• Tidak ada hasil yang ditemukan

S PAUD 1009388 Chapter3

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "S PAUD 1009388 Chapter3"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan subjek penelitian

Penelitian ini dilakukan di RA Al- Ihsan 1 terletak di Kp. Asem, Desa

Sinarjaya Kecamatan Bungbulang Kabupaten Garut. Waktu penelitian dilakukan

selama 1 bulan yaitu mulai minggu pertama bulan September 2013, sedangkan

tindakan siklus 1 dilakukan minggu ke empat pada tanggal 25 Maret 2014.

Subjek dalam penelitian ini adalah Peserta didik kelompok B dengan usia

5-6 tahun RA Al- Ihsan 1 tahun ajaran 2013/2014 yang berjumlah 17 orang.

B. Desain penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan metode Penelitian tindakan kelas yang

akan dilakukan di RA Al-Ihsan1 terletak di Kp. Asem. Desa Sinarjaya

Kecamatan Bungbulang Kabupaten Garut, dengan menggunakan 2 siklus

pembelajaran yang akan dilakukan dalam 2 kali pertemuan pembelajaran.

Rancangan tindakan pada penelitian ini, direncanakan terdapat 2 siklus,

setiap siklus dibagi menjadi 1 pertemuan setiap pertemuan terdiri 4 bagian yaitu,

perencanaan, pelaksanaan, pengamatan/observasi dan refleksi.

Desain penelitian tindakan kelas yang dilakukan, diadaptasi dari model

(2)

SIKLUS PENELITIAN TINDAKAN

Gambar 3.1

Siklus Kemmis dan Mc Taggart (Arikunto, 2010:137)

C. Metode Penelitian

Penelitian ini dilakukan atas dasar permasalahan yang timbul

dilapangan yaitu kurang berkembangnya kreativitas anak kelompok B di RA

Al-Ihsan1. Pelaksanan penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kreativitas Perencanaan

Refleksi Siklus I Pelaksanaan

Pengamatan

Perencanaan

Refleksi Siklus II Pelaksanaan

Pengamatan

dst

(3)

menghias anak kelompok B di RA AIhsan1 yang dilakukan oleh pendidik yang

merupakan suatu bentuk upaya dalam meningkatkan kreativitas anak dengan

menggunakan media dasar batok kelapa, sehingga diharapkan dapat meningkatkan

kreativitas anak yang sudah ada menjadi lebih baik.

Metode penelitian yang digunakan yaitu penelitian tindakan kelas ( PTK).

Menurut Harjodipuro Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah suatu pendekatan

yang memperbaiki pendidikan melalui perubahan, dengan mendorong para guru

untuk memikirkan praktek mengajarnya sendiri agar kritis terhadap praktek

tersebut dan agar mau mengubahnya. Karakteristik Penelitian Tindakan Kelas

yaitu bahwa masalah yang diangkat sehari-hari yang dihadapi oleh guru dikelas

(Muslihuddin, 2009:7). Suharsimi (2007:2) dalam (Mohammad Asrori 2009:5)

mendefinisikan Penelitian Tindakan K elas adalah:

“ Paparan gabungan definisi dari kata “ penelitian,” “tindakan,”

dan “kelas.” Penelitian adalah kegiatan mencermati suatu objek dengan

menggunakan aturan metodologi tertentu untuk memperoleh data atau informasi yang bermanfaat untuk meningkatkan mutu suatu hal menarik minat dan penting bagi peneliti. Tindakan adalah suatu gerak kegiatan yang sengaja dilakukan dengan tujuan tertentu, yang dalam penelitian berbentuk rangkaian siklus kegiatan. Kelas adalah sekelompok siswa yang dalam waktu yang sama menerima pelajaran yang sama oleh guru. Suharsimi berkesimpulan bahwa penelitian tindakan kelas adalah suatu pencerrmatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama”.

Adapun karakteristik penelitian tindakan kelas (PTK) menurut Suhardjono

(2007:62) dalam (Mohammad Asrori 2009:8) menyebutkan ada 6 karakteristik

PTK yaitu : 1) adanya tindakan (action). 2) adanya kolaborasi (kerjasama). 3)

(4)

pengembangan, (b) bertujuan meningkatkan profesionalisme guru, (c) alasan

pokok: ingin tahu, ingin membantu, ingin meningkatkan, dan (d) bertujuan

memperoleh pengetahuan sebagai pemecah masalah. 4) PTK dimulai dari

permasalahan yang sederhana, nyata, jelas dan tajam mengenai hal-hal yang

terjadi dikelas. 5) PTK berfokus pada masalah peraktis bukan problem teoritis

atau bersifat bebas konteks. 6) PTK merupakan kegiatan penelitian yang tidak saja

berupaya untuk memecahkan masalah, tetapi sekaligus mencari dukungan

ilmiahnya.

Penelitian Tindakan Kelas ini akan dilaksanakan dalam dua siklus, dan

prosedur penelitian tindakan kelas untuk memperoleh data tentang proses dan

hasil yang dicapai pada penelitian ini. Adapun prosedur PTK menurut

Muslihuddin (2009: 50) yaitu penelitian tindakan kelas secara berurutan dimulai

dengan perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Kemudian dilanjutkan

dengan tahap kedua yang diawali dengan revisi rencana, tindakan, observasi,

refleksi. Tahapan terus berulang sampai intervensi yang dilakukan dianggap

berhasil atau menunjukan terjadinya perubahan prilaku. Tahapan prosedur

penelitian tindakan kelas dapat diuraikan sebagai berikut:

1. Identifikasi Masalah

Pada tahap ini, peneliti terlebih dahulu mengidentifikasi permasalahan

mengenai peningkatan kreativitas yang timbul pada anak di Kelompok B RA

Al-Ihsan 1. Teknik yang digunakan yaitu observasi langsung di RA Al-Al-Ihsan 1.

(5)

menghias barang bekas dengan media dasar batok kelapa yang dilakukan ditempat

penelitian. Berdasarkan hasil observasi tersebut maka ditemukan permasalahan

pada anak mengenai peningkatan kreativitas.

2. Perumusan Rencana Tindakan

Pada tahap ini peneliti merancang kegiatan yang akan dilakukan dalam

rangka meningkatkan kreativitas menghias barang bekas dengan media dasar

batok kelapa di RA Al-Ihsan 1 agar menjadi lebih baik dan meningkat dari

sebelumnya. Adapun hal-hal yang perlu direncanakan dalam menyusun rancangan

antara lain :

a. Menetapkan permasalahan secara fokus pada kegiatan menghias barang

bekas , kemudian memutuskan media dasar batok kelapa sebagai alat yang

dapat menstimulasi dan meningkatkan kreativitas.

b. Membuat rancangan tindakan dengan menentukan perlakuan yang akan

diberikan dalam proses pembelajaran menghias barang bekas dengan media

dasar batok kelapa.

c. Menetapkan indikator-indikator sebagai program pembelajaran menghias

barang bekas.

3. Pengembangan Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini dibuat berdasarkan hasil

observasi yang telah dilakukan sebelumnya kemudian peneliti berdiskusi dengan

(6)

guru dalam pembelajaran menghias barang bekas pada anak kelompok B di RA

Al-Ihsan1.

4. Pelaksanaan Tindakan

Pelaksanaan tindakan merupakan implementasi dari isi rancangan yang

telah disusun pada saat sebelumnya. Proses pelaksanaan tindakan pembelajaran

dalam rangka meningkatkan kreativitas pada anak kelompok B RA Al-Ihsan 1

dilaksanakan setelah peneliti mengetahui fokus permasalahan. Peneliti dan guru

melaksanakan pembelajaran dengan memberikan tindakan melalui media dasar

batok kelapa. Pelaksanan tindakan ini berguna meningkatkan kreativitas pada

anak kelompok B RA Al-Ihsan 1 melalui penggunaan media dasar batok kelapa

yang dilakukan dalam siklus hingga hasil yang diharapkan dapat tercapai.

Masing-masing siklus terdiri dari perencanaan, pelaksanaan,

pengamatan/observasi, dan refleksi, kemudian diikuti dengan adanya perencanaan

ulang atau revisi terhadap pelaksanaan siklus sebelumnya untuk melanjutkan ke

siklus berikutnya. Setiap siklus dikatakan berhasil apabila ada perkembangan

terhadap meningkatnya kretivitas pada anak kelompok B RA Al-Ihsan 1. Adapun

penjelasan lebih lanjut mengenai rencana pelaksanaan tindakan pada setiap siklus

antara lain:

a. Perencanaan

Pada tahap perencanaan peneliti bersama guru merancang kegiatan yang

akan dilakukan dengan membuat skenario pembelajaran, materi pembelajaran

(7)

barang bekas pada anak kelompok B RA Al-Ihsan 1, dan melaksanakan stimulasi

pembelajaran dengan menggunakan media dasar batok kelapa.

b. Pelaksanaan

Pada tahap ini penelitian dilakukan sesuai dengan rencana yang sudah

dirancang sebelumnya. Pendidik memberikan pembelajaran dengan menggunakan

media dasar batok kelapa yang sudah dirancang sesuai dengan materi yang akan

disampaikan pada saat pembelajaran berlangsung. Penggunaan media dasar batok

kelapa digunakan untuk meningkatkan kereativitas anak.

c. Pengamatan/observasi

Pada tahap ini ketika tindakan penelitian berlangsung, peneliti hendaknya

melakukan pengamatan terhadap apa yang terjadi secara cermat. Menyiapkan

instrumen penelitian untuk guru dan anak sebagai salah satu teknik persiapan

untuk berlangsungnya proses pengamatan/observasi. Peneliti

mengamati/mengobservasi segala proses dalam aktivitas pembelajaran menghias

barang bekas dengan menggunakan media dasar batok kelapa. Pengamatan

tersebut menggunakan instrumen yang sudah disiapkan dan dilakukan secara

kontinue mulai dari siklus I sampai siklus II yang diharapkan dapat tercapai

tujuan.

d. Refleksi

Refleksi merupakan suatu rujukan yang digunakan untuk mengkaji apa

(8)

apa yang belum tuntas dari apa yang sudah direncanakan. Refleksi dilakukan pada

setiap siklus dimulai dari siklus I sampai pada siklus II yang menunjukan bahwa

tujuan yang diharapkan telah tercapai. Adanya refleksi membantu peneliti untuk

memaksimalkan tindakan dalam rangka meningkatkan kereativitas anak melalui

kegiatan menghias barang bekas kelompok B RA Al-Ihsan 1.

D. Definisi Oprasional

Pada penelitian ini aspek yang diteliti pada anak ada dua aspek yaitu :

aspek kelancaran dan aspek keaslian. Hal ini dikarenakan keterbatasan waktu dan

tempat penelitian, dan disesuaikan dengan kegiatan yang akan dilakukan.

Adapun pengertian barang bekas dalam Kamus Lengkap Bahasa

Indonesia, „barang‟ diartikan sebagai benda yang berwujud sedangkan arti kata

„bekas‟ adalah sisa habis dilalui, sesuatu yang menjadi sisa dipakai. Jadi barang

bekas bisa diartikan sebagai benda-benda yang pernah dipakai (sisa), yang

kegunaannya tidak sama seperti benda yang baru ( Yuniar, 1997).

Menurut Rosdianawati (2003) kegiatan daur ulang atau memanfaatkan

barang bekas adalah membuat mainan atau benda dengan mempergunakan

barang-barang bekas yang sudah tidak terpakai, seperti kotak korek api,

(9)

Sedangkan Batok Kelapa dalam bahasa Indonesia disebut „Tempurung”.

Batok kelapa merupakan barang bekas yang ramah lingkungan dan bisa

dimanfaatkan sebagai bahan arang, hiasan, asbak, dan lain-lain.

Dengan menggunakan media dasar batok kelapa dalam pembelajaran

diharapkan akan mampu meningkatkan kereativitas pada peserta didik di RA Al-

Ihsan 1 terletak di Kp. Asem, Desa Sinarjaya Kecamatan Bungbulang Kabupaten

Garut.

E. Instrumen Penelitian

Instrument penelitian yang digunakan adalah perangkat pembelajaran

berupa Rencana Kegiatan Harian (RKH), pedoman observasi peserta didik dan

aktivitas guru dalam kegiatan menghias barang bekas dengan media dasar batok

kelapa untuk meningkatkan kreativitas. Instrumen penelitian merupakan alat bantu

yang dipilih dan digunakan oleh peneliti dalam kegiatannya mengumpulkan data

agar kegiatan tersebut menjadi sistematis dan dipermudah olehnya (Arikunto,

2007:101). Adapun prosedur pengembangan instrumen yang dilakukan dalam

penelitian ini antara lain sebagai berikut:

1. Menganalisis Variabel Penelitian

Langkah pertama, variabel dikaji terlebih dahulu oleh peneliti menjadi

(10)

hasilnya. Pembuatan indikator, dalam hal ini indikator meningkatkan kreativitas

anak, Peneliti mengacu pada Permendiknas no 58 tahun 2009.

2. Menetapkan Jenis Instrumen

Langkah kedua, peneliti menetapkan jenis instrumen penelitian yang

akan digunakan untuk mengukur variabel, sub variabel atau indikator yang telah

ditentukan sebelumnya berdasarkan teori. Dalam penelitian ini akan menggunakan

jenis instrumen berupa pedoman observasi kemampuan anak dan pedoman

dokumentasi berupa catatan lapangan dan foto pelaksanaan pembelajaran

menggunakan media dasar batok kelapa untuk meningkatkan kreativitas pada

anak usia dini.

3. Menyusun Kisi-kisi Instrumen

Langkah ketiga, menetapkan jenis instrument. kemudian peneliti

menyusun kisi-kisi instrumen yang berisi terkait variabel, sub variabel, indikator,

teknik pengumpulan data dan sumber data. Adapun kisi-kisi instrumen dalam

penelitian ini sebagai berikut:

Tabel 3.1

KISI- KISI INSTRUMEN PENELITIAN

KEMAMPUAN KREATIF ANAK DALAM KEGIATAN MENGHIAS BARANG BEKAS DENGAN MEDIA DASAR BATOK KELAPA

VARIABEL DIMENSI INDIKATOR

TEKNIK PENGUMP

ULAN

(11)

Kemampuan

Kegiatan Menghias Barang Bekas Dengan Media Dasar Batok Kelapa Dalam Meningkatkan Kreativitas

No Variabel Aspek Indikator

(12)

n 4.Pembagian tugas

menghias barang

(13)

Langkah keempat peneliti membuat instrument penelitian dengan

berdasarkan pada kisi-kisi yang telah disusun pada langkah sebelumnya. Jenis

instrument yang digunakan dalam penelitian ini adalah pedoman observasi.

5. Judgement Instrumen

Langkah kelima peneliti mendiskusikan dan mengkonsultasikan

instrumen yang telah dibuat kepada dua dosen yang ahli di bidang pendidikan

anak usia dini. Judgment instrumen ini dilakukan untuk memperbaiki instrument

apabila terdapat kesalahan dalam pembuatannya, misalnya dengan membuang

instrumen yang tidak perlu, mengganti indikator, perbaikan isi atau redaksi dan

lain sebagainya.

F. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data melalui pedoman observasi guru tentang

aktivitas mengajar dalam kegiatan menghias barang bekas dengan media dasar

batok kelapa, dan lembar observasi kegiatan peserta didik dalam kegiatan

menghias barang bekas dengan media dasar batok kelapa untuk meningkatkan

kreativitas anak.

Tabel 3.3

Pedoman Observasi

Kemampuan Anak Dalam Kreativitas Anak RA Kelompok B RA Al-Ihsan 1

No Aspek yang diteliti Mutu

MB BB K

(14)

2 Anak dapat mewujudkan hasil karya

3 Keberbedaan hasil karya yang dibuat dengan yang lainnya

4 Karya yang dibuat berdasarkan gagasan sendiri

Keterangan:

MB = Mulai Berkembang,atau Berkembang Tahap Awal

BB = Berkembang Baik

K = Konsisten

Tabel 3.4

Pedoman Observasi Pendidik

Dalam Meningkatkan Kreativitas Anak RA Kelompok B RA Al-Ihsan 1

No Aspek Kegiatan Mutu

Dil TDl K

1 Merumuskan Tujuan

2 Menetapkan Materi

3 Menetapkan Metode

4 Menetapkan Media Pembelajaran

5 Menetapkan Evaluasi Pembelajaran

6 Menyiapkan alat yang diperlukan dalam

(15)

7 Mengkoordinasikan anak untuk siap menghias barang bekas

8 Mengkomunikasikan tema dan kegiatan

pembelajaran yang akan dilakukan anak

9 Pembagian tugas menghias barang bekas

kepada anak-anak

10 Membimbing anak dalam belajar supaya dapat

bekerjasama

11 Mengarahkan anak dalam kegiatan menghias

barang bekas

12 Memberi dorongan kepada anak supaya

semangat

13 Mengamati/Mengobservasi selama kegiatan

bermain

14 Melakukan tanya jawab tentang kegiatan yang

telah dilakukan

15

Memberi kesempatan kepada anak-anak untuk mengungkapkan pendapat selama kegiatan menghias barang bekas

Keterangan :

Dil = Dilakukan

TDl = Tidak Dilakukan

K = Konsisten

G. Analisis data

Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu mengunakan

(16)

Kunandar (Yuliasari, 2009:73) mengemukakan bahwa analisis interaktif terdiri dri

tiga komponen kegiatan yang saling terkait satu sama lainnya. Tiga komponen

tersebut yaitu:

1. Reduksi Data

Reduksi data merupakan proses dimana peneliti menyeleksi data dan

merangkumnya sesuai dengan fokus masalah. Pada tahap ini peneliti memilih

hal-hal pokok dan membuang data yang dianggap tidak perlu. Keseluruhan

rangkuman data yang berupa hasil observasi mengenai penggunaan media dasar

batok kelapa untuk meningkatkan kreativitas anak kelompok B di RA Al-Ihsan 1.

2. Mendeskipsikan Data

Setelah reduksi data dilakukan, kemudian peneliti mendeskripsikan data

baik dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, dan sejenisnya

yang berbentuk teks bersifat naratif. Dengan mendeskripsikan data maka akan

memudahkan dalam memahami apa yang terjadi, kemudian merencanakan kerja

selanjutnya berdasarkan apa yang telah dipahami tersebut.

3. Penarikan Kesimpulan

Tahap selanjutnya yaitu penarikan kesimpulan tentang peningkatan atau

perubahan yang terjadi, hal tersebut dilakukan secara bertahap mulai dari

kesimpulan sementara yang ditarik pada akhir siklus satu dan kesimpulan yang

sudah di revisi pada akhir siklus dua.

Data-data dalam penelitian ini diperoleh melalui tiga cara, yakni: observasi

(17)

didik. Pengelolaan data-data dilakukan dengan : (a) pengecekan kelengkapan data,

(b) pentabulasian data, dan (c) analisis data. Analisis data yang dipergunakan

adalah teknik deskriptif. Sedangkan jenis penilaian atau indikator keberhasilan

yang dipergunakan ada tiga macam, yaitu :

Mulai Berkembang (MB) : Apabila anak mampu melaksanakan kegiatan

menghias barang bekas dengan media dasar batok

kelapa dengan cepat.

Berkembang Baik (BB) : Apabila anak mampu melaksanakan kegiatan

menghias barang bekas dengan media dasar batok

kelapa,berbeda dengan hasil karya teman lain.

Konsisten (K) : Apabila anak mampu menghias barang bekas

dengan media dasar batok kelapa berdasarkan

Gambar

Gambar 3.1 Siklus Kemmis dan Mc Taggart (Arikunto, 2010:137)
Tabel  3.1  KISI- KISI INSTRUMEN PENELITIAN
Tabel  3.2
Tabel  3.4

Referensi

Dokumen terkait

Fabricating is forced to transfer product in lieu of selling 5,000 units outside. Fabrication manager gets $50 Assembly manager

Sengeti, 23 Oktober 2017 Pejabat Pengadaan Barang/Jasa Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang. Kabupaten

It generally has at least three support paragraphs, each containing facts and details that develop the main point.

• DAFTAR CARA SEDERHANA & KONKRET UNTUK MELANCARKAN JALANNYA PEMBELAJARAN KEBIJAKAN • MENDUKUNG TUJUAN KOMUNITAS BELAJAR PROSEDUR.. • MEMBERI TAHU SISWA TUJUAN

Pejabat Pengadaan Kegiatan Pengelolaan Sumberdaya I kan pada Dinas Perikanan Tahun Anggaran 2015, telah melaksanakan Proses Evaluasi Kualifikasi dan Penawaran dalam Pengadaan

Pencurian barang-barang pada rumah dan curanmor (pencurian kendaraan bermotor) sering terjadi akhir-akhir ini terutama di kota-kota besar. Pencuri biasanya mengincar

Akuntabilitas adalah:skor yang diperoleh dari responden atas angket variabel akuntabilitas sebagai pertanggungjawaban kepala sekolah sebagai manajer atas tugas dan

Salah satunya melalui kegiatan pelatihan kepemimpinan (Leadership) yang merupakan agenda dari Pengurus Komisariat Pergerakan Mahasiswa Islam (PMII)