o
)"J
Li''i
PROSIDING
S
EMINAB
NASIONAL PETERNAI(AN
..AI(SELERASI
PF,IVIBAhIGUNAI{
PETERNAI(AN
BERBASIS
IE'TEI(S
I]NTUK
NTOWUTUOI{AI{
KETA}IANAN
PAI{GAN
HEWANI
DAN
KESE.IAIITERAAN
tryIA,SYARAKAT,
Padang,
10
Oktober
2008
DISELENGGARAKAN
OLEH
:PANITIALUSTRUM
KE IX
/ DIES
NATALIS KE
45
EAIruLTAS PETERNAKAN
UNWERSITAS ANDAI"AS
TAHUN
2OO8
EAT{ULTAS
PETERNAKAN
UNWERSITAS
ANDATAS
i!.l or
rl
i\
€
io
o
F.! CL za
r
r/t=
{-, 16 E 3 L E rEE
trtf;
,t
.tEE
*
c
oa
T
F
C'0
GI)
{r
>,I
{},{
ai
cr
i.
t
:{,
,-9
o:
rpo
o
No
llo
tc
o
o.
*
E 6. E.! o-' l*u
,tdo
:]
:)
\
(D=5
-:rE
)t
EE
' ,':
\l'
ruU
!AF:
o-'
E
g
o
.{,
3-'BE
'
..'_oo
=
,LL
(DO
f
co
i
O,
- st -5{
ka
o
L,
<
c,
ta<
=
Pg
g
,,,
88
8
5L
,0)s
,/)co
=
,,,,
u \B
.x
6
E
EiZ
rs
TD E
KC
CE
g
E
E F;
5*
5
E
6 flF
-3q 'at
o
,.
..
Olg'
}(
;T (}
v_
_tE
gB
s
<r
E:OG
rt
E
o=
13Eg
Ft l-c
E.E
:O
r-,,.ci
+{6fi
g
E$
E
E-
C(D
P
o6
El/l,o
zlf
LEoc
-E
-gE,>
{D Lr,E
o
Do
,lr,
1fi
f
G
-'E
ill:,5
F
\,,
-*
,:
',p
-.tt
.,1Qtr-'--F'
--\
,/
6
a.l C .rnL
3I
ii
v
o-rrl{
rilfilil
[''KANDUNGA}I KOMPONEN
SERAT
RUMPUT RAWA
DI SUMATERA
SELATATI
1'
(The Evaluation of Fiber Fraction Contentof
Swamp Grass as Ruminant Feed)A.
FARIAM
Fakultas Pertanian, Universitas Sriwrjaya
E-mail:
fariani
usplg@yahoo.co.idABSTRACT
The objective
of
this
research wasto find
out fiber fraction
contentof
threeswamp grasses
which
potential
asruminant
feed.This
research was conductedin
sw&mp area
at
OganIlir
Regency South Sumatra andVan
Soest analysis(AOAC,
1984)was done
at the
Laboratory
of
RuminantNutrition
and Chemical
Feed atFaculty
of
Animal
Husbandry PadjadjaranUniversity.
This
experimentwas
donewith
observationto
find
out three swamp grass dominated, swamp grass production, quahtyof
the
swamp grassthat
becameruminant
feed andcarrying
capacity. The swamp gfttss samples were collected in the swampfield
by quadrant square (50 cmx
50 cm).
Thetotal of
repetition based on theturning
areathat
was observed. Fiberfraction was
analysed
by
Yan
Soest
method such
as
NDF,
ADF,
Cellulose,Hemisellulose,
Lignin,
ffid
Silica that
usedthree
samplesof
swamp grasswhich
dominantwith
three repetition. The results showed that swamp area was dominatedby
tree
speciesof
grass, namely Hynenachne omplexicaulis, Ischaemum rugosumand
Oryza ru/ipogon,
Hymenachna amplexieaulis eontainedNDF
71,00
%,
ADF
41,07 %, Cellulose 36,32 o/o, Hemicellulose 29,93 ya,
Lignn
3,68 Yo and Silica 0,75 Yo. Ischaemum rugosum containedNDF
68,02 yo,ADF
40,39 %, Cellulose 36,03 o/o, Hemisellulose 27,62 %,Lignin
4,45 Yo andSilica
1"24 o/o. Oryza rufipogon containedNDF
67,89 o/o,ADF
38,03%,
Cellulose
34,21 7o, Hemisellulose 29,86 o/o,Ligwn
3,65 Yo andSilica
l,16Yo.Key Words: Fiber fraction, swamp gftrss, ruminant feed
PENDAHULUAI\I
Pakan
merupakan
salah satu
faktor
penentu keberhasilan
suatu
usahapeternakan. Peningkatan produksi ternak khususnya temak ruminansia akan berhasil
dengan baik
jika
ketersediaan pakan hijauan sebagai sumber pakan dapat dipenuhisecara kualitas dan kuantitas seria tersedia secara kontinyu. Hijauan makanan ternak
bersumber
dari
padangrumput alam
atau dengan melakukan penarutman hijauanmakanan
ternak.
Secaraumum
di
Indonesia
ketersediaanhijauan
pakan juga
dipengaruhioleh
iklim,
sehingga padamusim
kemarauterjadi
kekurangan hijauanpakan ternak dan sebaliknya di musim hujan jumlahnya melimpah (Syamsu, 2A06)
Temak ruminansia
sebagai
penghasil daging
dan
susu
dengan
pakanutamanya hijauan
memiliki
kendala dalam penyediaannya disebabkan oleh semakinberkurangnya lahan/padang penggembalaan
dimana
ketersediaanpakan
hijauansangat dipengaruhi oleh musim.
Musim
kemaraujumlahnya
kurang dan sebaliknyapada musim hujan melimpah sehingga ketersediaan
tidak kontinyu
sepanjang tahun.Kecukupan pakan
bagi
ternak yang dipelihara
merupakan tantanganyang
cukupserius dalam pengembangan peternakan
di
Indonesia.Indikasi
kekurangan pasokanpakan dan
nutrisi
ialah
masih rendahnyatingkat produksi
ternakyang
dihasilkan.Keterbatasan
pakan akan
menyebabkandaya tampung ternak pada
suatu daerahmenurun
atau
menyebabkangangguan
reproduksi dan produksi yang
normal(Syamsu, 2007).Ditambahkannya bahwa pakan
untuk
ternak ruminansia selamaini
diperoleh dan
bersumber
dari
padang
penggembalaan. Padang penggembalaanmenyediakan
hijauan
berupa rumput-rumputan
dan
leguminosa
sebagai sumberpakan
ternak
ruminansia. Beberapa
tahun terakhir
terdapat
kecenderunganmenurunnya
produksi
padang
penggembalaansebagai penyedia
pakan
akibatterjadinya
perubahan
fungsi
lahan. Lahan
yang
selama
ini
sebagai
padangpenggembalaan dikonversi menjadi lahan pertanian
untuk
persawahan, perkebunandan pemukiman. Akibatnya
padang penggembalaan sebagaibasis
ekologi
untukternak
khususnya
ternak ruminansia semakin
berkurang.
Hal
ini
mendorong perluasan pemanfaatan lahan rawa sebagai lahan pengembangan.Terbatasnya
lahan
yang
berpotensi
untuk
penarutmanhijauan
pakandaerah
lain
yang
memungkinkan,misalnya
lahan
rawa.
Pengembangan hijauanunggul
di
lahan rawa saatini
tidak
dapatoptimal
karena hijauan unggul yang adatidak
dapat beradaptasi denganbaik
di
lahan rawa tersebut.Di
lahanrawa
lebakterdapat hijauan
asli
(plasmanutfah)
yang mampuhidup
pada genanganair
dalamkurun waktu yang
lama,toleran
terhadapkondisi
tertenturawa
danmemiliki
artipenting bagi ekosistem rawa tersebut (Siahaan, 2004).
Rawa
umumnyadidominasi oleh
tanamanrumput
(PoaceaelGrassfamily)
yang
merupakan tanamanlokal asli rawa dan
pepohonan berbatang keras yangmemiliki
akar nafas sertamemiliki
toleransi yangtinggi
terhadapkondisi
rawanya(SiatraarU
20Aq.
Rumput
rawa
beragarnjenisnya,
sebagian
dari
yang
telahteridentifikasi
ternyata dapat dikonsumsi
ternak dan cukup disukai oleh
temak ruminansia. Contoh hijauan yang telahteridentifftasi
adalah rumput kumpai minyak(Hymenachne amplexicaulis (Rudge) Nees),
rumput
kumpai tembaga (Hynenachneacutigluma),
rumput bento
rayap
(Leersia
hexandra
Sw.), rumput
padi-padian(Oryza ru/ipogon), rumput aleman (Echinochloa polystachya), dan rumput kolonjono
(Brachiaria
muticum atau Urochloa mutica). (Mannetje and Jones, 1992).Dari
seluruh rumput rawa yang telah teridentifikasi tersebut umumnya belumdiketahui
kandungannutrisinya. Menurut Tillman (1986) ternak
tidak
sekadardiberikan makan
sekenyang-kenyangnyqffrmun
haruslah
dipikirkan
kandungannutrisi pakan yang diberikan.
Nutrisi
adatah semua unsur atau senyawakimia
dalampakan
yang
menur{ang reproduksi,
pertumbuhan,laktasi
atau
kebutuhan hiduppokok.
Kandungannutrisi
pakan
dapatdiketatrui
dengan mengurai (menganalisis)komponen pakan secara
kimia. Teknik
analisis yang umum untuk mengetahui kadarnutisi
dalampakan
adalahAnalisis
Proksimatdan Analisis
Van
Soest. Rohman(2007) melaporkan bahwa kandungan
nutrisi
rumput rawa berbeda-beda, antaralain
Hynenachne amplexicaulis
memiliki
kandungannutrisi,
24,64 o/o Bahan Kering,13,14 % Protein Kasar, 36,10 o/o Serat Kasar, 2,36o/o Lemak Kasar, dan3,25 o/o
Abu;
Ischaemum rugosum,28,53
YoBahanKering,
15,65 yo Protein Kasar, 33,98 7o SeratKasar, 1,88 yo Lemak Kasar,
dar
11,74 %o Abu dafi Oriza rufipogon, 23,26 % BahanKering,
16,04 % Protein Kasar, 32,20%
Serat Kasat, 0,62yo Lemak Kasar, darl8,92merupakan pengaruh kombinasi antara faktor genetik dan lingkungan. Faktor genetik
meliputi
iklim,
cuac4 tanah dan manajemen pemeliharaan. Sebagai penekanan padapengaruh
faktor
lingkungan,
McDowell (1974)
menitikberatkan terutama
untukrumput-rumput
tropika
adalahakibat
dari
cepatnyalaju
pertumbuhandan
secaraumum
rendahnyanilai
nutrisi
pada
umur yang
samabila
dibandingkan denganrumput-rumput sub
tropika.
Berdasarkan kandungannutrisi ketiga rumput
rawatersebut diatas
maka penting sekali untuk
melakukan
pengkajian
lebih
guna mengetahui kandungan fraksi serafiryaPenelitian yang
dilakukan
ini
bertujuanuntuk
mengetahuinilai
kandunganfinksi
seratdari
beberapa rumput rawa lebak yang berpotensi sebagai pakan temak ruminansiadi
Kabupaten OganIlir
Sumatera Selatan.Diduga
setiaprumput
rawamemiliki
kandunganfraksi
seratyang
tidak
berbeda denganrumput unggul
dan berpotensi sebagai pakan ternak ruminansia.METODE
PENELITIAN
Penelitian
ili
alamanat an
dalam dua tahap, dimana tatrap pertama adalahpengambilan sampel
yang
dilaksanakandi
latranrawa lebak
Kabupaten OganIlir
Sumatera Selatan. Tahap kedua
yaitu
analisaVan
Soest (1952) yang dilaksanakandi
Laboratorium
Nutrisi
Ternak Ruminansia
dan
Kimia
Makanan Ternak
FakultasPetemakan Universitas Padjadjaran Bandung. Penelitian
ini
merupakan penelitianawal untuk
penelitian hijauan
rawa
selanjutnya.Dalam penelitian
ini
dilakukan eksplorasi sumber daya alam. Eksplorasi surnber daya alam yang dilakukan adalahdengan melalflrkan pengamatan lapang
untuk
mengetahuijenis
hijauan
alam yangada, kualitas hijauan yang dapat dijadikan pakan ternak ruminansi4 tingkat produksi
dan daya tampungnya. Pengarnbilan contoh hijauan alam dilakukan dengan metode
bujur
sangkar (50x
50 cm), yakni denganteknik
lemparan secara random pada arealpengamatan.
Jumlah
lemparanyang
dilakukan
paling sedikit
sebanyak20
kali
lemparan.Selanjutrya, hijauan alam
diketompokkan menurutjenisnya.
Pengujiankualitas rumput rawa dilakukan
dengan menganalisis Kandunganfraksi
seratrya,seperti
Neutral
Detergent
Fiber (NDF),
Acid
Detergent
Fiber
(ADF),
Selulosa,Hemiselulosa
dan
Lignin
dengan menggunakan3
sampelrumput yang
dominanyang
diambil
pada saat pertumbuhannya sebelum berbungaQre-blooming),
dan darimasing-masing rumput
diambil
3 ulangan.TIASIL
DANtPEMBAHASAI{
Ragam Vegetasi
Tumbuhan di
Daerah RawaLebak
Dari
hasil pengamatan lapang yang dilakukandi
areal rawa lebak KabupatenOgan
Ilir
menunjukkan bahwa lahan rawa lebak ditumbuhi vegetasi tumbuhan yangcukup
beragam.Di
rawa lebak
ini
didapatkan
12
ragan
spesiestumbuhan,
7 diantaranya diklasifikasikan sebagai rumput. Pada TabelI
berikutini
adalah vegetasialam yang ditemukan di rawa lebak.
Tabel
l.
VegetasiAlam
yang Ditemukan di Rawa LebakJenis Vegetasi
Alam
SpesiesRumput
Legum
Lain-laiu
l.
OryzaruJipogon (padi hiang).2.
Ischaernum rugosum (suket blembeb).3.
Hynenachne amplexicaalfs (rumput kumpai).4.
Echinochloa colonum (rumput jajagoan leutik).5.
Echinochloa stagnina (rumput jajagoan).6.
Sacciolepisinterntpta
(rumput utulan).7.
Brachiaria
mutica (rumput kolonjono).Mimosa
pigra
(tanaman putri malu besar tipe aquatik)1.
Menyanthestrifoliata
(bakung aquatik).2.
Fimbristylis vahlii
(teki rawa)3,
Pandanus sp. (pandan-pandanan rawa)4.
Melaleuca leucodendron (gelam).Hasil
pengamatandi
lapimgan menunjukkan bahwa vegetasi tumbuhan alamtersebut didominasi oleh golongan rumput-rumputan, dimana rumput-nrmputan yang
paling mendominasi
adalah
Oryza rufipogon
(padi
hiang),
Hymenachneamplexicaulls (kumpai), dan
Ischaemumrugosum (suket blembeb).
Terdapatryatumbuhan yang mendominasi pada latran rawa lebak dikarenakan adanya perbedaan
tingkat
adaptasi masing-masing spesiestanaman tersebut terhadap
rawa.
Jenistanaman
rumput
yang
tidak
mendominasinamun dimungkinkan dapat
dijadikanhijauan
pakanternak
adalatr Sacciolepis interuupta(rumput utulan),
EchinochloaTabel 2. Komposisi kandungan fraksi serat rumput rawa dan rumput budidaya
i!
i., Rumput Rawa N D
F ADF
Selulosa
Hemiselulosa
Ligninfl !
!.
Hymenac hne ampl exic aul i s
Ischaemum rugosum
Oryza rufipogon
71,00
41.a768,02
40,3967,89
38,0337,01 36,03 34,21 29,93 27,62 29,86 3,68 4,45 3,65 Rumput Budidaya*
Andropogon gayanus
70,24
39,50 33,80 30,70 5.74Brachisriq
decumbens72,30
4t3A
36,4A 31,00 4,94:i
Cynodan dactylon
Panicum maximum
Pennisetum purpureum
P e nnise lum purpuphoide s
70,80
40,8071,94
44,9066,30
36,7A71,50
41,4036,80 37,00 30,30 37,30 30,00 31,00 29,60 30,10 4,00 3,90 6-40 4,10
Sumber:f Fariani (1996)
Berdasarkan
hasil
analisis keragaman(Steel
and Torrie,
1995),tiga
jenis
rumput
rawa (Ilymenachne amplexicaulis, Ischaemum rugosum, Oryza rufipogon)bebeda sangat nyata terhadap kandtrngan
fraksi
serat diantaranyaNetral
DetergenFiber,
Acid
Detergen Fiber, selulosa, hemiselulosa danlignin.
Adapun hasil analisiskeragaman
ketiga
jenis
rumput rawa
(Hyrnenachneamplexicaulis,
Ischaemum rugosum, Oryza rufipogon) dapatdilihat
pada Tabel 3 dibawahini.
Tabel 3. Hasil analisis keragaman terhadap peubah yang diamati
F
KK
Netral Detergen Fiber
Acid
Detergen FiberSelulosa Hemiselulosa
33,8 43,34** 17,97
"
33,9g **a,ll
yol,l7
yo1,52 yo
1,48
Yolz,sl'*
s,sg
o/oF Tabel0.05
F Tabel0.01
5,14 10,92
til
Kete,rmgan:**: berbeda sangat nyata
Nerfral
Ddergent Fiber
NDf)
Hasil
analisis keragaman padaTabel
3,
memperlihatkan bahwa kandunganNetral
lHergen
Fiber tigajenis rumput
rawa berbeda sangat nyata.Hasil
Uji
BNJs%tsrtrcrry
nefial detergen fiber menunjukkan batrwa kandunganNetal
Deteryen
Fiber tefringgi
terdapat padaHwenachne
amplexicaulis
7l,00Yo
yaurrg
t-I
ii
colonurn (rumput jajagoan
leutik),
Echinochloa stagnina (rumput jajagoan)
danBrachiaria mutica (rumput kolonjono)
denganjumlatrnya
yang
relatif
sedikit.,sedangkan tanaman yang
tidak
tergolong sebagai hijauan pakan ternak yang tumbuhdi
rawa lebak adalah Menyanthestrifuliata
(bakung aquatik), Mimosapudica (putri
malu), Fimbristytis
vahlii (teki
rawa), Pandanussp.
(pandan-pandananrawa)
dan Melaleuca leucadendron (pohon gelam) (Mannetje and Jones, 1992).Potensi
Produksi
Hijauan
yangDominan
di
RawaLebak
Vegetasi tumbuhan
alam yang
dikakgorikan
dapatmenjadi hijauan
pakanternak
padalahan rawa lebak, dominan ditumbuhi oleh
rumptt
Oryza
rufipogon (padi hiang), Ischaemum rugosurn (suketblembeb)
dan Hynenachne amplexicaulis (kumpai). Berdasarkanhasil
observasi yang dilalcukan menunjukkan bahwa ketigarumput
rawa yang dominan mempunyainilai
produksi yang cukuptiriggi.
Denganperkiraaan tingkat produksi per hektar, Hynenachne amplexicarzlis
memiliki
potensiproduksi sebesar 27.680 kg/ha/panen, Ischaemum rugosum 18.280 kg/ha/panen dan
Oryza
rufipogon
16.440 kg/ha/panen. Sedangkanpotensi produksi
bahan keringperhektar pertahun Hymenachne amplexicaulis 47.742,46 kg/ha/tahun, Ischaemum
rugosum
36.506,99kg/ha/tahun
dan Oryzarufipogon
26.767,61 kg/ha/tahun. Jikadiasumsikan kebutuhan bahan kering ternak per ekor perhari adalah
3
%
dart bobot badan (bobot badan 250 kg atau setara denganI
Satuan Ternak), maka daya tampunglalran satu hektar
yang
ditanami
Hwenachne
amplexicaulis
adalah
17,44UT/haltalrun, Ischaemum
rugosum
13,34 UT/ha/tahun, sedangkan Oryzarulipogon
mampu menampung 9,78 UT/ha/tahun.
Selain produksi
segar
rumput
rawa
tersebut
cukup
tinggi,
potensipengguftumnya yang
lain
adalahtingkat
palabilitasnya yarry cukupbaik. Dari
hasilpengamatan
di
lapangan, ternyatarumput
rawa
cukup disukai temak.
Bahkandi
beberapa daerah
ruwa
Oryza ru/ipogon telah digunakan sebagai hijauan pakan bagitemak ruminansia terutama sapi,
baik
diberikan tunggal maupuu dimasukkan dalamcampura[ hijauan pada ternak ruminansia.
Kandungen
Fraksi
SeratKandungan fraksi serat rumput rawa.dan rumput budidaya disajikan pada
Tabel2
beriht
ini.
berbeda nyata dengan, Ischaemum rugosutn 68,AZYI dan Oryza
rutipogon
67,89o
.Kandungan
Nekal
Detergen Fiber terendah terdapat pada Oryzarufipogon
67,890/oyang
tidak
berbeda nyata dengan Ischaemum rugosum 68,02yo, tetapi berbeda nyatadengan
Hwenachne
amplexicaulis
7l,00Yo (Tabel4). Bila
dibandingkan denganhasil penelitian yang dilaporkan Fariani (1996), maka kandungan
NDF
ketiga rumputrawa masih berada dalam kisaran yang sama yaitu 66,30
-
72,30 o/o(TabelZ).
Tabel 4. Hasil
Uji
BNJ pada taraf 5% Terhadap Kandungan Fraksi Serat pada Rumput RawaHymenachne
amplexicaulis
71,00o
41,07o
37,01o68,02u
4o3gb67,89u
39,03u Ischaemum rugosumOryza ruJipogon
36,03b
34,21u
29.93'
27.62u
29,86b
3,68"
4,45b
3,65u
Keterangan : Huruf yang sama menunjukkan perbedaan yang tidak nyata pada kolom
yang sirma
i
br.u 5o/o:1,36:2 gNls%:
t,l1;3nNl5x
= 1,62i'BNJ 5%:0,95t
BNJ 5olo
:
0,62 danu BNJ 5%:
0,54Acid Detergent
Fiber
(ADf)
Hasil
analisis keragaman pada Tabel 3, menunjukkan bahwa kandunganAcid
Detergen
Fiber tiga
jenis
rumput rawa
berbeda sangatnyata.
Hasil
ldi
BNJ
5%terhadap kandungan
Acid
DetergenFiber
memperlihatkan bahwa kandunganAcid
Detergen
Fiber tertinggi
terdapat pada Hymenachneamplexicaulis
41,07 Yo yangtidak
berbeda nyata dengan Ischaemumrugosum
40,39 olo,tetapi
berbeda nyatadengan Oryza rufipogon 38,03 %. Kandung;n
ecia
Detergen Fiber terendah terdapatpada
Oryza
rufipogon
38,03 o/oyang
berbedanyata
dengan Ischaemum rugosum68,020/o dan Hymenachne amplexicaulis 71,00
% (Tabel4).
Hasil
penelitian Fariani(1996)
melaporkan bahwa kisaran kandunganNDF
padarumput
budidaya adalah 36,70-
41,40o/oyurgtidak
begitu berbeda dengan ketiga rumput rawa yaitu 38,03 -41,07 % (Tabel.Z).Sleper and Roughan
(!984)
melaporkan bahwa perbedaan komposisikimia,
kandungan
fraksi
serat dan anatomi antarahijauan (rumput
dan leguminosa),biji-bijian
danhasil ikutan
pertanian dapat disebabkanoleh
degradasidinding
sel oleh mikroba rumen.7
!i;
i
t'' i
{'
il
Sellulosa
Hasil
analisis keragaman pada Tabel3,
memperlihatkan bahwa kandungan selulosa tigajenis ruAput
rawa berbeda sangat nyata.Hasil
Uji
BNJ
5% terhadapkandungan selulosa,,menunjukkan bahwa kandungan selulosa
tertinggi
terdapat padaI
Hymenachne
am$exicaulis
37,A1 Yo yangtidak
berbeda nyata.dengan Ischaemumrugosutn 36,03o/d,tetapi berbeda nyatadengan Oryza ruJipogon 34"21 yo. Kandungan selulosa terenddh terdapat pada Oryza
rufipogon
34,21 yo yang berbe danyatadenganIschaemum
nigosum 36,03
%
danHynenachne amplexicaulis
37,0lyo
(Tabel
4).Hasil penelilian Fariani (1996)
melaporkan bahwa kisaran kandungan
selulosarumput budldaya adalah 30,30
-
37,
30
%
yang sedikit
lebih
rendah
bila
dibandingkair dengan rumput rawa berada pada kisaran 34,21-
37,30% (Tabel2.).
Minson
(1990) melaporkan bahwa sebagian besar selulosa pada hijauandilindungi
oleh lapisan
lignin
yang suJit dicema kecualibila
diberi perlakuankimia
sebelumnya.Dengan
demikian, fraksi yang
sulit
dicerna tersebut cenderung meningkat denganbertambatrnya umur hijauan. Lechtenberg et.al (1974) melaporlcan bahwa kandungan
lignin
padajagung
sepertijuga
pada tanaman sejenistidak
berhubungan langsungdengan
laju
kecbrnaan namunlebih
dihubungkan dengan'dinding sel dan kecernaandari
selulosa.Van
Soest(1973)
melaporkan batrwa ada korelasi
negatif
antara kandunganlignin
dengan daya cerna selulosa.Hemisellulosa
Hasil
analisis keragaman padaTabel
3,rmemperlihatkan bahwa kandunganhemiselulosa
tiga jenis rumput rawa
berbeda sangat"y*
Hasil
Uji
BNJ
5%terhadap kandungan hemiselulosa
menunjukkan
bahwa ikandungan hemiselulosatertinggl terdapat padra Hynenachne amplexicaulis 29,93 ok yarrgtidak berbeda nyata
dengan Oryza
rufipogon
29,86 Yo, tetapiberbeda nyatadengan Ischaemum rugosurn27,62%.
Kandungan
hemiselulosa terendahterdapat
pada Ischaemum rugosum27,62Yo
yaurrg berbedanyata
dengan Oryzarufipogon
29,86%
dan Hynenachneamplexicaulis
29,93%
(Tabel
3).
Kandungan
hemiselulosapada rumput
rawaberkisar antara 27,62
-
29,93 7o, sedangkanhasil
penelitianFariani (1996)
untuk rumput budidaya berada dalam kisaran yang lebihtinggi yafir29,60
-
31,00 o/o.Lignin
fr,
[,
l,
i
P,,
[,,
I
t
L
I
Hasil
analisis keragaman pada Tabel2,
memperlihatkan bahwa kandunganlignin
tiga
jenis
rumput rawa
berbeda sangat nyata.Hasil
Uji
BNJ
5%
terhadapkandungan
lignin
menunjukkanbahwa
kandunganlignin tertinggi
terdapat padaIschaemum rugosum 4,45 yo yang berbeda nyata dengan Oryza rufipogon 3,65 Yo
dar
Hymenachne amplexicaulis 3,68oh. Kandungan
lignin
terendah terdapat pada Oryzarufipogon
3,65 oh yangtidak
berbeda nyata dengan Hymenachne amplexicaulis 3,68o
,tetnpiberbeda nyata dengan Ischaemum rugosum 4,45 Yo(Tabel4).
Kandungan
lignin
ketiga rumput rawa yang berada dalam kisaran 3,65*
4,45 o/o temyatalebih
rendahbila
dibandingkan denganhasil penelitian Fariani
(1996) yang berkisar antara 3,90-
6,40 Yo. Menurut Rohman (2007), kandungan serat kasarHymenachne
amplexicaulis 36,10
Yo, Ischaemumrugosum
33,98o/o,dan
Oryzaru/ipogon
32,20 a/o. Padaumunnya
rumput mudamemiliki
kandunganlignin
yang rendah sehingga tingkat kecernaan serat kasarnya akan lebihtinggi
(Tillman,
1986).Ditambahkan oleh Fariani
et.al
1994 yang melaporkan bahwa secara umum rumputtopika
yang tumbuhdi
Sumatera Selatanmemiliki nilai nuhisi
yanglebih
rendahbila
dibandingkan
denganrumput
sub-tropika.
Menurut hasil
penelitian
Fariani(1996)
juga
dilaporkan bahwa
bila
dibandingkan denganItalian
ryegrass, maka kandungannutriri
rumput-rumputtropika
lebih
mendekati kisaranItalian
ryegrcssyang
dipanen saat lambat berbunga(late blooming)
.
Menurut
Jonesdan Wilson
(1987), memperlihatkan bahwa variasi kandungan struktural setiap komponen seratyang
terdapatpadalignin
berbeda nyataterhadapnilai
nutrisi dan hubungannya antarkomponen.
Dinding
sel polysakarida akan lebih mudah dicernabila lignin
ditiadakandalam komponen fraksi serat yang dimakan oleh ternak. Minson and
Mc
Leod (1970)melaporkan bahwa rumput-rumput
tropika
memiliki
kisaran sebagaiberikut:
SeratKasar
lg
-
47yo,cwc
(cell
wall
constituents) 45-
85 Yo,ADF
21
-
55
o/o danLignin
2-ll,5o/o.
KESIMPULAN DAN
SARAN
Hasil yang
diperoleh
padapenelitian
ini
menunjukkanbahwa
kandunganfraksi
serat tigajenis
rumput
rawa berbeda sangat nyata, dimana Oryza ruJipogonmemiliki
kandunganfraksi
serat(NDF, ADF,
selulosa, hemiselulosa,lignin,
dansilika)
yang paling rendahjika
dibandingkan dengan llymenachne amplexicaulis danLI
li
-:
i
Ischaemum
rugosum.
Unhrk
itu
dapat disimpulkan bahwa Oryza
rufipogonmerupakan hijauan yang paling baik untuk pakan ternak ruminansia. Selain dari pada
1fiL
bila
dilihat
dafi
produksinya
yang
cukup
tinggi
dimana
Hymenachneamplexicaulis sekitar 27.680 kg/ha/panen,Ischaemum rugCIsum 18.280 kg/ha/panen
dan
Oryza
rufipogon
16.44A kg/ha/panen
tanpa
dibudidayakan,
maka
dapatdisimpulkan
juga
bahwa
Hymenachneamplexicaulis,
Ischaernumrugosum
danOryza rufipogon berpotensi sebagai hijauan pakan temak ruminansia.
Berdasarkan kandungan
fraksi
serat
yang
diperoleh,
maka
untukmendapatkan hasil yang lebih optimal
diperlukan
penelitian lanjutan untuk mengujikecernaan rumput rawa tersebut secara
in-vitro,
in-secco,dsn in-vivo
agar diketahuikualitas kecernaan fraksi serat yang terkandung dalam rumput rawa tersebut.
UCAPAI{ TERIMA KASIH
Ucapan terima kasih dan penghargaan yang
tinggi
kami sampaikan kepadaMgs. Daud dan Asep Indra atas parsitipasi
aktif
dan dedikasinya yangtinggi
sehingga penelitian
ini
dapat berjalan dengan lancar.DATTAR PUSTAKA
AOAC.
1984.Official
MethodsofAnalysis.
14thedition.
Association ofOffrcial
Analytical Chemist.
WashingtonD.C.
USA.
Fariani,
A.,
L.Warly,
T. Matsui, T. Fujihara, 1994. Rumen degradabilityof
Italian
ryegmss (Lolium multiflorum,
K)
harvested at three different growth stagesin
sheep. Asian Australasian J.Anim.
Sci.Vol.
7(l)
:4l
-
48,Fariani, A.,
L.Warly,
T.Ichinohe,
T. Fujihara and T. Harumoto, 1996. The effectof
maturityof
Italian ryegrass (Lolium multiJlorum, Z) oninvitro
rumendigestion and gas production. Asian Australasian J.
Anim.
Sci.Vol.
9(3)
:247
-254.
Fariani,
A.,1996.
The Evaluationof
Nutritive
Valueof
Foragesby
in
Situ and inVitroTechniques.
PhD Thesis. The United Graduate School ofAgricultural
TottoryUniversity.
Japan.Jones, D.
I.
H. andA. D. Wilson,
1987.Nutritive
qualityof
forage.In
: TheNutrition
of Herbivores. (Ed.
By
J. B. Hacker and J. H. ternouth). Academic Press. Pp. 65 -89.Mannetje,
LT.,
andRM Jones.
1992.
Forage, Plant Resourcesof
South East Asia'Bogor.
McDowell,
R.8.,
1974. Influenceof
nrnen fluid
source and fermentationtime
on firvifro digestibility.
J. Dairy. Sci' 57:1201-
1205'Minson, D. J., and
M. N.
Mc
Leod, 1970. Thedigestibility of
temperate and tropicalgrasses.
Int.
Grassland Congr. Proc. 1lth lSurfers Paradise,Australia):
719-722
Minson, D.J.,
1990.Digestible
energyof
forage.In:
Foragein
RuminantNutrition.
Academic Press. Inc.PP. 85
-
149.Rohman,
M.Z,
2007. EvaluasiNulai
Nutrisi
Rumput Rawa Sebagai Pakan Ternakdi
Rawa Lebak Kabupaten OganIlir
Sumatera Selatan.Skripsi.
Universitas Sriwij aya. InderalaYa.Siahaao,
R.
2A04.
Pentingnya MempertahankanVegetasi
Riparian.
Makahfi
Pengantar ke Falsafah Sains Sekolah Pasca Sarjana.
lnstitut
Pertanian Bogor.Sleper,
D.A,
and
P. G.
Roughan, 1984.Histology
of
severalcool
season forage grasses digested by cettulase.N.
Z. J.Agric.
Res. 27:
161.Steel,
&
G.D
dan J.H. Torrie.
1995. Prinsip dan Prosedur Statistika. PT. Gramedia. Jakarta.Syamsu,
J.A.
2006. Teknologi
PengolahanJerami
Padi
sebagaiPakan
Temak.http//www.
Gorontalopost.co.id. diakses I 9 September 2007 .Tillman,
A.D.,
H.
Hartadi,
S.
Reksohadiprodjo,
S
Prawirokusumo
danLe6osoekodjo.
1986.Ilmu
Makanan Temak Dasar. Gadjah MadaUniversity
Press. Yogyakarta.
It
Van Soest, P,
J.
1973, The valueof
laboratory test in the estimation of the productiveof
feedstuffs.Proc. Wisconsin Conf.
on
Lab.
Anal.
In
Feeding Programs,'
Madison,p.77.
Van
Soest, P.J. 1982.Nutrional Ecology
of
theRuminant
:
Ruminant Metabolism,Nutional
Strategies theCellulolytic
Fermentation and Chemistryof
Forages and Plant Fibers. Cornell University O&
B Book Inc. USA.r,
dl
d
illi