Penulis
DAFTAR ISI
1.2. Rumusan Masalah dan Batasan Masalah ... 6
1.2.1. Perumusan Masalah... 6
1.2.2. Batasan Masalah ... 7
1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 7
1.3.1. Tujuan Penelitian... 7
1.3.2. Manfaat Penelitian... 7
1.3.2.1. Manfaat Teoritis ... 7
2.4.1. Struktur Kepemilikan Tehadap Konservatisme Akuntansi ... 18
2.4.2. Ukuran Perusahaan Tehadap Konservatisme Akuntansi ... 19
2.4.3. Leverage Tehadap Konservatisme Akuntansi ... 20
BAB III. METODE PENELITIAN ... 23
3.1. Sampel dan Data Penelitian ... 23
3.2. Operasional Variabel Penelitian ... 24
3.2.2. Variabel Independen ... 25
3.2.3. Metode Analisis Data ... 26
3.2.3.1. Statistik Deskriptif ... 26
3.2.3.2. Analisis Logistik Regresi ... 27
3.3. Pengujian Hipotesis ... 29
BAB IV. ANALISIS DAN PEMBAHASAN ... 30
4.1. Deskripsi Penelitian ... 30
4.2. Analisis Statistik Deskriptif Statistik ... 32
4.3. Pengujian Kelayakan Model (Goodness of Fit) ... 32
4.4. Uji Hosmer and Lemeshow ... 33
4.5. Model Tabulasi Silang ... 34
4.6. Pengujian Keseluruhan Model ... 35
4.7. Pengujian Hipotesis ... 37
4.8. Uji Hipotesis ... 38
4.8.1. Pembahasan ... 39
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN ... 43
5.1. Kesimpulan ... 43
5.2. Keterbatasan Penelitian dan Saran ... 44
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 SAMPEL PENELITIAN
Tabel 4.2 DAFTAR SAMPEL PERUSAHAAN
Tabel 4.3 HASIL STATISTIK DESKRIPTIF
Tabel 4.4 HASIL UJI HOSMER AND LEMESHOW
Tabel 4.5 TABULASI SILANG
Tabel 4.6 -2 LOG LIKELIHOOD
Tabel 4.7 OMNIBUS TEST OF MODEL COEFFICIENT
Tabel 4.8 UJI LOGISTIK
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 DAFTAR PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG SESUAI
KRITERIA SAMPEL DI BEI TAHUN 2008-2012
Lampiran 2 DAFTAR SAMPEL PERUSAHAAN
Lampiran 3 DATA HASIL PENELITIAN
DAFTAR GAMBAR
BAB I PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang Masalah
Sejak abad ke-15 hingga sekarang konsep konservatisme telah menjadi prinsip
akuntansi yang banyak dianut oleh para akuntan. Prinsip konservatisme menjadi
pertimbangan dalam akuntansi dan laporan keuangan karena aktivitas perusahaan
dilingkupi oleh ketidakpastian. FASB Statement of Concept No. 2 mendefinisikan
konservatisme sebagai reaksi hati-hati (prudent reaction) menghadapi
ketidakpastian. Hal ini dilakukan untuk memastikan bahwa ketidakpastian dan
risiko yang melekat pada situasi bisnis telah cukup dipertimbangkan. Menurut
Ghozalidan Chariri (2007), prinsip konservatif mensyaratkan perlunya
mengantisipasi kerugian daripada keuntungan. Apabila perusahaan memilih satu
diantara dua teknik akuntansi yang ada, maka harus dipilih alternatif yang kurang
menguntungkan bagi ekuitas pemegang saham. Dengan demikian, biaya, rugi atau
hutang dapat diakui dan dicatat lebih awal meskipun masih dalam tahap
kemungkinan akan terjadi. Sebaliknya, aset, pendapatan atau keuntungan hanya
dicatat apabila benar-benar telah terealisasi.
Konservatisme akuntansi dapat dipengaruhi oleh struktur kepemilikan (Widya,
2
tingkat presentase kepemilikan yang berbeda dari para investor pada suatu
perusahaan sebagaimana para investor atau pemegang saham memiliki hak yang
pantas dipertimbangkan dalam literatur perusahaan (While, 2001 dalam
Kristianto, 2009).
Struktur kepemilikan dapat mempengaruhi jalannya perusahaan yang pada
akhirnya berpengaruh pada kinerja perusahaan dalam mencapai tujuan perusahaan
yaitu maksimalisasi nilai perusahaan. Hal ini disebabkan karena adanya kontrol
yang mereka miliki. Kontrol yang kurang dari pemegang saham terhadap
manajemen disebabkan adanya agency problem.
Agency problem antara pemegang saham terjadi jika kepemilikan tersebar di
banyak pemegang saham sehingga tidak satu pihakpun yang dapat atau yang mau
mengontrol manajemen, sehingga hanya ada pihak manajemen yang relatif tanpa
adanya kontrol untuk menjalankan perusahaan. Hal ini menyebabkan perusahaan
bisa dijalankan sesuai dengan keinginan manajemen sendiri karena kurangnya
kontrol terhadap manajemen menyebabkan perusahaan melaporkan labanya secara
konservatif (Jensen dan Meckling, 1976).
Wibowo (2002) dalam Widya (2004) yang hasil dari penelitiannya menunjukkan
adanya hubungan positif signifikan atau dapat diartikan semakin tinggi
konsentrasi struktur kepemilikan perusahaan terhadap modal, maka perusahaan
tersebut cenderung memilih strategi akuntansi konservatif. Sebaliknya hasil
penelitian Qiang (2003) dalam Widya (2004), publik cenderung menginginkan
3
besar pula. Ditambah lagi mereka hanya berkonsentrasi pada kepentingan jangka
pendek untuk segera mendapatkan return. Dengan demikian perusahaan akan
cenderung melaporkan laba yang tidak konservatif apabila struktur kepemilikan
publik tinggi.
Konservatisme akuntansi juga dapat dipengaruhi oleh ukuran perusahaan. Ukuran
perusahaan dapat diartikan sebagai suatu skala yang dapat diklasifikasi besar kecil
perusahaan dengan berbagai cara antara lain dinyatakan dalam total aset, nilai
pasar saham, dan lain-lain. Berdasar pada asumsi bahwa perusahaan besar lebih
sensitif secara politis dan memiliki beban transfer kesejahteraan (biaya politis)
yang lebih besar daripada perusahaan yang lebih kecil. Watts dan Zimmerman
(1978) dalam Sari dan Adhariani (2009) menyatakan biaya politis sendiri timbul
dari konflik kepentingan antara perusahaan (manajer) dengan pemerintah sebagai
kepanjangan tangan masyarakat yang memiliki wewenang untuk melakukan
pengalihan kekayaan dari perusahaan kepada masyarakat sesuai peraturan yang
berlaku seperti antitrust, regulasi, subsidi pemerintah, pajak, tarif, tuntutan buruh,
dan sebagainya. Biaya politis yang tinggi menyebabkan perusahaan besar
cenderung lebih memilih penerapan akuntansi yang konservatif. Hal tersebut
sesuai dengan penelitian Widya (2004) yang menyimpulkan bahwa perusahaan
besar cenderung untuk memilih strategi akuntansi konservatif, demikian pula
dengan penelitian Sari (2004) yang menyatakan bahwa total aset menunjukkan
nilai positif signifikan yang artinya semakin besar ukuran perusahaan maka
4
menyatakan bahwa semakin kecil ukuran perusahaan maka besar kemungkinan
perusahaan akan menyajikan laporan keuangan yang cenderung konservatif.
Selain itu konservatisme akuntansi juga dapat dipengaruhi oleh leverage.
Leverage merupakan pengukuran besarnya aset yang dibiayai dengan hutang yang
digunakan untuk membayar aset berasal dari kreditor, bukan dari pemegang
saham ataupun investor (Ardi dan Lana, 2007) leverage bisa juga digunakan
untuk meningkatkan tingkat keuntungan yang diharapkan. Rasio leverage (debt
ratio) dapat mengukur tingkat sejauh mana aset perusahaan telah dibiayai oleh
penggunaan hutang (Weston dan Brigham,1990) dalam Deviyanti (2012).
Kreditor lebih menyukai rasio utang yang rendah karena semakin rendah rasio ini,
maka semakin besar perlindungan terhadap kerugian kreditor dalam peristiwa
likuidasi. Di sisi lain, pemegang saham akan menginginkan leverage yang
lebih besar karena akan dapat meningkatkan laba yang diharapkan (Brigham dan
Westo,1990) dalam Deviyanti (2012). Jika leverage meningkat maka perusahaan
akan cenderung memilih akuntansi yang kurang konservatif. Hal tersebut sesuai
dengan Debt-covenant hypothesis yang menyatakan bahwa semakin dekat
perusahaan dengan pelanggaran perjanjian utang yang berbasis akuntansi, lebih
mungkin manajer perusahaan untuk memilih prosedur akuntansi cenderung untuk
memilih strategi akuntansi yang kurang konservatif (Sari dan Adhariani, 2009).
Zmijewski dan Hagerman (1981) dalam Almilia (2006) mendukung debt
covenant hypothesis, yang menyatakan bahwa terdapat hubungan antara leverage
dan pilihan prosedur akuntansi yang cenderung tidak konservatif (optimis).
5
tinggi proporsi hutang jangka panjang terhadap aset, maka semakin rendah tingkat
konservatisme perusahaan. Sebaliknya hasil penelitian Ahmed dan Duellman
(2006) dan Lo (2005) menyatakan semakin tinggi tingkat leverage maka
perusahaan akan cenderung melaporkan labanya secara konservatif.
Jika ditinjau lebih jauh ke dalam laporan keuangan, setiap metode akuntansi yang
dipilih oleh perusahaan memiliki tingkat konservatisme yang berbeda-beda.
Standar Akuntansi Keuangan (SAK) menyebutkan ada berbagai metode yang
menerapkan prinsip konservatisme, diantaranya PSAK No. 14 (Revisi 2008)
mengenai sediaan yang terkait dengan pemilihan perhitungan biaya sediaan,
PSAK No. 16 (Revisi 2007) mengenai aset tetap dan penyusutan, PSAK No. 19
(Revisi 2009) mengenai aset tidak berwujud yang berkaitan dengan amortisasi dan
PSAK No. 20 tentang biaya riset dan pengembangan. Pilihan metode tersebut
akan berpengaruh terhadap angka yang disajikan dalam laporan keuangan.
Sehingga dapatdikatakan bahwa secara tidak langsung konsep konservatisme ini
akan mempengaruhi hasil dari laporan keuangan tersebut. Penerapan konsep ini
juga akan menghasilkan laba yang berfluktuatif, yang dalam hal ini laba yang
berfluktuatif akan mengurangi daya prediksi laba untuk memprediksi aliran kas
perusahaan pada masa yang akan datang.
Penelitian ini mereplikasi penelitian Sari dan Ardhariani (2009). Perbedaan
penlitian ini yaitu adanya penambahan variabel independen (struktur kepemilikan
dalam perusahaan). Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik melakukan
penelitian yang bertujuan mengenai pengaruh struktur kepemilikan, ukuran
6
Judul penelitian ini adalah “Pengaruh Struktur Kepemilikan, Ukuran Perusahaan dan Leverage terhadap Penerapan Konservatisme dalam Akuntansi (Studi pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia).”
1.2 Perumusan dan Batasan Masalah
1.2.1. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas. Maka perumusan masalah
pada penelitian ini adalah:
1. Apakah strukturkepemilikan berpengaruh terhadap penerapan
konservatisme dalam akuntansi pada Perusahaan Manufaktur di Bursa
Efek Indonesia?
2. Apakah ukuran perusahaan berpengaruh terhadap penerapan
konservatisme dalam akuntansi pada Perusahaan Manufaktur di Bursa
Efek Indonesia?
3. Apakah leverage berpengaruh terhadap penerapan konservatisme dalam
7
1.2.1 Batasan Masalah
Batasan masalah dilakukan agar penelitian dan pembahasanya lebih terarah,
sehingga hasilnya tidak bias dan sesuai dengan harapan peneliti. Adapun ruang
lingkup penelitianya adalah memberikan bukti empiris mengenai pengaruh
Struktur Kepemilikan, Ukuran Perusahaan dan Leverage terhadap penerapan
konservatisme dalam akuntansi pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek
Indonesia Periode 2008-2012.
1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian
1.3.1 Tujuan Penelitian
Berdasarkan permasalahan yang penulis kemukakan diatas, maka dapat dijelaskan
tujuan dari penelitian ini adalah: Membuktikan secara empiris pengaruh struktur
kepemilikan, ukuran perusahaan dan leverage terhadap penerapan konservatisme
dalam akuntansi pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Indonesia Periode
2008-2012.
1.3.2 Manfaat Penelitian
1.3.2.1 Manfaat Teoritis
- Hasil penelitian ini diharapkan Dapat memperluas wawasan dan
pengetahuan serta bukti empiris mengenai pengaruh struktur kepemilikan,
ukuran perusahaan dan leverage terhadap terhadap penerapan
8
- Penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan pengetahuan dan
wawasan bagi mereka yang akan melakukan penelitian lebih lanjut
mengenai penerapan konservatisme dalam akuntansi.
1.3.2.2 Manfaat Praktis
- Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai
penerapan konservatisme dalam akuntansi yang diterapkan oleh
perusahaan.
- Memberikan masukkan kepada para investor sehingga dapat dijadikan
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1. Landasan Teori
2.1.1. Agency Theory
Teori keagenan dalam perusahaan mengidentifikasi adanya pihak-pihak dalam
perusahaan yang memiliki berbagai kepentingan untuk mencapai tujuan dalam
kegiatan perusahaan. Teori ini muncul karena adanya hubungan antara prinsipal
dan agen. Teori agensi mengasumsikan bahwa semua individu bertindak atas
kepentingan mereka sendiri. Pemegang saham sebagai prinsipal diasumsikan
hanya tertarik kepada hasil keuangan yang bertambah atau investasi mereka di
dalam perusahaan.
Para agen diasumsikan menerima kepuasan berupa kompensasi keuangan dan
syarat-syarat yang menyertai dalam hubungan tersebut. Teori ini berusaha untuk
menggambarkan faktor-faktor utama yang sebaiknya dipertimbangkan dalam
10
2.1.2. Prinsip Akuntansi
Jika manajemen perusahaan mencatat dan melaporkan data keuangan seperti yang
diinginkannya, maka untuk membandingkan antara perusahaan yang satu dengan
lainnya akan sulit, dikarenakan masing-masing pihak memiliki standar yang
berbeda untuk penyusunannya. Oleh karena itu, akuntan keuangan mengikuti
prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum (generally accepted accounting
principles/ GAAP) dalam membuat laporan keuangan. Dengan adanya
prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umumakan memudahkan bagi para akuntan atau
akunting dalam menyusun laporan keuangan dan akan memberikan informasi
yang relevan bagi para investor dan pemegang saham untuk membandingkan
perusahaan yang satu dengan perusahaan yang lainnya pada satu periode
akuntansi. Prinsip-prinsip akuntansi menurut Belkaoui (2006 : 277 - 292), sebagai
berikut :
1. Prinsip Biaya, Menurut prinsip biaya (cost principle), biaya perolehan /
akuisisi atau biaya historis adalah dasar penilaian yang sesuai untuk
mengakui akuisisi dari seluruh barang dan jasa, beban, biaya dan ekuitas.
Dengan kata lain, suatu transaksi dinilai pada harga pertukaran pada
tanggal akuisisi dan dicatat dalam laporan keuangan pada nilai itu atau
pada nilai setelah amortisasi.
2. Prinsip Pendapatan, Prinsip ini menetapkan bagaimana pemahaman dan
komponenkomponen dari pendapatan, pengukuran pendapatan dan
mengenai saat pengakuan pendapatan. Pendapatan diakui menggunakan
11
bahwa pendapatan sebaiknya dilaporkan selama produksi, akhir produksi,
saat penjualan produk atau saat penagihan penjualan.
3. Prinsip Pengaitan (Macthing Principle), Prinsip pengaitan menganggap
bahwa beban sebaiknya diakui dalam periode yang sama dengan
pendapatan terkait, yaitu pendapatan diakui dalam periode tertentu
menurut prisip pendapatan dan beban terkait kemudian diakui.
4. Prinsip Objektivitas, kegunaan dari informasi keuangan sangan
bergantung pada keandalan dari prosedur yang digunakan. Karena
memastikan keandalan maksimum sering kali sulit untuk dilakukan, maka
akuntan telah menggunakan prinsip objektivitas untuk membenarkan
pilihan prosedur pengukuran.
5. Prinsip Konsistensi, Prinsip konsistensi menganggap bahwa kejadian
ekonomi yang serupa sebaiknya dicatat dan dilaporkan dengan cara yang
konsisten dari periode ke periode. Prinsip mengimplikasikan bahwa
prosedur akuntansi yang sama akan diterapkan kepada transaksi yang
serupa sepanjang waktu. Penerapan prinsip konsistensi membuat laporan
keuangan menjadi lebih dapat diperbandingkan dan lebih berguna.
6. Prinsip Pengungkapan Penuh, Prinsip pengungkapan penuh mengharuskan
laporan keuangan dirancang dan disusun untuk menggambarkan secara
akurat kejadiankejadian ekonomi yang telah mempengaruhi perusahaan
selama periode berjalan dan supaya mengandung informasi yang
mencukupi guna membuatnya berguna dan tidak menyesatkan bagi
12
bahwa tidak ada informasi atau substansi atau kepentingan bagi
kebanyakan investoryang akan dihilangkan atau disembunyikan.
7. Prinsip Konservatisme, Prinsip konservatisme adalah sebuah prinsip
pengecualian atau modifikasi dalam hal bahwa prinsip tersebut bertindak
sebagai batasan terhadap penyajian data akuntansi yang relevan dan
handal. Prinsip konservatisme menganggap bahwa ketika memilih antara
dua atau lebih teknik akuntansi yang berlaku umum, suatu preferensi
ditunjukkan sebagai opsi yang memiliki dampak paling tidak
menguntungkan terhadap ekuitas pemegang saham. Secara lebih spesifik,
prinsip tersebut mengimplikasikan bahwa nilai terendah dari aktiva dan
pendapatan serta nilai tertinggi dari kewajiban dan beban yang sebaiknya
dipilih untuk dilaporkan.
8. Prinsip Materialitas, Seperti halnya konservatisme, prinsip materialitas
adalah suatu prinsip pengecualian atau modifikasi. Prinsip tersebut
menganggap bahwa transaksi dan kejadian yang memiliki dampak
ekonomi yang tidak signifikan dapat ditangani secara sangat cepat, tanpa
memperdulikan apakah hal tersebut sesuai dengan prinsip akuntansi yang
berlaku secara umum atau tidak.
9. Prinsip Keseragaman dan Komparabilitas, Prinsip konsisitensi mengacu
pada penggunaan prosedur yang sama untuk transaksi-transaksi yang
berhubungan oleh perusahaan selama waktu tertentu. Prinsip keseragaman
mengacu pada penggunaan prosedur yang sama oleh
perusahaan-perusahaan yang berbeda. Tujuan yang ingin dicapai adalah menuju
13
diciptakan oleh penggunaan prosedur akuntansi yang berbeda oleh
perusahaan-perusahaan yang berbeda.
10.Prinsip Ketepatan Waktu Dari Laba dan Konsevatisme Akuntansi,
Ketepatan waktu dari laba akuntansi telah didefinisikan sebagai sejauh
mana laba akuntansi periode sekarang memasukan laba ekonomi periode
sekarang. Sedangkan laba ekonomi dan laba akuntansi yang dijumlahkan
selama umur dari perusahaan adalah identik, keduanya berbeda dalam
jangka pendek. Laba ekonomi segera mengaku perubahan dalam perkiraan
nilai sekarang atas arus kas dimasa depan, sementara laba akuntansi menggunakan prinsip “pengakuan“ untuk memasukkan perubahan yang
sama secara perlahan-lahan sejalan dengan waktu, umumnya pada titik
dekat dengan saat realisasi arus kas terjadi.
2.1.3. Konservatisme
Dalam Statement of Financial Accounting Concepts No. 1 Konservatisme
diartikan apabila perusahaan memilih satu di antara dua teknik akuntansi yang
ada, maka harus dipilih alternatif yang kurang menguntungkan. Apabila terdapat
kondisi yang kemungkinan akan menimbulkan kerugian maka biaya atau hutang
yang berkaitan tersebut harus segera diakui. Sebaliknya, apabila terdapat kondisi
yang kemungkinan akan menghasilkan laba, maka pendapatan atau aset yang
berkaitan tidak boleh langsung diakui sampai betul-betul telah terealisasi.
Ghozali dan Chariri (2007) juga menyatakan demikian, apabila perusahaan
14
alternatif yang kurang menguntungkan bagi ekuitas pemegang saham. Apabila
terdapat kondisi yang kemungkinan menimbulkan kerugian, maka harus segera
diakui. Lebih lanjut, prinsip konservatisme sering dianggap sebagai prinsip yang
pesimisme. Hendriksen dan Van Breda (2000) dalam penelitiannya menyatakan
pesimis memengharuskan beban harus segera diakui, tetapi pendapatan diakui
setelah ada kepastian realisasi (recognition), sedangkan aset bersih cenderung
dinilai di bawah harga pertukaran atau harga pasar sekarang dari harga perolehan.
Di dalam Standar Akuntansi Keuangan disebutkan bahwa terdapat berbagai
metode yang dapat dipilih perusahaan untuk menerapkan prinsip konservatisme:
1. PSAK No.14 (Revisi2008) yang mengatur perlakuan akuntansi untuk
persediaan. Metode FIFO merupakan metode yang optimis jika
dibandingkan dengan metode LIFO dan rata-rata tertimbang yang
menghasilkan angka laba lebih rendah (Dewi,2004). Karena laporan laba
rugi fiskal hanya mengakui dua metode penyusutan yaitu metode FIFO
dan rata-rata tertimbang maka metode rata-rata tertimbang merupakan
metode yang paling konservatif. Hal itu dikarenakan biaya persediaan
akhir lebih kecil yang mengakibatkan harga pokok penjualan menjadi
besar sehingga laba yang dihasilkan menjadi kecil.
2. PSAK No.17 (1994) tentang akuntansi penyusutan yang diganti oleh
PSAK No.16 (Revisi, 2007) mengenai aset tetap dan pilihan dalam
menghitung biaya penyusutannya. Metode penyusutan saldo menurun
berganda (double declining balance method) merupakan metode yang
15
(straightline method). Hal ini karena metode saldo menurun berganda
memiliki biaya yang lebih besar, sehingga angka laba yang tersaji menjadi
rendah.
3. PSAK No.19 (Revisi 2009) untuk menentukan perlakuan akuntansi bagi
aset tidak berwujud yang tidak diatur secara khusus pada standar lainnya.
Pernyataan ini juga mengatur cara mengukur jumlah tercatat dari aset tidak
berwujud dan menentukan pengungkapan yang harus dilakukan bagi aset
tidak berwujud. Jika periode amortisasi aset tidak berwujud semakin
pendek maka akuntansi yang diterapkan juga semakin konservatif,
sebaliknya bila periode amortisasi semakin panjang maka semakin tidak
konservatif (Dewi, 2004). Periode amortisasi yang semakin pendek
menyebabkan biaya amortisasi yang semakin besar pada tiapperiodenya
sehingga berakibat pula pada laba yang menjadi kecil. Dari ketiga metode
amortisasi tersebut, metode saldo menurun berganda merupakan metode
yang paling konservatif.
4. PSAK No.20 tentang Biaya Riset dan Pengembangan, apabila biaya riset
dan pengembangan diakui sebagai beban dari pada sebagai aset maka
akuntansi yang diterapkan cenderung konservatif. Jika biaya yang terjadi
diakui sebagai beban, maka laba yang dihasilkan didalam laporan
keuangan menjadi kecil. Sebaliknya, jika biaya yang terjadi diakui
sebagai aset, maka laba yang dihasilkan besar dan akuntansi menjadi tidak
konservatif.
Konservatisme adalah prinsip dalam pelaporan keuangan yang dimaksudkan
kehati-16
hatian oleh karena aktivitas ekonomi dan bisnis yang dilingkupi ketidakpastian.
Konsep konservatisme menyatakan bahwa dalam keadaan yang tidak pasti,
manajer perusahaan akan menentukan pilihan perlakuan atau tindakan akuntansi
yang di dasarkan pada keadaan, harapan kejadian, atau hasil yang dianggap
kurang menguntungkan. Implikasi konsep ini terhadap prinsip akuntansi adalah
akuntansi mengakui biaya atau rugi yang kemungkinan akan terjadi, tetapi tidak
segera mengakui pendapatan atau laba yang akan datang walaupun kemungkinan
terjadinya besar (Indrayati, 2010).
Secara ringkas, konservatisme akuntansi merupakan prinsip kehati-hatian yang
tidak mengakui keuntungan sampai dengan diperoleh bukti yang kredibel,
sedangkan kerugian harus segera diakui pada saat terdapat kemungkinan akan
terjadi, tidak perlu menunggu sampai terdapat bukti riil. Konservatisme akuntansi
menyebabkan angka-angka yang tersaji dalam Neraca dan Laporan Laba Rugi
adalah ditetapkan lebih rendah. Aset bersih ditetapkan lebih rendah dan laba
kumulatif juga ditetapkan lebih rendah, sebaliknya utang dan biaya ditetapkan
pada nilai yang tertinggi (Wicaksono, 2012).
2.2. Penelitian Terdahulu
Penelitian terdahulu telah dilakukan di Indonesia untuk dengan tema penerapan
konservatisme akuntansi, salah satunya penelitian yang dilakukan oleh Sari (2004)
menguji hubungan antara penerapan akuntansi konservatif dengan peringkat
17
panjang terhadap total aset menunjukkan hubungan negatif yang signifikan
terhadap penerapan konservatisme.
Penelitian Widya (2004) bertujuan untuk menguji pengaruh struktur kepemilikan,
debtcovenant hypothesis, political cost hypothesis, dan growth sebagai variabel
independen terhadap konservatisme sebagai variabel dependen. Hasil penelitian
yaitu semakin besar konsentrasistruktur kepemilikan perusahaan terhadap modal,
maka perusahaan tersebut cenderung untuk memilih strategi akuntansi
konservatif, hasil penelitian membuktikan bahwa debt covenant tidak berpengaruh
terhadap konservatisme, semakin besar biaya politis yang dikeluarkan oleh
perusahaan maka perusahaan cenderung untuk memilih strategi akuntansi yang
lebih konservatif.
Penelitian Lo (2005) bertujuan untuk meneliti pengaruh tingkat kesulitan
keuangan perusahaan terhadap konservatisme akuntansi. Hasil penelitiannya
menunjukkan bahwa tingkat leverage berpengaruh positif terhadap kebijakan
tingkat konservatisme akuntansi yang dibuat olehmanajer.Demikian pula dengan
ukuran perusahaan yang berpengaruh positif terhadaptingkat konservatisme
akuntansi. Selanjutnya, penelitian Lo (2005) mendukung hipotesis teori
signaling bahwa tingkat kesulitan keuangan perusahaan berpengaruh
positifterhadap tingkat konservatisme akuntansi.
2.3. Model Penelitian
Dari penjelasan tinjauan teoritis dan hasil dari penelitian-penelitian terdahulu
18
kepemilikan, ukuran perusahaan dan leverage sebagai variable independen
(bebas) dan konservatisme sebagai variable dependen (terikat).. Berikut adalah
gambar yang menunjukan kerangka pikir dalam penelitian ini:
Gambar 2.3. Model Penelitian
Pengaruh Struktur Kepemilikan, Ukuran Perusahaan dan Leverage terhadap Penerapan Konservatisme dalam Akuntansi
2.4. Hipotesis Penelitian
2.4.1. Struktur Kepemilikan Terhadap Konservatisme Akuntansi
Struktur kepemilikan dapat mempengaruhi jalannya perusahaan yang
padaakhirnya berpengaruh pada kinerja perusahaan dalam mencapai tujuan
perusahaan yaitumaksimalisasi nilai perusahaan. Hal ini disebabkan karena
adanya kontrol yang mereka miliki. Kontrol yang kurang dari pemegang saham
terhadap manajemen disebabkan adanya agency problem antara manajemen dan
pemegang saham (Jensen dan Meckling, 1976) dalam Jamalludin (2011). Agency
problem antara manajemen dan pemegang saham terjadi jika kepemilikan tersebar
di tangan banyak pemegang saham sehingga tidak satu pihak pun yang dapat atau Struktur Kepemilikan
Konservatisme Akuntansi Ukuran Perusahaan
19
yang mau mengontrol manajemen, sehingga hanya ada pihak manajemen yang
relatif tanpa adanya kontrol untuk menjalankan perusahaan. Hal ini menyebabkan
perusahaan bisa dijalankan sesuai dengan keinginan manajemen sendiri karena
kurangnya kontrol terhadap manajemen menyebabkan perusahaan melaporkan
labanya secara konservatif (Jensen dan Meckling, 1976) dalam Jamalludin (2011).
Sebaliknya pada asumsi bonus plan perusahaan akan dapat melakukan manajemen
laba dengan menaikkan labanya agar mendapat bonus karena manajer ingin
kinerjanya dinilai bagus. Selain itu publik juga cenderung menginginkan laba
yang besar dari perusahaan agar mendapatkan dividen atau capital gain yang
besar pula. Ditambah lagi mereka hanya berkonsentrasi pada kepentingan jangka
pendek untuk segera mendapatkan return. Dengan demikian perusahaan akan
cenderung melaporkan laba yang tidak konservatif apabila struktur kepemilikan
publik tinggi (Deviyanti, 2012). Lebih lanjut, biasanya target suatu perusahaan
diorientasikan dengan laba, maka semakin tinggi laba, kinerja manajemen akan
dinilai semakin baik sehingga manajemen mendapat bonus yang lebih banyak
dengan asumsi adanya perjanjian bonus plan. Hal tersebut yang mendorong
manajemen melaporkan laba lebih besar atau tidak konservatif. Oleh karena itu, di
dalam penelitian ini dibentuklah hipotesis sebagai berikut:
H1: Struktur kepemilikan Manajerial berpengaruh positif terhadap
konservatisme akuntansi.
2.4.2. Ukuran perusahaan Terhadap Konservatisme Akuntansi
Ukuran perusahaan berdasar pada asumsi bahwa perusahaan besar lebih sensitif
20
besar daripada perusahaan yang lebih kecil. Biaya politis tersebut mencakup
semua biaya atau transfer kekayaan yang harus ditanggung perusahaan terkait
tindakan-tindakan antitrust, regulasi, subsidi pemerintah, tarif pajak, tuntutan
buruh, dan sebagainya (Watss dan Zimmerman,1986) dalam Ardina (2012).
Pemerintah akan memungut pajak yang relatif tinggi kepada perusahaan besar,
karena seiring tingginya laba yang dihasilkan perusahaan besar, maka pajak yang
harus dibayarkan secara otomatis mengikuti besarnya laba (Ardina, 2012). Ini
berarti menunjukkan semakin besar ukuran perusahaan, semakin besar pula biaya
politis yang harus dibayarkan, sehingga untuk mengurangi biaya tersebut
perusahaan berupaya melaporkan labanya secara konservatif agar laba tidak
terlihat terlalu tinggi. Hal tersebut sesuai dengan penelitian Widya (2004) yang
menyimpulkan bahwa perusahaan besar cenderung untuk memilih strategi
akuntansi konservatif dan penelitian Sari (2004) yang menyatakan bahwa total
aset menunjukkan nilai positif signifikan yang artinya semakin besar ukuran
perusahaan maka semakin tinggi konservatisme. Berdasarkan penelitian-peneitian
tersebut perusahaan besar sangat memungkinkan untuk melaporkan labanya
secara konservatif karena adanya biaya politis yang mengikuti besarnya laba
perusahaan. Oleh karena itu dibentuklah hipotesis sebagai berikut:
H2 : Ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap konservatisme
akuntansi
2.4.3. Leverage Terhadap Konservatisme Akuntansi
Leverage bisa digunakan untuk meningkatkan tingkat keuntungan yang
21
telah dibiayai oleh penggunaan hutang (Weston dan Brigham, 1990 dalam
Deviyanti, 2012). Rasio yang umum digunakan dalam penelitian konservatisme
adalah debtratio atau disebut juga dengan rasio utang terhadap total asset.
Kreditor lebih menyukai rasio utang yang rendah karena semakin rendah rasio ini,
maka semakin besar perlindungan terhadap kerugian kreditor dalam peristiwa
likuidasi. Di sisi lain, pemegang saham akan menginginkan leverage yang
lebih besar karena akan dapat meningkatkan laba yang diharapkan Weston dan
Brigham (1990 dalam Deviyanti (2012). Zmijewski dan Hagerman (1981) dalam
Almilia (2006) menyatakan bahwa terdapat hubungan antara leverage dan pilihan
prosedur akuntansi. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa semakin besar debt
to total asset ratio, maka semakin besar pula kemungkinan perusahaan akan
menggunakan prosedur yang meningkatkan laba yang dilaporkan periode
sekarang atau laporan keuangan yang disajikan cenderung tidak konservatif .
Sebaliknya Lo (2005) menyatakan jika perusahaan mempunyai hutang yang
tinggi, maka kreditor juga mempunyai hak untuk mengetahui dan mengawasi
jalannya kegiatan operasional perusahaan. Dengan demikian, asimetri informasi
antara kreditor dan perusahaan berkurang karena manajer tidak dapat
menyembunyikan informasi keuangan yang mungkin akan dimanipulasi atau
melebih-lebihkan aset yang dimiliki. Oleh karena itu, kreditor akan meminta
manajer untuk melakukan pelaporan akuntansi secara konservatif agar perusahaan
tidak berlebihan dalam melaporkan hasil usahanya. Sama halnya dengan
penelitian Ahmed dan Duellman (2007) yang menyatakan semakin tinggi tingkat
leverage maka perusahaan akan cenderung melaporkan labanya secara
22
memiliki hak pengawasan terhadap kegiatan operasional perusahaan atas dana
yang dipinjamkannya. Oleh karena itu dibentuklah hipotesis sebagai berikut:
BAB III
METODE PENELITIAN
1.1. Sampel dan Data Penelitian
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan manufaktur yang
terdaftar pada tahun 2008-2012 di Bursa Efek Indonesia (BEI). Dalam penelitian
ini perusahaan yang menjadi sampel dipilih berdasarkan Purposive Sampling
(kriteria yang dikehendaki). Kriteria sampel dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut :
1. Perusahaan manufaktur menerbitkan laporan keuangan berturut-turut yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dari tahun 2008-2012.
2. Laporan keuangan dinyatakan dalam mata uang rupiah.
3. Perusahaan Manufaktur yang selama tahun penelitian tidak mengalami
kerugian dan nilai ekuitas negatif.
4. Perusahaan manufaktur yang memiliki data mengenai struktur kepemilikan
manajerial selama tahun penelitian 2008-2012.
Dalam penelitian ini penulis menggunakan data sekunder, karena data diperoleh
secara tidak langsung atau melalui media perantara. Data penilitian didapat dari
24
1.2. Operasional Variabel Penelitian
Variabel penelitian pada dasarnya adalah sesuatu hal yang terbentuk apa saja yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal
tersebut, kemudian ditarik simpulan (Sugiyono, 2007). Variabel-variabel yang
digunakan dalam penelitian ini yaitu:
3.2.1. Variabel Dependen
Variabel dependen dalam penelitian ini adalah Konservatisme Akuntansi.
konservatisme akuntansi merupakan prinsip kehati-hatian yang tidak mengakui
keuntungan sampai dengan diperoleh bukti yang kredibel, sedangkan kerugian
harus segera diakui pada saat terdapat kemungkinan akan terjadi, tidak perlu
menunggu sampai terdapat bukti riil. Konservatisme akuntansi menyebabkan
angka-angka yang tersaji dalam Neraca dan Laporan Laba Rugi adalah ditetapkan
lebih rendah. maka untuk mengukur konservatisme akuntansi dalam studi ini
digunakan ukuran berbasis akrual (Givoly dan Hyan (2002)) dalam Sari (2004).
Con Acc
Akrual depresiasi dikeluarkan karena merupakan akrual positif yang akan
membalik ketika aset tetap diperoleh dan tidak tertangkap dalam perbedaan antara
laba dan aliran kas. Ukuran konservatisma ini dikalikan -1, sehingga semakin
besar nilai positif rasio, adalah semakin konservatif. (Harahap:2007). Jika
perhitungan konservatisme menghasilkan nilai negatif digolongkan perusahaan
25
sebagai perusahaan optimis dan diberi kode 0 (Givoly dan Hyan (2002)) dalam
Sari (2004)
3.2.2. Variabel Independen
Variabel independen merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi
sebab perubahanya atau timbulnya variabel dependen / terikat (Sugiono, 2007).
Variable independen dalam penelitian ini adalah:
1. Struktur Kepemilikan Manajerial
Struktur kepemilikan merupakan suatu daftar yang menunjukkan besarnya tingkat
presentase kepemilikan yang berbeda dari para investor pada suatu perusahaan
(While, 2001 dalam Kristianto, 2009)). Struktur kepemilikan dalam penelitian ini
diproksikan dengan Kepemilikan sebagian saham manajer yang sekaligus sebagai
pemegang saham ataupun oleh orang dalam, rasio ini dapat dijadikan sebagai
kontrol dalam pelaporan keuangan (Skousen et al., 2009). Rasio kepemilikan
saham manajerial dapat diukur dengan:
OWSHIP
2. Ukuran Perusahaan
Ukuran perusahaan diukur sesuai dengan penelitian Sari (2004), Lo (2005) dan
26
3. Leverage
Rasio leverage dapat mengukur tingkat sejauh mana aset perusahaan telah
dibiayai oleh penggunaan hutang (Weston dan Brigham (1990)) dalam Deviyanti
(2012).Perusahaan dengan rasio leverage yang tinggi memiliki kewajiban untuk
melakukan ungkapan yang lebih luas daripada perusahaan dengan rasio leverage
yang rendah. Pendapat lain mengatakan bahwa semakin tinggi leverage,
kemungkinan besar perusahaan akan mengalami pelanggaran terhadap kontrak
utang, maka manajer akan berusaha untuk melaporkan laba sekarang lebih tinggi
dibandingkan laba di masa depan. Rasio ini diukur dengan rumus:
leverage
3.2.3. Metode Analisis Data
3.2.3.1. Statistik Deskriptif
Statistik deskreptif dalam penelitian ini digunakan untuk memberikan deskripsif
atau variabel-variabel penelitian. Statistik deskriptif akan memberikan gambaran
atau deskrepsi umum dari variabel penelitian mengenai nilai rata-rata (mean),
standar deviasi, maksimum, minimum, sum. Data yang akan diteliti
dikelompokkan menjadi struktur kepemilikan manajerial, ukuran perusahaan, dan
leverage. Pengujian ini dilakukan untuk mempermudah dalam memahami
27
3.2.3.2. Analisis Logistik Regresi
Dalam penelitian ini metode analisis data yang digunakan adalah analisis
kuantitatif (dalam skala angka) dengan alat analisis logistik regresi, dengan
harapan bahwa hasil yang akan diperoleh lebih akurat dan baik. Analisis logistik
regresi dibutuhkan untuk mengungkap probabilitas terjadinya variabel dependen
dapat diprediksi oleh variabel independen. Mayer dan Pifer (dikutip oleh Hadad,
et al., 2003), menerapkan limited dependen variabel model regresi dalam
penelitiannya.
Pendekatan ini menggunakan simbol “1” untuk perusahaan yang terbukti
melakukan kecurangan laporan keuangan dan “0” untuk perusahaan yang tidak
melakukan kecurangan laporan keuangan. Selanjutnya pengujian akan dilakukan
dengan menggunakan analisis regresi logistik. Berdasarkan rumusan masalah dan
rerangka pemikiran teoritis yang telah diuraikan sebelumnya, maka model
penelitian yang dibentuk adalah sebagai berikut :
Con Acc= b0+b1X1+ b2X2+ b3X3 Keterangan :
Con Acc : Perusahaan yang melakukan konservatisma akuntansi /yang tidak melakukan konservatisma akuntansi
X1 : Struktur Kepemilikan
X2 : Ukuran Perusahaan
X3 : Leverage
1. Menilai model Regresi (Goodness Of Fit)
Logistic regression adalah model regresi yang telah mengalami modifikasi,
28
atau berganda. Dalam menilai model regresi logistik dapat dilihat dari pengujian
Hosmer and Lemeshow’s goodness of fit. Pengujian ini dilakukan untuk menilai
model yang dihipotesiskan agar data empiris cocok atau sesuai dengan model.
Jika nilai statistik Hosmer and Lemeshow’s goodness of fit test sama dengan atau
kurang dari 0,05, maka hipotesis nol ditolak. Sedangkan jika nilainya lebih besar
dari 0,05 maka hipotesis nol tidak dapat ditolak, artinya model mampu
memprediksi nilai observasinya atau cocok dengan data.
Ho : Model yang dihipotesiskan Fit dengan data
Ha : Model yang dihipotesiskan tidak Fit dengan data
2. Menilai Keseluruhan Model (Overall Model Fit)
Untuk menilai keseluruhan model (Overall Model Fit) ditunjukkan dengan Log
Likelihood Value (nilai –2 Log Likelihood Value), yaitu dengan cara
membandingkan antara nilai –2 Log Likelihood Value pada awal (block number =
0), dimana model hanya memasukkan konstanta dengan nilai –2 Log Likelihood
Value pada saat block number = 1, dimana model memasukkan konstanta dan
variabel bebas. Apabila nilai –2 Log Likelihood Value block number = 0 lebih
besar dari nilai –2 Log Likelihood Value block number = 1, maka menunjukkan
model regresi yang baik, sehingga penurunan Log Likelihood menunjukkan model
29
3.3. Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesis dalam penelitian ini dilakukan melalui pengujian koefisien
regresi, yang bertujuan untuk menguji seberapa jauh semua variabel bebas yang
dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh terhadap variabel terikat.
Koefisien regresi dapat ditentukan dengan menggunakan Wald Statistik dan nilai
probabilitas (Sig) dengan cara nilai Wald Statistik dibandingkan dengan
Chi-Square tabel, sedangkan nilai probabilitas (Sig) dibandingkan dengan tingkat signifikansi (α). Untuk menentukan penerimaan atau penolakan Ho didasarkan
pada tingkat signifikansi (α) 5%, dengan kriteria:
- Ho diterima apabila Wald hitung < Chi-Square Tabel, dan nilai Asymptotic
Significance > tingkat signifikansi (α). Hal ini berarti H alternatif ditolak atau
hipotesis yang menyatakan variable bebas terpengaruh terhadap variabel
terikat ditolak.
- Ha diterima apabila Wald hitung > Chi-Square tabel, dan nilai Asymptotic
Significance < tingkat signifikansi (α). Hal ini berarti H alternatif diterima
atau hipotesis yang menyatakan variabel bebas yang berpengaruh terhadap
variabel terikat diterima.
Koefisien regresi dapat juga ditentukan dengan menggunakan Cox and Snell R
Square dan Nagelkerke R Square, dalam hal ini ada dua ukuran R square yaitu
Cox & Snell R Square dan Nagelkerke R Square. Cox & Snell R Square
menggunakan nilai makasimum kurang dari 1 sehingga sulit untuk
diinterpretasikan. Nagelkerke R Square merupakan modifikasi dari Cox & Snell R
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan uraian pada pembahasan, maka penulis menarik beberapa kesimpulan
bahwa:
1. Berdasarkan hasil perhitungan didapat nilai dari Nagelkerke R Square sebesar
0,247. Hal ini berarti 24,7% penerapan konservatismedapat dipengaruhi oleh
struktur kepemilikan, ukuran perusahaan dan leverage sedangkan sisanya
sebesar 75,3% dipengaruhi oleh variabel lain diluar penelitian ini.
2. Hasil perhitungan juga menunjukkan nilai chi square sebesar 25,151
dengan nilai signifikan sebesar 0,000,. Dengan nilai –2 Log Likelihood Value
block number = 0 lebih besar dari nilai –2 Log Likelihood Value block number
= 1 maka model regresi semakin baik. Dengan nilai signifikan yang lebih kecil
dari 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa penerapan konservatismedapat
dipengaruhi oleh variabel struktur kepemilikan manajerial, sementara, ukuran
perusahaan, dan leverage tidak mempengaruhi penerapan konservatisme
44
penelitian dapat menjelaskan terjadinya penerapan konservatisme dalam
akuntansi
3. Berdasarkan hasil penelitian dari tiga variabel independen perusahaan, hanya
variabel struktur kepemilikan saja yang mempunyai pengaruh terhadap
penerapan konservatisme dalam akuntansi, sedangkan variabel ukuran
perusahaan dan leverage tidakmempunyai pengaruh terhadap penerapan
konservatisme dalam akuntansi.
5.2. Keterbatasan Penelitian dan Saran
1. Keterbatasan Penelitian
a. Populasi penelitian ini hanya terbatas pada perusahaan manufaktur yang
terdaftar di BEI Periode 2008-2012.
b. Tingkat aktivitas, tingkat leverage dan tingkat likuiditas suatu perusahaan mempunyai banyak ukuran dalam mengukurnya, dalam penelitian ini penulis
hanya menggunakan 1 proksi untuk masing-masing variabel.
c. Penelitian ini hanya menggunakan earning accrual untuk mengukur
konservatisme akuntansi.
2. Saran
a. Penelitian selanjutnya diharapkan dapat menggunakan lebih banyak variabel lain, seperti variabel-variabel baru yang diidentifikasi sebagai variabel
45
b. Penelitian selanjutnya diharapkan dapat menggunakan lebih banyak menggunakan perusahaan yang menjadi sampel penelitian.
c. Penelitian ini hanya menggunakan earning accrual untukmengukur
konservatisme akuntansi. Penelitian selanjutnya dapat menggunakan
ukuran lain dalam mengukur konservatisme akuntansi, seperti
DAFTAR PUSTAKA
Ahmed, AS., Duellman, S., 2007. Accounting Conservatism and Board of Director Characteristics: An Empirical Analysis. http://www.ssrn.com. Almilia, L. S. 2006. Pengujian Size Hypothesis dan Debt/Equity Hypothesis yang
Mempengaruhi Tingkat Konservatisma Laporan Keuangan Perusahaan dengan Tehnik Analisis Multinomial Logit. Jurnal Bisnis dan Akuntansi.
Ardi, M dan Lana. 2007. Pengaruh Ukuran perusahaan, Ukuran Profitabilitas, Leverage dan Kepemilikan Perusahaan terhadap Luas Voluntary Disclosure Laporan Keuangan Tahunan. Makalah dari Kampus Gunadarma. Cibinong
Ardina, A.M.Y. 2012. Penggunaan Perspektif Positive Accounting Theory terhadap Konservatisme Akuntansi di Indonesia. Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Universitas Diponogoro
Cahan. S. F. and W. Zhang. 2006. After Enron: Auditor Conservatism and Ex-Andersen Clients. The Accounting Review 81.1 (Januari): 49-82.
Deviyanti, D. A. 2012. Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penerapan Konservatisme dalam Akuntansi. Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Universitas Diponogoro.
Dewi, R. A. A. A. 2004. Pengaruh Konservatisma Laporan Keuangan Terhadap Earnings Response Coefficient. Makalah yang disampaikan pada
Simposium Nasional Akuntansi 6,Surabaya.
Fitriyah, N dan S. Atikah. 2009. Pengaruh ukuran perusahaan, leverage, market to book value of equity dan struktur kepemilikan terhadap konservatisme akuntansi. Jurnal Bisnis dan Akuntans, www.scribd.com
Ghozali, I. 2006. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS, Edisi Ketiga. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Penerbit Universitas Diponegoro
Givoly, D. and C. Hayn. 2002. Rising conservatism: Implications for financial analysis. Financial Analyst Journal
Haniati, S dan Fitriany. 2010. Pengaruh Konservatisme Terhadap Asimetri Informasi Dengan Menggunakan Beberapa Model Pengukuran
Konservatisme. Makalah yang disampaikan pada Simposium Nasional Akuntansi 13, Purwokerto.
Hendriksen, Eldon S, Michael F Van Breda, 2000. Teori Akuntansi. Jakarta:
Interaksa
Ikatan Akuntan Indonesia. 2007. Standar Akuntansi Keuangan. Salemba Empat, Jakarta.
Jensen, M. C., dan Meckling W. H. 1976. Theory of The Firm: Managerial Behaviour, Agency Cost, and Ownership Structure. Journal of Financial Economics.
Kristanto, A. 2009. Pengaruh Struktur Kepemilikan Saham dengan Kinerja Keuangan Perusahaan. Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Universitas Gunadarma.
Lasdi, Lodovicus. 2008. Pengujian Determinan Konservatisme Akuntansi. Jurnal Akuntansi Kontemporer, Januari 2009, 1-20
Lo, E. W. 2005. Pengaruh Tingkat Kesulitan Keuangan Perusahaan terhadap Konservatisma Akuntansi.Makalah yang disampaikan pada Simposium Nasional Akuntansi 8, Solo.
Qiang, X, 2003. The Economic Determinants of Self-imposed Accounting Conservatism. Dissertation, Ph.D. Candidate in Accounting Department of Accounting and Law School of Management State University of New Candidate in Accounting Department of Accounting and Law School of Management State University of New York at Buffalo.
Safiq, Muhamad. 2010. Kepemilikan Manajerial, Konservatisme Akuntansi, dan Cost Of Debt. Simposium Nasional Akuntansi XIII. Purwokerto.
Sari, D. 2004. Hubungan antara Konservatisma Akuntansi dengan Konflik
Bondholder-Shareholder Seputar Kebijakan Dividen dan Peringkat Obligasi Perusahaan. Makalah yang disampaikan pada Simposium Nasional
Sari, Cynthia dan Desi Adhariani. 2008. Konservatisme Perusahaan di Indonesia dan Faktor-Faktor yang mempengaruhinya. Simposium Nasional Akuntansi XII.
Sudarmaji. 2007 Pengaruh Ukuran Perusahaan, profitabilitas,Leverage, dan Tipe Kepemilikan perusahaan Terhadap Luas Volutary Disclosure Laporan Keuangan Tahunan. Proceeding PESAT. Universitas Gunadarma.
Supranto, J. 2001. Statistik Teori dan Aplikasi Jilid 2. Erlangga Jakarta.
Watts RL., and Zimmerman JL., 1986. Positive Accounting Theory. Pretice Hall, Englewood Cliff, New Jersey.
Website Bursa Efek Indonesia: www.idx.co.id
Wibowo, Joko, 2002. Implikasi Konservatisme Dalam Hubungan Laba-Return And Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi. Thesis, PPS Akuntansi UGM.
Widayati, Endah. 2011. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pilihan Perusahaan Terhadap Konservatisma Akuntansi. Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro. Semarang.
Widya. 2004. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pilihan Perusahaan terhadap Akuntansi Konservatif. Makalah yang disampaikan pada Simposium Nasional Akuntansi 7, Denpasar.